Tugas Contoh Kasus Advokasi Nica.docx

  • Uploaded by: Nur Annisa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Contoh Kasus Advokasi Nica.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 806
  • Pages: 5
TUGAS CONTOH KASUS ADVOKASI

Oleh :

Nama : NUR ANNISA Nim : 7020016080

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018

Contoh Kasus A. Kasus pertama (Model sharma) Pengadilan agama kabupaten klaten mencatat rata-rata angka peningkatan pernikahan dibawah umur ini mencapai lima hingga sepuluh persen khususnya dibagian pedesaan, hal ini terjadi karena minimnya akses informasi dan rendahnya tingkat pendidikn. Dari tahun 2013 tercatat 123 kasus lalu naik kembali ditahun berikutnya sebesar 147 kasus. banyaknya pasangan usia dini antara 12-18 tahun yang sudah menikah dan sudah memiliki anak. Hal ini tentu akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu dan anak di wilayah tersebut. Masalah ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat serta pemerintah setempat. Guna dapat menurunkan jumlah pernikahan dini serta kasus Kematian ibu dan anak. 1. Tujuan dilakukannya advokasi kepada stakeholders terkait : Untuk menurunkan Angka kejadian pernikahan dini dan memperbaiki atau meningkatkan derajat status kesehatan reprodukasi. 2. Data dan riset avokasi Berdasarkan hasil data di kabupaten banyak ditemukan remaja yang berusia 12-18 tahun yang sudah menikah,Dari tahun 2013 tercatat 123 kasus lalu naik kembali ditahun berikutnya sebesar 147 kasus adapun beberapa kasus yang sering muncul dibeberapa puskesmas yaitu pernikahan dibawah umur dan persalinan remaja, IMS, anemia,gangguan haid dll. 3. Mengidentifikasi audiens/ khalayak advokasi Mengidentifikasi tokoh-tokoh masyarakat atau tokoh agama untuk bersama-sama menyelesaikan kasus pernikahan dini tersebut. a. Keluarga/Orang tua Arahan keluarga atau orang tua terhadap anaknya dalam suatu kehidupan rumah tangga sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja itu sendiri, hal tersebut memungkinkan kepada intensitas pembinaan yang lebih baik. b. Tenaga profesional kesehatan Sebagian besar peran tenaga profesional adalah promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit . promosi kesehatan bukan hanya deteksi awal dan pengobatan penyakit. Tetapi juga berkaitan dengan pendekatan terhadap seseorang secara holistik. c. Institusi pelaksana kesehatan Institusi pelaksana berperan sebagai lembaga yang melaksanakan suatu program kesehatan. d. Organisasi massa Organisasi massa atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menggerakkan serta mengumpulkan massa dan membentuk kesatuan yang utuh dalam proses upaya peningkatan kesehatan reprodusi remaja.

e. Kelompok orang yang berpengaruh dalam masyarakat Kelompok orang yang berpengaruh dalam masyarakat diharapkan mampu menggerakkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan reproduksi pada remaja sehingga dapat meningkatkan status kesehatan reproduksi dalam masyarakat 4. Mengembangkan dan mengirimkan pesan advokasi Mengadakan musyawarah bersama tokoh masyarakat serta pemerintah setempat di wilayah yang terkait, guna menyampaikan maksud dan tujuan masalah yaitu Untuk menurunkan Angka kejadian pernikahan dini dan memperbaiki atau meningkatkan derajat status kesehatan reprodukasi.. 5. Membangun koalisi Membangun koalisi dengan cara Mengadakan kerjasama tokoh masyarakat lainnya agar satu persepsi mengenai kasus tersebut. 6. Membuat presentasi yang persuasif Memformulasikan solusi : a. Mengadakan penyuluhan kepada remaja baik itu pemahaman masalah kesehatan reproduksi atau pernikahan di usia dini b. Mengadakan kegiatan pelatihan kesehatan repoduksi kepada remaja c. Meningkatkan aktivitas remaja pada kegiatan positif yang produktif d. Membuat program khusus untuk pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja di polindes, puskesmas, rumah sakit,dll 7. Menggalang dana untuk advokasi : melakukan galang dana karena advokasi memerlukan investasi waktu dan eneregi untuk menggalang dana dan sumber daya agar penyluhan, pelatihan atau aktivitas pelayanan kesehatan bisa difasilitasi dengan baik. 8. Melakukan evaluasi : setelah kegiatan tersebut dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah dengan mengevaluasi apakah kegiatan tersebut menuurunkan angka pernikahan dini dn meningkatkan kesehstsn reproduksi. B. Kasus Kedua (Model A) Pada tahun 2014 silam, ada seorang pasien BPJS yang berumur 60 tahun ditolak RSUD Cengkareng, Jakarta Barat dengan alasan karena kamar di RS tersebut penuh. Keluarganya pun tak percaya akhirnya keluarga pasien mendatnagi kamar satu persatu dan ditemukan ternyata ada dua kamar kosong dan sempat difoto oleh keluarga tersebut. Setelah menunjukkan foto-foto tersebut RSUD Cengkareng tidak bisa mangkir lagi dan akhirnya memberikan kamar rawat pada pasien. Berdasarkan kasus tersebut maka Advokasi pada model A seperti berikut : 1. Analisis Keluarga pasien menganalisis setiap kamar-kamar yang ada di RSUD Cingkareng yang katanya petugas RS tersebut bahwa tidak ada lagi kamar yang kosong. Namun ternyata keluarga pasien menemukan 2 kamar kosong di RS tersebut.

2. Strategi Keluarga pasien kemudian memberikan bukti ditemukannya kamar kosong tersebut dengan cara memfoto kamar yang ditemukan kosong sebagai bukti bahwa apa yang dikatakan petugas RSUD adalah salah. 3. Mobilisasi Para pihak keluarga pasien pun berkoalisi dalam menyelesaikan kasus ini dengan para pihak RSUD Cingkareng 4. Aksi Keluarga pasien kemudian melaporkan kasus ini kepada Kepala RSUD Cingkareng bahwa apa yang dilakukan ptugas RSUD dapat merugikan dan menghilangkan nyawa pasien 5. Evaluasi Setelah dilaporkan maka keluarga pasien mengevaluasi apakah yang dilaporkannya berhasil diterima atau tidak. Faktanya pasien pun diberikan kamar oleh pihak rumah sakit karena terkait kuatnya bukti yang dberikan oleh pihak keluarga pasien 6. Kesinambungan Setelah dievaluasi maka ditinjau kembali apakah kejadian atau kasus ini tidak terulang pada pasien lainnya yakni tidak mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RSUD.

REFERENSI www.beritasatu.com dilansir pada tanggal 28 september 2018 Krjogja.com dilansir pada tanggal 28 September 2018 Republika.co.id dilansir pada tanggal 28 September 2018 Tribunjogja.com dilansir pada tanggal 28 September

Related Documents

Advokasi
August 2019 26
Contoh Kasus
October 2019 43
Kasus Tugas
August 2019 41
Contoh Kasus Print.docx
April 2020 11
Contoh Kasus Spm.docx
April 2020 11

More Documents from "Febri Suciani"