ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. B PADA TAHAP PERKEMBANGANDEWASA AWAL DENGAN SALAH SATU ANGGOTANYA MENDERITA TYPHOID DI RT 04 RW XVI SENDANG MULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga
DISUSUN OLEH : Eny Kusrini 1708434
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2018
Pengesahan Asuhan Keperawatan Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Asuhan keperawatan Yang berjudul:
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. B PADA TAHAP PERKEMBANGANDEWASA AWAL DENGAN SALAH SATU ANGGOTANYA MENDERITA TYPHOID DI RT 04 RW XVI SENDANG MULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
Di persiapkan dan disusun oleh: Nama :Eny Kusrini, S.Kep Nim
: 1708434
Telah dipertahankan di depan pembimbing pada tanggal 10 Nopember 2018 dan memenuhi syarat untuk diterima Pembimbing 1
Fery Agusman MM,SKM,M.Kep,Sp.Kom
Pembimbing II
Sudi listyaningsih, S.Kep, Ns
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya Asuhan Keperawatan dengan judul asuhan keperawatan keluarga Tn. B pada tahap perkembangan keluarga dengan tahap perkembangan dewasa awal dengan masalah Tifoid di Rt 04/Rw XVI Sendang mulyo Kota Semarang. Penulis dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan, yang disusun untuk memenuhi tugas stase keperawatan keluarga program Pendidikan profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Fery Agusman MM,SKM,M.Kep,Sp.Kom, Selaku pembimbing Akademik keperawatan Komunitas 2. Sudi listyaningsih, S.Kep, NsSelaku pembimbing Klinik keperawatan Komunitas
3. Abdul Manan Spd,MM selaku ketua RW XVI Sendang mulyo Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan keperawatan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki kekurangan pada penyusunan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga Asuhan Keperawatan keluarga ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Semarang,05 Nopember 2018 Penulis
( Eny Kusrini )
ii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii DAFTAR ISI…………………………………………………………...……………..iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang…………………………………………………………………….…..1 A. Tujuan……………………………………………………………………….1 B. Manfaat………………………………………………………………………2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga…………………………………………………………………..4 B. Definisi tifoid………………………………………………………………………8 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN BAB IV PENUTUP
i
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pengaruh perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan social pertama, yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain orang tua, saudara kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja. Pola asuh orang tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja. Pola asuh otoriter, demokratik ataupun permisif memberikan dampak yang berbeda bagi remaja. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter dimana orang tua menerapkan disiplin yang kaku dan menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturannya,membuat remaja menjadi frustasi. Sebaliknya pola asuh yang premisif dimana orangtua memberikan kebebasa kepada anak namun kurang disertai adanya batasan-batasan dalam berperilaku, akan membuat anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginan-keinginannya maupun dalam berperilaku untuk menunda pemuasan. Pola asuh yang demokratik yang mengutamakan adanya dialog antara remaja dan orangtua akan lebih menguntungkan bagi remaja karena selain member kebebasan kepada anak juga disertai adanya kontrol dari orangtua sehingga apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat diantara mereka dapat dibicarakan dan diselesaikan bersama-sama. (Soetjiningsih, 2004) Dinamika dan hubungan-hubungan anatara anggota dalam keluarga juga memainkan peranan yang cukup penting bagi remaja. Seperti halnya pola asuh,hubungan-hubungan tersebut telah membentuk perilaku jauh sebelum usia remaja. Anak tertua yang dominan terhadap adiknya pada masa kecil akan terbawa hingga usia remaja,anak perempuan yang ketika usia 6 tahun menjadi "anak ayah" kemungkinan masih tetap dekat dengan ayah pada usia 16 tahun. Walaupun hubungan-hubungan teresbut berjalan secara alamiah dan sehat, namun orangtua tetap perlu bekerjasama dalam mengasuh dan mendisiplinkan anakanak.kedekatan anak dengan ayah dan mengesampingkan ibunya atau sebaliknya,
kedekatan anak dengan ibu sehingga ayah merasa dikesampingkan dapat menghambat perkembangannya. Persaingan yang tidak sehat diantara saudara kandung akibat perlakuan yang berbeda dari orangtua juga dapat berpengaruh bagi perkembangan remaja. (Annlsada, 2004) Ketika anak memasuki usia remaja dimana sangat membutuhkan kebebasan dan mereka mulai sering meninggalkan rumah, maka orangtua harus dapat malakukan penyesuaian terhadap keadaan tersebut. Remaja membutuhkan dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya,karena pada saat ini remaja sedang mencari kebebasan dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orangtua berkurang. Pengertian dan dukungan orangtua sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja. Komunikasi yang terbuka dimana masingmasing anggota keluarga dapat berbicara tanpa adanya perselisihan akan memberi kekompakkan dalam keluarga sehingga hal tersebut juga akan sangat membantu anak remajanya dalam proses pencarian identitas diri. (Soetjiningsih, 2004) Remaja berasal dari kata latinadotensenceyang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongananak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukaka bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis. Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain Keluarga tidak utuh, Kesibukan orang tua, ketidak beradaan dan ketidak bersamaan orang tua dan anak di rumah, hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk), Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi dari
pada kejiwaan (psikologis). Data demografi menunjukkan bahwa remaja memiliki populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO (1955) sekitar/seperlimali di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta orang berada dinegara berkembang 10-19 tahun adalah 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2010). Dari hasil wawancara yang dilakukan pada survey awal penelitian beberapa anak mengatakan masalah-masalah yang sering mereka hadapi pada usia mereka seperti ini adalah penyakit typhoid karena mereka lebih senang memakan makanan yang pedas dan bersantan, salain itu mereka sering terlambat makan. Dari masalah- masalah diatas peneliti tertarik melakukan pengkajian mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
PADA
Tn.
B
PADA
TAHAP
PERKEMBANGANDEWASA AWAL DENGAN SALAH SATU ANGGOTANYA MENDERITA TYPHOID DI RT 04 RW XVI SENDANG MULYO
WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU”.
B. Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang diatas dapat dibuat suatu pertanyaan yaitu Apa penyebab anak dewasa awal banyak yang terkena penyakit typhoid?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. B dengan usia dewasa awal. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang: a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan keluarga usia dewasa awal
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada usia dewasa tengah c. Rencana keperawatan keluarga untuk masing- masing anggota keluarga d. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga untuk usia dewasa awal e. Pelaksanaan evaluasi pada keluarga usia dewasa awal.
D. Manfaat Pengkajian 1. Bagi keluarga Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang typhoid pada dewasa awal. 2. Bagi mahasiswa kesehatan Hasil pengkajian ini diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang typhoid pada dewasa awal
BAB II KONSEP DASAR
A. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Dewasa Muda 1. Definisi Keluarga Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung kepada teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis mengikuti orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu arena berlangsungnya interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan karakteristik transaksi dinamika. Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistemsistem sosial terbuka ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem (Friedman, 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyrakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberpa orang yang terkumpul dan tinggal d suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani, 2007). Dari kedua pengertian keluarga diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung satu sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas utama keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan hidupnya secara umum
2. Tipe dan Bentuk Keluarga Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang mengelompokkan menurut (Murwani, 2007) tipe keluarga ada 6, yaitu : a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya. b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi). c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/ janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi karena perceraia / kematian. e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.
