Sop Revisi 2015.docx

  • Uploaded by: Sri Rahayu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop Revisi 2015.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 14,265
  • Pages: 71
MENGOPERASIONALKAN B O I L E R No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1 / 1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Boiler adalah suatu alat atau mesin yang memproses pembakaran untuk menghasilkan uap panas yang akan digunakan oleh mesin cuci, mesin pengering, mesin setrika, sterilisasi alat dan inst gizi

TUJUAN

Sebagai acuan dalam langkah – langkah menjalankan mesin boiler untuk menghasilkan uap panas.

KEBIJAKAN

Tersedianya uap panas untuk instalasi gizi, instalasi laundry, instalasi CSSD dalam Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana & Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015

PROSEDUR

A.

Persiapan sebelum Boiler dioperasikan 1. Periksa air dan minyak dimasing – masing tanki, bila tersedia maka buka valve air dan valve minyak. Jika kosong / kurang isi masing – masing tangki tsb. 2. Periksa air soft di soft-water tank dengan hardness Indicator list (dilakukan setiap pagi) 3. Periksa tegangan listrik, tegangan listrik harus 200 volt B. Star Up 1. Pastikan Value pada posisi tertutup penuh / ‘OFF’ 2. Petugas teknisi mengucapkan Basmallah. 3. Petugas teknisi menyalakan switch air setelah kran air dibuka tunggu hingga level air tercapai 4. Petugas teknisi menyalakan switch bahan bakar setelah kran bahan bakar dibuka 5. Petugas teknisi membuka kran distribusi utama pada boiler secara perlahan 6. Petugas teknisi membuka kran distribusi ruangan secara perlahan 7. Petugas teknisi membuang sisa air pada pipa dengan membuka steam trap secara perlahan 8. Petugas teknisi menutup kembali steam trap setelah air terbuang 9. Selesai mengoperasionalkan boiler petugas teknisi mengucapkan hamdallah.

UNIT TERKAIT -

PEMELIHARAAN MESIN B O I L E R No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1 / 2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Boiler adalah suatu alat atau mesin yang memproses pembakaran menjadi uap panas dengan menggunakan bahan bakar solar. Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terjadwal agar dapat mempertahankan kinerja boiler sehingga dapat memenuhi fungsinya secara optimal ketika digunakan.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah didalam pemeliharaan peralatan boiler agar kondisi alat siap pakai

KEBIJAKAN

Berdasarkan kebijakan yang tertera dalam Pedoman Pelayanan PSPPRS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 ,bahwa : - Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas. - Apabila pekerjaan maintenance dan service serta perbaikan, dimana IPSRS secara teknis belum mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, maka pelaksanaan pemeliharaan menggunakan pihak ke 3 - Setiap operator ketel uap harus mempunyai sertifikat operator uap - Setiap alat bejana tekan/uap dibuat sertifikat/perijinan operasionalnya

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengucapkan Basmallah. 2. Petugas teknisi melakukan Blowdown sebelum boiler digunakan untuk produksi, pada tekanan 1,5 kg / cm2 - 2 kg / cm2 3. Petugas teknisi memeriksa sisa pembakaran (cerobong) setiap hari 4. Petugas teknisi memeriksa air umpan boiler, dengan indikator Total Hardness Test : Biru ------- Soft water ---------- Bagus Merah -------- Soft water ---------- Jelek 5. Petugas teknisi melakukan Regenerasi water softener bila indikasi air umpan jelek (merah) sebelum boiler dioperasikan a. Lakukan pembuangan endapan minyak pada tanki bahan bakar setiap hari b. Periksa waktu regenerasi pada water softener disesuaikan dengan waktu operasi boiler c. Periksa tegangan listrik 200 V 3 phase ( + 10 % ) 6. Tutup katup tanki air setelah boiler dioperasikan untuk menghindari over flow pada bejana boiler 7. Lakukan pembersihan pada badan boiler dan perlengkapannya 8. Jangan menyalakan api pada jarak + 0,5 meter dari boiler 9. Periksa tekanan BBG dan kemungkinan kebocoran sebelum boiler dioperasikan

PEMELIHARAAN MESIN B O I L E R No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2 / 2

RS AL ISLAM PROSEDUR

10. Operator boiler harap menggunakan perlengkapan pengaman pada saat mengoperasikan boiler 11. Tutup steam valve utama boiler setelah selesai produksi dan kurangi tekanan boiler + 1,5 kg/cm2 12. Periksa isi tanki chemikal treatment dan operasi pompa chemikal 13. Lakukan test water level control dengan mengaktifkan switch pembakaran sebelum level air maksimum tercapai 14. Lakukan half blowdown sesuai dengan anjuran analisa air umpan boiler 15. Bila terjadi kelainan dari pengoperasian boiler harap segera menghubungi pihak 3 (PT. Sarana Rapipak Divisi Maintenance) 16. Petugas mengucapkan hamdallah setelah selesai pemeliharaan mesin boiler. II. Dilaksanakan Oleh Pihak III 1. Periksa Body boiler 2. Periksa Blower 3. Periksa Burner 4. Periksa Feed water 5. Safety Checks 6. Periksa Steam Pressure switch 7. Periksa Exhaust Gas Temperatur 8. Periksa Back Pressure 9. Periksa Damper Pos

UNIT TERKAIT

MENGAWASI OPERASIONAL MESIN GENERATOR No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1 / 1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pengoperasian genset adalah suatu tata cara operasional genset pada saat terjadi gangguan aliran listrik PLN

TUJUAN

Sebagai kerangka generator set

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penerangan listrik diatur sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan berbeda. b. Catu daya listrik baik kualitas maupun kuantitas perlu adanya pemenuhan yang khusus sesuai dengan aturan/standar. c. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

1.

acuan

untuk

langkah-langkah

pengoperasian

Pada saat terjadi pemadaman aliran listrik genset akan berjalan secara otomatis menggantikan aliran listrik dengan waktu maksimal 12 detik 2. Petugas teknisi memeriksa tegangan listrik, temperature, amperemeter, tekanan oli dan temperature control. 3. Untuk mengurangi suhu yang terlalu tinggi pastikan pintu kabin dalam posisi terbuka. 4. Petugas teknisi standby di ruang genset sampai dengan aliran listrik PLN normal kembali

PEMELIHARAAN MESIN GENERATOR No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman :1 / 2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Mesin Generator adalah mesin pembangkit listrik yang digerakkan oleh tenaga diesel dengan bahan bakar solar. Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terjadwal untuk mempertahankan kinerja alat agar dapat memenuhi fungsinya pada saat digunakan.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk menjaga alat agar tetap handal, siap pakai, menjaga dari kerusakan dan memperpanjang usia alat.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penerangan listrik diatur sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan berbeda. b. Catu daya listrik baik kualitas maupun kuantitas perlu adanya pemenuhan yang khusus sesuai dengan aturan/standar. c. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. d. Penyediaan gen set sebagai back up penyediaan tenaga listrik.

PROSEDUR

A. 1. 2. 3. 4. 5. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. C. 1. 2.

Persiapan Gunakan alat pelindung diri (APD) diantaranya sarung tangan, sepatu yang mengandung bahan isolator Periksa keberadaan bahan bakar Periksa oli / minyak pelumas Periksa baterai / ACCU Periksa saringan udara Operasional Pemanasan Petugas teknisi mengawali pelaksanaan penkerjaan dengan mengucapkan basmallah. Petugas teknisi mematikan / OFF MCB (Breaker) mesin genset Petugas teknisi memastikan posisi switch Otomatis (AMF = Automatic Main Failur) dalam keadaan Manual Petugas teknisi memutar kunci kontak ke posisi START Petugas teknisi melakukan pemanasan, selama + 10 menit Pemanasan genset dilakukan 2 x seminggu Mematikan Genset Petugas teknisi mengembalikan kunci kontak ke posisi OFF Petugas teknisi melaksanakan Switch AMF keposisi Auto

3. Petugas teknisi memindahkan MCB ke posisi ON PEMELIHARAAN MESIN GENERATOR No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/ 2

RS AL ISLAM PROSEDUR

UNIT TERKAIT

4. Selanjutnya Genset bekerja secara otomatis apabila suplai listrik dari PLN mati / mengalami gangguan 5. Petugas teknisi mengucapkan hamdallah bila sudah selesai

PEMELIHARAAN POMPA INDUK DISTRIBUSI No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1 / 1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pompa Distribusi adalah mesin penyedot air dari ground tank ke reservoir yang akan distribusikanke seluruh gedung RSAI Pemeliharaan pompa distribusi adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi pompa agar berfungsi optimal sehingga kebutuhan air bersih dapat diatasi

TUJUAN

1. Sebagai acuan dalam langkah – langkah memelihara pompa induk distribusi sehingga dapat berfungsi optimal dan menjaga tersedianya kebutuhan air bersih.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien.

PROSEDUR

1 2. 3. 4. 5.

UNIT TERKAIT

Petugas teknisi memeriksa pompa induk setiap shift atau 3 kali dalam 1 hari, Pompa Induk bekerja dengan system otomatis dengan menggunakan Switch auto Petugas teknisi memeriksa Panel Listrik setiap hari Petugas teknisi memeriksa Reservoir, bila dalam keadaan penuh pompa induk akan mati dan bila dalam keadaan kosong pompa induk akan hidup secara otomatis Petugas teknisi memeriksa pelampung Petugas teknisi memeriksa debit air setiap shift

PEMELIHARAN POMPA INDUK DEEP WELL No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1 / 1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah Sistem / mesin penyedot air dari sumber air tanah dalam dimana mesin dibenamkan dalam aliran air / tanah. Pemeliharaan pompa induk deep well adalah kegiatan untuk mempertahankan alat agar dapat berfungsi optimal sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam langkah – langkah memelihara pompa induk Deep Well sehingga alat berfungsi secara optimal

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien.

PROSEDUR

1. Petugas teknisi memeriksa kondisi volume air di ground tank yang berasal dari sumur dalam, yang bekerja menggunakan system otomatis dengan menggunakan Radar – Switch auto - Ground tank dalam keadaan penuh pompa Deep Well akan mati - Ground tank kosong / berkurang maka Deep Well akan hidup secara otomatis 2. Petugas teknisi memeriksa Panel Listrik setiap shift 3. Petugas teknisi memeriksa Radar setiap shift

UNIT TERKAIT

MENJALANKAN POMPA DEEP WELL SECARA MANUAL No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah upaya menjalankan mesin penyedot air dari sumber air tanah dengan system manual.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam langkah – langkah menjalankan pompa Deep Well secara manual

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien. c. Pompa Deep Well dijalankan secara manual ketika system otomatis pada pompa Deep Well tidak berfungsi

PROSEDUR

1. 2. 3. 4.

