Teks eksemplum adalah teks cerita yang menceritakan perilaku atau tokoh dari ceritanya. Contoh kisah teks eksemplum biasa diawali dengan pengenalan tokoh, peristiwa yang dialami tokoh, dan diakhiri dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh tersebut. Teks eksempulm ini termasuk jenis karya yang berisi sebuah pengalaman hidup manusia.
2. Struktur Abstrak → inti peristiwa sebagai pengantar yang menggambarkan peristiwa yang akan diceritakan. Orientasi → bagian pembuka cerita atau awalan cerita. Insiden → peristiwa yang tidak diinginkan. Interpretasi → makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan. Koda → bagian penutup cerita.
3. Ciri – ciri Berisi peristiwa yang tidak diinginkan terjadi Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas Menggunakan bahasa naratif Mempunyai struktur lengkap, yaitu abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan koda.
4. Karakteristik Berisi peristiwa yang tidak sering terjadi Peristiwa merupakan hal yang tidak diinginkan Menimbulkan penyesalan bagi partisipan Menghadirkan diri penulis dalam interpretasi dan koda Mengandung nilai – nilai yang disarankan oleh peristiwa
5. Fitur bahasa Exemplum adalah sebagai berikut : Menggunakan bahasa naratif Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas Menghadirkan diri penulis (kita, aku) yang ada dalam interpretasi dan koda Ini biasanya menggunakan proses material dan tindakan untuk mengeksplorasi insiden . Menggunakan proses relasional untuk mengeksplorasi penilaian .
6.Menggunakan referensi teks dan hubungan leksikal untuk menunjuk ke nilai-nilai yang disarankan oleh peristiwa Ciri Teks Eksemplum 1) Bernuansa naratif Teks eksemplum bernuansa naratif namun bukan naratif murni 2) Isi teks umumnya bercerita mengenai pengalaman pribadi
Dalam tek eksemplum cerita yang diceritakan umumnya berupa pengalaman pribadi yang dirasakan atau dialami oleh tokoh
3) Isi teks bercerita tentang suatu insiden Isi teks eksemplum berupa insiden yang tak tak diharapkan atau diinginkan oleh tokoh
4) Terdapat perubahan perilaku tokoh untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Di bagian akhir teks eksemplum menggambarkan perilaku tokoh menyesali kejadian yang telah terjadi. Tampak perubahan sikap tokoh untuk lebih hati-hati dalam melakukan sesuatu. Teks eksemplum berakhir dengan pesan moral dari kejadian yang dialami tokoh utama. Struktur Teks Eksemplum 1) Orientasi (Pengenalan) Pada tahapan orientasi, pengarang menceritakan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana yang terjadi dalam sebuah peristiwa. Latar digunakan penulis untuk menghidupkan sebuah cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar ini mengekspresikan watak, baik secara psikis maupun fisik. Contoh Orientasi Kejadian yang membuat saya sadar akan pentingnya menaati peraturan negara ini terjadi ketika saya sudah semester II. Biasanya, hampir setiap minggu saya pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu sore. Suatu ketika, saya dan kakak saya memutuskan untuk kembali ke Semarang pada Senin pagi supaya waktu lebih lama di rumah. Kami berangkat pukul 08.00 WIB, dengan menggunakan sepeda motor. 2) Insiden (Kejadian) setiap kejadian-kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Contoh Insiden Ketika akan berangkat, kakak menyuruh saya untuk di depan karena dia mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada saat itu saya belum mempunyai SIM. Kakak saya berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kamu berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami sampai di perbatasan Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana. Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika sampai di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, saya melihat banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak saya langsung membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan saya ada sebuah selokan kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak dapat dibelokkan karena tertahan oleh tas yang saya gendong di depan. Motor saya terjatuh dan kami terpelanting. Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada seorang polisi yang akan mendekati kami, kakak saya berpesan, “ketika nanti ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh karena mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar permintaan kakak saya. Benar saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta kakak saya untuk memperlihatkan SIM beserta STNK-nya. 3) Interpretasi (Tafsiran) Penafsiran yang dilakukan oleh tokoh dari kejadian atau insiden yang telah terjadi Contoh Interpretasi Dari kejadian tersebut, saya menjadi mengerti akan pentingnya menaati peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan membuat saya untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
7 Contoh Teks Eksemplum Yang Baik dan Benar
Operasi Zebra Kejadian yang membuat saya sadar akan pentingnya menaati peraturan negara ini terjadi ketika saya sudah semester II. Biasanya, hampir setiap minggu saya pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu sore. Suatu ketika, saya dan kakak saya memutuskan untuk kembali ke Semarang pada Senin pagi supaya waktu lebih lama di rumah. Kami berangkat pukul 08.00 WIB, dengan menggunakan sepeda motor.
