Teknik Instrumen.docx

  • Uploaded by: Diah Arum
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Teknik Instrumen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,129
  • Pages: 26
Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN TEKNIK INSTRUMEN

A. Instrumen Bedah Instrument bedah diketahui sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu sejak digunakan obat bius ether dan chloroform sekitar tahun 1846 maka instrument bedah ini mulai berkembang dengan pesat. Kebanyakan instrument bedah ini dibuat dari bahan-bahan steinless steel dan diproduksi pada awalnya oleh Negara Jerman, Perancis, Pakistan dan Amerika, tetapi saat ini instrument ini telah diproduksi hamper di semua Negara di dunia. Tidak ada standar yang baku bagi pembuatan instrument bedah sehingga kualitasnya juga berbeda-beda. Keanekaragaman dari peralatan bedah / instrument bedah yang dibentuk untuk tujuan yang sama tercipta karena ada ketidakpuasan diantara para ahli bedah terhadap peralatan yang tersedia. Secara garis besar instrument bedah ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok utama yaitu : I. Kelompok Tajam Kelompok ini dirancang untuk insisi jaringan dan diseksi tulang diantaranya : pisau bedah, gunting, bone cutter, rongeur, pahat, gergaji, kuret dan dermatom. 1. Pisau Bedah

Gambar 1. Pisau Bedah Pisau bedah merupakan instrument terbaik untuk memotong jaringan.Pisau bedah adalah alat yang diancang khusus atau perangkat untuk melakukan tindakan tertantu melaksanakan efek yang diinginkan saat operasi, seperti memodifikasi jaringan biologis, atau untuk menyediakan akses untuk melihat kedalam jaringan tubuh. Seiring waktu berbagai macam instrument bedah dan alat telah diciptakan. Beberapa instrument bedah dirancang untuk penggunaan umum dalam operasi, sementara yang lain dirancang untuk prosedur atau operasi tertentu. Oleh karena itu numenklatur instrument bedah berikut pola-pola tertentu instrument bedah (misalnya, pisau bedah).

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk memisahkan jaringan dengan trauma sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya. Bentuk dan ukuran dari mata pisau dan tangkainya adalah sebagai berikut : a. Mata pisau dengan ukuran besar (20, 21, 22, 23, dan 24). Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai karena punggungnya lurus dan mata pisaunya melengkung.Tangkai pisau yang digunakan adalah nomor 4. b. Mata pisau dengan ukuran kecil (10, 11, 12, 15) dengan tangkai pisau nomor 3. 1. Mata pisau no. 11 dengan ujung bayonet, digunakan untuk insisi pada abses atau mebuat sayatan dan pada tindakan labioplasty. 2. Mata pisau no. 12 atau biasa disebut dengan bistoury yang tampak seperti kait (arit) dan biasanya digunakan pada operasi radang gendang telinga tengah. 3. Mata pisau no. 15, digunakan pada operasi untuk menjamin putaran yang tepat ketika melakukan insisi. c. Cara penggunaan tangkai pisau dan mata pisau. Tangkai pisau dipegang antara ibu jari dan jari ke 3 dan 4, sedangkan jari telunjuk diletakkan dipunggung pisau sebagai kendali.

Gambar 2.Cara Penggunaan Pisau Bedah Mata pisau yang terpasang boleh dibuang jika sudah tumpul.Untuk mengangkat mata pisau tersebut, pegang scapel dengan tangan kiri bagian tajamnya menjauhi anda.Bagian prosimal dari mata pisau dijepit dengan hemostat, lalu angkat ujung posteriornya agar bebas dari kaitannya, dan akhirnya lepas mata pisau dengan mendorongnya sampai ujung tungkai.

Gambar 3. Cara Melepas Dan Memasang Pisau Bedah

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Untuk mengganti mata pisau, dilakukan acara sebaliknya. Pegang scalpel dengan cara yang sama, dan dorong ke belakang di atas tungkai pisau, sehingga jika tergelincir tidak akan menyayat tangan anda. 2. Gunting Gunting juga merupakan instrument yang sering digunakan untuk memotong jaringan, benang dan juga balutan luka.Dibuat dengan bervariasi ukuran dan juga bervariasi bentuk ujungnya. Posisi memegang gunting yang baik adalah ibu jari dan jari manis dimasukkan ke dalam lubang gunting, jari tengah diletakkan di depan jari manis dan jari telunjuk di samping mata gunting / pada badan gunting sehingga dapat mengendalikan gunting dengan baik.

