Sosiologi Dan Antropologi.docx

  • Uploaded by: Sri rahayu
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sosiologi Dan Antropologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,130
  • Pages: 26
BAB II PEMBAHASAN MAKHLUK MANUSIA A. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKLUK-MAKHLUK LAIN Dipandang dari sudut biologi manusia hanya merupakan suatu Macam makluk diantara lebih dari sejuta macam makhluk lain, yang pernah atau masi menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka c.Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolisi biologi. Menurut teori itu bentukbentuk hidup tertua dimuka bumi ini , terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya protozoa. Oleh para ahli biologi manusia ditempatkan ke dalamsub-suku : Antropoid,yang sebaliknya dibagi khusus menjadi tiga infra-suku Ceboid mengolongkan menjadi satu semua kera, baik yang telah punah maupun yang masi hidup langsung di daerah tropic di benua Amerika ; infra-suku Cercopithecoid menggolongkan menjadi satu semua kera, baik yang sudah punah maupun yang masi hidup langsung didaerah tropic di benua Asia dan Afrika ; sedangkan infra-suku Hominoid mengologkan menjadi satu kera-kera besar dengan manusia. Dalam proses evolusi biologi yang berlangsung sangat lama tersebut, telah menghilangkan sekian banyak bentuk-bentuk mahluk lama dari muka bumi ini. Akan tetapi banyak juga yang dapat

bertahan hingga sekarang ini bahkan sudah hampir mendekati angka satu juta jenis bentuk-bentuk mahluk hidup baru yang berasal dari bentuk-bentuk lama di muka bumi ini. Untuk mendapatkan pengertian tentang jumlah aneka warna dan jenis sebesar itu, para ahli biologi telah membuat suatu system klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya. Manusia menyusi adalah salah satu keturunannya, dari ciri-ciri itu maka manusia dikelaskan bersama dengan mahluk-mahluk lain kedalam satu golongan yaitu binatang menyusui atau Mammalia. Dalam kelas Mammalia ini terdapat satu sub-golongan atau suku yaiutu Primat. Suku ini terdiri dari semua jenis kera, dari kera yang terkecil yang disebut dengan Tarsi sampai kera yang besar yang disebut Gorila dan juga manusia. Suku Primat dibagi menjadi 2 sub-suku yaitu sub-suku Prosimii dan sub-suku Anthropoid. Oleh para ahli, manusia dimasukan kedalam sub-suku Anthropoid. Sub-suku Anthropoid dibagi menjadi tiga (3) infra-suku yang diantaranya : 1. Infra suku Ceboid Suku ini mempunyai ciri yaitu menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang masih hidup langsung du daerah tropic di Benua Amerika. 2. Infra suku Cercopitheroid Sedangkan suku ini menggolongkan semua jenis kera, baik yang sudah punah maupun yang masih hidup langsung du daerah tropik di Benua Asia dan Afrika.

Infra suku Hominoid Sementara suku Hominoid menggolongkan semua jenis kera dengan manusia. Infra suku ini dibagi lagi kedalam 2 keluarga, yaitu Keluarga Pongidae dan keluarga Hominidae. 1. Keluarga Pongidae Keluarga ini menggolongkan menjadi satu beberapa macam kera besar yang terutama hidup di daerah tropik di Asia dan Afrika. Seperti kera gibbon, orang utan, chimpanzee dan gorilla. 2. Keluarga Hominiode Menggolongkan menjadi satu manusia purba sejenis pithecanthropus danegan homo Neanderthal dan dengan manusia sekarang atau disebut dengan Homo sapiens. Manusia/Homo sapiense jaman sekarang ini memiliki sedikitnya empat ras yaitu Australoid, Mongoloid, Caucasoid dan Negroid. 2. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGI Sumber Ciri-Ciri Organisma Fisik. Dalam proses evolusi itu bentuk-bentuk makhluk yang baru timbul sebagai proses pencabangan dari bentukbentuk makhluk yang lebih tua. Menurut para ahli biologi cirri cirri biologi itu termaksud di dalam gen. Setiap inti sel manusia misalnya, terdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat kecil itu di sebut oleh para ahli biologi khromosom, pada khromosom-khromosom inilah terletak berbiuribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur bio kimia yang khas, yang menjadi sebab dari segala cirri organisma makhluk yang bersangkutan.

Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma beradu dengan sel, telur maka akan menjadi suatu sel buah,atau zygote. Seluruh tubuh organisme baru akan timbul dari zygote tadi, degan suatu proses yang disebut mitosis tiap-tiap khromosom akan membelah menjadi dua. Proses mitosis bagi semua sel itu sama saja, tetapi terkecualian tampak pada timbulnya sel-sel gamete, atau sel-sel sex (yaitu sel-sel sperma laki-laki dan sel telur dari wanita) Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian diatas terbukti bahwa suat ciri yang berasal dari suatu nenek moyang laki-laki atau perempuan tak pernah dapat “di campur” tetapi selalu dapat tersimpan dalam gen yang diturunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh angkatan , bahkan berratus ratus angkatan berikutnya. Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma. Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari sekitaran alam.menghilangnya gen tertentu sering juga disebabkan oleh peristiwa-pristiwa kebetulan. 3. EVOUSI PRIMATA DAN MANUSIA Proses pengembangan Makhluk Primat. Soal asal mula dan proses evolusi makhluk manusia itu secara khusus dipelajari dan diteliti oleh suatu ilmu dari antropologi biologi, yaitu ilmu paleoantropologi, dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian bekas-bekas tubuh manusia yang beruppa fosil yang terkandung dalam lapisan-lapisan bumi. Selain menganalisa data mengenai fosil-fosil kera dan manusia

yang tersimpan dalam lapisan bumi, mereka juga mempergunakan data ilmu-ilmu lain seperti paleogeografi dan paleoekologi, seta metode analisa potassium-argon dari ilmu geologi. Menurut penelitian-penelitian paling akhir, makhluk pertama dari suku Primat muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk Mammalia, atau binatang menyusui, sudah kira-kira 70.000.000 tahun yang lalu, di dalam suatu zaman yang oleh para geologi disebut Kala Paleosen Tua. Dalam masa yang amat lama makhluk Primat induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam berbagai subsuku dan infra-suku khusus, dan di antaranya telah terjadi proses percabangan antara keluarga kerakera Pongid atau kera-kera besar dari keluarga Hominid yang mempunyai sebagai anggota makhluk nenek moyang manusia. Rupa-rupanya telah terjadi paling sedikit lima proses percabangan. Percabangan yang tertua, yang timbul kira-kira 30.000.000 tahun yang lalu dalam Kala Eosen Akhir, adalah percabangan yang mengevolusikan kera gibbon (Hylobatidae). Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan Kala Miosen kira-kira 20.000.000 tahun yang lalu, adalah kera Pongopygmeus atau orang utan. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon-pohon besar di daerah hutan rimba di Asia Baratdaya, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara dalam jangka waktu satu dua juta tahun lamanya. Dalam pada itu, kira-kira pada bagian

akhir Kala Miosen terjadi beberapa perubahan besar pada kulit bumi dan pada lingkungan alamnya. Benua Afrika membelah dari Asia, dan dalam proses tersebut terjadilah laut merah dan belahan bumi berupa lembah yang dalam, bernama Great Rift Valley, yang merupakanpemisah alam secara ekologi yang membujur dari Utara ke Selatan antara Afrika Barat dan Tengah dengan Afrika Timur. Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10.000.000 tahun yang lalu pada bagian terakhir dar Kala Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih besar dari pada Gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa keramanusia raksasa ini juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar lainnya, dan dengan demikian dapat tahan hidup, membiak, dan seperti Orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan-perubahan alam yang terjadi dalam bagian akhir Kala Miosen, maka seperti halnya dengan Orangutan juga, kera-manusia raksasa ini menghilang dari Afrika dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya kandas juga di sana karena sebab-sebab yang belum dapat dketahui. Cabang keempat adalah cabang-cabang kera Pongid yang lain, yaitu Gorilla dan Chimpanze, yang

terjadi kira-kira 12.000.000 tahun yang lalu pada akhir kala Miosen. Kedua makhluk kera dari Afrika ini dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organisma yang dapat hidup di pohon maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antara Gorilla dan Chimpanzee terjadi karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari Sungai Niger., dan di Afrika Barat sebelah barat dari sungai tersebut. Di daerah hutan di Afrik Tengah tadi berlangsung evolusi organisma dari kera Gorilla, sedangkan di daerah hutan Afrika Barat berlangsung evolusi organisma dari Chimpanzee. Mahluk Primat Pendahuluan Manusia. Kira-kira seabad yang lalu para ahli biologi dan paleoantropologi masih mengira bahwa soal siapakah nenek moyang manusia itu, dapat dipecahkan dengan usaha menemukan sejenis mahluk yang telah kandas, yang merupakan penghubung antara kera dan manusia dalam silsilah hidup. Dengan demikian usaha terpenting dari para ahli tersebut adalah mencari mahluk penghubung yang hilang, atau missing link, dalam silsilah perkembangan alam mahluk di muka bumi. Sekarang, dengan kemajuan-kemajuan di bidang ilmu-ilmu paleoantropologi dan geologi, konsepsi para ahli mengenai soal missing link itu sudah berubah. Mahluk itu sudah tidak lagi dipandang sebagai suatu mahluk yang berada di antara kera dan manusia, tetapi sebagai seekor mahluk pendahuluan (prescusor)

