TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH Oleh:
Alimuddin Hassan (Tenaga Pengajar Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau)
Presentasi pada: MATA KULIH
FILSAFAT PENDIDIKAN Senin, 23 Maret 2018
Data Pribadi 1. Nama Lengkap 2. Tempat/Tgl. Lahir 3. Pekerjaan 4. Alamat 5. Pendidikan
6. Status
7. Kontak Pribadi
: Alimudddin Hassan : Pulau Kijang, 24 September 1967 : Tenaga Pengajar Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau : Jalan Putri Tujuh, Gg. Purnama Perum Putri Indah Blok I/11 Kel. Purwodadi, Kec. Tanpan Pku : a. S1 Aqidah-Filasaf Ushuluddin UIN Jakarta - 1993 b. S2 Pemikiran Modern UIN Suska Riau - 2000 c. S3 Kajian Keislaman SPs UIN Jakarta (Proses) : Nikah (1995) - Istri : Dra. Zubaidah Habsah (UIN Suska 1994) - Anak: 1. Nadia Edelwais Filasufiah Alidahputri (1997) 2. Najwa Bidara Devafany Alidaputri (2005) : 081378447700/ 081270049700/ 081268677744
8. Moto Hidup: Tidak perlu jadi orang kaya, yang penting kebutuhan terpenuhi; Tidak perlu istri cantik, yang penting ditatap menyenangkan hati; Tidak perlu masuk surga, yang penting Allah selalu meredhahi.
PENGANTAR (1) Raja Ali Haji utarakan masalah ini kepada Haji Ibrahim:
“Adapun pasal pekerjaan berkehendakkan cap karena kami sudah pikir, jika dengan surat dengan tangan karangan itu ada tiga mudaratnya. Pertama, mudarat atas tubuh kami. Sebab kami telaah kitab, baharu dipikirkan, kemudian baru disurat buram yang pertama, kemudian buram yang kedua, kemudian baharu diberikan juru tulis. Tubuh kami sakit, belanja kami keluar sendiri, satu2 karangan barangkali sekurang-kurangnya enam puluh. Satu karangan itu tiada sudah dengan sebulan dua. Coba awak pikir, satu juru tulis sekurang-kurangnya enam ringgit sebulan. Adapun wang kami yang lebih daripada nafkah hanyalah lima belas ringgit, sudah pulah diberikan kepada juru tulis, berapa tinggalnya.”
(Lihat, Jan van der Putten dan Al Azhar (ed.), Di Dalam Berkekalan Persahabatan In Everlasting Friendship Letter From Raja Ali Haji, Leiden: Departement of Languages and Culture of South-east Asia and Oceania University of Leiden, 1995, 128
PENGANTAR (2) Aktifitas penulisan dan kepengarangan: Dulu: tulis di batu;
belakangan di kertas: kini di leptop; dan mendatang?
Dulu: al-’Ilm fi} al-S}udu>r (ilmu di dada) Belakangan: al-’ilm fi> al-Sutu>r (ilmu di kitab) Kini: al-’ilm fi> sidi ru>m (CD Room); Mendatang: Micro-SD Card: 1980: 16 KB 2010: 32 GB ( 2 jutakali dalam30 tahun) 2015: 128 GB 2020: 3 TB (lebih banyak dari kapasitas otak manusia) 2030: 60 ribu TB (20.000 otak manusia). 2040: 500 juta TB (seluruhinternet tahun2009)* 2050 : seluruh kapasitas otak manusia sejagat (Maaf, bgt… lalu apa defenisi ulang tentang Malaikat Raqib & Atib)
PENGATAR (3) Aktifitas penulisan dan kepengarangan: dulu menulis dangan kalam
(bulu angsa); belakangan dengan mesin ketik, kini dengan leptop, dan mendatang dengan….?
