TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ‘ RESIKO PERILAKU KEKERASAN ‘ A. TOPIK Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian perilaku kekerasan Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun sikologis. (berkowitz,2005). Berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (keltner,2008). Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjukan kepada suatu perangkat perasaa-perasaan tertentu dengan perasaan marah. (berkowitz,2005). 2. Penyebab perilaku kekerasan Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut, (keliat,2000). a. Assertif adalah mengungkapkan marah tampa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan. c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami. d. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat
bahwa
setiap
orang
harus
bertarung
untuk
mendapatkan
kepentingannya sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dengan orang lain.
e.
Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun orang lain.
3. Mekanisme koping Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya menyelesaikan masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. (stuart dan sundeen, 2001). Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk melindungi diri antara lain. (maramis, 2005). a. Sublimasi adalah menerima suatu penganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran seara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada objek lain seperti meremas bantal, menarik nafas dalam, dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah. b. Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik. Misalnya sesorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan kerjannya, berbalik menuduh bahwa temannya temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya. c. Resepsi adalah mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk kealam sadar. Misalnya seorang anak membenci orang tuannya, akan tetapi menurut ajaran bahwa tidak bole membenci orang tua karena itu dosa, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya. d. Reaksi formasi adalah mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan, dengan
melebih-lebihkan
sikap
dan
perilaku
yang
berlawanan
dan
mengunakannya sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar. e. Displacement adalah melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya membangkitkan emosi itu. Misalnya misalnya anak seorang anak kecil marah
karena dia baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena mengambar di dinding kamarnya. Dan dia mulai mermain perang-perangan dengan temannya.
C. TUJUAN a. Tujuan Umum 1. Klien dapat menyebutkan kemarahannya 2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah) 3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah 4. Klien dapat menyebutkan akibat pada perilaku kekerasan b. Tujuan Khusus 1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat dilakukan klien 2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisi yang dapat mencegah perilaku kekerasan 3. Klein dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
D. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK 1. Klien yang sudah tenang dan kooperatif 2. Klien yang tidak terlalu gelisah 3. Klien yang bisa kooperatif dan tidak menganggu berlangsungnya terapi aktifitas kelompok 4. Tindakan kekerasan klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil. 5. Kondisi fisik dalam keadaan baik 6. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok
E. PROSES SELEKSI 1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria 2. Mengidntifikasi klien yang masuk kriteria 3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
4. Membuat kontrak dengan klien, yang setuju ikut terapi aktifitas kelompok perilaku kekerasan meliputi : menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
F. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK 1. Tempat pertemuan -
Ruang 8 Rumah Sakit Jiwa (RJS)
2. Jam dan Waktu - 10.30-11.00 / 30 menit 3. Jumlah anggota -
Adapun jumlah seluruh anggota kelompok adalah 14 orang, terdiri dari : perawat 4 orang, dan klien 10 orang.
4. Metode -
Dinamika kelompok
-
Diskusi Tanya jawab
-
Bermain peran atau stimulasi
5. Perilaku yang diharapkan dari klien Klien mampu : -
Menyebutkan akibat kemarahanya
-
Menyebutkan respon yang di rasakan saat marah (tanda dan gejala marah)
-
Menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
-
Menyebutkan akibat perilaku kekerasan
6. Rencana kegiatan a. Persiapan -
Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
-
Membuat kontrak dengan klien
-
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1. Salam terapeutik -
Salam dari terapis kepada klien
-
Membuat kontrak dengan klien
-
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi -
Salam dari terapis kepada klien
-
Memperkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
-
Menayakan nama panggilan klien
3. Evaluasi/validasi -
Menayakan perasaan klien saat ini
-
Menayakan masalah yang dirasakan
4. Kontrak -
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa di lakukan.
-
Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 30 menit
Setiap klien wajib mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Tahap kerja 1. Mendiskusikan penyebab marah - Tanyakan pengalaman setiap klien 2. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasaan terjadi - Tanyakan perasaan setiap klien sat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala) 3. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain dan memukul diri sendiri) - tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah 4. bantu klien untuk memilih perilaku kekerasan yang sering dilakukan untuk di peragakan.