atau mahluk-induk yang mendahului baik kera-kera besar (Pongid) maupun manusia, yang keduaduanya hanya merupakan spesialisasi khusus dari mahluk induk tadi. Kecuali itu, karena proses percabangan antara berbagai jenis kera besar dengan manusia itu tidak hanya terjadi hanya satu kali melainkan beberapa kali dan di beberapa tempat, maka dengan demikian sebenarnya ada lebih dari satu makhluk induk. Mahkluk-induk kedua adalah Gigantanthropus yang, seperti apa yang telah tersebut sebelumnya hidu[pada bagian akhir Kala Miosen kurang-lebih 10.000.000 tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli mengenai wujud, sifat-sifat serta penyebarannya dari makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit, karena terbatasnya jumlah fosil yang telah ditemukan untuk menelitinya. Sebaliknya, pengetahuan mereka mengenai nenek moyang yang langsng dari manusia kini, sudah mulai cukup mantap. Makhluk yang dapat disebut pendahuluan manusia itu adalah makhluk, yang sudah dapat berjalan tegak diatas kedua kaki belakangnya secara lama terus menerus sepanjang jarak-jarak yang cukup jauh, yang hidup dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari rata-rata delapan sampai ssepuluh individu, dan yang secara berkelompok telah dapat melawan binatang-binatang penyaing yang lain. Suatu mahluk Primat yang menurut wujud dari fosil-fosilnya menunjukkan ciri-ciri tersebut addalah makhluk yang pertama-tama yang ditemukan pada tahun 1924 di Taungs, sebelah

utara Kimberley di daerah Bechuana Timur di Afrika Selatan. Oleh para ahli paleoantropologi, makhluk itu disebut Australopithecus ( kera dari selatan ). Sekarang telah ditemukan lebih dari 65 fosil dari makhluk tersebut, semuanya di Afrika Selatn dan Timur. Beberapa diantaranya diperkirakan hidup di muka bumi ini lebih dari sepuluh jtua tahun yang lalu. Fosil dari keluarga australopithecues yang akhirakhir ini dalam tahun 1959 ditemukan, adalah fosil dari Lembah Oldovai di Tanzania, Afrika Timur. Hasil analisa dari metode Potassium Argom adalah kesimpulan bahwa mahluk yang dibeinya nama khusus yakni Zinjanthropus, itu hidup di daerah Sabana, Afika Timur kurang lebih 2 juta tahun yang lalu dan bahwa ia merupakan makhluk hidup manusia jenis Autralopithecus yang paling dekat. Pada masa 2 juta tahun yang lalu bumi mengalami suatu masa dalam sejarah perkembangan kulit bumi yang berbeda dari sekarang, yaitu suatu Kala es di daerah utara dan selatan dan suatu Kala Kering di daerah Tropik. Kala es dan Kala glasial adalah zaman ketika seluruh Eropa utara sampai kira2 garis pegunungan Alpen di negara Swis sekarang ketika sebagian dari Asia utara ketika seluruh Kanada dan Amerika Utara sampai kira2 garis danau Micigan sekarang dan ketika pucuk selatan Amerika Selatan tertutup dengan lapisan2 es yang tebal (gletcher). Pada akhir berlangsungnya tiap Kala glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda antara

darat dan laut. Hal ini disebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah dari pada keadaannya sekarang, sehingga banyak daratan yang sekarang tergenang air berada diatas muka laut. Selama tiap Kala glasial daerah tropik bersifat lebih kering dari waktu skala Interglasial, dan hutan-hutan rimba tropik berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah [padang rumput dengan gerombolangerombolan hutan yang tersebat. Dalam tahun 1898 seorang dokter belanda, Eugene Du Bois mendapatkan sekelompok tengkorak atas, rahang bawah dan sebuat tulang paha. Tengkorak atas seolah-olah sebuah tengkorang seekor kera besar. Isi otaknya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jenis kera manapun tetapi jauh lebih kecil dari otak manusia. Du Bois memberikan nama Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang berjalan tegak) dan mengganggalp contoh dari nenek moyang manusia zaman sekarang. Seorang ahli geologi Jerman bernama G. H. R. Von Konigswald dan teuku Jacob pada tahun 1931 dan 1934 menemukan 14 fosil dan 12 tengkorak di lapisan pleistosen tengah yang umurnya diperkirakan 800 ribu tahun dan menyebutnya pithecanthropus Soloensis. Pada tahun1936 para ahli juga menemukann fosil-dosil di bagian Lower Pleistocene berumur kitra-kira 2 juta tahun dan para ahli menyebutnya Pithecantrhopus majakertensis dan pada tahun 1941 G.H.R. von menemukanfosil yang luar biasa besar dan diberi nama meghanthropus paleojavanicus yang

