Sp Hdr.docx

  • Uploaded by: Evi Aja
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sp Hdr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,411
  • Pages: 9
KEPERAWATAN JIWA “STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI (HARGA DIRI RENDAH)”

OLEH :

LUH GEDE SWARYEPI P07120016016

TINGKAT 3.1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2018

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. PROSES KEPERAWATAN KASUS Seorang pasien bernama Ad. M berusia 19 tahun baru saja kuliah di salah satu universitas di Denpasar. Tanggal 18 Oktober 2018 pasien datang ke RSJ dan mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu mewujudkan keinginan orang tuanya untuk menjadi seorang dokter. Pasien mengatakan dirinya tidak bisa apa-apa, bodoh, dan malu terhadap dirinya sendiri dan orang tuanya. Pasien tampak melamun, lebih suka menyendiri, cemas, dan takut. Ad. M adalah salah satu mahasiswa kedokteran tetapi sebenarnya ia tidak menyukai jurusan yang ia ambil, karena ia lebih suka menjadi guru, ia bersedia kuliah karena ingin membahagiakan orang tuanya. Alhasil nilai kuliah Ad.M buruk disetiap semesternya, Ad. M pun merasa sangat malun pada teman-temannya. 1. Kondisi Klien a. Data Subjektif 1) Pasien mengatakan merasa mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu mewujudkan keinginan orang tuanya untuk menjadi seorang dokter. 2) Pasien mengatakan dirinya tidak bisa apa-apa. 3) Pasien mengatakan dirinya bodoh. 4) Pasien mengatakan dirinya merasa malu terhadap dirinya sendiri dan orang tuanya. b. Data Obektif 1) Pasien terlihat melamun. 2) Pasien terlihat lebih suka menyendiri. 3) Pasien terlihat cemas dan takut

2. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah 3. Rencana Tindakan keperawatan a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian 4. Tujuan a. Tujuan Umum

: Mengatasi gangguan konsep diri (harga diri rendah)

b. Tujuan Khusus

:

1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki 2) Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan 3) Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan 4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan dan dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Fase Orintasi a. Salam Terapeutik Perawat

: “Selamat pagi adik.”

Pasien

: “Selamat pagi sus.”

Perawat

: “Maaf saya mengganggu. Perkenalkan nama saya Luh Gede Swaryepi, adik bisa panggil saya suster Epi. Saya mahasiswi praktik dari Poltekkes Denpasar. Saya perawat yang bertugas pada hari ini dari jam 08.00-14.00 WITA. Nama adik siapa?”

Pasien

: ”Nama saya Ni Kadek Marhendrayani.”

Perawat

: “Adik senang dipanggil siapa?”

Pasien

: “Panggil saja saya Marhen”

Perawat

: “Baiklah dik Marhen, adik berasal dari mana? “

Pasien

: “Saya dari Pemogan, Denpasar Selatan sus.”

b. Evaluasi dan Validasi Perawat

: “Bagaiaman perasaan adik hari ini?”

Pasien

: ”Saya merasa tidak nyaman saja dengan kehidupan saya ini sus.”

c. Kontrak (Topik) Perawat

: ”Baiklah dik , bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah adik lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat adik lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih.”

Pasien

: “Baiklah kalau begitu sus.”

Kontrak (Waktu) Perawat

: “Berapa lama adik ingin berbincang-bincang dengan saya?”

Pasien

: “Terserah suster saja.”

Perawat

: “Bagaimana kalau 10 menit saja dik?”

Pasien

: “Baiklah sus.”

Kontrak (Tempat) Perawat

: “Dimana kita bisa berbincang-bincang dik?di sini atau di tempat lain?”

Paien

: “Disini saja sus.”

Perawat

: “Baiklah dik kalau begitu kita berbincang-bincang disini saja.”

2. Fase Kerja Perawat

:”Saya lihat adik tampak melamun dari tadi. Apa yang sedang adik pikirkan ?”

Pasien Perawat

:” Saya merasa diri saya tidak berguna lagi sus” : “Coba adik ceritakan lebih lanjut masalah yang sedang adik hadapi.”

Pasien

: “Saya baru saja kuliah jurusan kedokteran sus, sebenarnya saya tidak suka kuliah kedokteran saya lebih suka kuliah jurusan

guru,

tetapi

saya

terpaksa kuliah jurusan

kedokteran untuk membahagiakan orang tua saya karena orang tua saya ingin mempunyai anak seorang dokter. Akhirnya, nilai saya tidak bagus di kelas sus, saya merasa malu karena tidak bisa membahagiakan orang tua saya dan saya juga merasa malu semua teman-teman saya di kelas sangat pintar sementara saya tidak.” Perawat

: “Saya mengerti bagaimana perasaan adik sekarang. Setiap orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Kalau boleh tahu apa hobi adik di rumah? ”

Pasien

: ”Hobi saya menggambar sus.”

Perawat

: “Selain menggambar adakah hobi yang lain dik?”

Pasien

: “Menyulam sus.”

Perawat

: ” Nah sekarang coba adik sebutkan 5 kegiatan yang paling adik sukai dan sering adik lakukan di rumah.”

Pasien

: “Saya senang menggambar, menyulam, menjahit, membaca novel dan olahraga sus. ”

Perawat

: “Nah, Agar dapat mencapai harapan-harapan adik, bagaimana kalau kita

sama-sama menilai kemampuan

yang adik miliki untuk dilatih dan dikembangkan.” Pasien

: “Baiklah sus, bagaimana caranya?”