3. Peran keluarga a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain: 1) Peran parental dan perkawinan. Ada Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagaisuamiayah dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran sebagai provider(penyedia ), Peran sebagai rumah tangga, Peran perawat anak, Peranperawatan anak , Peran rekreasi, Peran persaudaraan/ kinship(memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal), Peranterapeutik (Memenuhi kebutuhan afektif pasangan), Peran seksual 2) Peran perkawinan Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinanyang kokoh itu sangat penting.Anak-anak terutama dapatmempengaruhi membentuk suatu koalisi dengan anak.Memeliharasuatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan salah satutugas perkembangan yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal 1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di anatapara anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaanpendapat. 2) Insiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide- idebaru atau cara – cara mengingat masalah-masalah atau tujuan –tujuan kelompok. 3) Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik danketidak sepakatan,
pendamai
menyatakan
kesalahannya,
ataumenawarkan
penyelesaian “setengah jalan”. 4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat danmengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya. 5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakankegiatan – kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban.
4. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain : Yang Fungsikeluarga
pertama yang
Fungsi utama
Afektif untuk
(The
affective
mengajarkan
function) segala
adalah sesuatu
untukmempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain,kemudian yang kedua Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social placement fungtion) adalah Fungsipengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah, ketiga Fungsi Reproduksi (reproductive function) adalahFungsi untuk mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga,ke empat yaitu Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah berfungsiuntuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untukmengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untukmemenuhi kebutuhan keluarga dan yang terakhir fungsi perawatan ataupemeliharaan kesehatan (the healty care function) adalah untukmempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memilikiproduktivitas tinggi.
5. Tugas Kesehatan Keluarga Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan Megenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan nyerisendi karena kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takutakibat masalah yang di ketahui. b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkanoleh tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah c. Memberi perawatn pada anggota keluarga yang sakit. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yangsakit di karenakan oleh ketidak mampuan tentang penyakit,misal penyebab, gejala, penyebaran, dan perawatan penyakit. d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. Di
karenakan
oleh
keluarga
dapat
melihat
keuntungan
dan
manfaatpemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha penyakit. e. Mempertahankan
hubungan
dengan
(menggunakan)
fasilitaskesehatan
masyarakat. Ketidakmampuan
keluarga
menggunakan
sumber
di
masyarakat
gunamemelihara kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahamikeuntungan yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
6. Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa Muda Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang,seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikanpertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung denganmasyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan denganmasa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lamadalam rentang hidup yang ditandai
dengan pembagiannya menjadi 3 faseyaitu; masa dewasa dini, masa dewasa muda, dan masa dewasa lanjut (usialanjut) Masa dewasa muda biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengankira-kira
usia
40
tahun
dan
biasanya
ditandai
dengan
selesainyapertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang danmampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahanfisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalahpenyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut. Masa
dewasa
dini
dikatakan
sebagai
masa
yang
sulit
dan
bermasalah.Halini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peranbarunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinyamaka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa inibegitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalammenghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan denganbabak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kagetdengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, iatidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalammenyelesaikan masalah.
B. Konsep Typhoid 1. Definisi Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat aku yang disebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bacteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endocardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limpe usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarno, 2002) 2. Penyebab Tifoid Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri gram-negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari polisakarida, flageral antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonellatyphi juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.
3. Tanda dan Gejala TIFOID 1. Gejala pada anak: inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari. 2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama. 3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tetangani akan menyebabkan syok, stupor dan koma. 4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari 5. Nyeri kepala, nyeri perut. 6. Kembung, mual, muntah, diare konstipasi 7. Pusing, bradikardi, nyeri otot. 8. Batuk 9. Epistaksis 10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung serta tremor) 11. Hepatomegaly , splenomegaly,meteorismus. 12. Gangguan mental berupa samnolen. 13. Delirium atau psikosis. 14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia. (Sudoyo Aru dkk. 2009)
Minggu Minggu pertama
Minggu kedua
Minggu ketiga
Minggu keempat dst
Keluhan Dan Gejala Demam Tifoid Keluhan Gejala Panas berlangsung Gangguan saluran cerna insidious, tipe panas stepladder yang mencapai 39-400C, menggigil, nyeri kepala. Rash, nyeri abdomen, Rose sport, diare atau konstipasi, splenomegaly, delirium hepatomegali Komplikasi perdarahan, saluran cerna, perforasi, syok . Keluhan menurun, relaps, penurunan BB.
Melena, illius, ketegangan, abdomen, koma. Tampak sakit berat, kakeksia
Patologi Bacteremia
Vasculitis, hiperplasi, pada peyer’s patches, nodul tifoid pada limfa dan hati. Ulserasi pada payer’s patches, nodul tifoid pada limfa dan hati. Kolelitiasis, carrier kronik.
4. Pencegahan terjadinya TIFOID 1. Perilaku hidup bersih (cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan ,hindari minuman air mentah, rebus air mendidih dan hindari makanan pedas) 2. Istirahat yang cukup. 3. Makanan menu seimbang (daging, lauk pauk seimbang)
BAB III Tinjauan Kasus
A. DATA UMUM 1. Nama Keluarga
: Tn. B
2. Umur
: 51th
3. Alamat
: Sendang Mulyo
4. Pekerjaan
: Karyawan swasta
5. Pendidikan
: SLTA
6. Tanggal Pengkajian
: 4 Nopember 2018
7. Komposisi Keluarga No.
Nama
Jenis kelamin
Hubungan
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
1.
Tn. B
L
KK
51th
Swasta
SLTA
2.
Ny. A
P
Ibu
46th
Swasta
SLTP
3.
Nn. A
P
Klien
24th
Swasta
SLTA
4.
