Studi Literatur Co.docx

  • Uploaded by: Rizky Kurniawan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Studi Literatur Co.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,565
  • Pages: 18
RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1 STUDI LITERATUR CO- WORKING SPACE -P3A 4

Ruang kerja baru dimana pengguna bekerja dengan orang-orang lain dari perusahaan/organisasi yang berbeda di satu tempat. Coworking space berasal dari bahasa Inggris yang berarti ruang yang digunakan untuk bekerja, menghasilkan karya secara bekerja sama baik antar individu maupun perusahaan yang memiliki latar usaha berbeda. Co-working space mengedepankan konsep sharing atau berbagi. Dalam satu ruangan terdapat berbagai individu, komunitas, maupun perusahaan, khususnya start-up. Biasanya terdapat satu ruangan terbuka untuk digunakan bersama dan ruangan-ruangan kecil yang dapat disewa per individu atau per komunitas atau perusahaan.

Manfaat Coworking Space Coworking space memiliki keuntungan yang dibutuhkan dalam berbisnis yang saat ini sangat penting, yaitu jejaring dan kolaborasi. Dengan adanya coworking space sebagai tempat enterpreneurs berkumpul, para pengguna coworking space akan memiliki lebih banyak kenalan bisnis yang bisa dijadikan rekan bisnis, klien, ataupun teman diskusi. Dengan adanya kenalan dan kemungkinan berkolaborasi, bisnis bisa berkembang dengan jauh lebih pesat karena banyaknya kesempatan dan juga inspirasi yang didapatkan dari lingkungan yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, Coworking Space juga menjadi jawaban atas permasalahan biaya operasional gedung yang terus meningkat. Karena kantor sudah disediakan oleh penyedia coworking space, pengusaha tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ekstra untuk menyewa gedung, membeli furniture seperti kursi dan meja, membayar internet pengelolaan kantor (maintenance), ataupun mempekerjakan resepsionis atau keamanan. Pengguna bisa langsung bekerja dan fokus melakukan bisnis.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Fasilitas Coworking Space Penyedia coworking space biasanya sudah menyediakan fasilitas esensial untuk bisnis selain tempat bekerja seperti koneksi internet, meeting room untuk bertemu dengan klien dan juga diskusi tim, serta minuman seperti air mineral, teh, dan kopi. Pengguna juga akan dibantu oleh resepsionis professional untuk penerimaan surat dan paket yang masuk. Sebagian Coworking Space juga menyediakan alamat virtual untuk keperluan legalitas. Siapa saja yang cocok menggunakan Coworking Space? Coworking Space ditawarkan sebagai solusi bagi siapa saja yang ingin bekerja dengan manfaat lebih besar dan biaya yang lebih kecil. Coworking sering digunakan oleh bisnis UMKM dan juga pekerja profesional seperti freelance. Selain itu, bisnis konvensional pun bisa saja memanfaatkan komunitas dari coworking space untuk keperluan diskusi dan juga kerjasama bisnis.



PENGGUNA : 1. ENTREPRENEUR 2. COLLEGE / STUDENT 3. CONTENT CREATOR / VLOGGER 4. BUSINESS / GOVERNMENT 5. MEDIA 6. PHOTOGRAPHER / BAND 7. KARYAWAN ( DALAM / LUAR) / SUPERVISOR / MANAGER / CLEANING SERVICE / PENJUAL PENGGUNA KEBANYAKAN MILENIAL DENGAN RENTAN UMUR 18 – 35 TAHUN, BEBERAPA SEKTOR DIBUAT DENGAN BERKONSEP KAN MILENIAL / MUDA BEBERAPA SEKTOR JUGA DIKONSEP LEBIH DEWASA DAN KEARAH BISNIS Coworking space hadir sebagai tempat yang memungkinkan para penyewanya untuk berinovasi dan berkolaborasi satu sama lain. Bahkan, usaha-usaha rintisan seperti startup bisa mendapat investor atau bantuan pendanaan di coworking space ini.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1 

