PRE PLANNING KEGIATAN KELOMPOK TRAINING OF TRAINER ( TOT ) BAGI PETUGAS UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DENGAN SENAM REMATIK
OLEH : KELOMPOK V
1.
Ahmad Nurul Hidayat
2.
Auliya Wahidah khusni
3.
Hanung Larasati
4.
M. Affandi
5.
M. Oktaviana Putra
6.
Musdalifah
7.
Sea Paradise
8.
Siti Umayah
9.
Syufah Mutoharoh
10. Teguh Purwanto 11. Yuana Meliawati 12. Yusni Maryati
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA 2018
PRE PLANNING KEGIATAN KELOMPOK TRAINING OF TRAINER ( TOT ) BAGI PETUGAS UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DENGAN SENAM REMATIK
A. Latar Belakang Berdasarkan data pengkajian dan observasi yang dilakukan selama 1 minggu dari tanggal 1-6 Mei 2017, di ruang dahlia, Di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia, di peroleh data bahwa ada 22 orang PM laki-laki. Banyak PM yang berada di
ruang dahlia
mengalami masalah nyeri persendian, Hal ini
didukung oleh pernyataan PM kepada mahasiswa praktikan bahwa dirinya sering nyeri persendian, juga dari pengamatan mahasiswa ketika mereka setelah melakukan aktivitas kecil mereka tampak meringis nyeri kesakitan, bahkan sebagian aktivitas PM di bantu/dengan alat bantu. PM juga mengeluh nyeri dibagian pergelanga tangan, pergelangan kaki, sendi lutut, dan frozen shoulder (kaku bahu).
Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma, mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat trauma. Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau pasif. Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Namun kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus. Frozen shoulder juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu, immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena faktor immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya: Tuberkulosa paru, hemiparase, ischemic heart
desease, bronchitis kronis dan Diabetus Melitus. Diduga ini merupakan respon autoimun karena rusaknya jaringan lokal.
Respon autoimmunal terhadap rusaknya jaringan lokal yang diduga menyebabkan penyakit tersebut. Capsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai tendonitis, infark miokard, diabetes mellitus, fraktur immobilisasi lama, atau redukulus cervicalis (Kuntono, 2004). Diantara beberapa faktor yang menyebabkan frozen shoulder adalah capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan, nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Pada pasien yang menderita capsulitis adhesive menimbulkan keluhan yang sama seperti pada penderita yang mengalami peradangan pada jaringan disekitar sendi yang disebut dengan periarthritis, keadaan ini biasanya timbul gejala seperti nyeri disekitar lutut ataupun bahu. Nyeri tersebut terasa pula saat lengan diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku kemeja ataupun saat hendak melakukan aktifitas, ini berarti gerakan aktif dibatasi oleh nyeri. Tetapi bila mana gerak pasif diperiksa ternyata gerakan itu terbatas karena adanya suatu yang menahan yang disebabkan oleh perlengketan. Gangguan sendi sebagian besar didahului oleh adanya rasa nyeri, terutama rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan sendi bahu ataupun lutut. Akibat immobilisasi yang lama maka otot akan berkurang kekuatannya.
Aspek fisioterapi sindroma nyeri bahu pada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva ini fisioterapis berperan dalam mengurangi nyeri, meningkatkan luas gerak sendi (LGS) mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan kekuatan otot serta meningkatkan aktifitas fungsional pasien.
Untuk mengatasinya banyak modalitas fisioterapi yang dapat digunakan disini penulis mengambil modalitas fisioterapi berupa senam reumatik.
B. Tujuan Kegiatan 1. Tujuan Umum Diharapkan kepada semua pengurus Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia bisa melakukan senam rematik secara mandiri, benar dan tepat. 2. Tujuan Khusus a.
Pengurus Penerima Manfaat dapat melakukan senam rematik dengan baik dan benar.
b.
Pengurus Penerima Manfaat dapat rutinitas melaksanakan senam rematik untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia.
c.
Pengurus Penerima Manfaat bisa lebih menerapkan senam rematik tersebut dengan baik.
C. Topik Training Of Trainer ( TOT ) Tema “Cara Mengatasi Nyeri Sendi Pada Lansia Dengan Menggunakan senam rematik“
D. Sasaran dan Target 1. Sasaran Pegawai Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia 2. Target Semua Penerima Manfaat yang berada di Unit Sosial Lanjut Usia
E. Waktu Pelakasanaan Hari / Tanggal
: Jumat, 16 Maret 2018
Jam
: 11.00 s/d selesai
F. Metode Pelaksanaan
: demonstrasi, diskusi, tanya jawab
G. Media dan Alat / Bahan : Bangku, lcd, sound system H. Setting Tempat
= Leader / penyaji = moderator = Fasilitator = Audien = Klien / PM =Observer
I. Pengorganisasian dan Job Diskription Peran
Tugas
Pemain
Leader
Memimpin pelaksanaan TOT
Ahmad Nurul H
Memandu pelaksanaan TOT
Siti Umayah
Mengarahkan selama pelaksanaan TOT
Hanung Larasati M. Oktaviana Auliya Wahidah K
Fasilitator
Teguh Purwanto M. Afandi Musdaifah Yuana Meliawati
Observer Moderator
Mengamati pelaksanaan TOT
Yusni Maryati
Menyimpulkan hasil TOT (Penilaian)
Syufah Mutoharoh
Mengatur jalannya acara TOT
Sea Paradise
J. Strategi Kegiatan Kegiatan TOT dimulai pada pukul 11.00 s/d selesai di aula unit pelayanan lanjut usia pucang gadng semarang. kegiatan dimulai dengan pembukaan
tertlebih dahulu lalu presentasi yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa profesi ners unimus. setelah itu, dilanjutkan dengan sesi demonstrasi yang dilakukan oleh 2 mahasiswa profesi ners unimus dan langsung dipraktekkan kepada salah satu PM yang ada di unit pelayanan lanjut usia. setelah demonstrasi selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab lalu diakhiri dengan penutup dan kesimpulan oleh moderator.