UNIT TERKAIT

Pastikan posisi Switch auto ‘OFF’ Petugas teknisi mengucapkan Bismillahirrahmannirrohim Petugas teknisi menaikkan NCB pada panel Petugas teknisi memutarkan Switch dari posisi auto ke posisi manual 5. Petugas teknisi menekan tombol “ON” ( hijau ) maka Deep Well akan berjalan 6. Petugas teknisi mematikan pumd deep well dengan menekan tombol “OFF” ( merah ) setelah Ground Tank / bak penampungan penuh air. 7. Selesai pekerjaan petugas teknisi mengucapkan alhamdulillah

Pemeliharaan Panel Listrik No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Panel kelistrikan merupakan salah satu Instrumen Instalasi listrik yang berfungsi mengatur beban dan mengendalikan Instalasi listrik. Pemeliharaan adalah upaya untuk menjaga Panel Listrik berada pada posisi normal

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam pemeliharaan panel listrik sehingga panel listrik senantiasa berada pada posisi normal.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. b. Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien. c. Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik.

PROSEDUR

1. Petugas teknisi menyiapkan alat-alat yang akan digunakan : - Tang lancip - Tang biasa - Avo meter - Test pent - Obeng – obeng - Sepatu karet - Sarung tangan karet 2. Petugas teknisi melakukan pemeriksaan kebersihan area panel 3. Petugas teknisi membuka panel pelan-pelan (pastikan tubuh dibelakang panel) 4. Petugas teknisi memeriksa lampu LED pada panel 5. Petugas teknisi memeriksa baut-baut pada MCB 6. Petugas teknisi memeriksa kualitas breaker maupun MCB yang tersedia 7. Petugas teknisi memeriksa baut-baut pada terminal netral 8. Petugas teknisi memeriksa grounding 9. Petugas teknisi membersihkan panel dari debu yang menempela pada breaker/MCB 10. Petugas teknisi menutup panel pelan-pelan 11. Petugas teknisi memastikan ruangan panel selalu terkunci dan bersih

UNIT TERKAIT

Mengoperasionalkan Water Heater No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Water Heater merupakan suatu proses pemanas air yang dijalankan melalui alat pemanas air untuk mensuplay kebutuhan air panas untuk mandi pasien di ruang perawatan darussalam 2 – 5, firdaus 3, ICU, HCU

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam mengoperasionalkan pemanas air yang akan digunakan untuk pelayanan ke pasien

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien. c. Sistem air panas dengan menggunakan Water Heater hanya digunakan pada jam 04.30 – 07.00 dan 14.30 – 17.00 atau sesuai permintaan unit terkait

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengucapkan basmallah. 2. Petugas teknisi memeriksa posisi valve suplay air bersih dari tanki lantai 6, harus dalam keadaan terbuka. 3. Petugas teknisi memeriksa posisi valve gas elpiji harus dalam keadaan terbuka. 4. Petugas teknisi memeriksa posisi valve suplay air bersih dari ruang Water Heater harus dalam keadaan terbuka. 5. Petugas teknisi memeriksa Power dari panel hydran yang disuplay ke panel Water Heater MCB-nya harus dalam keadaan ON. 6. Petugas teknisi menaikkan posisi MCB yang mensuplay kepompa ground push 4 Kw maupun yang 2 Kw. 7. Khusus untuk 2 Kw hidupkan saklar yang ada di unit Water Heater untuk menghidupkan Water Heater melalui saklar atau kontraktor tersebut. 8. Petugas teknisi menyalakan kompor dengan mengaktifkan switch water heater 9. Petugas teknisi mematikan water heater dengan mematikan switch water heater pada waktu yang sudah ditetapkan 10. Petugas teknisi mematikan saklar water heater untuk yang 2 Kw

Mengoperasionalkan Water Heater No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

UNIT TERKAIT

11. Petugas teknisi menurunkan posisi MCB yang mensuplay kepompa ground push 4 Kw maupun yang 2 Kw. 12. Petugas teknisi mematikan power panel hydran yang disuplay ke panel Water Heater. 13. Petugas teknisi menutupisi valve suplay air bersih dari ruang Water Heater Selesai mengoperasionalkan. 14. Petugas teknisi menutup valve gas elpiji 15. Petugas teknisi menutup valve suplay air bersih dari tanki lantai 6, . 16. Petugas teknisi selesai mengoperasioanalkan water heater mengucapkan hamdallah

PEMELIHARAAN WATER HEATER No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan water heater merupakan suatu kegiatan untuk melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap fungsi water heater sehingga alat dapat mensuply kebutuhan air panas di rumah sakit secara maksimal

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pemeliharaan water heater

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien. c. Service overhoul minimal 1 kali dalam 1 tahun kepada pihak pemasok alat yaitu PT. Raypak

PROSEDUR

1. 2.

3. 4. 5. 6. UNIT TERKAIT

-

Pertugas teknisi melaksanakan pengecekan burner pada saat water heater sedang operasional setiap hari. Petugas teknisi mengamati api yang keluar dari burner bila api berwarna biru berarti dalam keadaan normal, sedangkan bila berwarna merah berada pada posisi persediaan LPG habis sehingga perlu dilakukan penggantian Petugas teknisi memeriksa panel control yang berfungsi sebagai pemasok listrik untuk menghidupkan burner (pemantik api) Petugas teknisi membersihkan fisik luar dan dalam alat water heater dari kotoran debu Petugas teknisi membersihkan panel-panel listrik dari debu Petugas teknisi memcatat kondisi water heater pada lembar checklist.

MENJALANKAN POMPA INDUK SECARA MANUAL No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah upaya menjalankan pompa induk secara manual untuk mengatasi masalah gangguan debit air bersih di RSAI

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam menjalankan pompa induk secara manual sehingga masalah gangguan penyediaan air bersih keseluruh gedung untuk pelayanan di rumah sakit dapat teratasi

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : a. Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. b. Tersedianya air panas untuk mendukung pelayanan pasien dimana VIP air panas operasional 24 jam dan untuk ruang perawatan pasien selain VIP operasional air panas berlangsung pagi hari dan sore hari ketika jam memandikan pasien.

PROSEDUR

1. 2. 3. 4. 5.

UNIT TERKAIT

Petugas teknisi mengawali dengan mengucapkan basmallah. Petugas teknisi memastikan Posisi Switch auto ‘OFF’ Petugas teknisi menaikkan NCB pada panel Petugas teknisi memutar Switch dari posisi auto ke posisi manual Petugas teknisi menekan tombol “ON” ( hijau ) maka Pompa Induk akan berjalan 6. Petugas teknisi mematikan Pompa Induk dengan menekan tombol “OFF” ( merah ) setelah Reservoar / bak penampungan lt. 7 penuh 7. Petugas teknisi selesai menjalankan pompa induk mengucapkan hamdallah

MENGOPERASIONALKAN LIFT PENUMPANG DAN PASIEN No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah suatu sarana / alat bantu untuk mencapai tempat dalam arah vertikal pada suatu gedung bertingkat

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam menjalankan lift sehingga bisa digunakan untuk mencapai tempat yang diinginkan

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas. - Tatalaksana pemeliharaan lift

PROSEDUR

a. Pengguna lift memastikan lift dalam kondisi stand by / auto b. Pengguna lift menekan tombol/switch di depan pintu lift sesuai arah yang akan dituju (atas/bawah). c. Pengguna lift menekan tombol/switch di dalam lift sesuai dengan lantai yang dikehendaki/dituju. d. Biarkan pintu lift menutup secara otomatis. e. Bila lift telah sampai dilantai yang dituju, biarkan pintu lift membuka secara otomatis.

Koreksi

UNIT TERKAIT

Seluruh pengguna lift

Pemeliharaan Lift Penumpang dan Barang No. Dokumen

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan Lift adalah aktifitas yang dilaksanakan untuk menjaga agar kinerja lift tetap stabil dan aman.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk melaksanakan pemeliharaan lift baik yang digunakan untuk manusia maupun barang, sehingga lift siap digunakan.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas. - Tatalaksana pemeliharaan lift

PROSEDUR

1. Menghidupkan lift - Teknisi memposisikan Lift pada posisi Manual Start - Teknisi menggunakan kunci pintu sesuai alat yang dianjurkan - Teknisi menekan tombol / switch lampu di dalam lift ke posisi 'on' - Teknisi menekan tombol / switch exhausefan ke posisi 'on' - Teknisi menaikan dan menurunkan Lift pada posisi manual Bottom (tombol) - Teknisi memastikan tombol Break pada posisi ‘ OFF’, bila Lift diparkir disuatu lantai saat operator / petugas bekerja. Jika telah selesai tekan tombol / switch ke posisi on (auto) 2. Mematikan lift - Teknisi menekan tombol/switch ke posisi “INSP”  Teknisi mengunci pintu lift dengan kunci khusus 3. Pemeriksaan kondisi komponen Lift :  Teknisi memeriksa kondisi door switch  Teknisi memeriksa kondisi rel pintu  Teknisi memeriksa lampu penerangan  Teknisi memeriksa tali baja dan beri pelumas  Teknisi memeriksa tombol – tombol pintu  Teknisi memeriksa panel kontrol pintu

Pemeliharaan Lift Penumpang dan Barang No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Kegiatan Pihak 3 :  Teknisi memeriksa kondisi ruang mesin lift (Traction & fan motor, electromagnetic brake, speed gevernor, sub panel, startyer panel, CNT panel, Relay, PCB)  Teknisi memeriksa ruang lift (Panel, lampu penarangan, safety shoe, fotocel, telepon, tombol – tombol)  Teknisi memeriksa Top Car (fan, diffuser emg exit, safety gear-limit switch, sliding guide-roller, door interlock-switch, door operatorgate switch, slown down switch, inductor SW, hoist rope, gov, rope, comp, guide rail, roller catch)  Teknisi memeriksa Hoistway Condition (pit condition, weighing, bolt, nut, guide shoe, buffer hidraulic/spring)

Mengoperasiankan Hydrant Box No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Hydrant Box adalah alat / tempat pendistribusian / supply air bersih dari pompa distribusi ke box Hydrant, penempatan berada di tiap lantai dalam gedung yang berfungsi sebagai persediaan air untuk pencegahan kebakaran.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam mengoperasikan hydrant box apabila terjadi kebakaran

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam :  Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas.  Hydrant Box digunakan pada saat kebakaran dan kewaspadaan bencana rumah sakit

PROSEDUR

1. Petugas mengucapkan Basmallah 2. Petugas membuka pintu Box Hydrant 3. Petugas menarik selang Nozzle ke arah yang dituju Perhatikan selang nozzle, jangan sampai terlipat 4. Petugas membuka stop kran yang ada pada Box, Jockey Pump akan bekerja automatic 5. Petugas mengarahkan selang nozzle ke sumber api, Pada saat memadamkan api posisi badan petugas harus tegak dan posisi tangan harus sesuai dengan sumber api. 6. Petugas mengosongkan air yang ada diselang nozzle dengan cara mengurut dari arah box hydran ke ujung selang nozzle, bila api terkendali dan dapat dipadamkan. 7. Petugas melipat selang nozzle sesuai semula setelah air diselang terkuras/habis. 8. Petugas mengucapkan hamdallah

UNIT TERKAIT Seluruh unit kerja RS Al Islam Bandung

Pemeliharaan Hydrant Box No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Suatu upaya / aktifitas yang dilaksanakan untuk mempertahankan kondisi peralatan Hydrant agar dapat memenuhi fungsi dan sasarannya.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah – langkah dalam memelihara hydrant box, sehingga hydrant box berada dalam kondisi optimal ketika digunakan

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas.

