Ske E Fix.docx

  • Uploaded by: nanda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ske E Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,463
  • Pages: 37
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Blok homeostasis, adaptasi, stress dan metabolisme adalah blok lima pada awal semester II dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario E yaitu Ny. Susi 35 tahun, berobat ke dokter karena mengalami penurunan berat badan secara dratis sampai 12 kg dalam 2 bulan terakhir padahal tidak menjalani program diet dan olahraga. Saat ini berat badan Susi 46 kg dengan tinggi 160 cm. Ia juga mengeluh mudah sekali merasa lelah. Selama ini Susi mengaku tidak mengalami penyakit apapun. Dokter yang memeriksa mendapatkan: tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 102x/menit saat berbaring. Namun saat berdiri, tekanan darahnya menurun menjadi 70/40 mmHg dan denyut nadi 120x/menit. Dokter memeriksa laboratorium didapatkan: kadar natrium 126meq/l, kalium 7 meq/l dan glukosa 50 mg/dl. Dokter menduga Susi mengalami penurunan hormon kortisol dan aldosteron.

1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial Tutor

: Indri Ramayanti, S.Si., M.Sc

Moderator

: Firdaus

Sekertaris meja

: Nanda Aisyah Humairah

Sekertaris papan : Nabila Tamara Anggota

: Fawas Prawiro Maryani Shelly Margaretha Gral Weilan Sari Ragil Putra Jaya U Roseline Natasza Putri G Romzi Khairullah

Waktu

: 1. Selasa, 14 April 2015 2. Kamis, 16 April 2015

Pukul

: 13.00-15.00

Peraturan : 1. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen 2. Izin saat akan keluar ruangan 3. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan 4. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam (silent).

2.2 Skenario Kasus Susi 35 tahun, berobat ke dokter karena mengalami penurunan berat badan secara dratis sampai 12 kg dalam 2 bulan terakhir padahal tidak menjalani program diet dan olahraga. Saat ini berat badan Susi 46 kg dengan tinggi 160

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

2

cm. Ia juga mengeluh mudah sekali merasa lelah. Selama ini Susi mengaku tidak mengalami penyakit apapun. Dokter yang memeriksa mendapatkan: tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 102x/menit saat berbaring. Namun saat berdiri, tekanan darahnya menurun menjadi 70/40 mmHg dan denyut nadi 120x/menit. Dokter memeriksa laboratorium didapatkan: kadar natrium 126meq/l, kalium 7 meq/l dan glukosa 50 mg/dl. Dokter menduga Susi mengalami penurunan hormon kortisol dan aldosteron. 2.3 Seven Jump Steps 2.3.1 Klarifikasi Istilah Drastis

: sesuatu yang terjadi secara tepat (kbbi:125)

Diet

: kebiasaan dalam hal jumlah dan jenis makanan dan minuman yang dimakan oleh seseorang dari hari ke hari terutama yang dirancang oleh individu yang spesifik (Dorland: 314)

Program

: rancangan mengenai asas sertausaha yang akan dijalankan. (KBBI: 114)

Lelah

:capek atau keadaan berkurangnnya produktivitas, efisiensi atau kemampuan melaksanakan kerja karena mulai atau telah terkurasnya tenaga. (Kamus kedokteran: 292)

Berbaring

: meletakkan badan dengan punggung atau sisi badan disebelah bawah; tidur-tiduran (KBBI:141)

Tekanan darah

: jumlah tenaga darah yang ditekan pada dinding arteri (pembuluh nadi ) saat jantung memompa darah keseluruh tubuh (medica.com)

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

3

Denyut nadi

: jumlah denyutan jantung per satuan waktu, biasanya per menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel (bilik bawah jantung).(kamus kesehatan.com)

Glukosa

: produk akhir metabolisme karbor=hidrat yang merupakan sumber energi utama pada organism hidup, penggunaannya dikendalikan oleh insulin (Dorland:481)

Natrium (sodium) : cairan utama dalam cairan tubuh ekstraseluler (Dorland :992) Kalium (potassium) : kation utama cairan intraseluller dan banyak bentuk garammnya yang digunakan sebagai pengganti elektrolit yang hilang dan antihipokalemia (Dorland:870) Kortisol

: glukokortikoid alami utama yang dikeluarkan oleh korteks adrenal (Dorland: 261)

Aldosteron

: hormon mineralokortiroid utama yang

disekresi oleh

korteks adrenal (Dorland :34) 2.3.2 Identifikasi Masalah 1. Susi 35 tahun, berobat ke dokter karena mengalami penurunan berat badan secara dratis sampai 12 kg dalam 2 bulan terakhir padahal tidak menjalani program diet dan olahraga. Saat ini berat badan Susi 46 kg dengan tinggi 160 cm. 2. Susi mengeluh mudah lelah dan mengalami penyakit apapun. 3. Dokter yang memeriksa mendapatkan: tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 102x/menit saat berbaring. Namun saat berdiri, tekanan darahnya menurun menjadi 70/40 mmHg dan denyut nadi 120x/menit. 4. Dokter memeriksa laboratorium didapatkan: kadar natrium 126meq/l, kalium 7 meq/l dan glukosa 50 mg/dl.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

4

5. Dokter menduga Susi mengalami penurunan hormon kortisol dan aldosteron.

2.3.3 Prioritas Masalah 1. Susi 35 tahun, berobat ke dokter karena mengalami penurunan berat badan secara dratis sampai 12 kg dalam 2 bulan terakhir padahal tidak menjalani program diet dan olahraga. Saat ini berat badan Susi 46 kg dengan tinggi 160 cm. 2.3.4 Analisis Masalah 1. Susi 35 tahun, berobat ke dokter karena mengalami penurunan berat badan secara dratis sampai 12 kg dalam 2 bulan terakhir padahal tidak menjalani program diet dan olahraga. Saat ini berat badan Susi 46 kg dengan tinggi 160 cm. a.