Tn. O
L
Adik Klien
23th
Swasta
SLTA
Genogram:
Keterangan : : Laki- laki : perempuan : meninggal : tinggal satu rumah
Nn.A pernah dirawat di rumah sakit karena sakit typoid.Pada saat sakit typoid klien dan keluarga tidak mendapatkan salinan hasil laboratorium untuk penyakitnya.Klien sempat dirawat selama ± 1 minggu dan setelah sembuh klien tidak pernah kontrol karena merasa tidak ada keluhan yang serius.Saat sakit klien rutin minum obat dari resep dokter namun setelah itu klien tidak lagi minum obat dari resep dokter dan saat kadang-kadang timbul keluhan klien membeli dan mengkonsumsi obat dari toko / tanpa resep dokter. Nn.A sering mengeluh pusing, terutama di antara kedua matanya dan dibagian tengkuk.Tensi klien pernah sampai 80/70 mmHg. Klien mengatakan, ia sudah biasa dengan tensi rendah. 8. Type Keluarga
: keluarga inti
9. Latar Belakang Etnis ( Budaya ) a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga : Jawa, keluarga masih menganut nilai dan kaidah budaya Jawa. b. Tempat tinggal keluarga : Semua masyarakat di wilayah / lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga Tn. B adalah etnis Jawa.Masyarakat di sekitar tempat tinggal Tn. B adalah bersifat homogen. c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan : Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis di antaranya selamatan, tingkeban, mitoni, dll. d. Kebiasan-kebiasaan diet dan berbusana : Tn. B, istri dan anak-anak sudah berbusana modern.Pola diit keluarga masih menganut nilai tradisional. e. Struktur kekuasaan keluarga : Pengambil keputusan adalah kepala keluarga tetapi sebelumnya melalui proses musyawarah bersama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi : Menurut keterangan Tn. B, jika ada keluarga yang sakit maka akan diberi obat yang dibeli dari toko namun jika tidak segera sembuh akan dibawa ke tempat
praktek dokter yang ada di kelurahan Jangli. Menurut anggota keluarga tidak ada masalah dalam pemanfaatan layanan kesehatan. g. Penggunaan bahasa sehari-hari di rumah : Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa, kadang-kadang menggunakan Bahasa Indonesia saat berbicara dengan orang asing.Tidak ada hambatan dalam berkomunikasi dalam keluarga khususnya penggunaan bahasa. 10. Identifikasi Religius a. Keyakinan beragama mereka : Seluruh anggota keluarga menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama. b. Keaktifan keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasiorganisasi keagamaan lain : Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan seperti yasinan 1 minggu sekali. c. Keluarga menganut agama : Semua anggota keluarga menganut agama Islam. d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan : Menurut Ny. St bahwa penyakit adalah takdir yang digaris oleh Yang Maha Kuasa dan akan selalu mengupayakan kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan. 11. Status Kelas Sosial (Berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan) Jumlah pendapatan per bulan. Pendapatan Tn. B sekitar 2jt perbulan.Sumber pendapatan sudah mencukupi kebutuhan keluarga, anak-anak Tn. B pun sudah bekerja semua. 12. Aktifitas rekreasi atau waktu luang. Menonton TV, mengasuh cucu, tidur, memelihara kelinci dan ikan, bebek, ayam, menunggu toko, mengobrol dengan tetangga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Keluarga Tn. B memiliki 2 orang anak.Anak Tn. B sudah bekerja tetapi belum nikah dan masih tinggal dalam 1 rumah.Keluarga Tn. B tidak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. 2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini. Semua sudah dilalui hanya anak- anak Tn. B masih tinggal 1 rumah dengan Tn. B karena belum menikah. 3. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga : Menurut Tn.B anak pertamanya pernah dirawat di Rumah Sakit karena sakit Thypoid. Tetapi Tn. B mengatakan dia juga pernah terkena typoid sebelumnya.Nn. A juga sering terasa perih, Nn. A sering mual namun tidak sampai muntah. 4. Keluarga asal kedua orang tua ( seperti apa kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam dan saat denagn orang tua dari kedua orang tua) Keluarga asal dari kedua orang tua kehidupannya menganut budaya dan adat istiadat jawa, tidak ada konflik antara anggota keluarga. Menurut keterangan Tn. B keluarga baik-baik saja dan tidak ada konflik.
C. DATA LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah. Jalan kampung, type tempat tinggal rumah.Status rumah yang sedang ditinggali adalah milik sendiri Kondisi rumah. (Interiror dan Eksterior) Interior : rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandidan ruang makan. Di bagian depan rumah terdapat teras yang dipinggirnya terletak taman kecil dan pot-pot bunga. Penatan perabot rumah cukup rapi ventilasi dan
penerangan baik, lantai dari keramik tembok permanen kuat dan dapat melindungi suhu dingin maupun gangguan keamanan yang lain, untuk kamar tidur bagian depan dan tengah baik ventilasi maupun penerangan sudah adekuat.Dapur terkesan bersih namun cukup sempit dan bisa dilalui 2-3 orang, sumber bersih dari PDAM, alat masak lengkap dan bersih karena tiap habis dipakai selalu dicuci. Tidak terdapat alat pengaman untuk kebakaran. Penempatan alat-alat dapur tidak terjangkau anak-anak kecil sehingga tidak membahayakan.Kamar mandi terkesan bersih, lantai dari tekel, bak mandi dikuras 1 bulan sekali tidak terlihat berlumut dan tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Peralatan mandi lengkap dan tiap anggota keluarga memiliki alat mandi sendiri.Hunian tempat tidur untuk satu kamar maksimal 2 orang, privasi orang yang ada di kamar terjamin karena kamar memiliki pintu dan kunci, ada baju-baju digantung di kamar dan menurut keluarga itu sudah biasa.Ada binatang peliharaan yang dipelihara di kandang belakang rumah dan kolam didepan rumah. Saat pengkajian tidak ada serangga yang berkeliaran.Keluarga mengatakan mereka merasa aman tinggal di rumah dan dapat melakukan kegiatan dengan leluasa. Keluarga merasa aman karena sudah ada pintu dan kunci yang kuat.Anggota kelurga mengatakan bahwa, mereka dapat melakukan aktivitas dengan leluasa dan tidak merasa terganggu dari luar.Rumah relatif aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman kriminal. Jarak rumah dengan jalan raya ± 10 meter. Pintu kuat dan jalan didepan rumah klien sepi/jarang dilalui kendaraan besar sehingga resiko kecelakaan kecil.E44Sampah keluarga dikelola sendiri oleh keluarga. Mulanya dikumpulkan di tempat sampah lalu ketika sampah sudah terkumpul banyak selanjutnya sampah dibakar. Keluarga merasa tidak ada masalah dalam pembuangan sampah.Anggota keluarga merasa puas dengan penataan rumahnya. 2. Karateristik tetangga dan komunitas lingkungan yang lebih luas. a. Karateristik fisik oleh lingkungan yang paling dekat dan komunitas yang lebih luas. 1) Type lingkungan/ komunitas : Subkota, kondisi geografis termasuk desa berada di wilayah dusun di salah satu kecamatan di kota S.
2) Type tempat tinggal : Hunian daerah di sekitar tempat tinggal keluarga Ny St rata-rata rumah tangga 3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya : Akses jalan raya ke tempat Tn. B adalah jalan yang sudah diaspal dan masih cukup baik. 4) Sanitasi jalan, rumah : Untuk limbah cair di salurkan ke got.yang airnya agak tergenang namun sebagianmasih bisa mengalir.Untuk sampah dikelola keluarga sendiri mulanya dibuang di tempat sampah lalu dikumpulkan dan dibuang atau dibakar di samping rumah.namun kaleng diletakkan berserakan di samping rumah. a) Adanya jenis-jenis industri di lingkungan : Tidak ada, lingkungan di sekitar tempat tinggal Tn. B tidak didapatkan adanya industri atau kegiatan yang dapat menimbulkan industri. b) Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas. 1) Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni : Sebagian besar/seluruhnya dihuni oleh etnis jawa. 2) Perubahan-perubahan
secara
demografis
yang
berlangsung
belakangan ini di lingkungan atau komunitas : Ada tetangga meninggal.pindah atau menikah/pendatang baru. 3) Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan social apa yang ada dalam lingkungan dan komunitas
:
a) Fasilitas ekonomi (warung, took, atau pasar) : Ada, semua fasilitas tersebut terjangkau kecuali pasar. b) Lembaga-lembaga Kesehatan (Klinik-klinik, rumah sakit dan fasilitas gawat darurat) Rumah sakit dan puskesmas ada tapi di kota agak jauh kurang lebih 25 km dengan fasilitas gawat darurat. Ada bidan, perawat dan dokter.Praktek yang mudah terjangkau.
c) Lembaga-lembaga
pelayanan
sosial.
