Solopos 12feb09 B V Warga Mesu Tolak Relokasi

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Solopos 12feb09 B V Warga Mesu Tolak Relokasi as PDF for free.

More details

  • Words: 338
  • Pages: 1
Warga Mesu tolak relokasi

1 of 1

http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h42&id=260440

Edisi : Kamis, 12 Februari 2009 , Hal.V

Warga Mesu tolak relokasi Jatiroto (Espos)

Sejumlah warga yang rumahnya terancam tanah longsor dan tertimpa batu besar di Mesu, Boto, Jatiroto menolak direlokasi.

Sebaliknya, warga meminta sembilan batu besar dihancurkan dalam waktu dekat tanpa harus melakukan relokasi. Berdasarkan informasi yang dihimpun Espos, ancaman tanah longsor yang mengakibatkan melorotnya sembilan batu berdiameter enam hingga 10 meter terjadi sejak awal Februari lalu. Saat itu dilaporkan, beberapa bongkahan batu besar bergeser dari tempatnya semula sepanjang 50 meter. Ditopang dengan kemiringan tanah mencapai 60 derajat, batu raksasa tersebut ada yang menimpa kandang sapi. ”Meski kami terancam, namun untuk sementara kami menolak adanya relokasi. Yang kami inginkan tetap tinggal di sini dan bongkahan batu besar itu segera dihancurkan,” jelas Saman Atmosumitro, 40, warga yang rumahnya terancam longsor dan tertimpa batu besar saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (11/2). Dihancurkan Dia mengaku sudah puluhan tahun hidup di Mesu. Sebagian besar masyarakat bercocok tanam, sebagian memelihara hewan ternak. ”Berat rasanya kalau meninggalkan kampung kami. Kalau bisa, pemerintah tidak perlu merelokasi. Cukup dihancurkan saja bongkahan batu besar itu.” Hal senada juga dikemukakan anggota keluarga Jakimin, Warmo, 25. Kendati mengetahui daerah mereka rawan longsor, masyarakat memilih berdiam diri di sekitar rumah. Selama longsor belum terjadi, dirinya tetap akan tinggal di kediamannya. ”Saya sebenarnya mengkhawatirkan hal itu (tanah longsor -red). Tapi, bagaimana lagi wong ini tempat tinggal saya satu-satunya,” ujarnya polos. Menurut Kadus Mesu, Satiyo Siswanto, jumlah keluarga di daerahnya mencapai 108 keluarga. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya dinyatakan rawan longsor. Selanjutnya, lima keluarga dalam kondisi sangat terancam. ”Sekalipun sudah diberi daerah relokasi, tapi kalau masyarakat masih nggondeli tempat tinggalnya, ya, bagaimana lagi? Memang keinginan masyarakat bongkahan batu besar itu dihancurkan tanpa harus relokasi,” katanya. Menurut Camat Jatiroto, Ristanti, lima keluarga yang rumahnya terkena longsor, yakni Samiyo, Wargi Karmorejo, Sarto, Kaman dan Diman. Sementara, rumah yang terancam longsor susulan, yakni milik Saman, Sokarno, Jakimin, Suyat, Warso, Sukino, Kadiman Darmo Wiyono, Tajem dan Narso. - Oleh : Ponco Suseno

2/13/2009 10:31 AM

Related Documents