Kewirausahaan Kelompok 1.docx

  • Uploaded by: NUR ANNISA
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kewirausahaan Kelompok 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,026
  • Pages: 18
TUGAS KEWIRAUSAHAAN “BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS DAN LEGALITAS UASAHA “

OLEH KELOMPOK 1 :

WA ODE HASRIYATI

( B1C1 17 131 )

WA ODE ISRAWATI

( B1C1 17 132 )

WA ODE NARSI

( B1C1 17 133 )

WA ODE SITTI LAURA

( B1C1 17 134 )

WA ODE SUPRIANI

( B1C1 17 135 )

WASRIANTI

( B1C1 17 136 )

WULAN SARI

( B1C1 17 137 )

YESRI YANTI ANASTASYA

( B1C1 17 139 )

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah kewirausahaan tentang Bentuk Kepemilikanbisnis dan legalitas usaha Makalah ini kami susun bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan kepada kami serta untuk membantu dalam memahami materi yang diberikan. Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Jazakumullahu khairun katsiran. Aamiin.

Kendari 11 oktober 2018

Kelompok 1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

A. Latar Belakang ..................................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................

1

C. Tujuan ...............................................................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2

A. Bentuk Kepemilikan Bisnis ...............................................................................

2

B. Pengertian Legalitas Perusahaan........................................................................

10

C. Bentuk-Bentuk Legalitas Perusahaan ................................................................

12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

13

A. Kesimpulan ........................................................................................................

13

B. Saran ..................................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

14

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan usahanya, salah satu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah memilih bentuk kepemilikan. Sering kali para wirausahawan tidak cukup banyak meluangkan waktu untuk dan usaha untuk mengevaluasi dampak dari berbagai jenis bentuk kepemilikan atas diri mereka dan usahanya. Mereka hanya memilih begitu saja salah satu bentuk kepemilikan berdasarkan kebiasaan atau memiliki bentuk bentuk yang paling banyak digunakan dalam waktu tersebut. Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah hal yang penting karena ini adalah keputusan yang memilki pengaruh jangka panjang bagi seorang wirausahawan maupun usahanya. Dalam banyak kejadian, mengubah suatu usaha dari salah satu bentuk kepemilikanke bentuk yang lain akan memicu berbagai konsekuensi pajak yang memberatkan bagi para pemilk. Oleh karenanya, para wirausahawan harus bertindak dengan benar sejak awal. Memilih bentuk kepemilikan yang “benar” berarti para wirausahawan harus memahami berbagai karakteristik dari tiap bentuk tersebut dan seberapa jauh karakteristik tersebut sesuai untuk usaha mereka dan kondisi personal mereka. Hanya dengan cara itu seorang wirausahawan dapat membuat keputusan yang bijak mengenai suatu kepemilikan. C. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Apa saja bentuk-bentuk kepemilikan bisnis? Bagaimanakah karakteristik dari masing-masing bentu kepemilikan bisnis? Bagaimanakah dampak dari kepemilikan terhadap pengembalian dan risiko? Bagaimanakah cara memperoleh kepemilikan dari bisnis yang sudah berjalan? Apakah yang dimaksud dengan bisnis kecil? Apakah bentuk-bentuk dari bisnis kecil?

2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bentuk-bentuk kepemilikan perusahaan dan bentuk kerjasama yang bisa dilakukan dalam rangka pengembangan bisnis.

BAB II PEMBAHASAN BENTUK KEPEMILIKAN DAN KERJASAMA PENGEMBANGAN BISNIS Ketika pengusaha membentuk suatu bisnis, mereka harus memutuskan bentuk kepemilikan bisnis tersebut. Ada tiga bentuk dasar kepemilikan bisnis, yaitu kepemilikan perseorangan, persekutuan dan perseroan terbatas. Bentuk yang dipilih akan mempengaruhi profitabilitas, risiko dan nilai perusahaan.

