Sap Ostemelitis.docx

  • Uploaded by: Rijal Hambali
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sap Ostemelitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,599
  • Pages: 12
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “OSTEMELITIS”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 1. DINA ERPIANA

(005 SYE 16)

2. KHAERUL NASHI

(011 SYE 16)

3. NI KOMANG AYUDHYA S.

(019 SYE 16)

4. NURHAQIQI

(020 SYE 16)

5. RIJAL HAMBALI

(025 SYE 16)

6. NOPINAH

(023 SYE 15)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG DIII MATARAM 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah SAP (Satuan Acara Penyuluhan) yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB (Sistem Muskulokletal) . Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini, demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Mataram, 27 September 2018

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 1.1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2

Batasan Masalah ................................................................................................. 1

BAB II KEGIATAN PENYULUHAN.......................................................................................... 2 2.1

Tujuan ................................................................................................................. 2

2.2

Sasaran ................................................................................................................ 2

2.3

Materi (Terlampir) .............................................................................................. 2

2.4

Metode ................................................................................................................ 3

2.5

Media Penyuluhan .............................................................................................. 3

2.6

Kegiatan Penyuluhan .......................................................................................... 3

2.7

Evaluasi ............................................................................................................... 4

BAB III MATERI ............................................................................................................................ 5 3.1

Definisi Penyakit ................................................................................................. 5

3.2

Etiologi ................................................................................................................ 5

3.3

Tanda dan Gejala ................................................................................................ 6

3.4

Penatalaksanaan Medis ....................................................................................... 6

3.5

Pencegahan ......................................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................... 8 4.1

Kesimpulan ......................................................................................................... 8

4.2

Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ostemelitis sering ditemukan pada usia I-II, tetapi dapat pula ditemukan pada bayi . anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan, lokasi tersering adalah tulangtulang panjang seperti femur, tibia, radius, humerus, uln dan fibula (Yuliani,2010). Prevalansi keseluruhan adalah1 kasus per 5.000 anak. Orevalani neonatal adalah sekitar 1 kausu per1.000. Kejadian tahunan pada pasien dengan anemia sel sabit adalah sekitar 0,36%. Insiden osteomelitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk. Kejadian tertinggipada negara berkembang. Tingkat mortalitas osteomelitis adalah rendah, kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang mendasari (Randall,2011). Ostemelitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah atau yang lebih sering setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi . Osteomelitis adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses local, abses tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan demikian, penyampaian sel-sel imun dan antibodi terbatas. Apabila infeksi tulang tidak di obati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidakmampuan permanen dapat terjadi. 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah dari SAP (satuan acara penyuluhan) ini yaitu : a. Pengertian dari osteomelitis b. Mengetahui bagaimana penyebab dari osteomelitis. c. Mengetahui tanda dan gejala dari ostemelitis d. Mengetahui penatalaksanaan dari ostemelitis e. Mengetahui pencegahan dari ostemelitis.

1

BAB II KEGIATAN PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “OSTEMELITIS”

Pokok Bahasan

: Pendidikan Kesehatan pada Masyarakat

Sub. Pokok bahasan : Sasaran

: Masyarakat

Hari/Tanggal

: Kamis /14 Oktober ember 2018

Tempat

: Lingkungan Pagesangan Utara

Waktu

: 09.30-10.25

Penyuluh

: Mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Yarsi Mataram

2.1

Tujuan

1.

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat mengetahui dan mengerti tentang penyakit ostemelitis.

2.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:

2.2

a.

Pengertian dari osteomelitis

b.

Mengetahui bagaimana penyebab dari osteomelitis.

c.

Mengetahui tanda dan gejala dari ostemelitis

d.

Mengetahui penatalaksanaan dari ostemelitis

e.

Mengetahui pencegahan dari ostemelitis.

Sasaran Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada masyarakat di lingkungan kebon sudak.

2.3

Materi (Terlampir) 1.

Apa pengertian dari osteomelitis

2

2.

Bagaimana penyebab dari osteomelitis.

3.

Apa tanda dan gejala dari ostemelitis

4.

Bagaimana penatalaksanaan dari ostemelitis

5.

Bagaimana cara pencegahan dari ostemelitis.

