Tatalaksana Oa.docx

  • Uploaded by: Nabila Daneta
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tatalaksana Oa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,288
  • Pages: 5
TATALAKSANA Bertujuan untuk: 

Mengontrol nyeri



Memperbaiki fungsi sendi yang terserang



Menghambat progresifitas penyakit



Edukasi Pasien

Non-farmakologis Sangat Direkomendasikan

Direkomendasikan pada Waktu-

Tidak Direkomendasikan

waktu Tertentu Olahraga senam aerobik

Berpartisipasi

Berenang

dalam

program

Yoga, olahraga high impact

manajemen diri

(naik tangga, dll)

Menerima terapi manual dengan

Berdiri terlalu lama

latihan yang diawasi Menurunkan berat badan untuk

individu

yang

Menerima intervensi psikososial

Menerima terapi manual saja

Menggunakan medially directed

Memakai penyangga lutut

BB

berlebih

patellar taping Menggunakan medially wedges insoles pada OA kompartemen lateral Menggunakan laterally wedges subtalar strapped insoles pada OA kompartemen medial Menerima alat bantu jalan sesuai kebutuhan

Farmakologis 1.

Sistemik a.

Analgetik 

Asetaminofen / Parasetamol 

Tidak termasuk NSAID karena tidak mengurangi inflamasi



Merupakan obat pertama yang direkomendasikan oleh dokter karena relatif aman, efektif untuk mengurangi rasa sakit, dan dapat ditoleransi dengan baik terutama pada pasien tua.



Dosis = 4 gram/hari



Opioid  illegal drugs 

Opioid are generally convinced as powerful pain-relieving subtances that are used for the pain of cancer or osteoarthtritis



Example = 

Codeine‐containing Tylenol® (1, 2, 3, and 4)



Hydromorphone (Dilaudid)



Oxycodone (Percocet, Percodan)



Morphine

They can be taken in a pill form, as an injection, or as a patch placed on the painful area. 

Non Steroid Anti Inflammatory Drug (NSAID) 

NSAID adalah obat non-steroid anti-inflamasi yang umum digunakan untuk mengobati gangguan muskuloskeletal. Terutama digunakan untuk meringankan gejala berikut: 

Nyeri: Rasa sakit yang disebabkan oleh peregangan otot, keseleo, sakit kepala, migrain, dan dismenore (nyeri kram saat menstruasi).



Demam: NSAID juga dapat mengurangi suhu tubuh.



Peradangan: NSAID sering digunakan untuk meredakan peradangan dalam kondisi seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.



NSAID untuk osteoarthtritis: 

Natrium Diklofenak o

Dosis: 50 mg 2x/hari

o

Bersifat inhibitor non selektif COX

o

Penghambat COX sehingga pembentukan prostaglandin terhambat  mediator-mediator penyebab inflamasi seperti demam, nyeri, dll. tidak terinduksi



Meloxicam o

Dosis: 7.5 mg 2x/hari selama 5 hari

o

Dapat menyebabkan ulserasi gastric

o

Jika dikombinasikan dengan diklofenak dan misoprostol (obat tukak lambung/gastritis) bisa mengurangi efek ulserasi gastritic, tapi bisa menyebabkan diare

o

Fungsinya sama seperti natrium diklofenak yaitu untuk menghambat pembentukan prostaglandin



Cara kerja NSAID: NSAID bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX) pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim COX, yaitu COX-1 (bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit) dan COX-2 (berperan pada proses inflamasi). NSAID tradisional bekerja dengan cara menghambat COX-1 dan COX2, sehingga dapat mengakibatkan perdarahan lambung, gangguan fungsi ginjal, retensi cairan dan hiperkalemia. NSAID yang bersifat inhibitor COX-2 selektif akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkan penggunaan NSAID yang tradisional.



Untuk nyeri sedang sampai berat, atau ada inflamasi, maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan pilihan pertama, kecuali jika pasien mempunyai risiko tinggi

untuk terjadinya hipertensi dan penyakit ginjal. OAINS yang COX-2 non-selektif juga bisa diberikan asalkan ada perhatian khusus untuk terjadinya komplikasi gastrointestinal dan jika ada risiko ini maka harus dikombinasi dengan inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi kortikosteroid intraartikuler bisa diberikan terutama pada pasien yang tidak ada perbaikan setelah pemberian asetaminophen dan OAINS. Tramadol bisa diberikan tersendiri atau dengan kombinasi dengan analgetik. 

Chondroprotective 

Yang dimaksud dengan chondoprotective agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA, sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam Slow Acting Anti Osteoarthritis Drugs (SAAODs) atau Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Sampai saat ini yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah: o

Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai efek menghambat kerja enzime MMP. Salah satu contohnya doxycycline. Sayangnya obat ini baru dipakai oleh hewan belum dipakai pada manusia.

o

Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam degradasi tulang rawan, antara lain: hialuronidase, protease, elastase dan cathepsin B1 in vitro dan juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi.

o

Pemakaian GAG selama 5 tahun dapat memberikan perbaikan dalam rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir), yang secara statistik bermakna.

o

o

Asam hialuronat disebut viscosupplement karena dapat memperbaiki viskositas cairan sinovial. Obat ini diberikan secara intraartikular. Asam hialuronat berperan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan.Pada binatang percobaan, obat ini dapat mengurangi inflamasi pada sinovium, menghambat angiogenesis dan kemotaksis sel-sel inflamasi. Kondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada jaringan kelompok vertebra, dan terutama terdapat pada matriks ekstraseluler sekeliling sel. Menurut penelitian Ronca dkk (1998), efektivitas kondroitin sulfat pada pasien OA mungkin melalui 3 mekanisme utama, yaitu : 

Anti inflamasi



Efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan.



