Ridha Rahmadani C051171013.docx

  • Uploaded by: Ridha Rahmadani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ridha Rahmadani C051171013.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 921
  • Pages: 4
ANALISA TINDAKAN NAMA MAHASISWA : Ridha Rahmadani NIM : C051171013 1. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan: Pengambilan Darah Vena (Flebotomi) 2. Identitas Klien: - Nama klien : Tn. M - Diagnosa medis : Anemia Normositik - Tanggal dilakukan : 3 Desember 2018 3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer 4. Tujuan Tindakan:  Untuk memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan menusuk vena (venipunctur) dengan jarum dan peralatan pendukungnya.  Untuk mendapatkan spesimen yang berkualitas dan benar untuk jaminan mutu hasil laboratorium yang benar 5. Prinsip dan Rasional Tindakan: No 1

2

3

4

5

Tindakan Lakukan penjelasan pada pasien (tentang apa yang dilakukan terhadap pasien, sensasi yang akan dirasakan pasien). Cari vena yang akan ditusuk (superficial, cukup besar, lurus, tidak ada peradangan, tidak diinfus). Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri operator atau diganjal dengan telapak tangan menghadap ke atas sambil mengepal. Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering. Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa ikatan

Rasional Supaya pasien bisa bertindak kooperatif dengan petugas dan mengurangi kecemasan pada pasien. 1. Memastikan tempat yang tepat untuk pengambilan sampel darah 2. Memudahkan mengambil sampel darah. Vena terlihat lebih jelas sehingga memudahkan pengambilan sampel darah.

Mengurangi risiko bakteri yang berada di kulit memasuki tempat pungsi.

1. Memudahkan penusukan pada daerah vena karena vena tampak lebih jelas 2. Aliran arteri terhenti mencegah pengisian vena

6

7

8

9 10

11

12

13 14 15 16

simpul terbuka dan arahnya ke atas). Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1 menit).

3. Pembendungan yang terlalu lama akan mengakibatkan perubahan komposisi plasma karena terjadi hemokonsentrasi.

Siapkan tabung vacutainer yang sesuai dengan jenis pemeriksaan, jarum bermata dua yang salah satu ujungnya telah dimasukkan ke dalam holder. Dilakukan penusukan jarum pada vena dengan sudut 15-30° lalu difiksasi untuk menghindari pergeseran jarum. Torniquet dilepas segera setelah darah mengalir, lalu tabung diisi sesuai dengan kapasitas vacutainer. Bersamaan dengan tersedotnya darah ke dalam vacutainer, pasien diminta membuka genggaman tangannya. Vacutainer dilepaskan dari holder, kemudian jarum ditarik perlahan. Letakkan kapas alcohol 70% di atas bekas tusukan selama beberapa menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu jari pasien ± 5 menit. Jarum bekas pakai dibuang ke dalam disposal cointainer khusus untuk jarum. Pada masing-masing tabung vacutainer diberi label identitas pasien.

1. Memastikan alat yang digunakan tepat dan siap pakai 2. Memudahkan pengaliran dara vena ke vacutainer Supaya jarum tidak menembus dinding posterior vena ketika ditusuk.

Diperhatikan petunjuk khusus penanganan spesimen. Terima kasih diucapkan pada pasien. Sarung tangan dilepaskan dan tangan dicuci dengan cairan antiseptik. Spesimen dikirim ke seksi-seksi sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.

Supaya ketika jarum diambil, darah tidak akan mengalir keluar dari daerah yang ditusuk.

Volume darah pada vacutainer sesuai dengan volume darah yang dibutuhkan. Mencegah infeksi dan pendarahan akibat tusukan jarum.

Mencegah penularan penyakit melalui jarum bekas. Membedakan pasien yang satu dengan yang lain sehingga tidak terjadi kesalahan identifikasi. Mengurangi penularan penyakit. Supaya pasien merasa nyaman. Mencegah penularan penyakit. Mendapatkan hasil yang dibutuhkan guna menegakkan diagnose.

