Surau]

  • Uploaded by: khairul Amin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Surau] as PDF for free.

More details

  • Words: 11,238
  • Pages: 78
Mengajarkan Budaya Minangkabau

PENDIDIKAN SURAU MENGAJARKAN BUDAYA MINANGKABAU, ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

MUKADDIMAH

‫بسم ال الرحمن الرحيم‬ ‫الحمد ل الذي بعث في الميين رسول منهم يتلو عليهم آياته‬ ‫ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي‬ ‫ مخلصين له‬،‫ ل إله إل ال ول نعبد إل إياه‬، ‫ضلل مبين‬ ‫ وأزكى صلوات ال وتسليماته على‬.‫الدين ولو كره الكافرون‬ ‫ وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى ال عليه وسلم‬،‫سيدنا وإمامنا‬ ‫ ومن سار على ربهم إلى يوم‬،‫واله ورضي ال عن أصحابه‬ .....‫ أما بعد‬.‫الدين‬ Segala puji diperuntukkan kepada Allah S.W.T. Selawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW. Kepada beliau telah diberikan wahyu, yang mengajar berbagai program ilmu,

H. Mas'oed Abidin

1

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam aspek-aspek tertentu mengenai Islam dan kehidupan.

G

enerasi muda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa. Mereka wajib diberi amanah peran pelopor perubahan (agent of changes), dengan

bekal utama adalah keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT dan hidup beradat. Di Ranah Minang di Sumatera Barat ini, peran pendidikan dan dakwah menyadarkan masyarakat akan peran mereka dalam membentuk dan meningkatkan harkat diri mereka sendiri.

ْ‫س ِهم‬ ِ ‫حتّى ُي َغيّرُوا مَا ِبَأنْ ُف‬ َ ٍ‫ن اللّ َه ل ُي َغّيرُ مَا بِ َق ْوم‬ ّ ِ‫إ‬ "Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib satu kaum, hingga kaum itu sendiri yang berusaha merobah sikap mereka sendiri." (QS.13, ar Ra’d : 11) Kenyataan sosial penduduk mestilah dengan mengakui keberadaannya, menjunjung tinggi puncakpuncak kebudayaan mereka. Disamping itu, menyadarkan masyarakat akan potensi besar yang dimiliki, untuk kemudian mendorong masyarakatnya kepada satu bentuk

2

Mengajarkan Budaya Minangkabau

kehidupan yang bertanggung jawab. Sangat salah memberikan penilaian bahwa masyarakat bawah selalu tertinggal dibelakang, tidak mengenal perubahan, ketinggalan zaman sehingga tidak perlu diikut sertakan dalam segala kegiatan-kegiatan bersama, seakan masyarakat tersebut senantiasa mesti hidup di bawah kendali orang lain, harus di santuni selalu dengan rasa belas kasihan, serta selalu tergantung kepada pihak lain. Disinilah peran dakwah agama di surau-surau, agar masyarakat dapat digerakkan untuk menyadari keberadaan mereka, sehingga penduduk siap menerima setiap perubahan yang memang perlu mereka peroleh. Dengan demikian, dakwah agama – ISLAM – di Minangkabau, yang pada masa panjang disebut masyarakat menjadikan masyarakat hidup bermartabat dengan nilainilai budaya mereka yang luhur, kemudian mengikat mereka dengan satu keyakinan agama yang hanif kuat dan dinamis.

َ‫ن ا ْل ُمشْ ِركِين‬ َ ِ‫ن م‬ ّ َ‫حنِيفًا وَل َتكُون‬ َ ‫ن‬ ِ ‫ج َهكَ لِلدّي‬ ْ ‫ن َأقِمْ َو‬ ْ َ‫وَأ‬

H. Mas'oed Abidin

3

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

“Dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS.10, Yunus : 105)

Berperilaku taqwa, adalah memiliki akhlaqul karimah yang menjadi puncak dari kemuliaan perangai manusia. Basis akhlaq adalah tauhid, jihad, redha dengan ketentuan Allah, mengikut Rasul, dan tidak fasad dalam hidup duniawi. Untuk tugas itu Rasulullah SAW di utus, “Innama bu’istu li utammima makarimul akhlaq (al Hadist).

TUNTUNAN AKHLAQ DALAM ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH (AJARAN ISLAM)

A

jaran Islam sangat banyak memberikan dorongan kepada sikap-sikap untuk maju. Kemajuan materi (madiyah) akan terpacu oleh akhlaq manusia yang

menggenggam materi tersebut. Akhlaq adalah perangai yang berakar didalam hati sebagai anugerah dari Khalik Maha Pencipta. Makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta.

4

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Akhlaq adalah jembatan yang mendekatkan makhluk dengan Khalik, dan menjadi parameter menilai sempurna atau tidaknya ihsan seorang Muslim itu. Melaksanakan agama sama artinya dengan berakhlaq sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena itu, agama bukanlah sebuah beban, akan tetapi suatu identitas (ciri, shibgah). Maka, keinginan membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan manusia dari nilai-nilai agama (seperti free of values yang banyak di pahami oleh masyarakat liberalistik), pasti akan berakibat jauh, di antaranya makhluk manusia akan menjadi makhluk yang tidak bermakna, karena ukuran tindak perbuatan hanya semata keinginan (nafsu) semata. Dengan demikian, sudah semestinya agama dilihat sebagai satu keperluan utama. Ajakan Rasulullah SAW, agar "jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya, atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an)", adalah anak kunci kemajuan peradaban manusia (hadharah, civilisasi), mampu menjawab perubahan zaman, jika selalu diingat bahwa dibelakangnya ada satu peringatan keras, "sekali jangan kamu menjadi kelompok keempat", yakni tidak mengikuti

H. Mas'oed Abidin

5

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

aktifitas keilmuan, yaitu "tidak mengajar, enggan belajar, malas mendengar". Rasulullah SAW menyebutkan satu tugas risalahnya sebagai “Hanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (al Hadist). Pentingnya akhlaq di ungkap banyak penyair (ahli hikmah) “innama umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabuu”, yang di artikan, “tegak rumah karena sendi, sendi hancur rumah binasa. Tegaknya bangsa karena berbudi, budi hancur luluhlah bangsa”. Filosofi “adat basabdi syarak, syarak basandi kitabullah”di Minangkabau, banyak menampilkan pepatah mengandung ajaran akhlaq, “Nan kuriak kundi, nan sirah sago, nan baiak budi, nan indah baso”, atau “Bahaso manunjuakkan banso” artinya bahasa menunjukkan akhlaq bangsa. Akhlaq tidak dapat dilupakan, walaupun sipelakunya sudah tiada. “Utang ameh buliah dibaia, utang budi dibao mati”.

6

Mengajarkan Budaya Minangkabau

SILABUS HALAQAH SURAU Melaksanakan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (Halaqah Islamiyah) Sasaran : Anak Nagari (Tahap Awal Mempelajari Dasardasar Islam) Bobot

: Halaqah dapat di laksanakan beberapa tingkatan dengan intensif;

a. Tipe 1 : 7 hari = 66 jam, b. Tipe 2 : berkala (sabtu/ahad) = 6-11 jam selama 1 ½ - 3 bulan, c. Tipe 3 : khusus tiap pekan 1x2 jam selama 8 bulan. Tujuan : Membentuk akhlaq umat (domein ruhiyyah)

1) Terbinanya peribadi muslim yang utuh memahami, meyakini dan menetapkan aqidah dan ibadah Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2) Proses kaderisasi anak nagari dari berbagai kalangan penuntut di Minangkabau, Sumbar yang tinggal di tengah kampung dan nagari dengan basis surau.

H. Mas'oed Abidin

7

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

3) Terwujudnya generasi pelanjut di Minangkabau, yang mampu mengemban amanah risalah da’wah Islamiyah, sebagaimana yang telah digariskan di dalam Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK).

4) Terbentuknya watak anak nagari di Minangkabau yang memiliki wawasan Islam, yang mempunyai tanggung jawab risalah dan watak perikemanusiaan (wazhifah insaniah).

5) Terbinanya kesadaran dikalangan pelajar, mahasiswa, para pelajar di Minangkabau, Sumbar , dan cendikiawan dalam mengemban tugas-tugas risalah da’wah khususnya dalam pengembangan potensi yang dimilikinya. MATA NO PELAJARAN / WAKTU 1

AQIDAH (17 jam)

POKOK BAHASAN 1.

Muqadimah

1.1 Urgensi da’wah Islamiyah sebagai tanggung jawab bersama umat Islam di nagarinagari di

TUJUAN Memahami, 1. meyakini, dan menerapkan aqidah dan 2. ibadah Islam sebagai 3. mabda’, minhaj, dan ghayah dalam sistem 4. kehidupan

MARAJI’ Alquran al Karim dan terjemahannya Tafisr Al Azhar, Buya Hamka. Al-furqan tafsir al-Quran / A. Hassan. Kitab-Kitab Hadist Shabih

8

Mengajarkan Budaya Minangkabau ranah Minang

sehari-hari.

al-Bhukari

5.

Hadist Shahih al-Muslim

6.

Syarkh hadits Arba’in al Nawawiyah/ Daqiq al-Id

7.

Syakhsyiyyat al-Muslim / Dr. Mohd. Aly alHasyimy.

8.

Wahyu alMuhammady/ R. Ridha.

9.

Aqidah Islam/ Sayyid Sabiq.

1.2 Masalah da’wah Islamiyah, dalam kaitannya dgn adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah

1.3 Penjelasan garis besar kurikulum dan silabus halaqah Islamiyah, yang dipakai di surau-surau 2.

Ta’rif “kebenaran” 2.1

Fitrah manusia senantiasa cenderung mencari “kebenaran ”

2.2 Metoda mencapai “kebenaran ”, di terjemah kan di dalam kaedah

H. Mas'oed Abidin

10. Al Islam fi Hayati alMuslim/Dr. Muhd, Al-Bahy.

11. Filsafat Agama/ Dr. HM. Rasyidi.

12. Tauhid Membina Peribadi Muslim/ A.R. St. Manshur

13. Kuliah Tauhid/ Mohammad Imaduddin Abdurahim

14. Aqidah/Malik Ahmad 15.

Dustur al-

9

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah adat basandi syarak dan syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK)

3.

Fitrah keperluan manusia terhadap agama (din alhaq)

4.

Studi tentang paham anti Tuhan dan Islam menjawab tantangan (isme-isme) zaman.

5.

Studi perbandingan agama.

Akhlaq fil alQur’an/Dr. Abdullah Darraz

16. Min Akhalaq alNaby/ Dr. Ahmad Muhammad AlNufy

17. Af’al al-Insan bain al-Jabari wal Ikhtiyar/Abdul lah Nashih Ulwan

IMAN KEPADA ALLAH (TAUHID) 6.

Bukti ilamiah dan naqliyah tentang adanya Allah

7.

Hakikat dan ma’la alsyahadatain (al-mahabbah, al-ridha, dan al-shibghah) 7.1

Indikator tawhid dan

10

Mengajarkan Budaya Minangkabau syirk

7.2 Indikator mukmin, muslim muhsin. 7.3

Indikator kafir, munafik, fasik, zalim.

7.4

Indikator riya’ dan ikhlas.

7.5

Nawaqidh alsyahadatain .

8.

Konsekuensi syahadatain: al-Furqan

9.

Hakikat din alIslam pandangan hidup

10. Muhammad Rasulullah, Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul sebagai pedoman hidup. 11.

Ikhtisar arkan al-Iman: penjelasan hari Qiyamat sebagai medan pertanggung jawaban umat manusia kepada Allah

H. Mas'oed Abidin

11

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Maha Pencipta.