(Kesejahteraan,
Konseling, pekerjaan) : Tidak ada 4) Sekolah-sekolah di lingkungan/komunitas dapat diakses dan kondisinya sekolah Tk, SD, SMP, SMA dan SMK dapat diakses dengan mudah dari tempat tinggal dan keadaanya baik. 3. Mobilitas geografis keluarga a. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini. Sejak Tn. Btinggal di jangli sekitar 20 tahun yang lalu. b. Apakah sering pindah-pindah tempat tinggal ? Tidak pernah, sejak kecil sampai berkeluarga, Tn. B tetap tinggal di daerah ini. 4. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas di komunitas. a. Anggota keluarga yang sering menggunakan fasilitas kesehatan. Tn. B pernah masuk RS dan kadang periksa ke mantri karena merasa pusing dan mual.Tn. B pernah periksa ke dokter karena linu-linu. b. Frekuensi atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas : Tn. B periksa ke mantri hanya jika merasa sakitnya tidak sembuh setelah minum obat dari took. Tn. B periksa ke dokter hanya sekali karena merasa linu-linu di kakinya sudah serius sampai sulit berjalan. Pemanfaatan lembaga-lembaga yang ada di komunitas untuk kesehatan keluarga. (JPS, JPKM, dana sehat, Akses LSM) : Tidak memanfaatkan karena merasa tidak perlu. c. Pandangan Keluarga terhadap komunitasnya : Keluarga merasa tidak ada masalah saat berinteraksi dengan lingkungan, merasa diterima dan bisa menyesuaikan diri. 5. Sistem Pendukung atau jaringan sosial keluarga : Yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan dukungan konseling, aktifitas-aktifitas keluarga (sebutkan lembaga formal atau informal : informal : teman dekat, tetangga, Formal : Lembaga resmi pemerintah maupun swasta/ LSM.
D. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola Komunikasi. a. Mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi-instruksi pesan dapat diterima oleh seluruh anggota keluarga. b. Setiap kebutuhan dan perasaan seluruh anggota keluarga dapat disampaikan dengan jelas. c. Setiap anggota keluarga dapat memberikan respon setelah pesan disampaikan. d. Pesan yang disampaikan tidak memiliki kesulitan untuk diterima anggota keluarga. e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga : Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, keluarga tidak mengalami kesulitan dalam penerimaan pesan. f. Komunikasi keluarga berlangsung setiap hari, anggota keluarga berinteraksi secara langsung. g. Pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga : terbukti secara langsung dalam bahasa lisan. 2. Struktur Kekuasaan a. Keputusan dalam keluarga b. Yang membuat keputusan dalam keluarga : Kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga. c. Yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga : Kepala keluarga dengan pertimbangan anggota keluarga yang tinggal satu rumah. d. Yang memutuskan dalm masalah pindah pekerjaan atau tempat tinggal :Individu yang bersangkutan. e. Yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak : Kepala keluarga. f. Cara keluarga dalam mengambil keputusan berada di tangan kepala keluarga tapi dibicarakan dengan musyawarah. g. Keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan tersebut : Ya, setelah pengambilan keputusan tidak ada masalah dalam keluarga.
E. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Pola kebutuhan keluarga (respon) a. Anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-individu lain dalam keluarga b. Orang tua (suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan psikologis anggota keluarganya c. Anggota keluarga tidak memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya d. Kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan,
perbedaan
dihormati
oleh
anggota keluarga yang lain e. Dalam keluarga ada saling menghormati satu sama lain f. Keluarga sensitif terhadap persoalan-persoalan setiap individu Saling memperhatikan (Mutual Naturance) keakraban dan identifikasi g. Sejauh mana anggota keluarga memberi perhatian satu sama lain : Jika ada salah satu anggota keluarga yang melakukan kesalahan, anggota keluarga yang lain saling mengingatkan h. Mereka saling mendukung satu sama lain i. Terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga j. Anggota keluarga menunjukkan kasih saying satu sama lain. Keterpisahan dan keterikatan k. Keluarga merasa berat bila ada anggota keluarga yang meninggalkan rumah karena lebih senang berkumpul bersama l. Keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan yang lainnya. 2. Fungsi sosialisasi a. Ada otonom setiap anggota dalam keluarga: Ada, Tn. B memiliki kekuasaan untuk mengatur/mengambil keputusan bagi anak, cucu dan menantunya. Begitu pula anggota keluarga yang lain b. Ada saling ketergantungan dalam keluarga
Yang menerima peran/tanggung jawab memelihara anak dan membesarkan anak adalah Tn. B dan Nn. A. Keluarga saat ini tidak mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh anak 3. Fungsi perawatan kesehatan a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga: 1) Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan: Keluarga beranggapan bahwa sakit itu adalah bila mempunyai penyakit yang sudah parah 2) Kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga dengan perilakunya: Ya, keluarga baru menggunakan layanan kesehatan bila timbul keluhan yang sangat mengganggu 3) Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat meningkatkan kesehatan yang dilaksanakan dalam keluarga : Tn. B bila sakit ke mantri, bila sakit beli obat sendiri dan Tn. B bila sakit pergi ke mantri.Hal itu dilakukan bila keluhan tidak segera sembuh setelah minum obat dari toko. 4) Perilaku dari semua anggota keluarga mendukung peningkatan kesehatan keluarga : Tn. B minum kopi, Tn. B jarang periksa kesehatan, makan sedikit tanpa resep dokter. Keluarga tidak mematuhi aturan alit misalnya Tn. B sering makan tinggi purin dan garam, Tn. B senang makan makanan pedas dan buah mentimun. b. Definisi keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat pengetahuan mereka : 1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga : Keluarga menganggap sakit jika ada keluhan yang cukup parah. 2) Keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala dan perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit: Tn. B mampu mengenali gejala thypoid 3) Sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga dan dari TV. c. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang diras / diketahui :
1) Keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami masalah kesehatan 2) Masalah-masalah kesehatan yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga : Tn. B dan Nn.A pernah menderita typoid. Keluarga tau kalo mereka tidak boleh memakan makanan yang bersantan,pedas, dan asam. 3) Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah kesehatan saat ini : Mengantarkan ke pusat pelayanan kesehatan. d. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan 1) Tindakan keluarga untuk memperbaiki status kesehatan : Berobat bila sakit parah / ada keluhan yang cukup mengganggu 2) Tindakan keluarga ntuk mencegah sakit / penyakit yang tidak ada 3) Yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam keluarga : Setiap anggota keluarga yang sudah dewasa. 4) Keluarga tidak tahu cara merawat bila thypoid pada keluarga saat kambuh e. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan 1) Keluarga saat ini tidak terpapar polusi udara, air, suara dari lingkungan 2) Anggota keluarga tidak menggunakan pestisida cairan pembersih, lem, pelarut, logam berat dan racun dalam rumah 3) Pola keluarga dalam mandi, cuci, penggunaan jamban Mandi 2X sehari, penggunaan alat mandi disendirikan, cuci 2-3X sehari, penggunaan jamban secara bergiliran. f. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada 1) Keluarga tahu di mana pelayanan darurat terdekat (menurut syaratsyaratnya) baik untuk anak-anak maupun anggota keluarga yang dewasa : Ke puskesmas, rawat inap dan RSU 2) Keluarga tidak tahu cara memanggil ambulans dan perawatan medis / paramedic 3) Keluarga tidak memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat g. Fungsi Ekonomi
Keluarga akan membayar pelayanan kesehatan dengan sebagian uang pribadi keluarga, dan sebagian dengan BPJS
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stresor jangka pendek dan panjang a. Stress jangka panjang (>6 bulan) terjadi pada keluarga : Tidak ada b. Stressor jangka pendek ( <6 bulan ) : Keluarga klien takut jika typoid pasien kambuh lagi 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor dan strategi koping yang digunakan a. Bisa, sakit yang diderita Tn. B dan Nn. A dianggap sebagai cobaan dan diupayakan penyebuhannya dengan berobat. b. Keluarga mengatasi masalah tersebut dengan melakukan upaya pengobatan c. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe – tipe masalah dengan minta bantuan anak – anaknya. d. Koping keluarga terhadap masalah – masalah mereka sekarang saling terbuka dalam membiasakan masalah – malasah masing – masing dan mencari solusinya bersama – sama.
G. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi Keluarga
berharap
perawat
memberikan
penjelasan
mengatasinya,cara mencegahnya agar tidak kambuh lagi.
tentang
typoid,
cara
H. PENGKAJIAN FISIK KELUARGA No
Tn. B
Pemeriksaan Fisik
1
Keadaan umum - Baik - Tampak sehat
Ny. A - Baik
Nn. A - Baik
Tn. D - Baik
- Tampak agak - Badan ideal - nampak kurus kurus
tampak ideal Tanda – tanda
2
vital - TD … mm Ng
- 120/80
- 120/80
- 110/90
- 120/80
- N … X/mnt
- 80
- 83
- 82
- 80
- S … 0C
- 36
- 37
- 36
- 36
- RR … X/mnt
- 20
- 22
- 24
- 20
- TB … cm
- 159
- 150
- 152
- 170
- BB … kg
- 54
- 44
- 47
- 45
- Bulat
- Bulat
- lonjong
- Simetris
- Simetris
- Simetris
- Simetris
- merata
- Merata
- Merata
- Merata
3
Antropmetri
4
Kepala - Bentuk
-
Lonjong
Rambut
- Tidak
- Tidak rontok
- Tidak Rontok Tidak
rontok - Kulit kepala - Kelainan
Rontok - Tidak luka
- Tidak luka - Tidak ada
- Tidak luka - Tidak luka - Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada 5
6
Mata - Konjungtiva
- Merah
- Pucat
- Merah
- Merah
- Simetris
- Simetris
- Simetris
- Simetris
- Simetris
- Visus
- 4/6
- 5/6
- 6/6
- 6/6
- Tidak
- Tidak
- Tidak
- Tidak
Hidung - Tulang hidung
- Septum nasi
Bengkok
- Lubang hidung - Tidak berdarah 7
Bengkok
- Tidak berdarah
Bengkok
- Tidak berdarah
Bengkok
- Tidak berdarah
Telinga - Ukuran
- Sedang
- Sedang
- Sedang
- Sedang
- Lubang telinga
- Tidak
- Berdarah
- Tidak
- Tidak
- Pendengaran
berdarah Baik
berdarah - Baik
berdarah
- Baik - Baik
8
Mulut - Bibir
- Tidak
- Tidak sianosis - Tidak
sianosis - Gigi
- Tidak sianosis
sianosis - Tidak caries
- Tidak caries - Tidak caries
- Tidak luka
- Tidak luka - Tidak luka
- Tidak
- Tidak
- Tidak caries - Gusi - Tidak luka - Tonsil - Tidak
membesar
membesar
- Tidak membesar
membesar 9
Leher - Kelenjar tyroid - Tidak membesar
10
- Tidak membesar
- Tidak membesar
- Tidak membesar
Integument dan kuku - Integumen
Kuku
- Tidak luka - Tidak luka
- Tidak luka - Tidak luka
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
penyakit
penyakit kulit
kulit 11
Thorak Paru
penyakit
penyakit kulit
kulit - Tidak sianosis - Tidak
Tidak
- Tidak sianosis
sianosis
sianosis
Jantung
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
suara
suara
suara
suara
tambahan
tambahan
tambahan
tambahan
- Tidak ada
- Tidak ada
pembesaran - Tidak ada
pembesaran - Tidak ada
jantung
jantung
pembesaran jantung
12
Abdomen
pembesaran jantung
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
benjolan
benjolan
benjolan
benjolan
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
nyeri
nyeri abdomen
abdomen - Tidak ada asites
nyeri
nyeri abdomen
abdomen - Tidak ada asites
- Tidak ada asites
- Tidak ada asites
- Kadang mual - Kadang perih 13
Muskulokeletal - Tidak odem - Tidak odem
- Tidak odem - Tidak odem
- Tidak atropi - Tidak atropi
- Tidak atropi - Tidak atropi - KKO : S
- Kadang
- KKO : S
- KKO : S
nyeri pada kaki - KKO : S 14
Nevrologis
- CM
- CM
- CM
- CM
- R Fis : +
- R Fis : +
- R Fis : +
- R Fis : +
15
Pemeriksaan
- R Pat : -
- R Pat : -
- Tidak ada
- Widal 3 bulan - Tidak ada
penunjang
- R Pat : -
- R Pat : - Tidak ada
Y L tapi menyimpang hasilnya
16
Penatalaksanaan terapi
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
- Tidak ada
I. PENGKAJIAN MASALAH PSIKIATRIK 1. Depresi Keluarga Tn.B tidak pernah mengalami depresi setiap ada masalah selalu dibicarakan bersama anggota keluarga lain dan diselesaikan bersama. 2. Kecemasan kronik Keluarga Tn. B tidak pernah mengalami kecemasan kronik 3. Kehilangan mood Anggota keluarga pernah mengalami kehilangan mood pada saat marah Tn. B tidak mau melakukan apa-apa dan hanya berdiam diri 4. Penurunan konsep diri Keluarga Tn. B mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. 5. Keinginan bunuh diri Keluarga Tn. B tidak pernah mempunyai keinginan untuk bunuh diri. 6. Dll. J. AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI ANGGOTA KELUARGA 1. Nutrisi Komposisi makanan pada keluarga Tn. B terdiri dari makanan pokok yaitu nasi, sayur mayur, lauk nabati dan hewani juga mengkonsumsi buah-buahan. keluarga Tn. B tidak teratur makanya lebih dari 3 kali. 2. Intake cairan Keluarga Tn. B setiap hari minum dengan air putih rata-rata 7-8 gelas dan kadang-kadang minum teh atau kopi. 3. Eliminasi Keluarga Tn. B mengatakan hampir setiap hari buang air besar 1-2 kali sehari.
