Wabah flu burung meluas
1 of 2
http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h01&id=260577
Edisi : Kamis, 12 Februari 2009 , Hal.1
Wabah flu burung meluas Sukoharjo (Espos) Wabah flu burung alias avian influenza (AI) meluas di wilayah Soloraya. Kini, AI bahkan menjangkiti 10 kecamatan di Sukoharjo dan Sragen. Ratusan ayam di 10 wilayah tersebut mati dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Di Sukoharjo, AI menyerang puluhan unggas di enam desa masing-masing Jatingarang (Weru), Pondok (Nguter), Gentan (Bulu), Pundungrejo (Tawangsari), Bulakrejo (Sukoharjo) dan Sanggung (Gatak). Sementara, kematian puluhan ayam di Sragen terjadi di Dukuh Karangsido RT 02 Desa Karangtalun, Tanon. Sebelumnya, kematian puluhan ayam yang positif terkena AI juga melanda Desa Mojokerto dan Desa Pengkok Kedawung serta di Kecamatan Plupuh dan Sidoharjo. Kepala UPTD Puskeswan Dispertan Sukoharjo, Ngatmini, Rabu (11/2), mengatakan, serangan virus AI kali terakhir terjadi di Sanggang, Gatak di mana tujuh ekor ayam milik tiga keluarga, mati mendadak lantaran terserang virus AI. ”Unggas yang terserang AI di setiap desa biasanya di bawah 10 ekor. Hanya di Desa Gentan, Bulu yang jumlahnya lebih dari 30 ekor. Unggas-unggas ini milik warga di tiga RT. Sedangkan di Jatingarang, Weru, serangan unggas terjadi di dua dukuh,” kata Ngatmini. Dia meminta warga segera melapor jika ada unggas mati mendadak agar Dispertan bisa melakukan penyemprotan disinfektan. Untuk desa-desa yang terserang AI, lalu lintas unggas di daerah tersebut ditutup selama 14 hari. Setelah 14 hari, lalu lintas unggas di daerah tersebut masih terus mendapatkan pengawasan. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Suryono, melalui Kabid Pemberantasan Penyakit dan Pemberdayaan Lingkungan (P2PL), Rustiningsih, mengatakan jumlah wilayah yang terkena AI mengalami penurunan dibanding tahun 2008. Tahun sebelumnya, kata dia, ada 18 desa yang unggasnya positif terserang AI, pada yakni Dukuh, Gayam dan Mandan (Sukoharjo); Mulur, Jagan dan Bendosari (Bendosari); Jatisobo, Wonorejo dan Karangwuni (Polokarto); Pengkol, Plesan, Kedungwinong, Juron dan Pojok (Nguter); Tangkisan dan Pojok (Tawangsari) serta Kunden dan Malangan (Bulu). ”Berdasarkan hasil rapid test, unggas-unggas di derah yang dinyatakan positif AI mengandung virus H5N1. DKK juga sudah melakukan surveillance apakah warga yang menderita gejala AI memiliki riwayat kontak dengan unggas.” Tahun 2008, sambungnya, serangan virus AI tak ada yang menular ke manusia. Hal ini berbeda dengan kejadian tahun 2007 virus AI menular kepada manusia sehingga menyebabkan seorang warga Mojolaban, meninggal dunia. Dia menuturkan, selama ini warga membuang bangkai unggas yang mati mendadak ke sungai. Padahal, bangkai yang dibuang di sungai berbahaya lantaran virus AI pada unggas bisa bertahan selama empat hari di air sungai itu. Di Sragen, dua warga Karangsido, Desa Karangtalun, Ngatimin dan Sutiyem, mengatakan dari 70 ekor ayam yang dipelihara sebanyak 67 ekor di antaranya mati secara mendadak dalam tiga hari terakhir. ”Saya tidak tahu kok tiba-tiba ayam mati. Awalnya cuma empat ekor tapi kemudian hampir semuanya mati secara berturut-turut. Semula saya juga tidak tahu kalau ayam mati karena flu burung tapi setelah dites petugas ternyata positif,” terangnya saat ditemui Espos, Rabu. Ditemui terpisah, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen Ir Suhudi mengatakan, untuk mencegah semakin meluasnya penyakit flu burung sejauh ini pihaknya telah membuka posko flu burung di Desa Karangtalun. ”Kematian ayam di Desa Karangtalun positif terjangkit AI. Makanya kemarin kami langsung membuka posko flu burung dan mengadakan penyuluhan serta melakukan biosecurity atau disinfektan kepada ayam ternak milik warga. Posko akan kami buka sampai dua pekan, untuk tindakan pemusnahan ayam maupun unggas di desa tersebut sampai sekarang belum kami lakukan,” terangnya. Lebih lanjut Suhudi mengatakan, upaya antisipasi pencegahan flu burung selama ini terkendala lantaran kesadaran masyarakat tentang bahaya AI masih minim. Sehingga, sebagian masyarakat masih kerap memelihara ayam peliharaannya secara liar atau tidak dikandangkan. Kasus flu burung di Soloraya 2009 Klaten : Sedikitnya 200 ekor ayam di Dukuh Jetis, Gedong Jetis, Tulung mati dalam dua pekan hingga akhir Januari. Wonogiri : - Sejak akhir Desember 2008 hingga 9 Januari, seluruh warga diobservasi oleh petugas kesehatan setempat. Sedikitnya 10 warga Dusun Susukan, Pare, Selogiri mengidap gejala mirip flu burung - Sedikitnya delapan unggas di Desa Pagutan, Manyaran, Wonogiri, mati akibat terinfeksi virus AI. Sementara itu, seorang bocah dirujuk ke RS dr Moewardi, Solo karena menderita panas tinggi. - Dalam kurun 12-17 Januari ditemukan empat kasus kematian unggas di empat desa yang tersebar di sejumlah kecamatan, 39 unggas mati mendadak. - Sekitar 40-an ekor ayam milik Joso Warno, warga Matah, Selogiri, Wonogiri ditemukan mati dalam tiga hari (17-19 Januari). Satu ekor dipastikan terkena flu burung. - Di Ngadirojo tiga ekor ayam mati positif AI, Rabu (21/1). - 35 ayam mati di Dusun Keblokan, Sendangijo, Selogiri Rabu (21/1) sore. Hasil rapid test satu ekor dipastikan positif AI. - 72 Ekor ayam di Desa Pule, Selogiri, ditemukan mati, Sabtu-Senin (7-9/2). Kematian diduga karena suspect AI. Solo : - Di Mojosongo, Jebres, 17 ekor unggas mati mendadak dan dinyatakan terserang
2/13/2009 10:13 AM
Wabah flu burung meluas
2 of 2
http://www.solopos.co.id/zindex_menu.asp?kodehalaman=h01&id=260577
- Di Mojosongo, Jebres, 17 ekor unggas mati mendadak dan dinyatakan terserang flu burung. Sragen : - 62 Ayam di Desa Pengkok, Kedawung dimusnahkan menyusul terjadinya kematian puluhan ayam di wilayah tersebut akibat serangan AI. Sumber: Litbang SOLOPOS - Oleh : M Radyamas, Lutfiyah
2/13/2009 10:13 AM