Sinetron Dan Plagiarisme

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sinetron Dan Plagiarisme as PDF for free.

More details

  • Words: 5,364
  • Pages: 17
Sinetron dan Plagiarisme Entah disadari atau tidak, sinetron yang mendominasi layar kaca di Indonesia sebenarnya merupakan adaptasi (baca: jiplakan) dari berbagai tayangan drama yang populer di negeri asalnya seperti Korea, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Berikut daftarnya: 1. 2 Hati (Snow Angel) 2. Benar-Benar Cinta (Devil Beside You) 3. Benci Bilang Cinta (Goong/Princess Hours) 4. Benci Jadi Cinta (My Girl) 5. Berani Tampil Beda (The Magicians of Love/Ai Qing Mo Fa Shi) 6. Bintang (Huan Zhu Ge Ge) 7. Bukan Diriku (Anything for You) 8. Buku Harian Nayla (Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears) 9. Cincin (Beautiful Days) 10. Cinta Remaja (My Sassy Girl Choon Hyang) 11. Cowok Impian (It Started With a Kiss) 12. Darling (My Name is Kim Sam Soon) 13. Dua Hati Satu Cinta (Qin Shen Shen Yu Meng Meng) 14. I Love You, Boss! (Bright Girl’s Success Story) 15. Intan (Be Strong Geum Soon) 16. Janji Jaya (My Name is Kim Sam Soon) 17. Katakan Kau Mencintaiku (Sad Love Song) 18. Kawin Muda (My Little Bride) 19. Liontin (Glass Shoes) 20. Pacarku Besar Sekali - FTV (My Name is Kim Sam Soon) 21. Pangeran Penggoda (Devil Beside You) 22. Pengantin Remaja (My Little Bride) 23. Rahasia Pelangi (Love Apart a Moment) 24. Sumpeh Gue Sayang Loe (Smiling Pasta) 25. Siapa Takut Jatuh Cinta (Meteor Garden) 26. Wulan (Term of Endearment) Termasuk beberapa sinetron yang dibuat dengan meminta lisensi dari pembuat drama aslinya, seperti: 1. 2. 3. 4.

Impian Cinderella (Prince Who Turns into Frogs) Kau Masih Kekasihku (At the Dolphin Bay) Penyihir Cinta (Magician of Love) Putri Kembar (100% Senorita/Twins)

Ada yang berani memasang soal ini di koran nasional? Atau setidaknya mengajukan proposal ke MURI dengan predikat penjiplak sinetron terbanyak?

Lebih Baik Menjiplak daripada Membuat Secara ekonomis, menjiplak jelas lebih murah daripada memproduksi sendiri. Menjiplak tidak melibatkan unsur kreativitas, idealisme, risiko pasar, dan pengorbanan waktu dan tenaga yang begitu besar. Dibanding film yang berkualitas, membuat sinetron membutuhkan biaya tak lebih dari Rp 500-Rp700 juta. Dunia Tanpa Koma (DTK) yang termasuk bagus saja menelan tak kurang dari Rp 800 juta. Kalau dilihat sepintas, produsen sinetron plagiat terbesar adalah Sinemart. Kemudian disusul production house lain seperti MD Entertainment, Multivision, Frame Ritz, Soraya Intercine, dan seterusnya. Tapi konyolnya, di ending creditnya mereka menyatakan “Cerita ini bla.. bla.. adalah fiktif/karangan. Apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, alur cerita, bla.. bla.. adalah kebetulan semata.” Very funny. Buku Harian Nayla, misalnya. Dialog pemainnya, adegannya, 90% lebih sama persis dengan Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears — kecuali kualitas pemainnya yang (maaf) amatiran dan nyaris tanpa ekspresi. Film bagus yang “diadaptasi” jadi sampah. Aslinya, dorama ini diangkat dari kisah nyata berdasar buku harian Kitou Aya, yang berjuang menghadapi penyakit Spinocerebellar Degeneration yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun. Penuh air mata? Ya. Ichi Rittoru No Namida juga banyak menyimpan adegan menyentuh yang sangat indah. Di ending credit juga diperlihatkan foto asli Aya, diiringi lagu Only Human dari K, yang makin membuat sedih. Contoh lain, Benci Jadi Cinta, juga sangat persis dengan My Girl. Sinetron ini menceritakan cewek ABG yang centil dan pandai berakting. Suatu ketika, cewek tersebut (Zouyulin) tinggal serumah dengan si cowok (Gongcan) untuk berpura-pura sebagai sepupunya yang lama menghilang. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan kakek yang sedang sakit parah. Tapi lama kelamaan, timbul rasa cinta di antara keduanya — klise. Bedanya, di My Girl cewek keduanya adalah pemain tenis, sementara di Benci Jadi Cinta diganti sebagai pemain bulutangkis. Adik saya bilang, sinetron Gue Sihir Lu (Nia Ramadhani) yang bercerita tentang penyihir juga diadaptasi dari komik serial cantik “Throbbing Tonight”, yang bercerita tentang Ranze dan Makabe, anak raja setan yang dibuang ke bumi. Juga sinetron Si Yoyo yang ternyata adaptasi dari film India (maaf, saya lupa judulnya). Update: •

Sinetron Sissy, Putri Duyung, yang ditayangkan setiap hari Senin jam 19.00 sebagian besar meniru film produksi luar negeri yang berjudul Aquamarine. Kedua film ini menceritakan tentang seorang putri duyung yang tiba-tiba berubah menjadi manusia dan jatuh cinta pada manusia. Info via nthee.



