Tugas Akhir Siska Yunita.docx

  • Uploaded by: Siska Yunita
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Akhir Siska Yunita.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,632
  • Pages: 45
TINJAUAN BAURAN PEMASARAN JASA PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAl (BPJS) KESEHATAN KABUPATEN LANGKAT

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh SISKA YUNITA NIM 1505092010

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan. Tugas Akhir ini mungkin tidak dapat diselesaikan oleh penulis tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. M. Syahruddin, S.T., M.T. Direktur Politeknik Negeri Medan 2. Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan. 3. Safaruddin, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan. 4. Suri Purnami, S.E., MA. selaku Kepala Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan. 5. Vivianti Novita, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing serta atas banyaknya masukan dan saran-saran yang diberikan guna untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Netty, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing serta memotivasi peneliti. 7. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi Jurusan Administrai Niaga Politeknik Negeri Medan.

8. Rosmayanti Nasution, S.E., M.AP. selaku Kepala BPJS Kesehata Kabupaten Langkat. 9. Teristimewa dan tersayang khususnya Samsul Bahri, Dewi Syahfitri, Sri Viky Wulandari, Tety Retno Sari, Kiki Sapitri, Leni Iswana, Yuri Dani, Rika Armayanti, yang telah memberi semangat, dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Teman-teman kelas AB-6D yang selalu setia menemani dan saling memberi semangat selama 3 tahun. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ibunda Jamila dan Ayahanda Almarhum Siswanto Pribadi yang telah memberikan doa, motivasi dan kasih sayang yang tiada henti hingga saat ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isi, bahasa dan penulisannya. Untuk itu penulis berharap serta berterimakasih apabila pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang berguna untuk penyempurnaan tulisan ini. Demikian Tugas Akhir ini disusun, kiranya dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membaca. Medan, Agustus 2017 Penulis,

SISKA YUNITA NIM 1505092010

ABSTRAK Bauran Pemasaran jasa merupakan kegiatan pemasaran yang terdiri dari tujuh variabel yakni Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, orang, bukti fisik, proses yang digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan sehingga mampu bertahan dan berkembang. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bauran pemasaran pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. Pengumpulan data diperoleh melalui metode penelitian lapangan (wawancara dan observasi) dan metode kepustakaan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, saluran distribusi, orang, bukti fisik, proses. Produk BPJS kesehatan yaitu berupa program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS). Penentuan harga berdasarkan biaya. Promosi yang dilakukan yaitu melalui periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan pemasaran langsung (direct selling). Saluran distribusi menggunakan tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan. People (orang) yaitu service personnel dan customers service. Bukti fisik (physical evidence), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat masih belum memenuhi desain dan tata letak ruangan kantor yang baik. Proses (process) BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah menggunakan prosedur yang sangat aktual.

Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, orang, bukti fisik, proses.

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................. iii ABSTRAK ................................................................................................. v ABSTRACT .............................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3 1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 3 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5 2.1 Pengertian Jasa ........................................................................... 5 2.2 Pengertian Pemasaran Jasa ........................................................ 6 2.3 Bauran Pemasaran Jasa .............................................................. 7 2.3.1 Produk (product) .................................................................. 12 2.3.2 Harga (price) ........................................................................ 12 2.3.3 Promosi (promotion) ............................................................ 14 2.3.4 Saluran Distribusi ................................................................. 16 2.3.5 Orang ................................................................................... 17 2.3.6 Bukti Fisik ............................................................................. 18 2.3.7 Proses ................................................................................. 19 BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 20 3.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 20 3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 22 3.3 Teknik Analisis Data ................................................................... 22 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 24 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 24 4.1.1 Sejarah Berdirinya BPJS Kesehatan .................................... 24 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................... 25 4.1.3 Logo Perusahaan ................................................................ 26 4.1.4 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas............................. 28 4.2 Bauran Pemasaran BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat …..... 31 4.2.1 Produk (product) .................................................................. 31 4.2.2 Harga (price) ........................................................................ 32 4.2.3 Promosi (promotion) ............................................................ 34 4.2.4 Saluran Distribusi ................................................................. 35 4.2.5 Orang ................................................................................... 36 4.2.6 Bukti Fisik ............................................................................. 37

4.2.7 Proses ................................................................................. 37 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 39 5.1 Simpulan .................................................................................... 39 5.2 Saran ......................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Industri jasa saat ini merupakan sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan bisnis ataupun pasar yang sangat pesat. Pertumbuhan tersebut, selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada, juga disebabkan oleh munculnya berbagai diferensiasinya sebagai akibat dari pertumbuhan teknologi dan penggunaan teknologi yang semakin mudah. perkembangan

Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari berbagai

industri

seperti

perbankan,

asuransi,

penerbangan, telekomunikasi, retail, konsultan, dan pengacara. Dipandang dari konteks globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai penyedia jasa di dunia. Perkembangan tersebut pada akhinya mampu memberikan tekanan yang kuat terhadap perombakan regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan pemanfaatan teknologi baru yang secara langsung akan berdampak kepada menguatnya kompetisi dalam industri. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan persaingan usaha

yang

semakin

tinggi.