PROSEDUR

A. Pemeliharaan Rutin (harian) 1. Petugas/teknisi memeriksa Valve pompa, pastikan valve tersebut dalam keadaan terbuka, apabila sewaktu-waktu di gunakan siap operasi. 2. Petugas/teknisi memeriksa tekanan pompa, dengan melihat pressure gauge untuk menghindari kemungkinan terjadinya penurunan tekanan yang akan berpengaruh kepada tekanan air sehingga apabila sewaktu-waktu hydrant tersebut dipakai daya tekan air menurun atau tidak maksimal 3. Petugas/teknisi memeriksa selang-selang, pastikan selang-selang tersebut dalam keadaan baik (tidak bocor) dan terpasang ditempatnya masing-masing di box hydrant berikut nozzel dan connector selang selalu siap apabila akan digunakan 4. Petugas/teknisi memeriksa sil pompa, dengan cara melihat apakah pompa itu bocor atau tidak kalau bocor berarti sil tersebut kendor lakukan perbaikan dengan cara mengencangkan baut sil yang terdapat di pompa 5. Petugas/teknisi memeriksa suplay pressure gauge dengan cara melihat jarum pressure gauge apabila sama posisinya dengan suplay pressure gauge yang lain kalau terjadi kelainan disamping disebabkan karena penurunan tekan bisa juga komponennya itu sendiri yang rusak. 6. Petugas/teknisi memeriksa pressure tank apakah sesuai dengan setting low A Bar dan high Abar dengan cara menekan safety Valve sehingga tekanan yang ada didalam tanki itu berkurang (menurun) ketika jarum pressure tank menunjukan angka 4 pompa akan jalan, ketika jarum pressure tank berada pada posisi angka 8 pompa akan berhenti

Pemeliharaan Hydrant Box No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

7. Petugas/teknisi memeriksa safety Valve dengan cara memeriksa pipa pembuangan air dari safety valve apabila tidak ada air yang keluar berarti safety valve dalam keadaan baik , apabila ada air yang keluar dari pipa pembuangan kemungkinan safety valve ada kelainan (saluran air keluar dari pipa pembuangan posisi safety valve tidak ditekan) 8. Cek amper pompa apakah sesuai dengan ketentuan dari pompa itu sendiri 9. Cek power listrik 10. Cek pilar hydrant B. PEMELIHARAAN MINGGUAN Pemeliharaan mingguan dilakukan dengan cara memfungsikan unit hydrant untuk memastikan behwa alat dengan baik. Cek dan fungsikan alat Hydrant C. PEMELIHARAAN BULANAN Pemeliharaan bulanan dilakukan dengan cara : 1. Memberikan pelumas pada drat penutup siamese Connection 2. Memberikan pelumas pada drat Connection Nozzle, Connecting slang

UNIT TERKAIT Bidang dan Instalasi

PEMASANGAN TABUNG GAS OKSIGEN No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Gas medis dan gas cair merupakan fasilitas penunjang dalam kegiatan medis di rumah sakit.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan agar dapat terselenggaranya pemasangan Gas Medis yang tepat, cepat, aman, rasional dan terpercaya

KEBIJAKAN

Panduan instalasi gas medis dalam tatalaksana pendistribusian : Pendistribusian tabung gas medis O2 dilaksanakan oleh petugas tehnisi menggunakan trolley ke area unit yang membutuhkan. Untuk sampai ke pasien dilaksanakan oleh petugas ruangan yang merawat/melayani pasien atau oleh tehnisi

PROSEDUR

Pemasangan Tabung Gas Oksigen : 1. Petugas mengawali dengan mengucapkan basmallah 2. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) antara lain : sarung tangan, sepatu, dan masker. 3. Petugas membuka kran tangki dan flexible hose. Posisi badan/muka diusahakan jauh dari tutup botol gas. 4. Petugas teknisi menempatkan posisi tabung & regulator sesuai posisinya. 5. Petugas memastikan botol/tabung yang akan diganti dalam posisi tertutup. 6. Petugas memasang tabung ke regulator sesuai posisi check tekanan yang tertera pada sentral. 7. Petugas membuka kran/regulator sentral arah jarum jam secara perlahan. 8. Petugas menggunakan kunci inggris untuk membuka botol 9. Petugas membuka kran oksigen dengan menggunakan kunci khusus. 10. Petugas memeriksa dan memastikan regulator pada posisi tepat.

UNIT TERKAIT

Farmasi, Rawat Jalan, Instalasi Rawat inap, Maternal Perinatal

DISTRIBUSI TABUNG GAS OKSIGEN No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah pendistribusian tabung oksigen dari tempat penyimpanan ke ruang rawat inap, rawat jalan, IGD oleh petugas teknisi

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan agar dapat terselenggaranya sistem distribusi tabung gas oksigen yang tepat, cepat, dan aman

KEBIJAKAN

Panduan instalasi gas medis dalam tatalaksana pendistribusian : Pendistribusian tabung gas medis O2 dilaksanakan oleh petugas tehnisi menggunakan trolley ke area unit yang membutuhkan

PROSEDUR

1. 2. 3.

UNIT TERKAIT

Petugas teknisi setiap pagi mendistribusikan tabung oksigen ke ruangan yang menggunakan tabung oksigen. Petugas teknisi menyimpan tabung oksigen berisi dan menarik tabung oksigen kosong. Menyimpan tabung oksigen kosong pada ruang penyimpanan tabung oksigen.

Farmasi, Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Maternal Perinatal

Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah Suatu tindakan pemeliharaan pada alat pengolahan air limbah, sehingga alat berfungsi secara optimal .

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pemeliharaan mesin dan instalasi pengolahan air limbah.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas. - Kegiatan pemeliharaan/ perbaikan instalasi pengolahan air limbah

PROSEDUR

1. Petugas teknisi membersihkan pompa-pompa penghisap air limbah ( Equalization Pump ) 1 minggu sekali 2. Petugas teknisi memeriksa Floating wer, pastikan Flexible Slang nya tidak terlipat 3. Petugas teknisi memeriksa olie blower, Jangan sampai kering. Penggantian olie setiap 4 (empat) Bulan sekali 4. Petugas teknisi memeriksa kopling motor 1 (satu) minggu sekali. Beri pelumas (olie atau stempet) 5. Petugas teknisi memeriksa baud-baud motor listrik dan blower jangansampai ada yang longgar 6. Petugas teknisi memeriksa panel listrik setiap hari , meliputi : - Periksa sekrup-sekrup pada MCB - Periksa sekrup-sekrup pada Contactor - Periksa sekrup-sekrup pada Thermis - Periksa sekrup-sekrup pada Relay - Periksa sekrup-sekrup pada Terminal kabel 7. Petugas teknisi memeriksa posisi radar Equalization Pump pada posisi yang tepat

UNIT TERKAIT

Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah

No. Dokumen

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Sistem pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu proses mengoperasionalkan alat pengolahan limbah di rumah sakit agar dapat menghasilkan air limbah yang sesuai baku mutu limbah cair.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas. - Kegiatan pemeliharaan/ perbaikan instalasi pengolahan air limbah

PROSEDUR

1.

Petugas teknisi menjalankan kipas penghisap (intake fan) dan kipas pembuangan (exhaust fan) dengan cara memutar tombol switch kea rah kanan (ON) 2. Petugas teknisi memutar tombol switch Equalizing Pump I dan II ke kiri (auto) ini menandakan Equalizing Pump siap beroperasi secara otomatis, bila level air cukup (pompa I). Bila aliran air ke STP besar dan kapasitas pompa I tidak mampu menghisap air dari bak equalizing, maka pompa II secara otomatis akan berfungsi pada level air yang sudah ditentukan. Untuk memastikan Equilizing Pump berfungsi atau tidak, putar tombol switch ke kanan (ON) lihat aliran air ke aeration tank setelah pasti putar kembali tombol switch ke posisi auto. Bila sedang dalam perawatan pastikan posisi tombol dalam keadaan off. 3. Petugas teknisi memutar tombol switch blower I dan II ke kiri (auto) salah satu blower akan berfungsi dan bergantian secara otomatis diatur oleh timer setiap 4 jam sekali. Bila sedang dalam perawatan pastikan posisi tombol dalam keadaan mati (OFF) 4. Petugas teknisi memompa lumpur bila tidak dipergunakan ditempatkan pada effluent tank siap berfungsi, bila ada arus balik dari pipa pembuangan, dalam keadaan siaga putar tombol switch ke kiri (auto) masukan fleksibel slank ke pipa pembuangan diatasnya (emergency drainase) pompa akan berfungsi pada level tertentu. Bila dipergunakan untuk mengawasi lumpur pergunakan tombol switch sludge pump on/off pindahkan pompa lumpur (sludge pump) ke clarifier arahkan ke seluruh dasar clarifer secara manual.

Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Limbah No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

5. Petugas teknisi memastikan peralatan lainnya pada posisi on, ini berarti seluruh peralatan STP berfungsi dank ran return sludge (pengembalian lumpur) dari dasar clarifier ke aerator tank harus selalu dalam keadaan terbuka 6. Petugas teknisi memeriksa larutan chemical pada tank jangan sampai kosong karena secara kontinyu akan dipompa ke masingmasing bak (aerator tank dan effluent tank)

UNIT TERKAIT Sanitasi

Pemeliharaan AC Split No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan AC adalah segala kegiatan yang dilaksanakan untuk mempertahankan kinerja AC agar dapat memenuhi fungsinya sesuai tujuan dan sasaran secara optimal.

TUJUAN

Merupakan cakupan kegiatan yang menjaga keandalan AC , menghindari kerusakan besar menemukan kerusakan dini dan memperpanjang usia peralatan

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas.

