Tanya Jawab Manajemen.docx

  • Uploaded by: Putra Saputra
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tanya Jawab Manajemen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,955
  • Pages: 10
PERTANYAAN DAN TANGGAPAN DARI KELOMPOK DUA DAN JAWABAN SERTA MASUKAN DARI KELOMPOK SATU Pertanyaan no. 1 Dari arfan bahtiar : -Dalam organnisasi gaya kepemimpinan apa yang cocok, menggunakan otoriter atau demokratis? Pertanyaan no. 2 Dari Titiek putri purwantini : -Komunikasi yang efektif dalam tindakan seperti apa? Pertanyaan no. 3 Dari Ahmad khosiin : -Kepemimpinan dan komunikasi hubunganya apa dengan manajemen? Pertanyaan no. 4 Dari Dede riyanto : -Bagaimana cara komunikasi pemimpin kepada bawahan agar masuk kedalam hati dan dapat diresapi(bawahan dapat termotivasi)? Tambahan disini dede memberikan pendapatnya terhadap pertanyaannya sendiri yang seharusnya ini lebih ditujukan untuk memberi masukan bukan pertanyaan. JAWABAN DAN MASUKAN DARI KELOMPOK SATU Jawaban no.1 Dari Saiful falah : -Dalam kepemimpinan demokratis itu lebih cocok pada suatu organisasi Seperti misalnya BEM (Badan Eksekuif Mahasiswa). Jadi dalam BEM terdapat musyawarah atau komunikasinya berjalan dua arah disamping pimpinan membuat keputusan, bawahanpun bisa memberikan atau menyampaikan pendapat lain, jadi lebih cocok atau lebih baik yang demokratis. Otoriter lebih cocok pada perusahaan bisnis moderen, seperti pada perusahaan milik jepang pada perusahaan tersebut komunikasi berjalan satu arah. Yaitu apa bila pemimpin sudah memberi perintah, maka bawahan harus menjalankannya. Pada beberapa perusahaan seperti perusahaan asing seperti ini tidak dapat menerima masukan dari bawahan, jadi kesimpulannya keputusan berada pada top manajer.

Masukan/ jawaban no.1 Dari Aji suryo purnomo : -gaya kepemimpinan itu tidak ada yang lebih baik dari jenisjenis kepemimpinan yang lain. Artinya gaya kepemimpinan dapat kita terapkan sesuai dengan karakter bawahan kita masing-masing, misalnya jika bawahan kita seorang yang tidak percaya diri, kurang inisiatif, dan kurang kreatif. Maka kita gaya kepemimpinan otoriter akan menjadi gaya yang paling baik dan tepat dalam memimpin bawahan yg berkarakter seperti di atas, kita tahu setiap individu yang kita pimpin, punya karakter masing-masing. -Sebaliknya gaya kepimimpinan demokratis, akan lebih baik jika individu yang kita pimpin memiliki sifat yang kreatif inovatif dan penuh kreatifitas jadi dengan dilakukanya gaya kepemimpinan demokrasi, individu yang kreatif akan selalu memunculkan ide ide yang patut dipertimbangkan sehingga perusahaan pun tidak menutup kemungkinan untuk bisa lebih maju dengan ide ide tersebut. Kesimpulanya,setiap gaya kepemimpinan akan sangat berpengaruh atau akan menjadi yang terbaik jika tepat penerapannya sesuai dengan individu yang kita pimpin. Jawaban no.2 Dari Teguh noviyanto saputro : -Komunikasi pengertian dalam artian dalam kita berbicara harus mengerti sikap dan tindakan satu sama lain. -Mempengaruhi sikap jadi dalam kita berkomunikasi itu harus mempengaruhi lawan bicara kita, apalagi kita sebagai pemimpin nantinya. -Rasa senang artinya kita sebagai pemimpin harus berbicara/berkomunikasi dengan cara yang menyenangkan. -Hubungan sosial yang baik, jadi setiap kita berkomunikasi menghasilkan hubungan yang baik. -Tindakan setelah kita berkomunikasi diharapkan mampu melakukan tindakan yang kita inginkan. Masukan/jawaban no.2 Dari Aji suryo purnomo : -komunikasi yang baik dan efektif adalah pertama kita harus mengertikan dulu siapa yang akan kita ajak berkomunikasi, ini dilakukan untuk mencari kepribadian, masalah dan apa yang sedang dihadapi lawan bicara kita(orang yg kita pimpin). Agar si bawahan termotivasi dan semangat untuk melangkah kedepan atau melakukan tindakan yang kita inginkan. Dengan begitu individu atau bawahan akan melakukan apa yang kita arahkan atau kita instruksikan dengan rasa ikhlas semangat dan termotivasi, sehingga hasil tindakanya pun memuaskan. Masukan/jawaban no.2