1. Kepemilikan Perseorangan Bisnis yang dimiliki oleh seorang pemilik disebut sebagai suatu kepemilikn perseorang ( sole proprietorship ). Dan pemiliknya disebut dengan pemilik tunggal ( sole proprietor ). Pemilik dapat memperoleh modal dari kreditor untuk bisnisnya. Contoh umum dari kepemilikan perseorangan antara lain adalah restoran lokal, perusahan konstruksi lokal, tukang cukur, toko pakaian lokal, dan lain-lain. Namun karena perusahaanperusahan ini relatif kecil, mereka hanya menghasilkan 10 persen pendapatan yang diperoleh dunia bisnis. Keuntungan yang diperoleh oleh bentuk kepemilikan perseorangan akan dianggap sebagai laba pribadi yang diterima pemiliknya dan menjadi subyek dari pajak penghasilanpribadi yang dibayarkan ke kantor pajak – Internal Revenue Service ( IRS). KARAKTERISTIK BENTUK KEPEMILIKAN PERSEORANGAN YANG BERHASIL Kepemilikan perseorangan harus bersedia menerima tanggung jawab akan kinerja perusahaan secar apenuh. Tekanan dari tanggung jawab ini lebih besar dari pada tanggung jawab karyawan dimanapun juga.kepemilikan perseorangan juga harus bersedia bekerja dengan waktu yang fleksibel. Mereka harus siap dihubungi setiap waktu dan harus siap menggantikan karyawannya yang sakit. Mereka harus mampu menunjukan sikap kepemimpinan yang kuat, kemampuan berorganisasi yang baik dan berkomunikasi dengan baik kepada para karyawannya. KEUNTUNGAN KEPEMILIKAN PERSEORANGAN 1. Kebebasan dan Pengendalian Penuh Kebebasan mungkin merupakan manfaat paling penting dari usaha perseorangan. Karena memiliki bisnis mereka sendiri, para pemiliknya tidak bertanggung jawab terhadap siapa pun selain diri mereka sendiri. Dengan hanya seorang pemilik yang memiliki kendali penuh atas perusahaan, maka peluang terjadinya konflik selama pengambilan keputusan dapat dihilangkan.

Contohnya, seorang pemilik restoran dapat memutuskan menu apa yang akan disajikan serta berapa harga dan juga gaji yang akan diberikan kepada karyawannya.

2. Pajak yang Lebih Rendah Keistimewaan menarik lainnya dari kepemilikan perseorangan adalah diperlonggarnya tagihan pajak bagi bisnis yang kemungkinan menderita kerugian pada tahap awal mereka. Undangundang pajak mengizinkan para pemilik untuk memperlakukan pendapatan penjualan dan biaya operasi sebagai bagian dari keuangan pribadi mereka. Karena keuntungan dari suatu kepemilikan perseorangan dianggap sebagai suatu penghasilan pribadi, maka mereka menjadi subjek pajak yang lebih rendah dari pada pajak yang dikenakan kapada beberapa bentuk kepemilikan bisnis lainnya. 3. Organisasi yang Mudah Mendirikan suatu perusahaan perseorangan relatif mudah. Hanya sedikit persyaratan hukum yang dibutuhkan. Bentuk kepemilikan perseorangan tidak perlu membuat suatu entitas hukum terpisah. Pemilik hanya perlu mendaftarkan perusahaannya di negara bagian, dimana pada umumnya hal ini dapat dilakukan melalui surat. Pemilik juga perlu mengajukan izin kerja untuk melakukan jenis bisnis tertentu. Persyaratan perizinan yang spesifik dapat bervariasi diantara setiap negara bagian dn bahkan kota dimana bisbis tersebut berlokasi. 4. Seluruh Keuntungan akan Diterima Oleh Pemilik Tunggal Pemilik tunggal tidak harus membagi keuntungannya kepada pemilik lain. Jadi, imbalan dari mendirikan sebuah perusahaan yang berhasil akan kembali kepada pemiliknya sendiri. KEKURANGAN KEPEMILIKAN PERSEORANGAN 1. Tanggung jawab tak terbatas. Pemilik tunggal menjadi subjek tunggal dari kewajiban yang tidak terbatas ( unlimited liability ), yaitu menanggung semua hutang yang terjadi dalam bisnis yang dikelolanya. Jika seorang pemilik tunggal menghadapi tuntunan hukum, maka pemilik tunggal trsebut secara pribadi akan bertanggung jawab atas semua keputusan yang diberikan kepada perrusahaan. Jika perusahaan gagal menghasilkan cukup banyak uang tunai, tagihan harus dibayar dari kantong pribadi. 2. Dana yang Terbatas Seorang pemilik tunggal mungkin memiliki dana yang terbatas untuk diinvestasikan dalam perusahaan. Jadi, pemilik tunggal akan memiliki kesulitan untuk melakukan pengembangan dalam usaha bisnisnya.