Gambar 4. Cara Memegang Gunting Biasanya hanya bagian distal ujung dari mata gunting yang digunakan untuk memotong, tetapi apabila struktur yang dipotong keras maka mata gunting bagian belakang yang dipakai agar tidak merusak mata gunting tersebut. Macam-macam gunting diantaranya : a. Gunting bedah / gunting diseksi Gunting bedah / gunting jaringan biasanya lebih ringan terbuat dari baja yang lebih baik.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Diantara berbagai jenis dan ukuran gunting bedah yang paling terkenal adalah jenis mayo.

Gambar 5. Macam-Macam Gunting Ada jenis gunting bedah yang ukurannya lebih ramping dan panjang yang disebut : METZENBAUM. Ujung gunting biasanya juga digunakan untuk memisahkan jaringan secara tumpul sebelum digunting sehingga disebut juga gunting diseksi. b. Gunting benang Ujung gunting ini lurus dan tumpul sering digunakan untuk menggunting benang dan kasa pada saat operasi. Dengan gunting ini tidak ada kekuatiran bahwa ujungnya akan melukai organ dalam.

Gambar 6. Gunting Benang Ada satu gunting yang mempunyai takik pada salah satu mata guntingnya dimana gunting ini biasanya dipakai untuk mangangkat jahitan. Benang yang akan dipotong ditegangkan sedangkan gunting didekatkan pada tempat yang akan dipotong. Cara menggunting benang :

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

1). Apabila benang tidak dapat diserap, turunkan gunting mendeteksi simpul, miringkan mata gunting lalu potong. 2). Apabila benang dapat diserap (catgut) tinggalkan ujungnya sekitar ¼ inci karena catgut akan sedikit longgar pada keadaan lembab. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menggunting benang : - Posisi berdiri harus dalam keadaan baik. - Dapat mengendalikan gunting dengan baik. - Dapat melihat benang yang akan digunting. - Yakin bahwa pada saat menggunting tidak mengenai struktur lain. c. Gunting verband Jenis yang paling sering dipakai adalah gunting dengan mata gunting datar dan tumpul sehingga dapat disisipkan dibawah balutan luka tanpa kuatir akan melukai.

Gambar 7. Gunting Verban Balutan luka dapat dibuka pada beberapa tempat selain diatas luka. II. Kelompok Penjepit Klem Umumnya digunakan untuk menjepit pembuluh darah, namun suatu saat dapat pula digunakan sebagai pemegang (grasper) atau sebagai penarik (retraktor). Khusus klem vascular dirancang dengan deret gigi gerigi yang multiple dengan bentuk yang longitudinal untuk mengurangi trauma pada dinding pembuluh darah. Yang termasuk kelompok ini diantaranya : 1. Penjepit duk (towel slip atau towel holding forceps). Instrument ini terdiri dari klem pemegang / penjepit dengan ujung runcing untuk menahan tepi duk / duk pada tempatnya.Alat ini digunakan pada saat tindakan alokasi daerah pembedahan / draping.

Gambar 8. Towl Holding Forcep

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

2. Klem hemostatik (hemostatik forceps) instrument ini mempunyai arti penting dalam menghentikan pendarahan selama operasi. Sebagian besar dari alat ini bergerigi dengan susunan yang parallel terhadap arah belahan, sedangkan lainnya tegak lurus. Klem hemostatik menjepit cukup kuat sehingga jaringan yang kecilpun dapat terjepit. Pada keadaan tertentu seperti operasi jantung dan pembuluh darah diperlukan klem yang tidak menimbulkan kerusakan (atraumatik). Klem seperti ini mempunyai tekanan yang cukup untuk menjepit dinding pembuluh darah tepi tidak mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang sempit. Beberapa contoh klem hemostatik diantaranya : a. Hemostatik Forceps Kelly b. Hemostatik Forceps Racheter Pean

Gambar 9. Macam-Macam Hemostatik Forceps Kelly c. Hemostatik Forceps Kocker

Gambar 10. Hemostatik Forceps Kocker d. Klem Babcoch (Babcoch Forceps) Instrument ini mempunyai permukaan pemegang yang halus dengan palang pada setiap belah palang ini berhadapan secara tumpul sehingga tidak merusak jaringan yang dipegang.

Gambar 11.Klem Babcoch (Babcoch Forceps)

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Digunakan untuk memegang jaringan yang lembut seperti dinding saluran-saluran gastro intestinal. e. Klem Allis (Allis Forceps) Ujung klem ini terdiri atas gerigi-gerigi halus yang berhadapan.Jenis klem ini digunakan untuk memegang jaringan fasola atau jaringan-jaringan yang akan dibuang (tumor).