Dulu sangat sulit: memerlukan tenaga, biaya, dan tidak bisa diedit (perlu kertas banyak) Belakangan relatif sulit: relatif kurang memerlukan tenaga, biaya dan meskipun tetap tidak bisa diedit (perlu kertas banyak) Kini mudah: relatif tidak memerlukan tenaga dan biaya, bisa diedit sebelum diprint (penggungaan kertas semakin berkurang) Mendatang sangat mudah? (Apa alat teknologinya???) 1970-an: dengan mesin ketik tidak bisa diedit 1990-an: dengan leptop kita bisa memindahkan hurup dalam keras (bisa diedit) 2015-an (?): dengan leptop canggih bisa membaca suara kita dan mentransfer menjadi huruf (bisa diedit); dan 2020/30-an (???): dengan alat canggih bisa membaca “pikiran” (renungan) kita dan mentransfernya menjadi huruf (bisa diedit) (Maaf, bgt… dengan alat canggih (dipasang di kepala) manusia mendatang bisa melakukan hubungan imajinasi seksual lebih “dahsyat “ daripada hubungan seksual secara “konfensional”
PENGATAR (4) Aktifitas penulisan dan kepengarangan: dulu, belakangan, kini dan
mendantang. Apa penentu dominannya?
Apakah sikap mental (kesungguhan/ketekunan dan keingintahuan/kehausan akan ilmu)? atau Apakah ketergantungan kecanggihan teknologi (transpormasi, komunikasi dan informasi)?
Aktifitas penulisan dan kepengarangan: dulu, belakangan, kini dan
mendantang. Mana capaiannya yang lebih hebat?
(Rasanya tidak adil dijawab sekarang, mungkin kita harus menunggu sekurangkurangnya 1 abad lagi untuk membandingkan capaian/hasil karya ulama abad Islam Klasik (selama 5/7 abad) (Rasanya adil membandingkan capaian antara 1 abad sekarang dengan 5/7 abad pada masa Islam klasik, dengan pertimbangan: antara dulu “deret hitung”: 1,2,3,4,5. dst.; dan kini “deret ukur”: 1,2,4,8,16 dst. Meskipun demikian, kita harus “angkat topi” terhadap sarjana Islam/ ulama pada Islam klasik atas sikap mentalnya. Rih}lah (perjalanan pencarian ilmu) dengan keterbatas transportasi, komunikasi dan apalagi informasi, sarana mampu melahirkan begitu banayak karya yang mengagumkan. Pertanyaan buat kita, apa dengan kecanggian transportasi, komunnikai dan informasi kita bisa menyamai atau mampu melampaunya? Jawabannya, mari kita kembali mempertanyaakan sikap mental kita. Kecanggihan teknologi bisa bermata dua: “rahmat” atau “laknat”
Aturan-Aturan Awal Pembuatan Makalah
Pembuatn makalah seyogyanya memenuhi aturan-aturan awal, berikut ini:
Makalah presentasi minimal 7000 kata, dan harus presentasi sesuai dengan jadwa telah tentukan dengan mempergunakan power point; Perbaikan makalah minimal 8500 kata, ditambah dengan kata-kata kunci dan abstrak serta diserahkan pada jadwal Kuliah Penutup; Makalah mempergunakan kertas B5; Margin kiri-kanan dan atasbawah = 3 cm; diketik spasi 1; font size 11; hurup Californian FB; Penulisan Makalah wajib menggunakan Transliterasi ala-LC Romatization Tables; Pengutipan harus menyantumkan sumbernya dalam bentuk catatan kaki (dalam setiap halaman minimal 3 [tiga] nomor catatan kaki); Sumber minimal 19 (sembilanbelas) buah rujukan, dan 7 (tujuh) dari jurnal, dan 4 (empat) di antaranya boleh dari internet;
Teknil Awal Penulisan Makalah (1) Penulisan Ilmiah berupa: Makalah (kurang lebih: 25 halaman); Risalah (kurang dari 50 halaman); Skripsi (antara 50 – 100) Tesisi (antara 150 – 250) Disertasi (250) [Catatan angka-angka halaman ini tentatif]. Penulisan Karya Ilmiah Dalam penulisan karya ilmiah, termasuk dalam pembuatan makalah harus memperhatikan: Teknik penulisan makalah (memenuhi kaedah-kaedah penulisan ilmiah);