Dari Saiful falah : -jadi yang dimaksud adalah komunikasi yang efektif harus mampu menghasilkan tindakan, maksudnya adalah ketika seorang pemimpin memerintahkan bawahanya untuk melakukan sesuatu, tidak lain adalah karena sang pemimpin menginginkan bawahanya melakukan tindakan. Maka dalam memerintah pemimpin harus memerintah dengan cara yang sopan dan baik, agar bahanya melakukan apa yang pimpinan inginkan. Jawaban no.3 Dari Aji suryo purnomo : -kepemimpinan dengan manajemen hubungannya sangat erat, dimana disetiap organisasi atau perusahaan disitu pasti ada pemimpin, tujuanya tidak lain adalah untuk merngatur atau memanage organisasi tersebut. Misalnya untuk membagi tugas setiap anggota atau setiap individu yang terlibat dalam organisasi tersebut. -Sedangkan hubungan komunikasi dengan manajemen ialah tidak lain untuk memperlancar dalam proses pengorganisasian, contoh kita akan meminta orang untuk melakukan tindakan tentunya kita perlu berkomunikasi dengan orang tersebut untuk mencapai apa yang menjadi target organisasi itu sendiri. Kesimpulanya kepemimpinan dan komunikasi dengan manajemen itu saling berkaitan erat satu sama lain. manajemen tidak akan berjalan tanpa kita punya jiwa kepemimpinan dan komunikasi Masukan/jawaban no.3 Dari Agung bima tri prasetyo : – hubungan kepemimpinan dan komunikasi dengan manajemen ialah ketiganya saling berkaitan satu sama lain, sebagai organisasi harus ada yang memimpin, intinya dimanapun ada organisasi disitu ada pemimpin serta komunikasi. Karena disetiap organisasi pasti ada manajemen. Jawaban no.4 Dari Sigit sugianto : -kita harus memberi motivasi agar yang dipimpin semangat dalam menjalani perintah dari pemimpin. Masukan/jawaban no.4 Dari Saiful falah : -Jadi untuk membuat bawahan mengikuti perintah dengan hati yang ikhlas maka sebagai pemimpin kita harus memimpin atau memberikan contoh yang baik terhadap bahahanya Seperti menggunakan kata tolong dalam perintah jadi itu lebih bersifat halus dan tidak membuat hati bawahan merasa tertekan. Untuk suri tauladan kita bisa mengambl contoh dari nabi Muhammad SAW dimana ketika beliau memerintah sahabatnya, beliau tidak serta merta memerintah saja, namun juga ikut melakukan apa yang beliau perintahkan, misalkan lagi dalam suatu kelas mahasiswa terdapat komting dimana

komting tersebut memerintahkan anggota kelasnya untuk berangkat tepat waktu namun dirinya sendiri atau pemimpin tersebut tidak melaksanakan apa yang dia perintahkan. Masukan/jawaban no.4 Dari Dede riyanto : -memimpin tidak harus memimpin dengan kata kata dan dengan kondisi yang sempurna. Contohnya saja ada seorang pemimpin didunia yang buta, tuli, bisu dan dia tidak bisa apa-apa tetapi dia bisa memimpin banyak orang.

ACTUATING Di dalam actuating ada motivasi, bagaimana cara atau tehnik-tehnik dalam motivasi yang baik ? Jawab : Terdapat beberapa prinsip yang dapat dilakukan manager atau kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja para staff, antara lain : a. Para tenaga kependidikan akan lebih bekerja giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenangkan b. Tujuan kegiatan perlu disusun denga jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut c. Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga perlu d. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan setiap tenaga kependidikan dnegan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, mengatur pengalaman, dan penghargaan Ref: Mulyasa. 2007 “. Menjadi Kepala Sekolah Professional “. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Cet-9. Hlm.121- 122