12. Metoda memahami taqdir (nisbah : shabar, ikhtiyar, dan tawakkal)

Betapapun keperluan materi telah dapat dipenuhi, suasana hidup akan selalu hambar dan gersang manakala keperluan ruhanik (immaterial, spirituil) tidak diperhatikan. Selalu akan tampak bahwa manusia tanpa agama sama saja dengan makhluk yang bukan manusia. Perilaku kehidupan di dunia, manakala di lalui tanpa

bimbingan

agama,

samalah

artinya

dengan

kehidupan tidak berperikemanusiaan. Maka, untuk itulah pada hakekatnya para Nabi dan Rasul di utus kepada umat manusia dengan salah satu tugas utama mereka adalah, memberikan

tuntunan

akhlaq

dalam

semua

prilaku

kehidupan. Karena itulah pula, rujukan dari setiap tuntunan akhlaq adalah wahyu Allah. Semua bimbingan yang terdapat pada kitabullah atau kitab suci samawi menekankan kepada terpeliharanya adab pergaulan antar manusia dan sesama makhluk. Tatanan adab pergaulan dimasud selalu di ikat dengan

12

Mengajarkan Budaya Minangkabau

hubungan kasih (mahabbah) dengan Khalik Maha Pencipta, yang disebut dengan ibadah.

T

untunan akhlaq dan ibadah bukanlah sebatas teori, tetapi semua prilaku pada seluruh tingkat pelaksanaan hubungan kehidupan. Terlihat nyata

dalam bentuk prilaku, contoh dan uswah yang ditinggalkan Rasulullah SAW, sesuai firman Allah menyebutkan,

َ‫ن كَانَ َي ْرجُو اللّه‬ ْ َ‫حسَنَ ٌة ِلم‬ َ ‫ن َل ُكمْ فِي َرسُولِ اللّهِ ُأسْ َو ٌة‬ َ ‫لَ َقدْ كَا‬ ‫َكثِيرًا‬

‫خرَ َو َذ َكرَ اللّ َه‬ ِ ‫وَا ْل َي ْومَ الْآ‬

“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik (uswah hasanah), yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS.33, al Ahzab : 21). Meluasnya kemelut sosial dan budaya dipicu oleh kemerosotan akhlaq dan rohaniah individu anggota masyarakat. Kerusakan akhlaq adalah cerminan kepincangan pembangunan keperibadian (syahsiah) yang padu dan saling berkaitan antara sisi-sisi mental, sosial, fisik, emosi dalam satu tatanan kehidupan anak nagari, dan terkait pula

H. Mas'oed Abidin

13

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

dengan lemahnya sistem pendidikan sekular serta mengaburnya pencapaian tujuan pendidikan oleh para murabbi (guru). Disimpulkan bahwa lemahnya bekalan agama dilapisan umat dan tipisnya pemahaman Islam akan berpengaruh didalam kehidupan. Paham ‘Ashabiyah (kedaerahan), menghilangkan arti maknawi dari ukhuwah. Persatuan lahiriyah tidak mampu menumbuhkan kebahagiaan mahabbah, cinta sesama. Di sinilah bermula sumber kehancuran.

Menghidupkan J iwa Ummat Membangun Masyarakat Potensial

J iwa Sadar

Adat Istiadat

Interaksi Iman

Amaliyah

14

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Karena itu, di antara kerja besar dalam membangun masyarakat potensial itu, mesti di mulai dari membentuk peribadi-peribadi yang memiliki jiwa yang sadar, artinya menghidupkan jiwa umat dengan menanamkan keimanan yang kokoh, selanjutnya melakukan interaksi dengan adat istiadat yang sesuai dengan bimbingan agama atau syarak, untuk kemudian dapat menjalin kesaudaraan (ukhuwwah) yang kuat dalam hubungan bermasyarakat dan lingkungan keliling, yang pada akhirnya sanggup mendorong lahirnya amaliah yang efektif dan konstruktif. Menghadapi kondisi keumatan yang mulai parah ini, wajib segera dibangun domain-domain kemanusiaan yang jadi satu dengan gerakan tarbiyyah Islamiyah dan menetapkan domain ruhiah atau domein rohaniah padu kedalam sistim pendidikan agar kerusakan akhlaq tidak menjadi lebih parah. Ketika pagar-pagar budaya impoten dan tipisnya penghormatan terhadap pemangku adat, alim ulama, cerdik pandai suluah bendang, mesti melaksanakan kewajiban utama membuka hati keluarga dan umat lebih luas, sehingga tubuh yang kasar dapat menerima percikan cahaya Ilahi yang lebih tinggi, dan manusia sadar bahwa

H. Mas'oed Abidin

15

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

tujuan hidup duniawi hanya alat untuk menuju akhirat yang kekal abadi.

SILABUS MATERI DAN METODE PENYAJI ENYAJIAN AKHLAQ

S

asaran umum siswa dan para penuntut ilmu di Minangkabau (Sumbar), melalui sistim surau itu adalah, agar setiap anak didik mampu memiliki akhlaq mulia dengan menjadikan rasul sebagai

idola atau teladan utama. Langkah awalnya dengan pendidikan rohani, memperhalus jiwa atau keperibadian (sahsiah) yang merangkum aspek preventif, menjaga umat dari ketersesatan aqidah dan kufur yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan emosional dan mental sehingga umat dengan mudah tenggelam kedalam perbuatan haram, durjana dan kezaliman. Mengejar kemewahan (hubbud dunya) telah menjadi penyakit disenangi tanpa menghiraukan dosa dan pahala yang berakibat terjadinya penolakan diri menerima kebenaran (egoisme) melanda masyarakat hari ini.

16

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Pendidikan rohani membangun sumber daya manusia melalui penanaman nilai normative, aqidah dan budaya, adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, mengukuhkan nilai ibadah dan akhlaq dalam diri umat, seperti solat, zikir dan membuhul ikatan mahabbah yang semakin erat dari masa ke masa. Pengabaian upaya pemantapan kejiwaan (tarbiyah ruhiyah) berakibat jauh kepada lemahnya manusia menampilkan petunjuk kebenaran (al haq min rabbika) lantas kemudian terhempas di pinggir khayalan. Kebejatan sosial, politik dan ekonomi yang menghimpit hari ini telah memberi satu konklusi bahwa keadaan itu terjadi karena usaha sadar manusia mengabaikan upaya penyepuhan jiwa (tazkiyah an-nafs) disertai kelalaian perbaikan watak (islah an nafs) di medan kehidupan. Maka, rumah tangga dan korong kampung berperan teladan, dengan kesabaran dan toleransi dalam hidup mesti jadi panduan.

H. Mas'oed Abidin

17

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Ikatan ukhuwah yang teguh adalah curahan rahmat Allah dan mengangkat posisi (darjah) dengan iman.

No

POKOK BAHASAN

HASIL YG DIHARAP KAN

AYAT UTAMA/ HADIS

METO DE

18

Mengajarkan Budaya Minangkabau 1

Pengertian akhlaq alkarimah, akhlaq yang mulia

Generasi muda Minang, Sumbar tertarik meneladani akhlaq rasul dalam berperilaku

‫ن إِ ْيمَانًا‬ َ ‫أَ ْك َملُ ال ُم ْؤمِنِ ْي‬ َ‫ط ُؤ ْون‬ ِ َ‫ اَ ْل ُمو‬،‫أَحْسَ ُنهُ ْم خُلُقًا‬ ‫نو‬ َ ‫ اَّلذِ ْينَ يَأَلْ ُف ْو‬،‫أَكْنَافًا‬ ‫ن (رواه الطبراني و‬ َ ‫ُيؤْلَ ُف ْو‬ ‫)أبو نعيم‬ Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaqnya, lembut perangainya, bersikap ramah dan disukai pergaulannya (HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad. Albani menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir).

Memberi kan contoh umum akhlaq rasul

ِّ‫لَ َقدْ كَانَ لَكُ ْم فِي َرسُولِ ال‬ ‫ن‬ ْ ‫س َنةٌ ِل َم‬ َ َ‫س َوةٌ ح‬ ْ ُ‫أ‬ َ‫كَانَ يَرْجُو الَّ وَالْ َيوْ َم الْخِر‬ ‫َوذَكَ َر الَّ كَثِيرًا‬ “Sesungguh nya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik atau uswah-hasanah bagi orang yng mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS.33, al Ahzab : 21).

H. Mas'oed Abidin

19

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah 2

Akhlaq kepada Allah yg mencakup ikhlas, tawakal, syukur nikmat, dan malu berbuat salah

Siswa, para pelajar (penuntut) di Minangkabau, Sumbar mempunyai keperibadian yang ikhlas, tawakal, syukur nikmat, dan malu berbuat salah

ِ‫َف َمنْ كَانَ َيرْجُوا لِقَاءَ َر ّبه‬ ‫ع َملً صَالِحًا‬ َ ْ‫فَلْيَ ْع َمل‬ ‫وَلَ ُيشْ ِركْ بِعِبَا َدةِ رَ ّب ِه أَحَدًا‬ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya" (QS.18, al Kahfi : 110).

Tampil kan contohcontoh dalam ke hidupan nyata, serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

،َ‫جمَال‬ َ ْ‫ب ال‬ ّ ِ‫جمِ ْيلٌ يُح‬ َ ‫ل‬ َ ‫ِإنّ ا‬ ٌ‫ظيْف‬ ِ َ‫ ن‬،َ‫وَطَيّبٌ يُحِبّ الطّيّب‬ ْ‫ فَنَظّ ُفوْا َأفْنِيِتَكُم‬،َ‫ُيحِبّ النّظَا َفة‬ ‫وَلَ تَ َتشَ ّبهُوا بِال َي ُه ْودِ (رواه‬ ‫)الترمذ‬ Artinya, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai yang keindahan, baik dan menyukai kebaikan, bersih serta menyukai kebersihan. Oleh karena itu, bersihkanlah halaman rumah kalian, dan jangan kalian menyerupai yahudi.” َ‫ و‬،‫َتعْ ُبدَ الَ وَلَ ُتشْ ِركْ ِبهِ شَيْئًا‬ ‫ و‬،َ‫ وَ ُت ْؤتِي الزّكَاة‬،َ‫لة‬ َ‫ص‬ ّ ‫ُتقِيْمُ ال‬ ‫صلَ الرّحِم‬ ِ ‫َت‬ َKamu sembahlah Allah, jangan sekutukan dia dengan sesuatupun, dirikan salat, bayarkan zakat, dan pertautkan silaturahim (al Hadist).

20

Mengajarkan Budaya Minangkabau 3

Akhlaq terhadap tetangga, serta karib kerabat

‫ أَنََََََا‬:ُ‫لَ تَ ُك ْو ُنوْا إمّ َعةً َي ُق ْول‬ ‫ إِنََْ أَحْسََ ُنوْا‬،ََِ‫مَعََ النّاس‬ ‫ و إنَََْ أسََََاءُوا‬،ُ‫أَحْسَََنْت‬ ،ُ‫أسأْت‬ Janganlah seperti bunglon, ketika bersama orang yang baik, maka diapun baik pula. Dan jika bersama orang jahat, maka akhlaqnya jahat pula.

Berikan contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

ََََْ‫َلكِنََََْ وَطّنُوا أنْفُسََََكُ ْم إن‬ ،‫أحْسَنَ النّاسَُ أنَْ تُحْسَِنُوا‬ .‫ظِلمُوا‬ ْ َ‫و إن أسَََََاءُوا أَلّ ت‬ )‫(رواه الترمذي‬ Akan tetapi tanamkanlah sikap pada diri kalian; jika mereka baik, hendkalah kalian baik; dan jika mereka buruk akhlaqnya, maka janganlah kalian berbuat dzalim.(HR. Imam Tirmidzi (2008), dia berkata hadist Hasan Gharib)

H. Mas'oed Abidin

21

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah 4

Akhlaq terhadap sesama besar dan yang lebih muda

،َُ‫حمَن‬ ْ ّ‫ح ُمهُمَُ الر‬ َ ْ‫ح ُموْنَ َير‬ ِ ‫الرّا‬ ُ‫حمْكُم‬ َ ْ‫ح ُموْا مَ نْ فِي الَرْضِ يَر‬ َ ْ‫اِر‬ ‫الَُ مَنََْ فََِى السََّمَاءِ (رواه‬ )‫أبوداود‬ Yang penyayang dikasihi oleh Yang Maha Pengasih, maka sayangilah penduduk

Contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

bumi agar kasih kepadamu yang ada dilangit (al Hadist

22

Mengajarkan Budaya Minangkabau 5

Akhlaq terhadap lawan jenis

ّ‫ و إن‬،ٌ‫إنّ الدّنْيَا حُ ْل َوةٌ خَضِ َرة‬ ،‫ستَخْلِفُكُ ْم فِ ْيهَا‬ ْ ُ‫الَ تَعَالَى م‬ ‫ فَاتّقُوا‬،َ‫فَيَنْظُرُ كَ ْيفَ تَ ْعمَُل ْون‬ َ‫ و اتّقُوا النّسَاء‬،‫!الدّنْيَا‬ Sesungguhnya dunia itu lezat dan menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah SWT menjadikan kalian sebagai khalifah diatas bumi. Kemudian DIA melihat bagaimana kalian bekerja. Takutilah dunia, dan berhati-hatilah dalam menjaga hak-hak kaum perempuan.( HR. Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq dari Abu Sa’id al Khudri (2742).