Ketika akan berangkat, kakak menyuruh saya untuk di depan karena dia mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada saat itu saya belum mempunyai SIM. Kakak saya berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kamu berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami sampai di perbatasan Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana.
Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika sampai di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, saya melihat banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak saya langsung membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan saya ada sebuah selokan kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak dapat dibelokkan karena tertahan oleh tas yang saya gendong di depan. Motor saya terjatuh dan kami terpelanting.
Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada seorang polisi yang akan mendekati kami, kakak saya berpesan, “ketika nanti ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh karena mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar permintaan kakak saya. Benar saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta kakak saya untuk memperlihatkan SIM beserta STNK-nya.
Sepeninggal polisi tersebut, si pemilik rumah keluar dan mengobati luka kami. Beruntung polisi tidak mencurigai kalau saya yang megendarai sepeda motor tersebut. Tuhan masih memberikan kami keselamatan walaupun kami mengalami banyak luka. Dari kejadian tersebut, saya menjadi mengerti akan pentingnya menaati peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan membuat saya untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. Penggembala beserta Serigalanya
Diawali, adalah seorang anak gembala yang selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat dengan hutan yang gelap dan banyak pohon nan rindang dan tidak jauh dari kampungnya. Disebabkan mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan tersebut, dia menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana. Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahakbahak kembali.
Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut. Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka. Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
Dalam hidup ini kita memerlkan kepercayaan dari orang lain. Sekali berbohong kita tak akan dipercaya orang lain. Walaupun apa yang kita katakan itu benar sekalipun, orang tak percaya lagi. Jadi, jagalah kepercayaan orang dengan selalu berkata benar.
Kejadian di Parkiran Pengalaman yang tak terlupakan semasa hidupku. Bulan lalu, aku baru saja meraih prestasi Pelukis Terindah Sepanjang Masa dalam ajang SHMILY Awards 2015. Setelah meraih prestasi tersebut, banyak mahasiswa yang memujiku baik secara langsung maupun melalui media social. Selain itu, keluargaku juga memberi penghargaan untukku, seperti ayahku yang memberikanku mobil sport dengan art design yang mewah yaitu Lamborghini Aventador Lp700-4 yang harganya 11.000.000.000. Ayahku sangat bangga dengan prestasi yang kuraih, itu alasan kenapa ia memberiku penghargaan semahal itu. Seminggu setelah hari bahagia tersebut, aku berencana untuk mengajak seluruh anggota keluargaku untuk makan malam bersama di salah satu Restaurant berbintang di Jakarta. Setelah membicarakan rencana tersebut, akhirnya merekapun tidak menolak rencanaku. Malahan mereka sangat senang, karena sekalian merayakan prestasi yang baru saja aku raih. Kami memutuskan untuk makan malam bersama pada hari ke-13 setelah ajang SHMILY Awards 2015 tersebut. Kami menuju Restaurant bersama-sama. Sesampainya kami disana, kamupun langsung memesan makanan yang akan kami makan lalu membayarnya. Selama makan malam berlangsung, penuh canda dan tawa. Dengan asiknya kami makan sambil mengobrol, sampai aku lupa bahwa tepat pada pukul 20.00 WIB aku harus datang di acara Konferensi Pers yang diadakan di Mall of Indonesia untuk mempromosikan Restaurant baruku yang akan segera di buka pada Ahad minggu depan yang bernama “Coffe and Art Design” Mengingat hal tersebut, akupun langsung menyelesaikan makananku lalu berpamitan dan meminta maaf karena harus pulang terlebih dahulu. Akhirnya, setelah berpamitan aku langsung ke arah parkiran mobilku. Tiba-tiba saat aku hendak masuk ke dalam mobilku, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menarik tanganku dan mendekap mulutku. Lalu laki-laki tersebut mengatakan “Berikan uang atau kau mati!”. Mendengar perkataan tersebut, tanpa berpikir panjang, akupun langsung mengeluarkan semua uang yang ada di dompetku lalu ku berikan kepada lelaki tersebut. Setelah laki-laki tersebut menerima uang, diapun langsung melepaskan dekapan mulutku dan menjatuhkan aku di samping mobilku. Laki-laki itu langsung berlari ke arah pagar. Melihat laki-laki tersebut loncat dari pagar, akupun langsung masuk ke dalam mobilku lalu mengunci pintu. Di dalam mobil aku berusaha menenangkan diriku yang sesak dan takut karena kejadian yang baru saja terjadi.