4. Mobilisasi Dalam keluarga tidak ada masalah untuk aktivitas sehari-hari 5. Personal hygiene Tn. B anggota keluarga setiap hari mandi 2 kali dan gosok gigi 3 kali sehari.
ANALISA DATA Nama KK
: Tn. B
Umur
: 51 tahun
No.
Analisa Data
Penyebab
Masalah
1
2
3
4
1. -
-
DS : Keluarga mengatakan :
Kurangnya
Tn. B pernah dirawat dirumahsakit karena motivasi keluarga
pemeliharaan
penyakit thypoid
kesehatan
Keluarga
mengatakan
tahu
cara
mencegah penyakit thypoid seperti yang diderita Tn.B -
Tn.B sebenarnya tahu ia tidak boleh makan
makanan pedas dan asam juga
tapi Tn.B tetap makan jenis makanan tersebut karena ia suka jenis makanan tersebut -
Perubahan
Jika keluarga merasa sakit, keluarga akan membeli obat-obatan dari toko tanpa resep dokter dan baru meminta / menscari bantuan pelayanan kesehatan saat sakit parah / ada keuhan yang serius dan terlalu mengganggu. Tn. B periksa ke dokter hanya jika merasa sakitnya tidak sembuh
setelah minum obat dari toko. DO : -
Tn. B sekolah sampai SLTP
-
TTV : TD :90/80 mmHg N:88 x/mnt S :37˚C RR :22 x/mnt
2. -
DS : Keluarga mengatakan : Biasa
Kurangnya
menggantungkan
baju-baju kemampuan
dikamar -
Resiko
keluarga
Keluarga mengatakan meguras bak mandi menjaga
masalah dalam kesehatan
sanitasi (demam
± 1 bulan sekali namun tidak ada jentik- lingkungan rumah jentik nyamuk -
Keluarga meletakkan kaeng-kaleng bekas disamping keluarga
rumah sudah
dan
tahu
sebenarnya
akibat
adanya
kaleng-kaleng tersebut yaitu bisa mnjadi sarang nyamuk Aides aigepty penyebab DB namun keluarga merasa belum smpat memindahkan kaleng-kaleng tersebut dan sudah biasa meletakkan kaleng-kaleng bekas disitu -
Keluarga merasakan tidak ada masalah dalam
pemeliharaan
rumah
dan
lingkungan rumah. DO : -
Ada baju-baju tergantung dalam keluarga tersebut
-
Ada kalengkaleng bekas berserakan disamping rumah
-
Bak mandi terlihat agak berlumut.
terjadi
berdarah)
PRIORITAS MASALAH Nama KK
: Tn. B
Umur
: 51th
Dx. Keperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan b/d kurangnya motivasi keluarga. No
Kriteria
Perhitungan
Bobot
Pembenaran
1
Keluarga sudah tahu penyakitnya
Skor 1.
Sifat masalah :
3/3 x 1 = 1
Aktual
dan pola-pola hidup sehari-hari yang kurang menjaga kesehatan. Ny.
S
tetap
makanan
mengkonsumsi
asam,
pedas
dan
mentimun 2.
Kemungkinan
½x2=1
2
masalah dapat
Keluarga kurang motivasi dalam
diubah :
memelihara
Sebagian
kurang mendukung tetapi
kesehatan.
Sikap ada
keinginan untuk tetap sehat. 3.
Potensial
2/3 x 1 = 2/3
1
masalah untuk
Kemungkinan
dicegah :
penyakit
Cukup
cukup bisa dicegah bila motivasi
typoid
kekambuhan dan
hipotensi
keluarga dapat ditingkatkan. 4.
Menonjolnya
1/2 x 1 = ½
1
masalah-
Keluarga menganggap sakit bila
masalah :
keluhan sudah parah.
Masalah dirasakan tetapi tidak
perlu segera ditangani. Jumlah Skor
3 1/6
Dx.Keperawatan : Resiko terjadi masalah kesehatan (DB) b/d kurangnya kemauan keluarga dalam menjaga sanitasi lingkungan rumah. No
Kriteria
Perhitungan Skor
Bobot
1.
Sifat masalah :
2/3 x 1 = 2/3
1
Resiko
2.
Kemungkinan
Pembenaran Keluarga
beresiko
mengalami
masalah kesehatan (DB)
½x2=1
2
Keluarga kurang motivasi dalam
masalah dapat
menjaga
sanitasi
lingkungan
diubah :
rumah/sikap kurang mendukung
Sebagian
tetapi ada keinginan untuk tetap sehat.
3.
Potensial
2/3 x 1 = 2/3
1
Kemungkinan
resiko
terjadi
kesehatan
tidak
masalah untuk
masalah
dicegah :
terjadi/dapat dicegah bila motivasi
Cukup
keluarga dapat ditingkatkan untuk menjaga
sanitasi
lingkungan
rumah. 4.
Menonjolnya
0/2 x 1 = 0
1
masalah-
Keluarga tidak merasakan adanya
masalah :
masalah.
Keluarga tidak menganggap sebagai masalah
Jumlah Skor
2 1/3
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA Nama KK
: Tn. B
Umur
: 51th
No 1
Tgl Muncul
Dx. Kep keluarga
2/11/18
Perilaku mencari bantuan kesehatan tidak efektif
b/d
kurangnya
Tgl Teratasi
kemampuan
finansial keluarga.
2
2/11/18
Resiko terjadi masalah kesehatan (DB) b/d kurangnya kemauan keluarga dalam menjaga sanitasi lingkungan rumah.
TT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
Nama KK
: Tn. B
Umur
: 51 tahun
Diagnosa
Tujuan Jangka
Tujuan Jangka
Keperawatan
Panjang
Pendek
Kriteria Standart
Intervnsi
TT
Keluarga 1.
Perubahan
Diharapkan
Diharapkan
1.
pemeliharaan keluarga mampu motivasi
Keluarga1.
Kaji
ulang
memliki motivasi pengetahuan
dan
kesehatan
memelihara
keluarga dalam dalam
motvasi
keluarga
b/d
kesehatan
pemeliharaan
memelihara
tentang
penyakit
kurangnya
penderita
kesehatan
kesehatan angota hipotensi dan typoid
motivasi
hipotensi
keluarga
typoid
dan anggota
keluarga
dalam keluarganya
waktu satu tahun
2.
Beri
penjelasan
2. Keluarga terlibat pada
yang sakit dan dalam
keluarga
upaya tentang pengertian,
pengetahuan
pemeliharaan
penyebab,
tentang
kesehatan
gejala,
dampak,
penyakit
keluarga
penyakit
hipotensi
hipotensi typoid
tanda
dan3. Keluarga mampu dan typoid dapat menyebutkan
3.
Berikan motivasi
meningkat
kembali
pada keluarga untuk
setelah
pengertian
memelihara
dilakukan
hipotensi
tindakan
typoid
penyuluhan
sederhana
kesehatan
4.
dan kesehatan
anggota
secara keluarganya 4.