Memberi kan contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

ُ‫حمُ ه‬ َ ْ‫ لَ يَر‬،َ‫ن لَ يَرْحَ مُ النّا س‬ ْ َ‫م‬ )‫الُ (متفق عليه‬ Yang tidak mnyayangi manusia

tak

akan

disayangi oleh Allah (al Hadist) ‫بِئْسََ الِسََْ ُم الْفُسََُوْقُ بِ ْع َد‬ َََْ‫اْلِ ْيمَانَََِ َومَنَََْ لَمَََْ يَتُب‬ .َ‫فَُأوْلَ ِئكَ هُ ُم الظّا ِل ُم ْون‬ Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS.al Hujurat : 11).

H. Mas'oed Abidin

23

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah 6

Akhlaq terhadap orang yg berbeda agama

ِ ‫خرِجَتْ لِلنّا‬ ‫س‬ ْ ُ‫ُكنْتُ ْم خَ ْيرَ ُأ ّمةٍ أ‬ َ‫ف و َت ْن َه ْون‬ ِ ْ‫َت ْأمُ ُر ْونَ بِا ْلمَ ْع ُرو‬ َ‫ و‬.ِ‫عنِ المُ ْنكَ ِر و ُت ْؤمِ ُن ْونَ بِال‬ َ ‫َل ْو آ َمنَ َأ ْهلُ الْ ِكتَابِ لَكَانَ خَ ْيرًا‬ ُ‫ّل ُهمْ مِ ْنهُ ْم ا ْل ُم ْؤمِ ُن ْونَ َو أَكْ َثرُهُم‬ َ‫الْفَاسِ ُق ْون‬ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, (HR. Tirmidzi (2800), Perkataan fa nadzafuu afniyatakum …(hingga akhirnya hadist) .., mempunyai jalur yang lain dari Sa’ad dengan sanad bagus, kata Albani dalam takhrij kitab al Halal wa al Haram, hadist no.113.)

Berikan contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

ََِ‫ و أَتْبِع‬،َََ‫اِتّقََِ الََ حَ ْيثُمََا كُنْت‬ ِ‫ وَ خَالِ ق‬،‫حهَا‬ ُ ْ‫ال سّيّ َئ َة الْحَ سَ َنةَ َتم‬ ٍ‫سن‬ َ َ‫ق ح‬ ٍ ُ‫النّاسَ بِخُل‬ Bertaqwalah kepada Allah denganbenar, dan balaslah keburukan dengan kebaikan, berperangailah kepada sesama manusia dengan akhlaq yang baik (al Hadist).

24

Mengajarkan Budaya Minangkabau 7

Akhlaq terhadap lingkungan (tanah, air, tumbuhan dan hewan, serta udara sebagai sumberdaya alam untuk kehidupan)

ْ‫َو ِإذْ تََأ ّذنَ رَبّكُمْ َل ِئن‬ َ‫شَكَرْ ُتمْ َ َلزِ ْيدَنّكُ ْم و‬ ‫عذَابِي‬ َ ّ‫َل ِئنْ كَ َفرْتُ ْم ِإن‬ ٌ‫شدِ ْيد‬ َ ‫َل‬ Ingatlah tatkala Tuhan menyerukan, jika kamu bersyukur (memelihara alam dan lingkungan) yang di anugerahkan kepadamu, maka akan ditambahkan nikmat bagi mu. Akan tetapi jika kamu kufur, tidak memelihara nikmat Allah, berupa (alam, lingkungan) , maka ketahui lah azab Allah itu pedih.

‫َو ُهوَ اّلذِي سَخّ َر الْبَحْرَ لِ َتأْكُلُوا‬ ‫ستَخْرِجُوا‬ ْ َ‫طرِيّا وَت‬ َ ‫حمًا‬ ْ َ‫مِ ْنهُ ل‬ َ‫مِ ْن ُه حِلْ َيةً َتلْبَسُو َنهَا وَ َترَى الْفُ ْلك‬ ِ‫َموَاخِ َر فِيهِ وَِلتَبْتَغُوا ِمنْ فَضْ ِله‬ َ‫شكُرُون‬ ْ َ‫وََلعَلّكُمْ ت‬ Allah menundu kkan lautan agar kamu dapat memakan daging segar (ikan), mengeluarkan dari lautan perhiasan yang kamu pakai; dan bahtera berlayar padanya, supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS.16, an Nahl : 14).

Berikan contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

َ‫س وَالْ َقمَر‬ َ ْ‫شم‬ ّ ‫سخّرَ لَكُمُ ال‬ َ َ‫و‬ َ‫ن وَسَخّرَ َلكُمُ اللّ ْيل‬ ِ ‫دَائِبَ ْي‬ )33(َ‫وَال ّنهَار‬ Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS.14, Ibrahim : 32-33) ‫ي فِي‬ َ ِ‫جر‬ ْ َ‫سخّرَ لَكُ ُم الْفُ ْلكَ لِت‬ َ َ‫و‬ (َ‫حرِ بِ َأمْ ِر ِه وَسَخّرَ َلكُ ُم الَْ ْنهَار‬ ْ َ‫الْب‬ )32 dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.

H. Mas'oed Abidin

25

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah 8

Akhlaq terhadap guru dan orang yang lebih tua

Kamanakan barajo ka Mamak, Mamak barajo ka Pangulu, Pangulu barajo ka mupakaik, Mupakaik barajo ka nan bana, Nan bana badiri sandirinyo.

َُ‫مَنَْ دَعَا إلى ُهدًى كَانَ لَه‬ ََِ ‫جوْ ِر مَن‬ ُ ُ‫مِن ََ الَجْ ِر مِ ْث ُل أ‬ ََْ‫اتّبَعَهََُ لَ يَنْقُصََُ ذَلِكََ مِن‬ ‫ (رواه مسسلم‬.‫جوْرِهِمَْ شَيْئًا‬ ُ ُ‫أ‬ )‫و أصحاب السنن‬ Artinya, “Barangsiapa yang menyeru kepada hidayah Allah, mereka akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya. Tidak berkurang sedikitpun.” (al Hadist Riwayat Muslim dan Ashhabus Sunan).

Memberi kan contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

‫ج ّل‬ ِ ُ‫س مِنَْ ُأمّتِي مَنَْ ي‬ َ ََْ‫لَي‬ َ‫ و‬،‫ وَ يَرْحَم َْ ص َغِيْ َرنَا‬،َ‫َكبِيْرَنا‬ ‫َيعْرِفََََََْ ِلعَا ِلمِنََََََا (رواه‬ )‫أحمد‬ Tidak terbilang masuk kedalam umatku – yakni umat Muhammad SAW – barang siapa yang tidak menghormati yang tua, dan tidak menyayangi yang muda, dan juga yang tidak mau arif mengikuti nasehat dari kalangan berilmu” (HR. Ahmad, Dalam hadist dari Ubadah bin Shamit, dengan sanad baik, sebagaimana disebutkan oleh al Munzhiri dalam al Munthaqa (1322) dan Haitsami (8/78).

26

Mengajarkan Budaya Minangkabau 9

Akhlaq terhadap Ibu dan Bapak

Timbul kesadaran para pelajar di Sumbar untuk menjadi anak yang hormat, patuh, dan berbakti kepada orang tua

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS.17, Israk : 23-24)

Contohcontoh dalam ke hidupan nyata serta apa akibat nya jika tidak ber akhlaq

Pendidikan akhlaq atau pembersihan ruhiyah mencakup aspek rawatan dan pengawalan (aspek treatment), melalui taubat,tazkirah, tarbiyah, tau’iyah, yang selalu di topang oleh dua manazil atau pilar tabiat dan didikan sifat yang sangat penting.

H. Mas'oed Abidin

27

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Kedua pilar utama itu adalah sikap prilaku mengenal Tuhan atau ‘Rabbaniah dan mengamalkan kejujuran atau Siddiqiah’1. Sifat Rabbaniah ditegakkan dengan benar diatas landasan pengenalan (makrifat) dan pengabdian (`ubudiah) kepada Allah melalui peningkatan ilmu pengetahuan, pemantapan pengajaran, pemberian nasihat, menanamkan akhlaq menyuruh yang ma’ruf (social support) dan mencegah dari yang munkar (social control). Siddiqiah mencakup enam jenis kejujuran (al-sidq): 1. kejujuran lidah, 2. kejujuran niat dan kemauan (sifat ikhlas), 3. kejujuran cita-cita (azam) dan keteguhan mencapainya, 4. kejujuran dengan apa yang diucapkan dan dijanjikan (alwafa’), 5. kejujuran bekerja berprestasi dan berkarya (amal as-shalih), dan 6. kejujuran mengamalkan ajaran agama (maqamat al-din).

1

Hawwa, Syeikh Mohd Said, Muzakarah Fi Manazil al-Siddiqin Waal-Rabbaniyin, Dar al-Salam Li al-Tibaah, Kairo, 1987, hal 3-4, berkata ; ‫ اما الربانية فى‬,‫"اما الربانية فانها صديقية وزيادة فمبنى الصديقية على معرفة ال والعبودية له‬ ‫مع ذلك علم وتعليم ونصيحة وشهادة على الخلق وحكم بما انزل ال و امر بمعروف ونهي عن‬ "....‫منكر‬

28

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Menguatkan Aqidah Ummat Potensi Ummatisasi

SDA/ ULAYAT

Interaksi Ukhuwah

Iman

Adat Istiadat EFISIENSI Amaliyah

Pengamalan kedua sikap diatas akan membantu upaya mengokohkan aqidah ummat yang akan memelihara nikmat Allah yang besar, seperti alam yang luas atau SDA dan ulayat, dimana manusia berdiam. Alam luas yang di anugerahkan oleh Allah itu, hanya akan mampu dipelihara oleh manusia yang beriman kepada Allah serta berinteraksi ukhuwah (persaudaraan) dalam mencapai redha Allah. Interaksi ini tampak dalam perilaku sehari-hari yang jelas di dalam adat istiadat dan ujungnya menggerakkan amalan nyata yang efisien, kreatif dan inovatif, membangun dunia

H. Mas'oed Abidin

29

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

yang baik untuk mencapai akhirat yang hasanah juga. Rasulullah SAW selalu berdo’a sebagaimana disampaikan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah R ’anha, “allahumma man waliya min amri umatiy syay-an fa syaqqa ‘alaihim fasyquq ‘alaihi, wa man waliya min amri umatiy syay-an farfaqa bihim, far-fuq bihi”, Artinya, “Ya Allah, barangsiapa yang menjadi pemimpin atas umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin umatku, lalu mengasihi mereka, maka kasihanilah ia” (HR.Shahih Muslim).

30

Mengajarkan Budaya Minangkabau

ADIL, PAKAIAN SETIAP PEMIMPIN

A

dil, adalah ciri taqwa. Konsep adil ini tidak semata menyangkut ajaran teologis semata, melainkan ajaran kemanusiaan yang amat humanis dan

didambakan oleh siapa saja dan menyeluruh atau universal. Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin pemegang tampuk kekuasaan yang melalaikan kepentingan rakyatnya adalah pemimpin yang sangat dicela. Rasulullah SAW memperingatkan,

‫ إلى‬،‫ و يموت و هو غاشوهم‬،‫ما من وال يلي راعية من المسلم‬ .‫حرم ال عليه الجماعة‬ “Tidak seorangpun yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (kaum Muslimin), lalu ia mati dalam keadaan menipu mereka, kecuali Allah mengharamkan baginya sorga (tidak akan masuk sorga)” (HR.Muttafaqun ‘alaihi dari Abi Ya’la (Ma’qal) bin Yasar RA). Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW berkata,

‫و إنما المام جنة و يقاتل من وراءه و يتّقابه فإن َأ َمرَ بتقوى‬ .‫ و إن قال بغيره فإن عليه منه‬.‫عليه و عدل فإن له بذلك أجرا‬ H. Mas'oed Abidin

31

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

“Sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai. Dibelakang perisai itulah rakyat berjuang. Maka apabila ia (pemimpin) menyuruh kepada ketaqwaan terhadap Allah dan berlaku adil, maka ia akan mendapat pahala dari perintah dan sikap adilnya itu. Tetapi bila ia menyuruh selain dari itu (taqwa), maka ia akan mendapat siksa karenanya” (HR.Muttafaq ‘alaihi, dari Abi Hurairah RA).