PROSEDUR

I. Pemeriksaan Unit AHU & FCU 1. Teknisi memeriksa suhu AC 2. Teknisi membersihkan seluruh /body unit AC 3. Teknisi membersihkan saringan dan bak unit kondensasi 4. Bersihkan filter udara dengan vacum cleaner, air dan sabun detergen/caustic coda atau dengan kompresso. Perhatikan air filter udara dalam keadaan kering sebelum dipasang kembali pada mesin AC. 5. Teknisi memeriksa Blower dan baut-baut elektromotor serta kencangkan 6. Teknisi memeriksa baud-baud terminal kabel dan kencangkan 7. Teknisi membersihkan cooling coil, dengan sabun, detergent/caustic soda/dengan air compressor. Gunakan bahan kimia untuk membersihkan evaporator akibat kerak yang menempel pada tube evaporator. II. Pemeriksaan Panel Listrik 1. Teknisi memeriksa baut-baut terminal kabel/mengencangkan. 2. Teknisi memeriksa kabel-kabel power. 3. Teknisi memeriksa MCCB/MCB start delta III. Teknisi memeriksa tegangan listrik yang tersedia yaitu 400 Volt 10 % sebelum menjalankan unit AC

UNIT TERKAIT

Mengoperasionalkan AC No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

AC (Air Conditioning) adalah suatu alat pendingin yang dapat mengatur temperatur dan kelembaban sesuai dengan yang disyaratkan untuk kondisi udara suatu ruangan.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam langkah langkah mengoperasionalkan AC untuk mendapatkan suhu ruangan yang dibutuhkan.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 dalam : - Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat Penyediaan jasa teknis dilakukan oleh IPSRS sebagai pelaksana tugas.

PROSEDUR

Pengoperasian AC Split : 1. Pengguna menekan tombol “ON” pada Thermostart Pastikan Thermostart menunjukan AUTO 2. Pengguna mengatur Thermostart dengan temperatur 180C – 200C Saat AC hidup, lampu indicator harus pada posisi “COOL” Themostart tidak ditekan berulang-ulang karena dapat merusak Compressor dan sistem lainnya 3. Pengguna menekan tombol off pada remote control atau pada Auto Thermostart yang terletak di dinding untuk mematikan AC. PengoperasianAC Split Ducting 1. Pengguna menekan tombol on Thermostart berada pada jarum 210C Hindari Thermostat disetting berulang-ulang karena bisa merusak Compressor dan sistem lainnya 2. Pengguna menekan tombol off pada remote control atau pada Thermostart yang terletak di dinding untuk mematikan AC.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, Radiologi, laboratorium, farmasi, Rehabilitasi medik, hemodialisa, pendaftaran pasien dan Perkantoran

Pemeriksaan Kondisi AC No. Dokumen :

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Upaya memeriksa AC (Air Conditioning) yang dilaksanakan secara terjadwal atau bila terjadi keluhan penurunan kinerja AC.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan/ langkah langkah pemeriksaan AC secara berkala untuk memelihara kondisi AC

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan pemeliharaan AC  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA dalam pemeliharaan AC

PROSEDUR

1. 2. 3. 4.

5.

Teknisi memeriksa tegangan listrik yang tersedia yaitu 400 Volt 10 % sebelum menjalankan unit AC Teknisi memeriksa terjadinya masalah kerusakan Panel listrik, kurang freon, filter, elektromotor coil atau evaporator Teknisi langsung melaksanakan perbaikan segera, bila kerusakan ringan. Teknisi internal menyampaikan masalah kerusakan ke pemilik AC dan sampaikan rencana selanjutnya, bila kerusakan tidak bisa diselesaikan Teknisi melaporkan kepada supervisor ME untuk mengontak rekanan pihak ke 3

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, Radiologi, laboratorium, farmasi, Rehabilitasi medik, hemodialisa, pendaftaran pasien dan Perkantoran

Pemeriksaan Panel Listrik No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung

Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR PENGERTIAN

Pemeriksaan panel listrik adalah satu kegiatan untuk menjaga agar kondisi perangkat listrik berada pada posisi normal dan mengetahui agar tegangan serta arus listrik berada dalam kondisi stabil.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan atau langkah langkah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi tegangan pada panel (volt dan daya / watt) yang digunakan.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. b. Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien. c. Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik.Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Teknisi melakukan pengecekkan untuk menentukan keseimbangan pada panel (RST) 2. Teknisi memeriksa tegangan 1 phase : 220 volt 3 phase : 380 volt 3. Teknisi memeriksa kondisi kabel – kabel, baud, MCB, panel 4. Teknisi mencatat hasil pemeriksaan tegangan 5. Teknisi melakukan penyesuaian bila terjadi ketidak sesuaian / keseimbangan atau mengganti MCB

UNIT TERKAIT

Pemeriksaan Jaringan Instalasi Listrik No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeriksaan jaringan instalasi listrik adalah kegiatan pemeriksaan jaringan jaringan listrik, untuk menjaga agar instalasi listrik berada dalam kondisi terpelihara dan berfungsi.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk tahapan pemeriksaan jaringan instalasi listrik supaya jaringan instalasi aman digunakan.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. b. Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien. c. Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik.

PROSEDUR

1. Teknisi menentukan lokasi yang akan diperiksa 2. Teknisi memeriksa instalasi listrik yang meliputi: stop kontak, saklar, fitting lampu, stecker dan instalasi pengkabelan 3. Teknisi mencatat kondisi masing – masing apakah berada dalam kondisi baik atau perlu penggantian 4. Teknisi melaksanakan perbaikan atau penggantian perlengkapan instalasi listrik yang harus diganti.

UNIT TERKAIT

PENANGANAN LISTRIK MATI SEMENTARA PASOKAN PLN ADA

No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah suatu kondisi dimana terjadi tidak bisa masuknya listrik dari PLN ke rumah sakit, yaitu di rumag sakit tidak ada pasokan listrik, sementara listrik dari PLN ada pasokan/nyala.  Cubicle adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan kontrol,Disebut cubcle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas plat blok berbentuk almari denga pintu di badiandepan yang bisa di buka dan di tutup menurut standar Operasi.  ACB (Air Citcuit Breker). Fungsi ACB ini merupakan saklar utama yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung power supply yang masuk dari PLN .

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam tahapan pelaksanaan memasukkan pasokan listrik dalam kondisi darurat.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. b. Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien. c. Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik. Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, bab tata laksana pemeliharaan listrik

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengucapkan basmallah 2. Petugas teknisi memeriksa indikator panel incoming trafo dan indikator harus dalam posisi nyala. 3. Petugas memeriksa ACB (Air Citcuit Breker) incoming trafo harus dalam posisi ON , bila posisi OFF lakukan riset manual 4. Bila penanganan tidak berhasil , Petugas teknisi matikan cubical supaya genset operasional (genset utama -1250 KVA) 5. Petugas teknisi membuat laporan atas kejadian ini kepada atasan langsungnya. 6. Petugas teknisi mengucapkan hamdallah, bila selesai.

UNIT TERKAIT

PENANGANAN GENSET BILA TIDAK NYALA

No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

 Suatu kondisi dimana terjadi krisis listrik akibat pasokan PLN tidak ada,serta genset tidak mau nyala/hidup  MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyaidua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih.Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.  LVMDP ( Low Voltage Main Distribution Panel adalah sebagai panel penerima daya/power dari transformer (trafo) dan mendistribusikan power tersebut lebih lanjut ke panel Low voltage sub distribution (LVSDP), Menggunakan Air Circuit Breaker atau moulded case Circuit Breakers, panel sub distribusi akanmendistribusikan power tersebut ke peralatan electrical

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam tahapan pelaksanaan penanganan genset supaya berfungsi.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik : a. Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. b. Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien. c. Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik. Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, bab tata laksana pemeliharaan listrik

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengucapkan basmallah 2. Petugas teknisi memeriksa indikator panel ACB Genset nyala atau tidak 3. Petugas teknisi memeriksa ACB genset dalam posisi ON 4. Petugas teknisi memeriksa MCCB panel LVMDP harus dalam posisi ON 5. Bila tahapan ini sudah posisi ON maka genset menyala 6. Petugas teknisi membuat laporan atas kejadian ini kepada atasan langsungnya.

PENANGANAN GENSET BILA TIDAK NYALA

No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

7. Selesai penanganan petugas teknisi mengucapkan hamdallah.

UNIT TERKAIT

-

Perbaikan Sarana dan Fasilitas Bersifat Segera No. Dokumen

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Perbaikan bangunan bersifat segera adalah suatu usaha perbaikan pada bagian bagian bangunan yang perlu segera ditangani karena bersifat mengganggu keamanan penghuninya, membahayakan lingkungan serta bagunan itu sendiri.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam tahapan melaksanakan pemeliharaan bangunan sehingga kondisi bangunan tetap aman dan nyaman.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang pemeliharaan : Pengelolaan pemeliharaan bangunan pelaksanaannya menggunakan tenaga pihak ke-3 setelah diketahui pihak teknisi permasalahannya Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, bab tata laksana Pemeliharaan Dan Perbaikan Pada Bangunan

PROSEDUR

1. Petugas PSPPRS menerima laporan kerusakan bagian bangunan atau fasilitas bangunan dari petugas di unit kerja lain, dengan diikuti permintaan perbaikan, atau Petugas PSPPRS menemukan kerusakan pada bagian bangunan atau fasilitas bangunan dari petugas di unit kerja lain dan diikuti permintaan perbaikan dari unit kerja tersebut. 2. Petugas PSPPRS/teknisi mengecek ke lapangan, bila pekerjaan tidak bisa dilakukan oleh pihak internal, maka panggil pihak ke 3. 3. Pihak ke 3 bersama pihak rumah sakit melakukan pengecekan kerusakan. 4. Laporkan secara lisan masalah kerusakan pada atasan langsung untuk ijin pengerjaan langsung. 5. Setelah mendapat ijin secara lisan dari atasan langsung maka laksanakan pekerjaan segera sesuai kasusnya. 6. Ajuan anggaran yang sudah disepakati diajukan bersama surat perintah kerja.

UNIT TERKAIT

Perbaikan Peralatan Bersifat Segera No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Perbaikan peralatan bersifat segera adalah suatu usaha perbaikan pada peralatan yang mengalami kerusakan dan memerlukan penaganan perbaikan segera karena fungsi alat sangat diperlukan baik untuk terapi, maupun keamanan alat atau barang lainnya.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam tahapan melaksanakan perbaikan sehingga kondisi peralatan tetap aman pada saat digunakan.

