Squad 1

  • Uploaded by: Elsa Rahmadi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Squad 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 659
  • Pages: 12
SQUAD 1

Ade asmasari Alvin anugrah peratama Abdul hamid

Anggi anggeraini Ayu wulandari Dede juliyansyah

Dini yuliawati Elsa rahmadi januastuti Erwan hadi Erwin Husnul aini

PENGERTIAN HOSPITALISASI Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress, ( Supartini, 2004 hal : 188 ).

Macam – macam hospitalisasi Macam-macam hospitalisasi menurut Lyndon (1995, dikutip oleh Supartini 2004, hal 189), Sebagai berikut : a. b. c. d.

Hospitalisasi Informal Hospitalisasi Volunter Hospitalisasi Involunter Hospitalisasi Gawat Darurat

Reaksi anak terhadap hospitalisasi Berikut ini reaksi anak terhadap hospitalisai sesuai dengan tahapan perkambangannya . 1) Masa bayi ( 0 – 1 tahun ) Masalah utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukkan rasa percaya dan kasih sayang 2) Masa todler ( 2-3 tahun ) Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber stresnya. Sumber stress yang utama adalah cemas akibat perpisahan 3) Masa prasekolah ( 3-6 tahun ) Perawatan anak dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukan anak usia prasekolah adalah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap tenaga kesehatan, perawatan dirumah sakit mengakibatkan anak kehilangan control terhadap dirinya

4)

Masa sekolah (6-12 tahun ) Perawatan dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama pada kelompok sosialnya yang dapat menimbulkan kecemasan. 5) Masa remaja (12 – 18 tahun ) Perawatan dirumah sakit menyebabkan timbulnya rasa cemas karena harus berpisah dengan teman sebayanya. Telah diuraikan pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa anak remaja begitu percaya dan sering kali terpengaruh oleh kelompok sebayanya (geng).

Manfaat Hospitalisasi Menurut Supartini (2004, hal : 198) manfaat hospitalisasi, sebagai berikut : a. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara memberi kesempatan keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stresor yang dihadapi selama perawatan di Rumah sakit b. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Untuk itu perawatan dapat memberi kesempatan pada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.

c. Berikan juga penguatan yang positif dengan selalu memberikan pujian atas kemampuan klien dan keluarga dan dorong terus untuk meningkatkannya b. Gaya Hidup Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien. Juga oleh perubahan kondisi kesehatan klien. Aktifitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu berbeda aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit. Apalagi jika yang dirawat adalah seorang pejabat

Dampak dari Hospitalisasi Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitaisasi menimbulkan dampak pada lima aspek,yaitu privasi,gaya hidup,otonomi diri,peran,dan ekonomi. a. Privasi Privasi dapat diartika sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan,privasi adalah suatu hal yang sifatnya pribadi. Sewaktu dirawat di rumah sakit klien kehilangan sebagian privasinya.

b.

Gaya Hidup Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien. Juga oleh perubahan kondisi kesehatan klien. Aktifitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu berbeda aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit. Apalagi jika yang dirawat adalah seorang pejabat

c. Otonomi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya ia akan “pasrah” terhadap tindakan apa pun,yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukkan bahwa klien yang dirawat di rumah sakit,akan mengalami peruahan otonomi. d. Peran Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika ia seorang perawat,peran yang diharapkannya adalah peran sebagai perawat,bukan sebagai dokter. Perubahan terjadi akibat hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu,tetapi juga pada keluarga.

terimakasi Fitri kel.3 Penjelasan macam2 hospitalisasi

Related Documents

Squad 1
April 2020 5
Squad Re
April 2020 4
Squad Management.pdf
December 2019 11
Squad D
June 2020 2

More Documents from ""