Perawat

: “Dari kelima kemampuan kegiatan yang adik sebutkan tadi, yang mana yang paling adik senangi dan bisa kita lakukan sekarang?.”

Pasien

: “ Bagaimana kalau menyulam sus?”

Perawat

: “Baiklah kalau begitu hari ini adik melatih kemampuan adik dengan menyulam, dengan latihan kemampuan ini adik dapat meningkatkan kemampuan menyulam yang adik sukai dan merasakan manfaatnya.”

Pasien

: “Baiklah sus kalau begitu.”

Perawat

: ”Baiklah kalau begitu, saya persiapkan alat-alatnya dulu ya dik. Kira-kira adik mau menyulam desain berapa banyak?”

Pasien

: ”Saya mau buat 2 sulaman desain saja sus”

Perawat

: ”Adik mau menggambarnya sendiri apa ditemenin?”

Pasien

: ”Ditemenin saja sus”

Perawat

: ”Baiklah dik, saya temenin adik disini sambil menyulam desain, dan agar saya bisa melihat juga hasil sulaman desain adik”.

Pasien

: ”Baik sus”

(setelah menggambar) Perawat

:”Wah, hasil sulaman desainnya bagus sekali dik. Saya belum pernah melihat sulaman sebagus ini”

Pasien

:”Terimakasih sus, saya akan membuat desain sulaman yang lain.”

Perawat

:”Iya dik, silahkan lanjutkan menyulamnya. Ternyata adik mempunyai kemampuan yang luar biasa. Bisa menyulam desain sebagus ini”

Pasien

: ” Terimakasih sus, semua karena hobi saya”

Perawat

: ”Kenapa adik tidak menawarkan kemampuan adik dengan membuka bisnis sendiri dengan menyulam berbagai bentuk hiasan lalu menawarkannya melalui media sosial. Ini

bermanfaat sekali untuk adik. Selain mengasah kemampuan adik juga bisa menghasilkan uang sendiri untuk tambahan bekal kuliah adik”. Pasien

: ”Saya masih mau belajar lagi sus, saya belum percaya diri dengan hasil yang saya buat”

Perawat

: ”Baiklah dik, kamampuan yang adik miliki sangat bagus. Hasil sulaman adik pun sangat bagus dik, luar biasa. Tidak banyak orang yang mempunyai kemampuan seperti adik ini. Seusia adik jarang yang memiliki kemampuan dengan hasil sulaman yang sangat bagus. Teman-teman adikpun belum tentu memiliki kemampuan sehebat adik. Jadi adik harus percaya diri, dibalik kekurangan yang dilihat oleh orang, ternyata ada bakat dan kemampuan yang terpendam yang dimiliki oleh seseorang contohnya adik sendiri. Adik tidak perlu mersa gagal dan tidak berguna untuk orang tua adik dan orang lain. ”

Pasien

: “Baiklah sus, terimakasih atas saran dan motivasi yang sudah diberikan.”

3. Fase Terminasi a. Evaluasi 1) Evaluasi Subjektif Perawat

: “Bagaimana perasaan adik setelah berbincangbincang dan melakukan kegiaatan menyulam yang adik senangi?”

Pasien

: “Saya merasa lebih lega sus dan merasa sangat senang karena sudah lama juga tidak pernah menyulam karena sibuk kuliah.”

2) Evalusi Objektif Perawat

: “Baiklah dik, saya juga melihat adik sangat senang pada saat adik melakukan kegiatan menyulam tadi, saya melihat adik menuangkan segala kkampuan adik saat adik meyulam.”

Pasien

: “ Iya sus, suster benar, saya merasa sangat senang.”

b. Rencana Tindakan Lanjut Perawat

: “Jadi, setiap adik merasa sendiri dan tidak bisa melakukan apa – apa, adik bisa langsung praktikkan cara ini sesuai dengan kemampuan adik.”

Pasien c.

: “Baik sus.”

Kontrak Yang Akan datang 1) Topik Perawat : “Baiklah dik, nanti kita akan berbincang-bincang lagi, kita akan diskusikan tentang kemampuan adik yang lain yang masih bisa adik lakukan.” Pasien

: “ Baiklah sus.”

2) Waktu Pasien

: “Kapan dan jam berapa sus?’

Perawat

: “Adik maunya kapan? Saya besok bisa dari jam 09.00 WITA.”

Pasien

: “Baiklah sus, kalau begitu besok saja.”

3) Tempat Perawat

: “Untuk tampatnya ibu mau di sini lagi?”

Pasien

: “Iya sus saya mau di sini saja.”

Perawat

: “Baiklah dik kalau begitu, sampai bertemu besok.”

Pasien

: “Iya sus, terimakasih banyak atas saran dan motivasi yang sudah diberikan.”

Perawat

: “Sama-sama dik, kalau begitu saya permisi dulu. Jika adik perlu sesuatu bisa panggil saya atau suruh keluarga adik mencari saya di ruang perawat.”

Pasien

: “Baiklah sus.”

Perawat

: “Baik dik, selamat beristirahat dan jangan lupa berdoa ya dik agar adik merasa lebih tenang. Saya permisi dulu dik. Selamat pagi.”

Pasien

: “Selamat pagi sus.”

Related Documents

Sp
November 2019 73
Sp
June 2020 48
Sp
June 2020 44
Sp
October 2019 66
Sp
November 2019 79
Sp
August 2019 73

More Documents from "peggy sun"