Penggunaan dan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar;
Mislanya, lihat buku-buku tentang penulisan karya ilmiah Misalnya , lihat Permen Nomor: 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;
Materi/isi makalah
Misalnya, yang paling pokok dan penting hindari plagiarisme
Teknil Awal Penulisan Makalah (2) Penulisan makalah yang hanya terdiri kurang lebih 25 halaman, maka
harus/ seyogyanya dihindari: Adanya “Kata Pengantar”; Adanya “Daftar Isi” Adanya Bab-bab (misalnya, Bab I Pendahuluan; BAB II Permasalahan;
BAB III. Pembahasan; dan BAB IV Penutup – termasuk adanya saransaran) Disarankan/sebaiknya:
Langsung mempergunkan sub-sub judul (lihat makalah)
lampiran
contoh
(Begitu pula untuk cover makalah, sebaiknya jangan menuliskan kalimat
“Tugas Terstruktur” dan “ Dosen Pembimbing” masing-masing di pojok kiri dan kanan cover makalah). Disarankan/sebaiknya:
Buatlah cover seperti cover skripsi karya ilmiah lainnya (lihat, lampiran contoh cover makalah)
Jenis Pengutipan Dalam penulisan makalah ada 2 (dua) jenis pengutipan dari segi
bahasa:
Pertama, Kutipan Langsung
Artinya, kita melakukan pengutipan tanpa merubah sedikitpn kalimat-kalimat yang kita kutip (persis sama dengan aslinya). Dengan penulisan:
Dengan memberikan tanda petik (“……..”) kalau kalimatnya tidak lebih 3/5 baris; Dengan menulis masuk 5 (lima) ketuk dan/ atau hurup font yang lebih kecil kalau lebih dari 3/5 baris (tanpa harus memberik tanda petik lagi); Kalau ada yang menurut pengetahuan umum dari kutipan itu salah, kita tetap tidak boleh merubahnya (kita kutip saja apa adanya), kita hanya boleh membetul kan dengan cara: Mislanya: “…….. Lagu kebangsaan Indonesia Raya gubahan oleh Raja Ali Haji (sic. W.R. Supratman – AH) dikumandangkan setiap tanggal 17 Agustus.”; Kutipan lansung ini sebaiknya dihindari untuk menguti sampai 1 (satu) halaman lebih.
Kedua, Kutipan Tidak Lansung
Artinya, kutiapan yang kita lakukan dengan menangakap/ memahami idenya dengan mempergunakan bahasa kita sendiri.
Baik kutipan tidak langsung, terlebih kutipan langsung harus/wajib menyebutkan rujukannya/referensi (terutama kalau mempergunakan dalam bentuk catatan kaki (foot note)
BenBBentuk
Dalam penulisan makalah ada tiga cara pengutipan dalam bentuk:
Catatan Perut (body note) Catatan Kaki (foot note) Catatan Akhir ( end note)
Disarankan/dianjurakan:
dan Cara Pengutipan (1)
Untuk pembutan makalah sebaiknya mempergunakan catatan kaki (foot note)
Dalam pengutipan yang pergunakan catatan kaki (foot note) secara umum mempergunkan penyingkatan:
Ibid. (sebuah kutipan yang telah dikutip sebelumnya dengan tidak/belum diselingi dengan kutipan lain baik halamanya sama maupun berbeda). Op.cit. (sebuah kutipan yang telah dikutip sebelumnya, tetapi telah diselingi dengan kutipan lain dengan halaman yang berbeda). Loc.cit. (sebuah kutipan yang telah dikutip sebelumnya, tetapi telah diselingi dengan kutipan lain dengan halaman yang sama – tanpa halaman). Lalu bagaimana caranya untuk membedakan sejumlah buku/referensi yang dikutip dari seorang penulis? Caranya dengan menyebut kembali judul buku/referensi tersebut.
Disarankan/dianjurakan:
Karena semangatnya untuk penyingkatan, sebaiknya tidak mempergunakan ibid., op.cit., dan loc.cit., cukup dengan menyebutkan nama, judul buku dan nomor halamannya.
