MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS AKIBAT PATOLOGIS
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 1. DINA ERPIANA
(005 SYE 16)
2. KHAERUL NASHI
(011 SYE 16)
3. NI KOMANG AYUDHYA S.
(019 SYE 16)
4. NURHAQIQI
(020 SYE 16)
5. RIJAL HAMBALI
(025 SYE 16)
6. NOPINAH
(023 SYE 15)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII MATARAM 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB (Sistem Muskulokletal) . Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini, demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Mataram, 27 September 2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1 1.2 Batasan masalah ...................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8 3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8 3.2 Saran ............................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan
untuk
dapat
memenuhi
kebutuhan
hidup.
Kebutuhan
aktivitas/pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas. Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke brangkar ? 2. Bagaimana cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi? 3. Bagaimana cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Brangkar A. Pengertian Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidak mampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat. B. Tujuan Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.) C. Persiapan 1. Persiapan Alat : Brankar dan handscun atau sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien : a. Pasien berada di tempat tidur b. Jelaskan prosedur kepada pasien 3. Persiapan Tempat : a. Atur posisi tempat tidur pada posisi datar dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda bed b. Letakkan berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda berangkar D. Pelaksanaan 1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur 2. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar 3. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan prevacy 4. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien 5. Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada 6. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama
meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah kaki pasien 7. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar 8. Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.
E. Evaluasi 1. Dokumentasikan hasil tindakan 2. Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman 3. Mencuci tangan
2.2 Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Tempat Tidur
A. Tujuan 1. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya. 2. Memberikan rasa aman dan nyaman
B. Persiapan alat 1. Tempat tidur 2. Handscoon 3. Selimut dan bantal
C. Persiapan pasien 1. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya alasan pindah tempat. 2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang hal yang akan dilakukan.
D. Prosedur pelaksanaan pemindahan pasien 1. Dekatkan tempat tidur kesisi tempat tidur yang lain. 2. Pasien diangkat sekurang-kurangnya 3 orang perawat 3. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan sebagai berikut : a. Perawat 1 (paling tinggi) berdiri pada bagian kepala. b. Perawat 2 berdiri di bagian pinggang c. Perawat 3 berdiri di bagian kaki 4. Lengan kiri perawat 2 berada di bawah tengkuk sampai pangkal lengan dan lengan kanan perawat berada dibawah punggung pasien, (bila pasien gemuk, lengan kanan perawat 1 melalui badan pasien kebawah pinggang sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri perawat 2) 5. Lengan kiri perawat 2 berada dibawah pinggang pasien, lengan kanan berada dibawah bokong pasien. 6. Kedua lengan perawat 3 mengangkat seluruh tungkai pasien. 7. Setelah siap, salah seorang perawat memberikan aba-aba untuk bersama mengangkat pasien.
8. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju ketempat tidur 9. Setelah pasien berada di atas tempat tidur posisi pasien diatur dan selimut dipasang atau dirapikan 2.3 Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi
A. Pengertian Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
B. Tujuan: 1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur 2. Memberikan kenyamanan 3. Mempertahankan kontrol diri pasien 4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi 5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini) 6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring 7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
C. Pelaksanaan 1. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kursi ini dalam posisi terkunci 2. Pasang sabuk pemindahan pila perlu Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan anti slip 3. Regangkan kedua kaki anda 4. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien 5. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien 6. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul anda dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi 7. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
8. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi 9. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong 10. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi 11. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat 12. Stabilkan tungkai dengan slimut mandi 13. Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan dan penampilannya
2.4 Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda A. Persiapan 1. Persiapan Alat : Kursi roda dan handscun atau sarung tangan (jika perlu) 2. Persiapan Pasien : a. Pasien berada di tempat tidur b. Jelaskan prosedur pada pasien 3. Persiapan Tempat : a. Atur posisi tempat tidur pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien biasa menyentuh pasien, kunci semua roda ban. b. Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi B. Pelaksanaan
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur 2. Kaji postural hipotensi 3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed 4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul 5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di depannya 6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu perawat 7. Berdiri tepat di depan pasien, condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang 8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat 9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan 10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsi roda 11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat 12. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman 13. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
C. Terminasi 1. Dokumentasikan hasil tindakan 2. Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman 3. Mencuci tangan 2.5 Body Alignment yang diterapkan dalam keperawatan : A. Membantu pasien duduk dan berdiri: 1. Pengertian Yang dimaksud dengan membantu pasien duduk dan berdiri adalah membantu mengubah posisi pasien dari posisi tidur ke posisi duduk dan kemudian berdiri. 2. Tujuan Tujuan mendudukan dan menidurkan pasien adalah : Mobilisasi Memberikan rasa aman kepada pasien (menjaga supaya pasien jangan jatuh) a. Persiapan alat-alat Alat-alat yang harus disiapkan melakukan perasat ini adalah : Sandal.
