Bab V.docx

  • Uploaded by: nabila
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,390
  • Pages: 9
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Hasil Tabulasi Zona Hambatan Penilitian Dari penelitian yang telah dilakukan hasil sebagai berikut :

No

1.

Bakteri Uji

Salmonella Thypii

Replikasi

1 Rata-Rata

Interpretasi 2 Rata-Rata Interpretasi 3 Rata-Rata Interpretasi

Konsentrasi Ekstrak Bawang Putih 50% 75 % 100%

Kontrol positif

Kontrol negatif

(kloramfenikol)

(aquades)

17.22 mm

17.48 mm

23.69 mm

43.78mm

0 mm

16.03 mm 15.35 mm 16.20 mm Intermedia 15.45 mm 17.74 mm 17.68 mm 16.95 mm Intermedia 14.77 mm 19.42 mm 18.61 mm 17.60 mm Intermedia

20.04 mm 19.50mm 19.00 mm Intermedia 15.40 mm 19.28 mm 18.10 mm 17.59 mm Intermedia 16.50 mm 20.31 mm 18.08 mm 18.29 mm Intermedia

24.55 mm 23.45 mm 23.89mm Sensitif 25.18 mm 26.48 mm 24.21 mm 25.29 mm Sensitif 25.17 mm 23.12 mm 24.03 mm 24.10 mm Sensitif

39.67 mm 50.11 mm 44.52 mm Sensitif 48.17mm 39.22 mm 47.81 mm 45.60 mm Sensitif 45.17 mm 35.84 mm 31.02 mm 38.22 mm Sensitif

0 mm 0 mm 0 mm Resisten

Tabel 5.1.1 Zona Hambat Minimal Ekstrak bawang Putih terhadap bakteri Salmonella Thypii dan kontrol positif (Kloramfenikol 500mg)

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Grafik 5.1.1 Perbandingan Zona Hambat Minimal Ekstrak bawang Putih terhadap bakteri Salmonella Thypii dan kontrol positif (Kloramfenikol 500mg)

Dari konsentrasi 50%, 75% dan 100% di dapatkan dari Ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang di ekstrak dengan konsentrasi 50% didapatkan zona hambat yang terbentuk dengan interpretasi intermedia, pada konsentrasi 75% zona hambat yang terbentuk masih dengan interpretasi intermedia, sedangkan pada konsentrasi 100% sudah merupakan antibakteri yang sensitif terhadap bakteri Salmonella Thypii. Pada konsentrasi 75% dan 100% memperlihatkan zona hambat yang terbentuk lebih besar daripada konsentrasi 50%. Sebagai kontrol positif digunakan antibakteri Kloramfenikol dan kontrol negative menggunakan aquades. Pada kontrol positif dengan antibiotik kloramfenikol didapatkanzona hambat dengan interpretasi sensitif pada bakteri uji. Interpretasi zona hambat ditentukan berdasarkan tabel acuan

interpretasi zona hambat. Zona hambat <14mm dikatakam resisten, 15-22 mm intermediate dan >23 mm sensitif.

Gambar 5.1.1.a Replikasi 1. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri Salmonella thypii.

Gambar 5.1.1.b Replikasi 2. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri Salmonella thypii.

Gambar 5.1.1.c Replikasi 3. Zona hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang terbentuk pada konsentrasi 50%, 75%, 100%, kontrol (+) dan kontrol (-) terhadap bakteri Salmonella thypii.

5.2. Pembahasan Uji efektifitas ekstrak bawang putih (Allium sativum) sebagai antibakteri terhadap Salmonella thypii secara in vitro menggunakan metode true eksperimental post test dengan disk diffution yang dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia periode waktu mulai bulan Mei sampai dengan Juni 2017. Terbentuknya zona bening disekitar paper disc mengindikasikan adanya hambatan terhadap pertumbuhan koloni bakteri Salmonella thypii. Kemudian diameter zona bening/hambat

yang terbentuk tersebut di ukur dengan menggunakan jangka sorong dan dinyatakan satuan meter milimeter (mm). Semakin besar/luas zona hambat yang terbentuk maka mengindifikasikan bahwa semakin besar pula aktifitas anti bakteri madu. Diameter zona hambat yang terbentuk oleh variasi konsentrasi (50%, 75% dan 100%) ekstrak bawang putih (Allium sativum) pada koloni bakteri salmonella thypii yang dibandingkan dengan zona hambat/ bening disekitar paper disc yang berisi antibiotik kloramfeniko; 500mg. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi efektif ekstrak bawang putih (Allium sativum) sebagai antibakteri terhadap Salmonella thypii dan zona hambat yang dihasilkan oleh variasi konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 1, ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat minimal (ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 16.20 mm, sedangkan madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi intermediate dengan diameter rata-rata 19.0 mm,

dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil ZHM dengan

interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 23.89 mm serta pada kontrol positif (+) menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 44.52 mm. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 2, ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat minimal (ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 16.95 mm, sedangkan madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi intermediate dengan diameter rata-rata 17.59 mm, dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 25.29 mm serta pada kontrol positif (+) menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 45.60 mm.

Sedangkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan replikasi 3, ekstrak bawang putih (Allium sativum) dengan konsentrasi 50% menunjukkan hasil zona hambat minimal (ZHM) dengan interpretasi intermediate yakni dengan diameter rata-rata 17.60 mm, sedangkan madu dengan konsentrasi 75% menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi intermediate dengan diameter rata-rata 18.29 mm, dan pada konsentrasi 100% menujukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 24.10 mm sedangkan pada kontrol positif (+) menunjukkan hasil ZHM dengan interpretasi sensitif dengan diameter rata-rata 38.22 mm. Pada ketiga replikasi kontrol negatif (-) menandakaan tidak adanya reaksi atau zona hambat yang terbentuk (resisten).

Konsentrasi 50%, 75%. Dan 100% yang digunakaan dalam penelitian ini menunjukan perbedaan luas zina hambat yang terbentuk. Pada konsentrasi 50% pada ketiga replikasi memberikan hasil dari tabel acuan zona hambat minimal adalah intermediet dengan hasil ratarata 15-22 mm begitu pun yang terjadi pada konsentrasi 75%. Sedangkan pada konsentrasi 100% di dapatkan hasil sensitive dengan rata-rata minimal zona hambat >23 mm, tetapi dalam hal ini kontrol positif yang digunakaan yaitu kloramfenikol tetap memberikan hasil sensitive yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 100% ekstrak bawang putih (allium sativum).

Interpretasi zona hambatan ditentukan berdasarkan tabel acuan menurut CLSI (Clinical and Laboratory and Standards Institute 2013) :

Resisten

<14 mm

Intermedia

15-22 mm

Sensitive

>23mm

Terbentuknya zona hambat mikroba terhadap pertumbuhan bakteri disebabkan oleh Allisin yang terkandung dalam ekstrak bawang putih memiliki aktifitas sebaga antibakteri dengan menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein penting untuk pertumbuhannya. Selain itu, minyak atsiri dapat menganggu proses pembentukan membran sel, ajoene yang juga memiliki fungsi yang sama terhadap allisin namun dengan cara yang lambat, Mekanisme kerja flavonoid juga dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis molekul. Flavonoid juga dapat mendepolarisasi membran sel dan menghambat siklus DNA, RNA maupun protein yang sudah diobservasi pada salmonella tyhii. Selain itu flavonoid dapat menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi sitoplasma dan menghambat metabolisme energi, pada bakteri hal inilah yang dapat menggangu metabolisme bakteri dan dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan bakteri Salmonella typhii.

Berdasarkan dari penelitian terdahulu bawang putih yang dibentuk menjadi ekstrak juga memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan beberapa bakteri, hal ini yang dibuktikan oleh Hindi (2013). Dalam penelitiannya dengan menggunakan metode well diffusion menunjukan bahwa ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 50% dapat menghambat pertumbuhan 5 bakteri gram negative yaitu S.aureus, S.epidermidis, s.Pyogenes, S. Pneumoniae, enterococcus faecalis dan 9 bakteri gram negarif yaitu P.aerogenossa, Pseudomonas fluresence, proteus vulgaris, proteus mirabilis, E.coli, Enterobacter aeroegenes, K. Pneumoniae, S typhi, Acineteobacter.

Berdasarkaan hasil uji penelitian di atas, dapat dinyatakaan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi larutan ekstrak bawang putih (Allium sativum) menujukan terjadi kenaikan dari diameter zona hambat, hal ini menunjukan bahwa pertambahan konsentrasi larutan ekstrak bawang putih (Allium sativum) berbanding lurus dengan bertambah kuatnya zona hambat

pertumbuhan bakteri. Namun, dapat disimpulkan bahwa ektrak bawang putih (allium sativum) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typji.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan 1. Ekstrak Bawang putih (Allium sativum) memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri Salmonella thypii secara in vitro. 2. Hasil uji efektifitas bawang putih (allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella tyhii dengann pelarut etanol 90% menunjukan bahwa bawang putih dapat menghambat pertumbuhan Salmonella tyhii, yaitu pada konsentras 100% rata-rata zona hambat ketiga replikasi yang digunakaan 24.42 mm . Pada konsentrasi 75%

mendapatkan hasil rata-rata 18.28 mm dan 50% mnunjukan hasil rata-rata pada ketiga replikasi yaitu 16.91mm. 3. Efektifitas larutan bawang putih (Allium satvum) terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi berdasarkan tabel acuan menurut CLSI (Clinical and Laboratory and Standards Institute 2013 pada konsentrasi 1005 tergolong respon hambat yang kuat (sesitif) sedangkan pada konsentrasi 50% dan 75% tergolong respon hambat yang sedang (intermediet). 1.2.Saran 1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan zat aktif dari bawang putih yang beraktifitas sebagai anti bakteri terhadap Salmonella thypii. 2. Dapat dilakukan penelitan mengenai efektifita ekstrak bawang putih terhada[ bakeri lainnya yang bersifat pathogen. 3. dapat dilakukan uji aktifitas bawang putih dengan menggunakan metode pengukuran aktifitas antibakteri yang lain. 4. Perlu dilakukan uji efektifitas ekstrak bawang putih yang lain sebagai antifungi dan antivirus.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab V.docx
June 2020 13
Bab Ii Klp 4.docx
July 2020 20
Pembahasan Burung Dara.docx
November 2019 27
123.docx
July 2020 12
Bab V Spss.docx
June 2020 20