Berapa IMT Susi sebelum dan sesudah penurunan BB? Jawab: Ny Susi 35 Tahun, mempunyai Berat badan 46 kg dan tinggi badan 160 cm Menghitung IMT Menurut WHO dan Asien Pasific : 𝐼𝑀𝑇 = 

IMT Ny. Susi

Berat Badan Tinggi Badan 2 sebelum mengalami penurunan berat badan

sebagai berikut: 𝐼𝑀𝑇 =

=

58 (1,6 )2 58 2,56

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

5

= 22,65 Berdasarkan tabel dari Depkes RI , Menurut tabel dari Ny. Susi termasuk ke dalam golongan Normal. 

IMT Susi setelah berat badan turun 𝐼𝑀𝑇 =

=

46 (1,6 ) 2

46 2,56

= 17,968 Bila dimasukkan ke dalam tabel menurut Depkes RI, termasuk golongan kurus kelas I (Kurus tingkat ringan).( Depkes, 2004 )

b.

Berapa berat badan ideal Susi? Jawab: Berat badan ideal = 0,9 (Tinggi badan dalam cm- 100) = 0,9 (160 cm -100) = 0,9 (60) = 54 kg Jadi, pada kasus ini susi dengan berat badan 46 kg dan tinggi 160 cm tersebut belum ideal. Karna, dengan tinggi badan 160cm tersebut ideal berat badan susi seharusnya 54 kg. (Sjahmien, 2009)

c.

Apa saja faktor yang mempengaruhi keseimbangan berat badan seseorang? Jawab: Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

6

A. Faktor Genetik (Bakat kelebihan berat badan), penelitian yang dilakukan universitas Boston menemukan gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sistesis asam lemak dan kolesterol, dikatakan bahwa beberapa produk protein dalam diri seseorang yang memiliki varian gen ini cenderung menumpuk lemak karena daya inhibisi gen ini rendah terhadap lemak. Selain itu gen FTO yang terletak pada kromosom 16 manusia yang memiliki pasangan alel homozygote juga bertanggung jawab terhadap obesitas, 16,4% memiliki berat badan 3 kg lebih berat dari kebanyakkan orang dan berisiko 1,5 kali mengalami obesitas (Indriati.2009). Penelitian yang dilakukan Eiben G.(2005) dalam Health Hunters an intervention to prevent overweight and obesity in young high-risk women diperoleh kesimpulan penelitian ini adalah hasil pengumpulan data dari Health Hunters program pencegahan kelebihan berat badan menunjukan bahwa para wanita muda paling efektif menjadi resiko tinggi dalam keluarga berhubungan untuk kecenderungan menjadi kelebihan berat badan B. Regulasi termis Mekanisme regulasi termis tiap orang tidak sama dapat diperoleh dari konsumsi kalori akan menentukan seberapa besar tubuh menghasilkan energy. Dalam kondisi Laju Metabolisme basal seseorang saat beristirahat tetap membutuhkan 1 watt untuk setiap kg berat tubuhnya untuk mempertahankan energy yang dipakai untuk aktifitas organ –organ vital saat beristirahat (Indriati. 2009; Gayton & Hall, 2006;). C. Metabolisme

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

7

Stabilitas komposisi dan basal massa tubuh tiap orang memerlukan waktu yang lama untuk kesesuaian masukkan energy dan pengeluaran energy. Sekitar 27% yang mencapai keadaan normal system fungsional sel. Sebagian besarnya akan diubah menjadi panas yang diperoleh dari metabolism protein, aktivitas otot dan berbagai organ serta jaringan sel. Masukkan energy yang berlebihan akan disimpan sebagian besar berupa lemak tetapi bila mengalami kekurangan masukkan energy dapat menyebabkan massa total tubuh berkurang yang akan disesuaikan sampai sebanding dengan pemasukkan energy (Guyton & Hall. (2006); Sherwood.(2001). D. Stress Biasanya mempunyai hubungan dengan mengkonsumsi makanan yang

berlebihan,

tiap

orang

sebaiknya

mengupayakan

untuk

menghindari berbagai bentuk stress yang diakibatkan masalah rumah tangga, masalah pekerjaan yang menumpuk, atau masalah lain yang dapat mengganggu kejiwaan seseorang seperti suasana hati orang bertubuh kelebihan berat badan berbeda dengan yang memiliki tubuh langsing atau sebaliknya (Indriati. 2009) Menurut Partiwi & Purnawati dalam bedah ASI, (2008) ada beberapa jenis stress yang sering di alami ibu menyusui yang utama merasa kuatir produksi ASI yang tidak cukup untuk bayinya, selain itu ibu merasa takut terjadi perubahan pada bentuk tubuh maupun payu daranya, untuk ibu yang baru mempunyai anak pertama mengalami perubahan pola hidup dan bagi itu bekerja merasa tidak praktis untuk memberikan ASI. Akibat ibu merasa stress akan mempengaruhi produksi hormone oksitosin yang berperan dalam produksi ASI berkualitas bagi bayi. Agar pemberian ASI sebagai makanan terbaik

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

8

bagi bayi terpenuhi maka penting untuk memahami mengelola stress tersebut agar ibu tidak semakin stress. E. Istirahat Waktu tidur yang tidak cukup menyebabkan tubuh akan menjadi lemas dan mengantuk sehingga dapat menggangu kegiatan sehari – hari serta proses berfikir seseorang. Bila tidur terlalu banyak akan menyebabkan penimbunan lemak sama seperti bila kurang aktifitas atau bergerak. Waktu istirahat yang di perlukan tiap orang dalam satu hari sebanyak 6 – 8 jam dalam tidur teratur akan memperoleh badan sehat dan dapat melakukan kegiatan sehari –hari dengan baik. Anjurkan ibu beristirahat cukup untuk menghindari kelelahan yang berlebihan karena kurang istirahat akan mempengaruhi ibu memperlambat proses involusi, produksi ASI berkurang dan ketidak mampuan merawat diri sendiri dan bayinya. Gayton & Hall, (2006); Sherwood, (2001).

d.

