Tugas Individu 1.docx

  • Uploaded by: Geografi UI 2016
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Individu 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,254
  • Pages: 5
TUGAS INDIVIDU GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA KELAS A

Angga Kurniawansyah (1606825493)

1. Mengapa gunung di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berbeda? Jelaskan! Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh keberadaan lempeng samudera dan sebelah timur didominasi oleh keberadaan lempeng benua. tektonik Pulau Sumatra berhubungan erat dengan dimulainya peristiwa pertumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia sekitar 45,6 juta tahun yang lalu dan mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis dari pergerakan relatif lempeng - lempeng disertai dengan perubahan kecepatan relatif antar lempengnya dan kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak lempeng Indo-Australia yang semula mempunyai kecepatan 86 milimeter per tahun menurun menjadi 40 milimeter per tahun karena terjadi proses tumbukan tersebut. (Char-shin Liu et al, 1983 dalam Natawidjaja, 1994). Setelah itu kecepatan mengalami kenaikan sampai sekitar 76 milimeter per tahun (Sieh, 1993 dalam Natawidjaja, 1994). Keadaan Pulau Sumatra menunjukan bahwa kemiringan penunjaman, punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat proses yang terjadi. Saat kedua lempeng tersebut bertumbukan atau saling mendekati (konvergensi), bagian dari lempeng Indo-Australia berupa kerak samudera yang memiliki densitas yang lebih besar dan tentu lebih berat tersubduksi tenggelam jauh yaitu sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) ke dalam mantel bumi dibandingkan dengan kerak benua pada lempeng Eurasia di posisi timur Pulau Sumatera. Zona gesekan akibat gaya tekan dari tumbukan tersebut menjadi begitu panas sehingga akan mencairkan batuan disekitarnya (peleburan parsial). Zona gesekan ini menimbulkan hingga 19 segmen patahan yang ada di Pulau Sumatera yang salah satu diantaraya adalah patahan semangko yang menyebabkan terjadinya pegunungan bukit barisan. Patahan ini adalah sesar mendatar yang dihasilkan dari tidak benar – benar lurusnya gesekan kedua lempeng tersebut. Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara dan Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah timur laut. Kemudian

1

batuan cair tadi itu yang berupa magma naik menerobos dan mendesak kerak dan berusaha keluar pada permukaan dari lempeng di atasnya. Akhirnya terbentuklah busur pegunungan bukit barisan di bagian tepi lempeng Eurasia, di bagian barat Pulau Sumatera. Pegunungan busur bukit barisan ini membentang dari Teluk Semangko hingga wilayah Aceh di bagian utara. Pulau Jawa tersusun atas struktur geologi yang memiliki pola - pola yang teratur. Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, pelipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda - beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur yaitu arah Timur Laut – Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur – Barat (E-W) disebut pola Jawa. Pola Meratus di bagian barat dapat dilihat pada Sesar Cimandiri, di bagian tengah ditunjukkan dari pola penyebaran singkapan batuan pra tersier di daerah Karang Sambung. Sedangkan di bagian timur ditunjukkan oleh sesar pembatas Cekungan Pati, “Florence” timur, “Central Deep”. Pola Meratus tampak lebih dominan ditunjukkan pada bagian timur. Pola Sunda berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan sementara perkembangan ke arah timur tidak terlihat. Pola - pola ini antara lain pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan Arjuna. Pola Sunda pada umumnya berupa struktur regangan. Pola Jawa di bagian barat diwakili oleh sesar - sesar naik seperti Sesar Baribis dan sesar - sesar dalam Cekungan Bogor. Di bagian tengah tampak pola dari sesar sesar yang terdapat pada zona Serayu Utara dan Serayu Selatan. Di bagian timur ditunjukan oleh arah sesar pegunungan Kendeng yang berupa sesar naik. Hal ini didasarkan pada sejarah terbentuknya Pulau Jawa itu sendiri yang terjadi kurang lebih sekitar 60 juta tahun yang lalu. Kala itu, pulau ini masih menjadi bagian dari sebuah benua besar yang dikenal dengan nama Superbenua Pangea. Susunan dari bebatuan yang ada di Pulau Jawa memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayahnya. Jawa Barat diperkirakan terbentuk pada Zaman Kapur (145 - 65 juta tahun lalu) yang kemudian menjadi bagian dari Paparan Sunda (Sundaland Core), sedangkan Jawa bagian timur diperkirakan berasal dari pecahan-pecahan kecil Benua Australia yang oleh para peneliti disebut dengan East Java Microcontent. Selanjutnya Pulau Jawa bagian timur ini menabrak bagian barat hingga akhirnya bergabung menjadi Pulau Jawa seperti sekarang ini. Peristiwa tersebut ditandai oleh adanya sesar purba yang terbentang di bawah Sungai Ulok, Kebumen, Jawa Tengah hingga berakhir di Pegunungan Meratus yang membelah Kalimantan Selatan. Saat ini, hanya ada tiga tempat yang 2