Dengan sikap tawadhu’ (merendah demi kepentingan umat karena taqwa kepada Allah) akan terlihat keadilan seorang pemimpin. Arogansi pemaksaan kehendak. akan membawa kepada kehancuran. Konsekwensinya adalah,

‫ مالم يؤمر‬,‫السمع و الطعة على المرأ المسلم فيما أحب و كره‬ ‫ فل سمع ول طعة‬،‫ فإذا أمر بمعصية‬,‫بمعصية‬ “Seorang Muslim harus mendengarkan dan menta’ati segala perintah (pemimpinnya) dalam hal yang ia sukai ataupun yang tidak disukainya, selama ia tidak diperintahkan untuk berbuat maksiat. Dan apabila ia diperintahkan untuk berbuat maksiat, maka ia (rakyat) tidak dibolehkan untuk mendengarkan atau menta’ati perintahnya” (HR.Muttafaq ‘alaih dari Ibnu Umar RA).

32

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Sungguh celakalah para pemimpin yang melupakan dan menganggap enteng aspirasi rakyat banyak. Maka, untuk terhindar dari kecelakaan, wajiblah di ingat selalu firman Allah;

َ‫سطِين‬ ِ ‫ن اللّ َه ُيحِبّ ا ْلمُ ْق‬ ّ ِ‫َفَأصْلِحُوا َب ْي َن ُهمَا بِا ْلعَدْلِ وََأ ْقسِطُوا إ‬ “…. maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS.Al-Hujurat : 9).

H. Mas'oed Abidin

33

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

SYARAK (SYARI'AT ISLAM) DIMULAI DENGAN NASEHAT Nasihat itu di tujukan untuk seluruh manusia, mencakup seluruh sisi kehidupan manusia. Sumbernya jelas yang berpangkal dari Allah (Al Qur'an), serta merujuk kepada contoh dan petunjuk pelaksanaan dari Muhammad Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Sunnah Rasul, sasarannya agar manusia menjadi patuh dan taat kepada Allah SWT. Mematuhi Allah berarti mematuhi sunnah Rasulullah, yang satu dan lainnya tidak dapat di tiadakan. Seseorang yang ingin menjadi taat kepada Allah, mestilah setia mengikut sunnah Muhammad Rasulullah SAW. Dalam satu penjelasannya Rasulullah SAW menyebutkan bahwa, “Ad-dien (Syari'at agama Islam) itu adalah nasehat. (Mau'izhah Hasanah). Kami bertanya, atas dasar apa wahai Rasulullah?" . Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab .." dari Allah dan dengan Kitabullah (Al-Qur'an), dan Sunnah Rasul. Kemudian dengan kesepakatan pemimpinpemimpin umat (dalam setiap urusan mereka, di dunia dan untuk akhirat, berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah Nabi”

34

Mengajarkan Budaya Minangkabau

(Al Hadist). Dengan patokan ini, para Shahabat ber-baiat kepada Rasulullah agar tegaknya Syari'at Islam itu dengan sempurna. Diantara isinya, para Shahabat tidak menjadi syirik, atau tidak mempersekutukan Allah. Tidak melakukan pencurian, menjauhkan diri dari perbuatan korupsi, manipulasi dalam bentuk dan kesempatan apapun. Tidak berzina, yang melingkupi kepada pergaulan bebas, sehingga kaburnya batas-batas antara yang boleh dan yang tidak. Terutama dalam hubungan manusia berlainan jenis. Tidak membunuh anak, baik itu secara penanaman nilai-nilai fikrah yang tidak agamis. Semuanya dijalankan melalui jalur Nasihat Agama, mencakup syari'at Islam.

َ‫ك ا ْلمُ ْؤ ِمنَاتُ ُيبَا ِي ْعنَكَ عَلَى َأنْ لَا ُيشْ ِركْن‬ َ ‫يَاَأ ّيهَا ال ّن ِبيّ ِإذَا جَا َء‬ َ‫ن أَوْلَادَهُنّ وَلَا َي ْأتِين‬ َ ْ‫سرِقْنَ وَلَا َيزْنِينَ وَلَا يَ ْقتُل‬ ْ ‫ش ْيئًا وَلَا َي‬ َ ِ‫بِاللّه‬ ٍ‫ن َأ ْيدِيهِنّ وََأرْجُِلهِنّ وَلَا َيعْصِي َنكَ فِي َمعْرُوف‬ َ ْ‫ن يَ ْف َترِينَهُ َبي‬ ٍ ‫ِب ُب ْهتَا‬ ٌ‫ن اللّهَ غَفُورٌ َرحِيم‬ ّ ِ‫س َتغْ ِفرْ َلهُنّ اللّ َه إ‬ ْ ‫َفبَا ِي ْعهُنّ وَا‬ ‫غضِبَ اللّهُ عََل ْيهِ ْم قَدْ َي ِئسُوا‬ َ ‫ن ءَا َمنُوا لَا َتتَوَلّوْا قَ ْومًا‬ َ ‫يَاَأ ّيهَا اّلذِي‬ ِ‫صحَابِ الْ ُقبُور‬ ْ ‫ن الْآخِرَ ِة َكمَا َيئِسَ ا ْلكُفّارُ ِمنْ َأ‬ َ ِ‫م‬ “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuanperempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa

H. Mas'oed Abidin

35

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (QS.60, alMumtahanah, ayat 12-13).

Bila kita melihat dengan kondisi hari ini, maka firman Allah dan bimbingan hadist Rasulullah sebelumnya ini telah menjadi satu mata rantai pelajaran yang akan membawa manusia kepada satu kearifan (tafahum = pemahaman) mendalam, agar umat menjadi umat pendakwah yang selalu berhati-hati dalam mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Dengan demikian selalu menghindari konsepsi kehidupan yang dipakai oleh kaum yang mendapat kemurkaan Allah, seperti dengan

36

Mengajarkan Budaya Minangkabau

penganut Yahudi dan paham Israiliat. Konsekwensinya amat wajar manakala setiap mukmin dimana saja mesti selalu mempertimbangkan sunguh-sungguh untuk tidak tergesa-gesa membuka hubungan kasih dalam bentuk apapun dengan pihak Yahudi ini. Agama yang berawal dari nasehat. Maka perlu satu gerakan terpadu yang disebut gerakan dakwah untuk membentuk umat yang kuat (umat utama = khaira ummah). Beberapa mata pelajaran dapat ditampilkan untuk mengembangkan jiwa dan watak umat, antara lain ;

NO 11

MATA KULIAH / WAKTU

POKOK BAHASAN

FIQH 1. Ma’na da’wah DA’WAH WAL 2. Proses da’wah HARAKAH 3. Tahapan (Gerakan (marhalah) masyarakat = da’wah: Sosial movement) a) tabligh

TUJUAN Membina dan 1. mengembangkan potensi da’wah 2. Islamiyah di nagarinagari dalam pranata 3. sistem gerakan (harakah) Islamiyah, 4.

b) ta’lim c) takwin d) tanzhim e) tanfidz

H. Mas'oed Abidin

Landasan membentuk masyarakat dengan adat basandi syarak, syarak basandi

37

5.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

4. Organisasi dan manajemen da’wah 5. Kualifikasi harakah Islamiyyah dan halaqah Surau di Minangkabau 6. Kedudukan syura dalam harakah Islamiyyah 7. Strategi perencanaan, pengorganisasian , tujuan, dan sasaran harakah Islamiyah. 8. Amal jama’i (gerakan bersama) dalam harakah Islamiyah 9. Penyimpangan dalam harakah Islamiyah 10. Karakteristik da’wah Surau dalam gerakan masyarakat

Kitabullah.

Terwujud proses kaderisasi pengembangan risalah da’wah Islamiyah dalam masyarakat Minangkabau Menghidupkan prinsip ta'awun, singkek uleh maauleh, barek sapikua, dan kegotgong royongan, sebagai satu aspek dari sosial reform. Mengamalkan secara benar akhlaq Islam yang diajarkan oleh syarak dan dipakai oleh adat, jika syarak nan mangato tinggal di adat nan mangarajokan.

38

Mengajarkan Budaya Minangkabau

(harakah) masyarakat Islam di Minangkabau, 11. Dakwah wal harakah Islamiyah dalam perspektif sistem pembinaan masyarakat Islam di nagari-nagari, yang disebut penerapan adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah Kehidupan masyarakat Sumatera Barat kedepan di Alaf Baru ini, mesti di pacu dengan ajakan agar selalu menanam kebaikan-kebaikan yang makruf. Mesti pula dipagar rapat-rapat dengan pencegahan dari hal-hal yang merusak dan mungkara., Didalamnya ditanamkan upaya berguna yang dapat menumbuhkan harga diri dengan sikap mental mau berusaha sendiri, giat bekerja (enterprising). Yang dituju adalah masyarakat baru Sumatera Barat yang dapat menolong diri sendiri (independent) serta mampu mereposisi kondisinya dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan diberbagai bidang. Insya Allah masyarakat kita di Sumatera Barat akan mendapatkan hak asasinya yang setara dengan kewajiban asasi yang telah ditunaikan.

H. Mas'oed Abidin

39

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Sesungguhnya bimbingan aqidah melahirkan amalan atau perilaku beradat dengan panduan syari'at agama Islam yang bersendikan Kitabullah, dan telah mengajarkan bahwa tidak pantas bagi satu masyarakat hanya senang menuntut hak tanpa dibebani keharusan menunaikan kewajiban. Begitulah semestinya yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang memimpin satu masyarakat atau ulayat daerah dan negara dimana umatnya beragama Islam dan beriman kepada Allah serta masih percaya kepada Al Quran Kitabullah. BUHUL MASYARAKAT Kehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat sudah

lama direkat oleh kentalnya hubungan kebersamaan (ta’awun) di dalam tataran budaya berat sepikul ringan sejinjing sebagai perwujudan nyata nilai-nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Tataran budaya sedemikian telah terbukti dalam masa sangat panjang mampu memberikan dorongan-dorongan beralasan (motivasi) bagi semua gerak perubahan (reformasi) dari satu generasi ke generasi berikut di Ranah Bundo ini. Bahkan telah pula terbukti menjadi modal sangat besar untuk meraih kemajuan di berbagai bidang pembangunan di daerah dan nagari, di dusun dan taratak. Serta memberikan sumbangan yang tidak kecil dalam mewujudkan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kandungan Kitabullah mewajibkan kita untuk memelihara hubungan yang langgeng dan akrab dengan karib dan daerah tetangga, sebagai kewajiban iman dan

40

Mengajarkan Budaya Minangkabau

taqwa kita kepada Allah Yang Maha Esa, sesuai FirmanNya, ‫حسَانًا وَ ِبذِي ا ْلقُرْبَى‬ ْ ‫وَاعْ ُبدُوا الّلهَ وَل ُتشْ ِركُوا ِبهِ شَيْئًا وَبِالْوَاِلدَيْنِ ِإ‬ ِ‫وَالْيَتَامَى وَا ْل َمسَاكِينِ وَا ْلجَارِ ذِي الْقُ ْربَى وَا ْلجَارِ ا ْلجُ ُنبِ وَالصّاحِبِ بِا ْلجَ ْنبِ وَابْن‬

‫ن ُمخْتَالًا َفخُورًا‬ َ ‫ن كَا‬ ْ َ‫حبّ م‬ ِ ‫السّبِيلِ َومَا مََلكَتْ أَ ْيمَا ُن ُكمْ إِنّ الّلهَ ل ُي‬

“ Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak. Berhubungan baiklah kepada karib kerabat. Berbuat ihsan kepada anak-anak yatim, kepada orang-orang miskin, dan tetangga yang hampir, tetangga yang jauh, dan teman sejawat serta terhadap orang-orang yang keputusan belanja diperjalanan (yaitu orang-orang yang berjalan dijalan Allah) dan terhadap pembantu-pembantu di rumah tanggamu. Sesungguhnya Allah tidak suka terhadap orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS.4, AnNisak ayat 36). Membina persaudaraan diperlukan pendidikan dan pengenalan budaya adat istiadat yang dibangun oleh pemahaman ajaran agama berdasarkan Kitabullah (ajaran Islam). Pengetahuan tentang sejarah Islam dan peradaban manusia amat penting diajarkan diantaranya dapat berisi;

NO

MATA KULIAH / WAKTU

H. Mas'oed Abidin

POKOK BAHASAN

TUJUAN

41

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

12 FIQH SIRAH DAN TARIKH AL-ISLAM (5 Jam)

1. Urgensi studi al-sirah al-nabawiyyah (fiqh alsirah) 2. Ta’rif sirah dan tarikh Islam,

3. Pemahaman ma’na jahiliyyah; al-jahl bi ma’rifat (pemahaman) Allah dan al-jahl bi hukmi (hokum) Allah 4. Muhammad SAW sebelum bi’tsah, 5. Masa kenabian 5.1. turun wahyu, 5.2. tantangan yang dihadapi, 5.3. periode makkah dan madinah, 5.4. sistem pembinaan da’wah pada kedua periode tersebut 6. Studi fase-fase da’wah Islamiyah; 7. Perubahan masyarakat karena risalah da’wah yang dibawa oleh rasulullah SAW.