Bantu
keluarga
Keluarga dapat dalam mnyebutkan
mengidentifikasi
kembali minimal tanda 3
gejala
penyebab penyakit
dari
hipotensi
hipotensi
dan dan typoid
tipoid
5.
Evaluasi
5. Keluarga mampu motivasi menyebutkan kembali
setelah
ulang keluarga
dilakukan
lima penyuluhan
tanda dan gejala kesehatan hipotensi
dan
typoid
serta
dampak penyakit tersebut
dengan
benar 2
Resiko
Diharapkan
terjadi
keluarga
masalah
mengalami
kesehatan
Diharapkan tidak keluarga
1.
Keluarga
mau dan
memelihara
mau 1. Kaji ulang kemauan
mampu keluarga
dalam
memelihara
menjaga
penyakit/masalah sanitai
sanitasi/
lingkungan
(Demam
kesehatan
lingkungan
kebersihan
rumahnya
Berdarah)
(Demam
rumah
b/d
Berdarah)dan
menunjukkan 2.
kurangnya
mampu menjaga sikap yang baik mengalami
pentingnya sanitasi
kemauan
sanitasi
dalam
lingkungan,
keluarga
lingkungan
pncegahan
dalam
rumah
menjaga
waktu 6 bulan
dan lingkungan rumah 2.
Kaji pengetahuan
Keluarga tidak klien
upaya masalah
dalam terjadinya
sanitasi
tentang
kesehatan
dampak, serta akibat
(Demam
kurangnyakebersiha
resiko masalah Berdarah) 3.
n
/
sanitasi
sanitasi
kesehatan
Keluarga lingkungan
lingkungan
(Demam
mengatakan
rumah
Berdarah)
mengerti
setelah
menjaga sanitasi pentingnya sanitasi
diberikan
lingkungan rumah lingkungan
penyuluhan
dan
kesehatan
sanitasi
3. Berikan penyuluhan cara keehatan
tentang
dan
akibat dampak yang terjadi dari
kurangnya
lingkungan yang sanitasi lingkungan
kurang
meenuhi 4.
syarat kesehatan 4.
Berikan motivasi pada
klien
Berikan motivasi menjaga
sanitai
pada
keluarga lingkungan
dalam
menjaga upaya
sanitasi
untuk
dalam
pencegahan
dampak kesehatan /
lingkungan rumah terjadinya
masalah
ksehatan (DB)
CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama KK
: Ny St
Umur
: 56 tahun
No
Tanggal
No
Diagnosa Tindakan
TT
Keperawatan 1
2/11/2018 1.
1
Mengkaji ulang pengetahuan eny dan motivasi keluarga tentang penyakit typoid R/ :Tn. B tahu ia sebenarnya tidak boleh makan makanan pedas dan asam tapi tetap memakannya karena ia suka.
Memberi keluarga penyebab,
penjelasan tentang
pada
pengertian,
tanda
gejala,
dampak, penyakit typoid R/
:
Keluarga
tampak
memperhatikan dan mengerti 3
Memberikan motivasi pada keluarga
untuk
memelihara
kesehatan anggota keluarganya
R/ : Keluarga memperhatikan
4
Membantu keluarga dalam mengidentifikasi tanda gejala dari penyakit hipotensi dan typoid R/ : Keluarga hanya mampu menyebutkan satu tanda dan gejala typoid
5
Melakukan motivasi
evaluasi keluarga
dilakukan
ulang setelah
penyuluhan
kesehatan R/ : Keluarga agak termotivasi dalam
upaya
pengubahan
pemeliharaan
kesehatan
anggota keluarganya yang sakit 2
2/11/2018 3.
1) Memberikan
penyuluhan
kesehatan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan dampak buruk
kurangnya
sanitasi
lingkungan. R/ Keluarga memperhatikan.
4)
Memberikan motivasi pada keluarga
untuk
menjaga
kebersihan lingkungan rumah. R/ : Keluarga memperhatikan dan termotivasi. 4.
1.
1)
Memberikan motivasi pada
keluarga
untuk
memelihara
kesehatan anggota keluarga. R/ Keluarga termotivasi. 2)
Melakukan evaluasi untuk
memelihara
ulang
kesehatan
anggota keluarga. R/ Keluarga termotivasi untuk memelihara kesehatan anggota keluarga.
5.
2.
1)
Memberikan motivasi pada keluarga keputusan
untuk
membuat
dalam
memilih
pelayanan kesehatan. R/ : Keluarga termotivasi 6.
3.
1)
Memberikan motivasi pada keluarga untuk menjaga sanitasi lingkungan rumah. R/ : Keluarga termotivasi dalam menjaga rumah
sanitasi
lingkungan
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA
Nama KK
: Tn. B
Umur
: 51 tahun
No No. Dx 1
1
Evaluasi tanggal 3/11/2018
Evaluasi tanggal 3/11/2018
S:
S:
Tn. B tahu ia sebenarnya tidak
Keluarga mengatakan
boleh makan makanan pedas dan
termotivasi untuk memelihara
asam serta buah mentimun tapi
kesehatan anggota keluarga
tetap memakannya karena ia
dan mulai sekarang akan
suka.
meningkatkan pemeliharaan
Keluarga secara
dapat
kesehatan keluarga.
mengulang
sederhana
tentang O :
penyakit typoid. Keluarga hanya
-
mampu menyebutkan satu tanda dan gejala hiotensi dan typoid
Keluarga sudah agak termotivasi
Keluarga tampak memperhatikan.
-
Keluarga tampak kadang -kadang bertanya.
memelihara kesehatan keluarga. A: O:
-
Keluarga tampak memperhatikan.
Keluarga tampak kadang bertanya.
A:
Masalah teratasi
Masalah teratasi sebagian.
P:
-Pertahankan intervensi
TT eny
P: 2
Lanjutkan intervensi no. 3, 5. S:
2
S:
- Keluarga mengatakan tidak
- Keluarga mengatakan tah cara
akan lagi menggantung
mencegah penyakit DB dan
-gantungkan baju di kamar.
keluarga sudah mengubur kaleng bekas dan sudah
- Keluarga mengatakan mau
menguras kamar mandi.
menjaga kebersihan lingkungan termasuk dengan menguras bak
-Keluarga tidak lagi
mandi 2x seminggu.
Keluarga tahu pentingnya
menggantungkan baju di kamar.
Keluarga termotivasi untuk
sanitasi lingkungan.
eny
menjaga snitasi lingkungan.
Keluarga mengatakan akan mengubur kaleng-kaleng bekas
O:
yang berserakan disamping rumah supaya tidak bisa jadi sarang nyamuk.
O:
- Keluarga tampak memperhatikan
dan termotivasi
- Keluarga kadang bertanya.
Keluarga tampak memperhatikan.
Keluarga tampak kadang
Tidak tampak kaleng-kaleng berserakan disamping rumah dan tidak ada bju-baju digantung di kamar.
bertanya. A:
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi no. 4.
Masalah teratasi.