3. Keahlian yang Terbatas Seorang pemilik tunggal memiliki keahlian yang terbatas dan mungkin tidak mampu mengendalikan seluruh aspek bisnisnya. Sebagai contoh, seorang pemilik tunggal akan mengalami kesulitan menjalankan usaha praktik medis besar karena beragamnya jenis keahlian yang dibutuhkan. 4. Pemilik Tunggal Menanggung Seluruh Kerugian Sama halnya dengan pemilik tunggal tidak harus membagi keuntungannya, mereka juga tidak dapat membagi kerugian yang dialami perusahaannya kepada pemilik lain. 2. Persekutuan Bisnis yang dimilik secara bersama oleh dua atau lebih orang disebut persekutuan ( partner ship ). Para pemilik dari bisnis ini disebut sekutu ( partner ). Dalam persekutuan umum ( general partnership ), seluruh sekutu memiliki kewajiban yang tidak terbatas. Jadi, semua sekutu akan bertanggung jawab secara pribadi atas seluruh kewajiban perusahaan. Sebaliknya dalam persekutuan terbatas ( limited partnership ), perusahaan memiliki beberapa sekutu terbatas ( limited partners ), yaitu sekutu yang kewajibannya dibatasi oleh uang atau harta yang telah mereka sumbangkan pada persekutuan.sekutu terbatas hanyalah investor dalam suatu persekutuan dan tidak ikut berperan dalam manajemen, tetapi karena mereka telah berinvestasi dalam perusahaan, mereka akan menanggung kerugian maupun keuntungan yang diperoleh. Persekutuan terbatas memiliki dua atau lebih sekutu umum ( general partners ), yaitu sekutu yang mengelola bisnis tersebut, menerima gaji, berbagi keuntungan maupun kerugian bisnis dan memiliki kewajiban yang tidak terbatas. KEUNTUNGAN PERSEKUTUAN 1. Tambahan Pendanaan Keuntungan paling mencolok dari persekutuan umum adalah kemampuan untuk tumbuh dengan adanya tambahan bakat dan uang baru. Seperti usaha perseorangan, persekutuan dapat dibentuk hanya dengan memenuhi beberapa persyaratan. Walaupun demikian, semua persekutuan harus dimulai dengan semacam kesepakatan. Beberapa persekutuan memiliki ribuan sekutu, yang semuanya diharuskan menginvestasikan sebagian uang mereka ke dalam bisnis. Jenis persekutuan ini memiliki banyak potensi mengalami pertumbuhan karena akses yang dimilikinya ke dana dan modal dalam jumlah besar. 2. Pembagian Kerugian Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persekutuan akan ditanggung oleh seluruh sekutu. Jadi, tidak ada satu orang yang akan menyerap keseluruhan kerugian. Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya saja. 3. Lebih Banyak Spesialisasi