5
6 7
Melakukan bermain peran atau simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapi sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan kekerasan). Menayakan perilaku klien setelah selesai melakukan permainan simulasi Mendiskusikan dampak atau akibat perilaku kekerasan - Tanyakan akibat perilaku kekerasan
8. memberikan reinforcemen pada peran serta klien 9. dalam menjalankan simulasi diupayakan semua klien terlibat 10. berikan kesimpulan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan Yang terjadi, dan akibat dari perilaku kekerasan. 11. menayakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat untuk menghadapi kemarahan.
d. Tahap terminasi 1. Evaluasi - Terapis menayakan perasaan klien setelah melakukan terapi aktifitas kelompok - Memberikan reivorcemen positif terhadap perilaku klien yang positif. 2. Tindakan lanjut - Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibta yang belum diceritakan 3. Kontrak yang akan datang - Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan - Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya 7. Alokasi waktu WAKTU 10:30-10:35
KEGIATAN Orientasi 1. Salam terapeutik 2. Orientasi 3. Evaluasi validasi 4. Kontrak
PENANGGUNG JAWAB Co Leader
10:35-10:55
Kerja Leader dan terapis 1. Mendiskusikan penyebab marah 2. Mendiskusikan tanda dan gejala
3. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang telah dilakukan klien 4. Memilih perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien 5. Mendiskusikan dampak atau akibat dari perilaku kekerasan 6. Memberikan reinforcement pada peran serta klien
11:00
8
Terminasi 1. Evaluasi 2. Tindaklanjut 3. Kontrak yang datang
Leader, terapis, co leader
akan
Pembagian Tugas 1. Leader: 2.
Co leader:
3. Terapis: 4. Fasilitator: 5. Observer 6. Pasien:
Tugas leader 1. Katalisator yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Auxilergi ego yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau yang mendominasi 3. Koordinasi yaitu: mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan dengan cara memberi motifasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan Tugas Co Leader 1. Membuka acara 2. Mendampingi leader 3. Mengambil posisi leader jika leader bloking 4. Menyerahkan posisi kembali kepada leader 5. Menutup acara diskusi Terapis 1. Mempertahankan kehadiran peserta 2. Mempertahankan dan meningkatkan memotifasi peserta 3. Mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun dalam kelompok 4. Memberikan terapi Tugas Fasilitator 1. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan peserta 2. Menuntun peserta apabila ada yang kurang jelas 3. Membantu dalam mengantisipasi dalam masalah klien Tugas Observer 1. Mengidentifikasi kedalaman kegiatan 2. Mengidntifiasi strategi yang digunakan leader 3. Mengamati dan mencatat jumlah anggota yang hadir, siapa yang terlambat,daftar hadir, siapa yang memberikan pendapat atau ide. 4. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang 5. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi yang berikut nya 10. Seting Tempat
11. Tata tertib dan antisipasi masalah a. Tata tertib 1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK 2. Berpakaian rapid an bersih 3. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK 4. Peserta tidak boleh meningalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali keruangan maka peserta tersebut diganti peserta cadangan. 5.
Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila peserta meningalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk fasilitator maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan
6. Peserta hadi 5 menit sebelum kegiatan dimulai 7. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan b. Program antisipasi 1. Usahakan dalam keadaan terapeutik 2. Anjurkan kepada terapi agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang ,menyinggung 3. Bila ada peserta yang direnjanakan tidak bisa hadir maka diganti oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta 4. Bila ada peserta yang mentaati tata tertib diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran 5. Bila ada cadangan yang ingin keluar bicarakan dan minta persetujuan dari peserta TAK yang lain 6. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari kelompok. 7. Bila peserta pasif, leader memotifasi dibantu oleh fasilitator
12. Kriteria Evaluasi Sesi TAK Stimulasi persepsi perilaku kekerasan Kemampuan psikologis NO
NAMA
PENYEBAB
KLIEN
PK
MEMBERI TANGGAPAN TENTANG Tanda
Perilaku
Akibat
Mempraktekkan
Dan
Kekerasan
Perilaku
Cara
Kekerasan
Mengontrol Pk
Gejala
Dengan Nafas Dalam
PETUNJUK 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien 2. Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dari akibat perilaku kekerasan. Beri tanda “V” jika klien mampu, dan tanda “X” jika klien tidak mampu
DOKUMENTASI Dokumentasi tentang kemampuan yang dimilki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien, contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan perilaku kekerasan. Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai tujuan TAK. Untuk TAK simulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1 kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, Perilaku kekerasan yang dilakukan akibat perilaku kekerasan.
G. PENUTUP Demikian stimulasi Terapi Aktivitas Kelompok yang kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam kegiatan ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua terimakasih