KEBIJAKAN

Pedoman pemeliharaan alat SK No : 004A/RSAI/PER/DIR/I/2016, pada bab tata laksana pemeliharaan alat sub kegiatan pemeliharaan korektif

PROSEDUR

1. Petugas unit kerja pemilik alat melaporkan kerusakan peralatan ke petugas PSPPRS 2. Petugas teknisi memeriksa peralatan yang dilaporkan bermasalah, bila kerusakan diketahui penyebabnya dan memerlukan sparepart segera, maka ajukan spare part pada atasan langsung /pimpinan untuk diadakan segera. 3. Petugas teknisi langsung melakukan perbaikan bila sparepart yang diperlukan sudah ada. 4. Petugas teknisi melaporkan kerusakan yang tidak bisa ditangani ke atasan langsung (supervisor) 5. Supervisor PSPPRS terkait alat yang rusak memanggil pihak ke 3 untuk memeriksa. 6. Petugas pihak ke 3 bersama petugas teknisi rumah sakit melakukan pengecekan kerusakan. 7. Petugas teknisi melaporkan secara lisan masalah kerusakan pada atasan langsung untuk ijin pengerjaan langsung. Setelah mendapat ijin secara lisan dari atasan langsung maka laksanakan pekerjaan segera sesuai kasusnya 8. Kepala Seksi PSPPRS mengajukan biaya anggaran yang sudah disepakati melalui kepala bidang untuk diajukan bersama surat perintah kerja kepada direktur.

UNIT TERKAIT

-

Pemeriksaan Fasilitas Sarana & Prasarana No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

1. Pemeriksaan adalah suatu upaya yang dilaksanakan untuk menjaga fasilitas, Sarana dan Prasarana RS tetap berfungsi ketika digunakan 2. Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari suatu bangunan gedung ( pintu, lantai, dinding, tiang kolong gedung, jendela) ataupun bangunan itu sendiri. 3. Prasarana adalah seluruh jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan, antara lain, instalasi air bersih dan air kotor, instalasi listrik, gas medis, komunikasi, pengkondisian udara dll.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah-langkah melaksanakan pemeriksaan fasilitas sarana dan prasarana agar dapat berfungsi kembali

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB tata laksana

PROSEDUR

1. 2. 3. 4. 5.

Petugas teknisi melakukan pemeriksaan sarana prasarana sesuai jadwal pemeriksaan. Petugas teknisi melakukan koreksi terhadap fasilitas sarana prasaran yang di periksa bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuai standar. Petugas teknisi mencatat kondisi sarana & prasaran yang diperiksanya pada kartu pemeliharaan sesuai dengan parameter yang harus diperiksa. Bila ada sarana prasarana yang bermasalah dan tidak bisa diperbaiki saat itu juga, buat laporan tercatat kepada atasan langsungnya. Petugas teknisi memastikan bahwa sarana & prasarana lainnya berfungsi dengan baik

UNIT TERKAIT

Perbaikan Fasilitas Sarana ( Oleh Tenaga Internal RSAI ) No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki fasilitas sarana yaitu segala jenis fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Contohnya bangunan gedung

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk melaksanakan tahapan perbaikan fasilitas sarana dan prasarana agar dapat berfungsi kembali dan layak digunakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

UNIT TERKAIT

Petugas teknisi PSPPRS menerima laporan kerusakan dari unit kerja dengan menggunakan formulir permohonan perbaikan. Petugas teknisi memeriksa ke unit kerja tempat obyek yang rusak dengan membawa peralatan bantu kerja. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan bila tidak memerlukan penggantian material. Petugas teknisi membuat analisa kerusakan bila kerusakan memerlukan penggantian material dan menyampaikan informasi kondisi obyek yang rusak kepada user. Petugas teknisi menyusun rincian material yang diperlukan bila pekerjaan dapat dilaksanakan oleh teknisi PSPPRS. Ka.sie PSPPRS melakukan proses pengajuan untuk pengadaan material ke unit logistik. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan dan uji fungsi bila material telah tersedia Petugas teknisi membuat berita acara jika perkerjaan perbaikan telah selesai dan tanda tangani berita acara oleh kedua belah pihak Bila perbaikan tidak dapat ditangani, perbaikan akan diproses lebih lanjut kepada pihak ketiga.

Seluruh unit kerja

Perbaikan Fasilitas Prasarana ( Oleh Tenaga Internal RSAI ) No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki prasarana meliputi listrik, lift, air, penangkal petir, gas, genset, boiler, kompresor agar dapat kembali pada fungsinya

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk melaksanakan tahapan perbaikan fasilitas prasarana agar dapat berfungsi kembali dan layak digunakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas teknisi PSPPRS menerima laporan kerusakan dari unit kerja dengan menggunakan formulir permohonan perbaikan alat atau melalui pesawat telepon. 2. Petugas teknisi memeriksa ke unit kerja tempat obyek yang rusak dengan membawa peralatan bantu kerja. 3. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan bila tidak memerlukan penggantian spare part atau suku cadang. 4. Petugas teknisi membuat analisa kerusakan bila peralatan memerlukan spare part atau suku cadang dan menyampaikan informasi kondisi obyek yang rusak kepada user. 5. Petugas teknisi menyusun rincian suku cadang yang diperlukan bila pekerjaan dapat dilaksanakan oleh teknisi PSPPRS. 6. Ka.sie PSPPRS melakukan proses pengajuan untuk pengadaan suku cadang ke bidang logistik 7. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan dan uji fungsi bila suku cadang telah tersedia 8. Petugas teknisi membuat berita acara jika perkerjaan perbaikan telah selesai dan tandatangani berita acara oleh kedua belah pihak 9. Bila perbaikan tidak dapat ditangani, perbaikan akan diproses lebih lanjut kepada pihak ketiga.

UNIT TERKAIT

Seluruh unit kerja

Perbaikan Fasilitas Sarana dan Prasarana Oleh Pihak Ketiga

No. Dokumen :

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSED UR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

TIAN

PENGER Adalah kegiatan perbaikan Sarana dan prasarana oleh teknisi luar ( pihak ketiga) untuk mengembalikan fungsi alat atau fasilitas fisik/bangunan sehingga bisa digunakan kembali

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan dalam langkah-langkah melaksanakan perbaikan fasilitas sarana & prasana akibat terjadinya kerusakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.

Supervisor menghubungi pihak ketiga untuk memeriksa sarana & prsarana yang rusak. Petugas teknisi bersama pihak ketiga memeriksa sarana & prsarana yang rusak. Petugas teknisi menerima informasi kerusakan sarana/prsarana dari pihak ketiga Ka.sie PSPPRS menerima penawaran harga atas sarana/prasarana yang mengalami kerusakan. Ka.sie PSPPRS mengajukan biaya perbaikan melalui Ka. Bidang RT & PSPPRS ke direktur. Kasie PSPPRS menghubungi pihak ketiga untuk pelaksanaan perbaikan. Petugas teknisi melakukan uji fungsi apabila perbaikan sudah selesai. Bila pekerjaan telah selesai dan sesuai dengan spesifikasi teknisi pada SPK, susun berita acara pekerjaan yang ditanda tangani oleh PSPPRS dan kontraktor pihak ketiga Laksanakan serah terima sarana/prasarana yang telah diperbaiki kepada unit kerja pelapor setelah uji fungsi terlebih dahulu.

Unit Terkait

PERBAIKAN ALAT MEDIS

No. Dokumen

:

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki alat agar dapat kembali pada fungsinya

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah untuk melaksanakan langkah langkah perbaikan alat agar dapat berfungsi kembali dan layak digunakan

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Pedoman Pemeliharaan Alat RS Al Islam Bandung SK No : 004A/RSAI/PER/DIR/I/2016, BAB tata laksana

PROSEDUR

1.

Petugas teknisi PSPPRS menerima laporan kerusakan alat medis dari unit kerja dengan menggunakan formulir permohonan perbaikan alat atau melalui pesawat telepon ( alat bila memungkinkan diserahkan ke pspprs atau ditempat 2. Petugas PSPPRS mencatat permohonan perbaikan yang diminta unit dan menyampaikan kepada ka.sie PSPPRS. 3. Petugas teknisi memeriksa ke unit kerja tempat alat medis yang rusak dengan membawa peralatan bantu kerja 4. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan bila tidak memerlukan penggantian spare part atau suku cadang. 5. Petugas teknisi membuat analisa kerusakan bila peralatan memerlukan spare part atau suku cadang dan menyampaikan informasi kondisi obyek yang rusak kepada user. 6. Petugas teknisi menyusun rincian suku cadang yang diperlukan bila pekerjaan dapat dilaksanakan oleh teknisi PSPPRS. 7. Ka.sie PSPPRS melakukan proses pengajuan untuk pengadaan suku cadang ke bidang logistik 8. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan dan uji fungsi bila suku cadang telah tersedia 9. Petugas teknisi membuat berita acara jika perkerjaan perbaikan telah selesai dan tandatangani berita acara oleh kedua belah pihak 10. Bila perbaikan tidak dapat ditangani, perbaikan akan diproses lebih lanjut kepada pihak ketiga. 11. Supervisor menghubungi pihak ketiga untuk memeriksa alat medis yang rusak. 12. Petugas teknisi bersama pihak ketiga memeriksa alat medis yang rusak.

PERBAIKAN ALAT MEDIS No. Dokumen

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

13. 14. 15. 16. 17. 18.

19.

UNIT TERKAIT

Petugas teknisi menerima informasi kerusakan alat medis dari pihak ketiga Ka.sie PSPPRS menerima penawaran harga atas alat medis yang mengalami kerusakan. Ka.sie PSPPRS mengajukan biaya perbaikan melalui Ka. Bidang RT & PSPPRS ke direktur. Kasie PSPPRS menghubungi pihak ketiga untuk pelaksanaan perbaikan. Petugas teknisi melakukan uji fungsi apabila perbaikan sudah selesai. Bila pekerjaan telah selesai dan sesuai dengan spesifikasi teknisi pada SPK, susun berita acara pekerjaan yang ditanda tangani oleh PSPPRS dan kontraktor pihak ketiga Laksanakan serah terima sarana/prasarana yang telah diperbaiki kepada unit kerja pelapor setelah uji fungsi terlebih dahulu.

KALIBRASI ALAT MEDIS RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

No. Dokumen

:

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/2

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kalibrasi adalah adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk melaksanakan kalibrasi alat medis sehingga dapat dilaksanakan dengan baik

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Pedoman Pemeliharaan Alat RS Al Islam Bandung SK No : 004A/RSAI/PER/DIR/I/2016, BAB tata laksana

PROSEDUR

1. Petugas teknisi menentukan peralatan medis yang akan dikalibrasi. 2. Supervisor peralatan meminta penawaran biaya kalibrasi kepada beberapa pihak ketiga. 3. Kasie PSPPRS melakukan klarifikasi harga dan negosiasi atas penawaran kalibrasi yang ditawarkan. 4. Kasie PSPPRS mengajukan permintaan biaya kalibrasi berdasarkan penawaran pihak ketiga melalui Bidang RT & PSPPRS. 5. Petugas PSPPRS mengajukan biaya kalibrasi setelah disetujui Ka.Bid RT & PSPPRS dilanjutkan ke Bidang Keuangan untuk disetujui sampai direktur. 6. Petugas PSPPRS menghubungi pihak ketiga yang ditunjuk setelah anggaran disetujui, untuk penjadwalan pelaksanaan kalibrasi tersebut 7. Petugas PSPPRS membuat SPK setelah disepakati waktu pelaksanaan kalibrasi. 8. Petugas teknisi alat medis mendampingi pihak ketiga tersebut pada saat melaksanakan kalibrasi. 9. Petugas teknisi alat medis menerima data hasil kalibrasi berupa sertifikat dan data kalibrasi alat akan diberikan oleh pihak ketiga sebagai lampiran setelah pelaksanaan kalibrasi selesai dengan baik

KALIBRASI ALAT MEDIS No. Dokumen

:

Jumlah Halaman : 2/2

RS AL ISLAM PROSEDUR

UNIT TERKAIT

10. Petugas teknisi alat medis melakukan koordinasi dengan pihak supllier alat untuk dilakukan penyettingan/reset alat apabila dalam kalibrasi ditemukan hasil tidak layak.