Berapa penurunan berat badan secara normal? Jawab: Penurunan berat badan hanya diperbolehkan hanya 2 kg dalam satu bulan. Maksimum 4 kg. Sedangkan jumlah penurunan jumlah yang baik adalah 5-10 % dari bobot

badan awal pada tahap pertama, jika

dipaksakan lebih dari maka seseorang mempunyai bobot 86 kg ingin menurunkan bobot badan, maka diperbolehkan hanya 4,3–8,6 untuk tahap awal. Jika dalam satu bulan hanya menurunkan 2 kilogram, maka penurunan tahap awal bias dicapai 2,5 bulan sampai 4,5 bulan. Sintesis: Penurunan berat badan yang ideal yaitu 0,5 – 1 kg/ minggu. Bila dikonversikan dalam bentuk penghilangan lemak, maka seseorang hanya boleh mengurangi asupan kalori atau menambah output energi dengan

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

9

berolahraga sebesar 4500-9000 kalori/minggu atau sekitar 650 – 1200 kalori/ hari. Penurunan berat badan yang drastis dapat memebrikan efek yang tidak baik bagi tubuh. Tubuh akan mengalami shock karena pengurangan kadar lemak pada jaringan tubuh yang drastis. Jika tubuh melakukan pemecahan lemak (liposisis) yang banyak pasti sisa metablisme lemak yaitu badan keton akan meningkat. Badan keton seperti asetoasetat yang bersifat asam terdapat banyak didalam darah akan menyebabkan ketoasidosis. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus maka dapat menyebabkan kematian. Sumber: (Winarno, F. G.2002).

e.

Mengapa Susi mengalami penurunan berat badan secara drastis padahal Susi tidak menjalani program diet dan olahraga? Jawab: Pada kasus terjadinya penurunanan kadar hormon Aldosteron dan Kortisol menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangangan cairan elektrolit dan metabolisme. Pada Aldosteron menyebebakan terpjadinya gangguan keseimbangan elektrolit pada kalium sehingga terjadinya peningkatan kalium. Pada natrium untuk menjaga keseimbangan konsentrasi natriumnya menjadi turun sehingga menyebabkan ekskresi cairan tubuh meningkat jadi menurunkan berat badan. Sintesis: Mineralokotikoid Kerja utama hormon ini adalah untuk meningkatkan retensi Na+ dan ekskresi K+ serta H+ khususnya dalam ginjal. Contoh hormon kelompok ini adalah Aldosteron, dibuat di zona glomerulosa. Pada penurunan korisol menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme yaitu glukoneogenesis sehingga terganggunya pemebentukan asam amino menjadi glukosa menyababakan berat badan menurun. Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

10

Glukokortikoid Salah satu kerja tepenting adalah meningkatkan proses glukoneogenesis. Misalnya hormon Kortisol pada manusia, dibuat di zona fasikulata. Kortikosteon dihasilkan pada zona fasikulata dan glomrulosa namun lebih banyak ditemukan pada hewan pengerat dari pada manusia.

2. Susi mengeluh mudah lelah dan mengalami penyakit apapun. a.

Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mudah merasa lelah? Jawab: Faktor yang dapat menyebabkan seseorang mudah merasa lelah adalah: 1. Penurunan glukosa 2. Penumpukan asam laktat 3. Penurunan kadar Na+ 4.

Usia

5. Jenis Kelamin 6. Status Gizi Sumber: (Sherwood,2014) Sintesis : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang menyebabkannya.Faktor yang menyebabkan kelelahan tersebut antara lain: a. Faktor dari dalam individu 1) Usia Usia atau umur merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama masih hidup di dunia yang dihitung mulai dari manusia

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

11

dilahirkan. Para ahlipsikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok-kelompok yangdidasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain : a. Masa dewasa dini : 18 tahun – 40 tahun b. Masa dewasa madya : 41 tahun – 60 tahun Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akandiikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuanorgan akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal iniakan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan. 2) Jenis Kelamin Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan didalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupunpsikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria. 3) Status Gizi Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimanakeadaan gizi buruk dengan beban kerja yang berat akan menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

12

b.

Mengapa Susi mudah sekali merasa lelah ? Jawab: Insufisiensi Adrenal

Kadar hormon glukokortikoid menurun

Glukoneogenesis

Kadar aldosteron menurun

Pengaturan cairan elektrolit terganggu

Peningkatan Laju kecepatan pemakaian glukosa oleh sel

Na kurang Glukosa Darah menurun

Hiponatremia

Mudah lelah

Pada kasus ini Susi mengalami insufisiensi adrenal, dimana kadar aldosteron dan kadar hormon glukokortikoid menurun. Aldosteron merupakan hormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal yang mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan garam. Dijelaskan pada skenario bahwa hasil intrepretasi laboratorium Susi adalah kadar Na yang menurun (hiponatremia). Selain itu kadar glukokortikoid menurun, sehingga peningkatan laju pemakaian glukosa oleh sel dan penurunan Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

13

glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari asam amino). Dari kedua akibat kadar glukokortikoid menurun tersebut maka terjadinya penurunan glukosa darah. Dimana glukosa darah merupakan bahan bakar dari proses metabolisme tubuh. Dapat disimpulkan, bahwa susi mudah sekali merasa lelah yaitu karena terjadinya Hiponatremia dan penurunan glukosa darah yang disebabkan pengaruh penurunan hormon Aldosteron dan hormon Glukokortikoid. Dimana fungsi hormon glukokortikoid salah satunya yaitu mengatur konsentrasi gula darah (Sherwood, 2014). c.

