Syok Hermoragit 01.docx

  • Uploaded by: sofia okowali
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Syok Hermoragit 01.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,757
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Shock ialah suatu keadaan yang di sebabkan oleh defisiensi sirkulasi akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan ruang suasana vaskuler. Gejala-gejalanya ialah rasa lesu dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan lambung (hematemesis). Apabila keadaan terus progresif, maka penderita menjadi apatik, kemudian stupor, coma dan akhirnya dapat meninggal. Pada permulaan shock dalam tubuh timbul berbagi usaha untuk mengkompensasi dan mengurangi akibat-akibat menurunnya volume darah dengan jalan menguncupkan (vasokontraksi) arteriol-ateriol yang terjadi secara secara neurogen atau humoral. Hal ini dapat berlangsung karena terdapat prossoreceptor pada berbagai tempat tertentu (glomus caroticus) dan hormone adrenalin yang di kelurkan oleh kelenjar adrenal. Pada permulaan shock (intinal stage) yang di tibulkan secara eksperimental, dapat di temukan vaseoxcitor material (VEM) dalam darah. Rumusan Masalah Apa pengertian Shock Hemoragik ? Apa etiologi Shock Hemoragik ? Bagaimana Manifestasi Klinis Shock Hemoragik ? Apa Tanda dan Gejala Shock Hemoragik ? Bagaimana Tahapan Syok ? Bagaimana Stadium-Stadium Syok ? Bagaimana langkah pertama untuk menangani shock ? Tujuan Mengetahui pengertian shock Hemoragik. Mengetahui etiologi shock Hemoragik. Mengetahui Manifestasi Klinis Shock Hemoragik. Mengetahui Tanda dan Gejala Shock Hemoragik. Mengetahui Tahapan Syok. Mengetahui Stadium-Stadium Syok. Mengetahui langkah pertama untuk menangani shock.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Shock Hemoragik Syok hemoragik adalah suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan menyebabkan in adekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Keadaan apapun yang menyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada dalam keadaan syok.Ditingkat multiseluler syok lebih sulit untuk dijelaskan karena tidak semua jaringan dan organsecara klinis terganggu akibat kurangnya oksigen ini. Dekade terakhir ini para klinisi berusahamenjelaskan dan memonitor utilisasi oksigen tingkat intraseluler, yang bermanfaat secarafisiologis dalam menegakkan klinis dan pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan.Ada 4 kelas syok, sebagai berikut: Hipovolemik Vasogenik (septik) Kardiogenik Obstuktif Hipovolemik syok sering dijumpai dalam klinis, secara etiologi adalah akibat hilangnya volumsirkulasi, misal: pasien luka tusuk dan trauma tumpul, perdarahan saluran cerna dan perdarahansaat kehamilan. Tubuh sebenarnya punya mekanisme kompensasi terhadap kehilangan ini dalam batas tertentu melalui mekanisme neuronal dan humoral. Dengan pengetahuan tatalaksana trauma terkini memungkinkan pasien bisa diselamatkan disaat mekanisme kompensasi tubuh tidak memadai. Syok hemoragik disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. Jumlah darah yang hilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Ingat bahwa: Sejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura. Perdarahan patah tulang paha (femur shaft) dapat mencapai 2 (dua) liter. Perdarahan patah tulang panggul (pelvis) dapat melebihi 2 liter Tindakan utama dari syok hemoragik adalah mengontrol sumber perdarahan secepat mungkin dan penggantian cairan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui transfuse massif. Terdapat banyak masalah terkait dengan transfuse masif, termasuk infeksi, imunologi,

dan komplikasi fisiologis yang berhubungan dengan pengumpulan, pengujian, pemeliharaan, dan penyimpanan produk darah. Dokter harus menyadari komplikasi ini dan strategi untuk mencegah dan mengobatinya. Syok hemoragik merupakan komplikasi yang jarang namun serius, yang mungkin terjadi dalam situasi kandungan atau ginekologi banyak. Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di negara berkembang dunia. Kematian dan morbiditas sekunder untuk perdarahan menjadi kurang umum karena pengenalan dini dan intervensi dan meningkatkan ketersediaan rekomendasi resources. Ten medis untuk pengelolaan syok hemoragik adalah tercantum dalam teks berikut dan telah dinilai sesuai dengan tingkat bukti sebagaimana ditentukan oleh kriteria Kanada Task Force pada Pemeriksaan Kesehatan Berkala Dengue Shock dalam kebidanan Perdarahan obstetrik sering akut, dramatis, dan meremehkan. Etiologi Syok Penyebab syok bervariasi, tetapi semua ditandai dengan perfusi jaringan inadekuat. Mekanisme patofisiologi dasar yang tejadi pada syok adalah: Vasokonstriksi atau vasodilatasi luas memperburuk tonus & resistensi vaskuler perifer. Penurunan volume intravaskuler (hipovolemia) Cardiac output inadekuat Apapun jenis penyebab utama syok, respon tubuh pada umumnya sama. Syok dapat terjadi akibat berbagai keadaan yang dapat digolongkan sesuai empat mekanisme etiologi dasarnya : (1) mekanisme kardiogenik, (2) mekanisme obstruktif, (3) perubahan dalam volume sirkulasi, dan (4) perubahan dalam distribusi sirkulasi. Manifestasi Klinis Secara umum manifestasi klinis syock yang muncul antara lain : pucat, bingung, coma tachicardy, Sianosis, Arithmia, gagal jantung kongestif, Berkeringat, takipneu, Perubahan suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi. Sedang manifestasi klinis lain yang dapat muncul Menurunnya filtrasi glomerulus Menurunnya urin out put Meningkatnya keeping darah Asidosis metabolic