Dengan persekutuan, para sekutu memusatkan perhatian mereka pada masing-masing spesialisasi yang dimilikinya dan dapat melayani berbagai macam pelanggan. KERUGIAN PERSEKUTUAN 1. Tanggung Jawab yang Tidak Terbatas. Seperti halnya usaha perseorangan, kekurangan paling besar dari persekutuan adalah tanggung jawab yang tidak terbatas. Semua sekutu ikut menanggung semua hutang yang dibebankan atas nama persekutuannya. Jika ada sekutu yang menciptakan hutang bisnis semua sekutu ikut menanggungnya. Bila satu sekutu meninggal atau keluar, persekutuan awal bubar, walaupun ada satu atau lebih sekutu lain ingin meneruskannya. 2. Kesulitan Mengalihkan Kepemilikan Kerugian yang terkait dengan itu adalah kesulitan dalam mengalihkan kepemilikan. Tidak ada sekutu yang bisa menjual perusahaan tanpa persetujuan yang lain. Seorang mitra yang ingin pensiun atau mengalihkan kepentingannya kepada putra atau putrinya harus mendapat persetujuan dari mitra lain. 3. Pembagian Pengendalian Pengambilan keputusan dalam persekutuan harus dibagi. Jika para sekutu tidak mendapatkan kata sepakat mengenai bagaimana cara agar bisnis dapat berjalan, maka hubungan bisnis dan pribadi dapat terganggu. 4. Pembagian Keuntungan Setiap keuntungan yang didapat oleh persekutuan harus dibagi diantara semua sekutu. Semakin banyak sekutunya, makin kecil tingkat laba dalam jumlah tertentu yang akan didistribusikan kepada masing-masing sekutu. 3. Perseroan Terbatas Perseroan terbatas ( corporation ) yaitu suatu entitas yang tercatat di sebuah negara bagian dan membayarkan pajak serta secara hukum dapat dibedakan dari pemiliknya. Untuk mendirikan suatu perseroan terbatas, seseorang atau suatu kelompok harus membuat akta pendirian ( charter ) perseroan terbatas, atau dokumen yang digunakan untuk mendirikan usaha, dan melaporkannya ke negara bagian. Akta tersebut mencantumkan hal-hal penting perseroan terbatas, misalnya nama perusahaan, jumlah saham yang diterbitkan, dan operasi perusahaan. Orang-orang yang mengorganisasi perseroan juga harus membuat anggaran dasar ( bylaws ), yaitu panduan umum dalam mengelola perusahaan. Para pemegang saham di perseroan terbatas secara hukum terpisah dari entitas, maka mereka memiliki kewajiban yang terbatas. Para