Jelaskan berbagai jenis lelah dalam tubuh? Jawab: Lelah terbagi menjadi 2 yaitu lelah sentral dan lelah perifer. Sintesis: a. Kelelahan Pusat Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat merekrut jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam kontraksi otot. Padahal kedua hal tersebut berperan dalam besarnya potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot. Dengan demikian, berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi pengaktifan motor unit menyebabkan berkurangkan kemampuan kontraksi otot. b. Kelelahan Perifer Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena faktor di luar sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan ketidakmampuan otot untuk melakukan kontraksi dengan maksimal yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah gangguan pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik kontraksi otot, dan kesediaan energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan saraf merupakan gangguan neuromuscularjunction,

ketidak

mampuan

sarcolemma

mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga menurunkan Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

14

depolarisasi sel dan amplitudo potensial aksi. Gangguan pada saraf tersebut akan berdampak pada berkurangnya kemampuan perambatan impuls dan ketidakmampuan membran otot untuk mengkonduksi potensial aksi. Gangguan perambatan impuls sehingga menuntut frekuensi stimulus yang tinggi. (Sukidjo Notoatmojdo, 2003)

d.

Apa makna Susi tidak pernah mengalami penyakit apapun? Jawab: Dalam kasus setelah anamnesis yang dilakukan dokter, dapat disimpulkan Susi tidak mengalami penyakit apapun yang bisa menjadi sumber penyebab penurunan berat badan nya yang berlebihan ataupun. Sesuai

dengan

anamnesis

yang

telah

dilakukan,

pemeriksaan

laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang maka dokter menyatakan bahwa semua keluhan yang dirasakan Susi diakibatkan oleh penurunan kadar hormone kortisol dan aldosteron. 3. Dokter yang memeriksa mendapatkan: tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 102x/menit saat berbaring. Namun saat berdiri, tekanan darahnya menurun menjadi 70/40 mmHg dan denyut nadi 120x/menit. a. Bagaimana cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi? Jawab: Tekanan Darah Tekanan

darah

diukur

dengan

menggunakan

tensimeter

(sfigmomanometer) yaitu: 1. Melingkarkan manset pada lengan kanan 2-3 cm atau 3 jari diatas fossa cubiti anterior, 2. Kemudian tekan tensimeter di balikan sambil meraba denyut di Arteri radialis sampai kira-kira 20 mmHg diatas tekanan diastolik.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

15

3. Lalu tekanan diturunkan perlahan sambil meletakan stetoskop pada fossa cubbiti anterior diatas Arteri brachialis menggunakan stetoskop akan terdengar denyut nadi KOROTKOFf yaitu : a. Korotkoff I

: suara denyut mulai terdengar tapi masih lemah, tekanan sistolik.

b. Korotkoff II

: suara terdengar seperti bising jantung.

c. Korotkoff III

: suara menjadi mengkecil kualitasnya dan menjadi lebih jelas.

d. Korotkoff IV

: suara akan meredup sampai akan menghilang.

e. Korotkoff V

: titik dimana suara menghilang tekanan diastole

Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, tekanan distolik akan turun 10 mmHg pada saat inspirasi. Memilih tensimeter yang benar: 1.

Lebar balon yang dapat digembungkan datam manset harus sekitar 40% dari lingkaran lengan atas {sekitar 12-14 cm pada rata'rata orang dewasa)

2.

Panjang balon tersebut harus sekitar 80% dari lingkaran lengan atas (hampir cukup panjang untuk mengelilingi lengan)

3.

Jika tensimeter itu lerris aneroid, lakukanlah kalibrasi secara berkala sebelum digunakan

Prosedur pemeriksaan tekanan darah: 1.

ldealnya, minta kepada pasien untuk menghindari rokok atau minuman yang mengandung kafein selama 30 menit sebelum tekanan darah diukur dan beristirahat selama sedikitnya 5 menit.

2.

Lakukan pengecekan untuk memastikan bahwa ruang periksa benarbenar tenang.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

16

3.

Pastikan bahwa lengan yang akan diperiksa tidok rerbungkus pakaian. Tidak boleh adafistula arceriovenosa untuk dialisis, sikatriks bekas insisi arteri brakialis, atau tanda-tanda timfedema (terlihat sesudah diseksi keleniar timfu aksilaris atau terapi radiasi).

4.

Lakukan palpasi arteri brakialis untuk memastikan bahwa arteri tersebut benar-benar memiliki denyut yang aktif.

5.

Atur posisi lengan sedemikian rupa agar arteri brakialis pada fosa antekubiti terletak setinggi jantung yang secara kasar berada pada ruang sela iga ke-4 pada titik pertemuannya dengan os sternum. Jika pasien duduk, letakkan lengannya pada meia yang sedikit lebih tinggi daripada pinggang pasien; jika pasien berdiri, cobalah menyangga lengan pasien setinggi bagian tengah dadanya.

Frekuensi lantung (Heart Rate). Umumnya digunakan denyut nadi (pulsus) radialis untuk menentukan frekuensi jantung. Dengan permukaan ventral jari telunjuk dan jari tengah tangan Anda, tekan arteri radialis sampai terasa pulsasi yang maksimal. Jika iramanya terafur dan frekuensinya terasa normal, hitung frekuensi denyut arteri radialis selama 15 detik dan kemudian kalikan perhitungan ini dengan 4. Namun, jika kecepatannya sangat tinggi atau rendah yang abnormal, hitung frekuensi denyut nadi arteri tersebut selama 60 detik. Jika iramanya tidak teratur (ireguler), hasrl pengukuran frekuensi denyut nadi radialis ini harus dievaluasi dengan auskultasi jantung, karena denyut yang timbul lebih awal daripada denyut berikutnya mungkin tidak terdeteksi secara perifer dan dengan demikian akan terjadi frekuensi detak jantung serius yang disepelekan. Sumber: (Lynn Bickley, 2012) Denyut Nadi Pemeriksaan nadi biasanya dilakukan dengan palpasi A. Radialis. Bila diperlukan dapat juga dilakukan palpasi A. Brachialis di fossa cubbiti, A. Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