umurnya sama dengan pithecanthropus Majakertensis. Fosil-fosil itu tidak pernah ditemukan bersama dengan bekas alat-alat yang menunjukan bahwa makhluk tersebut sudah berkebudayaan. Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat disebut makluk manusia secara penuh, Pada zaman holosen fosil homo sapiens meninggalkan bekas-bekas kebudayaan dan mulai menunjukan perbedaan ras. Ada 4 perbedaan ras pokok pada homo sapiens, yaitu : 1. Ras Autraloid Terdapat dibenua Australia 2. Ras mongoloid Ras yang paling besar jumlahnya 3. Ras kaukasoid Tersebar di eropa, Afrika sebelah utara, Asia barat daya, dan Amerika. 4.Ras Negroid Tersebar di benua Afrika bagian selatan 4. ANEKA WARNA MANUSIA Salah Faham Mengenai Konsep Ras. Ras sebagai suatu golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuh yang tertentu dengan suatu frekuensi yang besar, tetapi dalam sejarah bangsa – bangsa, konsepsi mengenai aneka warna ciri tubuh manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah faham yang besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah faham itu mengacaukan ciri – ciri ras ( yang sebenarnya harus dikhususkan kepada ciri – ciri jasmani semata –

mata ), dengan ciri – ciri rohani : dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada ras – ras berdasarkan perbedaan tinggi – rendah rohani daripada ras itu. Contoh – contoh tersebut adalah : _ Ras Caucasoid atau ras kulit putih lebih kuat,maju, luhur daripada ras – ras lainnya. _ Di Perancis, Pendirian menurut A. de Gobineau yang berpendapt bahwa ras yang terunggul dan termurni adalah ras Arya. _ Jerman, menurut De Gobineau bahwa orang jerman keturunan langsung ras Arya. Metode – Metode Untuk Mengklaskan Aneka Ras Manusia. Mengklasifikasikan aneka warna ras manusia merupakan pusat perhatian bagi ilmu antropologi fisik, terutama memperhatikan ciri – ciri lahir, atau ciri – ciri morfolgi, pada tubuh individu – individu. Ciri – ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri – ciri fenotip, terdiri dari dua golongan, yaitu : 1) ciri – ciri kualitatif ( seperti warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya, dan 2) ciri – ciri kuantitatif ( seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebgainya ). Metode ini disebut metode antropometri metode yang hanya berdasarkan morfologi. Seiring berkembang nya zaman, metode ini sudah jarang dipergunakan, para ahli beralih kepada metode filogenetik yang menekankan persamaan – persamaan

dan

perbedaan



perbedaan,

hubungan



hubungannya

serta

percabangannya. Untuk membangun suatu klasifikasi yang serupa itu faktor terpenting adalah ciri – ciri genotipe yang terdapat pada individu – individu, contoh nya ialah metode mengklasifikasikan berdasarkan frekuensi golongan darah.

Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia. _ Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya. _ Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri – ciri morfologi dengan geografi dalam sistemnya. _ Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri – ciri terpenting dalam sistemnya. _ Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur – unsur Filogenetik _ Menurut A.L Kroeber, Yaitu : Australoid Penduduk asli Austra 2. Mongoloid • Asiatic Mongoloid ( Utara, Tengah, Timur ) • Malayan Mongoloid ( Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Taiwan ) • American Mongoloid ( Amerika Utara, Selatan, Orang Eskimo ) 3. Cauca • Nordic ( Eropa Utara ) • Alpine ( Tengah dan Timur ) • Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran ) 4. Negroid • Afican Negroid ( Benua Afrika ) • Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina ) • Melanesian ( Irian, Melanesia ) 5. Ras – Ras khusus • Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel ) • Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel ) • Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia ) • Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )

5. ORGANISMA MANUSIA Perbedaan Organisma Manusia dan Organisma Binatang. Mahluk manusia adalah mahluk yang hidup kelompok, dan mempunyai organisma yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok yang lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi paling jauh dibandingan dengan mahluk lain. Otak manusia yang telah dikembangkan oleh bahasa, dan kemampuan akal, yaitu kemampuan untuk membentuk gagasan-gagasan dan konsepkonsep yang makin lama makin tajam. Bahasa menyebabkan bahwa manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitar dengan mengalami secara kongkret peristiwa yang bersangkutan dengan keadaankeadaan tadi, tetapi juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut, Dengan demikian bahasa manusia itu meabstraksikan dan menyimpan tiap pengeahuan barukedalam lambing vocal atau bentuk kata-kata baru.pengalaman yang telah kian bertambah banyak itu kemudian disimpan dan diatur oleh akal menjadisuatu system pengetahuan. Dengan bahasa maka pengetahuan manusia telah bertimbun membanyak menjadi himpunan pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari apa yang disebut kebudayaan manusia. Dengan demikian terjadi benih-benih bagi system pembagian keahlian, yang sebaliknya merupukan benih dari system diferensi atau sisitem pembagian kerja, sedangkan system pembagian kerja itu memerlukan