Memahami al-sirah al-nabawiyah dan tarikh Islam secara historio grafis, sehingga terbina kearifan untuk memetik hikmah dalam sejarah. Pemaham prilaku dengan bimbingan tauhid dan akhlaq Qurani Pengabaian pendidikan ruh (tarbiyyah ruhiyyah) akhlaq Islam, jadilah masyarakat kembali kepada perangai jahiliyah. Ilmu pengetahuan modal utama manusia meraih keberhasilan dan kekuatan peradaban.

42

Mengajarkan Budaya Minangkabau

8. Studi masa khulafa’ alrasyidin, 9. Masa pengembangan Islam di Damaskus dan Baghdad, 10. Islam di Andalusia: a) Perkembangan ilmu pengetahuan sebagai sumbangsih Islam terhadap peradaban, b) Kemajuan ilmu pengetahan dan teknologi 11. Islam masuk ke Nusantara, 12. Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

H. Mas'oed Abidin

Mengenal para 1 ulama, pejuang dan raja Nusantara, menggalang perjuangan cinta tanah air dan persatuan 1 Nasional. Mengenali para pemimpin umat di Minangkabau, Sumbar, sejarah dan perkembangan pendidikan/ madrasah Islamiyah yang melahirkan tokoh2 besar, Tentang Islam masuk ke Minang-kabau dan Perilaku beradat di Minangkabau.

43

1

1

1

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Martabat satu kaum akan hilang bila yang ada hanya kewajiban tanpa hak apapun. Hak asasi tidak pernah ujud tanpa kewajiban asasi. Menumbuhkan harga diri, dan memperbaiki nasib akan terwujud dengan ikhtiar disertai

44

Mengajarkan Budaya Minangkabau

akhlaq sabar dan tidak mudah berputus asa. Sikap jiwa seperti ini sangat dituntut mengedepan dalam menyambut Otonomi Daerah di Sumatera Barat pada awal abad ini. Aqidah Tauhid Sumber Kekuatan Di Minangkabau

G

oresan sejarah membuktikan bahwa kekerabatan yang mendalam telah memberi kekuatan melaksanakan da'wah amar ma'ruf nahi munkar, ditengah berbagai tekanan dan pemaksaan kehendak oleh penjajahan Belanda di tahun 1928.2 Ini 2

Di Bukittinggi (Fort de Kock), pada tanggal 19 Agustus 1928 berlangsung satu rapat besar "Majlis Permusyawaratan Ulama Minangkabau" pertama. Dihadiri 800 ulama-ulama, dan 200 utusan-utusan dari 115 Persyarikatan Umat Islam di Minangkabau. Musyawarah Besar Minangkabau ini menelorkan MOSI MENOLAK GURU ORDONANSI 1925 yang terkenal itu. Tiga bulan berikut, 3 - 4 Nopember 1928, di tempat yang sama, Surau Inyiak Jambek, berlangsung lagi Permusyawaratan Ulama Mingakabau Kedua. Jumlah yang hadir lebih banyak,1500 orang. Inilah buah dari keakraban iman. Mungkin di waktu peristiwa besar itu, sebagian besar dari kita belum lahir. Namun dapat membaca kembali di dalam buku PERINGATAN (Verslag) dari Majelis Permusyawaratan Oelama Minangkabau, dikumpulkan oleh A. 'Imran Djamil dan H. Abdul Malik Karim (Hamka), diterbitkan oleh Boekhandel en Taman Poestaka "Sumatera Thawalib" Fort de Kock, di cetak pada Snelpers Drukkerij Gebr. "LIE" Fort de Kock, 1928. Disebutkan didalamnya bahwa para ulama, intelektual dan pemimpin Umat Islam, Ninik Mamak dan Muslimat di Minangkabau telah biasa berjuang membentengi Adat dan Agama di Minangkabau. Dapat dibuktikan dengan terbitnya satu Seroean dan Harapan yang ditujukan kepada pemerintah (Penguasa Hindia Belanda) pada tahun 1941. Seruan itu diterbitkan berkenan dengan undang-undang yang dikeluarkan oleh Resident Sumatera Barat tentang "Verordening betreffende vergrijpen tegen de adat" atau "Aturan tentang melanggar adat" yang berdampak menghilangkan "nilai-nilai

H. Mas'oed Abidin

45

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

gambaran nyata dari kuatnya ikatan “tungku tigo sajarangan” atau “tali nan sapilin tigo” di Minangkabau dalam menghadapi sikap arogansi para penjajah ranah bundo. Hasil besar ini didapat karena adanya satu landasan kuat, kekuatan Tauhid, Aqidah Islamiyah yang di dukung oleh persatuan dan Ukhuwah Islamiyah serta rasa kekeluargaan bukan soal ilmu pengetahuan dan teknologi, atau semata masalah HAM dan demokratisasi, karena ruh persatuan dan kesatuan adalah aplikasi dari Tauhid (iman), yang akan mampu melahirkan "persaudaraan". Bersaudara tumbuh dari adanya Iman Kepada Allah, dan buah dari pengamalan Ad Dinul Islam. Konsekwensinya bila keimanan Tauhid melemah, maka adat itu sendiri". Paling menarik dari seruan pemimpin umat Islam Minangkabau tersebut adalah persatuan yang mereka miliki. Penanda tanganan seruan itu terdiri dari lima orang ulama besar. Mereka adalah Syeikh Daoed Rasyidi, Syeik Mohammad Djamil Djambek, Syeik Mohammad Dajmil Djaho, Syeikh Sulaiman ar Rasoeli, dan Syeik Ibrahim Moesa. Kemudian ada pula lima orang Ninik Mamak Alam Minangkabau, yaitu Dt. Simarajo Simabur Pariangan Padang panjang, Datuk Maharajo Dirajo Batipuh, Datuk Tungga Air Angat, Datuk Bandaro Sati bukit Surungan, dan Datuk Majo Indo Batu Sangkar. Diperkuat oleh para intelektual, organisator, para pendiri pendidikan, saudagar (pedagang), yang dapat digolongkan cendikiawan di masa itu. Tokoh-tokoh berbobot di zaman itu adalah A.R. St. Mansoer (Muhammadiyah), Anwar (Bank Nasional), S.J. St. Mangkoeto (Bank Moeslimin Indonesia), Rky. Rahmah el Junusijjah (Muslimat, Diniyah Putri), A. Kamil dan Zoelkarnaini (Angkatan Moeda Muhammadiyah yang kemudian dikenal dengan panggilan Buya Zoel. Hasil nyata dari Seruan bertanggal 1 Januari 1941 itu adalah, Resident Sumatera Barat tidak jadi mengeluarkan undang-undang yang membatasi wewenang adat ini. (lihat Typ. Tandikat PP - 1941).

46

Mengajarkan Budaya Minangkabau

akan hilanglah pula "rasa bersaudara". Punahnya rasa bersaudara ini dampaknya ikatan persatuan akan menjadi lemah. Persatuan yang sesungguhnya tidak bisa di beli dengan uang ataupun materi. Soal persatuan adalah soal hati (qalb). Tujuan yang akan di capai -- sebagai khittah yang telah digariskan -- terpulang kepada nawaitu yang telah diniatkan oleh hati. Disinilah terdapat kemurnian (pure, kebersihan) amal perbuatan untuk mencapai tujuan sesuai yang diikhlaskan (bersih) hati. Bukanlah niat kita untuk sekedar membalik-balik lembar sejarah dalam memenuhi hasrat nostalgia. Tujuan kita sudahlah jelas. Wijhah itu adalah satu. Yaitu "keridhaan Allah" semata. Keridhaan Allah itu lah bagi kita yang menjadi motivasi bagi mewujudkan amal nyata "membentuk masyarakat utama" (khaira ummah) yang memotivasi kita untuk memilih berbuat atau tidak berbuat, bahkan memotivasi untuk bertindak dan kalau perlu adamasanya mesti diam. Mencari keridhaan Allah yang di pegang oleh setiap mukmin, adalah menjadi tujuan hidup dan menjadi tujuan mati, dan menjadi ikatan pemersatu umat. Sebelum satu program yang dihasilkan bisa diwujudkan dalam satu langkah oleh satu umat di dalam Persyarikatan Muhammadiyah, kerja nomor satu adalah menyatukan wijhah yakni keredhaan Allah. Bukan keredhaan orang lain. Bukan pula asal aku senang, atau juga tidak karena demi golongan, maka "carilah keredhaan Allah Yang Satu, supaya kita dapat bersatu". Dan Ki Bagus Hadikusumo, 50 tahun silam mengatakan, "jangan cari benda-benda bertebaran, nanti kita akan bertebaran lantarannya". Ini suatu agenda besar bagi "umat utama", yakni umat Muhammad SAW di

H. Mas'oed Abidin

47

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Minangkabau, Sumbar yang memiliki perpegangan adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dalam setiap tindak tanduk perjuangan, sehingga Insya Allah akan selalu terhindar dari perpecahan (tafarruq) dan terjauh pula dari tanazu' (sikut menyikut), namun yang lahir adalah perlombaan sehat dan jujur (fastabiqul khairaat). TAZKIYAH AN NAFS

Menjaga Kesuburan Nafs dengan ibadah yang teratur. Amalan dikerjakan terus menerus sepanjang masa. Bersungguh-sungguh, sepanjang hayat. Menghadiri majlis ilmu (ta’lim). Memperbanyak zikrullah setiap waktu. Membaca al-Qur’an, dan sedia melakukan shalat sunnat malam (tahajjud) dan berpuasa sunat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Seorang yang berkeinginan melakukan tazkiyah nafs mesti didukung oleh himmah (minat dan cita) yang kuat. Himmah boleh dikatakan sebagai cita-cita. Tekad bulat dan kuat, yang di dorong oleh niat yang tulus. Dengan keyakinan yang benar, dan cara yang benar di dalam mencapai cita-cita itu.3 Dengan menanamkan keimanan yang prima didalam jiwa manusia terhadap kekuasaan Allah, maka hati menjadi hudur ma’allah = ‫خضور‬ ‫ مع ال‬yakni hidup dengan hati yang bertauhid. Tauhid menumbuhkan rasa kagum dan takut mengahadapi keagungan Allah dan lahirlah mahabbah atau rasa kasih serta rindu kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Langkah pertama ke arah tazkiyah nafs, dengan menghidupkan jiwa yang mati dengan zikrullah, muraqabah dan tafakkur. Nabi SAW bersabda, ‫مثل الذي يذكر ربه والذي ليذكر ربه مثل الحي‬ 3

Al-Falimbangi, ‘Abd al-Samad, Siyarus-Salikin, h. 44

48

Mengajarkan Budaya Minangkabau

‫“ والميت‬Umpama orang yang mengingati Tuhannya dan orang yang tidak ingat Tuhannya seperti orang yang hidup dengan yang mati”. 4 Ketika kehidupan manusia kian bertambah modern dan peralatan teknologi semakin canggih, tidak dapat dibantah bahwa makin bertambah banyak masalah hati dan kejiwaan manusia yang tampil kepermukaan dan tidak mudah dapat diselesaikan, kecuali dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT semata-mata. Umat perlu dihidupkan jiwanya menjadi satu umat yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup (wijhah) yang nyata, memiliki identitas (shibgah), bercorak keperibadian terang (transparan) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Satu susunan hidup masyarakat berjama’ah yang diredhai Allah yang dituntut oleh “syari’at” Islam, sesuai Adat basandi Syarak dan Syarak basandi Kitabullah, menjadi “satu aspek dari Sosial Reform”, yang tidak dapat diabaikan,yaitu berusaha di urat masyarakat.