pemegang saham mendapatkan penghasilan dari investasinya melalui dua cara, yang pertama mereka dapat memperoleh deviden dari perusahaan, yang kedua saham yagn mereka miliki menngalami kenaikan nilai, jadi mereka dapat memperoleh keuntugan dengan menjual saham mereka tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pada waktu mereka membeli saham tersebut. Seseorang dapat menjadi pemilik dari suatu perseroan terbatas dengan cara membeli sahamnya. Kebanyakan perseroan terbatas kecil merupakan perseroan tertutup ( privated held ), yaitu kepemilikannya dibatasi hanya untuk sekelompok kecil investor saja. Kebanyakan perseroan terbatas besar merupakan perseroan terbuka ( publicly held ), yaitu saham mereka dapat mudah diperjual belikan oleh para investornya. KEUNTUNGAN PERSEROAN TERBATAS 1. Tanggung Jawab Terbatas (limited liability). Tanggung jawab para investor terbatas pada investasi pribadi mereka di perusahaan. Pada saat terjadi kegagalan, pengadilan dapat menyita dan menjual kekayaan perusahaan tetapi tidak dapat menyentuh milik pribadi para investor. Keuntungan lainnya adalah kontinuitas. Karena memiliki kehidupan legal yang terpisah dari para pendiri dan pemiliknya, perusahaan dapat setidaknya secara teori berdiri selamanya. 2. Akses ke Pendanaan Perseroan terbatas dapat dengan mudah memperoleh pendanaan dengan menerbitkan saham baru. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan terbatas untuk tumbuh dan bergerak di usaha-usaha bisnis yang baru. 3. Perpindahan Kepemilikan Para investor di perusahaan besar dan terbuka biasanya dapat menjual saham mereka dalam hitungan menit dengan menghubungi pialang mereka atau menjualnya secara online lewat internet. Sebaliknya, para pemilik dari kepemilikan perseorangan atau persekutuan kemungkinan mengalami kesulitan dalam menjual bagian kepemilikan mereka atas bisnis. KERUGIAN PERSEROAN TERBATAS 1. Biaya Organisasi yang Tinggi Pengorganisasian suatu perseroan terbatas biasanya lebih mahal daripada pembentukan kepemilikan bisnis yang lain karena adanya biaya pembuatan akta pendirian perseroan dan mencatatnya kenegara bagian. Biaya juga akan timbul dalam pembuatan anggaran dasar, dan menerbitkan saham bagi para investor juga melibatkan biaya dengan jumlah yang cukup besar. 2. Pengungkapan Keuangan Ketika saham perseroan terbatas diperdagangkan secara terbuka, maka masyarakat investasi memiliki hak dalam batasan-batasan tertentu dalam memeriksa data keuangan. Sebagai

akibatnya, perusahaan kemungkinan diwajibkan dalam melakukan lebih banyak pengungkapan kepada publik mengenai operasi bisnis dan gaji karyawan mereka lebih dari yang mereka ingin ketahui. 3. Masalah Perwakilan Perseroan terbatas terbuka biasanya dijalankan oleh manajer yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan bagi bisnis yang akan melayani kepentingan para pemilikya. Namun, para manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan para pemilik saham. Ketika para manajer tidak bertindak sesuai dengan tugasnya sebagai wakil yang bertanggung jawab dari para pemegang saham selaku pemilik bisnis, maka timbul masalah yang disebut sebagai masalah perwakilan. 4. Pajak yang Tinggi Oleh karena perseroan terbatas adalah estinasi yang terpisah, maka perusahaan akan dikenakan pajak secara terpisah dari para pemiliknya. Pajak tahunan yang dibayarkan oleh perseroan terbatas ditentukan dengan memperhitungkan tarif pajak perseroan terhadap laba tahunan perusahaan. 1. Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pengembalian dan Risiko Ketika para pemilik bisnis melakukan penilaian atas setiap kemungkinan investasi pada suatu bisnis, mereka akan mempertimbangkan baik potensi pengembalian maupun risiko dari berinvestasi dari jenis investasi tersebut. Potensi pengembalian dan risiko dari berinvestasi akan dipengaruhi oleh bentuk kepemilikannya. DAMPAK KEPEMILIKAN PADA PENGEMBALIAN INVESTASI Pengembalian investasi dari perusahaan berupa laba perusahaan. Ketika perusahaan meraih laba, maka perusahaan akan membayarkan sebagiannya kekantor pajak sebagai pajak penghasilan. Sisa laba setelah pajak menunjukan pengembalian kepada para pemilik perusahaan. Akan tetapi, jumlah laba setelah pajak perusahaan tidak selalu dapat diartikan sebagai suatu alat ukur atas kinerja perusahaan yang bermanfaat jika ia telah disesuaikan dengan jumlah ekuitas perussahaan, yang merupakan total investasi dari para pemegang saham perusahaan. DAMPAK KEPEMILIKAN TERHADAPA RISIKO Risiko (risk) dari sebuah perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan laba perusahaan di masa mendatang, yang mencerminkan ketidakpastian pengembalian bagi para pemiliknya. Laba masa depan perusahan tergantung pada pendapatan dan pengeluarannya di masa depan. Perusahaan dapat mengalami kerugian jika pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran. Beberapa perusahaan yang mengalami kerugian besar akan bangkrut. Dalam hal ini, perusahan akan kehilangan sebagian besar atau seluruh dana yang telah diinvestasikannya dalam perusahaan.

