diantaranya adalah zat azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan juga nimbidin. Azadirachtin adalah senyawa paling aktif dalam tanaman ini yang mengandung sekitar 17 komponen, sehingga sulit untuk menentukan jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida. Bahan aktif ini terdapat di semua bagian tanaman mimba, tetapi yang paling tinggi terdapat pada biji dan daunnya (Kardinan, 2002).
Gambar 1. Daun Mimba (Sumber: Sonyaratri, 2006)
1.
Cara Kerja Mimba Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung
azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan juga nimbidin yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman mimba. Senyawa aktif tanaman mimba ini tidak membunuh hama secara langsung dan cepat, tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, dan dapat menghambat perkawinan. Selain itu, pengaruh lain dari senyawa aktif tersebut adalah penurunan daya tetas telur dan berperan juga sebagai pemandul. Mimba tidak hanya sebagai insektisida, tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, mitisida dan rodentisida. Senyawa aktif tersebut telah dilaporkan berpengaruh terhadap lebih kurang 400 serangga (Agustin dkk, 2016). 2.
Kekurangan dan Kelebihan Mimba Pengendalian hama dengan menggunakan mimba sebagai bioinsektisida
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu di alam senyawa aktif yang terdapat dalam mimba ini mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil. Keunggulan lainnya adalah peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat menjelang panen. Cara kerja dari senyawa ini juga sangat