Gambar 12.Klem Allis (Allis Forceps) Klem allis ini mempunyai kekuatan memegang yang lebih besar dibandingkan klem babcock. III. Kelompok Pemegang 1. Pinset a. Pinset Anatomi Pinset ini bergigi dan digunakan untuk memegang jaringan yang halus, usus,peritoneum dll.

Gambar 12.Pinset Anatomis b. Pinset Chirurgie (Pinset Jaringan)

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Pinset ini bergigi agar tidak tergelincir saat memegang jaringan yang kasar, kulit, tulang dan lain-lain. karena bergigi maka pinset ini hanya memerlukan tekanan sedikit untuk memegang jaringan dengan kuat.

Gambar 13.Pinset Chirurgie (Pinset Jaringan) c. Pinset Serpihian (Splinter Forceps) Pinset ini mempunyai ujung yang runcing dan datar, sehingga memudahkan untuk mengangkat serpihan / benda asing dengan baik dari dalam jaringan tubuh : duri, jarum, dll.

Gambar 14.Pinset Serpihian (Splinter Forceps) 2. Pemegang Kassa (sponge holding forceps) Klem ini mempunyai lubang yang besar dengan permukaan bergerigi yang berhadapan.

Gambar 15.Pemegang Kassa (sponge holding forceps) Alat ini biasanya digunakan untuk memegang kassa saat melakukan tindakan a. Persiapan daerah operasi (tindakan a dan antiseptic daerah operasi). b. Menyerap air / darah dari rongga dalam tubuh. c. Sebagai retraktor.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Kain kassa dengan ukuran 4 x 10 dilipat dua kali sehingga besarnya ¼ dari ukuran normal, kemudian dipegang dengan alat ini, kadang-kadang dipakai gumpalan kapas sebagai pengganti kain kassa. 3. Pemegang Jarum (Needle Holder) Dirancang untuk memegang jarum, permukaan pada rahang-rahangnya berbentuk diamond untuk menjaga agar jarum tidak mudah berputar.

Gambar 16. Macam-Macam Pemegang Jarum (Needle Holder) Bentuk dan ukuran sangat bervariasi tergantung daerah / lokasi yang akan dijahit. Semua alat pemegang jarum mempunyai kepala yang lebar berbagai macam bentuk geriginya.

Gambar 17.Pemegang Jarum (Needle Holder) Alat pemegang jarum ini dipegang seperti memegang gunting, jarum dipasang kurang lebih sepertiga bagian panjang jarum dan dari ujung tumpulnya. IV. Kelompok Penarik (Retraktor) Retraktor digunakan untuk menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan sangat minim. Ada 2 jenis utama dari retractor ini yaitu : 1. Retraktor yang harus dipegang oleh asisten. 2. Retraktor yang otomatis (self retaning retractor), mempunyai bingkai (frame) dengan gigi (blade) yang permanent dan ada juga yang dapat dilepas / diganti.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Yang termasuk kelompok penarik ini diantaranya : 1. Jenis pengait (Retraktor pengait / Rake Retraktor) Jenis ini sangat bervariasi, ada yang bergigi tajam dan tumpul, ada juga yang tidak bergigi dengan bentuk yang berbeda. Yang termasuk jenis ini adalah : - Pengait tajam gigi 2, 4 dan enam. - Pengait tumpul gigi 2, 4 dan enam.

Gambar 18.Pengait tajam gigi 3 Dan 4 - Pengait langenbeck.

Gambar 19.Pengait Langenbeck - Pengait midledorf.

Gambar 20.Pengait Midledorf 2. Retraktor Sederhana Ada berbagai macam variasi dari retraktor sederhana ini, diantaranya adalah :

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

a. Malleable Retraktor

Gambar 21.Malleable Retraktor Terbuat dari tembaga yang dilapisi dengan krom, retraktor ini dapat dibentuk menjadi model apa saja sesuai dengan yang dikehendaki. b. Retraktor Deaver

Gambar 22.Retraktor Deaver Mempunyai lekukan halus yang panjang, sehingga sangat terkenal sebagai retraktor yang dipakai untuk luka lebih dalam. Berbagai variasi dari retraktor jenis ini terutama dalam hal lebarnya, keseluruhan panjangnya dan jenis penanganannya. Jenis lain yang sering dipakai adalah retraktor dengan kepala yang lebar dan ujung yang bulat, sudut siku-siku dengan pegangannya. Contohnya : retraktor Richard, Eastman dan sims, sebaliknya retraktor ini diberi alas / bungkus dengan kasa (stockinet)