Aku bersyukur kepada Allah yang masih menyelamatkanku dari kelakuan jahat laki-laki tersebut. Meskipun aku harus kehilangan semua uangku namun aku bersyukur karena tidak kehilangan aset berharga lainnya yang ada di tasku seperti kuas emas dari Paris dan Pencil Mecanic pemberian nenekku di New York. Dari kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mengatur waktu dan berhati-hati dalam segala hal serta dimanapun, apalagi jika malam bertambah gelap dan suasana semakin sepi.
Boros Pada suatu hari ada seorang anak lelaki bernama Robi yang suka sekali menghabiskan uang jajan nya dengan cepat dan bahkan dia juga hanya menghabiskan uang jajan nya itu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Dia berperilaku seperti itu karena dia merasa bahwa orang tuanya itu adalah keluarga kaya yang serba ada. Ketika dia sudah remaja, perilaku boros nya pun semakin menjadi. Apalagi ditambah dengan adanya pacar yang sering kali ia traktir. Padahal orang tuanya sering sekali mengingatkan untuk tidak boros karena mencari yang itu sangat susah. Dia tidak melihat bagaimana susahnya orang lain untuk mencari uang, yang ia tau hanya lah menghabiskan uang kedua orang tua nya. Lalu pada suatu ketika, orang tua Robi itu pun bangkrut dalam bisnis nya sehingga menyebabkan keadaan keluarga Robi menjadi sangat miskin dan serba kekurangan. Belum lagi ditambah hutang kepada bank yang melilit keluarga Robi. Hal itu membuat Robi sangat frustasi karena dia sangat tidak terbiasa berada dalam posisi seperti itu. Hingga akhirnya dia pun melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, maka hendaklah kita menumbuhkan sikap hemat di dalam diri kita agar kita dapat menabungkan sebagian uang kita yang mungkin bisa bermanfaat di masa depan nanti. Jangan seperti Robi yang hidup boros sehingga tidak punya tabungan untuk kehidupannya kelak.
