Tropis Skabies.docx

  • Uploaded by: SaenabAN
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tropis Skabies.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,469
  • Pages: 12
Keperawatan Tropis

Asuhan Keperawatan Tropis (Skabies)

Kelompok V Saenab Nursin Marasabessy Sofiyan Djainuddin Theresia Lintin

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT “TROPIS” A. Pengertian Scabies adalah penyakit yang mudah menular yang disebabkan oleh infestasi tungau (kutu) yang berada dalam Stratum Corneum kuit terutama tempat predileksinya.

B. Etiologi Timbulnya Scabies didahului oleh infestasi kutu Sarcoptes Scabie Var Hominis yang membuat terowongan pada Startum Corneum.

C. Patofiologi Kelainan kulit disebabkan oleh masuknya tungau Sarcoples Scabie Var Hominis ke dalam lapisan kulit. Tungau betina yang dewasa akan membuat teroewongan pada lapisan superfisial kulit dan berada di sana selama sisa hidupnya. Dengan rahang dan pinggir yang tajam dari persendian kaki depannya, tungau tersebut akan memperluas terowongan dan mengeluarka telurnya 2-3 butir sehari selama 2 bulan. Kemudin kutu betina tersebut mati. Larva atau telur menetas dalam waktu 3-4 hari dan berlanjut lewat stadium larva serta nimfa menjadi bentuk tungau dewasa dalam tempo sekitar 10 hari. Sedangkan tungau jantan mati setelah kovulasi.Kelainan yang timbul di kulit tidak hanya disebabkan oleh tungau scabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan karena merasa gatal, sehingga dapat menimbulkan infeksi sekunder. Gatal disebabkan oleh sensitisasi terhadap cairan yang dikeluarkan oleh tungau yang memmerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit berupa dermatitis dengan ditemukan papula , vesikel, urtikaria, dll.Dengan garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder Cara penularan dari jenis tungau ini dapat melalui kontak langsung antara kulit dengan kulit misalnya dengan berjabat tangan, tidur bersama , dan hubungan seksual dan juga kontak tak langsung melalui benda seperti pakaian, handuk, seprei, bantal,dll.

D. Manifestasi Klinis Diperlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak saat kontak hingga timbulnya gejala pada pasien. 1. Tanda scabies yang klasik adalah pasien akan mengeluh gatal-gatal terutama pada malam hari dan keadaan ini mungkin disebabkan oleh peningkatan kehangatan kulit yang menimbulkan efek stimulasi pada parasite tersebut. 2. Adanya terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabi-abuan 3. Lesi sekunder berupa vesikel, papula, ekskoriasi serta krusta 4. Superinfeksi bakteri dapat terjadi akibat ekskoriasi yang tetap dari terowongan dan papula.

E. Evaluasi Diagnostik Diagnosis dipastikan dengan menemukan Sarcoples scabiei atau produk samping kutu tersebut dari kulit. Sampel jaringan superfisial epidermis dikerok pada daerah di ats terowongan atau papula dengan mengunakan mata pisau skapel yang kecil. Hasil kerokan diletakkan pada slide mikroskop dan diperiksa lewat mikroskop dengan pembesaran rendah untuk melihat kutu pada setiap stadium ( dewasa, telur,cangkang telur, larva, nimfa) dan butiran fesesnya.

F. Penatalaksanaan 1. Pasien diminta mandi dengan air hangat dan sabun guna menghilangkan debris yang mengelupas dari krusta dan kulit dibiarkan kering serta menjadi dingin. 2. Oleskan titis-tipis preparat skabisida , seperti lindane ( kwell) atau krotamiton ( krim dan losion Eurax ) pada permukaan kulit mulai dari leher ke bawah dengan hanya meninggalkan daerah muka dan kulit kepala ( yang pada scabies tidak terkena ). Biarkan selama 12-24 jam dan sesudah itu, pasien dimunta untuk membasuh dirinya sampai bersih.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian scabies Tinggal bersama dengan sekelompok orang seperti di pesantren berisiko mudah tertular berbagai penyakit scabies. Penularan dapat terjadi melalui 2 faktor yaitu factor internal dan daktor eksternal. Adapun yang termasuk factor internal adalah kebersihan diri da perilaku . Sedangkan yang termasuk factor eksternal adalah lingkungan, budaya dan sosial ekonomi.

H. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian 

Identitas



Riwayat kesehatan Riwayat alergi, tanda dan gejala

 Pemeriksaan fisik 

Pengkajian kulit meliputi warna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur kulit, lesi, vaskularitas, mobilitas dan kondisi kuku, turgor kulit, elastisitas kulit.



Pola istirahat/tidur - Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien - Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit - Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau tidak?

 Pengkajian terhadap masalah Psikososial. Perawat harus menilai dampak penyakit tersebut pada pasien dan strategi koping apa yang digunakan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari serta bagaimana interaksi antara anggota keluarga dan teman-teman.

2. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, reaksi inflamasi b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa gatal c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa gatal d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu terhadap penampakan diri e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya f. Risiko Infeksi

3. Rencana Tindakan

No. 1.

Diagnosa

NOC

Kerusakan integritas kulit Setelah b/d

adanya

inflamasi

lesi,

dilakukan

NIC asuhan

reaksi keperawatan selama ....x 24

1) Pengecekan kulit :  Amati

warna,

jam, keutuhan struktur dan

kehangatan, bengkak,

fungsi

fisiologis

pulsasi, tekstur, edema

menjadi

normal,

kulit dengan

kriteria hasil : 

Tekstur kulit tidak terganggu

 

dan ulserasi  Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet  Lakukan

langkah-

Tidak ada lesi pada

langkah

kulit

mencegah

Tidak ada penebalan

lebih lanjut (mis :

kulit

melapisi

untuk kerusakan

kasur,

menjadwalkan reposisi)  Ajarkan

anggota

keluarga/pemberi asuhan

mengenai

tanda-tanda kerusakan kulit dengan tepat

2) Pemberian obat kulit :  Ikuti prinsip 5 benar pemberian obat  Tentukan pengetahuan pasien

mengenai

medikasi

dan

pemehaman

pasien

mengenai

metode

pemerian obat  Sebarkan obat diatas kulit sesuai kebutuhan  Monitor adanya efek samping

lokal

dan

sistemik

dari

pengobatan  Ajarkan dan monitor tekhnik

pemberian

mandiri

sesuai

kebutuhan  Dokumentasikan pemberian obat dan respon pasien, sesuai dengan institusi

protokol

2.

Gangguan rasa nyaman b/d Setelah rasa gatal

dilakukan

asuhan Manajemen Pruritus :

keperawatan selama ....x 24

 Pasang

perban

atau

jam, kenyamanan klien dapat

balutan pada tangan atau

ditingkatkan, dengan kriteria

siku ketika pasien tidur

hasil :

untuk

membatasi

Rasa gatal menjadi

gerakan

menggaruk

lebih ringan

yang tidak terkontrol,



sesuai

dengan

kebutuhan.  Berikan

krim

atau

lotion

yang

mengandung

obat

sesuai

dengan

kebutuhan.  Berikan

antipruritik

sesuai dengan indikasi  Instruksikan

pasien

untuk tidak memakai pakaian yang ketat dan berbahan

wol

atau

sintesis.  Instruksikan

pasien

untuk mempertahankan potongan kuku dalam keadaan pendek.  Instruksikan untuk

pasien

meminimalisir

keringat

dengan

menghindari lingkungan yang hangat dan panas.

3.

Gangguan pola tidur b/d Setelah

dilakukan

asuhan Manajemen

lingkungan:

keperawatan selama…x 24 kenyamanan

rasa gatal

jam, gangguan pola tidur dapat

teratasi

,

dengan

 Pertimbangkan penempatan pasien di

kriteria hasil :

kamar dengan beberapa

 Pola tidur tidak terganggu

tempat tidur

 Kualitas tidak terganggu

 Ciptakan yang

lingkungan tenang

&

mendukung  Sediakan

lingkungan

yang aman dan bersih  Pertimbangan sumbersumber ketidaknyamana  Hindari

paparan

dan

aliran udara yang tidak perlu,

terlalu

panas,

maupun terlalu dingin  Monitor kulit terutama daerah tonjolan tubuh terhadap adanya tandatanda

tekanan

atau

iritasi 4.