. Gambar 23.Retraktor Richard 3. Retraktor Mekanik (Self-Retaining Retraktor)

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Retraktor mekanik diletakkan berhadapan dengan kedua sisi luka dan diletakkannya, sehingga satu sisi merupakan penahan terhadap tekanan lawan yang didorong dari daerah seberang luka. a. Retraktor Balfour

Gambar 24.Retraktor Balfour Terdiri dari retraktor mekanik dengan tambahan retraktor samping, dapat digunakan untuk menarik kandung kemih dan paling sering digunakan untuk operasi abdominal. b. Retraktor Finochieto merupakan retraktor khas yang sering digunakan untuk menekan luka pada dinding dada agar tetap terbuka.

Gambar 25.Retraktor Finochieto c. Lain-lain

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

1). Alat Penghisap (suction apparatus)

Gambar 26. Macam-Macam kanul Suction Alat ini sangat bermanfaat selama operasi berlangsung, untuk menghisap darah yang keluar dari luka, cairan dari rongga peritoneum / pleura. 2). Jenis-jenis penduga.

Gambar 27. Penduga

3). Jenis kerokan.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Gambar 28. Sendok Curet 4). Bougie

Gambar 28. Macam-Macam Bougie B. Memberikan Instrumen Instrument sebaiknya diberikan dengan cara yang tegas dan meyakinkan. Dokter bedah mengetahui kapan instrument diberikan secara tepat karena pandangannya tidak berpindah dari lapangan operasi. Perawat instrumentator dan asisten sebaiknya mengetahui maksud isyarat tangan yang disampaikan oleh dokter bedah, tentang instrument yang diperlukannya. Instrument diberikan dalam posisi siap pakai bila digenggam oleh tangan dokter bedah/operator .

Gambar 29. Cara Memberikan Instrumen Bedah Ke Operator Cara menyampaikan instrument adalah dengan menghentakkannya pada telapak tangannya operator.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Isyarat Tangan Terdapat beberapa isyarat-isyarat tangan yang telah diterima secara luas dan digunakan pada saat di meja operasi. Isyarat ini akan mempercepat penyampaian instrument dan menghindari banyaknya pembicaraan. Isyarat-isyarat tersebut sebagai berikut : 

Hemostat Ulurkan tangan dalam posisi supinasi. Ini merupakan posisi yang umum untuk meminta instrument. Walaupun isyarat ini tidak digunakan secara rutin, gerakan ini harus dijawab dengan pemberian hemostat kecuali diminta yang lain oleh dokter bedah/operator.

Gambar 30. Cara Memberikan Hemostatik Forcep Ke Operator 

Gunting Ulurkan jari telunjuk dan jari tengah, kemudian lakukan gerakan aduksi dan abduksi pada kedua

jari tersebut, seperti gerakan menggunting.

Gambar 31. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Gunting 

Skalpel

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Lakukanlah gerakan pronasi pada tangan, kemudian ibu jari dihadapkan pada falang distal dari jari-jari tangan yang lain, lalu lakukan gerakan fleksi pada pergelangan tangan.

Gambar 32. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Scalpel Cara ini memperlihatkan gerakan seperti memegang dan memotong dengan scalpel.

Gambar 33. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Scalpel Menggunakan Bengkok Perlu diperhatikan bahwa untuk memberikan semua jenis instrument tajam, perawat instrumentator harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan serta menciptakan kondisi dan tindakan yang aman. 

Pinset Lakukan gerakan pornasi pada tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk saling didekatkan.

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Gambar 34. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Pinset 

Benang untuk Mengikat Angkatlah tangan anda dengan telapak tangan menghadap ke perawat instrumentator.

Gambar 35. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Benang Bedah Perawat akan memegang benang pada kedua ujungnya dan menempatkan bagian tengah dari benang itu pada telapak tangan dokter bedah.



Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

Benang untuk Menjahit Ekstensikan

tangan

anda

dari

posisi

pronasi

ke

posisi

supinasi.