Mereka

dituntut

untuk

mampu

mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya. Seiring dengan fenomena tersebut, pemasaran jasa merupakan salah satu upaya untuk menjembatani antara produsen jasa dan pengguna

jasa.

Pemasaran jasa merupakan setiap aktivitas dan tindakan yang

disediakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen tanpa menyebabkan adanya perpindahan kepemilikan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai salah satu industri asuransi yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. BPJS juga harus dapat meningkatkan intensitas pemasarannya agar dapat berkompetisi dalam industri asuransi. Demikian halnya dengan BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yang setiap tahunnya memiliki target yang harus dicapai, pada tahun 2016 peserta BPJS Kabupaten Langkat berjumlah 23.348 jiwa, pada tahun 2017 peserta berjumlah 29.971 jiwa dan pada tahun 2018 target yang harus tercapai adalah 78.240 jiwa. Target tahun 2018 ini belum tercapai, saat ini baru 75.642 jiwa yang menjadi peserta BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat, masih ada target yang harus dipenuhi oleh BPJS Kesehatan Kabupaten langkat agar target yang sudah direncanakan dapat tercapai. Untuk dapat menarik 2,598 jiwa yang belum menjadi peserta BPJS Kabupaten Langkat, maka BPJS Kesehatan Kabupeten Langkat ini masih harus meningkatkan intensitas pemasarannya melalui penerapan bauran pemasaran jasa yang tepat agar target yang direncanakan tercapai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Bauran Pemasaran jasa Pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat”.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Bauran Pemasaran Jasa Pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat?” 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bauran pemasaran jasa pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan ini adalah : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai bauran pemasaran jasa khususnya pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. 2. Sebagai masukan bagi BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat dalam menerapkan bauran pemasarannya. 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan meneliti tentang bauran pemasaran jasa. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan penjelasan ringkas mengenai isi Tugas Akhir ini secara keseluruhan, maka dibuatlah sistematika penulisan Tugas Akhir sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan Sistematika Penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir, yang terdiri dari, Pengertian Jasa, Pemasaran Jasa, Bauran Pemasaran Jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, saluran distribusi, orang, bukti fisik, dan proses. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Cara Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data serta Teknik Analisis Data. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Perusahaan yang terdiri dari Sejarah Berdirinya perusahaan, Visi dan Misi, Logo

BPJS

Kesehatan Kabupaten Langkat, Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas, serta Tinjauan Tentang Bauran Pemasaran Jasa Pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil pembahasan dan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Kotler dan Keller (2009:36) mengemukakan, “Jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”. Stanton dalam Priansa (2017:65) menyatakan, “Jasa merupakan segala segala sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak terwujud, dan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan”. Selanjutnya Stanton dalam Hurriyati (2015:28), mengungkapkan bahwa “Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya”. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka, jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik. 3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. 4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.

2.2 Pengertian Pemasaran Jasa Lovelock dan Wirtz dalam Priansa (2017:67) menyebutkan, “Pemasaran jasa adalah bagian dari sistem jasa keseluruhan yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki bentuk kontak dengan konsumennya, mulai pengiklanan hingga penagihan. Hal itu mencakup kontak yang dilakukan pada saat penyeraahan jasa”. Lupiyoadi dalam Priansa (2017:67) menyatakan, “Pemsaran jasa merupakan setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apa pun”. Payne dalam Hurriyati (2015:42) mengemukakan, “Pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersiapkan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan

sumber-sumber

sebuah

organisasi

untuk

memenuhi

kebutuhan tersebut”. . 2.3 Bauran Pemasaran Jasa Priansa (2017:38) mengemukakan bahwa, ”Alat yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran disebut dengan bauran pemasaran atau marketing mix. Disebut bauran (mix) karena kombinasi atau gabungan dari beberapa alat pemasaran”.