suatu pengaturan dan organisasi. Kapasitas otak yang unggul yang berupa akal tadi , menyebabkan ia dapat mengembangkan system pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya untuk membuat bermacammacam alat hidup seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat transportasi dan sebagainya serta sumber-sumber energi lainnya. Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakukan juga dengan system-sistem tertentu di mana terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap atau teknik memproduksi pangan dan peralatan hidupnya itu. Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep dalam akalnya merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri.manusia juga memiliki kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya. Rasa takut akan tibanya maut merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi. Akal manusia juga mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif, sehingga smenjadi unsure khas dalam hidupnya yaitu kesenian. Walaupaun organisma manusia kalah kemampuannya dengan banyak jenis binatang berkelompok lainnya, namun manusia dengan kemampuan otaknya, yang kita sebut akal budi itu, telah membantu

dan menyambung keterbatasan kemampuan organisma itu. Keseluruhan dari systemsistem itu, yaitu (1) system bahasa, (2) system pengetahuan, (3) organisasi social, (4) system peralatan hidup dan teknologi, (5) system mata pencaharian, (6) system religi dan (7) kesenian, adalah yang disebut kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia tidak terdapat dalam organismanya, artinya tidak tertentukan dalam system gennya, berbeda dengan kemampuan-kemampuan organisma binatang. Manusia harus mempelajari kebudayaannya sejak lahir, selama seluruh jangka waktu hidupnya. Walaupun begitu manusia dengan kebudayaanya dapat menjadi mahluk yang paling berkuasa dan berkembang biak paling luas di muka bumi ini.

EVOLUSI MANUSIA 1. Definisi Evolusi bisa di definisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks. Perubahan itu biasanya di anggap lamban laun. paradigma yang berkaitan dengan konsep evolusi tersebut adalah evolusioanisme yang berarti cara pandang yang menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau lebih maju dari sederhana ke kompleks (Achmad, 2005: 99). Evolusi adalah perubahan dan perkembangan mahkluk hidup dari waktu ke waktu (marhijanto, 1999: 112) Melalui sudut pandang ilmiah dan evalolusioner, berpegang pada asumsi bahwa manusia mewakili tahap-tahap dalam evolusi kehidupan. Evolusi biologis atau evolusi organik merupakan proses perkembangan segala bentuk kehidupan. Teori evolusi organik mengtakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan binatang yang kita lihat sekarang ini adalah keturunan dari nenek moyang yang keadaanya lebih sederhana. Nenek moyang itu merupakan keturunan nenek moyang mereka yang jauh lebih sederhana, yang hidup beberapa juta tahun sebelumnya kehidupan. Pada umumnya teori ini mengatakan bahwa kehidupan berasal dari sederhana menuju ke bentuk lebih tinggi (Bambang, 2000: 18). Terdapat empat kekuatan utama evolusi, yakni: mutasi, seleksi, hybridiasi, dan penyimpangan genetika (2000: 21). 1. Mutasi adalah modifikasi, baik fisik maupun kimiawi, dalam struktur dalam gen, hal ini di ketahui berasal dari dua macam sumber yang umum yakni sumber internal dan eksternal. Modifikasi internal mungkin sebagai kerja dari biokimiawi, atau penyusunan ulang fisik. Sumber eksternal mutasi mungkin dapat di jelaskan karena pengaruh dari luar seperti tradisi nuklir, sinar x, beta, gama dan agen-agen seperti bentuk-bentuk Nitrogen dan banyak lainnya. 2. Seleksi (seleksi alam). adalah proses di mana adaptasi dapat di capai. Seleksi tidak pernah di pandang punya arti terlepas dari lingkungan karena hal ini merupakan proses di mana populasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan khusus. 3. Hybridasi adalah hasil dari kombinasi genetika baru melalui persilangan, terjadi hampir pada kebanyakan spesies hidup termaksuk manusia modern. Hybridasi meningkatkan variasi genetik. 4. Penyimpangan genetik adalah proses di mana frekuensi gen berubah karena adanya kesempatan. Kecepatan di mana perubahan demikian itu terjadi kebanyakan tergantung pada ukuran populasi. Pada umumnya semangkin kecil populasi maka semangkin besar kecepatan perubahan pada frekuensi

yang demikian itu dan semangkin ekstrem dampaknya terhadap susunan genetik dari populasi.