PEMELIHARAAN TERENCANA ALAT MEDIS No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulangulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan Terencana terhadap semua jenis peralatan medis meliputi pemeliharaan preventif dan korektif.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam pemeliharaan alat medis agar semua peralatan medis termonitor kondisinya.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Pedoman Pemeliharaan Alat RS Al Islam Bandung SK No : 004A/RSAI/PER/DIR/I/2016, BAB tata laksana

PROSEDUR

1. Petugas teknisi alat medis menyusun daftar alat medis yang akan dilakukan pemeliharaan. 2. Petugas teknisi alat medis menyusun jadwal pemeliharaan alat medis selama setahun. 3. Petugas teknisi alat medis melakukan koordinasi dengan pemilik alat sebelum dilaksanakan pemeliharaan alat medis. 4. Petugas teknisi alat medis melaksanakan pemeliharaan alat medis dan mencatat kondisi kodisi alat sesuai karakter per masing masing alat. 5. Petugas teknisi mencatat pada kartu laporan, tentang kinerja alat medis tersebut agar dapat diketahui kronologis kegiatan pemeliharaan yang telah dilaksanakan terhadap suatu alat. 6. Petugas teknisi melaksanakan perbaikan segera bila ditemukan permasalahan dengan fungsi alat. 7. Petugas teknisi menandatangani laporan dan juga user setelah selesai proses pemeliharaan.

UNIT TERKAIT Inst Rawat Inap, Inst Rawat Jalan, Bedah sentral, ICU, NICU, HCU, radiologi, laboratorium, rehabilitasi medik, MCU dan Diagnostik, IGD, Hemodialisa.

PENYELENGGARAAN KONTRAK SERVIS ALAT MEDIS No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kontrak Servis adalah suatu kerja sama pemeliharaan alat medis yang dilakukan antara Rumah Sakit dengan pihak ketiga penyelenggara kontrak servis yang merupakan distributor alat

TUJUAN

Sebagai acuan dalam langkah-langkah pemeliharaan alat medis melalui kontrak dengan pihak ke 3

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Pedoman Pemeliharaan Alat RS Al Islam Bandung SK No : 004A/RSAI/PER/DIR/I/2016, BAB tata laksana

PROSEDUR

1. Supervisor alat medis menentukan peralatan medis yang akan dikontrak servis. 2. Supervisor alat medis berkoordinasi dengan supervisor unit kerja pemilik alat atas rencana kontrak service pemeliharaan alat medis. 3. Supervisor alat medis menghubungi pihak ketiga untuk meminta penawaran biaya kontrak service. 4. Supervisor alat medis bersama Ka.sie PSPPRS melakukan negoisasi kepada pihak ketiga atas penawaran biaya kontrak servis pemeliharaan. 5. Ka.sie PSPPRS membuat ajuan biaya kontrak service alat melalui ka. Bidang RT & PSPPRS. 6. Petugas PSPPRS melanjutkan ajuan yang telah disetujui Ka. Bidang RT & PSPPRS ke bidang Keuangan untuk dilanjutkan ke Direktur. 7. Petugas PSPPRS membuat surat ke bidang Adum untuk dibuatkan MOU setelah pihak ketiga bersepakat. 8. Petugas alat medis mendampingi pelaksanaan service alat sesuai jadwal di kontrak 9. Petugas teknisi alat medis menyusun laporan hasil kegiatan kontrak servis yang diketahui oleh ruangan dan teknik

UNIT TERKAIT Radiologi, ICU, NICU,

PEMELIHARAAN BEJANA TEKAN No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Bejana tekan adalah tabung silinder bertekanan tinggi yang digunakan untuk mensuply gas medis diantaranya Oksigen, N2O, Udara tekan (air compressor) dan sebagai pengisap (suction). Pemeliharaan bejana tekan adalah kegiatan untuk menjaga alat dapat beroperasi optimal

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pemeliharaan bejana tekan supaya tidak salah dalam tahapan pemeliharaan

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Instalasi Gas Medis RS Al Islam Bandung, BAB tata laksana

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengucapkan basmallah 2. Petugas teknisi memeriksa persedian gas cair (oksigen), N2O 3. Petugas teknisi memeriksa komponen yang berada pada tangki/tabung bejana tekan yaitu volume meter, press meter, valve dan regulator. 4. Petugas teknisi memeriksa control panel untuk operasional motor compressor dan vacuum 5. Petugas teknisi malakukan pembersihan fisik bejana tekan 6. Selesai pekerjaan petugas teknisi mengucapkan hamdallah

UNIT TERKAIT

PEMELIHARAAN PENANGKAL PETIR No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Penangkal petir adalah system proteksi terhadap induksi listrik dan petir yang berfungsi sebagai pelindung gedung dan alat dari sambaran petir. Pemeliharaan system penangkal petir adalah suatu upaya kegiatan pengecekan seluruh system dan komponen yang meliputi tembaga penghantar (BC), arrester, splits, klem tembaga, terminal bak control dan tahanan pentanahan (impendansi)

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pemeliharaan instalasi petir agar berfungsi secara optimal

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas teknisi mengawali dengan mengucapkan basmallah 2. Petugas teknisi melaksanakan pengukuran pentanahan minimal 1x dalam setahun 3. Petugas teknisi memeriksa saluran hantar 4. Petugas teknisi memeriksa fungsi arrester 5. Petugas teknisi memeriksa kawat tembaga dan splits 6. Petugas teknisi memastikan keseluruhan berada dalam kondisi normal sehingga penangkal petir dapat berfungsi sesuai standar 7. Petugas teknisi mengusulkan untuk dilakukan kalibrasi dan perizinan kepada disnakertrans setiap tahun untuk kalibrasi dan perijinan. 8. Ucapkan hamdallah bila selesai.

UNIT TERKAIT

PEMELIHARAAN PESAWAT TELEPON RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

No. Dokumen

:

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan pesawat telepon adalah suatu kegiatan pengawasan, pengecekan dan perbaikan perangkat atau peralatan agar tetap berfungsi optimal.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pemeliharaan peralatan komunikasi agar tetap optimal pada saat digunakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Tentukan lokasi/ruangan yang akan dilaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan 2. Petugas teknisi mengucapkan basmallah 3. Petugas teknisi memeriksa kabel / jalur sambungan pesawat telepon 4. Petugas teknisi memeriksa roset, kabel roset dan kabel handset 5. Bila pada roset tidak ada power, petugas teknisi memeriksa panel pada terminal box 6. Petugas teknisi memastikan pesawat telepon berbunyi dengan suara nada tunggu yang normal 7. Petugas teknisi memeriksa dering pesawat telepon dengan menghubungi operator dan sebaliknya 8. Petugas teknisi membersihkan pesawat telepon dari kotoran dan debu. 9. Selesai pekerjaan petugas teknisi mengucapkan hamdallah.

UNIT TERKAIT -

PEMELIHARAAN MESIN PABX No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan peralatan mesin Private Automatic Branch eXchange (PABX) adalah suatu kegiatan pengawasan, pengecekan dan perbaikan perangkat/peralatan agar tetap berfungsi optimal. Mesin PABX adalah suatu perangkat yang berfungsi menyalurkan nomor telepon dari Telkom ke nomor extension

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah pemeliharaan mesin PABX agar tetap optimal pada saat digunakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas teknisi memeriksa suhu ruangan dan pastikan dalam kondisi suhu 20 derajat Celcius. 2. Petugas teknisi memastikan ruangan selalu bersih dan bebas debu. 3. Petugas teknisi melaksanakan service rutin minimal 1x dalam setahun yang meliputi pemeriksaan :  Lopp Trunk Circuit  SLC / Single Line Card  Ring Generator  Power Supply  Pembersihan rak modul  Penggantian baterai (power cadangan)  Program ulang nomor-nomor ekstension pada PABX  Bila ditemukan kendala pada alat segera lakukan perbaikan dan penggantian spare part bila perlu.

UNIT TERKAIT

PEMBERSIHAN GROUND TANK No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah upaya pembersihan ground tank, sebagai tempat penampung air bersih yang terletak di bawah bangunan.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pembersihan ground tank sehingga tercapai maksud pembersihan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas tehnisi menyusun jadwal pembersihan ground tank. 2. Petugas pemeliharaan mengucapkan basmallah pada awal kerja 3. Petugas pemeliharaan menggunakan masker dan sarung tangan pada saat pembersihan. 4. Petugas pemeliharaan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan 5. Petugas pemeliharaan mengosongkan air dalam ground tank 6. Petugas pemeliharaan memastikan air pada reservoir dalam keadaan penuh 7. Petugas pemeliharaan menyikat/membersihkan dinding dan lantai ground tank 8. Setelah kering Petugas pemeliharaan mengisi air kembali sampai normal

UNIT TERKAIT

PEMBERSIHAN RESERVOIR

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

No. Dokumen

:

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan reservoir air bersih adalah suatu upaya membersihkan penampung air bersih yang terletak di atas bangunan lantai 6 gedung ibnusina

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pembersihan reservoir sehingga tercapai pelaksanaan pembersihannya.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas pemeliharaan menggunakan masker dan sarung tangan pada saat pembersihan 2. Petugas pemeliharaan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembersihan. 3. Petugas pemeliharaan mengkosongkan air dalam reservoir 4. Petugas pemeliharaan menyikat/membersihkan dinding dan lantai reservoir. 5. Petugas pemeliharaan membilas reservoir dan mengeringkan. 6. Petugas pemeliharaan mengisi air kembali sampai normal

UNIT TERKAIT -

PEMBERSIHAN TORN AIR

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

No. Dokumen

:

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pemeliharaan torn air bersih adalah suatu upaya membersihkan torn air bersih sebagai penampung air sebelum sampai ke pemakai.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pembersihan torn air bersih sehingga tercapai kebersihan torn air tersebut.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB TATA LAKSANA