Bentuk dan Cara Pengutipan (2) Dalam menggunkan catatan kaki, disarankan sebaiknya:
Memberikan penjelasan/uraian tambahan atas masalah atau istilah tertentu, dan itu tidak kita masukkan dalam urain pokok karena akan mengganggu alur berpikir penulisan; Dalam setiap halaman (rata-rata) sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) nomor catatan kaki; Hindari untuk melakukan kutipan di atas kutupan dalam catatan kaki, dengan mempergunkan kalimat, “sebagaimana dikutip oleh…..” Pastikan betul bahwa catatan kaki yang ditulis bukan diambil dari catatan kaki tulisan buku/refernsi orang lain (yang kita gunkan). Ini wujud nyata plagiarisme.
Bentuk dan Cara Penulisan Pengutipan (3) Penulisan berbagai jenis referensi dalam bentuk cacatan kaki:
Buku oleh satu orang penulis:
Buku oleh dua orang penulis:
Nanang Tahqiq (ed.), Politik Islam (Jakarta: Kencana, 2004), 7.
Kumpulan tulisan dalam buku:
Nikmah Sunardjo, dkk., Analisis Struktur dan Nilai Budaya Syair Bertema Sejarah: Syair Sultan Mahmud di Lingga, Syair Perang Banjarmasin, dan Syair Raja Siak, (Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional, 2001), 5.
Kumpulan tulisan dengan editor:
Anthony Read & David Marr (eds.), Dari Raja Ali Haji Hingga Hamka: Indonesia dan Masa Lalunya (Jakarta: Grafiti Press, 198)3, 95
Buku oleh tiga orang atau lebih:
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 57.
Ali Bulac, “Piagam Madinah”, dalam Carles Kuzman (ed.), Wacana Islam Liberal (Jakarta: Paramadina, 2011), 67.
Artikel dalam Jurnal:
Abdul Hadi W.M., “Kembali ke Akar Tradisi: Sastra Transendental dan Kecenderungan Sufistik Kepengarangan Indonesia”, dalam Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. 4, No. 1, 1992.
PLAGIARISME Pengertian Plagiat:
Secara Umum:
Secara Detail:
Mengambil suatu bahan atau data dalam berbagai bentuk, tetapi tidak mencantumkan sumbernya secara sengaja. Dalam penulisan karya ilmiah, plagiarisme ini, paling tidak, bisa diartikan: Pertama, pengambilan langsung secara literal tulisan-tulisan, gambar, tabel dan pendapat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Kedua, tindakan plagiarisme juga termasuk meminjam ide atau logika pikiran orang lain dalam menjelaskan sebuah gagasan tanpa menyebutkan sumbernya, dan mengangkap bahwa ide/logikaitu sebagai pikiran sendiri. Ketika, mengklaim pekerjaan yang dilakukan bersama-sama sebagai karya sendiri (misalnya, penelitian kolektif yang diklaim sebagai karya individu)
Plagiarisme dapat dibagi menjadi dua:
Plagiarisme Internal: mengutip/mengambil hasil karya sendiri tanpa menyebutkan sumbernya Plagiarisme Ekternal: mengutip/mengambil hasil karya orang lain sebgai karya sendiri (penegrtian plagisarsime edcara umum)
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka dilakukan dengan cara:
Penulisan/penyusunan berdasarkan urutan abjad (dari A – Z); Penulisan/penyusunan nama pengaranya dibalik (nama pertama dibelakangkan dengan diselingi tanda koma (,); Macam-macam penulisan/penyusunan daftar pustaka:
Azra, Azyumardi, “Hadhrami Scholars in the Malay-Indonesia Diaspora: A Preliminary Study of Sayyid Uthman”, Studia Islamika, II, (2), 1995: 1-33. _____________,Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantra Abad XVII dan XVIII, Bandung: Mizan, 1995.