Karena kepemilikan perseorangan cenderung berupa bisnis kecil dengan dana yang terbatas, maka pada umumnya lebih berisiko dibandingkan dengan bisnis-bisnis besar seperti persekutuan dan perseroan terbatas. Ketika memutuskan memilih bentuk kepemilikan, semakin banyak jumlah pemilik, maka semakin besar jumlah dana yang diakses, tetapi semakin besar pula jumlah orang yang ikut berbagi kenerja bisnis. Jadi, kepemilikan perseorangan akan dapat mengurangi risikonya dengan merubah bentuk menjadi persekutuan sehingga dapat mengakses lebih banyak modal. Persekutuan akan mengurangi risiko dengan merubah bentuk menjadi perseroan terbatas sehingga dapat mengakses lebih banyak modal. 4. Memperoleh Kepemilikan atas Bisnis yang Sudah Berjalan Beberpa orang menjadi pemilik tunggal tanpa harus mendirikan bisnis. Berikut adalah metodemetode umum dimana seseorang dapat menjadi pemilik dari bisnis yang sudah berjalan:   

Mengambil alih kepemilikan sebuah bisnis keluarga Membeli bisnis yang sudah berjalan Waralaba Waralaba adalah kesepakan dimana pemilik suatu bisnis ( pewaralaba ) memperkenankan pihak lain ( terwaralaba ) menggunakan merek dagang, nama dagang, atau hak ciptanya dengan syaratsyarat tertentu. Setiap waralaba beroperasi sebagai suatu bisnis independen dan pada umumnya dimiliki oleh kepemilikan perseorangan. Jadi, bisnis baru yang dibuat dengan menggunakan merek dagang dan nama dari pewaralaba yang sudah ada. Jenis-Jenis Waralaba  Pendistribusian, perusahaan pengecer diperkenankan untuk menjual sebuah produk yang diproduksi oleh perusahaan produsen.  Bisnis rantai toko, perusahaan diperkenankan menggunakan nama dagang sebuah perusahaan dan mengikuti panduan-panduan yang berhubungan dengan penentuan harga dan penjualan barang tersebut.  Kesepakatan produksi, sebuah perusahaan diperkenankan memproduksi suatu produk dengan menggunakan formula yang diberikan perusahaan lain. Keuntungan Waralaba 1. Gaya Manajemen yang Telah Teruji. Waralaba mencari panduan dari pewaralaba di bidang produksi dan manajemen. Gaya manajemen dari sebuah waralaba telah terbukti berhasil. Sasaran utamanya adalah mencontoh bisnis yang telah teruji di lokasi tertentu. 2. Pengakuan nama. Kebanyakan waralaba telah dikenal secara nasional karena iklan franchisor- Hal ini memberikan pengakuan nama bagi franchisee (terwaralaba), yang secara signifikan akan dapat meningkatkan permintaan produknya. 3. Dukungan keuangan. Beberapa waralaba memberikan dukungan keuangan bagi para franchisor, yang dapat memastikan adanya modal awal bagi franchisee. Alternatifnya, franchisee dapat membeli bahan baku dan persediaan dari franchisor secara kredit, yang merupakan salah satu bentuk pendanaan jangka pendek. Kerugian Waralaba