• •



Sinetron Olivia ternyata juga jiplak dari film barat remaja She’s The Man yang diperankan Amanda Bynes. Cinderela Boy juga dari drama taiwan Hanazakarino Kimitachihe. Info via rina. Sinetron Candy juga merupakan adaptasi/jiplakan komik/anime lawas berjudul Candy-Candy. Info via Ira. Film Guruku Idolaku yang tayang di RCTI pukul 16.00 ceritanya mirip dengan kartun anime Gokusen. Beberapa sketsa Extravaganza ABG (yang sudah lama nggak beredar) persis dengan sketsa komedi All That di Nickelodeon. Info via Dita. Kalau Anda bisa mengkonfirmasi dan/atau menambah daftar tersebut di atas, silakan kontak ke saya.

Bagaimana Sinetron Menjajah Dunia Pertanyaannya sekarang, mengapa sinetron bisa begitu meraja lela? Kalau menurut saya: •







Masyarakat Indonesia secara umum belum bisa menilai mutu/kualitas suatu tayangan dengan akurat. Misalnya, banyak tayangan asing yang sangat laku di negara asalnya tetapi justru jeblok ratingnya ketika ditayangkan di Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Banyak masyarakat kita yang menonton televisi hanya untuk pleasure, menghibur diri. Apalagi kaum pria, yang kebanyakan menonton hanya untuk menghibur mata — selain mencari informasi dan tayangan olahraga (sepakbola). Penonton dari strata kelas menengah atas yang “sulit dibohongi” oleh sinetronsinetron murahan seperti Anda, mungkin lebih prefer untuk membaca, surfing internet, menonton DVD, bermain console game, atau hang out sebagai sarana hiburan. Kalaupun menonton televisi, pasti menggunakan satelit/TV kabel yang pilihannya jauh lebih beragam dan berkualitas. Ujung-ujungnya, sinetron akan kian diminati, permintaan pasar terus bertumbuh, dan pembodohan masal terus bergulir. Lingkaran setan yang tiada berujung.

Saya tidak bermaksud syirik dengan Raam Punjabi yang kian tajir karena dagangannya laris manis di pasaran. Saya juga tidak bermaksud menyalahkan orang-orang production house yang mungkin menyangka bahwa orang-orang kita tidak pernah menonton serial luar. Barangkali memang mereka berniat membuat karya bermutu, namun terpaksa harus realistis dan mengikuti selera pasar. Masalahnya, sinetron sebenarnya mengajarkan kita dengan hedonisme dan mengajak kita untuk bermimpi tentang gaya hidup yang serba wah. Lebih parah lagi, televisi ditonton mayoritas oleh kalangan kurang terpelajar, ibu-ibu rumah tangga, atau pembantu yang butuh waktu lama untuk menyadari bahwa mereka sedang dikibulin dengan impian kalangan atas. Begitulah selera mereka. Mereka gampang terbuai dengan kemewahan, berkhayal menjadi orang kaya, bermimpi dipersunting pangeran kaya dan tampan, membayangkan

memperistri wanita cantik dan seksi, memiliki rumah mewah dan mobil belasan, dan sebagainya. Hasilnya, kebanyakan orang Indonesia lebih suka berkhayal. Anggun pernah menjawab “bermimpi” sebagai kunci sukses karirnya saat ini. Tapi put it into action-lah yang membuat perbedaan. Antara pemenang dan pecundang. Antara kesuksesan dan fantasi tak berujung. Saya yakin Anda mungkin bisa melindungi dari serangan sinetron yang bertubi-tubi. Tapi bagaimana dengan jutaan penduduk Indonesia lainnya?

Bahaya Laten Sinetron Sampai kapan fenomena ini bertahan? Sulit ditentukan. Selama jumlah penontonnya masih bejibun, selama production house masih produktif memproduksi (baca: menjiplak), dan sampai kita masih belum tersadarkan diri, fenomena ini masih akan berlangsung lama. Yang jelas, kalau fenomena ini dibiarkan berlarut-larut, serial bagus dan membumi seperti Bajaj Bajuri atau Office Boy mungkin akan segera punah. Sinetron berkualitas seperti Dunia Tanpa Koma (DTK) bakal tak laku lagi. Tayangan berita seperti Liputan 6 dan Headline News mungkin akan segera dilikuidasi. Pembuat film/FTV indie mulai menggadaikan idealismenya. Divisi in-house production akan dimerger. Pimpinan kreatif berganti nama menjadi pimpinan copy-paste. Dan setiap televisi akan berlomba-lomba menayangkan sinetron setiap saat. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa semua yang menonton sinetron sama sekali tidak cerdas. Namun, sebelum perekonomian bangsa ini benar-benar pulih sehingga bisa menciptakan generasi intelek yang bisa menyadari bahwa dirinya sedang ditipu sinetronsinetron tersebut, saya cuma bisa menyarankan, mari kita sama-sama untuk tidak menonton sinetron. [ BC Blog Competition – KE]

Sinetron dan Plagiarisme Entah disadari atau tidak, sinetron yang mendominasi layar kaca di Indonesia sebenarnya merupakan adaptasi (baca: jiplakan) dari berbagai tayangan drama yang populer di negeri asalnya seperti Korea, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Berikut daftarnya: 1. 2 Hati (Snow Angel) 2. Benar-Benar Cinta (Devil Beside You) 3. Benci Bilang Cinta (Goong/Princess Hours)

