Syok.docx

  • Uploaded by: Anonymous D8BO57g3
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Syok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,801
  • Pages: 9
Nama : Iqbal Muhammad NPM : 1102014132 Universitas YARSI

SYOK Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencakupi kebutuhan nutrien dan oksigen dari seggi pasokan maupun utilisasinya untuk metabolisme seluler jaringan tubuh, sehingga terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat seluler. Tanda-tanda syok: Fase awal  Takikardi  Penurunan perfusi organ / perifer  Pulsasi nadi melemah  Penurunan kesadaran  CRT > 2 dtk  Akral dingin  Produksi urin ↓ Fase lanjut  Hipotensi (jika kehilangan > 25% volume intravaskular)  Koma (jika kehilangan > 40%)  Bradikardi  ↓ Tekanan darah (presyok: sistol-diastol=20)  Asidosis  Anuria Jenis-jenis syok: Berdasarkan kegagalan komponeen penunjang sirkulasi 1. Syok hipovolemik Kehilangan cairan diruang intravaskular. Penyebab syok hipovolemik yang paling sering adalah perdarahan, gartroenteritis, diabetes mellitus, diabetes insipidus, luka bakar, sindrom adrenogenital, dan kebocoran kapiler. Manifestasi klinis pada syok ini adalah adanya tanda dehidrasi atau kehilangan darah (pucat). 2. Syok kardiogenik Gangguan fungsi miokardium karna penurunan kontraktilitas miokardium. kegagalan fungsi veentrikel kiri, terjadi tekanan hidrostatik vaskular paru. PF tampak

takipneu disertai ronkhi basah halus di keedua lapangan paru, kadang ditemui wheezing.Kegagalan fungsi ventrikel kanan, terjadi kongesti vena sistemik dgn peeningkatan JVP dan pembesaran hati, buni gallop. Utk mempertahankan tekanan darah, pd curah jantung yg rendah, terjadi vasokonstriksi→akrall dingin, sianosis,(↑ ofterload→memperburuk kerja jantung). 3. Syok distributif Terjadi akibat distributif adalah terjadinya vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan darah terkumpul di vena yang diakhiri dengan penurunan preload maldistribusi perfusi regional, penyebab syok distributif yang paling sering adalah sepsis, anafilaksis, jejas SSP/spinal, dan intoksikasi obat. Manifestasi klinis pada syok ini adalah hipotensi dan vasokonstriksi, bila syok disebabkan oleh sepsis maka pasien akan mengalami demam, latergi, dan petekie. Distribusi aliran darah abnormal karna kelainan tonus vaskular. Vasodilatasi → darah terkumpul di vena → penurunan preload → maldistribusi. PF takikardi, akral hangat, produksi urin↓, ↓kesadaran, hipotensi. 4. Syok Obstruktif Obstruksi mekanis terhadap aliran ventrikel. 5. Syok Disosiatif Oksigen tdk dapat lepas dari heemoglobin methemoglobinemia. Penyebab syok pada anak Hipovolemik

Distributif

Kardiogenik

Obstruktif

Perdarahan Diare Sindrom kebocoran kapiler Muntah Luka bakar peritonitis Sepsis Anafilaksis Intoksikasi obat Trauma medula spinalis PJB Gagal jantung Aritmia Kardiomiopati Kontusio miokardium Infark miokardium Temponade jantung Emboli paru masif Tension pneumithorax

Disosiatif

Tumor jantung Keracunan CO₂

Menifestasi Klinis Syok Hipovolemi

: Tdk ada gagal jantung / sepsis, takikardi, deehidrasi (mukosa kering, diuresis berkurang, pucat.

Syok Distributif

: takikardi, akral dingin, berberca, CRT memanjang > 2 dtk, hipotensi,, vasokonstriksi. Kalo sepsis (demam, letargi, petekie/purpura, sumber infeksi diketahui).