1. Makhluk manusia di antara makhkuk-makhluk lain Dari sudut biologi, manusia hanya satu di antara lebih dari sejuta jenis mahkluk yang pernah atau masih hidup di dunia. Pada pertengahan abad ke-19 ahli biologi bernama C. Darwin mengumumkan pendirian (proposisi) tentang proses biologi, yang mengatakan bahwa bentuk-bentuk mahkluk hidup tertua adalah mahkluk bersel satu yang sangat sederhana, yaitu antara lain protozoa. Dalam waktu puluhan juta tahun kemudian berkembang berbagai bentuk kehidupan, yaitu mahkluk-mahkluk yang memiliki organisme yang makin lama makin kompleks. (koentjaraningrat, 2005: 41). Seperti hanya beribu jenis mahkluk lain, mahkluk manusia menyusui keturunannya, dan berdasarkan ciri itulah manusia di kelaskan bersama mahkuk-mahkluk tersebut di dalam golongan binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat suatu sub-golongan di sebut suku. Suku primat terbagi ke dalam dua sub-suku, yaitu prosimii, dan anthropoid. Para ahli biologi menempatkan manusia ke dalam sub-suku anthropoid, yang kemudian masih di bagi infrasuku, yaitu ceboid, cercopithecoid dan hominoid. Dalam infrasuku ceboid termaksuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun yang sampai sekarang masih hidup di daerah khatulistiwa, khususnya di benua Amerika. Infrasuku cercopithecoid termaksuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun sekarang masih hidup di kawasan tropis benua Asia dan Afrika. Dan dalam infrasuku Hominoid termaksuk semua jenis kera besar dan manusia. Dalam infrasuku ini kemudian secara khusus dibagi ke dalam dua keluarga, yaitu Pongidae dan Hominidae. Keluarga Pongidae adalah beberapa jenis kera besar yang hidupnya terutama di daerah Asia dan Afrika. (misalnya, kera gibbon, orang utan, simpanse, gorilla). Sedangkan keluarga hominidae adalah manusia purba Pithecanthropus dan homo Neandertal serta manusia sekarang ini yang juga homo sapiens. (2005: 42)

1. Evolusi Primat dan Manusia Proses percabangan mahluk primat, manusia adalah suatu jenis makhluk primat yang telah bercabang melalui proses evolusi. Soal asal-mula dan proses evolusi manusia serta khusus dipelajari dan di teliti oleh sub-ilmu dari antropologi biologi, yakni ilmu paleoantropologi, yang menggunakan fosil manusia yang tersimpan dalam lapisanlapisan bumi selama berabad-abad, sebagai bahan penelitian. Namun karena manusia merupakan suatu cabang yang termuda dari mahkluk primat pada umumnya.

Dari hasil penelitian terakhir, mahkluk pertama dari suku primat muncul sebagai percabangan dari mahkluk mamalia (binatang menyusui) sekitar 70 juta tahun yang lalu, dalam paleosen tua. Mahkluk primat induk itu kemudian bercabang lagi ke dalam berbagai sub-suku dan infrasuku khusus, suatu proses yang juga memakan waktu lama sekali, sehingga antara lain terjadi percabangan-percabangan yang masing-masing menghasilkan keluarga kera-kera pongid (kera-kera besar) dan keluarga hominid, yang merupakan “Nenek Moyang” manusia. Dalam proses mahkluk evolusi makhluk hidup di perkirakan telah terjadi sedikitnya lima proses percabangan yang tertua terjadi sekitar 30 juta tahun yang lalu dalam kala eason akhir, yang mengevaluasi kera gibbon. Cabang yang muncul kemudian, yaitu pada awal kala miosen sekitar 20 juta tahun yang lalu, adalah orang utan (pongopygmeus) di Afrika timur pada waktu itu lebih dekat pada asia selatan. Kawasan Afrika timur pada waktu itu masih tertutup hutan rimba seperti halnya kawasan Asia selatan sekarang dan belum berupa sabana dengan gerombolangerombolan hutan di sana-sini seperti sekarang. Orang utan adalah jenis kera yang hidup dari buah-buahan dan tinggal di pucuk pohon-pohon yang besar dan tinggi, sehingga mereka tidak terganggu oleh makhluk-makhluk penghuni hutan rimba lainya. 1.