4. Benci Jadi Cinta (My Girl) 5. Berani Tampil Beda (The Magicians of Love/Ai Qing Mo Fa Shi) 6. Bintang (Huan Zhu Ge Ge) 7. Bukan Diriku (Anything for You) 8. Buku Harian Nayla (Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears) 9. Cincin (Beautiful Days) 10. Cinta Remaja (My Sassy Girl Choon Hyang) 11. Cowok Impian (It Started With a Kiss) 12. Darling (My Name is Kim Sam Soon) 13. Dua Hati Satu Cinta (Qin Shen Shen Yu Meng Meng) 14. I Love You, Boss! (Bright Girl’s Success Story) 15. Intan (Be Strong Geum Soon) 16. Janji Jaya (My Name is Kim Sam Soon) 17. Katakan Kau Mencintaiku (Sad Love Song) 18. Kawin Muda (My Little Bride) 19. Liontin (Glass Shoes) 20. Pacarku Besar Sekali - FTV (My Name is Kim Sam Soon) 21. Pangeran Penggoda (Devil Beside You) 22. Pengantin Remaja (My Little Bride) 23. Rahasia Pelangi (Love Apart a Moment) 24. Sumpeh Gue Sayang Loe (Smiling Pasta) 25. Siapa Takut Jatuh Cinta (Meteor Garden) 26. Wulan (Term of Endearment) Termasuk beberapa sinetron yang dibuat dengan meminta lisensi dari pembuat drama aslinya, seperti: 1. 2. 3. 4.

Impian Cinderella (Prince Who Turns into Frogs) Kau Masih Kekasihku (At the Dolphin Bay) Penyihir Cinta (Magician of Love) Putri Kembar (100% Senorita/Twins)

Ada yang berani memasang soal ini di koran nasional? Atau setidaknya mengajukan proposal ke MURI dengan predikat penjiplak sinetron terbanyak?

Lebih Baik Menjiplak daripada Membuat Secara ekonomis, menjiplak jelas lebih murah daripada memproduksi sendiri. Menjiplak tidak melibatkan unsur kreativitas, idealisme, risiko pasar, dan pengorbanan waktu dan tenaga yang begitu besar. Dibanding film yang berkualitas, membuat sinetron membutuhkan biaya tak lebih dari Rp 500-Rp700 juta. Dunia Tanpa Koma (DTK) yang termasuk bagus saja menelan tak kurang dari Rp 800 juta.

Kalau dilihat sepintas, produsen sinetron plagiat terbesar adalah Sinemart. Kemudian disusul production house lain seperti MD Entertainment, Multivision, Frame Ritz, Soraya Intercine, dan seterusnya. Tapi konyolnya, di ending creditnya mereka menyatakan “Cerita ini bla.. bla.. adalah fiktif/karangan. Apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, alur cerita, bla.. bla.. adalah kebetulan semata.” Very funny. Buku Harian Nayla, misalnya. Dialog pemainnya, adegannya, 90% lebih sama persis dengan Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears — kecuali kualitas pemainnya yang (maaf) amatiran dan nyaris tanpa ekspresi. Film bagus yang “diadaptasi” jadi sampah. Aslinya, dorama ini diangkat dari kisah nyata berdasar buku harian Kitou Aya, yang berjuang menghadapi penyakit Spinocerebellar Degeneration yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun. Penuh air mata? Ya. Ichi Rittoru No Namida juga banyak menyimpan adegan menyentuh yang sangat indah. Di ending credit juga diperlihatkan foto asli Aya, diiringi lagu Only Human dari K, yang makin membuat sedih. Contoh lain, Benci Jadi Cinta, juga sangat persis dengan My Girl. Sinetron ini menceritakan cewek ABG yang centil dan pandai berakting. Suatu ketika, cewek tersebut (Zouyulin) tinggal serumah dengan si cowok (Gongcan) untuk berpura-pura sebagai sepupunya yang lama menghilang. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan kakek yang sedang sakit parah. Tapi lama kelamaan, timbul rasa cinta di antara keduanya — klise. Bedanya, di My Girl cewek keduanya adalah pemain tenis, sementara di Benci Jadi Cinta diganti sebagai pemain bulutangkis. Adik saya bilang, sinetron Gue Sihir Lu (Nia Ramadhani) yang bercerita tentang penyihir juga diadaptasi dari komik serial cantik “Throbbing Tonight”, yang bercerita tentang Ranze dan Makabe, anak raja setan yang dibuang ke bumi. Juga sinetron Si Yoyo yang ternyata adaptasi dari film India (maaf, saya lupa judulnya). Update: •



• •

Sinetron Sissy, Putri Duyung, yang ditayangkan setiap hari Senin jam 19.00 sebagian besar meniru film produksi luar negeri yang berjudul Aquamarine. Kedua film ini menceritakan tentang seorang putri duyung yang tiba-tiba berubah menjadi manusia dan jatuh cinta pada manusia. Info via nthee. Sinetron Olivia ternyata juga jiplak dari film barat remaja She’s The Man yang diperankan Amanda Bynes. Cinderela Boy juga dari drama taiwan Hanazakarino Kimitachihe. Info via rina. Sinetron Candy juga merupakan adaptasi/jiplakan komik/anime lawas berjudul Candy-Candy. Info via Ira. Film Guruku Idolaku yang tayang di RCTI pukul 16.00 ceritanya mirip dengan kartun anime Gokusen. Beberapa sketsa Extravaganza ABG (yang sudah lama nggak beredar) persis dengan sketsa komedi All That di Nickelodeon. Info via Dita.



Kalau Anda bisa mengkonfirmasi dan/atau menambah daftar tersebut di atas, silakan kontak ke saya.