P: Pertahankan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN TYPOID PADA KELUARGA TN. B RT 04 RW XVI SENDANGMULYO SEMARANG
Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga
DISUSUN OLEH : Eny Kusrini 1708434
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2018 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan
: Penyakit Pada Sistem pencernaan
Sub Pokok Bahasan
: penyakit typoid
Penyaji
: Eny Kusrini
Sasaran
: Anggota keluarga Tn. B di RT 04/xvi Sendangmulyo
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : 4 Nopember 2018 Waktu
: pukul 16.00
Tempat
: Rumah Tn. B
Latar Belakang Demam tipoid merupakan penyakit terinfeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan. Berdasarkan observasi dan pengkajian yangsaya lakukan di keluarga Tn.B RT 04 RW XVI Sendangmulyo. Terutama di keluarga Tn.B semuanya pernah mengalami penyakit tipoid pada bulan Agustus 2018. Sehingga saya tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang Tipoid pada keluarga Tn.B. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, keluarga Tn. B RT 4 RW XVI, dapat mengetahui tentang penyakit typoid. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit keluarga Tn. B dapat : Menjelaskan
kembali
pengertian
typoid
pemahaman/bahasanya sendiri dengan benar. Menyebutkan dari 5 penyebab Typoid dengan baik Menyebutkan 3 dari 4 tanda dan gejala Typoiddengan baik Menyebutkan 2 dari 3 penatalaksanaan Typoid dengan baik Sasaran dan Target Keluarga Tn. B Strategi Pelaksanaan Hari dan tanggal Pelaksanaan
: Minggu, 4 Nopember 2018
Waktu
: Pukul 16.00
Tempat
: Rumah Tn. B
dengan
KegiatanBelajarMengajar
N
Tahap
Waktu
Kegiatan
Media
o 1
Pembukaan
5 menit
- Salam perkenalan - Menjelaskan
kontrak
dan
tujuan
pertemuan 2
Pelaksanaa
20 meni Menjelaskan tentang :
n
3.
t
Penutup
5 menit
-
Pengertian tipoid
-
Penyebab tipoid
-
Tanda dan gejala tipoid
-
Pencegahan tipoid
-
Membuka session pertanyaan
-
Diskusi dengan keluarga Tn.B
-
Mengajukan pertanyaan pada keluarga
-
Memberikanreforcemenpositifatasjawab an yang diberikan
-
Metoda Metoda yang digunakanadalah : ceramah Tanya jawab
Setting tempat penyaji
k
k
Menutuppembelajarandengansalam
Lemba r balik
Keterangandantugas :
P : Penyaji
K : keluarga
Media Media yang digunakan adalah Lembarbalik
Materi Terlampir Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -
Kesepakatan dengan keluarga Tn. B (tentang waktu)
-
Kesiapan materi penyaji
-
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses -
Keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
-
Keluarga Tn. B antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
-
Keluarga Tn. B menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
2. Mahasiswa -
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
-
Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tipoid diharapkan keluarga Tn. B mampu menjawab pertanyaan: a) Apa yang dimaksud dengan TIPOD atau yang dikenal dengan TIPES? b) Sebutkan 5 dari 6 saja penyebab TIPOD? c) Sebutkan 5 dari 7 Tanda dan gejala TIPOID d) Sebutkan4 dari 6 pencegahan TIPOID dengan baikPenyebab dasarnya tidak diketahui, tetapi ada faktor yang mendukung terjadinya TIPOID seperti:
LAMPIRAN MATERI
5. Definisi Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan
olehsalmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bacteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endocardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limpe usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarno, 2002)
6. PenyebabTifoid Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri gram-negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakul tatif anaerob.
Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiridari poli sakarida, flageral antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari poli sakarida.Mempunyai
makro
molecular
lipopolisakarida
kompleks
yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonellatyphi juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.
7. TandadanGejalaTIFOID 15. Gejala pada anak: inkubasiantara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari. 16. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama. 17. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tetangani akan menyebabkan syok, stupor dan koma. 18. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari 19. Nyeri kepala, nyeri perut. 20. Kembung, mual, muntah, diarekonstipasi 21. Pusing, bradikardi, nyeriotot. 22. Batuk 23. Epistaksis 24. Lidah yang berselaput (kotorditengah, tepianujungserta tremor) 25. Hepatomegaly ,splenomegaly,meteorismus. 26. Gangguan mental berupa samnolen. 27. Delirium ataupsikosis. 28. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia. (SudoyoArudkk. 2009)
Keluhan Dan Gejala Demam Tifoid Minggu Minggu pertama
Keluhan
Gejala
Panas berlangsung
Gangguan saluran
insidious, tipe panas
cerna
Patologi Bacteremia
stepladder yang mencapai 39400C,menggigil, nyeri kepala. Minggu kedua
Rash, nyeri abdomen,
Rose sport,
Vasculitis, hiperplasi,
diarea atau konstipasi,
splenomegaly,
padapeyer’s patches,
delirium
hepatomegali
nodultifoid pada limfa dan hati.
Minggu ketiga
Komplikasi
Melena, illius,
Ulserasi pada payer’s
perdarahan,
ketegangan, abdomen,
patches, nodultifoid
salurancerna, perforasi,
koma.
pada limfa
syok . Minggu ke empat dst
dan
hati.
Keluhan menurun,
Tampak sakit berat,
Kolelitiasis, carrier
relaps, penurunan BB.
kakeksia
kronik.
8. Pencegahanterjadinya TIFOID 1. Perilaku hidup bersih (cucitangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan ,hindari minuman air mentah, rebus air mendidih dan hindari makanan pedas) 2. Istirahat yang cukup. 3. Makanan menu seimbang (daging, lauk pauk seimbang).
LEAFLET DAN LEMBAR BALIK
Disusun oleh Eny Kusrini 1708434
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KARYA HUSADA SEMARANG TAHUN 2018
Pengertian demam tipoid Deman tipoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi. Etiologi Etiologi demam tipoid adalah Salmonella Typhi.
Gejala klinis -
Demam
-
Nyeri kepala
-
Pusing
-
Nyeri otot
-
Batuk
-
Tidak nafsu makan
-
Mual
-
Muntah
-
Diare
-
Terasa tidak enak diperut
Pengobatan a. Chloramfenikol b. Cotrimoksazol Perawatan a. Istirahat mutlak ( tirah baring ) -
Anak harus tirah baring absolute ditempat tidur dan letak baring harus sering dirubah.
-
Lama tirah baring berlangsung 5 hari bebas demam kemudian dilakukan mobilisasi secara bertahap : hari pertama ; duduk 2 x 15 menit, hari kedua duduk 2 x 30 menit, hari ke 3 jalan, hari ke 4 pulang
-
Anak dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya harus diubah ubah pada waktu waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumoni atau luka karena baring lama
-
Bila selama mobilisasi cenderung suhu meningkat tirah baring diulang kembali
b. Diet Makan harus mengandung cukup cairan, kalori, protein tinggi, vitamin, rendah serat, tidak merangsang dan menimbulkan gas.
c.
Keadaan Khusus -
Makanan cair per selang bila kesadaran jelas menurun dan tidak nafsu makan
-
Pasang infus bila dehidrasi berat, keadaan toksik, komplikasi berat
Created By : Rahmad & Opa