Siroh Nabi Sulaiman.docx

  • Uploaded by: sinta
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Siroh Nabi Sulaiman.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,829
  • Pages: 4
KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM Kisah Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an yang dikemukakan dalam tulisan ini terbagi kepada dua kategori, yakni:

A. Keadaan Nabi Sulaiman Sebelum Menjadi Raja 1. Kesalehan dan ketaatan beribadah. Nabi Sulaiman sejak kecil menunjukkan kasalehan dan ketaatan beribadah, sehingga kehadirannya di tengah-tengah keluarganya merupakan karunia ilahi, terutama bagi ayahnya (Nabi Dawud as.) sebagaimana firman Allah Q.S. Shaad (38): 30  Terjemahnya: Dan kepada Dawud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaikbaik hamba. Sungguh dia sangat taat (kepada Allah). 2. Kecerdasan Nabi Sulaiman dalam pengambilan keputusan. Kecerdasan Nabi Sulaiman menjadi bukti sejarah dalam hidupnya dan diabadikan oleh Allah SWT. dalam al-Qur’an. Salah satu bukti kecerdasan Nabi Sulaiman adalah kemampuannya mengambil keputusan ketika kaumnya berselisih antara pemilik tanaman dan pemilik kambing. Karena tanaman dalam sebuah bidang tanah dimakan oleh kambing yang pemiliknya adalah orang lain, seperti yang digambaran oleh Allah dalam Q.S. Al-Ambiya/21: 78-79. Terjemahnya: Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu dirusak oleh kambingkambing milik kaumnya. Dan kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu. Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (hukuman yang lebih tepat) dan kepada masingmasing Kami berikan hikmah dan ilmu. Lebih lanjut al-Tabari mengemukakan riwayat yang berkaitan dengan hal tersebut, bahwa suatu ketika dua orang laki-laki (pemilik tanaman dan pemilik kambing) datang menghadap kepada Nabi Dawud. Pemilik tanaman berkata orang ini telah melepaskan kambingnya di tanamanku, sehingga menghabiskan tanamanku. Nabi Dawud berkata ‚pergilah dan seluruh kambing itu adalah milikmu‛. Di tengah perjalanan pemilik kambing berpapasan dengan Nabi Sulaiman lalu memberitahukan kepadanya tentang keputusan Nabi Dawud tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman menghadap kepada Nabi Dawud seraya berkata ‚sesungguhnya keputusan mengenai perkara ini tidak seperti yang engkau putuskan‛. Nabi Dawud bertanya, lalu bagaimana yang seharusnya?. Nabi Sulaiman menjawab ‚serahkan kambing itu kepada pemilik tanaman, sehingga ia dapat mengambil manfaat dari susunya, anak-anak dan bulunya. Kemudian serahkan tanaman itu kepada pemilik kambing agar dia menggarap ladang itu sehingga menjadi seperti keadaan semula. Setelah itu, masing-masing mengambil hak miliknya dimana orang yang punya tanaman mengambil ladangnya kembali, dan orang yang punya kambing mengambil kambinganya kembali. Nabi Dawud berkata ‚ya, keputusan seperti yang kamu ambil‛ dan saya ambil keputusan seperti itu‛.

B. Nabi Sulaiman Setelah Menjadi Raja 1. Nabi Sulaiman mendapat ujian. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap orang pasti mengalami ujian atau cobaan. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin tinggi pula ujian atau cobaan yang dihadapi. Demikian halnya Nabi Sulaiman juga pernah diuji oleh Allah swt. sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Saad/38: 34.