Bagaimana Sinetron Menjajah Dunia Pertanyaannya sekarang, mengapa sinetron bisa begitu meraja lela? Kalau menurut saya: •







Masyarakat Indonesia secara umum belum bisa menilai mutu/kualitas suatu tayangan dengan akurat. Misalnya, banyak tayangan asing yang sangat laku di negara asalnya tetapi justru jeblok ratingnya ketika ditayangkan di Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Banyak masyarakat kita yang menonton televisi hanya untuk pleasure, menghibur diri. Apalagi kaum pria, yang kebanyakan menonton hanya untuk menghibur mata — selain mencari informasi dan tayangan olahraga (sepakbola). Penonton dari strata kelas menengah atas yang “sulit dibohongi” oleh sinetronsinetron murahan seperti Anda, mungkin lebih prefer untuk membaca, surfing internet, menonton DVD, bermain console game, atau hang out sebagai sarana hiburan. Kalaupun menonton televisi, pasti menggunakan satelit/TV kabel yang pilihannya jauh lebih beragam dan berkualitas. Ujung-ujungnya, sinetron akan kian diminati, permintaan pasar terus bertumbuh, dan pembodohan masal terus bergulir. Lingkaran setan yang tiada berujung.

Saya tidak bermaksud syirik dengan Raam Punjabi yang kian tajir karena dagangannya laris manis di pasaran. Saya juga tidak bermaksud menyalahkan orang-orang production house yang mungkin menyangka bahwa orang-orang kita tidak pernah menonton serial luar. Barangkali memang mereka berniat membuat karya bermutu, namun terpaksa harus realistis dan mengikuti selera pasar. Masalahnya, sinetron sebenarnya mengajarkan kita dengan hedonisme dan mengajak kita untuk bermimpi tentang gaya hidup yang serba wah. Lebih parah lagi, televisi ditonton mayoritas oleh kalangan kurang terpelajar, ibu-ibu rumah tangga, atau pembantu yang butuh waktu lama untuk menyadari bahwa mereka sedang dikibulin dengan impian kalangan atas. Begitulah selera mereka. Mereka gampang terbuai dengan kemewahan, berkhayal menjadi orang kaya, bermimpi dipersunting pangeran kaya dan tampan, membayangkan memperistri wanita cantik dan seksi, memiliki rumah mewah dan mobil belasan, dan sebagainya. Hasilnya, kebanyakan orang Indonesia lebih suka berkhayal. Anggun pernah menjawab “bermimpi” sebagai kunci sukses karirnya saat ini. Tapi put it into action-lah yang membuat perbedaan. Antara pemenang dan pecundang. Antara kesuksesan dan fantasi tak berujung. Saya yakin Anda mungkin bisa melindungi dari serangan sinetron yang bertubi-tubi. Tapi bagaimana dengan jutaan penduduk Indonesia lainnya?

Bahaya Laten Sinetron Sampai kapan fenomena ini bertahan? Sulit ditentukan. Selama jumlah penontonnya masih bejibun, selama production house masih produktif memproduksi (baca: menjiplak), dan sampai kita masih belum tersadarkan diri, fenomena ini masih akan berlangsung lama. Yang jelas, kalau fenomena ini dibiarkan berlarut-larut, serial bagus dan membumi seperti Bajaj Bajuri atau Office Boy mungkin akan segera punah. Sinetron berkualitas seperti Dunia Tanpa Koma (DTK) bakal tak laku lagi. Tayangan berita seperti Liputan 6 dan Headline News mungkin akan segera dilikuidasi. Pembuat film/FTV indie mulai menggadaikan idealismenya. Divisi in-house production akan dimerger. Pimpinan kreatif berganti nama menjadi pimpinan copy-paste. Dan setiap televisi akan berlomba-lomba menayangkan sinetron setiap saat. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa semua yang menonton sinetron sama sekali tidak cerdas. Namun, sebelum perekonomian bangsa ini benar-benar pulih sehingga bisa menciptakan generasi intelek yang bisa menyadari bahwa dirinya sedang ditipu sinetronsinetron tersebut, saya cuma bisa menyarankan, mari kita sama-sama untuk tidak menonton sinetron. [ BC Blog Competition – KE]

Sinetron dan Plagiarisme Entah disadari atau tidak, sinetron yang mendominasi layar kaca di Indonesia sebenarnya merupakan adaptasi (baca: jiplakan) dari berbagai tayangan drama yang populer di negeri asalnya seperti Korea, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Berikut daftarnya: 1. 2 Hati (Snow Angel) 2. Benar-Benar Cinta (Devil Beside You) 3. Benci Bilang Cinta (Goong/Princess Hours) 4. Benci Jadi Cinta (My Girl) 5. Berani Tampil Beda (The Magicians of Love/Ai Qing Mo Fa Shi) 6. Bintang (Huan Zhu Ge Ge) 7. Bukan Diriku (Anything for You) 8. Buku Harian Nayla (Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears) 9. Cincin (Beautiful Days) 10. Cinta Remaja (My Sassy Girl Choon Hyang) 11. Cowok Impian (It Started With a Kiss) 12. Darling (My Name is Kim Sam Soon) 13. Dua Hati Satu Cinta (Qin Shen Shen Yu Meng Meng) 14. I Love You, Boss! (Bright Girl’s Success Story) 15. Intan (Be Strong Geum Soon) 16. Janji Jaya (My Name is Kim Sam Soon)

17. Katakan Kau Mencintaiku (Sad Love Song) 18. Kawin Muda (My Little Bride) 19. Liontin (Glass Shoes) 20. Pacarku Besar Sekali - FTV (My Name is Kim Sam Soon) 21. Pangeran Penggoda (Devil Beside You) 22. Pengantin Remaja (My Little Bride) 23. Rahasia Pelangi (Love Apart a Moment) 24. Sumpeh Gue Sayang Loe (Smiling Pasta) 25. Siapa Takut Jatuh Cinta (Meteor Garden) 26. Wulan (Term of Endearment) Termasuk beberapa sinetron yang dibuat dengan meminta lisensi dari pembuat drama aslinya, seperti: 1. 2. 3. 4.

