Refleksi Kasus Agil Zulfah Mardani
TERAPI POST HERPETIC NEURALGIA Post Herpetic Neuralgia dapat didefinisikan sebagai nyeri yang timbul lebih dari 30 hari setelah onset (gejala awal) erupsi zoster terjadi. Namun Dworkin dan The International Association for Study of Pain (IASP) mendefinisikan neuralgia post herpetika sebagai nyeri neuropatik yang menetap setelah onset ruam (atau 3 bulan setelah penyembuhan herpes zoster) tanpa adanya malignitas. Berikut beberapa terapi PHN yang dianjurkan untuk mengurangi angka kesakitan : a. Anti depresan Antidepresan trisiklik (amitriptilin, nortriptiline, imipramin, desipramine dan doksepin) efektif pada beberapa pasien melalui mekanisme inhibisi reuptake norepinefrin dan serotonin dibanding SSRI (selective serotonine reuptake inhibitor) seperti fluoxetine, paroxetine, sertraline, dan citalopram yang hanya menghambat reuptake serotonin. –
Dosis amitriptilin = desawa 30-100mg PO menjelang tidur; anak 0,1/kg/hr ditoleransi hingga 0,5-2mg/hr menjelang tidur; remaja 25-50mg/hr sampai 100mg/hr PO yang terbagi dalam dosis.
–
Dosis nortriptilin = dewasa 25mg PO 3-4xsehari, tidak melebihi 150mg/hr; anak BB<25kg tidak dianjurkan, BB25-35kg 10-20mg/hr PO, BB35-54kg 25-35mg/hr PO, BB>25kg sama dengan dosis dewasa.
a. Analgesik Analgesik opioid (narkotik) dosis kecil dan menengah nampak efektif pada beberapa pasien, sementara analgesik non-narkotik menunjukkan efektifitas rendah. Tramadol telah terbukti efektif karena bekerja sebagai agonis mu-opioid yang juga menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin. Dosis tramadol dititrasi hingga maksimum 400 mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Ada juga Oxycodone dengan dosis 60mg/hari. Penggunaan krim topikal seperti capsaicin akan berefek pada neuron sensorik serat C (C-fiber) dimana neuron ini melepaskan neuropeptida inflamatorik seperti substansia P yang menginisiasi nyeri. Dengan dosis 3-4xsehari selama 3-4 minggu, capsaicin mendesensitisasi neuron ini. b. Kortikosteroid Efek yang diharapkan pada terapi PHN dengan kortikosteroid adalah efek anti inflamasi dengan menekan migrasi dari lekosit PMN dan sebaliknya akan meningkatkan permeabilitas kapiler. –
Dosis dexametason = dewasa 0,75-9mg/hr PO dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam; anak 0,08-0,3mg/kg/hr PO dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam.
–
Dosis prednison = dewasa 5-60mg/hr PO setiap hari atau terbagi dalam 2-4xsehari, tappering off setelah 2 minggu/gejala membaik; anak 4-5mg/m2/hr PO atau 12mg/kg/hr PO tappering off setelah 2 minggu/gejala membaik.
Refleksi Kasus Agil Zulfah Mardani
–
Dosis metilprednisolon = dewasa dosis awal 125-250mg IV, dosi maintenance 0,51mg/kg/dosis IV setiap 6 jam selama 5 hari; anak dosis awal 2mg/kg IV, dosis maintenance 0,5-1mg/kg/dosis IV setiap 6 jam selama 5 hari.
a. Antivirus Tujuan diberikan antivirus adalah untuk memperpendek gejala klinik, mencegah komplikasi, mencegah perkembangan ke arah infeksi laten atau rekuren, menurunkan transmisi dan mengeliminasi infeksi laten yang menetap. –
Dosis Famsiklovir = dewasa 500-700mg PO 3xsehari selama 3 hari.
a. Obat anestesi Anestesi lokal memodifikasi konduksi aksonal dengan menghambat voltage-gated sodium channels. Inaktivasi menyebabkan hambatan terhadap terjadinya impuls ektopik spontan. Lidokain patch 5% topikal menunjukkan efek yang baik dengan ditempatkan pada daerah simtomatik selama 12 jam dan dilepas untuk 12 jam kemudian. b. Anti konvulsan Obat ini digunakan untuk mengatasi spasme otot yang berat dan efek sedasi pada neuralgia. Selain itu, obat ini juga mempunyai efek pada modulasi nyeri. Gabapentin nampak lebih efektif mengontrol nyeri neuropatik utamanya nyeri seperti tertusuk-tusuk (shooting pain). Dosis dewasa 3x100mg PO, dapat mencapai 9001800mg PO setiap harinya tapi tidak melebihi 4x900mg PO; dosis anak <12th tidak direkomendasikan, anak >12th sama dengan dosis dewasa. Pregabalin onsetnya lebih cepat, berikatan dengan subunit dari voltage-gated calcium channel, sehingga mengurangi influks kalsium dan pelepasan neurotransmiter (glutamat, substance P, dan calcitonin gene-related peptide) pada primary afferent nerve terminals. Didapatkan pula hasil perbaikan dalam hal tidur dan ansietas. Dosis dewasa awal 2x75mg PO, dapat dinaikkan sampai 2x150mg dalam 1minggu, dapat dinaikkan lagi sampai 2x300mg jika perlu. c. TENS (Stimulasi Saraf Elektris Transkutan) Penggunaan TENS dilaporkan dapat mengurangi nyeri secara parsial hingga komplit pada beberapa pasien neuralgia paska herpetik. Tetapi penggunaan TENS-pun dianjurkan hanya sebagai terapi adjuvan/tambahan disamping terapi farmakologis. d. Vaksin Penggunaan vaksin digunakan saat terjadi wabah HZ sehingga dapat mencegah timbulnya PHN pada orang lanjut usia yaitu umur 60 tahun keatas dengan dosis 1 ml diberikan secara sub kutan.