DAFTAR PUSTAKA Allport, Gordon W., The Nature of Prejudice, Boston, Beacon Press, 1951. Allport, Gordon W., "The Problem of Prejudice", Racial and Ethnic Relations Selected Readings, Bernard E.Segal (ed.), New York, Thomas Y.Crowell Company, 1954, Hlm.5-53. Blalock, Hurbert M., Toward a Theory of Minority Group Relations, John Willey and Sons Inc., New York, 1967. Cohen, Abner (ed.), Urban Ethnicity, Tavistock Publications, London-New York, 1974. Geertz, Clifford, "The Inrtegrative Revolution: Primordial Sentiment and Civil Politics in the New States", Old Societies and New States, C.Geertz (ed.), New York, The Free Press, 1965,

Hlm.105-107. Gordon, Milton M., Assimilation in American Life, Oxford University Press, New York, 1964. Herkovits, Melville J., Acculturation: The Study of Culture Contact, New York, Peter Smith, 1958. Koentjaraningrat (ed.), Masalah-Masalah Pembangunan: Bunga Rampai Antropologi Terapan, LP3ES, Jakarta, 1982. Linton, Ralp (ed.), The Science of Man in the World Crisis, New York, Columbia University Press, 1945. Martin, James G and Clyde W.Franklin, Minority Group Relations, Charles E. Merrill Publishing Company, Ohio, 1973. Schermerhorn,R.A., Comparative Ethnic Relations: A Framework of Theory and Research, Random House, New York, 1970. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi jilid 1. JAKARTA: Rineka Cipta.

BAB III PENUTUP Kesimpulan 1.

Pada pertengahan abad ke_19 para ahli biologi, dan yang terpanting diantara mereka C.Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolusi biologi. Menurut teori itu bentuk_bentuk hidup tertua dimuka bumi ini, terdiri dari makhluk_makhluk satu sel yang sangat sederhana misalnya protozoa. Para ahli biologi telah membuat suatu sistem klasifikasi dimana semua mahluk di dunia ini telah mendapatkan tempat yang sewajarnya berdasarkan atas morfologi dari organismanya.

2.

Terdapat empat kekuatan utama evolusi, yakni: mutasi, seleksi, hybridiasi, dan penyimpangan genetika.

3.

Sumber ciri_ciri organisme fisik. Para ahli menjelaskan bahwa ciri biologi itu berada di dalam “gen”, dari setiap organisme, baik bersel satu maupun organisme mahkluk

kera dan manusia yang terdiri dari beberapa triliun sel. Pada mahkluk yang organisme_nya kompleks (misalnya kera dan manusia), sel_sel yang membentuk tubuhnya hampir berjumlah lebih dari 10 triliun, yang masing_masing berbeda fungsi dan tugasnya dalam organisme. 4.

Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras-Ras Manusia.



Menurut C. Linnaeus yang merpergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya.



Menurut J.F Blumenbach yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi dalam sistemnya.



Menurut J. Deniker yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri-ciri terpenting dalam sistemnya.



Menurut E. Von Eickstedt dan E.A Hooton memakai unsur-unsur Filogenetik



Menurut A.L Kroeber, Yaitu :

o Australoid Penduduk asli Australia o Mongoloid • Asiatic Mongoloid ( Utara, Tengah, Timur ) • Malayan Mongoloid ( Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Taiwan ) • American Mongoloid ( Amerika Utara, Selatan, Orang Eskimo ) o Caucasoid • Nordic ( Eropa Utara ) • Alpine ( Tengah dan Timur ) • Mediteranaen ( Sekitar laut tengah, afrika Utara, Armenia Arab, Iran ) o Negroid • Afican Negroid ( Benua Afrika ) • Negrito ( Tengah, Semenanjung Melayu, filipina ) • Melanesian ( Irian, Melanesia )

o Ras – Ras khusus • Bushman ( Gurun Kalahari, Afsel ) • Veddoid ( Pedalaman Srilangka dan Sulsel ) • Polynesian ( kepulauan Mikronesia & Polinesia ) • Ainu ( Pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang Utara )

DAFTAR PUSTAKA Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. 2002. PT Rineka Cipta: Jakarta http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/category/antropologi/ http://sociologystudy.wordpress.com/2012/04/30/mata_kuliah_antropologi_evolusi_ manusia/ stkip.files.wordpress.com/.../pendidikan-etnologi2

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan : 1. Makhluk merupakan sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan baik itu manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya yang ada di alam ini. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang selalu berinteraksi dengan makhluk lainnya (makhluk sosial). Kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 2.

Kebudayaan perspektif antropologi adalah seluruh sistem gagasan, tindakan atau perilaku dan karya manusia dalam masyarakat yang diperoleh dan menjadi milik manusia dengan cara belajar. Integrasi kebudayaan ada dua macam, yaitu Metode Holistik dan Fikiran Kolektif. Adat istiadat merupakan segala aktivitas atau perilaku dalam suatu kelompok yang sering dilakukan oleh anggota-anggotanya sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baku.

3.

Ada tujuh unsur kebudayaan yang di anggap sebagai cultural universals, yaitu : peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sistemsistem hidup ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi. Tiga wujud kebudayaan diantaranya adalah ideas (ide/gagasan), activities (aktivvitas/tindakan) dan artifacts (benda-benda).

4.

