Tak perlu Hindari Juru Parkir Pasar adalah salah satu tempat bertemunya masyarakat heterogen dari berbagai kalangan, ditempat ini berbagai aktivitas dapat terjadi, hal yang sangat dikenal dan diketahui masyarakat adalah transaksi jual-beli. Mengaitkan ungkapan permasalahan ekonomi, yakni tentang sifat manusia yang tidak bisa puas menjadi alasan dasar mengapa pasar selalu dikerumuni para pembeli.Ketersediaan pasar yang sesuai dengan selera konsumen merupakan jawaban singkat dari pertanyaan ini. Melihat kepentingan masyarakat terhadap ketersediaan pasar, menyebabkan pasar akan selau dipadati oleh para pengunjung, apalagi jika ditinjau dari kapasitas pengunjung pasar Tradisional. Untuk itu ketertiban pemarkiran kendaraan menjadi tidak terkontrol, apalagi jika pemilik kendaran yang memang malas untuk memarkirkan kendaraanya sesuai dengan tempat yang telah disediakan, akibatnya kemacetan terjadi, kelancaran arus lalu-lintas menjadi tersendat. Untuk penertiban ini, Juru parkirlah yang sangat berperan penting untuk menghindari kendaraan yang parkir dengan bebas. Sebagai contoh, pemakiran kendaraan yang ada di depan toko muslim Asfatek atau Hanna Colection, yang berada di Jl. Nusa Indah III jalur masuk pasar Sudirman, yang merupakan pasar Tradisional yang ada di kota Pontianak. Di pasar yang sulit untuk sunyi dari pengunjung terlihat kendaraan yang terparkir dengan rapi dan teratur. Kemacetan lalu-lintas pun terhindar, kendaran-kendaraan dengan mudah menuju muka jalan keluar, begitu juga para pejalan kaki mereka tidak telihat terdesak atau berebut sisi jalan dengan kendaraan, mereka santai dan tenang menuju jalan yang direncanakan. Ketertiban dan susunan yang rapi itu tentu tidak mungkin terjadi jika bukan dari peluit dan arahan tangan para para Juru Parkir (jukir). Mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa atau ikhlas kehadiran jukir memang tidak dapat dipungkiri, keterlibatan mereka sangatlah diperlukan. Selain itu, kehadiran Jukir juga memberikan ketenangan bagi pengunjung, mengamankan kendaraan demi keselamatan kendaraan dari pencurian, merupakan tanggungjawab yang melekat pada diri seorang jukir. Kendaraan tanpa adanya pengawasan merupakan kesempatan yang berlian bagi Curanmor, apabila pemilik kendaraan lengah sedikit saja, curanmor pun beraksi gesit dengan keahlianya, apalagi semangat belanja membius ingatan dan melupakan untuk meninggalkan kendaraan kondisi yang benar. Namun tidak hanya menghindar dari kemacetan dan curanmor, juru parkir juga memperhatikan kenyamanan pemilik kendaraan. Ketika kembali mengambil kendaraanya. Membuktikan hal tersebut, fakta yang terlihat ialah di sa-at jukir menghindarkan sepeda motor dari sengatan matahari. Kotak bekas yang memanjang dijadikan para jukir sebagai fasilitas yang cukup untuk menghindari jok motor yang panas, karena memang benar jika jok motor tersebut tidak ditutupi pemilik motor akan menampilkan wajah risihnya, karena panas yang melekat, terasa di telapak tangan ketika jok motor diraba, dan terkadang mereka para jukir juga menyapukan kain perca yang sedikit basah di jok motor agar panas lebih cepat tersingkir dan mendinginkannya
Lain halnya jika hujan, para jukir dengan cepat dengan tempat yang seadanya mencoba untuk menghindarkan motor-motor tesebut. Walaupun hanya bagian belakang motor. biasanya mereka meneduhkanya dibawah atap-atap ruko, bahkan kotak bekas yang panjang yang tadinya digunakan untuk menghindarkan panas menjadi basah karena hujan. Juru parkir memang tidak mungkin menutupi dan memindahkan kendaraan roda empat tanpa penyupirnya ketika panas ataupun hujan. Jikapun hujan, jukir hanya dapat mengusap embunnya, hal itu juga akan memudahkan penyetir melihat dan lebih fokus. Mereka lakukan itu agar para pemilik kendaran merasakan kenyamanan atas jasa mereka, dan demi Rp.500 atau Rp.1000 tiap kendaraan. Banyak hal yang jukir lakukan sebagai tanggung jawab mereka terhadap emban tugas pekerjaan untuk mencari nafkah hidup. Penertiban lalu-lintas, pengawasan kendaraan untuk menghidar dari curanmor, dan memberi fasilitas kenyamanan walaupun seandanya. Namun hal tersebut tidak juga diperhatikan oleh sebagian masyarakat, kehadiran jukir terkadang seperti dihindari pemilik kendaraan, Karen para jukir meminta tarif parkir yang tidak sesuai dengan tarif Perda. Tarif yang ditentukan pada Nomor 10 Tahun 2004, tarif parkir untuk sepeda motor dengan harga Rp500 dan mobil Rp.1.000.