ACTUATING Di dalam menggerakkan keseluruhan prosesnya, kesulitan apa yang sering dialami manager ? bagaimana solusinya ? Konflik antara harapan institusional dan nilai kultural Sekolah mengharapkan bahwa anak didik akan bekerja keras agar mencapai perkembangan sepenuhnya dari kesanggupan inteletualnya dan daya ciptanya. Sesuai dengan itu anak harus didorong untuk mengorbankan kesenangan segera demi keberhasilan akhir. Jawab : Saya menjelaskannya dalam lingkup organisasi pendidikan , menjadi kepala sekolah dalam situasi krisis, itu merupakan kesulitan dalam proses mengelola sekolah. Sebagian kepala sekolah menghadapi krisis setiap hari. Contohnya : Contoh pertama : Kepala sekolah SMA yang sangat besar di kota metropolitan, dengan peserta didik yang latar belakang budaya dan etniknya sangat beragam. Setiap harinya sangat mungkin menghadapi berbagai macam kasus. Untuk menghadapi masalah maka ia harus membentuk tim khusus penanggulangan krisis siaga. Dalam mengantisipasi terjadinya krisis, kepala sekolah harus tahu siapa saja yang bisa dihubungi untuk memberikan bantuan riil dan harus menyiapkan calon pengganti yang segera bisa mengambil alih tugas seandainya ada sesuatu yang menimpa dirinya. Contoh kedua : Konflik dalam Organisasi pendidikan Getzels membuat hipotesa bahwa dalam organisasi pendidikan terdapat sejumlah tipe dan sumber konflik yang secara tidak langsung kesulitan atau hambatan manajer atau pemimpin dalam merealisasikan tujuannya

Tapi belakangan ini pengamat menyarankan bahwa nilai-nilai kebudayaan kita condong untuk lebih menghargai kesenangan Konflik antara peranan-peranan Kepala sekolah diharapkan oleh beberapa guru supaya mengunjungi mereka dengan teratur untuk memberikan pertolongan yang konstruktif, tapi oleh guru-guru lain supaya mempercayai mereka selalku personil profesional yang tidak memerlukan supervisi serupa itu. Atau barangkali pada tahap lebih fundamental, tujuan-tujuan sekolah bisa ditentukan berbeda-beda oleh para pendidik yang berbeda bahkan di dalam wilayah sekolah yang sama. Dari uraian diatas menjelaskan tentang hadirnya banyak hambatan dan tuntutan yang bertentangan yang sekaligus menjadi kesulitan bagi pemimpin, manajer serta supervisi untuk merealisasikan tujuannya dimana setiap kegiatan dan tujuan harus melihat karakteristik staf, peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan masyarakat sekitar, nilai, norma dan adat-istiadat setempat.dan kemudahan daripada prestasi inetelektual. Dalam hal ini kriteria tentang “ baik “ dan “ layak “ di kelas dan di masyarakat umum bertentangan dan akibat dari itu ketidaksesuaian serupa ini, guru dan murid dua-duanya mudah berada dalam konflik Ref: Sudarwan, Danim. 2009. “ Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional “. Rineka Cipta. Jakarta Sutisna,Oeteng. 1993. “ Administrasi Pendidikan “ dasar teoritis untuk praktek profesional “. Angkasa. Bandung. Cet-10 ACTUATING Bagaimana cara menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja agar planning dan pengorganisasian dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang maksimal ? Jawab : Upaya menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja ( man power ) serta mendayagunakan fasilitas yang ada sebagai realisasi dari planning dan organizing untuk mencapai tujuan yang maksimal, dengan pemberian motivasi kepada bawahan, komunikasi dan kepemimpinan serta hal-hal yang lain yang dapat membuat orang lain bertindak. Kepemimpinan berfungsi sebagai arahan, komando serta pengambil keputusan.Motivasi sebagai cara untuk menggerakkan bawahan serta komunikasi sebagai alat untuk menjalin hubungan dalam rangka merealisasikan perencanaan dan pengorganisasian. Penggerakkan. Penggerakkan sangat terkait dengan penggunaan berbagai sumber daya organisasi, oleh karena itu kemampuan memimpin, memberi motivasi dan berkomunikasi , menciptakan iklim dan budaya organisasi yang kondusifmenjadi kunci pengerakkan sebagai realisasi dari planning dan organizing. Ref: Ara Hidayat, Imam Machali. 2012. “ Pengelolaan Pendidikan “. Kaukaba.Yogyakarta. Cet-1