Gangguan citra tubuh b/d Setelah dilakukan asuhan perasaan

malu

penampakan diri

terhadap keperawatan selama ....x 24

Peningkatan citra tubuh :  Bantu

pasien

untuk

jam, gangguan citra tubuh

mendiskusikan

tidak terjadi, dengan kriteria

perubahan bagian tubuh

hasil :

disebabkan

 Klien merasa puas dengan

penyakit

penampilannya

yang tepat

adanya

dengan

cara

 Klien dapat menyesuaikan

 Bantu

pasien

diri terhadap perubahan

memisahkan penampilan

tampilan fisiknya

fisik

dari

perasaan

berharga secara pribadi dengan cara yang tepat  Tentukan

apakah

perubahan citra tubuh berkontribusi

pada

peningkatan

isolasi

sosial  Bantu

pasien

untuk

mendiskusikan stressor yang

mempengaruhi

citra diri terkait dengan kondisi

kongenital,

cedera atau penyakit. 5.

Defisiensi pengetahuan b/d

Setelah dilakukan asuhan

Pengajaran : proses

kurang pengetahuan tentang

keperawatan selama ....x 24

penyakit

penyakit dan

jam, klien mengerti tentang

 Kaji tingkat pengetahuan

pengobatannya

proses penyakit dan

pasien terkait dengan

prognosis penyakitnya,

proses penyakit yang

dengan kriteria hasil :

spesifik.

 Klien mengerti tentang

 Jelaskan tanda dan gejala

faktor-faktor penyebab

yang umum dari penyakit

penyakitnya

sesuai kebutuhan

 Klien mngetahui perjalanan  Jelaskan mengenai proses penyakitnya.  Klien mengetahui tentang strategi pencegahan

penyakit sesuai kebutuhan  Jelaskan komplikasi

komplikasi penyakit  Klien mengetahui prosedur pengobatan yang diberikan

kronik yang mungkin ada, sesuai kebutuhan  Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada petugas kesehatan sesuai kebutuhan Pengajaran : prosedur/perawatan :  Informasikan kepada pasien atau orang terdekat mengenai kapan dan dimana tindakan akan dilakukan  Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan  Jelaskan prosedur/penganganan  Berikan informasi mengenai apa yang akan dirasakan selama tindakan.  Kaji harapan pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan

6

Risiko Infeksi

Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan selama… x 24

Perlindungan Infeksi  Monitor adanya tanda-

jam, tanda-tanda infeksi

tanda infeksi sistemik

tidak terjadi, dengan kriteria

dan lokal

hasil :  Tidak adanya kemerahan  Vesikel tidak mengeras kepermukaan

 Monitor kerentanan terhadapa infeksi  Hindari kontak dengan hewan peliharaan dan penjamu dengan imunitas yang membahayakan  Berikan perawatan kulit yang tepat  Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup Kontrol infeksi  Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan dengan tepat dengan sabun antimokroba  Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana menghindari infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer,Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & suddarth.Ed.8.Jakarta.EGC. Wong.D.L.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Jakarta:EGC. Herdman,T.Heather.2015.Nanda International Inc.diagnosis keperawatan : definisi & klasifikasi 2015-2017.ed.10.Jakarta:EGC. Bulechek G.M.,Butcher H.K.,Dochterman J.M.,Wagner C.2013.Nursing Interventions Classifications ( NIC ) .6th edition.Mosby:Elsevier Inc. Moorhead,S.,Johnson.M.,Maas.M.L.,Awanson.E.,2013. Classifications ( NOC ).6th edition.Mosby:Elsevier Inc.

Nursing

Outcomes

Related Documents


More Documents from "Eman Bangke"