17

femoralis di ingualis, A. Carotis. Pada pemeriksaan nadi, perlu diperhatikan frekuensi denyut nadi, irama nadi, isi nadi, kualitas nadi dan dinding arteri. Frekuensi nadi yang normal adalah 80x menit. Bila>100x menit disebut takikardi (pulsus frequens) dan bila <60x menit disebut Bradikardia (Pulsus Rarus). Pemeriksaan denyut nadi: a) Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tenggah pada A. Radialis pasien, dari arah lateral. b) Tekan A. Radialis sampai pusasi maksimal dapat dirasakan oleh pemeriksa. c) Hitung denyut A. radialis selama 1 menit penuh. Sumber: (Thomas J. Mc Glynn dan John W. Burnside, 1995). b. Berapa tekanan darah normal? (berbaring dan berdiri) Jawab: Tekanan darah nomal berbaring dan berdiri: Sistolik : 120 mmHg Diastolik : 80 mmHg Dapat disimpulkan bahwa tekanan darah seseorang normal nya adalah 120/80 (sistol/diastole). Tekanan darah normal ini terjadi baik disegala macam posisi tubuh. Jadi tekanan darah selama berdiri, duduk, dan berbaring normal nya tetap berada di 120/80 mmHg. Namun, seperti dalam kasus yang mana tekanan darah nya lebih tinggi ketika berbaring daripada berdiri ini dapat terjadi yang mana dinamakan sebagai hipotensi postural. Sintesis: Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO Category

Optimal

Systolic

Diastolic

(mmHg)

(mmHg)

≤ 120

≤ 80

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

18

Normal

≤ 130

≤ 85

High-normal

130-139

85-89

Subgroup : Borderline

140-149

90-94

Grade 1 Hypertension (mild)

140-159

90-99

Grade 2 Hypertension (moderate)

160-179

100-109

Grade 3 Hypertension (severe)

≤ 180

≤ 110

Isolated Systolic

≥ 140

≤ 90

Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC Category

Systolic

Diastolic

(mmHg)

(mmHg)

Optimal

≤ 120

≤ 80

Normal

≤ 130

≤ 85

High-normal

130-139

85-89

Hypertension stage 1 (mild)

140-159

90-99

Hypertension stage 2 (moderate)

160-179

100-109

Hypertension stage 3 (severe)

≤ 180

≤ 110

Hypertension stage 4 (very

≤ 210

≤ 120

severe) Sumber: (Muljadi Budisetio, 2010) Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia Kategori

Sistol

Dan/atau

(mmHg)

Diastole (mmHg)

Normal

<120

Dan

<80

Pre hipertensi

120-139

Atau

80-89

Hipertensi tahap 1

140-159

Atau

90-99

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

19

Hipertensi tahap 2

≥ 160

Atau

≥ 100

Hipertensi sistol terisolasi

≥ 140

Dan

< 90

Sumber: (Muljadi Budisetio, 2010)

c. Faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah? Jawab: Faktor yang memperngaruhi tekanan darah 1. Curah jantung 2. Tahanan pembuluh darah tepi 3. Volume darah total 4. Viskositas darah 5. Kelentruran dinding arteri Faktor yang mempengaruhi denyut nadi : 1. Volume pada aorta 2. Volume darah Sumber: (Thomas J. Mc Glynn dan John W. Burnside, 1995).

d. Mengapa tekanan darah Susi lebih rendah dari tekanan darah normal? Jawab: Karena akibat dari penurunan hormon Aldosteron. Pada Aldosteron menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit pada kalium sehingga terjadinya peningkatan kalium. Sintesis: MINERALOKORTIKOID -

Zat pengatur utama adalah sistem renin-angiotensin dan kalium. Didukung oleh peran natrium, ACTH dan mekanisme neural Sistem renin-angiotensin

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

20

-

Sistem ini berperan dalam pengaturan tekanan darah dan metabolisme elektrolit

-

Hormon primer dalam sistem ini adalah angiotensin II, dibuat dari angiotensinogen yang merupakan substrat bagi renin (suatu enzim yang dihasilkan sel-sel jukstaglomerular pada renal/ginjal.

-

Posisi sel tersebut sensitif terhadap banyak regulator (faktor-faktor yang mempengaruhi) pelepasan renin yang bekerja melalui baroreseptor renal.

-

Sel jukstaglomerular juga sensitif terhadap perubahan konsentrasi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal sehingga

setiap

faktor-faktor

yang dapat menurunkan volume cairan (misal dehidrasi, penurunan tekanan darah, kehilangan cairan atau darah) akan merangsang pelepasan renin. Sumber: e. Mengapa denyut nadi Susi lebih tinggi dari denyut nadi normal? Jawab: Peningkatan denyut nadi pada kasus merupakan hasil dari kompensasi /homeostasis yang dilakukan tubuh. Peningkatan denyut nadi dilakukan karena cardiac output berkurang, dan resistensi perifer rendah yang di pengaruhi katekolamin dan kortisol secara tidak langsung. Hal ini membuat denyut jantung (heart rate) ditingkatkan agar darah tetap mengaliri jaringan-jaringan secara normal. Peningkatan denyut jantung ini di sertai dengan peningkatan denyut nadi. Sumber: (Sherwood, 2014) dan (Guyton dan Hall, 2012).

f. Mengapa tekanan dan denyut nadi Susi berubah? (peranan hormon yang berpengaruh pada kardiovaskuler) Jawab:

Sesuai

dengan

kasus,

hormone

yang

berpengaruh

pada

kardiovaskuler dalam hal ini untuk tekanan darah dan kompensasi denyut nadi adalah hormone kortisol dan ketekolamin.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

21

Sintesis: Kortisol, memiliki efek permisif. Kortisol sangat pening karena sifat permisifnya. Sebagai contoh, kortisol harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin dapat menimbulkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah). Orang yang kekurangan kortisol, jika tidak diobat, dapat mengalami syok sirkulasi pada situasi penuh stress yang membutuhkan vasokonstriksi luas dalam waktu cepat. Sumber: (Sherwood, 2014: 738)

g. Sistem organ apa yang terlibat pada kasus ini? Jawab: -

Pada tekanan darah dan denyut nadi system yang terkait adalah system kardiovaskuler.

