Tekno Farmasi.docx

  • Uploaded by: Aurora DAlam Gelap
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tekno Farmasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,025
  • Pages: 3
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen). Teknologi genetika memicu terjadinya revolusi hijau (green revolution) yang berjalan sejak 1960-an. Dengan adanya revolusi hijau ini terjadi pertambahan produksi pertanian yang berlipat ganda sehingga dapat tercukupi bahan makanan pokok asal serealia. Untuk dapat mempertahankan keberlanjutan re-volusi hijau, Sumarno dan Suyamto (1998) menganjurkan rumusan agroekoteknologi yang menekankan pada tindakan bersama antara sistem produksi dan perawatan sumber daya lahan (Budianto, 2000). Cabang ilmu genetika yang memfokuskan pada genetika level sel dan level DNA membuat terobosan baru pada akhir tahun 1980- an. Ilmu genetika ini menerapkan teknik perbaikan sifat spesies melalui level DNA dengan cara memasukkan gen eksogenus, untuk memperoleh sifat-sifat bermanfaat yang tidak terdapat pada spesies tersebut. Pada akhir abad 20 perkembangan teknologi genetika atau secara umum disebut bioteknologi mulai berkembang. Menurut Moel-jopawiro (2000a) bioteknologi da-lam arti luas didefinisikan sebagai penggunaan proses biologi dari mi-kroba, tanaman atau hewan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Sedangkan rekayasa genetika didefinisikan dalam arti luas sebagai teknik yang digunakan untuk merubah atau memindahkan material genetik (gen) dari sel hidup. Definisi yang lebih sempit, seperti yang digunakan oleh Animal and Plant Health Inspection Service (APHIS) Departemen Perta-nian Amerika, rekayasa genetika modifikasi genetik dari suatu orga-nisme dengan menggunakan tek-nologi rekombinan DNA. Bioteknologi merupakan bidang ilmu baru di bidang pertanian yang dapat menyelesaikan masalah-ma-salah yang tidak dapat diselesaikan dengan cara konvensional. Penggunaan bioteknologi bukan untuk menggantikan metode konvensional tetapi bersama-sama menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Penggunaan metode konvensional dengan teknologi tinggi memaksimumkan keberhasilan program perbaikan pertanian. Bioteknologi harus diintegrasikan ke dalam pendekatan- pendekatan konvensional yang sudah mapan. Bioteknologi berkembang dengan cepat di berbagai sektor dan meningkatkan keefektifan cara-cara menghasilkan produk dan jasa. Untuk alih teknologi dan pengembangan bioteknologi secara layak dan tidak merusak lingkungan, diperlukan berbagai persyaratan selain peraturan perundangan juga modal yang besar. Bioteknologi yang juga merupakan salah satu program Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian diharapkan berperan dalam mewujudkan tujuan peningkatan dan stabilitas produksi, peningkatan mutu dan nilai tambah produk pertanian (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005). Bioteknologi adalah segala bent uk penerapan teknologi yang menggunakan sistem biologi, organisme hidup atau turunannya untuk membuat atau memodifikasi produk at au proses. Teknologi ini sejak lama telah diterapkan pada bidang pertanian oleh masyarakat, misalnya produk fermentasi hasil pertanian (tempe, tape, dadih, atau oncom), kompos at au vaksin ternak.

Dalam bidang pertanian, bioteknologi memberikan alternatif pilihan untuk (1) memanfaatkan, melestarikan dan memperkaya keanekaragaman hayati; (2) mempercepat perakitan tanaman, hewan, atau mikroba unggul melalui teknologi rekayasa genetik, pemanfaatan marka molekuler dan kultur in vitro; dan (3) memanfaatkan mikroba : (a) dalam pengolahan hasil panen, (b)sebagai bahan utama dalam formulasi pestisida hayati, pupuk hayati, biodekomposer dan probiotik yang ramah lingkungan, (c) sebagai penghasil senyawa bioaktif, serta (d) sumber gen-gen penting untuk keperluan rekayasa genetika. Contoh dari penggunaan bioteknologi dalam bidang pertanian yang berkembang pesat adalah penggunaan tanaman transgenik yang secara global menunjukkan peningkatan luas areal penanaman setiap tahunnya. Pada tahun 2005 areal pertanaman transgenik terluas adalah 49.8 juta hektar di Amerika, 17.1 juta hektar di Argentina, 9,4 juta hektar di Brazil, 5.8 juta hektar di Kanada, 3.3 juta hektar di Cina, 1/8 juta hektar di Paraguay, 1/3 juta hektar di India, 0.5 juta hektar di Afrika Selatan, 0,3 hektar di Uruguay 0.3 juta hektar di Australia, 0,1 juta hektar di Meksiko, 0.1 juta hektar di Romania, 0.1 juta hektar di Filipina, 0.1 juta hektar di Spanyol, < 0,05 juta hektar di Portugal, Perancis, Jerman, Republik Czech, Iran, Colombia, dan Honduras (ISAAA, 2005). Peran bioteknologi yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan penting di Indonesia dalam pembangunan pertanian antara lain: (1) identifikasi gen-gen yang bermanfaat untuk perbaikan varietas tanaman pangan, terutama padi tahan terhadap cekaman biotik (penggerek batang) dan abiotik tertentu (keracunan Al dan kekeringan); (2) meningkatkan keragaman genetik tanaman melalui pembentukan tanaman haploid ganda yang dapat mempercepat perakitan varietas, at au fusi protoplas yang dapat memecahkan masalah hambatan seksual pada persilangan antar spesies, teknik perbanyakan massal beberapa tanaman berkayu dan buah tropis serta tanaman hortikultura penting lainnya, (3) peningkatan produksi metabolit sekunder tanaman untuk obat-obatan; dan (4) pengelolaan serta pemanfaatan sumberdaya genetik pertanian, baik tanaman maupun mikroba, secara optimal. Di samping itu, untuk lebih mendayagunakan teknologi ini, sistem informasi hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian perlu dikembangkan secara sistematis. Bioteknologi berpeluang mengatasi hal yang sulit atau tidak dapat dipecahkan melalui cara konvensional misalnya pada tahap perakitan varietas yaitu dalam: (i) identifikasi gen dan studi diversitas, dapat dilakukan dengan DNA microarray dan mark a molekuler, selain itu identifikasi variasi gen yang bermanfaat dapat dilakukan dengan allele mining, (ii) percepatan perakitan varietas dapat dilakukan dengan haploidisasi dan pemanfaatan MAS untuk seleksinya, (iii) keperluan akan sifat tertentu dapat dilakukan dengan rekayasa genetik at au 18 melalui pemanfaatan kultur in-vitro seperti seleksi in-vitro dan fusi protoplas. Selain mendukung perbaikan bahan tanaman/perakitan varietas, bioteknologi juga berperan dalam pengurangan input pestisida sintetis menjadikan lingkungan lebih aman melalui pembuatan pestisida hayati dan tanaman transgenik tahan OPT. Sebagai contoh, kompleks simbion nematoda patogen serangga (NPS)bakteri (Photorhabdus sp. at au Xenorhabdus sp.1 sudah dimanfaatkan untuk pengendalian hayati beberapa serangga hama tanaman (Daborn et al.2002 cit Achmad, 2005, Waterfield et al. 2001 cit Achmad, 2005). Melalui bioteknologi, masalah yang menyangkut perbanyakan massal NPS, stabilitas NPS selama transportasi dan penyimpanan, dan aplikasi NPS pada tanaman dapat diatasi dengan memindahkan gen penyandi toksin tersebut ke bakteri yang lebih mudah diperbanyak, misalnya ke Pseudomonas {luorescens yang ban yak

digunakan sebagai agen biokontrol. Melalui proses rekayasa genetika, gen yang sarna dapat ditransfer ke tanaman, sehingga dihasilkan tanaman transgenik tahan beberapa serangga hama. Dapus 1 : Risalah Seminar llmiah Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2()()6 PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA

Sutrisno Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian JI. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111 Dapus 2 :

Perkembangan Penelitian Bioteknologi Pertanian di Indonesia Novianti Sunarlim dan Sutrisno Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor

Related Documents

Tekno
August 2019 15
Tekno Farmasi.docx
December 2019 16
Jurnal Tekno
April 2020 10
Akt Tekno 1.docx
April 2020 12

More Documents from "Alika Syahputri"

Sanitasi.docx
December 2019 2
Tekno Farmasi.docx
December 2019 16
Aur.docx
December 2019 21
Solicitud 1.docx
December 2019 17
Clase8.docx
December 2019 20