Alma dalam Priansa (2017:38) menyebutkan, “Bauran pemasaran adalah strategi mencampur kegiatan-kegiatan pemasaran agar dicari kombinasi maksimum sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan”. Lovelock dan Wirtz dalam Priansa (2017:66) menyebutkan, “Pemsaran jasa adalah bagian dari sistem jasa keseluruhan yang menunjukkan perusahaan tersebut memiliki bentuk kontak dengan konsumennya, mulai pengiklanan hingga penagihan”. Bauran

pemasaran jasa

merupakan pengembangan bauran

pemasaran. Zeithhaml dan Bitner dalam Priansa (2017:67) menyatakan bahwa pemasaran jasa terdiri dari: 1. Produk (product) Produk merupakan kombinasi dari barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasarannya. Tujuannya adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar. 2. Tempat/ saluran distribusi (place) Tempat saluran distribusi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk melalui saluran distribusi yang tepat, waktu yang tepat, dan sesuai dengan yang diinginkan konsumen. 3. Promosi (promotion) Promosi merupakan salah satu usaha yang dilakukan perusahaan untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkannya. ditujukan

untuk

memberikan

informasi,

Kegiatan promosi membujuk,

serta

memperingatkan konsumen tahap produk dengan tujuan untuk menciptakan penjualan yang diinginkan.

4. Harga (price) Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapata.

Harga barang merupakan sejumlah uang

yang dibayar sebagai imbalan atas berbaga hal yang telah dinikmati konsumen. 5. Orang (people) Orang merupakan orang yang memberikan persepsi kepada konsumen lain tentang kualitas jasa yang pernah dibelinya dari perusahaan sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembelian jasa yang bersangkutan. 6. Bukti fisik (physical evidence) Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut memiliki kepuasan untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. 7. Proses (process) Proses adalah cara menyampaikan nilai jasa tersebut kepada konsumen.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori bauran pemasaran jasa menurut Zeithhaml dan Bitner (Priansa 2017:67) yang terdiri dari 7p, yaitu yang akan penulis uraikan lebih lanjut pada bahasan berikut: 2.3.1 Produk (Product) Kotler dan Amstrong dalam Abdurrahman (2015:71)menyatakan bahwa, “Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan pada pasar untuk

menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan sesuatu keinginan atau kebutuhan.” Selanjutnya Kotler dan Amstrong dalam Abdurrahman (2015:71) mengemukakan, “Produk dalam arti luas meliputi objek-objek fisik, jasa, cara, orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini.” Kotler

dalam

Hurriyati

(2015:50)

mengemukakan,

“Produk

merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikosumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”. Untuk merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk (Hurriyati 2015:51), yaitu: 1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 2. Produk generik, (generic product) yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4. Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Menurut Kotler dan Keller (2009:15), mengemukakan “Hirearki produk membentang dari kebutuhan dasar sampai barang tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut”. Enam tingkat hierarki produk, dengan menggunakan asuransi jiwa contohnya. 1. Keluarga Kebutuhan (need family) – kebutuhan inti yang mendasari keberadaan keluarga produk. Contoh: keamanan 2. Keluarga Produk (product family) – semua kelas produk yang dapat memuaskan kebutuhan inti dengan evektivitas yang masuk akal. Contohnya: tabungan dan penghasilan. 3. Kelas Produk (product class) – kelompok produk di dalam keluarga produk yang dikenal memiliki fungsional tertentu yang koheren. Dikenal juga sebagai kategori produk. Contoh: instrumen keuangan 4. Lini Produk (produk line) – kelompok produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu. Lini produk dapat terdiri dari berbagai merek, atau satu merek keluarga, atau merek individu yang sudah diperluas lininya. Contoh: asuransi jiwa. 5. Jenis Produk (product type) – sekelompok barang didalam lini produk yang berbagai satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk. Contoh: asuransi jiwa berjangka.

6. Barang (item) disebut juga unit penyimpanan stok (stockkeeping unit) atau varian produk (product variant) – untuk yang berbeda didalam lini produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tampilan, atau beberapa atribut lain. Misalnya: asuranai jiwa berjangka prudential yang dapat diperbarui.