ACTUATING Bagaimana sikap seorang kepala sekolah / pengurus untuk dapat menerapkan prosedur pelaksanaan dari masing-masing jabatan sehingga menciptakan suatu kinerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi ? Jawab : Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan wewenang mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan. Untuk mendorong visi menjadi aksi, tentunya kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manajer, administrator dan supervisor, leader, innovator, figur dan motivator ( EMASLIM – FM ). Semua itu harus dipahami kepala sekolah karena yang paling penting adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengamalkan dan menjadikan visi tersebut dalam bentuk tindakan nyata di sekolah. Pelaksanaan fungsi dan tugas tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Kepala sekolah demikianlah yang mampu mendorong visi menjadi aksi dalam manajemen pendidikan khususnya bidang actuating ( penggerakan ). a. Kepala sekolah sebagai educator ( pendidik ) Sebagai educator , kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam usahanyasebagai educator adalah : • Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-penataran • Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja • Menggunakan waktu belajar efektif disekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu b. Kepala sekolah sebagai manajer Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk bisa menggerakkan dan mengusahakan para bawahannya, sikap kepala sekolah dalam hal pelaksanaan tujuan antara lain : • strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikaan melalui kerja sama kooperatif • memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya • mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan sekolah c. Kepala sekolah sebagai administrator Kepala sekolah sebagai administrator erat kaitannya dnegan aktivitas penngelolaan tentang pencatatan, penyusunan dan pendokumentasian seluruh program di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai administrator, kepala sekolah harus bisa bertindak secara situasional, sesuai kondisi yang ada. Disamping berorintasi pada tugasnya, kepala sekolah juga harus bisa menjaga hubungan kemanusiaan dengan para staffnya, agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, tetapi mereka tetap merasa senang melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, efektivitas kerja kepala sekolah bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat menyenangkan dalam situasi apapun, ketika para tenaga kependidikan melakukan tiugas-tugas yang diembankan kepadanya. d. Kepala sekolah sebagai supervisor Sebenarnya supervisi pendidikan lebih bermuara pada proses pengendalian dan pengawasan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.

Akan tetapi supervisi bisa dirancang khusus untuk membantu para guru dalam mempelajari tugas-tugas di sekolah, mendorong guru untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada orangtua dan peserta didik. Supervisi sesungguhnya dapat dilakukan kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent dan dapat meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. e. Kepala sekolah sebagai leader Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Pengetahuan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan akan tercermin dalam kemampuan : • Memahami kondisi tenaga kependidikan (guru dan non guru) • Memahami kondisi dan karakteristik peserta didik • Menyusun program pengembangan tenaga kependidikan • Menerima saran dan kritik Pemahaman terhadap visi dan misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk : • Mengembangkan visi sekolah • Mengembangkan misi sekolah • Melaksanakan program untuk mewujudkan visi menjadi aksi ( tindakan ) f. Kepala sekolah sebagai innovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki stategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan, untuk dapat melaksanakan tugas dan wewenang yang telah diberikan masing-masing. g. Kepala sekolah sebagai motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan efektif dan penyediaan sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar ( PSB ) Selain itu gaya kepemimpinan kepala sekolah juga berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidikan di sekolah untuk meningkatkann produktivitas kerja demi mencapai tujuan dan mewujudkan visi menjadi aksi. Ref: Dr E Mulyasa, M.Pd. “ 2007 “. Menjadi Kepala Sekolah Professional “. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Cet-9. Hlm.91 – 122 Dr.H. Syaiful Sagala, M.Pd. “ 2009 “. Manajemen Strategik Dalam Penimgkatan Mutu Pendidikan “. Alfabeta. Bandung

ACTUATING Bagaimana manajemen actuating dapat menghasilkan dampak positif terhadap peserta didik ? Contohnya ?