Impian Cinderella (Prince Who Turns into Frogs) Kau Masih Kekasihku (At the Dolphin Bay) Penyihir Cinta (Magician of Love) Putri Kembar (100% Senorita/Twins)

Ada yang berani memasang soal ini di koran nasional? Atau setidaknya mengajukan proposal ke MURI dengan predikat penjiplak sinetron terbanyak?

Lebih Baik Menjiplak daripada Membuat Secara ekonomis, menjiplak jelas lebih murah daripada memproduksi sendiri. Menjiplak tidak melibatkan unsur kreativitas, idealisme, risiko pasar, dan pengorbanan waktu dan tenaga yang begitu besar. Dibanding film yang berkualitas, membuat sinetron membutuhkan biaya tak lebih dari Rp 500-Rp700 juta. Dunia Tanpa Koma (DTK) yang termasuk bagus saja menelan tak kurang dari Rp 800 juta. Kalau dilihat sepintas, produsen sinetron plagiat terbesar adalah Sinemart. Kemudian disusul production house lain seperti MD Entertainment, Multivision, Frame Ritz, Soraya Intercine, dan seterusnya. Tapi konyolnya, di ending creditnya mereka menyatakan “Cerita ini bla.. bla.. adalah fiktif/karangan. Apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, alur cerita, bla.. bla.. adalah kebetulan semata.” Very funny. Buku Harian Nayla, misalnya. Dialog pemainnya, adegannya, 90% lebih sama persis dengan Ichi Rittoru No Namida/1 Litre of Tears — kecuali kualitas pemainnya yang (maaf) amatiran dan nyaris tanpa ekspresi. Film bagus yang “diadaptasi” jadi sampah. Aslinya, dorama ini diangkat dari kisah nyata berdasar buku harian Kitou Aya, yang berjuang menghadapi penyakit Spinocerebellar Degeneration yang dideritanya sejak umur 14 tahun sampai ia meninggal saat umur 25 tahun. Penuh air mata? Ya. Ichi Rittoru No Namida juga banyak menyimpan adegan menyentuh yang sangat indah. Di ending

credit juga diperlihatkan foto asli Aya, diiringi lagu Only Human dari K, yang makin membuat sedih. Contoh lain, Benci Jadi Cinta, juga sangat persis dengan My Girl. Sinetron ini menceritakan cewek ABG yang centil dan pandai berakting. Suatu ketika, cewek tersebut (Zouyulin) tinggal serumah dengan si cowok (Gongcan) untuk berpura-pura sebagai sepupunya yang lama menghilang. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan kakek yang sedang sakit parah. Tapi lama kelamaan, timbul rasa cinta di antara keduanya — klise. Bedanya, di My Girl cewek keduanya adalah pemain tenis, sementara di Benci Jadi Cinta diganti sebagai pemain bulutangkis. Adik saya bilang, sinetron Gue Sihir Lu (Nia Ramadhani) yang bercerita tentang penyihir juga diadaptasi dari komik serial cantik “Throbbing Tonight”, yang bercerita tentang Ranze dan Makabe, anak raja setan yang dibuang ke bumi. Juga sinetron Si Yoyo yang ternyata adaptasi dari film India (maaf, saya lupa judulnya). Update: •



• •



Sinetron Sissy, Putri Duyung, yang ditayangkan setiap hari Senin jam 19.00 sebagian besar meniru film produksi luar negeri yang berjudul Aquamarine. Kedua film ini menceritakan tentang seorang putri duyung yang tiba-tiba berubah menjadi manusia dan jatuh cinta pada manusia. Info via nthee. Sinetron Olivia ternyata juga jiplak dari film barat remaja She’s The Man yang diperankan Amanda Bynes. Cinderela Boy juga dari drama taiwan Hanazakarino Kimitachihe. Info via rina. Sinetron Candy juga merupakan adaptasi/jiplakan komik/anime lawas berjudul Candy-Candy. Info via Ira. Film Guruku Idolaku yang tayang di RCTI pukul 16.00 ceritanya mirip dengan kartun anime Gokusen. Beberapa sketsa Extravaganza ABG (yang sudah lama nggak beredar) persis dengan sketsa komedi All That di Nickelodeon. Info via Dita. Kalau Anda bisa mengkonfirmasi dan/atau menambah daftar tersebut di atas, silakan kontak ke saya.

Bagaimana Sinetron Menjajah Dunia Pertanyaannya sekarang, mengapa sinetron bisa begitu meraja lela? Kalau menurut saya: •



Masyarakat Indonesia secara umum belum bisa menilai mutu/kualitas suatu tayangan dengan akurat. Misalnya, banyak tayangan asing yang sangat laku di negara asalnya tetapi justru jeblok ratingnya ketika ditayangkan di Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Banyak masyarakat kita yang menonton televisi hanya untuk pleasure, menghibur diri. Apalagi kaum pria, yang kebanyakan menonton hanya untuk menghibur mata — selain mencari informasi dan tayangan olahraga (sepakbola).





Penonton dari strata kelas menengah atas yang “sulit dibohongi” oleh sinetronsinetron murahan seperti Anda, mungkin lebih prefer untuk membaca, surfing internet, menonton DVD, bermain console game, atau hang out sebagai sarana hiburan. Kalaupun menonton televisi, pasti menggunakan satelit/TV kabel yang pilihannya jauh lebih beragam dan berkualitas. Ujung-ujungnya, sinetron akan kian diminati, permintaan pasar terus bertumbuh, dan pembodohan masal terus bergulir. Lingkaran setan yang tiada berujung.