Syok Kardiogenik

: takikardi, takipneu, hepar membesar, ditemukan irama derap, distensi vena jugularis, oligouria, eedema perifer.

Syok Obstruktif

: nadi meningkat tapi sulit diraba / melemah,CRT meemanjang, hepar sering membesar, distensi veena jugularis terlihat jelas.

Syok Disosiatif

: takikardi, takipneu, perubahan status mental, kolaps kardiovaskular.

Diagnosis Syok : a. Pemeriksaan Fisik - Takikardi - Penurunan perfusi organ atau perfusi perifer - Penurunan kesadaran - CRT > 2 detik - Ekstremitas dingin - Penurunan produksi urin b. Pemeriksaan Penunjang - SvO2 : menggambarkan keseimbangan antara pasokan (DO2) dan kebutuhan oksigen (V)2) SvO2 menurun sebesar 5% (Normal 65%-77%) = ↑VO2 atau ↓DO2 - Pemantauan Kadar Laktat - Pemasangan Pulmonary Artery Catheter (PAC) atau Pulse Contour COntinouous Cardiac Output Monitoring (PICCO) - Melihat nilai normal Cardiac Index (CCI) dan SVRI

Tatalaksana a. b. c. d. e. f. g. h.

Perhatikan jalan nafas Berikan oksigen (F1O2 100%) Pemasangan IV line Resusitasi Cairan Beri cairan Kristaloid (RL, NS) 20 ml/kgBB dalam waktu < 10 menit Nilai respon : Nadi dan CRT Pasang Kateter Urin untuk menilai urin output Pemberian cairan dapat diulangi bila syok belum teratasi hinggan volume intravascular optimal.

Target Resusitasi Cairan a. CRT < 2 detik b. Kualitas nadi perifer & sentral sama c. Akral hangat d. Produksi urin > 1 ml/kgBB/jam e. Kesadaran Normal f. Pemberian cairan resusitasi diberhentikan bila volume tidak buat perbaikan hemodinamik : ronki basah halus tidak nyaring, peningkatan JVP atau pembesaran hati g. Periksa dan atasi gangguan metabolic h. Sedasi dan pasang ventilator : untuk kurangi kosumsi o2 i. Bila belum teratasi : pasang vena central j. Bila CVP < 10mgHg : lanjut resussitasi cairan sampai 10mgHg k. Bila belum teratasi : beri dopamine 2- 10 ug/kg/menit atau dobutamin 5-20 mg/kg/menit l. Bila belum teratasi : epinephrine 0,05-2 mg/kg/menit (bila akral dingin) atau norepneprine 0,05-2 mg/kg/menit (bila akral hangat) pada distribuktif. m. Pada syok kardiogenik dengan SVR tinggi : milrinone (efek inotropic dan vasodilator). n. Milrinone 50 mg/kg/bolus dalam 10 menit (max 1,13mg/kg/menit) o. Bila belum teratasi : hidrokartison 2mg/kg/ metilprednison1,3 mg/kg/ dexametason 0,2 mg/kg p. Bila belum teratasi : pasang PAC untuk pengukuran dan terapi lanjutan. q. Target terapi : - Cardiac index >3,3 & < 6 L/menit/M2 - perfusion pressure (MAP-CVP). Normal < 1 tahun : 60cmH2O > 1 tahun : 65 cmH2O - status vena central (mixed vein) > 70% - kadar laktat < 2 Mmol/L r. Bila laktat > 2mmol/L, saturasi vena sentral lebih 70% dan ht kurang dari 30% : transfuse PRC

Jenis terapi medikamentosa : Efek Inotrpoik

obat Dopamine Dobutamine Amrinone

Milrinone

epinephrine Dopamine Norepinephrine Phenylephrine

vasopresor

epinephrine Nitroprsuide

vasodilator

Nitroglyserine phentolamine A. Jenis Cairan Infus No Cairan Infus 1. Sodium Chloride 0,9% IV

2.