Evolusi ciri-ciri biologi melewati tiga proses, yaitu mutasi, seleksi alamiah dan adaptasi, serta menghilangkan gen secara kebetulan.

Salah satu organisma manusia adalah otak yang menyebabkan berkembangnya sistem-sistem sebagai berikut: sistem perlambangan vokal/bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian hidup, religi dan kesenian/kebudayaan manusia. Beragam ciri fisik manusia timbul karena manusia hidup di berbagai macam lingkungan alam yang berbeda-beda. 5.

Mochtar Lubis mengungkapkan bahwa ciri-ciri manusia Indonesia ada enam. Keenam ciri tersebut ada yang negatif dan ada yang positif.

B. Saran Manusia sebagai makhluk tidak lepas dari budaya atau kebudayaan, maka manusia setidaknya manusia harus betul-betul membuyakan hal-hal positif supaya menjadi ciri budaya yang positif di mata bangsa lain. Manusia Indonesia lebih banyak di cirikan oleh kebudayaan yang negatif, yang menimbulkan ciri khas, maka manusia Indonesia suapaya dipandang baik oleh bangsa lain harus membudayakan hal-hal yang yang positif dan membuang hal-hal atau kebudayaan yang negatif.

DAFTAR PUSTAKA Ihromi, T.O. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Koentjaraningrat. 2009. Pengntar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA Nurjanah, Enung. 2011. Smart Plus Sosiologi. Bandung: Nata Rahayu Publishing Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA Sutrisno, Mudji. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS Marjali, Amri. 2005. Antropologi & pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana

1. Antropologi Fisik Secara khusus antropologi fisik mencoba menelaaah manusia sebagai makhluk fisik yang tumbuh dan berkembang hingga terjadinya keanekaragaman makhluk manusia menurut ciri-ciri tubuh atau fenotipe, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh serta ciri-ciri genotipe seperti golongan darah. Antropologi fisik merupakan bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiannya kepada manusia sebagai makhluk biologis, terutama dalam kajian evolusi manusia. Para ahli antropologi fisik berusaha merekonstruksi munculnya manuisa dan perkembangan selanjutnya melalui proses evaluasi kemudian mengelompokannya kedalam berbagai golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri tubuh hingga diketahui penyebab terjadinya variasi manusia. Bidang antropologi fisik yang mempelajari ini disebut paleoantologi manusia atau Paleo-Antropologi dan Somatologi. Paham ini mempelajari asal-usul dan evolusi manusia dapat dicapai dengan cara meneliti sisa-sisa tubuh yang telah membatu (memfosil) yang dijumpai pada lapisan-lapisan bumi. Antropologi fisik memiliki dua bidang terpenting, yaitu penelitian tentang evolusi manuisa dan penelitian tentang variasi diantara manusia yaitu mencoba menelaah bagaimana dan apa sebabnya masyarakat manusia menunjukan perbedaan dalam ciri – ciri khas fisik atau biologis. Oleh karena itu, untuk memahami aneka variasi manusia ini, maka ahli-ahli antropologi fisik menerapkan prinsip, konsep, dan teknik dari bidang ilmu lain, seperti ilmu genetika, biologi kependudukan dan epidemiologi. Paleo-Antropologi merupakan ilmu bagian dari antropologi fisik yang mecoba menelaah tentang asal-usul atau terjadinya dan perkembangan makhluk hidup. Untuk mengetahui hal ini para ahli paleo antropologi menggunakan sisa-sisa tubuh yang mambatu atau fosil-fosil manusia yang terdapat dalam lapisan – lapisan bumi sebagai objek penelitiannya. Somatologi, sebagai ilmu bagian dari antropologi fisik dalam arti khusus, somatologi menelaah tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia secara keseluruhan seperti ciri-ciri fenotipe da ciri-ciri genotype. Ciri – ciri fenotipe merupakan ciri – ciri lahiriahdari manusia yang dihasilkan karena interaksi antara ciri–ciri keturunan dan lingkungan. Secara kualitatif, ciri fenotipe tampak nyata pada warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata, bentuk hidung, bentuk bibir, maupun bentuk muka. Secara kuantitatif yang didasarkan pada hasil pengukuran antropometer, ciriciri fenotipe tampak nyata pada bagian , indeks kepala atau tengkorak. Ciri-ciri genotipe didasarkan pada analisis biologi kimiawi terhadap gen manusia (keturunan). Gen ini akan diturunkan dari pasangan suami istri kepada anak-anaknya, tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, apalagi faktor lingkungan seperti pengaruh iklim atau kebiasaan makanan pokok. Salah satu perhatian utama dari analisis genotype ini adalah golongan darah.

Related Documents

Sosiologi
November 2019 52
Sosiologi
June 2020 35

More Documents from ""