AKTIFITAS : 1. MEETING 2. SHARING / GROUP DISCUSSION 3. SEMINAR 4. RAPAT 5. KERJA (INDIVIDU KELOMPOK ) 6. PAMERAN 7. VLOGGIN, PHOTO SESSION, NGE BAND 8. MEMBACA 9. RELAXING / ISTIRAHAT



KEBUTUHAN RUANG ( UNTUK MENUNJANG KERJA ) 1. PARKIR LUAS 2. PUJASERA ( CAFÉ, SNACK, ANGKRINGAN (MODERN), MINI GROCERY) 3. PANTRY 4. KAMAR MANDI/MCK 5. LIFT / TANGGA 6. MUSHOLA 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



AUDITORIUM / HALL ( JUMLAH BANYAK ) ( CONTROL ROOM ) RUANG KERJA ( INDIVIDU/ UMUM, KELOMPOK ) (KANTOR/PERBULAN - TERTUTUP ) RUANG MEETING ( SANTAI, FORMAL ) (PRIVATE / TERTUTUP) RUANG RAPAT ( GOVERNMENT ) GALERI SENI DAN PHOTOGRAPHY STUDIO PHOTO/VLOGGING ( WARDROBE, RUANG GANTI, KAMAR MANDI ) STUDIO BAND ( MASTERING ) PERPUSTAKAAN GAME / RELAXING ROOM ( PING PONG, PS, DART, MABAR PUBG/ML DI MEJA, PANTRY, )

KEBUTUHAN RUANG OWNER 1. PARKIR KARYAWAN 2. RESEPSIONIS – ORDER 3. KITCHEN / PANTRY 4. KM/WC 5. RUANG SUPERVISOR – MANAGER – CONTROL 6. GUDANG ( ALAT KEBERSIHAN, ALAT MEKANIK, PERALATAN BARU, DROP IN ) 7. LIFT BARANG 8. CONTROL ROOM ( AUDITORIUM, HALL, STUDIO BAND ) ETC.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Kendala Pengembangan Coworking Space di Indonesia Kebanyakan orang Indonesia memang kurang mengerti dengan konsep coworking space ini. Mengapa? Mungkin dikarenakan agak sulit secara lisan untuk menjelaskan kepada orang-orang soal konsep coworking atau kerja bersama itu sendiri. Masyarakat di Indonesia juga cenderung sensitif dengan perkara biaya. Bekerja atau menyewa tempat kerja di coworking space mungkin terlihat relatif mahal, tapi sebenarnya bila dihitung-hitung khususnya bagi para pebisnis rintisan (startup) biayanya lebih murah dan bisa dapat banyak keuntungan yang bernilai. Nah, bagi para pengelola coworking space itu sendiri, memang cukup sulit kondisinya. Coworking space sebagai bisnis yang benar-benar menghasilkan uang bisa jadi butuh usaha yang luar biasa keras. Pertama, coworking space yang ada harus memperkenalkan terlebih dahulu konsep coworking space dan keunggulan coworking space itu sendiri. Lalu, soal biaya lokasi, membeli tanah dan membangun gedung pasti mahal biayanya, kalaupun sewa tempat harga sewanya biasanya naik tiap tahun. Ke depannya, kami perkirakan akan ada lebih banyak perusahaan yang mengolah tempat kosong di kantor mereka yang tidak mereka pakai untuk menjadi coworking space. Tak hanya itu, mungkin saja target customer coworking space akan lebih segmented sesuai niche. Bagaimana maksudnya? Niche selayaknya bidang khusus atau topik tertentu, bisa jadi ada coworking space khusus pekerja seni semacam desainer digital atau berbagai pekerja profesional di bidang lainnya. Mengapa bekerja di coworking space? Berikut adalah beberapa alasan kuat yang mendorong para pekerja atau pebisnis untuk bekerja di coworking space. Simak penjelasannya! Membangun Relasi yang Menguntungkan Bila Anda bekerja di sebuah coworking space, sangat besar kemungkinannya untuk Anda menemui banyak orang dari berbagai latar belakang profesional yang menarik. Hal ini bisa Anda manfaatkan untuk berbagi atau berkolaborasi satu sama lain dan menghasilkan sebuah keuntungan. Mereka mungkin saja berasal dari bidang perusahaan berbeda. Belum lagi, kalau coworking space-nya memungkinkan Anda untuk mencoba semua cabang yang ada. Tentunya kesempatan untuk memperluas relasi bisnis jadi lebih banyak. Selain itu, dengan menjadi anggota sebuah coworking space, biasanya Anda tak perlu lagi membayar seminar atau training yang mahal karena sudah termasuk dalam fasilitas yang diberikan terkait pengembangan komunitas. Acara-acara yang diselenggarakan, tak jarang berupa acara pitching bisnis yang memungkinkan Anda untuk menemui pihak-pihak investor atau mendapat pendanaan bisnis. Biasanya, dalam acara-acara seminar yang diadakan pun diundang mentor-mentor bisnis yang bagus sehingga kamu mungkin saja dapat berkonsultasi dengan orang-orang sukses di bidangnya.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1 Bekerja di Lingkungan yang Produktif dan Kreatif