Hyperglikemi Tubuh yang berusaha mempertahankan ke otak dan jantung perlu dibrikan pertolongan secepatnya. Terutama pada syok hipovelemik sedang dan berat. Kesadaran adalah tanda yang vital dari pasien dengan shock hipovelemik sehingga perlu dievaluasi dengan sebaik mungkin. Utamakan untuk memperbaiki sirkulasi terutama pada daerah otak dan jantung dan segera mungkin tangani penyebabnya agar shock tidak berkembang (worthley,2000). Tanda dan Gejala Sistem Kardiovaskuler Gangguan sirkulasi perifer – pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah, Nadi cepat dan halus, Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik, CVP rendah. Sistem Respirasi Pernapasan cepat dan dangkal. Sistem saraf pusat Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan. Sistem Saluran Cerna Bisa terjadi mual dan muntah. Sistem Saluran Kencing Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam). Tahapan Syok Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih). Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian pembuluh darah yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang mengalami syok terlihat normal.

Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu. Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki. Stadium-Stadium Syok Syok memiliki beberapa stadium sebelum kondisi menjadi dekompensasi atau irreversible. Stadium 1 ANTICIPATION STAGE Gangguan sudah ada tetapi bersifat lokal. Parameter-paramater masih dalam batas normal. Biasanya masih cukup waktu untuk mendiagnosis dan mengatasi kondisi. Stadium 2. PRE-SHOCK SLIDE Gangguan sudah bersifat sistemik. Parameter mulai bergerak dan mendekati batas atas atau batas bawah kisaran normal. Sadium 3 COMPENSATED SHOCK Compensated shock bisa berangkat dengan tekanan darah yang normal rendah, suatu kondisi yang disebut “normotensive, cryptic shock” Banyak klinisi gagal mengenali bagian dini dari stadium syok ini. Compensated shock memiliki arti khusus pada pasien DBD dan perlu dikenali dari tanda-tanda berikut: Capillary refill time > 2 detik; penyempitan tekanan nadi, takikardia, takipnea, akral dingin. Stadium 4 DECOMPENSATED SHOCK, REVERSIBLE Di sini sudah terjadi hipotensi. Normotensi hanya bisa dipulihkan dengan cairan intravena dan/atau vasopresor Stadium 5 DECOMPENSATED IRREVERSIBLE SHOCK

Kerusakan mikrovaskular dan organ sekarang menjadi menetap dan tak bisa diatasi. Langkah Pertama Menangani Shock Langkah pertoongan pertama menangani shock(Alexander R H, Proctor H J. Shock,1993). Posisi tubuh Posisi tubuh diletakkan berdasarkan letak luka, secara umum posisi penderita dibaringkan terlentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakan, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertyolonga pertama seperti membebaskan jalan napas. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tiidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut untuk menghindari sumbatan jalan napas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran napas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia. Penderita dengan luka dikepala dapat dibaringkang terlentang datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak di benarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Kalau masih ragu dengan posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi terlentang datar. Pertahankan respirasi Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi atau muntah. Kalau perlu pasang alat bantu jalan napas. Berikan oksigen 6 liter/menit. Bila pernapasan tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup atau ETT. Pertahankan sirkulasi Segera pasang infus intravena, bisa lebih dari satu infus, pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urine dan CVP BAB III PENUTUP

Kesimpulan Syok hemoragik disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh. Cairan tubuh manusia terdiri dari cairan intraselular dan cairan ekstraseluler terbagi dalam cairan intravascular, cairan interstitial, dan cairan transelular. Syok hemoragik dapat terjadi pada keadaan trauma ataupun selama pembedahan. Resusitasi pada syok hemoragik akan mengurangi angka kematian, dengan tujuan untuk mengembalikan volume sirkulasi, perfusi jaringan dengan mengoreksi hemodinamik, control perdarahan, optimalisasi transfer oksigen. Pemberian cairan merupakan hal penting dalam pengelolaan syok hemoragik dimulai dengan pemberian kristaloid dan koloid dilanjutkan dengan transfuse darah komponen. Transfusi darah dapat optimal jika pemilihan jenis darah yang digantikan tepat dan sesuai kondisi pasien, dengan mempertimbangkan komplikasi yang dapat terjadi dalam reaksi transfuse darah. Transfusi masif adalah penggantian sejumlah darah yang hilang atau lebih banyak dari total volume darah pasien dalam waktu <24 jam. Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat pada beberapa pasien. bukan disebabkan oleh banyaknya volume darah yang ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan jaringan dan organ akibat perdarahan dan hipovolemia. Saran Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dan penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat sesuai yang di harapkan kita semua. DAFTAR PUSAKA

Bullock BL dan PP Rosendhal (1992), Pathopisiologi (ed ke-3). Philadelpia, JB Lippincot Company. Anonim. 2011. Syok.http://nursingbegin.com. Diakses tanggal 08 Januari 2015 https://www.pdfcoke.com/document/19834799/Syok-Hemoragik

Alexander R H, Proctor H J. 1993, Shock, dalam buku : Advanced Trauma Life Support Course for Physicians. USA, 1993 ; 75 – 94 Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C. Shock. Dalam buku:Hand book of Intensive Care.London: Chapmanand Hall, 1981; 18-29 Worthley LIG. Basic science review Shock : A Review of Pathophysiology and Managemen. Part I. Critical care and Resuscitation 2000; 2 pp

Related Documents

Syok
June 2020 26
Syok Kardiogenik.pptx
April 2020 45
Syok Kardiogenik
October 2019 58
Syok Anafilaktid.docx
April 2020 28
Syok Hemoragik
June 2020 37

More Documents from "teddy"