BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia secara geografis terletak pada garis khatulistiwa dan mengakibatkan iklim tropis, tetapi tidak semua wilayah di Indonesia beriklim tropis secara thermis (suhu). Daerah tropis adalah daerah dengan suhu rata-rata 20⁰C, sedangkan Indonesia biasanya mencapai suhu 35⁰C dengan kelembaban tinggi (dapat mencapai 85%). Keadaan tersebut menyebabkan berkurangnya produktivitas kerja manusia karena kondisi udara yang tidak nyaman. Suhu nyaman untuk orang Indonesia adalah 22,8⁰C – 25,8⁰C dengan kelembaban 70%. Jalan pintas yang sering ditempuh adalah dengan menggunakan AC, tetapi penggunaan cara alami sebaiknya dijalankan agar biaya yang dikeluarkan dapat berkurang. Kenyamanan termal baik di dalam ruang maupun di luar sangat dibutuhkan agar manusia dapat beraktivitas dengan baik. Szokolay (1980) dalam ‘Manual of Tropical Housing and Building’ menyebutkan kenyamanan sangat bergantung pada variabel iklim, seperti radiasi matahari, suhu, udara, kelembaban udara, dan juga angin. Di Indonesia, lamanya waktu siang dan malam mempengaruhi suhu lingkungan di sekitar bangunan danpada umumnya terasa agak sedikit menganggu, ditambah lagi dengan penghuni yang berjumlah besar. Masalah tersebut dapat dicapai melalui pendekatan pendinginan pada bangunan dengan cara menanggulangi efek negatif iklim dan memanfaatkan pengaruh yang menguntungkan.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Maksud dan Tujuan