-

Pada hormon aldosteron dan kortisol system organ yang terlibat adalah sistem endokrin.

4.

Dokter memeriksa laboratorium didapatkan: kadar natrium 126meq/l, kalium 7 meq/l dan glukosa 50 mg/dl. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium? Jawab: Pemeriksaan Elektrolit a) Natrium (Na+) Nilai normal : 135 – 144 mEq/L Ny. Susi mengalami hiponatremia b) Kalium (K+) Nilai normal: 3,6 – 4,8 mEq/L Ny. Susi mengalami hiperkalemia

b) Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

22

Nilai normal : 70 - 100 mg/dL Ny. Susi mengalami hipoglikemia Sintesis: Hiponatremia DEFINISI Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil dari 136 mEq/L darah. PENYEBAB Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air dalam tubuh.Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena. Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya. Asupan cairan dalam jumlah yang lebih

sedikit

(kadang

sebanyak

1L/hari),

bisa

menyebabkan

hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, misalnya pada gagal ginjal. Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana volume darah meningkat.Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga. Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron. Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu banyak hormon

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

23

antidiuretik.Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium dalam darah.

HIPERKALEMIA Definisi Hiperkalemia Hyperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L. Hyperkalemia adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak kalium dalam darah. Sebagian besar kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Ginjal biasanya mempertahankan tingkat kalium dalam darah, namun jika Anda memiliki penyakit ginjal - penyebab paling umum dari hiperkalemia - kadar kalium dapat membangun. Obat atau diet juga dapat mempengaruhi jumlah kalium dalam darah. Hiperkalemia dapat mengancam kehidupan dan harus segera diobati. GEJALA Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benarbenar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul. Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali). Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang. Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran sebagian) dan koma. Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

24

Sumber:

b. Apa fungsi natrium, kalium, dan glukosa pada metabolisme tubuh? Jawab: Natrium dan kalium berperan dalam aktivitas listik membran jaringanjaringan-peka-rangsang, perpindahan keduanya dari intra sel ke ekstra sel ataupun sebaliknya menimbulkan potensial aksi seperti polarisasi dan depolarisasi. Glukosa adalah precursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan, ribose dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa untuk sintesis laktosa dalam susu, dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan protein dalam glikoprotein dan proteoglikan. Sumber: (Silverthorn, 2014). c. Apa dampak kekurangan dan kelebihan natrium, kalium dan glukosa di dalam tubuh? Jawab: -

Natrium Dampak kekurangan natrium yaitu: Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku (Almatsier, 2001). Dampak kelebihan natrium yaitu:

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

25

Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan banyak minum. Kielebihan konsumsi natrium secara terus menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi (Almatsier, 2001). -

Kalium Apabila terjadi peningkatan kalium, semakin banyak saluran natrium yang diinaktifkan, eksitabilitas, eksitabilitas jantung menurun secara progresif. Penurunan K+ menyebabkan hiperpolarisasi membran sel saraf dan otot, yang juga menurunkan kepekaan jaringan.

-

Glukosa Kekurangan: menyebabkan otak kekurangan bahan bakar utam, karena otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolic. Kekurangan glukosa dalam waktu tertentu akan mengakibatkan tubuh berkompensasi dengan cara melakukan glukoneoenesis yang berasal dari protein dan lemak, akibatnya lemak dan protein dalam jaringan akan dipecah dn bila teus berlanjut dapat menybabkan defisiensi protein/asam amino dan lemak. Kelebihan: terjadi penimbunan lemak, Karena kelebihan glukosa pada tubuh akan dikonversikan menjadi lemak sebagai cadangan energi utama dalam tubuh. Sumber: (Almatsier, 2001).

5.

Dokter menduga Susi mengalami penurunan hormon kortisol dan aldosteron. a.

Apa fungsi hormon kortisol dan aldosteron dalam tubuh? Jawab:

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

26

Kortisol Fungsi hormon kortisol adalah merangsang glukoneogenis di hati, menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa oleh banyak jaringan kecuali otak, penguraian protein di banyak jaringan khususnya otot, dan mempermudah lipolisis. Fungsi utama mineralokortikoid adalah keseimbangan Na+ dan K+ serta homeostasis tekanan darah (Sherwood, 2013) Fungsi hormon glukokortikoid (kortisol) memiliki berbagai macam efek, efek tersebut adalah: -

Efek Metabolik: 1. Merangsang glukoneogenisi di hati, yaitu perubahan sumbersumber non-karbohidrat (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat (gluko artinya “glukosa”; neo artinya “baru”; genesis artinya produksi). Diantara waktu makan atau selama puasa, ketika tidak ada nutrien baru yang diserap kedalam darah untuk digunakan dan disimpan, glukogen (glukosa simpanan) di hati cenderung berkurang karena diuraikan untuk membebaskan glukosa kedalam darah. Glukoneogenesis adalah faktr penting untuk mengganti simpanan glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar glukosa darah tetap normal diantara waktu makan. Hal ini esensial karena otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakarr metabolik, tetapi jarungan saraf sama sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Karena itu, konsentrasi gluksa dalam darah harus dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak yang bergantung pada glukosa mendapat nutrien yang memadai.

2. Kortisol menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa oleh banyak jaringan kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi otak,

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

27

yang membutuhkan bahan ini sebagai bahan bakar metabolik. Efek ini, glukoneogenesis, meningkatkan glukosa darah.

3. Kortisol merangsang penguraian protein di banyak jaringan, khususnya otot. Dengan menguraikan sebagai protein otot menjadi konstituen nya (asam amino), kortisol meningkatkan konsentrasi asam amino darah. Asam-asam amino yang dimobilisasi ini tersedia

untuk

glukoneogenesis

atau

dimanapun

mereka

dibutuhkan, misalnya untuk memerbaiki jarigan yang rusak atau sintesis struktur sel baru.