Gambar 36. Isyarat Tangan Meminta Dan Memberi Needle Holder Cara ini memperagakan gerakan tangan ketika memegang pemegang jarum (needle holder) dan memasukkan benang ke dalam jaringan. Perlu diperhatikan bahwa untuk memberikan semua jenis instrument tajam, perawat instrumentator harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dengan melakukan serta menciptakan kondisi dan tindakan yang aman. C. Pemeliharaan Instrumen Instrumen bedah sangat mahal dan memerlukan investasi yang besar pada tiap-tiap Rumah Sakit.Makin banyak macam tinakan pemcedahan dilakukan, maka makin banyak alat / instrument yang memerlukan pemeliharaan. Pemeliharaan dan penggunaan alat yang salah, tidak sebagaimana mestinya akan mempengaruhi daya tahan dari alat instrument tersebut. Dengan perawatan atau penggunaan yang baik dan benar, maka instrument akan bertahan cukup lama. Petunjuk perawatan instrument : 1. Gunakan instrument sesuai dengan kegunaannya. 2. Pisahkan alat – alat tajam dan halus dengan alat – alat kasar (buat tempat khusus atau beri lapisan waktu sterilisasi). 3. Selama operasi berlangsung, bersihkan segera instrument dari darah yang menempel pada permukaan atau celah – celah instrument sehingga tidak sampai kering. 4. Sesudah pelaksanaan operasi. Ada dua metode primer yang banyak dikerjakan untuk menghilangkan kotoran dan menghilangkan kuman dari semua peralatan secara manual dan pembersihan dengan menggunkan peralatan ultra sonik. a. Pembersihan manual

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

1) Rendam semua alat bekas pakai menggunakan larutan natrium hipoklarik 0,5 % atau larutan enzimatiak selama 10 menit. Dapat juga menggunakan desinfektan selama 30 menit (pisahkan alat-alat yang tajam dan halus). 2) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan plastik. 3) Keluarkan semua peralatan dari larutan perendam. 4) Uraikan alat-alat yang dapat distel kembali agar dapat membersihkan tiap-tiap bagian tersebut dengan baik. 5) Buka tiap pengunci instrument agar dapat membersihkan seluruh bagian. 6) Gosok setiap permukaan peralatan yang dapat dengan sikat lunak menggunakan detergent. 7) Bilas peralatan secara sempurna dengan air kran dan keringkan dengan pemanas khusus atau handuk. 8) Beri instrument dengan minyak pelumas instrument (parafin). 9) Lakukan pengecekan instrument meliputi : a) Jumlah. b) Kelurusan. c) Keakuratan kunci-kuncinya. d) Ketajamannya. e) Keakuratan dari gigi-gigi pada ujung alat tersebut. 10) Khusus alat-alat yang tajam dan halus dilindungi dengan kassa pembungkus khusus. b. Pembersihan dengan alat ultrasonic 1) Rendam peralatan sama dengan pada pembersihan manual. 2) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan plastic. 3) Tuangkan tangki sonic dengan detergent. 4) Angkat peralatan dari rendaman dan lepaskan bagian-bagian yang dapat dilepas. 5) Letakkan peralatan di dalam keranjang atau baki dan celupkan ke dalam detergent. 6) Tutup tabung untuk mencegah proses aerosol. 7) Gunakan alat pencatat waktu sesuai dengan cara yang telah dibuat / ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. 8) Setelah putaran selesai dengan sempurna, angkat keranjang / baki dari bahan tabung. 9) Keringkan kelebihan cairan dan bilas dengan air dan biarkan instrument kering. Perawatan terhadap alat-alat mikro, fiber optik, lensa, kabel harus lebih seksama lagi.Bacalah selalu petunjuk pemeliharaan yang biasanya disertakan pada alat tersebut.

D. MEMBUAT SET Standart basic Set berisi alat-alat/instrument dasar termasuk instrument untuk membuka dan menutup luka. Seberapa besarnya basic set inidibuat, tergatung sejauh mana instrument ini ingin digunakan. Pembuatan basic set tdak lepas dari kelompok klasiikasi seperti disebutkan di atas. 1. Set Instrumen Dasar : a. Gagang pisau no. 3……………………………………………………… 1 b. Gagang pisau no. 4……………………………………………………… 1 c. Gunting jaringan 19 ½ cm....…………………………………………… 1

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

d. Gunting bengkok tumpul 17 cm………………………………………… 1 e. Gunting bengkok tajam 16 ½ cm.……………………………………… 1 f. Pincet anatomi 14/13 cm………………………………………………… 1/1 g. Pincet chirurgie 13/14 cm………………………………………………. 1/1 h. Arteri klem pean bengkok 14 cm………………………………………. 10 i. Arteri klem pean lurus 14 cm…………………………………………… 10 j. Arteri klem kocker 14 cm………………………………………………. 6 k. Needle holder 20 cm……………………………………………………. 2 l. Spatel perut besar/kecil………………………………………………….. 1/1 m. Duk klem 14 cm………………………………………………………... 4 n. Langen back 22 ½ cm…………………………………………………… 1 ps o. O haak 22 ½ cm…………………………………………………………. 1 ps p. Wound hak bergigi 4 tumpul 22 ½ cm………………………………….. 1 ps q. Prepare klem (450, 600, 900)…………………………………………….. 1 r. Canule suction…………………………………………………………… 1 s. Nierbecken (bengkok)…………………………………………………… 1 t. mangkok Desinektan…………………………………………………….. 2 u. Gunting benang………………………………………………………….. 2 v. Jarum dan tempatnya……………………………………………………. 1 set