6. Analisa tindakan yang dilakukan: Pada Tn. M, perawat melakukan salam teraupetik kepada pasien kemudian menjelaskan tindakan apa yang akan dilkukan dan untuk apa tindakan tersebut dilakukan. Mengatur posisi klien senyaman mungkin (semi fowler) kemudian mengatur peralatan untuk melakukan tindakan pengambilan darah vena (flebotomi). Kemudian, perawatn memulai tindakan dengan menusukkan spoit 3 cc ke vena pasien yang sudah didisinfektan, lalu darah didalam spoit dimasukkan ke vacutainer. Setelah itu, perawat mengevaluasi perasaan pasien setelah dilakukan tindakan ini. Tindakan yang dilakukan perawat di ruang 405 B, Kelas 1 termasuk sesuai dengan standar operasional pengambilan darah vena (flebotomi). 7. Evidence based Berdasarkan pemeriksaan pada Tn. M didapatkan data objektif yaitu, pasien tampak lemas, lemah, setelah diperiksa didaptkan TD= 110/60, Nadi= 78x/menit, Suhu= 36,6°C, Pernafasan: 20x/menit, dan Hb= 5,3 g/dL. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer merupakan penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Batasan karakteristik yang sesuai dengan data Tn.M yaitu tidak ada nadi perifer, perubahan karakteristik kulit, warna kulit pucat saat elevasi (Nanda, 2018). Maka masalah keperawatan yang timbul yaitu Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan asupan garam tinggi. Karena adanya asupan garam yang tinggi sehingga menyebabkan anemia, dimana anemia itu sendiri ialah suatu kondisi ketika kadar Hb dalam darah rendah dan tidak adanya asupan oksigen dalam sel darah, maka dilakukan tindakan transfusi darah, setelah dilakukan transfusi darah maka dilakukanlah tindakan pengambilan darah vena (flebotomi) untuk mengetahui berapa Hb Tn. M setelah dilakukannya transfusi darah ini. Flebotomi merupakan bagian dari tata cara sampling atau pengumpulan bahan spesimen. Flebotomi sendiri merupakan keahlian khusus dalam mengumpulkan darah, di Indonesia seorang flebotomis adalah petugas medis (mis., Bidan, Perawat, dan Dokter) dan TLM (Teknologi Laboratorium Medik). Pemberian tindakan pengambilan darah vena (flebotomi) yang dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit Unhas sudah benar dan sesuai dengan prinsip tindakan yang benar, namun perawat tidak mengevaluasi pasien setelah tindakan dilakukan.

Pembimbing

(Moh Syafar S, S.Kep., Ns., MANP.)

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Rina. 2009. Prosedur Pengambilan Sampel Darah Vena (Vena Punctie). Diakses tanggal 5 Desember 2018. Link ; https://www.academia.edu/31290834/CARA_PENGAMBILAN_SAMPEL_DARAH_VE NA_VENA_PUNCTIE_DENGAN_VACUTAINER Berita Detikhealth. 2011. Penyakit-penyakit Akibat Konsumsi Garam Berlebih. Link ; https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1662720/penyakit-penyakit-akibat-konsumsigaram-berlebih Herdman, T. H., Shigemi Kamitsuru. 2018. NANDA- International Nursing Diagnoses : Definitions & Classification 2018-2020 Ed.11. Jakarta: EGC. Info Laboratorium Medik. 2017. Apa itu Flebotomi?. Diakses tanggal 5 Desember 2018. Link ; http://www.infolabmed.com/2016/03/apa-itu-flebotomi.html Info Laboratorium Medik. 2017. Prosedur pada Flebotomi Sederhana- Seri Flebotomi Dasar. Diakses tanggal 5 Desember 2018. Link ; https://www.infolabmed.com/2017/03/prosedur-pada-flebotomi-sederhana-seri.html Pdf Tentang Flebotomi. 2017. Link ; http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimusgdl-sriyantoni-7096-3-babii.pdf

Related Documents


More Documents from ""

Bab Ii.docx
April 2020 9
Bab I.docx
April 2020 7
Daftar Isi.docx
April 2020 7
Bab Iv.docx
April 2020 6