Tragedi Menginap di Kost Semester 3 saya diizinkan untuk nge-kost oleh orangtua saya, karena di semester 3 banyak kegiatan malam yang harus saya laksanakan. Sebelumnya saya tidak pernah kost, saya selalu berangkat dari rumah sendirian mengendarai motor karena rumah saya lumayan jauh dari kampus. Kira-kira 1 jam perjalanan. Kostan yang aku pilih letaknya tidak terlalu jauh dari kampus, kira-kira 5menit jika berjalan kaki. Saya satu kamar dengan Ika, meskipun berbeda jurusan tapi kami begitu akrab. Setelah merapikan barang saya di kost, saya mulai melakukan aktivitas seperti biasanya yang dilakukan anak kost kebanyakan dan saya juga mulai belajar untuk beradaptasi. Tepatnya hari Jumat, pertama kalinya saya menginap di kostan. Pada malam hari, tiba-tiba saya terbangun dari tidur, saya melihat sesosok hantu kepala tanpa tubuh yang melayang di samping lemari, saya syok dan ingin berteriak tapi tidak bisa, rasanya suara saya tercekat di tenggorokan. Saya ingin mengatakan sesuatu pada Ika yang tidur dengan pulas di sebelahku, tangan saya ingin meraihnya tapi tangan ini tidak bisa bergerak, aneh sekali. Saya beranikan untuk membaca doa sambil memejamkan mata, dan selesei berdoa saya membuka mata secara perlahan. Alhamdulillah hantu itu sudah hilang, lalu saya melanjutkan tidur sambil berdoa. Saya merasa bersalah karena sebelum tidur, tidak berdoa terlebih dahulu. Semenjak itu aku sering solat dan mengaji bersama dengan temanku, agar kami tidak di ganggu lagi oleh hantu
Kecerobohanku Abstrak Aku memiliki pengalaman jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu. Orientasi
Ketika itu saya masih SMP, pada suatu sore saat sedang membersihkan kamar, keponakanku yang bernama Suci berkunjung ke rumahku untuk minta diantar les di rumah gurunya. Insiden Ketika itu sudah hampir mendekati adzan magrib, sebenarnya orang tua saya sedikit melarang untuk langsung pergi, ibu saya menyuruh pergi setelah selasai adzan saja. Tetapi karena Suci terlihat terburu-buru saya pun tetap akan menemani dan mengantarkannya. Di jalan tiba-tiba handphone saya berbunyi, dan sepertinya itu tanda jika ada sms masuk di handphone saya. Lalu saya pun mencoba mengambil handphone di saku celana kemudian saya membuka sms yang telah masuk, dan saya juga berniat untuk membalas pesan itu. Jujur saat itu saya mengendarai motor dalam keadaan tergesa-gesa dan mengunakan kecepatan yang lumayan tinggi, kemudian dari arah depan ada sebuah motor ingin putar balik arah tetapi tanpa menyalakan lampu retingnya. Saya pun gugup karena tidak bisa mengontrol danmenguasai kecepatan akhirnya pun menabrak pengendara motor yang sedang putar balik arah tadi, aku dan Suci pun terjatuh dan terlempar dari motor. Suci keponakan saya mengalamani luka pada bagian siku dan kakinya, sedangkan saya mengalami luka pada lutut sebelah kanan dan untungnya saya tidak mengalami luka yang parah. Motor yang saya kendarai pun rusak parah, ketika itu polisi yang kebetulan ada di sekitar jalan itu langsung datang menghampiri saya, untuk menolong dan mengurus kasus kecelakaan tersebut. Interprestasi Dari kejadian tersebut saya menjadi tahu bahwa doa restu dan nasihat dari orang tua sangatlah penting, jika saya menuruti perkataan orang tua saya tadi pasti hal seperti ini tidak akian terjadi, selain itu saya menjadi mengerti bahwa kehati-khatian dan ketertiban di jalan memang jelas sangat perlu diperhatikan karena kita bagai sedang bertarung nyawa jika ada di jalanan. Serta kelengkapan pengaman mulai dari helm, dan suratsurat penting seperti STNK, SIM juga harus diperhatikan saat sedang mengendarai kendaraan di jalan. Dan jika sedang mengendarai kendaraan sebaiknya tidak perlu sambil memegang handphone, kecuali jika itu dalam keadaan yang sangat mendesak lebih baik kita berhenti sejenak di pinggir jalan untuk membuka handphone. Koda Sejak kejadian itu menimpa saya, saya menjadi semakin berhati-hati dalam mengendarai kendaraan. Selain itu juga semakin memerhatikan peraturan di lalu lintas, dan mematuhi kata-kata orang tua saya. Karena ridha Allah adalah ridha orang tua (pula)
Diam itu Emas Budi adalah seorang pelajar SMP yang terkenal baik hati, suka menolong dan dermawan. Ia adalah seorang anak pengusaha apartemen. Budi suka membantu teman-temannya yang kesulitan mengerjakan PR dan suka mentraktir jajan teman-temannya. Oleh karena itu, Budi banyak disukai teman-temannya dan dia pun menjadi orang yang mudah bergaul dengan siapa saja. Namun, ia mempunyai sifat buruk yaitu sok tahu dan keras kepala.