b. Cara bekerja 1) Memberi tahu pasien 2) Mencuci tangan 3) Berdiri disamping kanan pasien. 4) Memasukkan tangan kanan melalui ketiak kanan pasien sampai ke tulang belikat, sedangkan tangan kanan pasien memegang bahu kanan perawat dari arah belakang. 5) Menyisipkan tangan kiri di bawah kuduk pasien dan tangan pasien saling berpegangan di atas bahu perawat. 6) Mengangkat badan pasien kemudian didudukkan 7) Kemudian kedua kaki pasien digeserkan ke tepi tempat tidur, bila pasien tidak bisa menggeser kakinya, maka perawat dengan tangan kanan mengangkat dan mengeser kaki pasien. 8) Pasien duduk di pinggir tempat tidur dengan kedua kakinya terjuntai di sisi tempat tidur, dianjurkan mengayun-ayunkan kedua kakinya. 9) Perawat memeriksa nadi dan menanyakan kepada pasien pusing atau tidak. 10) Kemudian perawat berdiri di depan pasien, kedua tangannya memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang pundak kanan dan kiri perawat. 11) Menurunkan pasien perlahan-lahan dari tempat tidur, berdiri sebentar untuk memperoleh keseimbangan yang baik lalu berjalan. 12) Memapah pasien ada dua cara, yaitu : Perawat dan pasien berjalan berdampingan, perawat di sebelah kiri pasien dengan tangan kanan perawat menahan pasien dari belakang, tangan kiri pasien diletakkan di bahu kiri perawat dipegang oleh tangan kiri perawat 13) Perawat dan pasien berhadapan, dan perawat berjalan mundur. Kedua tangan perawat di pinggang kanan dan kiri pasien, kedua tangan pasien berada di bahu perawat kiri dan
kanan. 14) Setelah cukup berjalan, kembalikan pasien ke tempat tidur . 15) Memeriksa nadi dan menanyakan keadaan umum, merasa pusing atau tidak.. 16) Merapikan pasien. 17) Mencuci tangan Perhatian : 1. Bereskan tempat tidur secepat mungkin. Apabila saat berjalan merasa pusing, segera kembali ke tempat tidur. 2. Selama melakukan aktivitas perhatikan keadaan umum pasien.
2.4 Jenis-Jenis Pengaturan Posisi Tubuh Pasien A. Mengatur posisi semi fowler Pengertian Yang dimaksud dengan sikap semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk. Tujuan Tujuan menempatkan pasien dalam posisi semi fowler adalah : Mobilisasi memberikan perasaan lega kepada pasien yang sesak napas. Memudahkan perawatan, misalnya, member makan Pelaksanaan 1. Sikap semi fowler dilaksanakan pada : 2. Pasien yang sesak napas 3. Pasien pasca operasi 4. Struma 5. Hidung 6. Torak Persiapan alat-alat Alat-alat yang harus disiapkan untuk melaksanakan sikap semi
fowler : 1. Bantal 5-6 buah 2. Bantal kecil 3. Guling 4. Sandaran punggung 5. Sarung sandaran punggung 6. Bila ada tempat tidur yang dapat dinaikkan bagian kepalanya (orthopaedic bed) Cara bekerja Cara melaksanakan posisi tidur semi fowler adalah sebagai berikut : 1. Memberi tahu pasien 2. Mencuci tangan. 3. Mengangkat dan mendudukkan pasien, Memasang sandaran punggung, mengatur bantal pada sandaran, bila memakai tempat tidur orthopaedic, naikkan bagian kepalanya. 4. Membaringkan pasien pada sandaran 5. Meletakkan guling di bawah lipatan lutut agar tidak merosot. 6. Meletakkan kedua bantal di atas bantal. 7. Merapikan tempat tidur 8. Mencuci tangan. Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.
B. Mengatur posisi dorsal recumbent Pengertian Yang di maksud dengan sikap dorsal recumbent adalah sikap pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan kedua tapak kaki menapak pada kasur
Tujuan Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah : Memudahkan dalam pemeriksaan, misalnya, Rectal touche, vaginal touché, palpasi perut.