2. Set Vena Sectie : a. Gagang pisau no. 3……………………………………………………… 1 b. Pincet kecil 12 cm………………………………………………………. 1 c. Pincet anatomi 14 cm…………………………………………………… 1 d. Gunting tumpul 14 cm………………………………………………….. 1 e. Gunting runcing 14 cm………………………………………………….. 1 f. Arteri klem pean lurus 14 cm…………………………………………… 1 g. Arteri klem pean bengkok 14 cm………………………………………. 2 h. Needle holder 20 cm……………………………………………………. 2

3. Set Curetase : a. Speculum sim……………………………………………………………. 1 b. Pincet kecil 12 cm………………………………………………………. 1 c. Sounde uterus…………………………………………………………… 1 d. Tampon tang 24 ½ cm………………………………………………….. 1 e. Curet tumpul no. 1 – 6………………………………………………….. 1 set f. Curet tajam no. 1 – 6……………………………………………………. 1 set g. Delatator tang…………………………………………………………… 1 h. Abortus tang…………………………………………………………….. 1 i. Kateter logam……………………………………………………………. 1 j. Spekulum cusso………………………………………………………….. 1

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

k. Pincet anatomi 17 cm…………………………………………………… 1 l. Yoderm tang 24 ½ cm…………………………………………………… 1 m. Suction………………………………………………………………….. 1 set

4. Set Instrumen Operasi Kecil : a. Yoderm tang 14 ½ cm…………………………………………………… 1 b. Duk klem 14 cm………………………………………………………... 4 c. Gagang pisau no. 3/4…………………………………………………… 1/1 d. Pincet anatomi 14 cm…………………………………………………

2

e. Pincet chirurgie 14 cm……………………………………………….

2

f. Arteri klem pean lurus 12 cm…………………………………………… 6 g. Arteri klem pean bengkok 12 cm………………………………………. 6 h. Arteri klem kocker 14 cm………………………………………………. 6 i. Needle holder 17 cm……………………………………………………. 2 j. Gunting prepare/jaringan 14 cm………………………………………… 1 k. Gunting metzenbaum 14 cm…………………………………………… 1 l. Gunting benang 14 cm……………………………………………..

1

m. sendok kuretase……………………………………………………….. 1 n. Canule suction…………………………………………………………. 2 o. Wound hak bergigi 2 tajam 22 ½ cm………………………………….. 1 ps p. Wound hak bergigi 2 tumpul 22 ½ cm………………………………….. 1 ps q. Langen back kecil……………………………………………………

1 ps

5. Set Instrumen laparatomi : a. Set Instrumen Dasar……………………………………………………. 1 b. Arteri klem besar bengkok 16 cm…………………………………

6

c. Arteri klem besar lurus (16, 18, 20) cm…………………………..

2/2/2

d. Mickulics 26 cm………………………………………………………… 2 e. Allis klem/klem jaringan 16 cm………………………………………… 2 f. Gunting prepare/jaringan 20 cm………………………………………… 1 g. Pincet anatomi panjang 17 cm………………………………………… 2 h. Wound hak berdaun panjang 22 cm…………………………………… 1 i. Wound hak berdaun panjang 21 cm…………………………………… 1 j. Klem usus lurus panjang 24 cm………………………………………..

3

k. Gunting panjang 23 cm………………………………………………..

2

l. peritoneum klem……………………………………………………….. 4

6. Set Instrumen Laparatomi Anak : a. Duk klem 12 cm………………………………………………………… 6 b. Gagang pisau no. 3/4…………………………………………………… 1/1

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

c. Pincet anatomi panjang 12 cm………………………………………… 2 d. Pincet anatomi panjang 17 cm………………………………………… 1 e. Pincet chirurgie panjang 12 cm………………………………………..

2

f. Pincet chirurgie panjang 12 cm………………………………………..

1

g. Needle holder …………………………………………………………. 2 h. Gunting jaringan 17 cm……………………………………………….. 1 i. Gunting benang 17 cm………………………………………………..