Hari ini adalah hari Jum’at, pada hari ini jadwal pelajaran di kelas Budi adalah Olahraga, Matematika, dan Seni Budaya. Seperti biasa pada jam olahraga kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Nasib sial terjadi pada Amir, teman sekelas Budi. Amir terlambat masuk sekolah dan dihukum tidak boleh mengikuti pelajaran olahraga dan ia memilih untuk belajar di kelas sendirian.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan, jam pelajaran olahraga sudah berakhir dan bertepatan dengan jam istirahat. Budi dan Paimin beristirahat di kelas sambil berbincang-bincang. Saat Paimin mengecek uang sakunya, tiba-tiba mukanya menjadi pucat karena uang saku di celananya kosong, lalu ia teringat bahwa ia memang lupa untuk membawa uang saku. “Ada apa Paimin ? Kenapa wajahmu tiba-tiba menjadi pucat ?†Tanya Budi kepada Paimin. “ Uang sakuku tidak ada di celanaku Bud.†Jawab Paimin. “Bagaimana bisa anda lupa membawa uang saku ?†Tanya Budi sambil tertawa kecil. Paimin adalah seorang yang suka berbohong, ia pun memanfaatkan situasi ini. “Nampaknya tadi uangku masih di celana namun entah kenapa tiba-tiba hilang.†Jawab Paimin. “Ini pasti ulah Amir, dia dari tadi di kelas ini saat kita olahraga di luar, lalu dia memanfaatkannya untuk mencuri uangmu†Jawab Budi dengan Tegas. “Bukan, aku hanya bercanda kok, aku memang lupa membawa uang saku, ini bukan salah Amir.†Jawab Paimin dengan nada gemetar
karena ia sadar bahwa kebohongannya tersebut akan merugikan orang lain. “Sudah tidak usah takut pada Amir, ini aku kasih uang lima puluh ribu buat anda, Amir biar aku yang hajar.†Jawab Budi dengan menyodorkan uang Rp. 50.000,00 kepada Paimin. Paimin menerima uang tersebut, ia ingin mencegah Budi yang ingin menghajar Amir namun tidak bisa berbuat banyak, karena sifat Budi yang keras kepala.
Budi secara tiba-tiba menghantam kepala Amir dengan batu dari belakang dan terjadilah perkelahian yang cukup sengit sampai akhirnya Amir pingsan dan dibawa ke UKS oleh teman-temannya. Budi lalu dibawa ke ruang BK oleh guru karena kejadian tersebut, ia beralasan karena Amir telah mencuri uang Paimin. Paimin pun lalu dibawa ke ruang BK untuk dimintai keterangan, tak lama setelah Paimin masuk ke ruang BK tiba-tiba satpam sekolah datang ke ruang BK untuk menghantarkan uang saku yang dititipkan oleh orang tua Paimin ke satpam untuk diberikan ke Paimin karena ketinggalan. Amir menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada guru BK. Budi mukanya menjadi merah seketika karena malu telah menuduh orang seenaknya sendiri. Setelah urusan di ruang BK selesai ia segera menuju ruang UKS dan meminta maaf kepada Amir.
Manusia dikaruniai satu mulut untuk berbicara secukupnya dan sebenarnya, serta dua telinga dan dua mata untuk banyak hal termasuk membenarkan apa yang ia ketahui, bukan untuk membenarkan apa yang ia tidak ketahui. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu menjaga ucapan dan perbuatan kita karena apabila kita tidak menjaganya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kebahagiaan Yang Lebur Dalam Kesedihan Di sebuah kota, hiduplah sebuah keluarga. Keluarga itu beranggotakan Bapak, Ibuk, dan seorang anak yang bernama Chima. Kehidupan di keluarga ini selalu dililit oleh hutang. Kedua orang tua Chima pun selalu bersyukur disetiap keadaan yang menimpa mereka. Pada suatu hari, sang bapak dipecat dari kantornya karena merusakkan mesin printer milik kantor tersebut. Akhirnya sang bapak pulang, lalu mengadu kepada istrinya. “Buk, hari ini bapak dipecat dari kantor” Kata sang bapak. “Ya mungkin itu sudah takdir kita pak!” Jawab sang Ibu. “Sekarang bapak bingung mau cari pekerjaan dimana!” Kata sang Bapak. “Ya udah pak, nanti kita pikirin lagi. Sekarang mari kita makan dulu” Seru sang ibu untuk mengajak makan siang. Tiba-tiba sang anak datang dengan wajah yang sedih. Sepulang sekolah tadi ia selalu memikirkan nilai rapotnya yang dibawah rata-rata. Chima sangat bingung, karena ia takut dimarahi kedua orang tuanya. Bukannya dimarahi, justru Chima mendapati wajah kedua orang tuanya yang sedih. Sejak kejadian itu Chima giat belajar demi meraih cita-citanya untuk menunjukkan nilai yang terbaik kepada kedua orangtuanya. Sejak saat itu pula ayah Chima jatuh sakit karena terus menerus mamikirkan pekerjaan yang tak juga didapatkan.
