STUDI KASUS : BANGUNAN THE ROYAL PITA MAHA RESORT 1.
Efisiensi Energi di The Royal Pita Maha Resort The Royal Pita Maha Resort terletak diatas site berkontur dengan banyak variasi ketinggian transis jadi tata letak massanya menggunakan pola linear. Massa diletakkan secara linier mengikuti garis transis yang sudah diolah dengan menggunakan teknik Cut & Fill. Royal Villa diletakkan paling dekat dengan lobby dan restaurant. Karena lokasinya paling tinggi dari villa yang lainnya, jadi mendapatkan view paling baik.
Penempatan Massa Bangunan Selain pemanfaatan view, pemanfaatan sirkulasi udara dimaksimalkan dengan banyak menggunakan bukaan dan pada sekeliling site dikelilingi tanaman dan pohon- pohon unutuk meminimalkan panas dari matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan selan itu juga terdapat sungai buatan yang difungsikan untuk menetralkan suhu panas yang diberikan oleh sinar matahari langsung. Orientasi bagunan cottage mengarah ke view yaitu kearah barat. Akses jalan menuju cottage melalui bagian samping atau belakang bangunan cottage. Peletakan pintu masuk dibagian samping atau belakang agar tidak menghalangi view kearah depan cottage.
Sungai Buatan yang Terletak pada The Royal Pita Maha Resort
Sistem pengolahan air bekas dan air hujan pada masing-masing bangunan memanfaatkan tanaman enceng gondok yang berada pada kolam di areal pinggir villa, dimana tanaman enceng gondok ini berfungsi untuk mengolah air bekas dan air hujan karena sifat alami enceng gondok ini mampu menyerap zat kimia yang mencemari air, sehingga air yang sudah diolah dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman dan sisanya dialirkan ke sungai Ayung. Penerapan sistem seperti ini sangat efektif karena tidak membutuhkan biaya yang besar apalagi tanaman enceng gondok sangat mudah ditemukan dan pertumbuhannya sangat cepat.
Tanaman Enceng Gondok di Sekitar Site 2. Efisiensi Lahan di The Royal Pita Maha Resort Dari segi pengolahan site, The Royal Pita Maha Resort lebih banyak menggunakan teknik cut and fill dalam setiap penempatan masa bangunannya. Namun menurut survey di lapangan teknik cut and fill yang dipakai terlalu banyak dan dalam. Galian tanah pada site rata-rata digali hampir sedalam 9 meter, dan area untuk pengurugan atau usaha untuk mendapatkan tanah datar diurug dengan luas maksimal 6 are. Teknik cut and fill yang diaplikasikan sebenernya berlebihan dalam sistem pengolahan site. Karena galian dan pengurugan sudah terlalu dalam sehingga potensi site tidak sepenuhnya masih utuh dalam keadaan alami. Menurut Narasumber di lapangan, tanah hasil galian kadang dibuang di pinggiran tebing. Ketika tanah tersebut lebih dari yang diperlukan untuk keperluan pengurugan maka tanah sisa tersebut akan dibuang. Dengan pengaplikasian teknik yang sedemikian sebenernya site berpotensi rusak dan potensi site tidak dapat difungsikan secara optimal. Sehingga dalam The Royal Pita Maha Resort bangunan berdiri di lahan dengan keadaan kontur site yang tidak sepenuhnya alami. Jadi, pada efisiensi lahan pada The Royal Pita Maha Resort tidak menggunakan konsep Sustainable Architecture secara menyeluruh meski terdapat beberapa tanaman-tanaman yang menghiasi site, namun semua tanaman merupakan tanaman buatan dan tidak alami tumbuh pada site. Efisiensi Penggunaan Material The Royal Pita Maha Resort Jalan masuk menuju The Royal Pita Maha Resort kira-kira berukuran 4 meter, dengan elemen bawah terbuat dari paping yang memberikan suatu kesan alami pada arah sirkulasi. Suasana pada sirkulasi masuk menuju The Royal Pita Maha Resort dibuat menyerupai perkampungan tradisional penduduk Bali, hal ini terlihat dari bentuk angkul-angkul yang sama antar satu rumah
untuk memberikan suasana asri dan rindang pada sirkulasi tersebut. Pada bagian dinding sirkulasi tersebut dibuat dari potongan batu padas yang dihiasi dengan tanaman yang memberikan kesan alami.
Sirkulasi Utama The Royal Pita Maha Resort Untuk transportasi mekanis di The Royal Pita Maha Resort terdapat Lift, lift pertama terletak di daerah setelah melewati lobby, terdapat dua buah lift yang saling berhadapan di daerah ini, pada eksteriornya lift ini menggunakan gaya arsitektur Bali dengan detail-detail ornamen. Untuk lift lainnya terletak di bawah restaurant, lift ini menghubungkan antara lantai 1 (daerah restaurant paling dasar) dan lantai 2 (daerah bangunan / The Royal Pita Maha Resort bagian bawah). Lift ini dapat menampung maksimal 8 orang dalam sekali pengangkutan.
Material Paras pada Eksterior Lift Tipologi bangunan di The Royal Pita Maha Resort memiliki ciri khas bangunan Arsitektur Bali. Dimana yang paling menonjol adalah penggunaan atap alang-alang dan batu Paras Taro yang kini diperkirakan sudah langka. Dari segi struktur atap, bangunan dan unit-unit villa cenderung menggunakan Struktur Rangka Bidang dengan ditopang oleh kolom-kolom khas Bali atau yang disebut saka. Rangka
struktur berbahan kayu dan bambu yang menopang penutup atap alang-alang agar setiap unit bangunan di dalam resort memiliki kesan alami dan menyatu dengan alam.
Struktur Atap pada The Royal Pita Maha Resort