2.3.2

Harga (price) Kotler

dan

Amstrong

dalam

Abdurrahman

(2015:109)

mendefinisikan harga secara lengkap yaitu: “Sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk mempeeroleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.” Zaithalm dan Bitner dalam Hurriyati (2015:54), menjelaskan tiga dasar penetapan harga yang biasa digunakan dalam menentukan harga, yaitu “(1) penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing), penetapan harga berdasarkan persaingan (competition-based pricing) dan (3) penetapan harga berdasarkan permintaan (demand-based)”. Zeithalm dan Bitner dalam Hurriyati (2015:52), mengemukakan “prinsip-prinsip penetapan harga adalah sebagai berikut”: 1. Perusahaan

harus

mempertimbangkan

sejumlah

faktor

dalam

penetapan harga, mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, perakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga serta menentukan harga akhir.

2. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara

memaksimumkan

penerimaan

sekarang,

memaksimumkan

penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya. 3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar dapat menghitung elastisitas permintaan, yang dirumuskan sebagai berikut: Elastisitas = prosentase perubahan kualitas yang dibeli Prosentase perubahan harga 4. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta biaya biaya lainnya. 5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses harga. 6. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis, dan harga lainnya. 7. Setelah

menetapkan

struktur

harga,

perusahaan

menyesuaikan

harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi, serta harga bauran produk.

2.3.3

Promosi (promotion) Menurut Hurriyati (2015:57), “Promosi merupakan salah satu faktor

penentuan keberhasilan suatu program pemasaran”. Selanjutnya Hurriyati (2015:59) mengemukakan, “meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentukbrntuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khususnya itu sering disebut bauran promosi (promotion mix) yaitu mencakup: 1. Personal Selling Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. 2. Mass Selling Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. 3. Promosi Penjualan Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

4. Public Relation Hubungan masyarakat merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, popini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Alma dalam Hurriyati (2015:58) menyatakan, “promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”. Selanjutnya Alma dalam Hurriyati (2015:58) menyebutkan, “Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.” Secar rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat djabarkan sebagai berikut. 1. Menginformasikan (informing), dapat berupa: menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga

kepada

pasar,

menginformasikan

menjelaskan

jasa-jasa

yang

cara

kerja

disediakan

suatu

oleh

produk,

perusahaan,

meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, dan membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan kemerek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, dan mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesmen). 3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas: mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan menjaga agar ingatan pertama pembelli jatuh pada produk perusahaan. 2.3.4 Saluran Distribusi Atau Saluran Pemasaran Abdurrahman (2015:125), “Saluran pemasaran adalah seperangkat lembaga/organisasi yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk atau jasa dan status kepemilikannya dan produsen ke konsumen.” Stern dan Ansary dalam Abdullah dan Tantri (2018:2017) menyebutkan, “Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi”.

Menurut Hurriyati (2015:55) terdapat tiga macam tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan lokasi, yaitu sebagai berikut: 1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa, 2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan, atau 3. Penyedia

jasa dan pelanggan

melakukan

interaksi melalui

perantara. 2.3.5 Orang Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2015:62) menyatakan, “Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa seingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

Elemen-elemen dari

‘people’ adalah pegawai pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Hurriyati (2015:63) Elemen people memiliki dua aspek, yaitu: 1. service personnel untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan. 2. customers faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan.

Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada

nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia. 2.3.6 Bukti Fisik Tjiptono dalam Priansa (2017:71) menyatakan, “Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan konsumen potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya”. Lovelock dalam Hurriyati (2015:64), mengemukakan “Bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarannya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu: 1. an attention-creating medium perusahaan jasa melakukan diferensiansi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya. 2. As a message-creating medium Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. 3. An effect-creating medium Baju seragam yang berwarna , bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. 2.3.7 Proses Zeithaml dan Bitner dalam Priansa (2017:69) menyatakan, “Proses adalah cara menyampaikaan nilai jasa tersebut kepada konsumen.

Konsumen dapat menilai jasa yang diberikan dalam proses ini. Jika proses penyampaian jasa dilaksanakan secara cepat, rapi, dan tidak terdapat kesalahan, konsumen akan merasa puas dan mempunyai penilaian yang baik terhadap perusahaan”. Zeithhaml dan Bitner dalam Hurriyati (2015:64) menyatakan, “Proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa”. Hurriyati (2015:65) mengemukakan, “Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, aktifitas-aktifitas, rutinitasrutinitas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk (baraang atau jasa) disalurkan ke pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang akan dibahas, terlebih dahulu harus diperoleh data yang berkaitan dengan masalah tersebut. Data yang diperoleh harus jelas, akurat, relevan, objektif,