Saya tidak bermaksud syirik dengan Raam Punjabi yang kian tajir karena dagangannya laris manis di pasaran. Saya juga tidak bermaksud menyalahkan orang-orang production house yang mungkin menyangka bahwa orang-orang kita tidak pernah menonton serial luar. Barangkali memang mereka berniat membuat karya bermutu, namun terpaksa harus realistis dan mengikuti selera pasar. Masalahnya, sinetron sebenarnya mengajarkan kita dengan hedonisme dan mengajak kita untuk bermimpi tentang gaya hidup yang serba wah. Lebih parah lagi, televisi ditonton mayoritas oleh kalangan kurang terpelajar, ibu-ibu rumah tangga, atau pembantu yang butuh waktu lama untuk menyadari bahwa mereka sedang dikibulin dengan impian kalangan atas. Begitulah selera mereka. Mereka gampang terbuai dengan kemewahan, berkhayal menjadi orang kaya, bermimpi dipersunting pangeran kaya dan tampan, membayangkan memperistri wanita cantik dan seksi, memiliki rumah mewah dan mobil belasan, dan sebagainya. Hasilnya, kebanyakan orang Indonesia lebih suka berkhayal. Anggun pernah menjawab “bermimpi” sebagai kunci sukses karirnya saat ini. Tapi put it into action-lah yang membuat perbedaan. Antara pemenang dan pecundang. Antara kesuksesan dan fantasi tak berujung. Saya yakin Anda mungkin bisa melindungi dari serangan sinetron yang bertubi-tubi. Tapi bagaimana dengan jutaan penduduk Indonesia lainnya?

Bahaya Laten Sinetron Sampai kapan fenomena ini bertahan? Sulit ditentukan. Selama jumlah penontonnya masih bejibun, selama production house masih produktif memproduksi (baca: menjiplak), dan sampai kita masih belum tersadarkan diri, fenomena ini masih akan berlangsung lama. Yang jelas, kalau fenomena ini dibiarkan berlarut-larut, serial bagus dan membumi seperti Bajaj Bajuri atau Office Boy mungkin akan segera punah. Sinetron berkualitas seperti Dunia Tanpa Koma (DTK) bakal tak laku lagi. Tayangan berita seperti Liputan 6 dan Headline News mungkin akan segera dilikuidasi. Pembuat film/FTV indie mulai menggadaikan idealismenya. Divisi in-house production akan dimerger. Pimpinan kreatif berganti nama menjadi pimpinan copy-paste.

Dan setiap televisi akan berlomba-lomba menayangkan sinetron setiap saat. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa semua yang menonton sinetron sama sekali tidak cerdas. Namun, sebelum perekonomian bangsa ini benar-benar pulih sehingga bisa menciptakan generasi intelek yang bisa menyadari bahwa dirinya sedang ditipu sinetronsinetron tersebut, saya cuma bisa menyarankan, mari kita sama-sama untuk tidak menonton sinetron. [ BC Blog Competition – KE]

Sinetron Indonesia : Jalan cerita diatur berdasarkan rating Menyedihkan,ya itulah yang terjadi.Memang bukan hal baru kalau jalan cerita di kebanyakan sinetron Indonesia ‘di atur’ berdasarkan rating dari acara sinetron tersebut’. Dan hal itu sampai sekarang ‘kerap’ terjadi.Tayang awal dicoba mungkin 10-20 episode,dipantau ratingnya,kalau rendah,dibuat alur ceritanya cepat selesai,jika tinggi,alur cerita diada-adakan . Makanya,model syuting yang trend saat ini adalah model ‘kejar tayang’. Coba perhatikan bagi yang suka nonton sinetron, Sinetron Cinta Fitri season 2 salah satu contoh yang saat ini ‘alur cerita’ nya kelewat ‘diatur’. Dan nanti pada bulan Ramadhan,coba perhatikan sinetron Zahra atau Agso dan Madina’,apa hanya untuk bulan ramadhan saja atau melebihi berbulan bulan. Pokoknya urusan ‘bisnis’ nomer satu.Dan jika diperhatikan,sepertinya modus seperti diatas dilakukan oleh rumah produksi sinetron yang sepertinya tidak asing lagi kita kenal,ya tidak usah disebutlah.Tidak semua rumah produksi seperti itu sih,tapi yang jelas mereka yang pertama disebut tadi memang ‘pelopor’ dari masalah diatas.Selama mereka masih ‘berkuasa’ ya jangan harap ada perubahan. Beda dengan negara lain,seperti korea dan jepang yang sepertinya praktek seperti itu mungkin jarang ditemukan. Ah,biar saja KPI(Komisi Penyiaran Indonesia) yang urus mereka.Terus gebrak ya KPI

Menyedihkan,ya itulah yang terjadi.Memang bukan hal baru kalau jalan cerita di kebanyakan sinetron Indonesia ‘di atur’ berdasarkan rating dari acara sinetron tersebut’. Dan hal itu sampai sekarang ‘kerap’ terjadi.Tayang awal dicoba mungkin 10-20 episode,dipantau ratingnya,kalau rendah,dibuat alur ceritanya cepat selesai,jika

tinggi,alur cerita diada-adakan . Makanya,model syuting yang trend saat ini adalah model ‘kejar tayang’. Coba perhatikan bagi yang suka nonton sinetron, Sinetron Cinta Fitri season 2 salah satu contoh yang saat ini ‘alur cerita’ nya kelewat ‘diatur’. Dan nanti pada bulan Ramadhan,coba perhatikan sinetron Zahra atau Agso dan Madina’,apa hanya untuk bulan ramadhan saja atau melebihi berbulan bulan. Pokoknya urusan ‘bisnis’ nomer satu.Dan jika diperhatikan,sepertinya modus seperti diatas dilakukan oleh rumah produksi sinetron yang sepertinya tidak asing lagi kita kenal,ya tidak usah disebutlah.Tidak semua rumah produksi seperti itu sih,tapi yang jelas mereka yang pertama disebut tadi memang ‘pelopor’ dari masalah diatas.Selama mereka masih ‘berkuasa’ ya jangan harap ada perubahan. Beda dengan negara lain,seperti korea dan jepang yang sepertinya praktek seperti itu mungkin jarang ditemukan. Ah,biar saja KPI(Komisi Penyiaran Indonesia) yang urus mereka.Terus gebrak ya KPI