Jawab : Kita masuk dalam manajemen actuating aplikasi manajemen kesiswaan, dimana actuating diterapkan pada siswa atau lingkup kegiatan yang berbasis pada peserta didik. Saya akan menjelaskan satu dengan contoh : Contoh Pertama : Untuk membuat siswa senang , tentunya dimulai terlebih dahulu dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri ( tujuan itu sendiri ). Misalnya , siswa belajar menghadapi ujian karena senang dengan mata pelajaran yang diujikan tersebut. Menurut ( Wigfield & Eccles, 2002, Hensey & Amabile 1998 ) siswa termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, sennag menghadapi tantangan sesuai kemampuan mereka. Pujian juga memperkuat motivasi intrinsik siswa. Sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain ( cara untuk mencapai tujuan ). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, siswa belajar lebih keras untuk mendapatkan nilai yang baik. Contoh Kedua : Menciptakan Psikologi Lingkungan Pembelajaran Positif Siswa memerlukan lingkungan belajar yang positif. Dalam arti, lingkungan belajar dapat menciptakan suasana kebatinan siswa yang menenangkan dan bebas dari perasaan takut apalagi terancam keselamatannya baik sesama teman maupun oleh guru. Menurut Diana Baumrind ( 1971, 1996 ), guru yang menggunakan gaya Otoritatif dalam manajemen kelas cenderung siswa bersikap mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman dan menunjukkan penghargaan yang tinggi. Gaya otoritarian ( otoriter ) yang diterapkan guru dikelas cenderung kaku dan absolut. Sesuatu yang menjadi peraturan dalam kelas wajib dilaksanakan tanpa sedikitpun kesalahan. Siswa dalam kelas otoritarian cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial atau dibandig-bandingkan dengan siswa lain. Misalnya :kejelekan, prestasi akademik dan perilakunya dengan siswa di kelompok lain. Yang menerapkan gaya permisif dikelas banyak memberi otonomi kepada siswa, tetapi tidak memberikan banyak dukungan untuk mengembangkan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk mendukung kondisi kelas yang efektif dan hal-hal yang seharusnya dilakukan dan dihindari guru dalam manajemen kelas : No Yang dilakukan No Yang dihindari 1 Mengamati secara reguler perilaku siswa dari awal sampai akhir 1 Membiarkan setiap perilaku negatif siswa 2 Mengeliminasi situasi tumpang tindih di dalam kelas secara efektif, khususnya yang melanghgar disiplin 2 Selalu menyalahkan siswa dalam setiap kejadian dikelas 3 Menjaga kelancaran dan kontinuitas belajar siswa 3 Memberi julukan dan pelebelan negatif 4 Melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas yang menantang 4 Mengaturatur siswa 5 Membangun aturan dan prosedur dalam kelas yang tetap 5 Ceramah moral sehingga siswa merasa bersalah dan gelisah 6 Mengajak siswa untuk bekerja sama memecahkan persoalan belajar 6 Memberi sanksi tidak proporsional 7 Mengajak siswa berbagi mengembangkan tanggung jawab 7 Tidak mau mendengar keluhan siswa Contoh ketiga : Kreasi Tempat yang Menarik Selain ruangan yang bersih dan menarik, kita perlu memperhatikan juga setiap penataan ruang sekolah. Di antaranya formasi duduk, salah satu hal yang memperngaruhi suasana kelas adalah penataan tempat duduk. • Formasi melingkar • Formasi U • Formasi setengah melingkar Yang harus diperhatikan adalah: 1. Jangan sampai seoranganak pun terhalangi pandanagnnya

sehingga ia tidak dapat melihat gurunya dengan baik 2. Posisi duduk jangan membuat anak cepat lelah “ misal “ karena harus menoleh terus selama acara. Ref: Syaifurrahman dan Tri Ujiati. 2013. “ Manajemen Dalam Pembelajaran “. PT Indeks. Jakarta. Cet-1 ACTUATING 1. Dalam actuating, kemampuan apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk dapat menggerakkan atau memotivasi bawahan atau anggota agar lebih baik dalam melaksanakan tugas ? 2. Dari kemampuan-kemampuan itu, manakah minimal yang harus dimiliki agar mampu memotivator anggotanya ? Jawab : 1. Di dalam actuating mencakup hal tentang kepemimpinan, motivasi, komunikasi, pengarahan, koordinasi yang harus dimiliki oleh seorang manajer/ pemimpin. 2. Semua hal diatas penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer dalam upaya menggerakkan bawahannya. Namun kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemajuan suatu organisasi. Perilaku pemimpin yang positif secara tidak langsung dapat mendorong dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi

Bagaimana sikap seorang kepala sekolah / pengurus untuk dapat menerapkan prosedur pelaksanaan dari masing-masing jabatan sehingga menciptakan suatu kinerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi ?

Dalam actuating, kemampuan apa saja yang harus dimiliki seorang pemimpin untuk dapat menggerakkan atau memotivasi bawahan atau anggota agar lebih baik dalam melaksanakan tugas ?

Related Documents


More Documents from ""