dan

pengumpulan

dapat data,

dipertanggungjawabkan. penganalisisan

data

dan

Proses

dimulai

selanjutnya

dari

tentang

permasalahan tersebut. Menurut Simanjuntak (2016:87), “Metode merupakan prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam upaya pencapaian suatu tujuan”. Dalam metode penelitian ini ada tiga hal yang akan dilakukan yaitu, mengumpulkan data, menentukan jenis dan sumber data, dan menganalisis data yang akan penulis uraikan berikut: 3.1 Cara Pengumpulan Data Penulis menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu: 1. Metode studi kepustakaan Studi

pustaka

merupakan

metode

pengumpulan

data

dan

mengumpulkan data dari laporan yang telah diolah sebelumnya. Dalam metode ini, data yang dicari dan dikumpulkan dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan bauran pemasaran dan informasi yang diberikan perusahaan dalam hal ini BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat.

2, Metode studi lapangan Pada metode studi lapangan, pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat langsung pada objek di lapangan, yaitu melalui observasi dan wawancara. 1. Observasi Simanjuntak (2016:89). Menyatakan ”Observasi dilakukan dengan cara langsung mengamati permasalahan dilapangan”. Data yang diperoleh dalam penyusunan Tugas Akhir ini melalui observasi yang dilakukan saat melaksanakan praktik kerja lapangan. Dengan observasi langsung ini dapat diperoleh data yang dibutuhkan untuk membahas tentang bauran pemasaran pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. 2. Wawancara Simanjuntak (2016:91) menyatakan, “Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya”. Wawancara dilakukan secara lisan dalam bentuk pertemuan tatap muka. Data yang diperoleh dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah melalui wawancara dengan pihak perusahaan, yaitu satu orang pegawai di bagian pemasaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan Bauran Pemasaran Pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat.

3.2 Jenis dan Sumber Data Data adalah segala sesuatu peryataan yang berupa fakta dan kenyataan yang berasal dari penelitian atau pengamatan.

Data dapat

berupa tulisan, simbol-simbol khusus, angka-angka, atau gabungan dari keseluruhan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berkut: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan dan melihat langsung bagaimana cara perusahaan menangani yang berhubungan dengan objek penelitian. Data primer yang diperoleh dalam penyusunan Tugas Akhir ini berasal dari daftar pertanyaan yang diajukan kepada pegawai bagian pemasaran pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kajian berupa buku-buku dan referensi yang didapat dari perusahaan. 3.3 Teknik Analisis Data Simanjuntak (2016:97), menyatakan “Analisis data merupakan tahapan strategi dari suatu penelitian atau riset, yang menjembatani bagian pendahuluan, tinjauan teoritis dengan hasil serta simpulan yang akan ditarik dari suatu riset”.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penulisan adalah teknik analisis data deskriptif. Teknik ini dilakukan dengan cara menganalisis data yaitu mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya kemudian membuat kesimpulan dari data-data yang telah dikumpulkan tersebut.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berubah menjadi Badan Hukum

Publik

yang

ditugaskan

khusus

oleh

pemerintah

untuk

menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia, meliputi untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi

sejak

tanggal

1

Januari

2014,

sedangkan

BPJS

Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014. BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian, sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui Program Bantuan Iuran (PBI). Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan. Sesuai UU No 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Dari undang undang tersebut, tanpa terkecuali seluruh masyarakat di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS. Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan tersebut. 4.1.2 Tujuan, Visi, dan Misi BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Visi Terwujudnya Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019. Berlandaskan gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.

Misi 1. Meningkatkan kualitas layanan yang berkeadilan Kepada peserta, pemberi pelayanan kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem kerja yang efektif dan efesien. 2. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh penduduk Indonesia Paling lambat 1 Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan dan mendorong partisipsi masyarakat, serta meningkatkan kepatuan kepesertaan. 3. Menjaga kesinambungan JKN-KIS Dengan mengoptimalkan kolektibilitas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan, dan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel. 4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS Melalui peningkatan kerja sama antar lembaga, kemitraan, koordinasi, dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan. 5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi Dengan didukung SDM yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan manajemen risiko yang efektif dan efesien, serta infrastruktur dan teknologi informasi yang handal. 4.1.3 Makna Logo Perusahaan Logo bagi suatu perusahaan dapat dijadikan ciri ciri ataupun sebagai meninfestasikan dan identitas perusahaan tersebut. Dengan memiliki logo, suatu perusahaan akan mudah dikenal oleh pelanggan relasi maupun

masyarakat umum. Logo suatu perusahaan juga dapat memberikan informasi mengenai bidang apa perusahaan tersebut bergerak.