PROSEDUR

1. Petugas pemeliharaan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Petugas pemeliharaan menggunakan masker dan sarung tangan pada saat pembersihan 3. Petugas pemeliharaan memastikan air pada reservoir dalam keadaan penuh 4. Petugas pemeliharaan mengkosongkan air dalam torn air 5. Petugas pemeliharaan menyikat/membersihkan dinding dan lantai torn air. 6. Petugas pemeliharaan membilas torn air dan mengeringkan 7. Petugas pemeliharaan mengisi air kembali sampai normal

UNIT TERKAIT Unit Sanitasi

PEMERIKSAAN PERANGKAT GAS MEDIS No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Perangkat gas medis merupakan fasilitas kesehatan untuk pelayanan kebutuhan gas medis yang disuplai ke unit-unit yang sudah tersambung instalasi gas.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pemeriksaan perangkat gas medis sehingga tercapai maksud dari pemeriksaan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Instalasi Gas Medis di rumah sakit al islam

PROSEDUR

1. Petugas teknisi melaksanakan pemeriksaan persediaan gas O2 dan N2O 2. Petugas teknisi melihat kondisi botol baja, instalasi/perpipaan. 3. Petugas teknisi memeriksa tekanan gas 4. Petugas teknisi memeriksa volume meter 5. Petugas teknisi memeriksa outlet gas medis 6. Petugas teknisi memeriksa control panel motor compressor dan suction 7. Petugas teknisi memeriksa oli kompresor dan suction secara berkala setiap 4 bulan

UNIT TERKAIT -

PEMELIHARAAN PERANGKAT GAS MEDIS No. Dokumen

:

No. Revisi : 01

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Jumlah Halaman : 1/2

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Perangkat gas medis merupakan fasilitas kesehatan untuk pelayanan kebutuhan gas medis yang disuply ke unit-unit yang sudah tersambung instalasi gas.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pemeliharaan perangkat gas medis sehingga tercapai maksud dari pemeliharaan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Instalasi Gas Medis di rumah sakit al islam

PROSEDUR

1. Petugas teknisi atau petugas ruangan membuka kran botol yang menggunakan regulator (dalam sistem cylinder supply), harus dibuka perlahan lahan, guna menghindari cepat rusaknya gauge dari regulator. 2. Petugas teknisi mengecek outlet pressure dari regulator, untuk mengetahui riil pressure keluar. Apabila tekanan keluar lebih besar dari 75 psi akan dapat merusak flowmeter. 3. Petugas teknisi memeriksa secara kontinyu outlet masing masing gas pada pipa lines sistem. 4. Petugas teknisi mengamati dengan seksama pada sentral motor secara teratur, temperaturnya, minyak pelumas (motor suction) dan pendinginnya. 5. Petugas teknisi membuang hasil pengembunan udara pada air receiver sentral udara, guna mengurangi kadar air dan meringankan kerjanya air dryer (pengering udara) 6. Petugas teknisi mengamati secara teratur dan seksama pada seluruh peralatan monitor, baik light monitoring ataupun pressure monitor. 7. Petugas teknisi melakukan pengetesan kebocoran sentral, pipe lines, regulator, fitting dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan pemakaian gas, untuk pengetesnya hanya boleh digunakan air sabun..

PEMELIHARAAN PERANGKAT GAS MEDIS No. Dokumen RS AL ISLAM

:

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 2/2

8. Petugas teknisi melakukan kalibrasi dan pengujian untuk memastikan alat monitor karbon monoksida terkalibrasi sekurang kurangnya sekali setahun. 9. Petugas teknisi menguji secara periodik memeriksa Indikator alarm bunyi/visual UNIT TERKAIT -

PENGAMANAN PERANGKAT GAS MEDIS No. Dokumen RS AL ISLAM

:

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Pengamanan perangkat gas medis merupakan pengamanan terhadap fasilitas kesehatan untuk pelayanan kebutuhan gas medis yang disuplai ke unit-unit yang sudah tersambung instalasi gas.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan langkah-langkah pengamanan perangkat gas medis sehingga aman pada saat digunakan.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, BAB Tata Laksana Pelayanan  Panduan Instalasi Gas Medis di rumah sakit al islam

PROSEDUR

1. Petugas teknisi tidak menggunakan oli, grease dan bentuk fat lainnya pada penggunaan oksigen atau compressed gas lainnya, karena dapat mengakibatkan meledak. 2. Petugas teknisi menjaga cylinder ataupun pada pipa line (pipa tembaga) tidak bersentuhan secara langsung dengan aliran listrik. 3. Petugas teknisi mengamankan area tempat-tempat penyimpanan cylinder gas ataupun sentral gas medis dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan barang barang selain keperluan untuk gas handling 4. Petugas teknisi tidak menyambungkan ke instalasi sentral, kran induk botol (cylinder) harus selalu tertutup, walaupun cylinder dalam keadaan kosong pada saat cylinder tidak dipergunakan

Pengoperasian Fire Alarm No. Dokumen RS AL ISLAM

:

No. Revisi : 02

Jumlah Halaman : 1/1

PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Fire Alarm adalah detektor (alat pendeteksi awal) kebakaran berupa bunyi bel fire bila terjadi gangguan atau kebakaran Guna Switch : 1. No.1 switch reset : untuk menormalkan sistem setelah terjadi alarm 2. No.2 alarm Switch : untuk menghentikan bel bila terjadi alarm 3. No.3 trouble shouting : untuk menghentikan bunyi/baster akibat trouble

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk mengoperasikan fire alarm sehingga dapat berfungsi baik.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB Tata Laksana

PROSEDUR

A. Cara Penggunaan Fire Alarm: 1. Petugas memastikan Panel MCFA mendapat power dari PLN/P.UIA baterai 2. Petugas memastikan Posisi On pada panel MCFA dari panel I A dan langsung ke panel MCFA dan lampu indikator akan on/ lampu hijau akan menyala. 3. Petugas memastikan Panel on walau sumber power dari PLN mati maka secara otomatis baterai akan bekerja akan bekerja selam 24 jam, dan bila sumber power dari PLN sudah hidup kembali maka secara otomatis baterai akan dicharge oleh power PLN 4. Panel MCFA akan mendeteksi pada setiap lantai dan ruang bila terjadi kebakaran. B. Cara mengatasi Trouble Shouting pada Fire Alarm : 1. Bila terjadi aliran disalah satu arus maka di area yang bersangkutan terjadi bunyi bel fire. 2. Petugas menekan switch no.2 keatas maka bel fire akan berhenti untuk sementara 3. Petugas memeriksa lokasi yang bersangkutan ( smoke, breakglass) 4. Petugas menekan switch no.1 untuk memadamkan sistem alarm

Unit Terkait

-

PEMELIHARAAN INSTALASI PEMIPAAN AIR BERSIH No. Dokumen

:

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah pemeliharaan terhadap pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeliharaan pemipaan dan peralatan air bersih.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB Tata Laksana

PROSEDUR

Pemeriksaan Pipa 1. Petugas teknisi mengamati saluran air bersih PVC yang tidak terlindung dari panas matahari. 2. Petugas teknisi menambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas. Perbaikan Pipa Bocor 1. Petugas teknisi mematikan aliran air dari stop kran yang ada bila menemukan kebocoran pada sambungan pipa PVC. 2. Petugas teknisi memberikan lem pada sambungan pipa PVC dengan lem PVC sejenis 3. Petugas teknisi menjalankan kembali aliran air bersih yang ada.

UNIT TERKAIT

PEMELIHARAAN INSTALASI PEMIPAAN AIR KOTOR

No. Dokumen

:

No. Revisi : 01

Jumlah Halaman : 1/1

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah pemeliharaan terhadap pemipaan dan peralatan untuk pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan pemeliharaan pemipaan dan peralatan untuk pembuangan air bekas atau kotor.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan RS SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015 Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat  Panduan Keselamatan Fasilitas Fisik RS Al Islam Bandung, BAB Tata Laksana

PROSEDUR

Pemeriksaan Pipa 1. Petugas teknisi memeriksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang menggunakan bahan PVC. 2. Petugas teknisi memeriksa setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. 3. Petugas teknisi membersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali. 4. Petugas teknisi memeriksa saluran tertutup air kotor melalui bak kontrol 5. Petugas memberi jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat. Perbaikan Pipa bocor 1. Petugas teknisi melakukan ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujungsambungan. 2. Petugas teknisi memberi lem PVC pada daerah yang ingin disambung. 3. Petugas teknisi menyambungkan kembali bagian tersebut.

UNIT TERKAIT Sampai sini sdh di ttd

PENGADAAN LISTRIK PADA KONDISI DARURAT No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah usaha pengadaan listrik akibat kejadian terhentinya pasokan listrik yang disebabkan bencana sehingga sumber listrik di rumah sakit al islam tidak ada.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan pengadaan sumber listrik ketika keadaan darurat

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply listrik :  Penerangan listrik diatur sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan berbeda.  Catu daya listrik baik kualitas maupun kuantitas perlu adanya pemenuhan yang khusus sesuai dengan aturan/standar.  Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

PROSEDUR

1. Tim PSPPRS memeriksa kondisi supply listrik yang tidak ada akibat bencana baik internal maupun eksternal di rumah sakit. 2. Petugas PSPPRS mengontak PLN bagian keluhan pelanggan atau petugas teknisi PLN yang menjadi kontak person rekanan RSAI 3. Petugas PSPPRS menyampaikan permasalahan yang terjadi di rumah sakit dan miminta petugas PLN datang memeriksa kondisi gardu induk dan panel induk RSAI. 4. Petugas PSPPRS melaporkan kondisi listrik RSAI sesudah mendapat informasi dari pihak PLN kepada kepala bidang atau pimpinan bencana untuk mendapat instruksi selanjutnya.

UNIT TERKAIT

-

PENGADAAN AIR BERSIH PADA SAAT KONDISI DARURAT No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM

1/1

PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah kejadian terhentinya pasokan air bersih akibat bencana sehingga persediaan atau supplai air bersih di rumah sakit al islam tidak ada.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan pengadaan air bersih ketika keadaan darurat

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, Kebijakan dalam penyediaan air bersih, air panas dan uap sesuai standar/kriteria yang berlaku.  Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

PROSEDUR

1. Tim PSPPRS memeriksa kondisi supply air bersih yang tidak ada akibat bencana baik internal maupun eksternal di rumah sakit. 2. Petugas PSPPRS mengontak PDAM atau perusahaan penyuplai air bersih untuk mengirimkan air bersih berdasarkan kebutuhan . 3. Petugas PSPPRS menerima kiriman air bersih dari perusahaan yang dipesan dan air ditampung dalam grountank atau bak penampung lainnya bila grountang bermasalah. 4. Petugas PSPPRS melaporkan kondisi air di RSAI sesudah mendapat kirimaan kepada pimpinan bencana untuk mendapat instruksi selanjutnya.