Thank you
Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
S P I R A L
A N D R O M E D A
S P I R A L
U I N
S U S K A
A N D R O M E D A
R I A U Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
Al Anfus ( Social and Humaniora Sciences)
Al Afaq (Natural Sciences)
Sumbu Tauhid
Islamic Sciences
Triadik Spiral Andromeda Tiga Spiral Andromeda itu sama-sama berputar dan berkembang pada satu sumbu penggerak dan pengendalinya. Ini melambangkan bahwa ada tiga bidang ilmu dalam Islam sebagaimana diarahkan oleh al-Qur’an, Surat Fushshilat ayat 53 , yaitu: 1) Ilmu berasal dari al-Afaq: melahirkan ilmu-ilmu kealaman (natural sciences), 2) Ilmu berasal dari al-Anfus: melahirkan ilmu-ilmu sosial-humaniora (Social and Humaniora Sciences), dan 3) Ilmu beerasaldari al-Wahyu: melahirkan ilmu-ilmu keagamaan ( Islamic Religiousity Sciences ). Ketiganya secara dinamis harus dikembangkan atas dasar kesatuan ilmu (terintegrasi dengan Islam) dimana sumbu pengendali dan orientasinya adalah Tauhid, sehingga ilmu yang dikuasai oleh manusia tidak kehilangan sifat metafisisnya karena ia berasal dan bersumber dari Allah dan dikembangkan manusia untuk mencapai ridha Allah. Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
SPIRAL ANDROMEDA
Ada tiga spiral: dua tersusun diagonal dan satu tegak lurus. Sumbu ketiga spiral tersebut bertemu dalam satu titik. Lingkaran seperti andromeda itu menggambarkan perkembangan ilmu yang tidak terbatas, namun ia berasal dari suatu titik yaitu tauhid atau Allah. Dari Dia-lah berasalnya ilmu pengetahuan yang bisa dikaji dan dikembangkan manusia secara terus menerus. Seluas dan sepesat apapun perkambangan ilmu pengetahuan, ia tetap bisa ditelusuri ketitik awal perkembangannya yaitu al-Awwal (Yang Maha Awal). Maka perkembangan ilmu pengetahuan manusia tidak dapat dipisahkan dari Allah. Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
Secara filosofis hal ini bermakna integrasi tiga bidang keilmuan – agama, sains, dan humaniora – yang dilandasi oleh satu titik temu yaitu tauhid. Ini berati bahwa seluruh ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Sebagaimana digambarkan dalam QS. al-Fushshilat 53
Potence for Development
Islamic Studies (Perennial Knowledge)
Life
Social Sciences & Humaniora (Acquired Knowledge)
Natural Sciences (Acquired Knowledge)
Al-Anfus
Al-Afaq Al-Haq
Tauhid QS Fussilat, 53
FUSSILAT 53
ْﺳَﻨُﺮِﻳﻬِﻢْ َءاﻳَٰﺘِﻨَﺎ ﻓِﻰ ٱﻻْ ََءﻓَﺎﻕ ﻭَﻓِﻰٓ ﺃَﻧﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻳَﺘَﺒَﻴَّﻦَ ﻟَﻬُﻢ ٌﺃَﻧَّﻪَُٱﻟْﺤَﻖ ﺃَﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜْﻒِ ﺑِﺮَﺑِّﻚَ ﺃَﻧَّﻪُۥَﻋَﻠَﻰٰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻰْ ٍءَﺷَﻬِﻴﺪ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (Fussilat - 41:53)
Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
SERBA TRIADIK Selain itu, tiga spiral andromeda itu juga memberikan lambang bagi serba tiga (triadik), baik dalam proses capaian keilmuan maupun dalam proses pendidikan Islami yang harus diaplikasikan, yaitu:
Triadik: Imam, Islam dan Ihsan; Triadik: Iman, Ilmu dan Amal; Triadik: Aqidah, Ibadah dan Akhlak; Triadik: Sama’, Absar dan af ’idah; Triadik: Intelektual, Emasional dan Spritual; Triadik: Bayani, Burhani dan ‘Irfani; Kognitif, Afektif dan Psikomotori
Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
INTEGRASI KEILMUAN Hingga akhir 2005 sebanyak 6 PTAIN berkonversi dari IAIN dan STAIN menjadi UIN. Ke-6 UIN tersebut telah mengembangkan model integrasi antara ilmu-ilmu Agama dan ilmu-ilmu Umum sebagai pondasi pengembangan akademik keilmuannya: 1. 2.