Anti degeneratif melalui hambatan enzim proteolitik dan menghambat oksigen reaktif

o

Vitamin C, dalam penelitian ternyata dapat menghambat aktivitas enzim lisozim dan bermanfaat dalam terapi OA.

o

Superoxide Dismutase, dapat dijumpai pada setiap sel mamalia dam mempunyai kemampuan untuk menghilangkan superoxide dan hydroxyl radicals. Secara in vitro, radikal superoxide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen peroxyde dapat merusak kondroitin secara langsung. Dalam percobaan klinis dilaporkan bahwa pemberian superoxide dismutase dapat mengurangi keluhankeluhan pada pasien OA.

2.

Topikal a.

Krim rubefacients dan capsaicin Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada umumnya bersifat counter irritant.

b. 3.

Krim NSAIDs

Intraartikular/Intralesi a.

Steroid i. Hanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat mentolerir NSAIDs atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian NSAIDs. ii. Dosis untuk sendi besar seperti lutut 40-50 mg/injeksi, sedangkan untuk sendi-sendi kecil biasanya digunakan dosis 10 mg.

b.

Asam Hialuronat

c.

Platelets Rich Plasma i. PRP adalah salah satu metode pengobatan regenerative medicine. Platelet adalah bagian (komponen) dari darah kita yang memiliki keunggulan karena mengandung zatzat yang berfungsi merangsang pertumbuhan bagian yang rusak.

ii. PRP dibutuhkan jika seseorang sudah terlalu banyak mengonsumsi obat nyeri, mendapat fisioterapi berulang, injeksi anti radang, tetapi tidak kunjung membaik. Tetapi pemakaian PRP sja tidak cukup untuk memperbaiki kerusakan otot dan sendi. Harus disertai dengan latihan atau terapi fisik. 4.

Pembedahan Jika pengobatan biasa tidak bisa mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan fungsi sendi, maka disarankan untuk dilakukan operasi. a.

Arthroscopy 

Arthroscopy adalah tindakan operasi dengan irisan kecil dan menggunakan alat-alat yang kecil.



Dianjurkan untuk penderita Osteoarthritis yang memiliki gejala mekanik.



Teleskop yang sangat kecil, yang disebut arthroscope, dimasukkan kedalam selah sendi kemudian diisi dengan cairan supaya operator dapat melihat dengan jelas komponen-komponen yang ada dalam sendi.



Dengan alat arthroscopic kecil ini, operator dapat menghaluskan kartilago yang rusak, mengeluarkan partikel-partikel yang lepas dari sendi (debridement), dan membersihkan sendi. Jika ditemukan masalah lain, seperti torsi meniscus atau kerusakan ligament, operator akan memperbaiki pada saat operasi yang sama. Arthroscopy dapat membantu jika kesakitannya berasal dari lepasnya kartilago atau meniscus.



Sama seperti operasi lainnya, ada beberapa risiko pada arthroscopy yang dikarenakan penggunaan obat bius dan kemungkinan infeksi.



Komplikasi lainnya termasuk kerusakan pembuluh darah dan saraf, terjadinya bekuan darah pada pembuluh darah balik.

b.

c.

Arthroplasty / Total Knee Replacement  Total knee replacement adalah tindakan operasi dimana bagian sendi lutut yang sakit dilapis dengan bahan buatan.  Tindakan ini dilakukan dengan cara membuka kapsul lutut dan membuang ujung tulang paha, tulang kering, dan dalam tempurung lutut.  Bahan buatan dari metal dan plastik berkekuatan tinggi akan dilekatkan pada sendi. Realignment Osteotomy Osteotomy dianjurkan jika kerusakan kartilago lutut terbatas hanya pada satu daerah sendi lutut saja. Bagian dalam, dimana kepala bagian dalam dari tulang paha bertemu dengan bagian atas dari tulang kering adalah bagian yang paling sering terjadi kerusakan. Dokter akan memperbaiki posisi sendi untuk memindahkan sumbu berat badan di tungkai bawah menjauh dari daerah yang rusak. Dengan tindakan ini akan memindahkan tekanan berat

badan

dari

daerah

yang

rusak

ke

daerah

yang

lebih

sehat.

Osteotomy dapat mengembalikan fungsi lutut dan mengurangi rasa nyeri pada osteoarthritis yang bisa distimulasi oleh pertumbuhan dari kartilago yang baru.

Related Documents

Tatalaksana
November 2019 31
Tatalaksana Syok
November 2019 37
Tatalaksana Pcos.docx
December 2019 32
Tatalaksana Da.pptx
May 2020 14
Tatalaksana Dbd.docx
May 2020 15
Tatalaksana Oa.docx
June 2020 14

More Documents from "Nabila Daneta"

Tatalaksana Oa.docx
June 2020 14
Bab V.docx
June 2020 13
Bab Ii Klp 4.docx
July 2020 20
Pembahasan Burung Dara.docx
November 2019 27
123.docx
July 2020 12