UNIT TERKAIT

-

PENANGANAN TEKNISI PADA SAAT TERIMA INFORMASI KEBAKARAN No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman :

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

1/1 Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Adalah kegiatan mengamankan instalasi dari paparan api sehingga tidak menambah parah kejadian kebakaran.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan mengisolasi fasilitas yang dapat memicu membesarnya kebakaran.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, Kebijakan dalam  Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.  Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien.  Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik.

PROSEDUR

1. Tim PSPPRS memeriksa area yang terkena bencana kebakaran di rumah sakit. 2. Petugas PSPPRS mematikan panel listrik dan jalur gas medis . 3. Petugas PSPPRS mengurangi kobaran api menggunakan pipa hydrant. 4. Petugas PSPPRS tetap memantau dan menyelamatkan aset dari kobaran api.

UNIT TERKAIT

-

IDENTIFIKASI FASILITAS FISIK

No. Dokumen

:

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/2

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Identifikasi fasilitas fisik merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menciptakan fasilitas yang aman dan mendukung.pelayanan pasien,keluarga, pengunjung dan staf.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah pelaksanaan pemeriksaan fasilitas fisik sehingga mencegah kecelakaan dan cidera, menjaga kondisi bagi keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, staf dan pengunjung serta untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya resiko.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, Kebijakan dalam pengelolaan pemeliharaan dan perbaikan alat  Pengelolaan pemeliharaan bangunan berserta fasilitas fisik lainnya pelaksanaannya menggunakan tenaga internal atau pihak ke-3 setelah diketahui pihak teknisi permasalahannya.  Pengelolaan pemeliharaan alat medis dan non medis.

PROSEDUR

1. Petugas teknisi umum dan teknisi medis melakukan identifikasi / pengecekan terhadap kondisi fasilitas minimal satu kali dalam sebulan. 2. Identifikasi/ pengecekan fasilitas fisik yang dilakukan mencakup pemeriksaan gedung dan peralatan. 3. Identifikasi gedung dilakukan dengan pengecekan kondisi bangunan gedung seperti:  keretakan – keretakan bangunan gedung  warna cat gedung yang mulai pudar/ berjamur  kondisi plapon/atap yang mulai retak/ lapuk  seng yang mulai karat dan berlubang – lubang  lantai yang retak dan pecah-pecah.  Kondisi pintu  Kondisi penerangan  Kondisi sirkulasi udara  Kondisi penutup lantai/vinil  Kondisi jalur perkabelan  Kondisi anak tangga/ramp  Kondisi jalur pendestiran 4. Identifikasi peralatan dilakukan dengan pemeriksaan secara berkala sesuai kebutuhan dan kalibrasi peralatan yang mau dikalibrasi (jatuh tempo) .

IDENTIFIKASI FASILITAS FISIK No. Dokumen RS AL ISLAM

:

No. Revisi :

Jumlah Halaman : 2/2

PROSEDUR

5. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada Direktur terkait. 6. Untuk fasilitas gedung dan peralatan yang perlu perbaikan dan kalibrasi ditindaklanjuti.

UNIT TERKAIT

-

IDENTIFIKASI AREA BERISIKO TERJADI GANGGUAN AIR & LISTRIK No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Suatu kegiatan untuk menilai unit/ruangan yang berisiko tinggi apabila terganggu supplai air bersih atau listrik.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah mengidentifikasi unit/ruangan yang berisiko tinggi apabila kekuarangan atau terhenti supplai air dan atau listrik.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, Kebijakan dalam  Penyediaan catu daya penerangan listrik perlu pengamananpengamanan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.  Perlu dibuat standar pengaman penggunaan tenaga listrik pada perawatan pasien.  Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

PROSEDUR

Petugas melakukan pemeriksaan kebutuhan listrik dan air di setiap unit berdasarkan : 1. Jumlah daya dari alat yang menggunakan listrik 2. Jumlah alat yang menggunakan air. 3. Aktifitas pelayanan yang menggunakan air dan listrik 4. Lama operasional unit dalam 24 jam

UNIT TERKAIT

-

IDENTIFIKASI VENTILASI No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan mendata sistem perputaran udara secara bebas didalam suatu ruangan di rumah sakit

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah mengidentifikasi jenis ventilasi yang ada di rumah sakit sehingga tercapai standar yang ditetapkan

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015,

PROSEDUR

Petugas melakukan identifikasi kebutuhan sistem perputaran udara unit kerja berdasarkan : 1. Kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan antara berbagai departemen di rumah sakit; 2. Persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan menghilangkan kontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zat radioaktif; 3. Temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai area

UNIT TERKAIT

-

IDENTIFIKASI GAS MEDIS No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi :

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan mendata sifat dan jenis gas medis yang digunakan di rumah sakit al islam yang digunakan untuk pelayanan ke pasien

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah pelaksanaan pemeriksaan sifat dan jenis gas medis sehingga aman dan efektif dalam penggunaannya.

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, tentang kegiatan pemeliharaan /perbaikan instalasi gas medis Panduan instalasi gas medis PERDIR No: 248A/RSAI/PER/DIR/I/2016, pada Bab ruang lingkup, tentang jenis jenis gas medis.

PROSEDUR

1. Petugas melakukan pengecekan masing-masing gas medis yang tersedia di rumah sakit 2. Petugas menyiapka ruangan yang kondusif dan strategis untuk digunakan dan dari segi keamanan tidak berisiko 3. Melakukan pelebelan pada gas medis yang telah dilakukan uji coba. 4. Mendokumentasikan gas medis yang telah diuji coba. 5. Dan melakukan identifikasi masa habis pakai.

UNIT TERKAIT

-

IDENTIFIKASI SISTEM KUNCI No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi :

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Kegiatan mendata sistem kunci yang meliputi air dan listrik yang digunakan di rumah sakit al islam

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah pelaksanaan pemeriksaan atas sistem kunci sehingga aman dan efektif dalam penggunaannya.

KEBIJAKAN

 Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.  Perlu pengawasan/pemantauan kehandalan dan keamanan pada penyediaan listrik.

PROSEDUR

1. Petugas melakukan pengecekan masing-masing sistem kunci yang tersedia di rumah sakit 2. Melakukan uji coba sistem kunci sehingga aman dan siap pakai 3. Mendokumentasikan yang telah diuji coba. 4. Dan melakukan identifikasi penggunaan sistem kunci untuk menjaga jangan sampai kurang ketika mensuplai ke ruangan.

UNIT TERKAIT

-

PEMELIHARAAN SUMUR BOR SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : -

Jumlah Halaman : 1/2

Bandung, Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Sigit Gunarto,Sp.KFR

PENGERTIAN

Sumur bor dilengkapi dengan pompa air, dan yang biasa digunakan untuk sumur bor dalam yaitu jenis pompa celup (submersible). Pompa itu sendiri pasti dilengkapi dengan pipa penghantar (pipa dari pompa ke tampungan), kabel power untuk listrik sebagai daya pompa, kabel automatik (WLC) untuk keamanan pompa (WLC akan di pasang bilamana pemasangan pompa sesuai dengan standart keamanan). Selain itu semua sumur juga dilengkapi dengan panel box yang berfungsi untuk mengatur daya listrik dan pengamanan pada pompa.

TUJUAN

Sebagai acuan langkah langkah pemeliharaan sumur bor, sehingga bisa berfungsi optimal

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, kebijakan tentang supply air bersih : Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

PROSEDUR

1. Petugas melakukan pengecekan berkala dan rutin terhadap daya listrik dengan cara mengukur Voltase listrik saat pompa beroperasi pompa akan beropersi normal pada tegangan +- 220 Volt, bilamana terjadi tegangan listrik kurang dari 190 Volt maka segera hubungi PLN untuk menormalkan tegangan listrik. 2. Petugas melakukan pengecekan air dari pompa baik debit maupun kwalitas air, pengecekan debit dilakukan untuk mengetahui output pompa mengecil atau tetap, bila mengecil pasti ada masalah yang harus segera diatasi 3. Petugas melakukan pengecekan rutin pada pompa dan sumur, dengan dilakukan pengangkatan pompa dari sumur dimaksudkan untuk melakukan pengecekan pada : a. Kedalaman sumurdengan cara mengukur kedalaman sumur dengan tali/tambang yang diberi pemberat dan dimasukkan ke dalam sumur, sehingga akan diketahui kedalaman sumur saat itu. b. Pengecekan kabel pompa. Ini dilakukan untuk memastikan kwalitas kabel power dan kabel WLC masih bagus.

PEMELIHARAAN SUMUR BOR SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH No. Dokumen RS AL ISLAM c. d.

UNIT TERKAIT

:

No. Revisi :

Jumlah Halaman : 2/2

Pemeriksaan pipa penghantar. Ini perlu dilakukan untuk mengetahui ketahanan dan kelayakan pipa penghantar. Pemeriksaan pompa. Pompa terdiri dari dua bagian, yaitu motor (penggerak) dan Pompa (impeller), petugas memastikan motor dalam keadaan normal. Petugas membuka impeller dan dibersihkan agar daya pompa air normal. -

PENGADAAN AIR BERSIH PADA SAAT KONDISI DARURAT No. Dokumen

:

RS AL ISLAM PROSEDUR TETAP

Tgl. Ditetapkan :

No. Revisi : 1

Jumlah Halaman : 1/1

Bandung, Plt Direktur RS Al Islam Bandung Dr.H. Muhammad Iqbal, SpPD

PENGERTIAN

Adalah kejadian terhentinya pasokan air bersih akibat tidak berfungsinya sumber air bersih, adanya bencana atau tercemarnya sumber air bersih sehingga persediaan atau supplai air bersih di rumah sakit al islam tidak ada.

TUJUAN

Sebagai kerangka acuan untuk langkah-langkah dalam pelaksanaan pengadaan air bersih ketika keadaan darurat

KEBIJAKAN

Pedoman Pelayanan Pemeliharaan Sarana Prasarana Peralatan SK No : 586 A/RSAI/SK/UM/I/2015, Kebijakan dalam penyediaan air bersih, air panas dan uap sesuai standar/kriteria yang berlaku.  Air bersih secara kuantitas dan kualitas tersedia secara berkesinambunagn (24 jam) pada setiap tempat kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

PROSEDUR

1. Tim PSPPRS memeriksa dan memastikan kondisi supply air bersih yang tidak ada atau kondisi kualitas air bersih yang tercemar di rumah sakit. 2. Petugas PSPPRS mengontak PDAM atau perusahaan penyuplai air bersih untuk mengirimkan air bersih berdasarkan kebutuhan . 3. Petugas PSPPRS menerima kiriman air bersih dari perusahaan yang dipesan dan air ditampung dalam grountank atau bak penampung lainnya bila grountang bermasalah. 4. Petugas PSPPRS melaporkan kondisi air di RSAI sesudah mendapat kirimaan kepada pimpinan bencana untuk mendapat instruksi selanjutnya.

UNIT TERKAIT

-

Related Documents


More Documents from "Rian Wijaya"