Pada suatu hari, di sekolah, Chima sedang melakanakan Ujian Kenaikan Kelasnya. Demi meraih nilai yang baik, Chima telah belajar jauh-jauh hari. Beberapa hari setelah melaksanakan ujiannya, akhirnya ia mendapatkan hasil yang memuaskan berkat jerih payahnya. Tak disangka ia mendapat nilai yang terbaik dari semua teman-teman sekelasnya. Ketika bel telah berbunyi, Chima berlari pulang dengan wajah yang sangat senang karena ia selalu memikirkan untuk menunjukkan nilai ujiannya kepada kedua orangtuanya. Namun perasaan bahagia Chima tak berlangsung lama. Sesampainya di rumah ia melihat ibunya yang menangis karena melihat jasad ayahnya yang terbaring tertutup kain kafan. Chima mulai meneteskan air matanya.Betapa sedihnya Chima ketika ingin menunjukkan nilainya kepada ayahnya, justru ayahnya telah terlebih dahulu tiada.
Sejak saat itu, Chima berusaha untuk melupakan kejadian yang menyedihkan itu. Ia sadar bahwa kematian juga akan datang secara tiba-tiba. Ia juga sadar bahwa untuk membahagiakan orang tua bukan hanya dari nilainya, namun masih ada cara lainnya. Jadi, bagaimanapun keadaan kita, kita harus berusaha untuk dapat membahagiakan kedua orang tua kita.
JANGAN MATEMATIKA Aku memang tidak begitu pandai bila dihadapkan dengan soal-soal matematika. Saat duduk di bangku kelas tiga SD, aku merasa soal-soal matematika yang harus aku pecahkan sangat sulit dan membingungkan.
Sedangkan ibuku adalah sosok wanita yang sangat perhatian terutama pada anak-anaknya. Beliau ingin anakanaknya menjadi anak yang shaleh, pandai, dan dapat dibanggakan. Sedangkan saat duduk di bangku kelas tiga SD aku sudah mulai nakal dan malas belajar. Di kelas, jika ada teman yang mengajakku untuk ngobrol aku pasti lebih memilih ngobrol walaupun dengan suara pelan dari pada harus mendengarkan guruku menerangkan materi pelajaran
Siang itu aku pulang dari sekolah dengan memasang wajah yang lesu. Nilai matematika yang aku dapatkan hari itu sangat memalukan. Dan seperti biasa, ibuku selalu menanyakan tentang nilai yang didapatkan anaknya setiap pulang sekolah. Sambil mengeluarkan bulu dari tas sekolahku, ibuku bertanya, “Hari ini kamu mendapat nilai berapa, Nak?” Aku hanya bisa terdiam dan sulit untuik berkata-kata, hingga ibuku mengulangi pertanyaannya kembali. Dengan wajah takut aku pun menjawab pertanyaan ibu dengan terbata-bata dan suara lirih, “Mata pelajaran matematika aku mendapat nilai dua, Bu.” Mendengar jawabanku, seketika itu pun ibuku marah. Dilemparkanlah buku matematika itu tepat dihadapanku, kemudian beliau menasehati aku.
Tetapi aku senang, ibu menanyakan bahwa bwliau bangga terhadapku, karena aku telah berkata jujur dan mau mengakui kesalahanku.
Sejak saat itu aku berusaha keras untuk menggemari mata pelajaran matematika dan tidak mengulangi lagi kesalahanku yaitu, ngobrol dengan teman ketika guru sedang menerangkan pelajaran.