Nama : Siska Natalia Lorenza NIM : 1602035049 PRODI : Pembangunan Sosial Mata Kuliah : Jaminan Sosial (UAS)
Perbandingan jaminan kesehatan di Indonesia dengan Singapura
INDONESIA
Sistem Pembiayaan:
Di Indonesia sistem pembiayaan kesehatan terbagi menjadi dua sistem yakni sistem Fee for Service (Out of Pocket) serta sistem Health Insurance. Sistem Out of Pocket ini merupakan sistem yang dipakai pada sebagian besar pelayanan kesehatan dimana pasien yang berobat akan membayar kepada pemberi layanan kesehatan secara pribadi berdasarkan layanan yang didapatkannya. Melalui sistem ini, dokter akan mendapatkan pendapatan sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Semakin banyak pasien, semakin banyak pendapatan yang diterima. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat bergantung kepada sistem ini. Berdasarkan data WHO, pada tahun 2011 saja masih terdapat 75,7% masyarakat Indonesia yang memakai sistem pembiayaan Out of Pocket ini dan hanya 8,4% yang melaksanakan sistem Health Insurance. Untuk sistem health insurancesendiri Indonesia masih menganut sistem kapitasi dan sistem DRG (Diagnose related Group). Health Expenditure Per Capita dan Porsi Anggaran Kesehatan : Indonesia sendiri memiliki total expenditure on health per capita mencapai $127 pada tahun 2011 atau sekitar 2,7% dari GDP. Porsi anggaran kesehatan dalam APBN mencapai 5% atau sekitar 4,7 triliun rupiah ($ 470 juta). Kapasitas Tenaga Kesehatan: Rasio Dokter per Penduduk dan Pemerataan Dokter
Rasio dokter per 100.000 penduduk pada tahun 2012 menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mencapai 33:100.000. Pemerataan dokter menjadi salah satu permasalah di Indonesia. Bisa kita lihat bahwa hampir sebagian besar provinsi di Indonesia masih kekurangan tenaga dokter dibandingkan dengan provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan DI Yogyakarta yang memiliki penumpukan jumlah dokter.
SINGAPURA
Sistem Pembiayaan : Singapura memberikan jaminan kesehatan menyeluruh bagi penduduknya melalui sebuah sistem pembiayaan yang berdasarkan kepada tanggung jawab individual dan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Sistem pembiayaan yang dipakai oleh Singapura merupakan sistem pembiayaan campuran yang terdiri dari beberapa tingkatan sistem. Tingkat perlindungan (sistem pembiayaan) yang pertama dilakukan melalui subsidi pemerintah yang berasal dari perolehan pajak. Subsidi ini biasanya menutupi hingga 80% dari keseluruhan tagihan biaya pelayanan kesehatan. Tingkatan sistem pembiayaan selanjutnya dilakukan melalui social insurance (asuransi sosial) yang telah ditetapkan oleh pemerintah Singapura. Asuransi sosial ini terdiri dari MediSave (pembiayaan bersumber dari potongan uang yang sengaja disimpan oleh masing-masing individu untuk persiapan biaya pelayanan kesehatan), MediShield dan ElderShield (asuransi dengan biaya premi rendah), serta Medifund (bantuan pembiayaan dari pemerintah untuk mereka yang tidak mampu menutupi biaya pelayanan kesehatannya dengan subsidi, MediSave, dan MediShield). Sistem pembiayaan pelayanan kesehatan seperti yang telah disebutkan diatas hanya berlaku untuk pelayanan kesehatan yang dilakukan di sektor publik. Sedangkan pelayanan kesehatan yang dilakukan di sektor privat (swasta) dibiayai oleh sumber pribadi serta asuransi komersial yang ada.
Health Expenditure Per Capita dan Porsi Anggaran Kesehatan :
Singapura memiliki total expenditure on health per capita yang lebih besar dibandingkan Indonesia yakni mencapai $2.787 pada tahun 2011 atau sekitar 4,6% dari total GDP. Porsi anggaran kesehatan Singapura mencapai $5.7 miliar.
Kapasitas Tenaga Kesehatan: Rasio Dokter per Penduduk dan Pemerataan Dokter :
Rasio dokter per 1.000 populasi di negara Singapura mencapai 1.9 dokter atau 190:100.000. Singapura termasuk ke dalam negara yang tidak mempunyai daerah rural, sehingga semua dokter bekerja di sektor urban. Pembagian dokter yang ada juga tidak bergantung kepada urban atau rural akan tetapi pembagiannya dilakukan berdasarkan sektor publik dan sektor privat. Geografi negara yang kecil juga membuat pemerataan dokter di Singapura sudah tergolong baik.
KESIMPULAN : Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa Singapura memiliki Sistem Kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Melihat dari ideologi sistem kesehatan kedua negara saja, kita sudah dapat membandingkan perbedaan yang cukup signifikan dimana Indonesia tidak menegaskan sistem kesehatan seperti apa yang diinginkan. Berbeda dengan Singapura yang sejak awal menegaskan bahwa sistem kesehatan nasional akan dicapai melalui upaya preventif dan gaya hidup sehat. Selain itu, dilihat dari segi pembiayaan pelayanan kesehatan, Singapura jelas lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia. Namun, apabila kita perhatikan lebih lanjut, jumlah penduduk Singapura serta wilayah geografis yang kecil membuat Singapura lebih mudah untuk mencapai tingkat kesehatan nasional yang lebih baik jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki tantangan berupa jumlah penduduk yang sangat banyak dan luas wilayah geografi yang cukup besar. Untuk itu, Indonesia harus terus berbenah diri di bidang sistem kesehatan nasionalnya agar penduduk Indonesia mampu mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik.