Sop Anemia Defisiensi Besi.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sop Anemia Defisiensi Besi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 451
  • Pages: 4
ANEMIA DEFISIENSI BESI

UPT PUSKESMAS TIPAR

SOP

No. Dokumen No Revisi Tanggal terbit Halaman

: : 00 : 2016 : 1/2

Dr Maya Aprilia

NIP 19850430 201101 2001 1. Pengertian Anemia merupakan penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer. 2. Tujuan

Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan terapi kasus anemia defisiensi besi

3. Kebijakan

SK Kepala Puskesmas Tipar No. 45 tahun 2016 tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Langkah - 1. Anamnesa Langkah 1.1 Menanyakan apakah ada lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang,

pusing,

telinga

berdenging,

penurunan

konsentrasi, sesak nafas 1.2 Menggali informasi seputar faktor risiko, antara lain: ibu hamil, remaja putri, status gizi kurang, faktor ekonomi kurang, infeksi kronik, vegetarian 2. Pemeriksaan Fisik 2.1 Gejala umum Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku 2.2 Gejala anemia defisiensi besi a. Disfagia b. Atrofi papil lidah

c. Stomatitis angularis d. Koilonikia 3. Pemeriksaan Penunjang 3.1 Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan urin rutin 3.2 Pemeriksaan khusus (dilakukan di layanan sekunder): serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum 3.3 Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO: 

Laki-laki: >13 g/dL



Perempuan: >12 g/dL



Perempuan hamil: >11 g/dL

4. Diagnosis 5.1 Anemia defisiensi besi 5. Diagnosis Banding 5.1 Anemia defisiensi vitamin B12 5.2 Anemia aplastik 5.3 Anemia hemolitik 5.4 Anemia pada penyakit kronik 6. Terapi 6.1 Suplementasi dengan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental) 7. Konseling dan Edukasi 7.1

Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang Anemia defisiensi besi perjalanan

penyakit

dan

tata

laksananya,

sehingga

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien 7.2 Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman 7.3 Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan kesehatan

8. Kriteria Rujukan 8.1 Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb < 8 g/dL 8.2 Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 7 g/dL) 8.3 Anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik 8.4 Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan) 8

Diagram Alir

Pasien datang dengan gejala anemia

1 2 3

Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Diagnosis campak 1. 2. 3. 4.

Anemia defisiensi vitamin B12 Anemia aplastik Anemia hemolitik Anemia pada penyakit kronik

Anemia defisinsi besi

Hb < 8 dan kegawastan (-)

RUJUK Terapi: sulfas ferrosus 3 x 200 mg

Sembuh

9 Unit Terkait

Poliklinik Umum

Hb < 8 dan atau kegawastan (+)

2/2

Related Documents