Gambar 1. Logo BPJS Kesehatan (Sumber: BPJS kesehatan Kabupaten Langkat) Seperti perusahaan lainnya, BPJS kesehatan juga memiliki logo sebagai satu lambang perusahaan. Logo/Brand BPJS Kesehatan berbentuk bulat yang di padukan dengna warna hijau dan biru dengan tambahan berbentuk recycle di tenga bundaran tersebut. Adapun makna logo atau lambang tersebut adalah: 1. Orang yang menggambarkan lingkaran melambangkan gotogroyang atau kerja sama. 2. Biru melambangkan kejujuran dan kedamaian sedangkan. 3. Hijau melambangkan kemurnian dan kesehatan. 4. Selain dari sisi warna, dengan logo baru ini diharapkan cita-cita BPJS Kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia dapat terealisasi.

4.1.4 Struktur Organisasi Dan Deskripsi Tugas Struktur

menggambarkan

susunan

atau

komposisi

dengan

meletakkan dasar hubungannya dengan bagian-bagian satu sama lai dalam bentuk (susunan) itu. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap bagian/seksi dapat menempatkan diri dengan baik sesuai spesialisasi

pekerja,

tanggung

jawab,

dan

wewenang

setiap

bagian/divisi. Struktur organisasi BPJS kesehatan dapat dilihat pada lampiran. Adapun deskripsi tugas tiap-tiap bagian yang terdapat pada struktur organisasi adalah sebagai berikut: 1. Kepala Kantor Cabang Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja

dan anggaran

perusahaan di unit kerjanya. b. Merencanakan dan menetapkan kebijakan operasional di kantor cabang c. Menyerahkan dan memastikan peningkatan pelayanan kepada peserta 2. Kepala Bidang Pemasaran Formal. Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Menghimpun informasi dari berbagai instansi dan organisasi terkait untuk mendapatkan data perusahaan sebagai dasar untuk menyusun data potensi dan menetapkan target kepesertaan.

b. Melakukan bimbingan terhadap account officer untuk tercapainya tertib administrasi. c. Mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan serta keluhan peserta untuk memenuhi kebutuhan peserta. 3. Kepala Bidang Pelayanan Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. mengkoordinasikan

penyelesain

klaim

terhadap

waktu

dan

mengendalikan pelayanan jaminan serta menanggapi keluhan peserta untuk mewujudkan kepuasan peserta. b. Mengkoordinasikan kegiatan verivikasi berkas penetapan jaminan. 4. Kepala Bidang Keuangan dan IT Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Merencanakan cashflow berdasarkan RKAP yang telah di setujui untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan kantor cabang. b. Melakukan verivikasi terhadap bukti penerimaan dan mengeluarkan keuangan untuk pengendalian anggaran. c. Memberikan otoritas mengeluarkan kas atau bank sesuai dengan kewenangan. 5. Kepala Bidang Pemasaran Informal Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Menghimpun informasi dari individu dan perorangan terkait untuk mendapatkan data perusahaan sebagai dasar untuk menyusun data potensi dan menetapkan target kepesertaan.

b. Melakukan bimbingan terhadap account officer untuk tercapainya tertib administrasi. c. Mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan serta keluhan peserta untuk memenuhi kebutuhan peserta. 6. Kepala Bidang Umum dan SDM Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Merencanakan

dan

mengusulkan

kebutuhan

karyawan

serta

perkembangan untuk optimalisasi kegiatan kantor cabang. b. Mempersiapkan pelaksaan diklat sesuai sesuai batas kewenangan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan karyawan.

Berikut ini akan di sajikan implementasi bauran pemasaran jasa yang diterapkan pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat.

4.2 Bauran Pemasaran jasa Pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat 4.2.1 Produk (product) Produk merupakan salah satu aspek terpenting dalam bauran pemasaran, marketing mix adalah permasalahan yang penting bagi perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan volume penjualan. Salah satu kebijakan marketing mix yang berperan dalam meningkatkan volume penjualan adalah aspek produk. Sebagai mana tujuan utama dari produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju untuk meningkatkan kemampuan bersaing atau mangatasi persaingan.

Produk yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan merupakan produk yang berbentuk program yang diberikan pemerintah untuk masyarakat indonesia. Produk inti atau program yang ditawarkan yaitu: 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) JKN-KIS adalah program publik yang memberikan perlindungan kesehatan sosial bagi seluruh masyarakat indonesia khususnya dengan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi jiwa, Jaminan Kesehatan Nasional yang berbentuk Kartu Indonesia Sehat. Berdasarkan program yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan maka bisa diambil kesimpulan bahwa hierarki produk BPJS Kesehatan Kabupaten langkat yaitu merupakan line produk, yang dimana produk tersebut merupakan produk asuransi jiwa.

