Melakukan percobaan Titrasi asam-basa Tujuan : menentukan konsentrasi HCl melalui NaOH 0.1 M Cara kerja : 1. Masukkan 40 tetes(2 mL) larutan HCl dan 3 tetes indicator fenolftalein kedalam sebuah Erlenmeyer. 2. Isi buret dengan larutan standar NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL. 3. Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH. Pentesan harus dilakukan secara hati-hati dan Erlenmeyer terus-menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi merah muda. 4. Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama. Hasil pengamatan : No. Volume larutan HCl yang digunakan 1. 2 mL 2. 2 mL 3. 2 mL
Volume larutan NaOH yang digunakan 4 Ml (80 tetes) 4 mL (80 tetes) 4 mL (80 tetes)
Analisis data : 1. Tentukan volume rerata larutan NaOH yang digunakan. V rerata NaOH
=
80+80+80 3
=
2403
= 80 mL 2. Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan. n(NaOH) yang habis bereaksi = m . V = 0,1 x 4 = 0,4 m mol 3. Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan [erbandingan koefisien reaksi. NaOH + HCl 1
0,4
:
1
0,4
:
NaCl + H 2O 1
0,4
:
1
0,4
n(HCl) yang bereaksi : 0,4 m mol Anisa dkk
4. Tentukan kemolaran HCl tersebut. [HCl] yang bereaksi = 0,4 m mol2 mL = 0,2 M 5. Kesimpulan : Dari praktikum Yng dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa titrasi asam-basa bermanfaat untuk menentukan konsentrasi suatu larutan. Kita juga dapat menghitung konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan rumus : VAMA a VBMB b 6. Buatlah grafik titrasinya
Anisa dkk
Hasil diskusi kelompok dalam menjawab soal uji kemampuan halaman 81
23. Pada kegiatan diatas digunakan indicator fenolftalein. a. Apa kegunaannya?
Indikator fenolftalein menunjukkan perubahan membantu kita menentukan titik akhir titrasi.
warna
yang
dapat
b. Apakah kita bias menentukan titik ekivalen tanpa menggunakan bantuan fenofltalein itu? Jelaskan!
Tidak bisa. Karena titik ekuivalen hanya dapat diketahui dengan menambahkan suatu indicator. Indicator ini berubah warna di sekitar titik ekuivalen. Titik ekuivalen pada percobaan diatas ditandai oleh perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah merah muda. c. dapatkah indicator fenolftalein diganti dengan indicator lain? Jika dapat berikan contohnya dan nyatakan perubahan warna yang diharapkan!
Ya, indikator fenolftalein diganti dengan indicator lain seperti Bromtimol Biru yang memiliki trayek perubahan warna 6,0 – 7,6 (kuning – biru) dan Metil Merah yang memiliki trayek perubahan warna 4,2 – 6,3 (merah – kuning). Akan tetapi, fenolftalein lebih sering digunakan karena perubahan warna fenolftalein lebih mudah diamati. d. Apakah indicator fenolftalein dapat ditempatkan dalam buret?
Ya, bisa. 24. Uraikan langkah kerja suatu percobaan untuk menentukan kadar larutan NaOH dengan menggunakan larutan HCl 0.1 M.
Masukkan 40 tetes (2 mL) larutan NaOH dan 3 tetes indicator fenolftalein ke dalam sebuah Erlenmeyer. Isi buret dengan larutan standar HCl 0,1 M hingga garis 0 mL. Tetesi larutan NaOH dengan larutan HCl. Penetesan harus dilakukan secara hati-hati dan Erlenmeyer terus-menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi tak berwarna (pH turun). Ulangi prosedur di atas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.
Anisa dkk
25. Untuk menentukan kadar larutan asam asetat dilakukan percobaan sebagai berikut. Sebanyak 25 mL larutan asam asetat itu ditempatkan dalam sebuah Erlenmeyer. Setelah diberi 3 tetes larutan indicator fenofltalein, larutan ini ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M. Ternyata warna larutan berubah menjadi mrah muda ketika volume NaOH yang digunakan 18 mL. Tentukanlah kemolaran larutan asam asetat itu.
Dik : Va = 25 mL
Mb = 0,1 M
Vb = 18 mL Dit : Ma = ...? Jawab : VaMa = VbMb 25 mL . Ma = 18 mL . 0,1 Ma = 0,072 M
Anisa dkk