Skripsi Bab I

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skripsi Bab I as PDF for free.

More details

  • Words: 2,881
  • Pages: 16
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah usaha di mana peserta didik diharapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupannya.1 Tentu dengan harapan agar peserta didik dapat menjadi lebih baik, bisa mengembangkan potensi dirinya dan bermanfaat untuk lingkungannya. Dalam al-Qur’an dengan jelas Allah berfirman:

tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ ….. ∩⊇⊇∪ ×Î7yz Artinya: .... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2 Dengan ilmu, segala persoalan dan problema yang dihadapi manusia akan dengan mudah dapat terselesaikan. Persoalan-persoalan rumit yang membuat manusia menderita, dengan ilmu akan dapat teratasi. Pada kontek inilah Allah menurukan wahyu pertamanya kepada Nabi Muhammad SAW.:

1

2

Maimun Syamsudin, 2006. Hermeniutika Cangkolang dalam Proses Pendidikan Berbasis Moral, Edukasi, 2 (05): 10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Jumanatul’ali-Art, 2005) hlm. 544.

1

2

∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 3 Secara tersirat ayat ini memerintahkan manusia untuk selalu belajar dan belajar. Posisinya sebagai wahyu yang diturunkan pertama kali seakan ingin menegaskan bahwa sebelum bertindak dan melangkah kemanapun, yang harus dilakukan oleh umat manusia adalah belajar. Dengan kata lain, ilmu adalah hal terpenting yang harus dimiliki manusia sebelum hal-hal yang lain. Karena dengan ilmu manusia akan lebih bermanfaat bagi lingkungan dan sesema. Dan oleh karenanyalah manusia pada akhirnya akan lebih tinggi derajatnya seperti telah dijanjikan Allah dalam ayat di atas. Begitu pentingnya ilmu hingga Allah menyindir dalam satu firmannya:

∩∪ É=≈t7ø9F{$# (#θä9'ρé& ã©.x‹tGtƒ $yϑ¯ΡÎ) 3 tβθßϑn=ôètƒ Ÿω tÏ%©!$#uρ tβθçΗs>ôètƒ tÏ%©!$# “ÈθtGó¡o„ ö≅yδ ôö≅è% Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.4 Dalam kontek ini pulalah, negara sebagai institusi yang mempunyai tanggung jawab untuk mengayomi masyarakatnya menciptakan usaha-usaha agar bagaimana seluruh elemen yang ada di tengah-tengah masyarkat dapat mengenyam 3 4

Ibid, hlm. 598. Ibid,hlm. 460

pendidikan,

dengan

harapan

pendidikan

tersebut

dapat

3

mengantarkan negeri ini menjadi negeri yang maju dan sejahatera. Hal ini dapat dilihat pada undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3 sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Oleh karena tanggung jawab tersebut, pemerintah dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab IV pasal 10-11 menetapkan bahwa: Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 10) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. (Pasal 11 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. (Pasal 11 ayat 2)6 Dengan demikian menjadi jelas bahwa pemerintah mempunyai tugas untuk menjamin terpenuhinya hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak, seperti termaktub dalam UUD 1945. Bahkan hingga pada hal-hal yang bersifat teknis, sepeti dana.

5

6

Undang-Undang Ripublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004 Jakarta: PT Aras Duta, hlm. 5 Ibid, hlm, 7

4

Khususnya dalam hal dana, campur tangan pemerintah tentu sangat penting bagi terselenggaranya pendidikan layak di negeri ini. Mengapa? Karena angka kemiskinan dan rendahnya akses masayarakat terhadap pendidikan yang disebabkan oleh persoalan ekonomi masih sangat tinggi. Kebijakan pemerintah merealisasikan program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) sebagai upaya untuk mengurangi beban masyarakat miskin adalah langkah yang perlu mendapat apresiasi yang layak, sebab program ini adalah salah satu dari empat program yang sengaja direalisasikan untuk mengurangi beban masyarakat miskin akibat naiknya harga BBM. Kebijakan yang direalisasikan sejak awal tahun ajaran 2005-2006, tapatnya bulan Juli 2005 ini, di satu sisi disambut antusias oleh seluruh lapisan di masyarakat, terutama lapisan terbawah yang tingkat partisipasinya dalam pendidikan memang sangat minim. Akan tetapi rupanya tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa realisasi BOS akan mengurangi keswadayaan yang selama ini ada. 7 Padahal, swadaya adalah salah satu pilar utama keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan, utamanya lembaga pendidikan swasta seperti Madrasah. Hal ini persis seperti ditegaskan dalam GBHN (Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978) berkenaan dengan pendidikan seperti dikutip Zakiyah Daradjat. Dalam ketetapan tersebut dikemukakan antara lain sebagai berikut:

