Trikomoniasis (infeksi Saluran Kemih Akibat Trichomonas)

  • Uploaded by: Syukri La Ranti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Trikomoniasis (infeksi Saluran Kemih Akibat Trichomonas) as PDF for free.

More details

  • Words: 529
  • Pages: 2
TRIKOMONIASIS DEFINISI Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau konik dan disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. ETIOLOGI Penyebab trikomoniasis ialah T. vaginalis yang pertama kali ditemukan oleh DONNE pada tahun 1836. Merupakan flagelata berbentuk filiformis, berukuran 1518 mikron, mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti gelombang. Parasit ini berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam suasana pH 5-7.5. Pada suhu 500C akan mati dalam beberapa menit, tetepi pada suhu 00C dapat bertaan sampai 5 hari. Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang pada umumnya tidak menimbulkan penyakit. INSIDENS Penularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui pakaian, handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan bayi dan penderita setelah menopause. Penderita wanita lebih banyak dibandingkan pria. PATOGENESIS T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas ratarata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan subeptel yang menjalar sampai dipermukaan epitel. Di dalam vagina dan urethra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang terdapat dalam sekret. GEJALA KLINIS Trikomoniasis pada laki-laki Pada laki-laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadangkadang preputium, vesikula seminalis, dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari. DIAGNOSIS Diagnosis kurang tepat bila hanya berdasarkan gambaran klinis, karena T.vaginalis dalam saluran urogenital tidak selalu menimbulkan gejala/keluhan.

Uetritis dan vaginitis apat disebabkan bermacam-macam sebab, karena itu perlu diagnosis etiologic untuk mengetahui penyebabnya. Untuk mendiagnosis trikomoniasis dapat dipakai beberapa cara, misalnya pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, dan sediaan hapus serta pembiakan. Sediaan basah dicampur dengan garam faal dan dapat dilihat pergerakan aktif parasit. Pada pembiakan dapat digunakan bermacam-macam perbenihan yang mengandung serum. PENGOBATAN Pengobatan dapat diberikan secara topical atau sistemik Secara topical, dapat berupa : 1. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidroge peroksia 1-2% dan larutan asam laktat 4%. 2. Bahan berupa supositoria, bubuk yang berupa trikomoniasidal. 3. Jel dan krim yang berisi zat trikomoniasidal. Secara sistemik (oral) Obat yang sering digunakan tergolong derivate nitromidazol seperti : • Metronidazol : 3 x 500 mg per hari selama 7 hari. Metronidazol memiliki efek trikomoniasid. Pada biakan Trichomoniasis vaginalis, kadar Metronidazol 2.5µg/ml dapat menghancurkan 99% parasit dalam waktu 24 jam. • Nimorazol : dosis tunggal 2 gr • Tinidazol : dosis tunggal 2 gr Tinidazol memperlihatkan spectrum antimikroba yang sama dengan metronidazol. Perbedaannya dengan metronidazol ialah masa paruhnya yang lebih panjang sehingga dapat diberikan dosis tunggal per hari. • Omidazol : dosis tunggal 1.5 gr Pada waktu pengobatan perlu anjuran pada penderita : 1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah jangan terjadi infeksi “pingpong”. 2. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh. 3. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi.

Related Documents


More Documents from ""

Draft Wawancara Bhp
December 2019 38
Diktat Urogenitalia
May 2020 29
Skenario Keputihan
May 2020 29
Perikarditis Akut
November 2019 60