Menyedihkan,ya itulah yang terjadi.Memang bukan hal baru kalau jalan cerita di kebanyakan sinetron Indonesia ‘di atur’ berdasarkan rating dari acara sinetron tersebut’. Dan hal itu sampai sekarang ‘kerap’ terjadi.Tayang awal dicoba mungkin 10-20 episode,dipantau ratingnya,kalau rendah,dibuat alur ceritanya cepat selesai,jika tinggi,alur cerita diada-adakan . Makanya,model syuting yang trend saat ini adalah model ‘kejar tayang’. Coba perhatikan bagi yang suka nonton sinetron, Sinetron Cinta Fitri season 2 salah satu contoh yang saat ini ‘alur cerita’ nya kelewat ‘diatur’. Dan nanti pada bulan Ramadhan,coba perhatikan sinetron Zahra atau Agso dan Madina’,apa hanya untuk bulan ramadhan saja atau melebihi berbulan bulan. Pokoknya urusan ‘bisnis’ nomer satu.Dan jika diperhatikan,sepertinya modus seperti diatas dilakukan oleh rumah produksi sinetron yang sepertinya tidak asing lagi kita kenal,ya tidak usah disebutlah.Tidak semua rumah produksi seperti itu sih,tapi yang jelas mereka yang pertama disebut tadi memang ‘pelopor’ dari masalah diatas.Selama mereka masih ‘berkuasa’ ya jangan harap ada perubahan. Beda dengan negara lain,seperti korea dan jepang yang sepertinya praktek seperti itu mungkin jarang ditemukan. Ah,biar saja KPI(Komisi Penyiaran Indonesia) yang urus mereka.Terus gebrak ya KPI

klo aku sendiri sih anti ama yg namanya sinetron. sinetron bisanya cuman ngandalin tampang pemain. berapa banyak sih pemain sinetron yg pernah mendalami ilmu peran? produser,sutradara,pemeran sinetron dll cuma mikir ttg cari duit. ga sadar kalo tiap profesi itu punya tanggung jawab. kenapa? ya krn mereka bukan profesional di dunia ilmu peran. ga pernah belajar buat ton2an yg bagus, yg mendidik masyarakat... penontonya juga sama aja. ga sadar klo udah dibodohin... Sign in untuk memberikan suara! mirip2 sama siput lah karena produser film itu selalu ngeliat rating. mereka cari sinetron tipe apa yang ratingnya (jumlah penontonnya) tinggi. dan dibuat lah sinetron2 seperti itu SELAMA ratingnya masih tinggi. sama seperti film bioskop. banyak banget kan yang pocong2an. itu juga gara2 ratingnya tinggi. sinetron jaman sekarang itu kebanyakan dishoot per harian. hari ini shoot, besok tayang. or kadang siang shoot, malem tayang. itu supaya mereka bisa jaga ratingnya. Contoh: kalo bawang merah yang jahat tiba2 jadi baik dan rating sinetronnya turun, dalam waktu dekat bawang merahnya pasti dirubah jadi jahat lagi buat naikin rating. mirip2 sama siput lah karena produser film itu selalu ngeliat rating. mereka cari sinetron tipe apa yang ratingnya (jumlah penontonnya) tinggi. dan dibuat lah sinetron2 seperti itu SELAMA ratingnya masih tinggi. sama seperti film bioskop. banyak banget kan yang pocong2an. itu juga gara2 ratingnya tinggi. sinetron jaman sekarang itu kebanyakan dishoot per harian. hari ini shoot, besok tayang. or kadang siang shoot, malem tayang. itu supaya mereka bisa jaga ratingnya. Contoh: kalo bawang merah yang jahat tiba2 jadi baik dan rating sinetronnya turun, dalam waktu dekat bawang merahnya pasti dirubah jadi jahat lagi buat naikin rating. Sinetron Jihan mendapat rating tertinggi di bulan Ramadhan ( Hasil Survei AGB Nielsen Minggu Pertama September dengan share 22% ) membuat sinema Jihan digemari pemirsa yang tak mengikuti shalat Tarawih di Masjid. Apa yang membuat sinetron ini digemari??? Mengingat tahun-tahun sebelumnya, Indosiar jarang mendapat rating tertinggi untuk sinetron. Rating sinetron selalu dirajai RCTI dan SCTV. Malah rating