1

j. Arteri klem pean lurus 12 cm…………………………………………… 6 k. Arteri klem pean bengkok 12 cm………………………………………. 10 l. Arteri klem kocker 12 cm………………………………………………. 6 m. klem jaringan 16 cm…………………………………………………… 1 n. kocker sonde 16 cm…………………………………………………….. 1 o. Prepare klem 600……………………………………………………….. 3 p. Canule suction 16 cm…………………………………………………

2

q. Spatel 30 ½ cm………………………………………………………… 1 r. Wound hak bergigi 2 tumpul 23 cm…………………………………..

1

s. Wound hak bergigi 3 tumpul 9 cm…………………………………..

1

t. Wound hak langen back 19 cm………………………………………… 1 u. Wound hak langen back 19 cm………………………………………… 1 v. Doubel hak langen back 22 ½ cm……………………………………… 1 w. Ring tang 24 ½ cm……………………………………………………... 1 x. Nierbecken (bengkok)…………………………………………………… 1 y. mangkok antiseptic……………………………………………………… 2

7. Set Instrumen Laparatomi Sectio Caesaria/Histerektomi : a. Set Instrumen Dasar……………………………………………………. 1 set b. Spekulum perut………………………………………………………… 1 c. Spekulum L…..………………………………………………………… 2 d. Tenakulum 24 ½ kegeltang……………………………………………. 2 e. Ring tang………………………………………………………………. 6 f. Tampon tang 24 ½ cm…………………………………………………. 1 g. Kocker klem bengkok 14 cm………………………………………….. 6 h. Kocker klem lurus 14 cm…………………………………………..

6

i. Forcep Burma…………………………………………………………… 1 j. Pincet anatomi panjang 21 cm…………………………………………

1

k. Pincet Chirurgie panjang 21 cm………………………………………… 1 l. Myom boor besar/kecil………………………………………………….. 1/1 m. Uterus klem besar/kecil…………………………………………………`1/1

8. Set Instrumen Cholesistectomi : a. Set Instrumen Dasar……………………………………………………. 1 set

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

b. Set Instrumen laparatomi……………………………………………… 1 set c. steen tang………………………………………………………………. 1 set d. Sonde untuk galblas……………………………………………………. 1 set e. kent Retraktor…………………………………………………………… 1 set

9. Set Instrumen Thorakotomi : a. kent Retraktor…………………………………………………………… 1 set b. Arteri klem besar bengkok 16 cm…………………………………

6

c. Arteri klem besar lurus (16, 18, 20) cm…………………………..

2/2/2

d. Arteri klem besar lurus 18 cm…………………………………….

6

e. Arteri klem besar bengkok 18 cm…………………………………

6

f. Macam-macam long klem bronchus (20, 25, 27) cm.…………….

2/2/2

g. Macam-macam long klem Duvan (20, 25, 27) cm.………………

2/2/2

h. Sepatu paru……………………………………………………….

2

i. Mickuliczk klem besar 26 cm…………………………………….

6

j. Pincet anatomi besar panjang 27 cm……………………………..

1

k. Pincet Chirurgis besar panjang 27 cm…………………………

1

l. Gunting prepare/jaringan besar 27 cm………………………………

1

j. Gunting prepare/jaringan panjang besar 27 cm……………………..

1

k. Gunting metzenbaum panjang besar 27 cm…………………………

1

l. Respation rusuk lurus/bengkok………………………………………

1/1

m. Retraktor iga………………………………………………………...

1

n. macam-macam bulldog klem………………………………………..

6

o. Macam-macam arteri klem…………………………………………..

6

p. Gagang pisau panjang 20 cm…………………………………………

2

q. Scapula haak………………………………………………………….

2

r. Ribscar………………………………………………………………...

2

s. Squerster tang………………………………………………………….

2

t. needle holder panjang………………………………………………….. 1

10. Set Instrumen Sectio Caesaria/Prostatektomi : a. Needle holder panjang…………………………………………………

1 set

b. steen tang berbagai ukuran…………………………………………….