7

Ibid. hlm 8

5

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.8 Dengan

keswadayaan

diharapkan

partisipasi

masyarakat

terhadap

penyelenggaraan pendidikan menjadi besar. Ketika partisipasi ini makin besar maka secara otomatis makin besar pula rasa memiliki masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Dan dalam kondisi seperti itu masyarakat akan dengan sendirinya ikut memantau, memberikan masukan dan bahkan menjaga keberlangsungannya. Dari hal-hal yang bersifat kebijakan dan program hingga hal yang bersifat sangat fisik seperti bangunan, alat peraga dan semua bahan penunjang pendidikan akan dijaga dan dirawat oleh masyarakat dengan sepenuh hati. Ketika peneliti mengamati Madrasah Ibtidaiyah Swasta di lokasi penelitian masyarakat ikut menyumbangkan dana untuk pembangunan dan pengadaan alat-alat peraga serta media pembelajaran secara sukarela. Bahkan untuk pengerjaan pembangunan gedung madrasah mereka gotong royong dan bergantian untuk turut menyelesaikan pembangunan tersebut. Akan tetapi kini, setelah adanya program BOS, perhatian yang besar dari masyarakat terhadap madrasah sudah mulai berkurang. Penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep yang peneliti jumpai ternyata sudah jauh berbeda dengan sebelum direalisasikannya BOS. Keberperanan masyarakat yang dulu diantaranya ditunjukkan dengan

8

Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara & Depag, 2000), hlm. 34

6

pendanaan yang bersifat swadaya rupanya sudah mulai berkurang. Hal ini menyebabkan sulitnya pengembangan dalam bidang sarana, seperti bangunan, akibat masyarakat kini telah mempunyai anggapan bahwa pengadaan sarana dan seluruh pembiayaan di MI Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep bisa didapatkan dari bantuan pemerintah. Akibatnya, hingga kini di Madrasah ini, ada dua kelas yang tidak dilengkapi dengan bangku dan meja tulis. Murid kelas empat dan kelas lima setiap hari belajar sambil lesehan di atas tikar seadanya. Dengan demikian, kehadiran BOS sejak tahun 2005 lalu, Peneliti rasa, di satu sisi bukanlah langkah maju buat masa depan pendidikan kita. Secara verbal mungkin akan terlihat semakin banyak anak bisa masuk sekolah dan menikmati pendidikan. Akan tetapi di sisi yang lain kebijakan ini justru tidak mendidik mental bangsa secara umum agar menjadi bangsa yang mandiri dan tidak manja. Satu dua orang sudah peneliti dengar berkomentar bahwa saat ini lebih baik mendirikan sekolah dari pada mendirikan CV: lebih menguntungkan dalam hal finansial dan akan meningkatkan strata sosial di tengah-tengah masyarkat. Ironi-ironi semacam inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti tentang korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda di Desa Ging-Ging tahun pelajaran 2008-2009.

B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam kegiatan penelitian sehinga peneliti merasa perlu dan penting sekali untuk

7

membuat rumusan-rumusan masalah yang akan diteliti dan dicarikan jawabannya. Peneliti dalam kegiatan ini merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009? 2. Seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009?

C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang peneliti paparkan di atas, maka menjadi jelas bahwa penelitian ini mempunyai tujuan: 1. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa GingGing Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009 2. Untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009

D. Kegunaan Penelitian Setelah nanti peneliti melakukan penelitian yang sesui dengan kaidahkaidah penelitian ilmiah sehingga kebenarannya dapat diterima, maka peneliti

8

berharap hasil penelitian tersebut mempunyai kegunaan sebagai berikut: Pertama,

hasil penelitian

ini akan menjadi tambahan wawasan

pengetahuan yang diharapkan bisa menjadi pijakan pengambilan kebijakan dan pembuatan program-program yang ada di Lembaga Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Terutama

dalam

hal

bagaimana

mengusahakan

peningkatan

partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikannya. Kedua, hasil penelitian ini akan menjadi kajian kritis bagi peneliti untuk mengembangkan ilmu yang peneliti peroleh agar berguna bagi agama bangsa dan negara. Ketiga, hasil penelitian ini akan melengkapi perbendaharaan karya ilmiah dalam dunia pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau bahkan rujukan bagi siapapun yang bermaksud mengadakan penelitian selanjutnya.

E. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa alasan yang menjadi titik berangkat peneliti dalam menentukan judul skripsi ini (Korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Bluto Sumenep Tahun Pelajaran 2008-2009) antara lain: 1. Alasan Objektif

Ging Ging

9

a. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lembaga pendidikan, utamanya swasta seperti Madrasah sangatlah penting. Karena dengan partisipasi masyarakat penyelenggaraan sebuah pendidikan akan terarah dengan benar sesuai dengan kemauan dan kebutuhan masyarakat. b. Program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) yang selama beberapa tahun terakhir telah direalisasikan ternyata cukup menggelisahkan. Karena dengan direalisasikannya BOS berarti salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan telah terkurangi. Padahal partisipasi masyarakat dalam pendidikan merupakan penunjang yang cukup penting. 2. Alasan Subjektif a. Masalah yang diangkat peneliti sangat sesuai dengan fakultas dan jurusan yang peneliti tekuni, yaitu jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama (PAI). Sehingga peneliti merasa sudah menjadi kewajiban bagi peneliti untuk turut serta memikirkan pendidikan, khususnya dalam hal ini bagaimana merawat dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan demi terselenggaranya pendidikan yang sesuai dengan harapan bersama. b. Peneliti dibesarkan dan digembleng di lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging, Bluto, Sumenep. c. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Peneliti cukup tersedia sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.

10

F. Asumsi dan Hipotesa 1. Asumsi/Postulat Asumsi atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dengan kata lain ia merupakan anggapan dasar yang kebenarannya sudah dapat diyakini. Asumsi ini berfungsi sebagai tempat pijakan penelitian. Adapun asumsi yang akan peneliti jadikan tempat berpijak dalam penelitian ini adalah: a. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan sebuah pendidikan mempunyai beberapa bentuk yang berbeda. b. Kondisi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. 2. Hipotesis Sebelum peneliti kemukakan hoptesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti kemukakan tentang pengertian hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Hipotesis dimaksud, mestilah menjadi landasan logis dan pemberi arah bagi proses pengumpulan data serta proses penyelidikan tersebut.9 Pendapat senada juga dikemukakan Sutrisno Hadi, menurutnya hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan/jawaban sementara dari masalah

9

Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1982), hlm.62.

11

yang masih memerlukan penelitian.10 Dalam bahasa yang berbeda Arikunto mengartikan

hipotesis

sebagai

sebuah

jawaban

sementara

terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 11 Dilihat dari katagori rumusannya, hipotesis dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, hipotesis nihil (null hypothesess) yang biasa disingkat dengan Ho. Hipotesis ini adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Kedua, hipotesis alternatif yang biasa disingkat dengan Ha. Hipotesis ini adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.12 Dengan berpijak pada pengertian hipotesis di atas, maka hipotesis nihil yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Tidak ada

korelasi

antara

partisipasi

masyarakat

dengan

penyelenggaraan

pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep tahun pelajaran 2008-2009.” Sementara hipotesis alternatif yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Ada korelasi antara partisipasi masyarakat dengan penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep tahun pelajaran 2008-2009.” 10

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, 1976), hlm.8. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 64. 12 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kualitatif dan Kuantitatif, (t.t: Unesa University Press, 2007), hlm. 44-45.

12

G. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah sesuai dengan yang peneliti maksud, maka sangat penting dijelaskan terlebih dahulu batasan-batasan atau ruang lingkup peenelitian, baik dari segi materi, lokasi atau subjek penelitian mupun dari segi waktu. Pertama, dari segi materi. Pada segi materi ini peneliti akan memaparkan batasan variabel atau penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikatorindikatornya. 1. Partisipasi Masyarakat ”Partisipasi masyarakat” dalam penelitian ini berposisi sebagai variabel X. Adapun masyarakat yang peneliti maksud adalah seluruh anggota anggota komite sekolah dan wali murid di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep. Adapun indikator-indikator yang akan diukur pada variabel ini adalah, pemberian masukan, pemberian sumbangan dana, pemberian sumbangan tenaga, pemberian sumbangan alatalat atau barang penunjang penyelenggaraan pendidikan, pengawasan, serta penjagaan dan perawatan terhadap aset-aset serta nama baik Madrasah. 2. Penyelenggaraan Pendidikan ”Penyelenggaraan pendidikan” dalam penelitian ini berposisi sebagai variabel Y. Adapun penyelenggaraan pendidikan yang peneliti maksud adalah penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep. Sedangkan indikator-indikator yang akan diukur pada

13

variabel ini adalah, Pengadaan guru, pengadaan biaya, pengdaan sarana, penerimaan siswa baru dan pengadaan buku ajar Kedua, dari segi subjek dan objek penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh anggota komite sekolah, seluruh wali murid dan kepala sekolah. Sedang Objek dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk partisipasi masyarakat sebagaimana telah peneliti paparkan di atas. Lain dari itu objek penelitian dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pendidikan sebagaimana juga telah peneliti jelaskan di atas. Ketiga, dari segi lokasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda yang bernaung di bawah Yayasan Nurul Huda. Madrasah ini berada di Desa Ging-Ging Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, tepatnya di Dusun Bringin. Keempat, dari segi waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran baru (2008-2009), tepatnya pada bulan juli tahun 2008.

