8
[ sun hodos - edisi 1 - april 2009 ]
SOROTAN
Sun Hodos, Mau Kemana? ”Sun Hodos sebagai titik tolak program”, begitulah salah satu bunyi arahan Majelis Jemaat (MJ) yang disampaikan dalam pra Rapat Kerja (Raker) 20 Desember 2008. Harapan MJ tidak lain adalah agar program-program GKI Seroja ke depan menjadi lebih baik, terfokus dan tentunya tepat sasaran.
”DALAM arti melibatkan sebanyak mungkin orang, sebanyak mungkin komisi-komisi atau badan pelayanan. Lebih memfokuskan kepada tujuan. Tujuan itu bukan lagi datang dari satu-dua orang saja. Sama-sama, karena ini gereja bersama,” terang Penatua Rinto Tampubolon S.Si Teol. mengenai maksud konsep Sun Hodos sebagai titik tolak program tahun pelayanan 2009-2010.
Dengan demikian, lanjutnya lagi, konsekuensi praktis dari pelaksanaan program yang berpijak pada Sun Hodos adalah perlunya dibangun rasa memiliki, antara tumbuhnya pemahaman bergereja yang utuh, serta adanya kemauan kita dalam rangka membuka wawasan seluas-luasnya ketika menentukan program-program apa saja yang kreatif, relevan dan terjangkau. Imamat Rajani Dalam tulisannya, Penatua Rinto menjelaskan, Sun Hodos atau sunodia (dari bahasa Yunani) merupakan gabungan kata sun: ‘sama-sama atau bersama-sama’ dan kata hodos: ‘jalan’. Jadi, sun hodos berarti ‘berjalan bersama’. Berjalan bersama merupakan wujud dari kesatuan tubuh Kristus. Kesatuan tubuh Kristus adalah bagian yang penting bagi gereja dalam memenuhi tugas dan panggilannya. Oleh karena itu dalam ber-sun hodos Filipi 2 menjadi dasar spiritualitas yang penting bagi perjalanan kita bersama. Paulus mengatakan bahwa sukacita akan menjadi sempurna ketika setiap kita dalam
sh/doksrj
Ia berharap, dengan menjalankan prinsip Sun Hodos, program-program GKI Seroja ke depan akan menjadi lebih sinergis, efektif dan efisien. Hal ini karena menurutnya konsep Sun Hodos memiliki semangat ke arah itu.
hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Tuhan Yesus Kristus. Kesempurnaan sukacita itu terjadi ketika dalam hidup bersama, kita sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. Itu dasar agar kita dapat berjalan bersama. Di dalam berjalan bersama tersebut kita tidak boleh mengabaikan keberadaan orang lain. Kita tidak menjadikan orang lain sebagai objek tetapi subjek yang mempunyai fungsi dan perannya masing-masing sesuai dengan karunia yang Tuhan sudah berikan kepadanya. Oleh karena setiap orang adalah ‘imamat yang rajani’ (I Petrus 2: 9). Setiap orang memiliki panggilan dan tujuan yang sama dari Tuhan yaitu melakukan Misi Allah, yaitu karya penyelamatan Allah di dunia. Dalam rangka berperan serta mengerjakan misi Allah itulah maka gereja melaksanakan misinya baik dengan mewujudkan persekutuan dengan Allah dan dengan sesama secara terus menerus berdasarkan kasih, maupun dalam bentuk kesaksian dan pelayanan. Dalam mewujudkan dan melaksanakan misi Allah itu kita sebagai Gereja GKI yang mewujud dalam lingkup jemaat diajak untuk juga berjalan bersama melaksanakan misi Allah bersama dengan Klasis, Sinode Wilayah, dan Sinode sebagai wujud Gereja GKI dalam lingkup yang lebih luas. Melalui Sun Hodos setiap kita mau diingatkan senantiasa bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam panggilan pelayanan ada dalam spiritualitas kebersamaan dan kesatuan kita sebagai tubuh Kristus. Setiap kita memiliki tujuan yang sama dari Allah dan baiklah
9
MAUREEN GULTOM & IBU IRENE A. MARISON