K. Susunan Acara Kegiatan Acara Pembukaan
Waktu 5 menit
Penanggung Jawab Moderator : Sea Paradise
Isi
15 menit
a) Persentasi
Penyaji : Yuana Meliawati
b) Demonstrasi c) Tanya Jawab
Fasilitator : Siti Umayah Hanung Larasati M. Oktaviana Auliya Wahidah K Teguh Purwanto M. Afandi Musdaifah
Penutup a) Kesimpulan
5 menit
Moderator : Sea Paradise
Observer : Yusni Maryati Syufah Mutoharoh
L. Kriteria Evaluasi 1. Struktur a. Pre planning sudah disiapkan sesuai dengan masalah keperawatan yang ada. b. Kontrak waktu sudah tepat, mempertimbangkan juga waktu luang pengurus panti. c. Media dan alat yang dipilih sudah tepat. d. Materi TOT sudah sesuai. 2. Proses a. Pengurus TOT yang berada di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia. b. Kegiatan berlangsung di tempat dan waktu yang sudah disepakati. c. Tersedianya media dan alat. d. Leader, fasilitator dan observer melakukan kegiatan sampai selesai. e. 75 – 100% peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai. f. Di akhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan dan dilakukan kontrak yang akan datang. 3. Hasil a. Kegiatan sudah dilaksanakan selama 1 jam sesuai jadwal. b. Sebagian Pengurus panti mampu mendemostrasikan senam rematik. c. Sebagaian
PM
kekurangannya.
M. Lampiran Materi Terlampir N. Sumber Rujukan Terlampir
mampu
mengungkapkan
kelebihan
dan
LAMPIRAN MATERI NO PROSEDUR TETAP
NO REVISI:
HALAMAN:
DOKUMEN : TANGGAL
DITETAPKAN OLEH:
TERBIT: 1.
PENGERTIAN
Merupakan latihan rentang gerak dengan teknik relaksasi nafas dalam sebelum dan sesudah latihan untuk mengurangi nyeri pada sendi.
2.
TUJUAN
Mengurangi
nyeri
sendi,
melancarkan
peredaran pembuluh darah ekstremitas, merilekskan ekstremitas. 3.
INDIKASI
1. Klien dengan keluhan nyeri sendi 2. Klien dengan riwayat arthritis reumatoid
4.
KONTRAINDIKASI
5.
PERSIAPAN
Tahap pre interaksi : Persiapan Perawat : 1. Mengumpulkan data tentang klien 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman 3. Membuat rencana pertemuan tindakan keperawatan 4. Mengukur tekanan darah klien
6.
PERSIAPAN ALAT
Persiapan Alat : 1. Kursi 2. Beban untuk latihan
7.
PERSIAPAN PASIEN
Tahap Orientasi : 1. Memberikan senyum dan salam pada klien dan sapa nama klien 2. Menjelaskan pelaksanaan
tujuan
dan
prosedur
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan klien 8.
CARA KERJA Tahap kerja : 1. Jaga privasi klien 2. Lakukan senam rematik dengan tahapan: a.
Mengkontraksikan otot dengan gerakan sendi, caranya yaitu dengan posisi duduk kemudian menggerakkan kaki ke atas ke bawah dan diberi beban (misalnya bantal) dilakukan 8x hitungan.
b.
Tidur terlentang, di bawah lutut di beri bantal kecil kemudian angkat sedikit kaki naik turun secara berulang, lakukan 8x hitungan.
c.
Latihan peregangan : 1)
Menengokkan kepala ke kiri dan ke kanan 8x hitungan
2)
Menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah 8x hitungan
3)
Memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan 8x hitungan
4)
Duduk di kursi dengan kaki lurus dan mencoba meraih jempol kaki dengan tangan 8x hitungan
d.
Posisi duduk tegap di kursi kedua tangan mengangkat beban lalu menggerakkannya (otot memanjang dan memendek)
3. Merapikan Klien
9.
Tahap Terminasi : 1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan 2. Mengukur tekanan darah setelah latihan 3. Berpamitan dengan klien 4. Membereskan alat 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
10. HASIL Dokumentasi : 1. Catat tindakan yang telah dilakukan 2. Waktu dan tanggal tindakan 3. Nama klien, usia 4. Respon klien terhadap tindakan yang dilakukan 5. Nama perawat dan tanda tangan perawat