Asering (Ringer Acetate)

         

Komposisi Sodium chloride 4,5 g Water for injections ad 500ml Sodium 154mM/L Chloride 154mM/L Osmolarity 308mOsm/L Calcium chloride 2H20 0,10 g Potassium chloride 0,15 g Sodium chloride 3,00 g Sodium acetate 3H20 1,90 g Water For Injection ad 500 mL

dosis 5-10mg ug/kg.menit 1-20ug/kg/menit Usia < 4 minggu : bolus 4 mg/ kg dalam 1 menit, lalu 35 ug/ kg/menit, usia > 4 minggu bolus 1-3 mg/kg/1 jam, lalu 5-15 ug/kg/ menit. 50ug/kg/bolus dalam 10 menit, lalu 0,25-0,75 ug/kg /menit; dosis max 1,13 ug/kg/hari. 0,05-0,3 ug/kg/menit 10-20 ug/kg/menit 0,05-2 ug/kg/menit Bolus 2-10 ug /kg, lalu 1-5 ug/kg/menit 0,3-2 ug/kg/menit 0,5-10 ug/kg/menit. Bila digunakan > 24 jam dosis maksimal 4 mg/kg/menit. ; dosis maksimum 70 mg/ kg/ hari bilsa fungsi ginjal normal 1-10 ug/ kg/menit Bolus o,1 mg/kg, lalu 5 -50 ug/ kg/ menit



       

Kegunaan Mengganti kehilangan cairan baik akut atau abnormal Menambah CES Syok hipovolemik Syok perdarahan Stroke Hematemesis Intraoperatif dan ostoperative Dehidrasi berat Dibetes Ketoasidosis

 

3.

Ringer Laktat

          

Calcium Chloride 2H2O 0,10 G Potassium Chloride 0,15 g Sodium Chloride 3,00 g Sodium 130mEq/L Potassium 4mEq/L Calcium 2,7 mEq/L Sodium Laktat i.55 g Water for injection ad 500mL Chloride 108,7 mEq/L Lactate 28 mEq/L Osmolarity 273 mOsm/L

        

Mengganti kehilangan cairan Cairan kristaloid

Syok hipovolemik Syok perdarahan Stroke Hematemesis Intraoperatif dan ostoperative Dehidrasi berat Dibetes Ketoasidosis Mengganti kehilangan cairan Cairan kristaloid

4.

KA – EN 3A

  

Na 50mEq/L K 20mEq/L Glucose 27g/L



Kasus-kasus baru dimana satus gizi tidak terlalu jelek contoh: pneumonia, efusi pleura, ketoasidosi diabetic setelah rehidrasi dengan Nacl 0,9%, observasi typoid, observasi demam yang belum diketahui penyebabnya, status asthmaticus dan fase pemulihan dari DBD

5.

KA – EN 1B

     

Anhydrous dextrose 18,750 g Sodium Chloride 1,125 g Water For Injection 500 ml Sodium 38,5 mEq/L Chloride 38,5 mEq/L Osmolarity 285 mOsm/L



Kasus-kasus dimana terjadi retensi cairan atau hypoalbuminemia dan pada keadaan yang terdapat kontraindikasi termasuk decomp cordis, sirosis hepatis, insufisiensi

6.

7.

8.

9.

KA –EN MG3

Aminofusin

WIDA KDN-1

D10; Glucose 10% IV

         

Anhydrous Dextrose 50,00 g Sodium Chloride 0,875 g Potassium Chloride 0,750 g Sodium Lactate 1,075 g Water For Injection ad 500 g Sodium 50 mEq/L Potassium 20 mEq/L Lactate 20 mEq/L Chloride 50mEq/L Osmolarity 695 mOsm/L

   

       



  

5% Amino Acids for Pediatric Na 690 mg/l K 978 mg/l Ca 200 mg/l Mg 61 mg/l Acetate 295 mg/l Cl 361 mg/l Asam amino 50 g, vitamin dan elektrolit KCl 1,5 g/L NaCl 4,5 g/L Dextrose Monohydrate 2,75 g/L