Seperti yang sempat kami sebutkan pada pembahasan kesalahan kaprah coworking space sebelumnya. Desain atau lingkungan coworking space tidak seperti kantor-kantor biasa atau yang umumnya menjadi tempat berkumpul orang-orang kantoran. Coworking space biasanya menyediakan berbagai fasilitas semacam permainan, kursi nyaman, pemandangan yang bagus, mural menarik yang memacu kreativitas, atau tanaman hijau yang segar. Di samping itu kadang tersedia juga kantin yang lengkap dan bar. Kopi! Tentu juga ada mesin kopi yang siap menyajikan minuman yang kerap dijadikan teman bekerja orang-orang. Tidak hanya itu, kalaupun Anda sedang malas bekerja, Anda bisa lebih termotivasi dengan melihat orang-orang yang sibuk bekerja dari berbagai bidang di satu ruangan Anda. Jadi, bekerja di coworking space tentunya bisa memacu kreativitas dan produktivitas Anda. Berbeda dengan gedung kantor konvensional yang cenderung menimbulkan kesan dingin dan jenuh. Menghemat Biaya Pengembangan Bisnis Hemat biaya sudah pasti. Coba perhitungkan uang yang harus Anda keluarkan jika Anda menyewa gedung sebagai kantor bagi perusahaan Anda. Atau, bagi Anda yang bekerja bebas secara individu, berapa biaya yang harus Anda rogoh dari dompet jika Anda bekerja di sebuah kafe atau restoran? Selain biaya sewa tempat yang bila dihitung-hitung jauh lebih murah. Anda juga bisa menghemat uang Anda terkait pengembangan bisnis Anda. mengapa? Coworking space, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, dapat mengakomodasi banyak seminar atau training yang menguntungkan. Kebanyakan coworking space memberi akses gratis bagi anggotanya yang sudah terdaftar. Hal ini pastinya menguntungkan bagi para pebisnis, khususnya perintis semacam startup. Saat baru mengembangkan bisnis, Anda tentu memiliki banyak pengeluaran yang tak bisa dibilang sedikit. Dengan menyewa coworking space, Anda bisa memotong biaya yang besar dari penyewaan gedung dan lain-lain. Selain itu, dengan sudah disediakannya akses internet gratis yang bagus, Anda tak lagi pusing soal membayar biaya tagihan langganan internet yang cenderung mahal jika jaringannya bagus.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

SISTEM STRUKTUR VERTIKAL Ciri-ciri/persyaratan: 

Merupakan elemen padat yang kaku, yang lebih mengutamakan pengembangan vertikal



Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah



Dapat mengumpulkan beban beban bidang-bidang horisontal di atas muka tanah dan kemudian menyalurkan ke pondasi



Mementingkan pengumpulan beban bidang-bidang horisontal yang tersusun/saling menumpang, yang secara vertikal mengalir ke dasar bangunan.



Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan kesimbangan lateral



Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya mekanisme:





Form aktif



Vektor aktif



Bulk aktif



Surface aktif

Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka keseimbangan horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya. Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi faktor penentu untuk rancangan.



Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi kegiatan pada denah bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan elemen vertikal penyaluran beban dalam jumlah dan kelompok/bagian.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal

Sistem bentang bebas (free-span) dengan pendukung di tengah

Sistem bentang (bay) dan kantilever

Sistem bentang bebas (free-span) dan kantilever

Beban perlantai disalurkan sebagian ke bagian tengah dan sebagian ke dinding tepi

Beban-beban disalurkan ke titik-titik di tengah sistem bentang pengumpul beban

Beban disalurkan ke titik antara (intermediate) pengumpul beban, yang ke duanya mengumpulkan beban dari bagian tepid an tengah bangunan

Sistem bentang tidak simetri

Beban disalurkan tidak seimbang ke tittik pengumpul

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal: Sistem bentang

Sistem kantilever

(bay system)

(cantilever system)

Sistem bentang bebas (free-span system)

Pengumpulan beban horizontal dan penyaluran beban vertikal

Titik-titik pengumpulan beban disalurkan merata

Titik-titik pengumpulan beban dibagian tengah bangunan

Titik-titik pengumpulan beban pada bagian tepi bangunan Bentang dua arah (2way span direction)

Bentang satu arah (1way span direction)

Beban lantai per unit area terkumpul dan disalurkan ke tanah pada setiap titik

Beban lantai disalurkan ke shafa di tengah bangunan dan disalurkan ke tanah memusat

Beban lantai disalurkan ke tepi luar bangunan dan disalurkan ke tanah

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

SISTEM DENGAN PEMBEBANAN VERTIKAL TIDAK LANGSUNG PADA TIPE BENTANG (BAYTYPE) SISTEM GANTUNG (SUSPENSION) PADA STRUKTUR VERTIKAL A. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah B. Sistem dengan gantung yang menerus C. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok lantai

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

BENTUK TIPIKAL TOWER YANG DIKEMBANGKAN DARI DENAH 4 PERSEGI



Pengumpulan beban



Dalam sistem bentang (bay)



Dalam sistem kantilever



Dalam sistem bentang bebas (free-spam)

SISTEM PENERIMA BEBAN KOLOM DIATAS MUKA TANAH

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Keterangan: A. Balok sprandel di bawah pelat lantai B. Balok sprandel di atas pelat lantai C. Balok sprandel pada 2 lantai D. Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel BENTUK TOWER DIKEMBANGKAN DARI BENTUK DENAH BUNDAR:



Pengumpulan beban



Dalam sistem bentang (bay)



Dalam sistem kantilever



Dalam sistem bentang bebas (free-spam)

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

BENTUK PELAT TIPIKAL SEBAGAI PENGEMBANGAN DENAH PERSEGI:



Pengumpulan beban



Dalam sistem bentang (bay)



Dalam sistem kantilever



Dalam sistem bentang bebas (free-spam)

BENTUK PELAT SEBAGAI PENGEMBANGAN DENAH LANTAI LENGKUNG:

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

PENYALURAN BEBAN VERTIKAL PADA SISTEM BENTANG PERSEGI (SQUARE BAY SYSTEM) Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)

Posisi beban unit bentang pertitik pada pengumpulan beban

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

12 unit  12 kolom

12 unit  16 kolom

12 unit  20 kolom

12 unit  31 kolom

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future: 1. Conserving Energy (Hemat Energi) Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain: 1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. 2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. 3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. 4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. 5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. 7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift. 2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara: 1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari. 2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. 3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan. 4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. 3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan) Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut. 1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. 2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan. 4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. 5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya. 6. Holistic Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

RIZKY KURNIAWAN . 17. A1 . 0062 . P3A KELAS 1

Related Documents


More Documents from "Wolfy Flutter"