3. 4. 5. 6.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (20 Mei 2002) dengan konsep “Reintegrasi Ilmuilmu dalam Islam”; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (21 Juni 2004) dengan konsep “IntegrasiInterkoneksi” dengan metafora Jaring Laba-laba; UIN Maliki Malang (21 Juni 2004); UIN Malang dengan konsep “Integrasi Ilmu dalam Islam” dengan metafora Pohon Ilmu; UIN Sultan Syarif Kasim Riau (4 Januari 2005), dengan Konsep ”Integrasi Keilmuan” dengan metapora Spriral Andromedal. UIN Sunan Gunung Djati Bandung (10 Oktober 2005), dengan konsep “Wahyu Memandu Ilmu” dengan metafora Roda; dan UIN Alauddin Makasar (10 Oktober 2005) konsep “Integrasi dan Interkoneksi Sains dan Ilmu Agama” dengan metafora Sel Cemara. Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
U I N
P O H O N
M A L A N G
I L M U
Konsep “Integrasi Ilmu dalam Islam” Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
J A R I N G
U I N Y O G Y A K A R T A
L A B A
Konsep “Integrasi-Interkoneksi” Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
L A B A
U I N
R O D A
B A N D U N G
P E D A T I
Konsep “Wahyu Memandu Ilmu” Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
S E L
U I N
P O H O N
M A K A S S A R Konsep “Integrasi dan Interkoneksi Sains dan Ilmu Agama” Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
C E M A R A
Asal-Usul Nama Andromeda
Asal Nama Andromeda :
Andromeda (nama lain Messier 31, M31, atau NGC 224) adalah galaksi yang memiliki struktur seperti kabut pilin berbentuk spiral yang mirip dengan galaksi Bima Sakti, Andromeda adalah galaksi yang paling dekat dengan galaksi Milky Way (Bima Sakti) tempat dimana kita tinggal. Jaraknya 2,5 milyar perjalanan cahaya. Artinya kita baru saja melihat berkas cahaya yang berasal lebih dari dua milyar tahun yang lalu. Ini menujukkan betapa luasnya alam semesta raya. Ini menujukkan betapa tidak berartinya kita di hadapan Sang Maha Pencipta. Ini menunjukkan betapa tidak berartinya kita dalam konteks alam semesta yang maha luas. Bahkan bumi yang kita tinggali hanyalah sebutir debu yang tidak ada artinya di alam ini.
Kabut pilin Andromeda diamati pertama kali oleh: Abdurrahman Al Sufi, seorang astronom Persia sekitar tahun 964 M, yang dilihatnya sebagai “awan kecil”. pada 1612 Simon Marius, astronom Jerman mengamati “awan kecil” tersebut dengan menggunakan teleskop untuk pertama kalinya, Charles Messier mencatat benda langit ini dalam katalognya sebagai M31.
Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau
Asal-Usul Nama Andromeda Usul Nama Andromeda : Dalam Legenda dan mitologi Yunani Andromeda adalah nama seorang puteri kerajaan Ethiopia yang dirantai tanpa busana di tepi pantai berbatu karang untuk menjadi umpan seekor monster laut. Andromeda korban dari kesombongan Cassiopeia, ratu Ethiopia, ibunya sendiri yang merasa lebih cantik dari Nereids, anak dewa laut: Nereus. Marah dengan kesombongan Cassiopeia, dewa laut mengirimkan monster laut untuk mengancam kerajaannya. Atas saran Apollo, Raja Ethiopia menjadikan Andromeda sebagai umpan bagi monster laut, tapi kemudian nyawanya diselamatkan oleh Perseus yang kemudian menikahi Andromeda. Setelah meninggal, nama Andromeda diabadikan menjadi nama rasi bintang, berdekatan dengan rasi Perseus dan Cassiopeia. Masih menurut mitologi ini, Perseus adalah cikal bakal bangsa Persia atau Iran sekarang.
Konsep dan Model Integrasi Keilmuan UIN Suska Riau