4. Kortisol mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak (lipid) dijaringan adiposa sehingga asam-asam lemak dibebaskan kedalam darah (lisis artinya “penguraian”). Asam-asam lemak yang dimobilisasi ini tersedia sebagai bahan bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat mengggunakan sumber energi ini sebagai pengganti glukosa sehingga glukosa dihemat untuk otak.

-

Efek Permisif Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya sebagaicontoh, kortisol harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin dapat menimbulkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah). Orang yang kekurangan kortisol, jika tidak diobati, dapat mengalami syok sirkulasi pada situasi penh stres yang membutuhkan vasoknstriksi luas dalam waktu cepat.

-

Peran Adaptasi Stres

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

28

Kortisol berperan kunci dalamadaptasi terhadap stres. Segala jenis stres merupakan salah satu rangsangan utama bagi peningkatan sekresi kortisol. Meskipun peran persis kortisol dalam adaptasi terhadap stress belum diketahui, penjelasan yang spekulatif tetapi masuk akal sebagai berikut: manusia primitif atau hewan yang terluka atau menghadapi situasi yang mengancam nyawa harus melupakan makan.pergeseran dari penyimpnana protein dan lemak ke peningkatan penyimpnana karbohidrat dan ketersediaan glukosa darha yang ditimbulkan oleh kortisol akan membantu melindungi otak dari malnutrisi selama periode puasa terpaksa tersebut. Asam-asam amino yang dibebaskan oleh penguraian protein juga akan menjadi pasokan yang siap digunakan utuk memperbaiki jaringan jika terjadi cidera fisik. Karena itu, terjadi peningkatan cadnagan glukosa, asam amino dan asam lemak yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Aldosteron Fungsi hormon mineralokortikoid (aldosteron): Fungsi utama mineralokortikoid adalah keseimbangan Na+ dan K+ serta homeostasis tekanan darah. Tempat kerja utama aldosteron adalah di tubulus distal dan koligentes ginjal, tempat hormon ini mendorong retensi Na+ dan meningkatkan eliminasi K+ sewaktu proses pembentukan urine. Retensi Na+ oleh aldosteron akan secara sekunder menginduksi retensi H202, meningkatkan volume CES (termasuk volume plasma) yang penting dalam regulasi jangkapanjang tekanan darah. Sumber: (Sherwood, 2014).

b.

Apa dampak penurunan dan peningkatan hormon kortisol dan aldosteron dalam tubuh?

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

29

Jawab: Penurunan hormone kortisol dan aldosteron (insufisiensi) dapat menyebabkan penurunan berat badan, dan lelah seperti yang dialami oleh kasus. Sementara itu kelebihan sekresi hormone (hipersekresi) pada aldosteron dapat menyebabkan hipertensi parsial. Hipersekresi kortisol dapat menyebabkan hiperglikemia, glukosuria, kelebihan lemak tubuh dibagian-bagian khas, dan berkurang nya protein otot serta jaringan lain. Sintesis: Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder berkaitan dengan efek aldosteron yang berlebihan yaitu, retensi Na+ (hipernatremia) dan deplesi K+ (hipokalemia) dalam jumlah besar. Tekanan darah tinggi biasanya ada, paling tidak secara parsial karena retensi Na+ dan cairan yang berlebihan. Hipersekresi kortisol dapat menyebabkan glukoneogenesis yang berlebihan. Jika terlalu banyak asam amino yang diubah menjadi glukosa, tubuh mengalami kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan protein. Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa di urine) yang terjadi mirip dengan diabetes militus, penyakit ini kadang disebut diabetes adrenal. Sebagian glukosa ekstra ini mengendap sebgai lemak tubuh dilokasi-lokasi yang khas untuk penyakit ini yaitu abdomen, diatas tulang belikat, dan di wajah. Sementara itu, anggota badan lainnya tetap kurus karena terjadi penguraian otot. Sumber: (Sherwood, 2014: 741).

c.

Apa penyebab penurunan hormon kortisol dan aldosteron? Jawab: Penurunan hormone kortisol dan aldosteron dapat disebabkan oleh dua penyebab yaitu insufisiensi adrenokorteks primer dan sekunder. Insufisiensi adrenokorteks primer disebabkan oleh perusakan autoimun korteks sementara itu insufisiensi adrenokorteks sekunder Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

30

terjadi karena kelainan hipofisis atau hipotalamus yang menyebabkan insufisiensi sekresi ACTH. Sintesis: Pada insufisiensi adrenokorteks primer, sekresi semua lapisan korteks adrenal berkurang. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh perusakan autoimun korteks akibat pembentukan secara salah antibody yang menyerang korteks adrenal, dalam hal ini terjadi defisiensi aldosteron dan kortisol. Insufisiensi adrenokorteks sekunder dapat terjadi karena kelainan hipofisis atau hipotalamus yang menyebabkan insufisiensi sekresi ACTH. Dalam hal ini, hanya kortisol yang berkurang karena sekresi aldosteron tidak berkaitan bergantung pada stimulasi ACTH. Sumber: (Sherwood, 2014: 742).

d.

Apa hubungan penurunan hormon kortisol dan aldosteron dengan penurunan berat badan secara drastis dan mudah lelah? Jawab: - Penurunan Hormon Aldosteron Aldosteron

sebagai

mineralkortikoid

mengatur

Na

dan

Ka.

Aldosteron turun cairan dalam tubuh terganggu sehingga mengalami penurunan volume cairan tubuh dalam jumlah cukup besar, terjadilah penurunan berat badan. - Penurunan Hormon Kortisol Mengalami Syok -> Stressor berat -> hormonal inadekuat untuk kompensasi -> kemampuan kortisol menurun -> kortisol seandanya untuk melakukan pembentukan energi. Sumber: (Guyton dan Hall. 2014.) e.