2.4

Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab

2.5

Media Penyuluhan 

2.6

Leaflet Kegiatan Penyuluhan

Tahap

Waktu

Kegiatan Penyuluhan

Pembukaan

3 menit

Pembukaan acara oleh Mendengarkan dan moderator Penyampaian

Kegiatan Peserta

Media

Metode Ceramah

menjawab salam materi

oleh pemateri : 1. Memberi

salam

pembuka 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuaan 4. Kontrak waktu 5. Membalas salam 6. Mendengarkan Memberi respon Penyajian

15 menit

a. Menjelaskan pengertian

Mendengarkan dan Leaflet dari memberikan

osteomelitis

umpan

b. Menjelaskan

terhadap

bagaimana

balik materi

yang disampaikan.

3

Ceramah

penyebab

dari

osteomelitis. c. menginformasikan tanda dan gejala dari ostemelitis d. menjelaskan

cara

pencegahan

dari

ostemelitis. Penutup

10 menit

1. Tanya jawab

- Mengajukan

2. Menyimpulkan

pertanyaan

hasil Penyuluhan 3. Memberikan salam penutup

-

Tanya Jawab

mengenai materi yang

kurang

dipahami.

4. Menanyakan hal- - Menjawab hal yang kurang

pertanyaan yang

jelas

diajukan.

5. Feedback dari ibu 6. Membalas salam

2.7

Evaluasi Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada ibu post partum tentang : a. Bagaimana pengertian dari osteomelitis b. Bagaimana penyebab dari osteomelitis. c. Bagaimana tanda dan gejala dari ostemelitis d. Bagaimana penatalaksanaan dari ostemelitis e. Bagaimana pencegahan dari ostemelitis.

4

BAB III

MATERI

3.1 Definisi Penyakit Osteomilitis merupakan infeksi tulang yang ditandai khas oleh kerusakan progresif akibat inflamasi sesudah pembentukan tulang yang baru, Osteomiliitis dapat bersifat akut atau kronis. Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas. Umumnya penyakit infeksi tulang ini terjaadi karena gabungan trauma local yang biasanya sepele tetapi menyebabkan hematoma dan infeksi akut yang timbul dibagian tubuh yang lain. Meskipun oseomilitis kerap kali hanya terbatas disatu tempat, namun infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh tulang dengan menyerang sumsung tulang, korteks, dan periosteum.biasanya osteomilitis akut ditularkan melaui darah dan paling sering mengenai anak anak yang sedang tumbuh dengan cepat. Osteomilitis yang jarang dijumpai ditandai oleh saluran sinus yang mengalirkan secret dan lesi yang menyebar luas. 3.2 Etiologi Mikroorganisme piogenik yang paling sering menyebabkan osteomilitis adalah stapylococcus aurus. Mikroorganisme penyebab yang lain : a. Streptococcus pyognes b. Pneumokokus c. Pseudomonas aeruginosa d. Proteus vulgaris

5

e. Pasteurella multocida (bagian flora mulut yang normal pada anjing dan kucing) 3.3 Tanda dan Gejala Gambaran klinis osteomilitis akut dan kronis umumnya sama dan dapat meliputi : a. Osteomilitis akut dengan awitan cepat dan disertai nyeri yang mendadak pada tulang yang terkena dengan gejala nyeri tekan (dolor), kenaikan suhu di bagian lesi (kalor), pembengkakan (tumor), eritema, pertahanan

muskuler

dibagian

ekstermitas

yang

sakit

serta

keterbatasan gerakan. b. Infeksi kronis yang bertahan secara intermiten selama bertahun tahun, yaitu muncul seusah trauma ringan atau bertahan dalam sinus tracis. c. Demam dan takikardia yang menyertai d. Dehidrasi ( pada pasien anak anak) e. Iritabilitas/rewel dan gangguan menyusu (pada bayi) 3.4 Penatalaksanaan Medis Penanganan osteomilitis akut harus sudah harus sudah dimulai sebelum penegakan diagnosis pasti dan penanganan tersebut meliputi : a. Penyuntikan antibiotic IV dengan dosis tinggi (yang biasanya berupa penisilin yang resisten terhadap enzim penisilinase, seperti napsilin (nafcil) atau oksilin (batocil) sesudah dilakukan pemeriksaan kultur darah b. Tindakan drainase awal dengan pembedahan untuk mengurangi tekanan dan pembentukan abses c. Imobilisasi bagian tubuh yang sakit dengan gips, traksi atau tirah baring untuk mencegah kambuhan ataupun kegagalan penyembuhan d. Tindakan suportif, seperti pemberian obat analgesic untuk mengurangi nyeri dan cairan infus untuk mempertahankan status hidrasi. e. Insisi dan drainanse yang diikuti dengan pemeriksaan kultur cairan drainase (jika terbentuk abses atau sinustracts) f. Terapi antibiotic untuk mengontrol infeksi dapat meliputi: 1) Pemberian antibiotic sistemik