Memudahkan pelaksanaan perawatan,
misalnya, pemasangan kateter, irigasi vagina, partus. Pelaksanaan Sikap ini dilaksanakan pada pemeriksaan genekolog. Pengobatan uretra dan kandung kemih Persiapan alat-alat Alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan. Cara bekerja Cara melaksanakan perasat ini adalah : 1. Memberi tahu pasien 2. Mencuci tangan 3. Pasien menekuk kedua tungkai, direnggangkan sedikit dan menapakkan kedua telapak kaki pada kasur 4. Merapikan pasien. Mencuci tangan Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.
C. Mengatur posisi lithotomy Pengertian Yang dimaksud dengan posisi tidur lithotomy adalah posisi tidur pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai diangkat, lutut
ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia. Tujuan Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah : 1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misalnya, touché,Cystoscopy, Rectoscopy. 2. Memudahkan pelaksanaan perasat, misalnya, menolong partus, operasi haemorrhoid, pemasangan IUD, Curettage. Pelaksanaan Posisi tidur lithotomy ini dilaksanakan pada : 1. Pemeriksaan genekologi/urologi 2. Pengobatan uretra dan kandung kemih 3. Pelaksanaan perasat kebidanan 4. Operasi haemorrhoid 5. Waktu melahirkan Cara bekerja Cara mengerjakan posisi tidur lithotomy adalah : 1. Memberi tahu pasien 2. Mencuci tangan 3. Pasien meletakkan kedua telapak tangan di bawah kepala 4. Mengangkat kedua tungkai, menekuk kearah dada, kedua tungkai bawah di topang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki 5. Merapikan setelah selesai pemeriksaan atau pelaksanaan perasat. 6. Mencuci tangan. Perhatian: a. Pada pelaksanaan perasat tertentu, bantal diangkat, misalnya pada operasi, pemasangan IUD b. Perhatikan keadaan umum pasien.
D. Mengatur posisi trendelenburg Pengertian Yang dimaksud dengan posisi tidur trendelenburg adalah posisi tidur pasien dalam posisi bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Tujuan Tujuan menempatkan pasien dalam posisi trendelenburg adalah : 1. Agar darah lebih banyak mengalir ke daerah kepala 2. Untuk memudahkan operasi di bagian perut. 3. Untuk memudahkan perawatan dan pemeriksaan Pelaksanaan Posisi tidur trendelenburg dilaksanakan pada : 1.
Pasien dalam keadaan syok.
2.
Pasien dengan tekanan darah rendah
3.
Pembedahan di daerah perut
4.
Pemeriksaan tertentu, misalnya, bronchoscopy.
Persiapan alat-alat Alat-alat yang disiapkan untuk melaksanakan posisi tidur ini adalah : 1. Dua potong balok yang sama tinggi untuk meninggikan bagian kaki tempat tidur atau ada tempat tidur yang bias dinaikkan bagian kakinya. Cara bekerja Cara melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut : 1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan 3. Mengangkat bantal 4. Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien atau menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bisa diatur. 5. Merapikan pasien 6. Mencuci tangan. Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja
E. Mengatur posisi sim’s Pengertian Yang dimaksud dengan posisi tidur sim’s adalah posisi tidur dalam posisi setengah telungkup Tujuan 1. Cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir keluar dengan lancar memudahkan rectal touche. 2. Untuk pelaksanaan huknah tinggi Cara bekerja Cara mengerjakan posisi tidur sim’s adalah sebagai berikut : 1. Memberi tahu pasien 2. Mencuci tangan 3. Mengangkat bantal 4. Letakkan kedua tangan pasien di atas dada, kedua tungkai di tekuk. 5. Perawat memasukkan kedua lengannya ke bawah bahu dan
pangkal paha. 6. Mengangkat dengan perlahan badan pasien, dan ditarik kearah perawat, kemudian dimiringkan membelakangi perawat sampai dada menyentuh kasur, lengan di sisi yang tertindih diluruskan sejajar dengan punggung 7. Merapikan pasien 8. Mencuci tangan Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan tindaka, Pada rectal touché hanya bagian badan yang diperiksa yang dibuka pakaiannya.
F. Posisi lateral (side lying) Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain. Posisi ini sangat baik untuk istirahat dan tidur serta membantu menghilangkan tekanan-tekanan pada sacrum dan tumit. Bagi pasien yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh akan merasa nyaman pada posisi ini dengan berbaring pada sisi yang normal.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal. Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukn untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas.
DAFTAR PUSTAKA Mubarak, Wahit Iqbal.2007.Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori & aplikasi dalam praktek.Jakarta:EGC. A. Aziz Alimul Hidayat , 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi konsep dan proses keperawatan. Buku 1,. Jakarta : Salemba media,.