H. Batasan Istilah dalam Judul Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan nanti, maka Peniliti merasa perlu untuk

memberikan batasan pada istilah-istilah yang ada

pada judul skripsi ini. Pertama “Partisipasi Masyarakat”. Dalam Kamus populer, partisipasi adalah pengambilan bagian (didalamnya); keikutsertaan; penggabungan diri (menjadi peserta). Masyarakat adalah sehimpunan orang yang hidup bersama di

14

suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu.13 Dalam penelitian ini yang kami maksud dengan partisipasi masyarakat adalah pemberian masukan, sumbangan tenaga, dana, alat atau barang penunjang, pengawasan, terhadap penyelenggaraan pendidikan dan penjagaan terhadap aset-aset sekolah oleh wali murid dan anggota komite sekolah. Kedua, ”Penyelenggaraan pendidikan”. Dalam RUU Penyelenggaraan pendidikan disebutkan bahwa “Penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen-komponen sistem pendidikan pada satuan/program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional”. Dalam penelitian ini yang kami maksud dengan penyelenggaraan pendidikan adalah pengadaan guru, pengadaan biaya, pengadaan sarana, penerimaan siswa baru dan pengadaan buku ajar.

I. Sistematika Pembahasan Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam skripsi ini, maka pembahasannya diatur dalam bab demi bab. Dan secara garis besar pebahasan ini dapat digambarkan sebagai berikut: BAB I, adalah bab pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah yang menjelasakan tentang hakikat pendidikan beserta tugas ataupun tanggung 13

jawab

pemerintah

dan

masyarakat

terdap

terlakasananya

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hal. 636.

15

penyelenggaraan pendidikan di negeri ini. Lain dari itu pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang perhatian masyarakat yang mulai menurun terhadap penyelenggaraan pendidikan di MI Nurul Huda Ging-Ging Bluto Sumenep seiring dengan dilakasanakannya program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) oleh pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu. Ini menjadi persoalan penting karena sebenarnya

peran

serta

masyarakat

sangatlah

penting

dalam

sebuah

penyelenggaraan pendidikan seperti tersirat dalam UU No. 2 tahun 1989 pasal 1 ayat 2 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia. Ini apa artinya? Penyelenggaraan pendidikan seharusnya diselenggarakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenya, tidak mungkin sebuah pendidikan akan betul-betul terselenggara sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa adanya peran serta masyarakat di dalamnya. Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti membuat rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, alasan memilih judul, asumsi dan hipotesis, ruang lingkup penelitian, batasan istilah dalam judul dan sistematika pembahasan, yang kesemuanya itu peneliti cantumkan dalam bagian ini. BAB II

adalah kajian pustaka. Pada bagian ini peneliti memaparkan

tentang pengertian, dasar dan fungsi partisipasi masyarakat dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan adalah keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat terhadap suatu kegiatan atau organisasi sosial untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan bersama, yaitu

16

keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan pendidikan. Keterlibatan tersebut sangatlah penting karena telah dianjurkan dalam al-Qur’an dan dalam UU sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003. di samping itu kerena ia berfungsi untuk memastikan setiap tahap dalam penyelenggaraan pendidikan betul-betul didasarkan pada semangat

memenuhi kebutuhan

masyarakat di mana pendidikan tersebut berada. BAB III

adalah Metodologi

Penelitian. Dalam bab ini peneliti

menjelaskan tentang pengertian metodologi penelitian dan dilanjutkan dengan Rancangan penelitian yang berisi penjelasan bahwa pendekatan yang peneliti pakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi. Setelah itu teknik menentukan subjek penelitian, di bagian ini peneliti menjelaskan bahwa peneliti menggunakan sampel dikarenakan populasinya melebihi 100. Dilanjutkan dengan penjelasan teknik pengambilan data, dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Terakhir teknik analisis data, pada bagian ini peneliti menjelaskan bahwa dalam menganalisis data yang diperolah di lapangan, peneliti menggunakan teknik analisa statistik yakni korelasi product moment. BAB IV

adalah laporan penelitian. Pada bab ini peneliti akan

melaporkan kegiatan penelitian ini sejak dari persiapan, pelaksanaan, penyajian dan analisis data, pembuktian hipotesis hingga pambahasan. BAB V

adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan peneliti dan saran-

saran yang didasarkan pada hasil penelitian ini.

Related Documents

Skripsi Dedi Bab I
June 2020 31
Bab I Skripsi
December 2019 40
Skripsi-bab I
May 2020 26
Skripsi Anca Bab I
May 2020 22
Skripsi Bab I
October 2019 19
Skripsi Bab I-v
April 2020 21