1. Berbagi keuntungan. Sebagai imbalan atas jasa yang diberikan oleh franchisor, franchisee harus membagi keuntungannya dengan franchisor. Beban tahunan yang dibayarkan oleh franchisee dapat sebesar 8 persen atau lebih pendapatan tahunan yang diterrma 2. Kurangnya pengendalian. Franchisee harus mematuhi panduan-panduan yang berhubungan dengan produksi dan penentuan harga produk, dan kemungkinan pila beberapa panduan lain. Konsekuensinya, kinerrja franchisee akan tergantung pada panduan-panduan tadi dan pemilik tidak diperkenankan melakukan revisi atas sebagian diantaranya. 5. BISNIS KECIL 1. Pengertian Bisnis Kecil Bisnis kecil merupakan bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak mendominasi pasarnya. Bisnis kecil tidak merupakan bagian dari bisnis lain dan hanya mempunyai pengaruh yang relatif kecil dalam pasarnya. 2. Bentuk-Bentuk Bisnis Kecil Yang Populer 3. Jasa Merupakan segmen yang paling cepat berkembang diantara semua usaha bisnis kecil. 1. Konstruksi Kebanyakan pekerjaan konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan konstruksi lokal sering kali cocok sebagai kontraktor. 2. Keuangan dan Asuransi Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi dari agen bagi perusahaan nasional yang lebih besar. 3. Grosir (Wholesaling) Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengecer. 1. Transportasi dan perakitan Beberapa perusahaan kecil bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi dan limousinelokal, penyedia jasa pesawat terbang carteran, dan perator pariwisata. Lebih dari kelompok industri lain, perakitan (manufacturing) sering termasuk bisnis besar tapi bukan berarti tidak ada pemilik bisnis kecil yang berhasil dalam bidang perakitan. 3. Perbedaan Antara Kewirausahaan Dengan Bisnis Kecil Wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. Seseorang mungkin hanya menjadi pemilik bisnis kecil, hanya menjadi wirausahawan, atau pemilik bisnis kecil sekaligus wirausahawan. Jadi,

yang membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi, aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman, sedangkan wirausahawan termotivasi untuk tumbuh berekspansi, dan membangun yang artinya ia siap menanggung risiko. 1. Memulai dan mengoperasikan bisnis kecil 2. Menyusun Rencana Bisnis Titik awal hampir setiap bisnis baru adalah rencana bisnis dimana wirausahawan merangkum strategi bisnis perusahaan dan menunjukan cara strategi itu di implementasikan. Manfaat rencana bisnis sesungguhnya adalah fakta bahwa dalam kegiatan mempersiapkannya, calon wirausahawan harus mengembangkan gagasan bisnis diatas kertas dan mengukuhkan pemikiran tentang cara meluncurkannya sebelum menginvestasikan waktu dan uang. 2. MenetapkanTujuan dan Sasaran Rencana bisnis menggambarkan kecocokan antara kemampuan dan pengalaman wirausahawan dengan persyaratan untuk memproduksi dan memasarkan suatu produk. Rencana bisnis juga menentukan strategi produksi dan pemasaran, unsur-unsur hukum organisasi, serta akuntansi dan keuangan. 3. Peramalan Penjualan Rencana bisnis juga mempertimbangkan urutan pengambilan keputusan strategis dalam perusahaan baru. Sebaliknya, wirausahawan harus menunjukkan pemahaman tentang pasar terkini, kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan yang ada serta sarana yang akan digunakan perusahaan untuk bersaing. 4. Perencanaan Keuangan Rencana keuangan merujuk pada rencana wirausahawan untuk mengubah semua aktivitas lain menjadi uang. Rencana keuangan umumnya mencakup anggaran tunai, laporan pendapatan, neraca, dan bagan titik impas. Yang paling penting adalah anggaran kas, yang menunjukkan berapa banyak uang Yang anda butuhkan sebelum membuka bisnis dan berapa yang anda perlukan untuk menjaga bisnis itu tetap berjalan sebelum mulai mendapatkan laba. KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN BISNIS KECIL 1. Alasan-alasan Kegagalan Faktor umum yang mempengaruhi kegagalan bisnis kecil:  Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman Banyak calon wirausahawan berpikir bahwa mereka dapat berhasil melalui penggunaan logika saja, terlalu yakin akan kelihaian manajerial mereka, atau berpikir bahwa kerja keras saja akan menghasilkan keberhasilan. Apabila manajer tidak tahu cara membuat keputusan dasar bisnis

