Siska

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Siska as PDF for free.

More details

  • Words: 1,174
  • Pages: 6
TUGAS KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA

OLEH : SISKA DWI ANGGRAINI S-1 KEPERAWATAN SEMESTER 1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MOJOPAHIT MOJOKERTO TH. AJARAN 2008 – 2009

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan tugas UTS semester 1. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Edi Widayat yang telah membantu dalam pembuatan tugas dari awal sampai akhir. Saya menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan yang ada dalam pembuatan tugas UTS ini. Sehingga kritik dan saran yang membangun demi tersempurnanya pembuatan tugas UTS ini dari pembaca sangat diharapkan.

Mojokerto ,20 November 2008

Penulis

PEMBAHASAN

Bagaimana upaya bangsa Indonesia menyikapi masalah posisi silang dunia ? Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, memiliki dan menggunakan bahasa daerah dan dialek, menganut berbagai macam agama, terikat beraneka macam adat istiadat dan kebiasaan, memiliki wilayah yang berbentuk Negara kepulauan. Secara ilmiah, pengaruh posisi silang di antara dua benua yaitu Asia dan Australia dan samudra besar yaitu Pasifik dan Hindia telah menjadikan wilayah Indonesia memilki angin muson, kekayaan hayati dan non hayati yang tak terbatas, suku bangsa yang bemacam-macam, keindahan alam yang luar biasa dan menjadi pusat lalu lintas perdagangan antar Negara. Dalam memasuki dunia Internasional setiap bangsa selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya sendiri dan sedapat mungkin menjadi subjek, bukan objek dalam pencaturan politik Internasional, Untuk menghadapi keadaan dunia yang dinamis , penuh konflik dan pergolakan maka bangsa Indonesia harus mengambil sikap tegas yaitu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan politik dengan berpedoman pada wawasan nusantara, yang punya arti “sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai setiap tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa”. Dampak Negara Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia, membawa kosekuensi logis yaitu secara aspek social menjadi pusat lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing yang terbuka lebar, setiap saat serta dari segala penjuru, baik yang menguntungkan maupun merugikan kepentingan bangsa Indonesia. Sehingga menjadikan tata kehidupan dan sifat kehidupan bangsa seperti ini. Posisi dan lokasi Indonesia pada posisi silang, disatu sisi merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya namun disisi lain menjadi sumber mara bahaya dan ancaman, terutama jika dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang memaksakan kehendaknya. Dampak dan pengaruh negative posisi silang adalah :

1. Bangsa Indonesia dihadapkan pada lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing dalam semua aspek kehidupan social (Ipoleksosbudhankam) sedang daya serap dan daya adaptasi bangsa masih rendah. Akibatnya, semua pengaruh diserap, diterima dan ditiru begitu saja tanpa difilter atau disesuaikan dengan nilai-nilai dan kepribadian yang dimilki sebelumnya. Dalam banyak hal, kita telah memasuki fase kehidupan kebarat-baratan dan ketimur-timuran yang sama sekali berbeda dengan pola dan gaya hidup orang Barat atau orang Timur itu sendiri. 2. Hubungan antar bangsa selalu berlandaskan pada kepentingan nasional Negara yang bersangkutan, sedang bangsa Indonesia berada dalam lingkungan negara-negara yang sedang bergejolak. Akibatnya, tata kehidupan nasional baik secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi dan terkena dampaknya. Contoh dalam kasus pemboman WTC di Amerika Serikat. 3. Kekayaan alam yang melimpah ruah, tenaga kerja yang murah, jumlah penduduk yang banyak dan jumlah pengangguran yang tinggi, pada dasarnya merupakan daya tarik tersendiri bagi negara-negara industri (investor)

untuk

menanamkan

modal,

memasarkan

produk

dan

mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Dalam banyak kasus , Indonesia masih deficit dalam perdagangan Internasional, sedang pasar dalam negeri lebih banyak dibanjiri produk asing daripada produk domestic. Kondisi ini diperparah oleh sikap mental “demonstration effect” bangsa Indonesia yaitu kebanggaan terhadap pemakaian produk asing. Kerawanan ini harus ditangkal dan diminimalisir secara terus –menerus yaitu dengan tetap berpegang pada ideology Pancasila sebagai kebulatan ajaran, pandangan, hidup bangsa serta satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat ,berbangsa, dan bernegara dan UUD 1945 serta bersikap hati-hati dalam memilih dan memilah-milah kekuatan dan pengaruh asing tersebut. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang memilki kepribadian yang kuat dan tidak mudah larut atau terpengaruh oleh berbagai pengaruh atau faham yang bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia sendiri. Untuk itu bangsa Indonesia harus senantiasa mawas diri dan olah budi dalam menghadapi dan mengatasi segala bentuk ancaman, hambatan dan gangguan. Fungsi mawas diri pada dasarnya merupakan masa wajib kemanusiaan