3

c. Mandrin kateter berbagai ukuran……………………………………… 3 d. Pincet anatomi panjang 17 cm………………………………………… 2 e. Pincet Chirurgis panjang 17 cm……………………………………….. 2 f. Arteri klem bengkok panjang16 cm…………………………………

6

g. Arteri klem kocker panjang 16 cm…………………………………

6

h. Gunting prepare dan Gunting metzenbaum…………………………… 1/1

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN

11. Set Instrumen nephrektomi : a. Set Instrumen Dasar……………………………………………………. 1 set b. Arteri klem pean bengkok besar 16 cm………………………………… 6 c. Arteri klem pean lurus besar (16, 18, 20) cm………………………….. 2/2/2 d. Arteri klem kocker besar 16 cm……………………………………….. 6 e. Allis klem………………………………………………………………. 6 f. Right angle……………………………………………………………… 6 g. Pincet anatomi panjang 27 cm………………………………………… 2 h. Pincet Chirurgis panjang 27 cm……………………………………….. 2 i. macam-macam tang tumor……………………………………………... 2 j. Wound hak berdaun besar 21 cm………………………………………. 2 k. Wound hak otomatis, dewasa………………………………………….. 1 l. Klem ginjal……………………………………………………………… 2 m. Klem satinsky………………………………………………………….. 6 n. Steen tang……………………………………………………………….. 6

12. Set Instrumen Uretrolithotomi : a. Set Instrumen Dasar……………………………………………………. 1 set b. Steen tang untuk ureter…………………………………………………. 2 c. Sonde untuk ureter……………………………………………………… 2 d. kateter ureter……………………………………………………………. 2 e. Arteri klem pean bengkok besar 16 cm………………………………… 6 f. Arteri klem kocker panjang 18 cm……………………………………… 6 g. Allis klem………………………………………………………………. 6 h. Right angle……………………………………………………………… 6 i. Pincet anatomi panjang ………………………………………………… 2

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN STANDAR PENATAAN INSTRUMEN DI MEJA MAYO

MENATA INSTRUMEN DI MEJA MAYO Menyiapkan meja mayo, mengatur ketinggian meja sesuai kebutuhan. 1. Dengan mengenakan jas operasi dan sarung tangan steril instrumentator memasang sarung meja mayo. 2. Memasang perlak dan doek meja mayo. 3. Instrumentator menghitung intrumen sebelum ditata di meja mayo (sama dengan versi I). Instrumen dasar (basic instrumen) yang ditata di meja mayo harus mencakup 4 (empat) unsur pengelompokan instrument bedah yaitu :

Modul workshop-TEKNIK INSTRUMEN a. Kelompok tajam - Pisau bedah/scalpel ( dan Handle scalpel). - Gunting jaringan/metzenbaum. - Gunting benang. - Gunting fasia (bila perlu) b. Kelompok pemegang - Pinset chirurgis (2 buah). - Pinset anatomis (2 buah). - Needle Holder (Pemegang Jarum). c. Kelompok Penjepit - Hemostatik forcep (klem bengkok) sesuai kebutuhan. - Klem lurus sesuai kebutuhan. - Allis klem, bebcock klem, desektor/right angle, Kocker dll. d. Kelompok Penarik (Retraktor). - Skin retractor, Langen back, Deeffer, Balfour retractor dll. Ditata di meja mayo dengan urutan sbb: - Scalpel (terpasang pada handle scalpel) ditaruh di bengkok. - 2 buah pinset chirurgis - 2 buah pinset anatomis - Gunting Jaringan (metzenbaum) - Gunting benang - Duk klem - Kanul suction - Retraktor sesuai kebutuhan (jumlah dan jenis) Instrumen di atas dipasang dengan posisi vertical). - Semua jenis instrumen kelompok penjepit dipasang horizontal dengan posisi miring tegak (lihat gambar).

DAFTAR PUSTAKA Http://www.merriam-webster.com/medical/kocker%27s%20orceps Renee Nimitz, Surgical Instrumentation: an inetraktive approach (saunders 2010) 1416037020,pxii AORN. 2008, standard recommended Practices & Guidelines, AORN, INC, DENVER. ACORN 2003, Standard Guidelines and Policy Statements, ACORN, Australia. Dixon E., 2000, Theatre Technique, 6 Editions, baillere. Tindal, London. Atkinson L J, and Louise Kohn M., 1995, barry and Kohn’s Introduction to Operating Room technique. Six th Edition. Mc Grow-Hill Book Company, Singapore. Nealon and Nealon, 1994, undamental Skil and Surgery, W.B. saunders Company, Philadelphia, Pennsylvania. Tim Departemen kesehatan RI, 1993, pedoman kerja perawat Kamar Operasi. Cetakan Pertama, Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Rofiq Abdillah"

Kebijakan Limbah.docx
October 2019 36
Teknik Instrumen.docx
October 2019 26
Artikel Etika Batuk.docx
October 2019 23
Teknik Heating.docx
October 2019 30
Permentan242011.pdf
November 2019 37