4.4.2 Harga (price) Penawaran harga merupakan komponen utama dalam menarik nasabah atau peserta. Karena harga mencerminkan nilai kualitatif dari suatu produk yang ada. Di BPJS Kesehatan sudah ditetapkan harganya berdasasrkan biaya, untuk membayar iuran berdasarkan ketentuan berikut: 1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta. 3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta. 4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah. 5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar: a. Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III. b. Sebesar Rp. 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II. c. Sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah. Adapun peraturan pembayaran iuran sebagai berikut: 1. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. 2. Tidak ada denda keterlambatan pembayaran iuran terhitung mulai tanggal 1 Juli 2016 denda dikenakan apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan diaktifkan kembali, peserta yang bersangkutan memperoleh pelayanan kesehatan rawat inap, maka dikenakan denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak, dengan ketentuan : a.

Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan.

b.

Besar denda paling tinggi Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).

4.4.3 Promosi (promotion) Promosi adalah cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan atau nasabahnya. Promosi juga sangat berpengaruh pada tujuan marketing suatu perusahaan, karena dengan adanya promosi maka produk-produk asuransi BPJS Kesehatan Kabupaten langkat dapat dikenal oleh masyarakat yang pada akhirnya tertarik menjadi peserta BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat.

1. Periklanan (advertising) Adapun kegiatan periklanan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat dengan bergbagai macam cara diantaranya melalui media cetak seperti koran, brosur dan spanduk. 2. Promosi penjualam (sales promotion) Promosi penjualan yang dilakukan Oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yaitu memberikan kegiatan pemerikasaan kesehatan secara gratis. 3. Hubungan masyarakat (public relation) Dalam hal hubungan masyarakat BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat melakukan kegiatan program Langkat sehat yaitu dimana salah satu perangkat atau alat yang digunakan adalah kontribusi sosial dan pendanaan.

Kegiatan Langkat sehat yang dilakukan oleh BPJS

Kesehatan Kabupaten Langkat bertujuan untuk mensosialisasikan produk BPJS kepada masyarakat khususnya Kabupaten Langkat. 4. Penjualan personal (personal selling) Penjualan personal yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat adalah Flyering Attack yaitu bauran promosi yang dilakukan secara personal oleh pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat dengan cara memberikan informasi tentang BPJS Kesehatan, membagibagikan brosur, kepada masyarakat atau pun badan usaha-badan usaha 5. Pemasaran langsung (direct marketing) Pemasaran langsung yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat melalui internet berupa website resmi BPJS Ksehatan.

Beberapa promosi lainnya yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yaitu membuat seminar-seminar tentang kesehatan diberbagai tempat seperti puskesmas, badan usaha-badan usaha dan lingkungan masyarakat. Dari setiap promosi-promosi yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan kabupaten Langkat terdapat masyarakat yang ingin menjadi peserta BPJS. Sebagai bukti bahwa ketika penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat banyak masyarakat dan badan Usaha seperti CV, UD dan PT yang datang ke kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yang ingin menjadi peserta BPJS Kesehatan.

4.4.4 Saluran Distribusi/Saluran Promosi Adapun saluran distribusi BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yaitu menggunakan tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan, yakni peserta datang langsung ke kantor BPJS kesehatan, pegawai BPJS langsung datang ke peserta, dan melalui perantara seperti calo atau kaderkader yang sudah ditunjuk oleh pihak BPJS Kesehatan.

4.4.5 orang (people) 1. service personal BPJS kesehatan kabupaten langkat memiliki seorang pegawai yang dinamakan petugas counter, petugas counter pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat merupakan petugas yang melayani peserta yang hadir, petugas counter tersebut sangatlah ramah, teliti, serta cepat dalam melakukan pekerjaan.

2. Customers Customers pada BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yaitu bisa badan usaha, masarakat dan pegawai PNS serta TNI/POLRI yang ada di Kabupaten Langkat. Customers sangatlah berperan penting emi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

4.4.6 Bukti Fisik 1. An attention-creating medium Bukti fisik dari BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yaitu berupa kantor cabang yang terletak di Jalan Imam Bnjol Kompleks Perkantoran Bupati Langkat – Stabat, bangunan satu lantai dengan cat tembok berwarna putih yang didalamnya terdapat ruangan untuk peserta BPJS yang datang, ruangan Untuk Pegawai, kantor untuk Pimpinan, fasilitasnya AC yang disetiap ruangan ada, gudang untuk menyimpan arsip atau berkas, sserta kamar mandi untuk pegawai dan peserta BPJS, serta 1 ruangan untuk pegawai BPJS beristirahat. 2. An a mssage-creating medium BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat mengguanakn simbol seperti gambargambar yang dipasang di dinding mengenai keunggulan produk BPJS yang menarik.