yang tidak mungkin diwakilkan kepada orang lain dalam rangka mengatasi kekelutan dan kekacauan berfikir terutama dalam memasuki zaman yang sama sekali baru / globalisasi. Salah satu persoalan bangsa yang muncul pada akhir-akhir ini adalah pola kehidupan global dimana orang cenderung untuk mencapai tujuan dengan mudah, cepat dengan menghalalkan segala cara, sedang di sisi lain orang tidak mau bekerja keras, apatis terhadap lingkungannya dan bahkan tindakannya sudah mengarah pada pelanggaran norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Oleh karena itu diperlukan penumbuh-kembangan pola pikir, pola pikir, pola sikap dan pola tindak dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Cara menangkalnya adalah dengan menciptakan kekuatan sentrifugal, yaitu kekuataan mentransformasi atau mengubah kekuataan dan pengaruh asing yang bersifat negative menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan. Dalam hal ini bangsa Indonesia dapat menerima secara langsung pengaruh yang bersifat positif seperti kemajuan dibidang pendidikan dan teknologi, namun pengaruh dibidang ideology, budaya, social, dan ekonomi harus difilter secara ketat agar nilai-nilai terluhur budaya bangsa tidak hilang atau digantikan oleh nilai-nilai asing. Oleh karena itu, dalam menghadapi dan mengatasi kekuataan dan pengaruh asing bangsa Indonesia harus kuat lahir batin serta bertindak dan bersikap bebas dan aktif. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sudah menegara (merdeka) harus mau menggalang kekuatan nasional untuk menangkal kekuatan dan pengaruh asing yaitu dengan mengandalkan kemanunggalan utuh menyeluruh dalam segenap aspek kehidupan nasional. Kemanunggalan adalah terjadi keseimbangan dan keserasian antara aspek alamiah dengan aspek social, sedang utuh menyeluruh adalah kesatuan yang utuh dan bulat serta takterpisahkan atau dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apapun juga. Dengan demikian , bangsa Indonesia harus mampu menjadikan konsep manunggal dan utuh menyeluruh ini sebagai pisau analisis terhadap permasalahan yang dihadapi yaitu dalam meninjau dan memecahkan masalah selalu melibatkan semua aspek kehidupan nasional(ASTAGATRA).

Kesimpulannya : Dampak posisi silang mengharuskan bangsa Indonesia untuk menentukan pilihan yaitu: 1. Membiarkan diri terus menerus menjadi objek lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing serta condong untuk bergantung pada kekuatan yang terbesar. 2. Aktif mengatur lalu lintas kekuata dan pengaruh silang tersebut sekaligus sebagai sebagai subjek dan objek. 3. Tugas semua orang adalah bagaimana mengisi kemerdekaan, mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara selama mungkin. Konsep wawasan nusantara pada dasarnya merupakan doktrin dasar dan doktrin pelaksanaan untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan. Pembelajaran konsep wawasan nusantara kepada mahasiswa diharapkan mampu menumbuh-kembangkan pola piker, pola sikap dan pola tindak yang sarwa nusantara, dalam arti mampu mengimplementasikan ayat-ayat wawasan nusantara atau astragatra dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsepsi astagatra di satu sisi merupakan pengejawantahan segenap aspek kehidupan nasional yang sekaligus doktrin dasar dan pelaksanaan, sedang di sisi lain merupakan pisau analis dalam memandang, menghadapi dan mengatasi setiap persoalaan yang timbul dalam diri dan lingkungan kita. Oleh kaerena itu, setiap warganegara Indonesia wajib untukmawas diri dan olah budi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi bagsa Indonesia telah mengambil sikap yang tegas yaitu aktif mengatur lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing tersebut sesuai dengan kondisi fisik dan sikap mental yang tidak ekspansif, sebagaimana yang digariskan dalam politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif, tidak ekspansif / reaktif dan tidak menjadi objek percaturan politik Internasional.

Related Documents

Siska
November 2019 23
Siska Bab 4
May 2020 2
Cover Lp Siska
August 2019 37
Tugas Siska 1.docx
October 2019 32
Siska Tugas Uas.docx
December 2019 20