  

Anhydrous glucose 50,0 g Water For Injections ad 500 mL Osmolarity 555 mOsm/L





    



ginjal, oliguria/anuria dan keadaan dimana status elektrolit belum diketahui dengan hemodinamik baik atau tidak syok. Status gizi kurang Diare kronik TB Typoid dengan komplikasi Empiema, osteomyelitis, keganasan, sepsis, hepatitis akut, ensefalopati hepatic Nutrisi parenteral untuk memenuhi kebutuhan protein, energy, vitamin, dan elektrolit Premature Bayi baru lahir kontraindikasi: Gagal ginjal Sebagai sumber asupan air, elektrolit dan kalori Kontraindikasi: kadar kalium tinggi dalam darah Infus perifer untuk memberikan kalori pada kondisi yang memungkinkan penggantian cairan dan kalori Kontraindikasi: Sindrom malabsorpsi glukosa-galaktosa pada coma

10.

Manitol 20%

  

Mannitol 50 g Water For Injections ad 250 mL Osmolarity 1098 mOsm/L





11.

3% Sosium Chloride

    

Sodium Chloride 15,00 g Water For Injection ad 500 mL Sodium 513 mM/L Chloride 513 Mm/L Osmolarity 1026 mOsM/L

    

12.

Wida d5 ¼ NS

13.

Cairan PG 1

14.

Cairan PG 2

                     

Dextrose C5H12O6. H2O 25,0 g Sodium Chloride, NaCl 1.125 g Water for injections ad 500 ml Osmolarity 329 mOsm/L Na 38,5 mEq/L Cl 38,5 mEq/L Dexrose 10% Amino Acid 2,5% Natrium Nil Kalium 10,00 mmol/L Calsium 8,8 mmol/L Magnesium 2,5 mmol/L Phosphate 10,1 mmol/L Trace element 2,1 ml Dextrose 10% Amino Acid 2,5% Natrium 34,05 mmol/L Kalium 25,00 mmol/L Calsium 8,8 mmol/L Magnesium 2,5 mmol/L Phosphate 10,1 mmol/L Trace element 2,1 ml



diabetikum Memperlancar diuresis dan ekskresi material toksik dala urin. Mengurangi TIK, massa pada otak, dan TIO yang tinggi Untuk perawatan darah dan kehilangan cairan Kadar magnesium yang rendah Kadar natrium yang rendah Kadar kalium yang rendah Tingkat kalsium yang rendah Rehidrasi dan suplai energy parenteral dan basic solution.



Pada pasien eklampsi dd eklampsi



Ketuban pecah dini dengan oligohidroamnion

Nama Bahan Asam Amino 6% Dextrose 40% Dextrose 10% KCL 7,4% Ca Glukonas 10% MgSO4 40% NaCl 3% Total Klasifikasi cairan PG 1

10% 17 6,4 4,3 0,4 1,6 0,3 0 30

1 gram = 30 ml 12,5% 17 8,04 2,7 0,4 1,6 0,3 0 30

15% 17 9,6 1,1 0,4 2,6 0,3 0 30

10% 17 6,4 4,3 1 1,6 0,3 2,7 33,3

1 gram = 30 ml 12,5% 17 8,04 2,7 1 1,6 0,3 2,7 33,3

15% 17 9.6 1,1 1 1,6 0,3 2,7 33,3

Nama Bahan Asam Amino 6% Dextrose 40 % Dextrose 10% KCl 7,4 % Ca Glukonas 10% MgSO4 40% NaCl 3% Total Klasifikasi cairan PG 2

DAFTAR PUSTAKA Marcdante K J, Kliegman R M, et al. 2018. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esesnsia: edisi update keenam. Elsevier, Singapore. Pudjiadi A H, Hegar B, et al. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Ikatan Dokter Indonesia (IDAI)

More Documents from "Anonymous D8BO57g3"