MEMBANGUN POTENSI DIRI

4

Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitab al-Da’awat

H. Mas'oed Abidin

Iman

49

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Jiwa Sadar

Adat Istiadat

Amaliyah

Interaksi & UKHUWA H

Paling berbahaya tentulah bertukarnya niat ditengah perjalanan. Apa yang tadi telah dirumuskan semula menjadi kabur tak terbaca. Pada awalnya hendak menanam "cinta dan Takut kepada Allah" berubah menjadi "cinta kekuasaan dan takut mati". Yang diniatkan pada awalnya "dakwah Ila Allah" (mengajak umat utama kepada Allah), berobah tumbuh menjadi "dakwah ghairullah (kepentingan diri, jual tampang untuk aku). Perbuatan 'aku-isme" atau "ananiyah" akan menyuburkan tafarruq dan tanazu' itu. Karena itu perlu diajarkan cara-cara pembinaan hidup bermasyarakat itu.

50

Mengajarkan Budaya Minangkabau

NO 13

MATA KULIAH / WAKTU

POKOK BAHASAN

FIQH AL1. Ta’rif keluarga dalam USRAH ALIslam (dan ISLAMIYA perbandingan dengan H sistem keluarga diluar Islam); 2. Dasar ikatan kekeluargaan dalam Islam 3. Pola kepemimpinan rumahtangga Islam. 4. Pola keluarga muslim (persipan dan proses menuju jenjang pernikahan). 5. Pola keluarga muslim (sistim pendidikan anak dari sebelum janin sampai umur 11 tahun) suatu pola asuhan Islami.

TUJUAN Membina pemahaman, keyakinan sistem keluarga dalam Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Membentuk generasi berbudaya adat Minangkabau dari rumah tangga. Dimulai dengan pengajaran dan penerapan bahasa ibu (bahasa tutur Minangkabau dan tulisan Arab Melayu)

1.

2.

3.

4.

5.

6. 7.

6. Pola keluarga muslim (psikologi dan pembinaan remaja:1219 tahun)

H. Mas'oed Abidin

8.

51

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

7. Pola keluarga muslim (psikologi dan pembinaan dewasa 2025 tahun)

9

8. Pola keluarga muslim (psikologi dan pembinaan dewasa 2640 tahun) 9. Pola keluarga muslim (psikologi dan pembinaan orang tua 41 tahun sampai liang lahad.)

1

1

10. Arti Rumah Tangga di Minangkabau 11. Semenda Menyemenda dalam Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah di Minangkabau

1

Ada beberapa tindakan yang mungkin dilakukan segera. Pertama. Melakukan introspeksi di kalangan kita sendiri. mulai dari kelompok yang terkecil, bahkan

52

Mengajarkan Budaya Minangkabau

keluarga. Masihkah prinsip-prinsip utama masih dipertahankan. Kedua. Masing-masing berusaha mengambil inisiatif dan aktif untuk mengikat kembali tali ukhuwah, kekerabatan dan kekeluargaan di antara keluarga tanpa gembar-gembor, namun secara jujur dalam mengatasi satu dua persoalan di tengah umat yang kita pandu. Ketiga, Memelihara kesempatan-kesempatan yang ada dan tersedia dalam melakukan tatanan kekerabatan di tengah "keluarga" kita, dengan memperbesar frekwensi pertukaran fikiran secara informal dalam berbagai masalah umat, dalam suasana jernih, tenang dan bersih serta tidak berprasangka. Keempat, Berusaha mencari titik-titik pertemuan (kalimatin sawa) di antara kalangan kita, antara kalangan dan peribadi-peribadi para intelektual muslim (zu'ama), para pemegang kendali sistim ('umara), dan para ikutan umat utama, para ulama dan aktifis pergerakan baik tua maupun muda, dalam ikatan-iakatan yang tidak tegang dan kaku, karena kekuatan terletak pada keluwesan pikiran dan keteguhan prinsip. Kelima, Menegakkan secara sungguh dan bertanggung jawab Nizhamul Mujtama' (tata hidup bermasyarakat) diatas dasar aqidah Islamiyah dan Syari'ah, dengan memelihara mutu ibadah di kalangan umat utama, Mu'amalah (sosial, ekonomi, siyasah) dan Akhlaq (pemeliharaan tata nilai melelui pendidikan dan kaderisasi yang terarah) yang dikawal sejak dari rumah tangga, lingkungan (usrah) dan masyarakat (uswah).

H. Mas'oed Abidin

53

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

MAYARAKAT BERBUDAYA (TAMADDUN)

Salah satu tema menarik saat ini adalah upaya menciptakan masyarakat tamaddun (beradab). Konsep pemikiran ini merupakan antitesis terhadap degradasi moral yang dibawa peradaban Barat. Konsep ini difikirkan dan dirancang oleh beberapa pemikir, pendidik dan politisi dunia yang mayoritas penduduknya beragama, khususnya berdasar Kitabullah (Islam). Masyarakat tamaddun adalah sebuah masyarakat integratif secara sosial, politik maupun ekonomi ditengah masyarakat yang ada dengan problematika sosial dan peribadi yang tengah bergumul didalamnya, yang di dalam istilah Minangkabau yang hidup dengan spirit kebersamaan (sa-ciok bak ayam sadanciang bak basi), dalam pepatah “Anggang jo kekek cari makan, Tabang ka pantai kaduo nyo, Panjang jo singkek pa uleh kan, mako nyo sampai nan di cito.” Kemudian keterpaduan (barek sa-pikua ringan sa-jinjiang) atau “Adat hiduik tolong manolong, Adat mati janguak man janguak, Adat isi bari mambari, Adat tidak salang ma-nyalang”.5 Kebersamaan dan keterpaduan tampak nyata pada tangga musyawarah (bulek aie dek pambuluah, bulek kato dek mupakat), dalam kerangka “Senteng ba-bilai, Singkek ba-uleh, Ba-tuka ba-anjak, Barubah ba-sapo”. Tidak dapat dimungkiri bahwa musyawarah adalah bukti pula dari keimanan yang kuat kepada Allah SWT sebagai pengikat spirit tersebut dengan menjiwai sunnatullah dalam setiap gerak. Kemudian mengenal alam keliling “Panggiriak pisau sirauik, Patungkek batang 5

Basalang tenggang, artinya saling meringankan dengan kesediaan memberikan pinjaman atau dukungan terhadap kehidupan dan “Karajo baiak ba-imbau-an, Karajo buruak bahambau-an”).

54

Mengajarkan Budaya Minangkabau

lintabuang, Satitiak jadikan lauik, Sakapa jadikan gunuang, Alam takambang jadikan guru ”6 akan melahirkan sikap cinta ke nagari dan akan menjadi perekat yang sudah dibentuk oleh perjalanan waktu dan pengalaman sejarah 7. Dari sini akan lahir sikap positif umat utama yang menjaga batas-batas patut dan pantas tidak terbawa hanyut materi dan hawa nafsu yang merusak. Konsep ini berawal dari upaya kuat membentulk manusia kuat dan sehat yang dibagi atas empat bahagian, 1. kesehatan fisik. 2. kesehatan jiwa. 3. kesehatan ide (pemikiran), 4. kesehatan sosial masyarakat disekitarnya. Keempat bentuk kesehatan tersebut berada dalam ruang lingkup yang sama (integratif) yang memiliki interrelasi satu sama lain. Interrelasi ini berada dalam ruang lingkup pemikiran Islam, sebagai sebuah garis tengah yang menjadi "benang hijau" terhadap segala bentuk pemikiran 6

7

Alam ditengah-tengah mana manusia berada ini, tidak diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan sia-sia. Di dalamnya terkandung faedah-faedah kekuatan, dan khasiat-khasiat yang diperlukan untuk memperkembang dan mempertinggi mutu hidup jasmani manusia. Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan memeras otak untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam sekelilingnya itu, menikmatinya, sambil mensyukurinya, dan beribadah kepada Ilahi. Bukti kecintaan kenagari ini banyak terbaca dalam ungkapanungkapan pepatah hujan ameh dirantau urang hujang batu dinagari awak, tatungkuik samo makan tanah tatilantang samo mahiruik ambun.

H. Mas'oed Abidin

55

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

yang ada. Sebagai sebuah garis tengah yang menjadi "benang hijau", dia tidak mengalami gesekan-gesekan pemikiran dan mengambil segala bentuk pemikiran konstruktif dan meninggalkan pemikiran destruktif. Istilah yang pas untuk menjelaskan hal ini adalah melalui pembentukan cara hidup yang diajarkan agama Islam, antara lain;

1. berdikari terhadap diri sendiri, tanpa tergantung kepada orang lain (self help),

2. membantu orang lain tanpa pamrih dengan ukuran ikhlas karena Allah SWT (selfless help),

3. membentuk sebuah ketergantungan untuk membantu satu sama lain (mutual help). KEBAIKAN HATI, TITIK TOLAK KEHIDUPAN DALAM ISLAM.

Bersih hati, adalah peluang besar menerima perintah Allah dengan sempurna. Para pemuda pelopor perlu membersihkan diri dari kufur jahiliyyah dan munafik, serta wajib mengikis habis sifat jahil, engkar, bohong, memfitnah, zalim, tamak dan membelakangkan dasar musyawarah (demokratik). Menjauhi sifat-sifat tercela ini hati akan tetap bersih. Maka perlu diajarkan tatanan akhlaq bermasyarakat.

