Tak Rangsan Persepsi.docx

  • Uploaded by: Yogi Saputra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tak Rangsan Persepsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,076
  • Pages: 32
TAK RANGSANG PERSEPSI TENTANG STIMULUS NYATA DAN RESPON YANG DI ALAMI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI PADA PASIEN PK

DISUSUN OLEH 1.SEFTI ANGGRAINI 2.SERASIHAN 3.SEVIN HIDAYAT 4.SONI IRAWAN 5.SRI HARTONO 6.TAHIRINDI 7.TAUFIK HIDAYAT 8.TIKA MONIKAWATI 9.HENGKI DEDI HARIADI 10.HENI AGUSTIA NINGSIH 11.DESTA APRIANTO 12.YUNITA SARY 13.ENGGEL PANTORUS

STIKES DEHASEN BENGKULU PRODI D3 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

HALAMAN PENGESAHAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Pembimbing Lahan I

Pembimbing Lahan II

Kamil Hakimin S, kep

Danirul Sanadi, S.KM

Pembimbing akademik I

Pembimbing akademik II

Berlian Kando S,kep M,kes

Yance Hidayat Amd. Kep

Program Studi D3 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) DEHASEN Jalan Merapi Raya No.43 Kebun Tebeng Bengkulu T.A 2013/2014

A.Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yangdapat

membahayakan

secara

fisik,

baik

kepada

diri

sendiri

maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 ) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995) Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain. Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan yang pasien alami, mulai daristimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.

B. Tujuan 1.Tujuan umum Klien dapat mengendalikan prilaku kekerasan yang dapat dilakukannya 2.Tujuan Husus a.klien dapat mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya. b.klien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan fisik. c.klien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui interaksi sosial d.klien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa dilakukan nya e.klien dapat mencegah prilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat

C.Landasan Teori

Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan / atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan. pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan jiwa seseorang. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien melalui terapi aktifitas kelompok melalui dukungan pendidikan, meningkatkan hubungan interpersonal. (Barkhead,1989). Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi daiam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart&Sundeen,1995). Fokus terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan di tingkatkan pad tiap sesi. Dengan proses ini diharapksn respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

D.Kriteria Pasien . 

Klien yang tidak terlalu gelisah.



klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas Kelompok



Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil



Klien tenang dan kooperatif



Kondisi fisik dalam keadaan baik



Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas



Klien yang dapat memegang alat tulis



Klien yang panca inderanya masih memungkinkan

E. Proses Seleksi 

Mengobservasi klien yang termasuk kreteria



Mengidentifikasi klie yang termasuk kriteria



Mengumpulkan klien yang termasuk kriteria



Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK PK Meliputi: menjelaskan tujuan TAK PK Pada klien,rencana kegiatan kelompok,dan aturan main dalam kelompok.

Dalam TAK dilakukan kontrak terlebih dahulu mengenai topic,waktu dan tempat TAK. Peserta yang mengikuti TAK: 1.Binata 2.Nelly 3.Ais 4.Megawati 5.Mamat 6.Nila 7.Sujono 8.zapri

F.Pengorganisasian Sesi

Leader

Co leader

Observer

I

Sri Hartono

Yunita Sari

Heni Agustina

II

Serasihan

Sefti Anggraini

Tika Monika

III

Sevin Hidayat

Desta Aprianto

Tahirindi

IV

Yunita Sari

Sri Hartono

Hengki Dedi

V

Sefti Anggraini

Serasihan

Soni Irawan

Fasilitator

G.Uraian tugasTerapis 1. Leader a. Memimpin jalannya TAK b. Memberi penjelasan ttg seluruh kegiatan TAK c. Memfokuskan kegiatan TAK d. Memberi motivasi kepada fasilitator dan peserta TAK 2. Co Leader a. Membantu Leader dalam memimpin jalannya kegiatan TAK dan mengingatkan Leader bila menyimpang dari aturan kegiatan b. Mengganti leader apabila pasif 3. Fasilitator a. Mempertahankan kehadiran peserta b. Memfasilitasi anggota TAK c. Mengarahkan peserta TAK dalam mengikuti kegiatan memperkenalkan diri dalam kelompok 4. Observer a. Mengobservasi seluruh jalannya TAK dari prmbukaan sampai penutup b. Mencatat jumlah yang hadir dan yang tidak hadir c. Mencatat jumlah yang aktif dan yang tidak aktif d. Mengidentifikasi strategi krisis yang digunakan oleh Leader

H.Kriteria Hasil Yang Diharapkan 1. 85 % klien dapat mengenal PK dan penyebab PK 2. 80 % klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah 3. 85 % klien mampu menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah(prilaku kekerasan) 4. 80 % klien dapat menyebutkan akibat prilaku kekerasan

I.Seting tempat TAK

Keterangan Gambar: : Leader

: Co leader

: Observer

: Fasilitator

: Observer

SESI 1 Topik

: MengenalPerilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Sasaran

: 8 orang klien

Tempat

: R.Rajawali

Hari/tgl

: selasa,09-07-2014

Waktu pelaksanaan

: Jam 15.00-16.00

A.Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahan. 2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah ) 3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan ) 4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan. 5. Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik (Dengan latihan nafas dalam)

B. Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama 2. Ruangan nyaman dan tenang. C.Alat 1. Kertas 2. Spidol 3. Buku catatan dan pulpen 4. Jadwal kegiatan klien 5. Bola D.Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/stimulasi

E.Langkah Kegiatan 1. Persiapan a.

Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif

b.

Membuat kontrak dengan klien

c.

Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi a.Salam terapeutik 1. Salam dari terapis kepada klien. 2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama ) 3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b.Evaluasi validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini 2. Menanyakan masalah yang dirasakan.

c.Kontrak 1. Menjelaskan tujuan kegiatan. 2. Menjelaskan aturan main berikut 

Jika Klien ada yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin pada terapis



Lama kegiatan 60 menit



Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai ahir



Tidak boleh merokok selama kegiatan

3. Taha kerja 1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu penyebab,respon, Reaksi yang dilakukan,akibat dan cara mengontrol pk 2. Leader membacakan aturan permainan : Salah satu peserta TAK memegang bola, sambil operator memainkan musik bola digilirkan ke setiap peserta TAK Bila musik berhenti, dan ada salah satu peserta TAK yang memegang bola berarti, ia harus menyebutkan penyebab

perilaku kekerasan, tanda gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, akibat, serta mempraktekkan cara mengontrol PK dengan latihan fisik (cara nafas dalam)

a.Permainan dimulai. Sampai ditemukan peserta yang memegang bola saat musik berhenti

b. Klien dan terapis mendiskusikan penyebab masalah perilaku kekerasan 1. Tanyakan pengalaman tiap klien 2. Tulis di kertas

c. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum prilku kekerasan terjadi 1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala) 2. Tulis di kertas

d. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,merusak lingkungan,mencedrai,memukul orang laon dan diri sendiri) 1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah 2. Tulis di kertas

e. Mendiskusiksan dampak/akibat perilaku kekerasan. 1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan. 2. Tulis di papan tulis di kertas

f.Meminta pasien mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik(latihan napas dalam)

g. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain paran/stimulasi.

h Memberikan reinforcement pada peran serta klien.

i.Dalam menjalankan kegiatan TAK upayakan semua klien terlibat.

j. Observer memberi kesimpulan/evaluasi tentang jalannya TAK, mengenai jawaban klien tentang penyebab,tanda dan gejala prilaku kekerasan dan akibat prilaku kekerasan.selanjutnya observer memberikan pujian atas peran serta klien dalam pelaksanaan TAK.

k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan 4.Tahap Terminasi a.Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2. Memberikan reinformennt positif terhadap perilaku klien positif.

b. Tindak Lanjut 1. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala prilaku kekerasan yang terjadi,serta akibat prilaku kekerasan 2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan dan akibat yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang 1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

5.Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemempuan klien dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.Formulir evaluasi sebagai beriku.

Sesi 1 TAK Stimilasi perilaku Kekerasan Kemampuan Psikologi Memberi Tanggapan Tentang No.

Nama

Penyebab

Tanda &

Perilaku

Akibat

Mempraktekkan cara

klien

PK

gejala PK

kekerasan

PK

mengontrol PK dengan nafas dalam

1. 2. 3. 4. 5 6 7. 8. 9. 10.

Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda + jika mampu dan beri tanda - jika tidak mampu.

Dokumentasi Dokumentasikan kemempuyan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan.Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya( disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”degdegan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

SESI II Topik

: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

Sasaran

:8 orang klien

Tempat

:R.Rajawali

Hari/tgl

:selasa,09-07-2014

Waktu pelaksanaan

:Jam 15.00-16.00

A.Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien. 2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan 3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan. B.Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat 2. Ruangan nyaman dan tenang. C.Alat 1. Bantal 2. Sound musik 3. Papan tulis 4. Buku catatan dan pulpen 5. Jadwal kegiatan klien D.Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Permainan

E.Langkah kegiatan 1. Persiapan a.

Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1

b.

Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi a.

Salam terapeutik 1. Salam dari terapis kepada klien. 2. Klien dan terapis pakai papan nama

b.

Evaluasi validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini 2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; Prilaku kekerasan serta akibatnya.

c.

Kontrak 1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan 2. Menjelaskan aturan main berikut.  Klien Bersedia mengikuti TAK  Berpakaian rapi dan bersih  Peserta tidak doperbolehkan makan,minum atau merokok selama pelaksanaan TAK.  Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi  Lama kegiatan 60 menit  Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja Melakuakan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan sederhana yaitu diputarkan musik,kemudian klien memutar bola yang di pegang,bila musik di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.

a.Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien. 1. Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan Oleh klien 2. Tulis dipapan

b.

Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat :tarik napas dalam,menjemur atau memukul kasur ,menyikat kamar mandi dll

c.

Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d.

Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih. 1. Terapis mempratekkan 2. Klien melakukan redemontrasi.

e.

Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.

f.

Upayakan semua klien berperan aktif.

4.Tahap terminasi a. Evaluasi 1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2.

Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi

b. Tindak lanjut 1.

menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus

penyebab perilaku kekerasan. 2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari. 3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontak yang akan datang 1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif. 2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

5.Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut: Sesi 2: Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik No

Nama klien

Mempraktekkan cara fisik yang Mempraktekkan pertama

cara kedua

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10

fisik

yang

Petunjuk : 1. tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda  Jika klien mampu dan tanda Jika klien tidak mampu Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat( buat jadwal)

SESI III Topik

: Mencegah

perilaku kekerasan Sosial

Sasaran

:8 orang klien

Tempat

:R.Rajawali

Hari/tgl

:selasa,09-07-2014

Waktu pelaksanaan

:Jam 15.00-16.00

A.Tujuan: 1.Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa 2.Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

B.Seting: 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang C.Alat ; 1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien D.Metode : 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran / simulasi

E.Langkah kegiatan 1.Persiapan a.Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2 b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2.Orientasi a.Salam terapiutik 1. Salam dari terapis kepada klien 2.Klien dan terapis pakai papan nama

b.Evaluasi /Validasi 1.Menanyakan perasaan klien saat ini 2.Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah,serta perilaku kekerasan 3.Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan

c.Kontrak 1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan 2. Menjelaskan aturan main berikut: 

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.



Lama kegiatan 60 menit.



Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3.Tahap kerja a.Menduskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien. c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.

d.kemudian Melakukan pemilihan peserta yang akan dilakukan tahap kerja dengan permainan sederhana yaitu diputarkan musik kemudian klien berjoget,bila musik dihentikan dan msih ada peserta TAK yang berjoget maka minta peserta tersebut untuk mendemonstrasikan lagi cara meminta sesuatu tanpa paksaan...

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain, yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan seperti...”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.

i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j.Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK. 2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari. 3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut 1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. 2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur. 3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang 1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah. 2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

5.Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 3: TAK Stimulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial No Nama Klien

Memperagakan

Memperagakan

Mamperagakan

cara meminta

cara menolak

cara

tanpa paksa

yang baik

mengungkapkan kekerasan yang baik

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10

Petunjuk : 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda х jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal)

SESI IV Topik

: Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual

Sasaran

: 8 orang klien

Tempat

: R.Rajawali

Hari/tgl

: selasa,09-07-2014

Waktu pelaksanaan

: Jam 15.00-16.00

A.Tujuan Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur

B.Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2. Ruangan nyaman dan tenang. C.Alat 1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien D.Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Bermain peran/ stimulasi E.Langkah kegiatan 1.Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi. b. menyiapkan alat dan tempat

2.Orientasi a. Salam terapiutik 1. Salam dari terapis kepada klien 2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini. 2.

Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3.

Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak 1.

Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut: 

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.



Lama kegiatan 60 menit.



Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien. b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien. c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien. d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah. e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih. f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2.

Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut 1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. 2.

Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.

3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien. c. Kontrak yang akan datang 1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur. 2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

5.Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK Stimulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual No

Nama klien

Mempraktikkan kegiatan

Mempraktikkan kegiatan

ibadah pertama

ibadah kedua

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10

Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda х jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4, Tak stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

SESI V Topik

: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat

Sasaran

:8 orang klien

Tempat

:R.Rajawali

Hari/tgl

:selasa,09-07-2014

Waktu pelaksanaan

:Jam 15.00-16.00

A.Tujuan 1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat 2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat 3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat B.Setting 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2. Ruangan nyaman dan tenang. C.Alat 1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis 2. Buku catatan dan pulpen 3. Jadwal kegiatan klien 4. Beberapa contoh obat D.Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan tanya jawab

E.Langkah kegiatan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi. b. menyiapkan alat dan tempat 2. Orientasi a. Salam terapiutik 1. Salam dari terapis kepada klien 2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi 1. Menanyakan perasaan klien saat ini. 2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta Prilaku kekerasan 3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk Untuk mencegah prilaku kekerasan suda dilakukan.

c. Kontrak 1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah prilakukekerasan 2. Menjelaskan aturan main berikut: 

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta Izin terapis



Lama kegiatan 60 menit.



Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja a.Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan tiap klien menyampaikan).

bMendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/ kambuh.

j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/ kambuh.

k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.

l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi a. Evaluasi 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2.

Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah

dipelajari. 3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut 1.

Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif

kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan. 2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

5. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK Stimulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat

No

Nama klien

Menyebutkan

Menyabutkan

Menyebutkan

lima benar

keuntungan minum

akibat tidak patuh

minum obat

obat

minum obat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10

Petunjuk: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda х jika klien tidak mampu. Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak

Related Documents

Tak
May 2020 44
Tak Jiwa.docx
October 2019 38
Tak Terbalas
November 2019 42
Tak Jiwa.docx
April 2020 16
Tak Kuh.doc
June 2020 19

More Documents from "Selly Marta"