2. Kemampuan Nabi Sulaiman menundukkan angin dan melelehkan tembaga. Allah swt. telah menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman suatu kemuliaan yang belum pernah diberikan kepada seseorang pun sebelumnya yakni kemampuannya menundukkan angin. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Saad/38: 36. Terjemahnya: Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya. 3. Kemampuan Nabi Sulaiman menundukkan jin dan setan. Di antara anugerah yang diberikan oleh Allah swt. kepada Nabi Sulaiman adalah kemampuannya menundukkan jin dan setan. Mereka semua tunduk dan patuh di bawah kehendaknya. Nabi Sulaiman memerintah mereka untuk mengerjakan semua hal yang diperlukan, termasuk mendirikan bangunan dan memindahkannya, menyelam di dasar laut. Sebagaimana firaman Allah dalam Q.S. Saad/38 : 37-38; Terjemahnya: Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan (setan) yang terikat dengan belenggu. Sebagimana firman Allah dalam Q.S. Saba’/34: 12-13; Terjemahnya: Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaan) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku.) 4. Nabi Sulaiman dapat berbicara dengan burung Allah swt. menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman kemampuan berbicara dan mengerti bahasa burung dan mewarisi kekuasaan/kerajaan dari Nabi Dawud. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah swt. dalam Q.S. An Naml/27: 16-17; Terjemahnya: Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, ‚Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benarbenar karunia yang nyata. Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalau mereka berbaris dengan tertib. 5. Nabi Sulaiman Memahami Bahasa Semut Dan Kisah Nabi Sulaiman Dengan Burung Hud Hud Dan Ratu Balqis Pada suatu hari Nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh tentaranya dari para Jin, Manusia, dan Burung di suatu tempat. Pada saat perjalanannya mencapai sebuah lembah yang dipenuhi oleh semut, Ratu semut yang menyadari kedatngan tentara Nabi Sulaiman berujar “Wahai semut-semut, masuklah kedalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Nabi Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari” . Nabi Sulaiman pun tersenyum mendengar seruan Ratu semut itu, kemudian beliau berdoa sebagaimana di ilustarsikan oleh Alquran dalam QS 27:19. Dalam ayat selanjutnya diceritakan kalau Nabi Sulaiman memeriksa pasukan burung. Namun beliau tidak mendapati burung Hud-hud. Karena itu beliau bertanya-tanya saya tidak melihat burung Hud-hud, apakah dia tidak hadir?. Saya akan menghukumnya dengan keras atau menyembelihnya atau dia punya alasan yang nyata dan kuat. Tidak lama kemudian, datanglah Hud-hud dan dia berkata “aku telah mengetahui sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan”. Berita itu sebagaimana digambarkan oleh Alquran dalam QS 27: 23-26.

Mendengar berita itu Nabi Sulaiman berkata “Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan” . Berangkatlah burung Hud-hud ke tempat Ratu Balqis dan menyerahkan surat itu kepadanya. Setelah membaca isi surat tersebut Ratu Balqis mengumpulkan para pembesar kerajaannya dan meminta pendapat tentang tindakan apa yang harus dilakukan dengan datangnya surat tersebut. Para pembesar Ratu Balqis kemudian memberikan jawaban seperti dalam ayat QS 27:33 berikut. “(Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”) kami akan menaati perintahmu.” Secara tersirat, para pembesar tersebut menyarankan untuk mengangkat senjata karena secara kekuatan dirasa sanggup. Namun keputusan tetap beraada di tangan Ratu mereka. Ratu Balqis kemudian menjawab. (Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) melakukan pengrusakan di dalamnya (dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pula yang akan mereka perbuat) yang akan dilakukan oleh para pengirim surah ini. (QS. An Naml: 34). Ratu Balqis memilih untuk mengirimkan hadiah kepada si pengirim surat (waktu itu belum tahu Nabi Sulaiman a.s) sebagai bentuk beritiqad baik. “(Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”) . Utusan Ratu Balqis kemudian sampai di kediaman Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman lalu berujar kepada para utusan tersebut. (Maka tatkala utusan itu sampai) utusan ratu Balqis yang membawa hadiah berikut dengan pengiring-pengiringnya(kepada Sulaiman. Sulaiman berkata, “Apakah patut kalian menolong aku dengan harta?, apa yang diberikan Allah kepadaku) berupa kenabian dan kerajaan (lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian) yakni keduniaan yang diberikan kepada kalian (tetapi kalian merasa bangga dengan hadiah kalian itu) karena kalian merasa bangga dengan harta keduniaan yang kalian miliki . Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan para utusan tersebut untuk kembali. Tidak hanya itu, Nabi Sulaiman meminta ratu mereka untuk mendatangi Nabi Sulaiman. Bahkan Nabi Sulaiman mengancam akan mengusir mereka dari negeri mereka (negeri Saba’) jika sang ratu tidak mau datang. Hal ini tertulis dalam ayat selanjutnya. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mempunyai kekuatan untuk melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu dengan terhina dan mereka menjadi tawanan . Mengetahui Ratu Balqis memenuhi permintaan Nabi Sulaiman, maka Nabi Sulaiman memerintahkan kepada para pembesarnya untuk membawa istana Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. “(Berkata Sulaiman, “Hai pembesar-pembesar! Siapakah di antara kamu sekalianyang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?” . Permintaan Nabi Sulaiman ini kemudian disambut oleh jin ifrit. “Ifrit dari golongan jin berkata, Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmudan sesungguhnya aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya. Namun Nabi Sulaiman mengingikan yang lebih cepat. Mendengar permintaan Nabi Sulaiman, Seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab berkata, Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip, Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di