NO

MATA KULIAH / WAKTU

POKOK BAHASAN

TUJUAN

56

Mengajarkan Budaya Minangkabau

14 Akhlaq Masyarakat Muslim

1. Akhlaq keluarga muslim A. akhlaq kepada Allah dan rasulNya B. akhlaq kepada manusia

Mengenalkan Kearifan Akhlaq Al Qurani yang melahirkan masyarakat adat di Minangkabau dengan alam takambang jadikan guru.

a. peribadi b. keluarga c. masyarakat d. daulah daerah e. umat manusia C. akhlaq kepada alam a. flora b. fauna D. akhlaq kepada makhluk lainnya 2. Kesehatan lingkungan, 3. Menghadapi masalah keluarga

H. Mas'oed Abidin

57

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

a. Keretakan Keluarga b. Sikap tertutup c. Tidakmau bersilaturahim d. Prinsip musyawarah. 4. Masalah perbedaan pandangan, aliran, adat dan agama. 5. Beberapa cara mengatasi hambatan dalam keluarga 6. Garis besar hal waris dalam Islam 7. Indikasi keluarga bahagia menurut Islam

58

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Jiwa yang bersih akan menerima hidayah ma'rifah untuk mengenal nilai baik untuk diamalkan dan arif mengenai perkara buruk untuk dijauhi. ‫ َفأَ ْل َهمَهَا ُفجُورَهَا وَتَقْوَاهَا‬-- ‫وَنَ ْفسٍ َومَا سَوّاهَا‬ Dan demi jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) jahat (untuk dijauhkan) dan (jalan) kebaikkan (untuk diamalkan). 8 Seseorang yang di dalam hati telah bertakhta iman kepada Allah (tauhid) akan terjauh dari sikap menjadi pengikut tanpa penggunaan akal waras yang dapat berakibat menghapus martabat kemanusiaan dan menggugat kejernihan akal-budi. Jiwa orang beriman punya rasa takut, kasih dan sayang kepada Allah dan setia terhadap agamaNya, serta mempunyai rasa yakin, percaya, harap, tawakkal dan pasrah kepada ketentuan Allah. Patut dipahami bahwa Nafs al-Natiqah atau ruh dalam jasad mudah dikotori berbagai sifat jahat dan syirik atau menyekutukan Allah dan ruhaninya adalah najis, ‫إِنّم َا‬ ٌ َ‫ا ْل ُمشْ ِركُو نَ َنج‬ ‫س‬ itu najis”9.

artinya, “Bahwasanya orang-orang musyrikin

Syirik, maksiat dan dosa mencemari jiwa manusia, dengan akibat berbagai sifat tercela akan muncul didalam kehidupan manusia. Hakikinya, semua sifat-sifat terpuji akan lenyap dari hati yang mati, ghaflah dan lalai. Maka, 8 9

As-Syams, 7-8 Al-Tawbah, 28

H. Mas'oed Abidin

59

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

dengan menjauhi syirk ini konsep pemikiran Islami berdasarkan Kitabullah dapat dikembangkan menjadi dasar pembentukan kerjasama antar bangsa yang mendasari bentuk hubungan internasional yang mampu menciptakan tata perdamaian dunia dan dasar pembentukan masyarakat tamaddun (beradab) mencakup "kebangkitan ekonomi" dan akhlaq (the moral renewance) yang bersih dari maksiat dan dosa. Umat utama yang berakhlaq tidak dapat dibentuk secara dadakan kecuali melalui didikan, latihan, ujian lahir dan bathin, mengutamakan perbaikan dari dalam. Hidup bermasyarakat dimanapun didunia ini, akan terjamin keutuhannya manakala individu anggotanya sama-sama menegakkan supremasi hukum dan menjaga hubungan vertical dengan Allah (hablum minallah) yang diperkuat oleh hubungan horizontal dengan saling mengenal (ta’aruf) sesama manusia (hablum minan-nas), sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang akan menjamin terciptanya keamanan ditengah hidup bermasyarakat. ْ‫شعُوبًا َوقَبَائِلَ لِ َتعَا َرفُوا إِنّ َأكْ َر َم ُكم‬ ُ ْ‫جعَلْنَا ُكم‬ َ ‫يَاأَّيهَا النّاسُ إِنّا خَلَقْنَا ُكمْ مِنْ َذكَرٍ وَأُنْثَى َو‬ ٌ‫عِ ْندَ الّلهِ أَتْقَا ُكمْ إِنّ الّلهَ عَلِي ٌم خَبِير‬ “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal satu sama lainnya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ” (QS.49, al Hujurat, ayat 13) Dalam "pembersihan moral" (the moral renewance), maka peranan Kitabullah (agama Islam) menjadi penting apabila diseiringkan dengan kemampuan aplikasi

60

Mengajarkan Budaya Minangkabau

(pengamalan) dari segala ide atau pemikiran yang dilaksanakan. Agama Islam menampilkan pengertian globalisasi dengan rahmatan lil 'alamin yang dapat diartikan mencakup ruang lingkup pemikiran yang dapat dilaksanakan daan diterima oleh dan di tengah masyarakat (the policy making something worldwide in scope or application). Dalam proses globalisasi, ajaran Kitabullah (agama Islam) tidak berdiri sendiri ketika bersinggungan dengan lalu lintas ide yang ada di alam (dunia) sekitarnya. Interaksi ini mengharuskan pemahaman ajaran agama Islam tidak lagi secara eksklusif dalam ruang lingkup pergaulan hidup sebuah komunitas sosial yang tertutup dari dunia sekitarnya, tetapi harus bersifat inklusif untuk dapat dipahami oleh semua orang. Kearifan yang ditampilkan Kitabullah (Alquran) menjadikan masyarakat adat Minangkabau menghidupkan filosofi alam takambang jadikan guru. Sebagaimana lazimnya satu aplikasi (ibadah) wajib didukung oleh berbagai ilmu yang bertalian dengan pengabdian (ubudiyah) itu, karena adanya kaedah tidak berlaku sebuah amal tanpa ilmu, dan tidak berarti setumpuk ilmu, tanpa diamalkan. Langkah awal kearah tazkiyah nafs ialah mencari ilmu. Mendapatkan ilmu perlu dicari guru yang ikhlas untuk memberikan ta’lim pembelajaran, tarbiyah pendidikan, dan diiringi oleh tarqiyah pembimbingan.10 10

Syeikh al-Tayyibi menegaskan : “Sesungguhnya semua ahli tasawwuf telah meng-ijmakkan wajibnya seseorang mendapatkan seorang guru bagi dirinya yang bakal mengasuhnya dan membimbingnya dengan cara-cara yang tepat untuk menghapuskan sifat-sifat tercela yang biasanya menghalang hatinya dari mengingati Allah…

H. Mas'oed Abidin

61

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Tuntutan untuk mendapatkan guru, belajar dan menuntut ilmu, termasuk wajib dalam kaedah usul fiqh, ‫ما ل يتم الواجب ال به فهو واجب‬ Sesuatu perkara yang menyebabkan sesuatu kewajiban tidak akan dapat disempurnakan kecuali dengannya maka perkara tersebut adalah wajib juga hukumnya. Pencegahan problematika sosial, budaya, ekonomi dan politik segenap masyarakat yang timbul dari perilaku budaya Barat (westernisasi), harus dihadapi dengan mengokohkan pagar syarak "amar makruf nahi munkar" dan petuah adat "ingek dibudi nan katagadai, ingek di adaik nan katajua" dalam satu proses kehati-hatian terhadap perubahan zaman, -- agar tidak berlaku "jalan di aliah urang lalu, tapian di asak dek urang mandi" --, yang sekaligus menjadi salah satu antitesis dari penetrasi budaya asing yang sedang deras berlaku. Generasi Minangkabau yang memiliki adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah berpandangan luas terhadap penghormatan hak-hak asasi manusia yang integratik dan umatik sifatnya, yakni bermanfaat, terbuka transparan, teguh, bertanggung jawab, kesatria dengan kekuatan kekerabatan (muraqabah). “Kok di pakok urang banda sawah, Di aliehnyo lantak pasupadanan, Busuangkan dado padek-padek, Paliekkan buyuang laki-laki, Jan takuik tanah tasirah, Aso hilang duo tabilang, Sabalun aja bapantang mati, Namun di dalam kabanaran, Bago di pancuang lihie putuih, Satapak jan namuah suruik.” Kekuatan muraqabah inilah kekuatan mujahid di jalan Allah, yang mesti di warisi generasi muda Minangkabau, senyatanya inilah buah dari tauhid uluhiyah.

62

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Allah SWT telah menyediakan alam sebagai sumber daya (material resources) bagi manusia yang hidup di bumi ini. Alam memang tidak menyiapkan segalanya serba jadi (ready to used), dan perlu sentuhan oleh tangan manusia, sehingga alam dapat mendatangkan nilai guna yang optimal bagi manusia. Untuk itu, manusia memerlukan alat dan ilmu agar serta merta merealisasikan hikmat di dalam hidupnya. Agama Islam mendorong setiap insan agar memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan memadai, sesuai anjuran Rasulullah SAW, "Siapa yang menginginkan dunia dia peroleh dengan ilmu, sesiapa yang inginkan (kebahagiaan) akhirat juga dengan ilmu, bahkan yang menginginkan keduanya, juga hanya dengan ilmu". Maka pemikiran Dakwah Islam di sekolah-sekolah dan surau di Minangkabau, sebenarnya adalah pemikiran ahlul salaf yang berada di tengah-tengah sebagai upaya penjelmaan umat pertengahan (umathan wassatahan) yang dikemukakan Al Qur'an dengan kewajiban menimba ilmu pengetahuan. ‫ح مِنْ َأمْرِ رَبّي َومَا أُوتِي ُتمْ مِنَ ا ْلعِ ْلمِ إِل قَلِيل‬ ُ ‫ح قُلِ الرّو‬ ِ ‫سأَلُو َنكَ عَنِ الرّو‬ ْ ‫وَ َي‬ “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh . Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS.17, al Isra’ : 85).

Frustrasi sosial yang melahirkan agresi dalam segenap bidang kehidupan disebabkan oleh kesenjangan antara sebuah ide dengan aplikasi ide, hanya mungkin

H. Mas'oed Abidin

63

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

teratasi oleh terbentuknya masyarakat self help, selfless help dan mutual help, dalam upaya menutupi kesenjangan sosial yang terjadi dengan "Berorientasilah kepada ridha Allah SWT." Kata-kata ridha adalah ajaran adat dan agama dalam domein ruhiyyah menempati maqam (tingkatan) teratas dalam tingkatan rohani kehidupan tasawwuf (pembersihan diri). Maqam ini hanya dapat dicapai setelah melalui bermacam tindakan penyegaran ruhaniah seperti taubat, wara, zuhud, shabr, fakir dan tawakkal yang terkait kepada tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa). Ketujuh maqam tersebut hanya bisa dilalui oleh mereka yang telah mengalami pencerahan (enlightenment), baik dalam bidang pemikiran maupun spritual rohani. Pencerahan ini dilakukan melalui penjelajahan berbagai pemikiran yang ada sembari melakukan penyaringan (filter) terhadap segala bentuk pemikiran yang berkembang, sehingga menelorkan pola piker yang bersih, jernih dan bisa diterima oleh semua pihak, baik mereka yang setuju maupun mereka yang berseberangan dengan dirinya.

NO

MATA KULIAH/

POKOK BAHASAN

TUJUAN

1. Syura dalam pandangan al-quran dan al-sunnah

Memberikan pemahaman tentang syura dalam Islam, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari (baik dimensi

WAKTU 15 SYURA DALAM ISLAM

a. Syura dalam perspektif keimanan

b. Syura dalam

64

Mengajarkan Budaya Minangkabau

perspektif sunnah. 2. Syura dan demokrasi

diri, keluarga, masyarakat dan umat manusia)

2.1.prinsip mayoritas dan minoritas dalam syura

2.2.syura, studi kasus dalam penerangan uhud 3. Prinsip dasar syura 3.1. prinsip umum 3.2. nasihat 3.3. opini 3.4. kedisiplinan 3.5. bai’at 4. Syura dalam sejarah nabi 4.1. aspek militer 4.2. aspek manajemen

4.3.aspek kepemimpinan

4.4.aspek perundang2an

H. Mas'oed Abidin

65

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

5. Syura pada masa khulafa al rasyidin 5.1 masa abu bakar 5.2 masa umar bin khattab 6. Perbedaan pendapat: 6.1 kesamaan (tasyabuh) 6.2 perbedaan (tabayyun) 6.3 berbeda pendapat adalah sunnatullah 7. Karakteristik syura dalam Islam Wadah pencerahan umat adalah lembaga pendidikan (sekolah, surau dan lingkungan masyarakat) yang dapat berperan melahirkan sikap masyarakat dalam proses sosial, ekonomi atau politik yang di latar belakangi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman hidup seluruh lapisan masyarakat anak nagari di kampung halaman, taratak, jorong dan surau (madrasah) dengan muatan budaya Minangkabau, didalam memerankan adat dan agama, niscaya akan menjadi ide (pemikiran) sosial politik yang utama.

66

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Keberhasilan masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, menata hubungan kekerabatan ditunjang oleh nilai egaliter yang diwarisi dalam hubungan duduk sama rendah dan tegak sama tinggi. Nilai adat bersendi syarak mengedepankan pendekatan manusiawi, melihat manusia menurut fithrah individu maupun kelompok, dengan segala kelebihan dan kekurangan secara wajar mengakui martabat (‘izzah) dan harga diri melalui pendidikan aqidah, pengetahuan agama dan ajaran tauhid yang berbuah kepada akhlaq sebagai intisari dari kandungan Kitabullah. NO

MATA KULIAH / WAKTU

POKOK BAHASAN

16 KEWASPAD 1. Ma’na kewaspadaan AAN UMAT menurut al-qur’an dan ISLAM (1) al-sunnah (9 jam)

2. Macam-macam kewaspadaan dan kontra kewaspadaan 3. Hakikat ancaman dan hambatan 4. Cara menjaga amanah 5. Tujuan kewaspadaan umat

TUJUAN Membina kesadaran akan kewaspadaan umat terhadap tantangan (eksternal maupun internal), sehingga terproses suatu disiplin masyarakat dalam mengemban amanah da’wah

1.