6

2) Tindakan

memasukan

antibiotic

kedalam

rongga

tulang

menggunakan system irigasi tertutup disertai tindakan pengisapan intermiten yang tidak terlalu kuat. 3) Irigasi terbatas dengan system drainasedarah yang disertai tindakan pengisapan (hemovac). 4) Kompres dengan kasa basah yang mengandung antibiotic 5) Perawatan osteomilitis kronis dapat meliputi: a) Pembedahan yang biasanya diperlukan untuk mengangkat jaringan tulang yang telah mati dan meningkatkan drainase (prognosis tetap jelek sekalipun sudah dilakukan pembedahan) b) Terapi oksigen hiperbarik untuk menstimulasi mekanisme imun yang normal c) Pencakokan kulit, tulang, dan otot untuk mengisi dead space dan meningkatkan pasokan darah. 3.5 Pencegahan Pencegahan osteomelitis adalah sasaran utamanya penanganan infeksi fokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan perhatian terhadap lingkungan operasi dan tekhnik pembedahan dapat menurunkan insiden esteomielitis pasca operasi. Antibiotika profilaksi, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memandai saat pembedahan selama 24-48 jam setelah operasi akan sangat membantu. Tekhnik perawatan lunak pasca operasi aseptic akan menurunkan insiden infeksi superficial dan potensi terjadinya osteomeilitis (smeltzer, suzanne C, 2002).

7

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan Osteomilitis merupakan infeksi tulang yang ditandai khas oleh kerusakan progresif akibat inflamasi sesudah pembentukan tulang yang baru, Osteomiliitis dapat bersifat akut atau kronis.

Umumnya penyakit infeksi

tulang ini terjaadi karena gabungan trauma local yang biasanya sepele tetapi menyebabkan hematoma dan infeksi akut yang timbul dibagian tubuh yang lain. Meskipun oseomilitis kerap kali hanya terbatas disatu tempat, namun infeksi ini dapat menyebar ke seluruh tubuh tulang dengan menyerang sumsung tulang, korteks, dan periosteum. Biasanya osteomilitis akut ditularkan melaui darah dan paling sering mengenai anak anak yang sedang tumbuh dengan cepat. Osteomilitis yang jarang dijumpai ditandai oleh saluran sinus yang mengalirkan secret dan lesi yang menyebar luas. Adapun hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakan semua diagnosa bisa teratasi dimana Nyeri bisa terkontrol dan pasien tanpak rileks, mampu melakukan aktiitas secara mandiri, turgor kulit baik, tidak ada lesi pada kulit, pasien tidak cemas lagi, tanpa rileks dan infeksi tidak terjadi. 4.2 Saran Semoga apa yang sudah dipaparkan diatas terkait dengan konsep askep pada ostemelitis bisa bermanfaat untuk pembaca sehingga pengetahuan dan wawasan bisa semakin luas terutam tentang konsep askep ostemelitis

8

DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, 2011.Himpunan Penyuluhan Kesehatan.Jakarta: CV Trans Info Media Kowalak, Jenifer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC Herdman, T.Heather. 2015. NANDA International Inc Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi. Jogjakarta:Mediction.

9

Related Documents

Sap
June 2020 69
Sap
November 2019 86
Sap
June 2020 67
Sap
November 2019 82
Sap
November 2019 80
Sap
May 2020 58

More Documents from ""

Sap Ostemelitis.docx
November 2019 6
Lefleat.docx
November 2019 7
Pathway.docx
November 2019 11