Bagaimana mekanisme produksi hormon kortisol dan aldosteron? Jawab:

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

31

Mekanisme produksi hormon kortisol: Sekresi kortisol oleh korteks adrenal diatur oleh sistem umpan balik negatif lengkung panjang yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol. ACTH

berasal

dari

sebuah

yaitu proopiomelanokortin yang endoplasma

sel

penghasil

molekul

diproduksi

ACTH

di

hipofisis

prekursor

besar

dalam

retikulum

anterior.

Sebelum

disekresikan prekursor besar ini dipotong menjadi ACTH dan beberapa peptida lain yang secara biologis aktif, yaitu melanocyte stimulating hormone (MSH) dan β-endorfin. ACTH merangsang pertumbuhan dan sekresi kedua lapisan dalam korteks adrenal. Apabila tidak terdsedia ACTH dalam jumlah adekuat , lapisan-lapisan ini akan menciut secara bermakna, dan sekresi kortisol akan secara drastis berkurang. Sel penghasil ACTH hanya memsekresi atas perintah corticotropinreleasing-hormone (CRH) dari hipotalamus.

Kontrol umpan balik

dilaksanakan oleh efek penghambat kortisol pada sekresi CRH dan ACTH, masing-masing oleh hipotalamus dan hipofisis anterior. Sistem umpan balik negatif kortisol berfungsi untuk mempertahankan agar sekresi kortisol relatif konstan yang diselingi oleh letupanp-letupan sekresi tingkat sedang dan dipisahkan oleh periode hening, yakni sekresi minimal atau tidak ada. Jumlah kortisol yang disekresikan pada setiap letupan tidak banyak berbeda, tetapi jumlah total kortisol yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu dapat diubah dengan mengubah frekuensi letupan-letupan sekretorik. (Sherwood, 2013) -

Aldosteron Hormon kortisol dan aldosteron diproduksi oleh kelenjar adrenal khususnya di korteks adrenal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks adrenal (disebelah luar) dan medula adrenal

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

32

(disebelah dalam). Korteks adrenal mengeluarkan beberapa hormon yaitu hormon steroid, mineralkortikoid (aldosteron), glukokortikoid (kortisol) dan hormon seks (androgen). Medula adrenal juga mengeluarkan

beberapa

norepineprin,

dan

hormon

dopamin)

yaitu

dan

katekolamin

peptida

(epinefrin,

vasodilator

kuat

(adrenomedulin). Sumber : (Maulida Kharisma. 2010)

f.

Organ atau sistem yang berperan dalam memproduksi hormon kortisol dan aldosteron? (anatomi, histologi, fisiologi) Jawab: -

Fisiologi:

Sistem endokrin, salah satu dari dua system regulatorik utama tubuh, mengeluarkan hormon

yang bekerja pada sel sasaran untuk

melaksanakan aktivitas homeostatic yang antara lain berupa, mngatur konsentrasi molekul nutrient, air, garam, dan elektrolit lain. Hormon juga berperan besar dalam mengontrol pertumbuhan dan reproduksi serta dalam adaptasi stress. (Sherwood, 2014) -

Anatomi : sistem endokrin

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

33

(L. sherwood, 2014)

(R. Snell, 2008) Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

34

- Histologi: korteks adrenal terdapat 3 lapisan konsentris yaitu zona glomerulosa, zona fasiculata dan zona reticularis. Zona glomerulosa adalah lapisan korteks yang terluar, tepatnya terletak dibawah simpai, zona ini menyekresi mineralkortikoid (aldosteron). Zona fasiculata adalah lapisan korteks yang berada di tengah. Zona reticularis adalah lapisan korteks yang terdalam, zona ini menyekresi glukortikoid (kortisol dan kortikosteron) dan hormon seks (androgen).

Sumber: (Eroschenko, 2014).

6. Pandangan islam Bagaimana pandangan islam dalam kasus ini? Jawab : Pandangan islam dalam kasus ini terkandung dalam: Qs. Al-Baqarah : 286 “Allah

tidak

membebani

seseorang

itu

melainkan

sesuai

dengan

kesanggupannya.”

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

35

Qs. Yusuf : 12 “….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.” "Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit itu ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram" (HR Abu Dawud).

2.3.5 Kesimpulan Susi, 35 tahun, mengalami penurunan berat badan secara dratis dan mudah sekali merasa lelah. karena gangguan hormon kortisol dan aldosteron pada kelenjar suprenalis. 2.3.6

Kerangka Konsep Gangguan hormon suprenalis

Gangguan hormon aldosteron

Gangguan hormon kortisol

Gangguan keseimbangan metabolisme Gangguan keseimbangan natrium dan kalium

Glukosa

Hipotensi, takikardi, Berat badan turun drastis, merasaTutorial lelah Skenario E Blok 5 36 Laporan

Daftar Pustaka

Bickley, Lynn S. 2012. BATES Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC. Budisetio, Muljadi. 2010. Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi pada Penderita Usia Dewasa. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 20(2): 101-107. Dorland, Newman. 2014. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 28. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Eroschenko, Victor P. 2014. Atlas Histologi diFiore: dengan Korelasi Fungsional. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton and Hall, 2014, Fisiologi Kedokteran edisi : 12. Jakarta: Sauders elseveir. Moehji, Sjahmien. 2009. Ilmu Gizi Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti-Bhratara. Notoatmojdo, Sukidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Jakarta: Rineka Cipta. Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Snell, R., 2008. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugono, Dendy dkk. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa, Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi: 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tim Widyatama. 2009. Kamus Kedokteran. Jakarta: Penerbit Widyatama. Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Laporan Tutorial Skenario E Blok 5

37

Related Documents

Ske
June 2020 12
Ske E Fix.docx
June 2020 19
Ske Ayu.pdf
November 2019 10
Resume Ske 4.docx
June 2020 7
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113
Pertemuan 2 Ske 8 B 20.docx
November 2019 13

More Documents from "Faikhah Hastuti"