dapat dikatakan sebagai saksi bisu atas terbentuknya Pulau Jawa, yakni Teluk Ciletuh (Sukabumi, Jawa Barat), Karangsambung (Kebumen, Jawa Tengah), dan Bayat (Klaten, Jawa Tengah). Rekam jejak peristiwa tersebut tersimpan dalam bentuk singkapan yang memperlihatkan batuan dasar tertua yang diperkirakan berumur lebih dari 96 juta tahun yang lalu. Singkapan ini terjadi akibat proses tumbukan antar lempeng disertai dengan erosi yang secara terus - menerus berlangsung hingga jutaan tahun lamanya. Proses geologis yang berlangsung lama tersebut membuat wujud muka bumi menjadi beragam. Ketika Pulau Jawa mulai terbentuk dengan poros yang membujur dari barat ke timur, tiba - tiba muncul tekanan dahsyat dari arah selatan. Secara perlahan, lempeng Samudra Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menabrak lempeng benua Eurasia pada zona yang posisinya sejajar dengan Pulau Jawa. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Kasbani. Menurutnya peristiwa ini menyebabkan terjadinya palung laut, pegunungan, serta aktivitas vulkanik yang memunculkan gunung berapi karena lempeng samudra (Indo-Australia) memiliki densitas atau massa jenis yang lebih tinggi sehingga mengalami subduksi atau penunjaman. Kemudian sebagian material lempeng samudra IndoAustralia mulai mengalami pelelehan dan mencair menjadi magma hingga menciptakan jalur vulkanik yang posisinya sejajar dengan poros panjang Pulau Jawa. Inilah titik mula dari terbentuknya Pulau Jawa dengan banyak gunung berapinya. Di Jawa Barat rangkaian gunung api merupakan hasil dari lengkungan yang melingkupi Cekungan Bandung dan Cekungan Garut, yang pada masa dahulu pernah tergenang menjadi danau. Keadaan yang mirip terdapat di Jawa Timur. Di sini pun gunung - gunung api membentuk kumpulan yang bersambung. Gunung - gunung api di Jawa Tengah agak berbeda dengan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Di Jawa Tengah, gunung-gunung api hanya mengelompok dalam dua atau tiga saja, dipisahkan oleh dataran tinggi endapan. Hal ini dikarenakan material – material vulkanik menyebar ke berbagai tempat di Jawa Tengah.

2. Mengapa di Sumatera banyak pulau yang sejajar sedangkan di Jawa hanya beberapa? Berpacu pada tersubduksinya lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dan penunjamannya yang tidak benar – benar lurus, dimana Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara dan lempeng Indo-Australia relatif ke arah timur laut. Subduksi ini berakibat pada geomorfologi Pulau Sumatera. Adanya penunjaman ini menjadikan bagian barat Pulau Sumatera terangkat, 3

sedangkan bagian timur relatif turun. Akibat dari penunjaman ini juga terbentuk busur vulkanik dan non vulkanik. Busur vulkanik akan menyebabkan terbentuknya gunung – gunung abi yang ada di Pulau Sumatera. Sedangkan busur non vulkanik akan menyebabkan terangkatnya lempeng dan membentuk kepulauan di samping busur vulkanik. Sedangkan di Pulau Jawa busur ini terdapat dibawah permukaan laut. Maka dari itu tidak terdapat kepualauan di bagian selatan Pulau Jawa.

4

DAFTAR PUSTAKA Agustina W, Betty. 2012. Proses Geologi Pulau Sumatra. Universitas Brawijaya. Hastuti, Endang W. D., dan Budhi Kuswan Susilo. 2007. Tektonik Lempeng dan Bencana Geologi di Sumatera dan Jawa. Kongres Ilmu Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian Barat. Kota Palembang. Novianti, Yuniar. Tanpa Tahun. Pengaruh Sesar Aktif Sumatera Terhadap Ancaman Gempa Bumi di Pulau Sumatera. Universitas Sriwijaya. Nuranjelina. 2013. Struktur Geologi Pulau Sumatera. Universitas Negeri Surabaya. Fakultas Ilmu Sosial. Permana, Fuji E. 2016. Begini Proses Terjadinya Gunung Api di Pulau Jawa. Republika. Sulistianingsih, E. 2014. Geomorfologi Indonesia : Pulau Sumatera. Academia. Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Mengapa Sumatera Barat Rawan Gempa Bumi?. Sumbarprov. Kustanto, Afifah Rahma. 2015. Struktur Sesar Mendatar Semangko Pulau Sumatera. Program Studi Geofisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universtias Padjajaran. Kota Bandung.

5

Related Documents


More Documents from ""