hadapannya, ia pun berkata, “Ini termasuk karunia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari, Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya, dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kayalagi Maha Mulia” . Ketika singgasana tersebut telah berada di hadapan Nabi Sulaiman, beliau berkata. “Dia berkata, “Ubahlah baginya singgasananya maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya” . Saat Ratu Balqis tiba, beliau tidak menyangka bahwa ada istana yang menyerupai istananya di Saba. Selama ini beliau berpikir beliaulah pemilik istana terindah. Saat ditanya oleh Nabi Sulaiman as: “Seperti inikah singgasanamu?” Dengan terperanjat Ratu Balqis menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku” Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Peristiwa tersebut membuat Ratus Balqis takjub dan menyadari kekurangannya. Beliau pun memohon maaf atas kekhilafaanya selama ini. “Dia (Balqis) berkata, ‚Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” 6. Kematian Nabi Sulaiman dan Tuduhannya Sebagai Ahli Sihir Pada suatu hari Nabi Sulaiman masuk ke Haekal (mihrab tempat berzikir) untuk beribadah kepada Tuhannya. Ia pun mulai mensucikan-Nya, melakukan shalat dan menyebut asma-Nya hingga ia meninggal dan berpegang pada tongkatnya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Q.S. Saba’/34: 14 Terjemahnya: “Maka ketika kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan”. Setelah menetapkan kematian Nabi Sulaiman, tidak ada yang menginformasikan kepada jin atas kematian Nabi Sulaiman itu, kecuali rayap yang masuk ke dalam tongkat Nabi Sulaiman. Karena ketika Nabi Sulaiman bertelekan pada tongkatnya, tiba tiba datang ajalnya. Ketika tongkatnya hancur dimakan rayap, lalu Nabi Sulaiman jatuh tersungkur di atas tanah. Pada saat itu jin baru mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal. Sebelumnya jin itu tetap melakukan pekerjaan rutinnya karena mereka menyangka bahwa Nabi Sulaiman tetap hidup

PENUTUP Salah satu cara untuk memperkokoh pendidikan Islam tersebut adalah dengan mendalami kisah-kisah yang sarat dengan nilai pendidikan Islam dalam al-Qur’an yang salah satunya adalah kisah Nabi Sulaiman. Dalam kisah Sulaiman tergambar bahwa beliau merupakan hamba Allah swt. yang shaleh yang keshalehannya diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an, di antaranya adalah kemampuannya mengambil keputusan ketika terjadi perselisihan antara pemilik kebun dan pemilik kambing, keteguhan iman ketika mendapat cobaan dari Allah, kemampuan memerintah angin guna dijadikan alat transfortasi, serta menundukkan jin dan setan guna dijadikan pembantu dalam berbagai kebutuhannya, kemampuan berbicara dengan semut dan burung untuk mendapatkan informasi, serta kamampuannya menunddukkan Ratu Balqis. Sumber Buku karya Dr. H. M. Amir HM, M.Ag. KISAH NABI SULAIMAN DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

Related Documents

Siroh Nabi Sulaiman.docx
October 2019 73
Siroh Nabawiyah (arabic)
December 2019 9
Nabi
May 2020 37
Nabi-nabi Blog
May 2020 32
Nama Nabi
November 2019 34

More Documents from ""

Diare.pptx
December 2019 59
Siroh Nabi Sulaiman.docx
October 2019 73
Anemia Dr Ineu 1.docx
December 2019 44
Default(2).pdf
April 2020 25
Malaria.docx
December 2019 35
Ppt Uji Protein.pptx
December 2019 38