2.

3.

6. Kemanusiaan dan lingkar kerja kewaspadaan umat.

H. Mas'oed Abidin

Mampu

67

4.

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

menghadapi tantangan perorangan ataupun kelompok untuk ketinggian syi’ar kalimah tauhid 7. Amal kewaspadaan: penelitian, penyelidikan, pengamanan, penggalangan dan pelaporan hasil 8. Studi kasus tingkat eskalasi zionisme, kristianisme, komunisme, sosialisme, liberalisme, sekurelisme, sinkretisme, dan nasionalisme.

9. Studi kasus intern umat Islam. Merintis, membina, menggalang mengevaluasi, dan mengorganisasi sistem kewaspadaan umat. 10. Hikmah kewaspadaan umat dalam pembinaan dan pengembangan da’wah Islamiyah

68

Mengajarkan Budaya Minangkabau

Semua nilai-nilai itu akan selalu terpelihara baik, selama prinsip saling menghargai dan saling menghormati perbedaan dibalut hubungan kesaudaraan yang bersih dan ikhlas, dalam ungkapan basilang kayu dalam tungku di sinan api mangko nyo hiduik. Dari sisi ini pula dapat diamalkan ikatan ibadah sebagai mata rantai penyerahan diri kepada Allah dalam arti tawakkal secara benar. Generasi muda terdidik di Sumatera Barat perlu meningkatkan kualitas kepimpinan dengan kemahiran tanzim Islami, teguh ubudiyyah dan zikrullah. Mahir merancang dan mengurus, seiring dengan melatih dan membimbing, memelihara kesinambungan proses mengajar dan belajar di tengah anak nagari, mampu menilai teknologi maklumat, mahir bergaul dan berkomunikasi, sebagai bekal dalam menyelesaikan konflik dengan menarik minat dan dukungan umat banyak. Sudah datang masanya generasi muda mahir politik, menguasai bahasa, falsafah dan sejarah dengan kreativitas didukung keikhlasan mencari redha Allah. Generasi muda masa kini mesti memiliki utilitarian ilmu. berasaskan epistemologi Islam yang jelas, dalam kata adat disebutkan, “Iman nan tak buliah ratak, kamudi nan tak buliah patah, padoman indak buliah tagelek, haluan nan tak buliah barubah”. Generasi muda mesti memiliki pemahaman luas dengan tasawwur (world view). “Kalau tak tasuo di jalannyo, namuah ba pua-pua dagiang, namuah bakacau-kacau darah, tando sabana laki-laki.” Dalam kondisi kritis sekalipun, generasi muda Minangkabau di Sumatra Barat selalu awas dan berhati-hati, “Bakato sapatah dipikiri, Bajalan salangkah maliek suruik, Mulik tadorong ameh timbangannyo, Kaki

H. Mas'oed Abidin

69

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

tataruang inai padahannya, Urang pandorong gadang kanai, Urang pandareh ilang aka.” Menghadapi tantangan kontemporer, perubahan tata pergaualan dunia, generasi Minangkabau dengan filosofi adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah mesti memiliki sikap istiqamah (konsistensi) yang dalam fatwa adat disebutkan, “Alang tukang tabuang kayu, Alang cadiak binaso adat, Alang alim rusak agamo, Alang sapaham kacau nagari. Dek ribuik kuncang ilalang, Katayo panjalin lantai, Hiduik jan mangapalang, Kok tak kajo barani pakai. Baburu kapadang data, Dapeklah ruso balang kaki, Baguru kapalang aja, Bak bungo kambang tak jadi”. Susah memungkiri bahwa nilai budaya Adat basandi syarak dan syarak basandi Kitabullah di Minangkabau adalah kehidupan berdemokrasi yang telah lama tumbuh subur di tengah masyarakat Sumatera Barat. Kedudukan pemimpin didahulu-kan selangkah dan ditinggikan seranting, bertambah kokoh dengan ikatan saling tolong menolong dengan moril dan buah pikir dalam memperbanyak lawan ba iyo (musyawarah) dan melipat gandakan teman berunding. Apabila kaedah musyawarah melemah akan tumbuh sikap saling dengki mendengki, curiga yang dapat berkembang menjadi fitnah dan lahirlah kehancuran. Memupuk sikap musyawarah dan taawun dengan keyakinan bahwa Allah Yang Maha Rahman selalu membukakan pintu berkah dari langit dan bumi, menjadi kekuatan ampuh masyarakat bersama pemerintah membangun kepercayaan rakyat banyak. Inilah inti reformasi yang dituju dalam membangun Sumatera Barat baru abad ini. Kita dapat mengamati proses globalisasi pada tingkat persaingan dunia dengan spesifikasi "kepercayaan" -- trust. Maka syarak bersendi kitabullah (agama Islam) menampilkan kemampuan menangkap tanda-tanda

70

Mengajarkan Budaya Minangkabau

zaman bagi orang beriman yang mampu melihat -perubahan sosial, politik dan ekonomi -- pada setiap saat dan tempat dengan optimisme keluar dari problematika sosial umat manusia. Apatisme adalah selemah-lemah iman (adh'aful iman). Sikap diam (apatis) dalam kehidupan hanya dapat dihilangkan dengan, •

mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan,



jangan fikirkan sesuatu yang tidak mungkin dikerjakan,



apa yang ada sudah cukup untuk memulai sesuatu,



jangan berpangku tangan dan menghitung orang yang lalu.

Konsep ini adalah amanat ajaran syarak basandi Kitabullah (agama Islam), agar memanfaatkan segala perubahan yang berhubungan dengan kehidupan dunia luar dan disekitarnya. Sikap hidup menjemput bola, menjadi sikap hidup sesuai adat Minangkabau (ABSSBK) dan ajaran Islam didalam mengantisipasi selemah-lemah iman dengan kata kunci menghadapi perubahan sosial, politik dan ekonomi melalui tiga cara hidup , yakni, 1. bantu dirimu sendiri (self help), 2. bantu orang lain (self less help), 3. saling membantu dalam kehidupan ini (mutual help), Ketiga konsep hidup ini mengajarkan seseorang untuk tidak tergantung kepada orang lain, karena

H. Mas'oed Abidin

71

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

ketergantungan akan menempatkan orang terbawa kemana-mana oleh yang menjadi tempat bergayut itu. Inilah peran utama adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang tampak didalam pembentukan karakter (character building) anak nagari. Tentu saja melalui jalur pendidikan.

KHULASAH MENAMPILKAN PROGRAM UMATISASI Usaha menghadapi tantangan kontemporer yang sedang menjajah hati budi umat Islam kini khususnya di Minangkabau (Sumatra Barat), dapat di tampilkan beberapa agenda kerja, 1. Mengokohkan pegangan umat dengan keyakinan dasar Islam sebagai suatu cara hidup yang komprehensif. 2. Menyebarkan budaya kemampuan akal.

wahyu

membimbing

 Meningkatkan program pemahaman umat terhadap kandungan Alquran.  Melipatgandakan pengaruh sunnah Rasulullah dalam masyarakat.  Meningkatkan pengetahuan umat mengenai sirah Rasulullah SAW.

72

Mengajarkan Budaya Minangkabau

 Menyuburkan amalan ruhaniah yang positif.  Proaktif

membangun bekalan tauhid ibadah.

masyarakat

dengan

3. Memperluas penyampaian fiqh Islam dalam aspekaspek sosio politik, ekonomi, komunikasi, pendidikan dan lain-lain. 4. Menghidupkan semangat jihad di jalan Allah.  Menggali sejarah kejayaan masa silam.

 Menanam

semangat kepahlawanan menghadapi lawan-lawan Islam.

 Menyebarluaskan bahaya faham sekularis, materialisme, kapitalisme dan westernisasi.  Mengkritik rasialis dan assabiah jahiliyyah dengan hujah Islam yang benar.  Menentang aliran pemurtadan terhadap intelektual, pakar budaya, sasterawan dan wartawan yang merugikan Islam. 5. Meningkatkan program menguatkan peran bundo kandung (muslimat) yang telah berhasil membentuk sejarah gemilang Islam masa silam, untuk berperan ganda sebagai ibu dan pendidik di rumah tangga dan masyarakat Minangkabau. 6. Menampilkan sistem pendidikan Islam melawan aliran pendidikan sekular.

H. Mas'oed Abidin

73

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

 Memperbanyakkan program mengasuh dan mendidik generasi baru dan remaja Islam agar tidak dapat dimusnahkan oleh sekularisme dan budaya pornografi/pornoaksi.

 Menggandakan

usaha melahirkan penulis Islam dan Minangkabau dalam berbagai lapangan media.

7. Menggandakan bilangan ulama suluah bendang di nagari. 8. Melahirkan pendakwah Rabbani melalui pembinaan pusat-pusat pengajian tinggi (ma’hadul ‘aliy) dan institut perkaderan Imamah dan Ulama suluah bendang di nagari. 9.

Membentuk da’iya, imam khatib, para mu’allim dan tuangku di nagari-nagari pada saat kembali ke surau.  Memberikan bekal yang cukup melalui pelatihan dan pembekalan ilmu yang memadai.  Membuatkan anggaran belanja yang memadai di daerah-daerah menjadi sangat penting di dalam mendukung satu usaha yang wajib.  Meningkatkan keselarasan, kematangan dan keupayaan budaya syarak (haraki Islami).

kesatuan, mendalami

10. Menjalin dan membuat kekuatan bersama untuk menghambat gerakan-gerakan yang merusak Islam.

74

Mengajarkan Budaya Minangkabau

 Mengukuhkan pergerakan umat dalam memerangi semangat anti agama, anti keadilan, dan demokrasi.

 Meningkatkan budaya syura dalam masyarakat, untuk mengelak dari cara-cara imperialisme masuk kedalam masyarakat di era kebebasan.  Meningkatkan kesadaran dan keinsafan tentang hak asasi manusia, hak-hak sipil (madani) dan politik untuk seluruh rakyat.  Meningkatkan keinsafan mempunyai undangundang yang adil sesuai syarak.  Memastikan kehadiran media massa yang bebas, sadar, amanah, beretika dan profesional agar umat tidak mudah dimangsa oleh penjajah baru, baik dari kalangan bangsa sendiri atau orang luar.

 Memastikan pemimpin umat dan negara terdiri dari kalangan orang yang bertaqwa, berakhlaq dan bersih dari penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya. 11. Meningkatkan program untuk melahirkan masyarakat penyayang yang tidak aniaya satu sama lain. Menanamkan tata kehidupan saling kasih mengasihi dan beradab sopan sesuai adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah. Generasi muda Sumatera Barat mesti meniru kehidupan lebah, yang kuat persaudaraannya, kokoh

H. Mas'oed Abidin

75

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

organisasinya, berinduk dengan baik, terbang bersama membina sarang, dan baik hasil usahanya serta dapat dinikmati oleh lingkungannya.

Padang, 4 Desember 2003

76

Mengajarkan Budaya Minangkabau

H. Mas’oed Abidin bin H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo

Lahir

: 11 Agustus 1935 di Koto Gadang, Bukittinggi

Jabatan

: Ketua Umum Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumbar, Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumbar, Ketua MUI Sumbar Membidangi Dakwah, Sekretaris Dewan Pembina ICMI Orwil Sumbar. Direktur PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau) Sumbar.

Alamat

: Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba Padang (KP - 25146), Tel : 0751-52898, Fax/Tel: 0751-58401

Web-site

: http://www.masoedabidin.web.id

Mail to

:

[email protected] [email protected]

H. Mas'oed Abidin

77

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

78

Related Documents

Surau]
April 2020 33
Surau
October 2019 43
Surau
October 2019 42
Ajk Surau
July 2020 25
Pemanfaatan Surau
October 2019 42

More Documents from "Ensiklopedia Pendidikan Malaysia"