atau memahami konsep dan prinsip dasar manajemen, maka kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka panjang.  Kurang memberi perhatian Beberapa wirausahawan mencoba meluncurkan usaha pada waktu luang mereka atau hanya mengabdikan sedikit waktu untuk bisnis barunya. Akan tetapi, memulai bisnis kecil membutuhkan komitmen waktu yang sangat tinggi. Para wirausahawan yang tidak mau mengabdikan waktu dan usaha yang diperlukan suatu bisnis tidak akan mungkin dapat bertahan.



Sistem kontrol yang lemah Sistem kontrol yang efektif diperlukan untuk membantu agar bisnis tetap bertahan dan untuk membantu manajer mewaspadai masalah-masalah yang mungkin timbul. 

Kurangnya modal Beberapa wirausahawan sangat optimis mengenai seberapa cepat mereka akan mulai mendapatkan laba. Akan tetapi, dalam sebagian besar kasus, diperlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum bisnis mulai mendatangkan laba. 2. Alasan-alasan Keberhasilan Faktor dasar yang dikemukakan untuk menjelaskan keberhasilan bisnis kecil:  Kerja keras, dorongan, dan dedikasi Para pemilik bisnis kecil harus berkomitmen dalam mencapai keberhasilan dan rela menghabiskan waktu dan uaha sebanyak mungkin untuk mewujudkannya.  Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan Analisis yang cermat terhadap kondisi pasar dapat membantu para pemilik bisnis kecil melihat kemungkinan penerimaan produk mereka dipasar.  Kompetensi manajerial Para pemilik bisnis kecil yang berhasil mungkin mendapatkan kompetensi melalui pelatihan atau pengalaman, atau dengan belajar dari keahlian orang lain. Hanya sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses sendiri atau langsung berhasil setelah lulus sekolah. Sebagian besar bekerja dulu diperusahaan besar atau bersekutu dengan teman-teman lain agar dapat memiliki lebih banyak keahlian dalam suatu bisnis baru.

B. Pengertian Legalitas Perusahaan Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan peraturan, di

mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang berkuasa saat itu. Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu usaha, faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran.

C. Bentuk-Bentuk Legalitas Perusahaan Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu: 1.

Nama Perusahaan

2.

Merek

3.

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

4.

Izin Usaha Industri (IUI) a. Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan

1. Nama Perusahaan Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain. 2. Merek Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: ‘ Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa’. 3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat Izin Perusahaan Dagang (SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan . Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin (SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai biaya administrasi. SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab perusahaan. Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan perusahaan maka ia harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan domisili yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.

4. Izin Usaha Industri (IUI) Selain perusahaan perdagangan barang dan/atau jasa, ada pula perusahaan industri. Sama halnya dengan perusahaan perdagangan, perusahaan industri pun juga harus memiliki surat izin yaitu Surat Izin Industri (IUI). Setiap pendirian perusahaan industri baru atau perluasan wajib memperoleh IUI. Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap Persetujuan Prinsip yang diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan / instalasi peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan produksi percobaan. IUI berlaku untuk seterusnya selama perusahaan industri yang bersangkutan berproduksi.

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Bisnis adalah suatu kegiatan atau organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Bisnis itu memiliki beberapa bentuk kepemilikan. Diantaranya ada bentuk kepemilikan perseorangan, ada bentuk kepemilikan persekutuan dan juga perseroan terbatas. Dalam bisnis juga ada yang namanya bisnis kecil. Semua itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk menjalankan bisnis menjadi maju tergantung dengan cara pebisnis menjalankan bisnisnya tersebut.

2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA Griffin, R. W., & Ebert, R. J. (2007). Bisnis (Edisi Bahasa Indonesia Edisi Kedelapan ed.). (S. Wardhani, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

Related Documents


More Documents from "Tio Ayahnya Athar"