tinggi JIHAN ini membuat SUCI yang tadinya mau bertahan lama, akhirnya harus mengakhiri masa tayang karena pemirsa sudah mulai bosan dan sekarang diganti dengan sinetron Karissa yang diharapkan juga sukses dengan share lebih 22% pemirsa. Di jam yang sama, sinetron-sinetron yang sudah punya nama seperti Cerita SMA, Khanza, dan Chelsea. Selain itu, pemain-pemain baru dan berkarakter yang lebih fresh. Padahal, sebenarnya sama dengan sinetron lain yang penuh intrik, kekerasan, nangis-nangis, marah-marah, tema gadis yang lugu, menderita di awal cerita dan akan mendapat kebahagiaan menjelang episode pamungkas. Yang membedakan pengambilan pemandangan alam dan lokasi yang bagus juga cerita yang sesuai dengan pemirsa Indosiar. Nah, ini lho sinetron Indosiar. Feel-nya dapet banget!!! Jadi buat Gentabuana tetap bina hubungan baik dengan Indosiar. Ok. Gak usah ganti nama dengan yang lain untuk ganti image. Gentabuana udah OK koq namanya. Malah kemaren bikin perusahaan baru ya PT. PIRAMID CITRA PERKASA malah gak sukses karena ya belum terkenal. Lagi, sinetron JIHAN ini melambungkan nama Imel Putri Cahyati dan Ditmar Hadi. Kini, artis Gentabuana Paramita tak lagi dipandang sebelah mata. Aktingnya pun OK. Udah saatnya, masuk ke panggung infotainment untuk lebih exist. Originally posted by totti_2000 Sekarang bener² ancur dunia sinetron kita ::down:: semuanya hanya menjual mimpi belaka.. parahnya lagi.. cenderung memberi contoh yg gak baik.. apalagi sinetron yg dikonsumsi para anak muda dan abg.. ::devil:: masa... gue pernah liat scene dimana cewek ama cowok masih sma.. ngomongin masalah check in.. wah makin ancur nih indonesia.. kalau mau ancur boleh lah.. tapi jangan mencemarkan yg lain juga.. ::sebel:: di pelosok daerah yg budayannya masih ketimuran.. lama² terinfiltrasi juga dengan propaganda sex bebas, narkoba, kekerasan dan lain lain dari sinetron tersebut.. belum lagi sinetron mistik.. ::sleep:: come on.. kapan indonesia bisa maju.. kalau semuanya hanya mengharap materi.. demi memenuhi perolehan rating ::fu:: guys... sinetron apa aja yg bener² mau lo cela.. posting di sini yah.. ::belizlol:: Iya tuh, padahal konsumsinya sinetron itu khan gak cuma buat kalangan2 tertentu aja, harus bisa menjadi hiburan yang gak cuma menghibur aja, tapi pesan2 yang harus disampaikan khan juga harus jelas::jagoan:: Tapi lebih parahnya lagi ya..., artis2nya yang pada sok ngartis dan tingkah lakunya pada pera2, meskipun gak semuanya lho, tapi sok ngartisnya itu lho yang justru ngebuat mereka gak bisa improve skill-nya mereka sendiri untuk bisa jadi lebih baik.......::sakaw::

Rating Sinetron Terlanjur Cinta Jeblok Pasca Berakhirnya CF3 — Terlanjur Cinta (TC), sinetron yang dibintangi Ririn Dwi Ariyanti dan Andrew Andika ini sejak Cinta Fitri Season 3 menghabisi masa tayangnya, rating TC yang biasanya lumayan bagus di sekitar angka 4.0% lebih, kini jeblok di sekitar 2.0%. Apakah akan bernasib sama seperti Cinta Bunga Season 2 (CiBung2 eps. terakhir hanya berating 1.9%, walaupun rating jeblok, namun pengakhiran cerita bagus, happy ending) yang akan segera diakhiri? ( semoga saja tidak. Kenapa sih tayangan program televisi sampai sekarang masih mengacu pada rating dari Nielsen? (ya mau gimana lagi, yang ada baru ini, tapi cukup baguslah daripada ga ada indikatornya sama sekali, rating ini juga cukup mewakili koq, sukses buat Nielsen, kalau bisa ditambah/diperluas, tidak hanya di 10 kota besar, jangan hanya 30-40% dari masyarakat Indonesia yang dijadikan random sampling), cerita bagus kadang rating jeblok, cerita amburadul kadang malah ratingnya tinggi. Ini hanyalah soal kesetiaan pemirsa pada tayangan tersebut berdasarkan lama durasinya ia menonton). Cinta Fitri Season 3 adalah sinetron yang sangat fenomenal tahun 2009. Episode terakhir season ini tembus angka rating yang boombastis…, 12.6%. CF3 juga memberi keberkahan tersendiri bagi sinetron SCTV, rating Melati Untuk Marvel (MUM) dan TC terangkat naik. Tapi semenjak CF3 berakhir, rating MUM dan TC turun. Keberkahan itu datang untuk Mega Sinetron RCTI. Rating sinetron RCTI –yang selama CF3 berada di puncak, hanya berkisar di angka 4.0% –kini menjadi mantap dan naik ke angka 5.0% – 7.0%. Kini rating TC kurang bisa diharapkan. Tapi ya, angka rating segitu wajarlah untuk tayangan di atas pkl. 21.30 WIB. Apakah usai Shireen Sungkar ujian, Cinta Fitri Season 4 segera memulai syuting dan ditayangkan? Walaupun ratingnya kurang nendang pasca ending CF3, Cerita TC masih bagus. Tokoh Murni sudah lebih berani dan cerdas dari sebelumnya.

Pada episode beberapa waktu lalu, Murni sudah mengetahui kalau Mama Muthia hanyalah berpura-pura baik padanya. Tapi, karena ia masih menghormati Mama Muthia sebagai ibu mertuanya, ia tidak mengatakan/mengadukan sikap culas mertuanya itu pada Papa Burhan. Tapi trio Tante Katro a.k.a Tania-Mama Muthia-Shalimar terus berusaha memojokkan dan menyingkirkan Murni. Shalimar tidak rido jika Ridho menjadi milik Murni. Sementara Murni selalu memamerkan kemesraan dan perhatian yang diberikan Ridho, suami tercintanya. Bagaimana Murni bertahan menghadapai orang-orang culas di sekitarnya? Saksikan kisah cinta penuh romantisme yang dibumbui berbagai konflik ini dalam Gala Sinetron Terlanjur Cinta yang tayang setiap hari pkl. 21.30 di Saluran SATU UNTUK SEMUA. Semoga TC tetap menyajikan cerita menarik buat pemirsa setianya.

Related Documents