3. An effect-creating medium BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat yang setiap Senin-Jumat memakai seragam yang sudah di tentukan oleh peraturan perusahaan. Misalnya seperti baju dinas dan batik.

4.4.7 Proses (process) Proses yang ada pada BPJS kesehatan Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut: 1. Peserta dapat mengajukan klaim perorangan hanya pada kasus sebagai berikut:  Kasus emergensi (kegawat-daruratan atas indikasi medis) sesuai kriteria emergensi  Persalinan normal diluar jaringan PPK  Persalinan penyulit dengan tindakan efektif /terencana (tindakan sudah diketahui sebelumnya) antenatal care (pemeriksaan masa hamil).  Pelayanan khusus: gigi palsu, mata palsu, alat bantu dengar, porthesa anggota gerak tangan dan kaki. 3. Peserta mengajukan klaim disertai dokumen pendukung sebagai syarat klaim yang telah ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. 4. BPJS Kesehatan melakukan pemeriksaan terhadap berkas yang diterima, berkas klaim yang belum lengkap akan dikembalikan berikut catatan kekurangan berkas. 5. Bila dianggap sudah memenuhi syarat maka klaim dapat diproses 6. Apabila setelah dilakukan verifikasi ternyata ada hal tertentu yang tidak dapat diproses (kurang informasi berkas klaim), maka BPJS Kesehatan akan menginformasikan surat pemberitahuan atau telepon kepada peserta melalui perusahaan.

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran disertai dengan rincian pembayaran sesuai ketentuan setelah proses verifikasi klaim selesai.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut. 1. Pada aspek produk (product), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah memiliki produk inti yang sesuai dengan perogram pemerintah. 2. Pada aspek harga (price), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah menetapkan strategi penetapan harga berdasarkan biaya. 3. Pada aspek promosi (promotion), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah menerapkan bauran promosi (promotion mix), yaitu: periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan pemasaran langsung (direct selling). Bentuk promosi melalui periklanan melalui media cetak seperti koran, brosur dan spanduk. 4. Pada aspek saluran distribusi, BPJS Kesehatan kabupaten langkat menggunakan tipe interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan. 5. Pada aspek orang (people), BPJS Kesehatan Kabupaten langkat memiliki dua aspek orang yaitu sercive personal dan customers service. 6. Pada aspek Bukti fisik (physical evidence), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat masih belum memenuhi desain dan tata letak ruangan kantor yang baik. Dikarenakan terlalu sempit ruangan untuk pegawainya.

7. Pada aspek proses (process), BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah menggunakan prosedur yang sangat aktual untuk menyampaikan jasanya.

Secara garis besar BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat telah menerapkan Bauran Pemasaran (marketing mix) berdasarkan 7p pada pemasaran jasa dengan sebaik mungkin demi mencapai hasil yang efektif. 3.2. Saran Dari kesimpulan diatas, saran pribadi penulis berdasarkan tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis sebaiknya BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat menerapkan Bukti Fisik (physical evidence) dengan baik, agar peserta BPJS yang hadir merasa nyaman. Dikarenakan ruangan yang terlalu sempit sehingga peserta BPJS yang hadir terlalu banyak menumpuk, kemudian BPJS Kesehatan Kabupaten Langkat hendaknya menabah pegawai di bagian counter agar peserta yang hadir bisa cepat selesai dengan urusanya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dan Tantri. 2018. Manajemen Pemasaran. Depok: RajaGravindo Persada. Abdurrahman. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung: Pustaka Setia. Hurriyati,Ratih. 2015. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Alfabeta. Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Priansa, Doni Juni. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: CV Pustaka Setia. Simanjuntak, Pantas. 2016. Tata Tulis Laporan. Medan: Usu Press.

Related Documents

Tugas Siska 1.docx
October 2019 32
Siska Tugas Uas.docx
December 2019 20
Tugas Kasus Siska Lestia
October 2019 34
Siska
November 2019 23
Tugas Akhir
May 2020 45

More Documents from "Deni Ramadoni"