kita melakukannya itu dalam kebersamaan. Sun hodos juga mau mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh GKI Seroja harus memberikan dampak timbal balik yang positif dan konstruktif bagi kehidupan karya dari lingkup-lingkup GKI lainnya secara keseluruhan. Semangat Pembaruan Dihubungi terpisah, Pdt. Setiawati Sucipto mengharapkan agar semua pihak tidak terburu-buru menilai bahwa dengan ditelurkannya konsep Sun Hodos, berarti kita sebelumnya tidak terarah atau tidak memiliki tujuan bergereja. Menurut pendapatnya, konsep ini hadir sebagai bagian dari semangat GKI sebagai gereja yang terus-menerus memperbarui dirinya. Pembaruan harus dilakukan terusmenerus. Berdasarkan Alkitab, pembaruan adalah bagian dari kehidupan spiritualitas kita sebagai umat Tuhan. ”Saya sih memahami bahwa arahan program itu sebagai pemahaman bahwa GKI Seroja jangan berhenti sampai di sini, selalu memperbaharui diri,” katanya sembari tersenyum. Fokus Awal Setelah melalui proses sedemikan rupa, tibalah sampai pada kesimpulan MJ bahwa pembinaan jemaatlah yang menjadi fokus awal pelayanan GKI Seroja ke depan. Pembinaan yang dimaksud meliputi organisasi, pengajaran, liturgi dan musik dalam ibadah, tata gerejawi (Tager), serta pembinaan spiritualitas hamba dan kompetensi pelayan. ”Ibaratnya kalau orang mau bangun rumah, tukang itu kan harus diajari dulu cara nyemen,” tutur Pak Rinto beranalogi tentang bagaimana pentingnya pembinaan. Adalah ”penggemblengan” Tuhan Yesus kepada muridmuridNya yang menjadi dasar MJ mengapa pembinaan menjadi fokus awal. Selama 3,5 tahun murid-murid Yesus dibina untuk memahami dengan benar kehendakkehendakNya, memiliki kepekaan sosial dan melakukan pelayanan yang sungguh-sungguh.Yang lebih terpenting lagi, mereka dibina agar memiliki kedekatan denganNya. Kedekatan inilah yang kemudian menjadikan mereka manusia-manusia yang tangguh dalam menghadapi pelbagai tantangan. Keterbatasan Sosialisasi Sayangnya, meski dinilai bagus dan positif, masih ada komisi atau bidang yang masih bingung dan belum memahami arahan MJ tersebut. Mereka umumnya sepakat bahwa terbatasnya pensosialisasian yang menjadi salah
satu faktor utama. Sosialisasi baru sekali dilakukan, yakni pada Pra-Raker GKI Seroja 2009-2010. Tentu saja ini bagi mereka belumlah cukup. ”Pada waktu menyusun program, mereka (MJ-red) bilang harus sesuai dengan konsep Sun Hodos, tapi saya kurang tahu,” ujar Ibu Irene Aline Marison, Ketua I Komisi Anak yang baru. Ketidakpahaman juga dialami oleh Ibu Heriaty Tirtadjaya atau yang akrab dikenal dengan Ibu Hadiyanto. Komisi Remaja (KR) juga setali tiga uang. Selain karena baru sekali pensosialisasian, Penatua Penghubung Remaja belum maksimal dalam membahasakan arahan tersebut. ”Sulit menjabarkan lima poin pembinaan ke dalam program-program KR,” ujar Theresia, Wakil Ketua KR yang lalu. Akibatnya, ”Copy paste program tahun lalu, dikasih ke MJ, terus turun lagi ke KR,” ujar Ketua KR yang baru, Maureen, ketika ditanya seputar bagaimana proses pembuatan program yang baru sesuai arahan MJ. Penatua Rinto mengakui bahwa masih ada pengurus yang belum memahami sepenuhnya arahan yang telah diberikan. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa pada rencana program pelayanan telah dibuat sosialisasi program kerja berupa workshop yang rencananya akan diadakan pada bulan November 2009 nanti. ”Harapannya lima tahun ke depan Badan Pelayanan yang ada di (GKI-Red) Seroja, sudah lebih terbiasa dalam membuat program-program.” katanya. Semoga pembinaan yang berkesinambungan dapat menolong kita untuk memberikan pelayanan yang semakin baik untuk kemuliaan Tuhan. Jadi, sudah tahu kita mau kemana? - Budi Oloan
sh/mar
sh/gg
[ sun hodos - edisi 1 - april 2009 ]