Shaum Dan Pendidikan Rohani

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Shaum Dan Pendidikan Rohani as PDF for free.

More details

  • Words: 668
  • Pages: 2
Mutiara Ramadhan Haluan

Shaum dan Pendidikan Rohani Oleh Buya H. Masoed Abidin Pendidikan Rohani menanamkan akidah imaniyah sedari dini, dimaksudkan secara hakiki adalah mempertalikan makhluk dengan Khaliq. Akidah Tauhid, mempercayai hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah selain dari pada-Nya. Kalimat Tauhid adalah kalimat thayyibah. ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS.Ibrahim, 14 : 24-25). Takwa, artinya terpelihara. Orang yang bertakwa selalu memelihara diri untuk senantiasa mengerjakan apa- apa yang disuruhkan oleh Allah. Dan juga memelihara diri dari apa yang dilarangkan oleh Allah. Takwa dirumuskan, "mengerjakan yang disuruhkan dan meninggalkan yang dilarangkan oleh Allah." Ada unsur kepatuhan kepada Allah semata. Lebih dalam lagi, setiap yang dikerjakannya, dan semua yang ditinggalkannya, adalah karena Allah semata. Hanya karena mengharapkan redha Allah. “Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Lihat Firman Allah dalam QS.25:74.). Takwa adalah buah dari iman. Bukan sekadar polesan dari luar. Maka dapat dimengerti, takwa adalah sikap jiwa yang mengakar dari iman. Takwa letaknya di hati (sambil Rasulullah menunjuk ke dada beliau. Dan diucapkan sampai tiga kali). Rumusan Rasulullah tentang peranan takwa dalam pembentukan jiwa manusia selalu bersandar kepada kekuasaan Allah semata. Firman Allah menerangkan, “ Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).( Lihat di dalam QS. 11 : 49.) Berapa ciri dasar orang bertakwa, antara lain, ”Memiliki sikap perbuatan terpuji. Memiliki kesabaran yang tinggi. Tidak angkuh dan tidak sombong. Tidak diperbudak benda, dan mampu menguasai benda/materi untuk mengejar redha Allah.” Dalam Firman Allah, juga disebutkan sifat mutttaqin itu, Tidak berbuat kerusakan dan kebencanaan dalam hidup. Firman Allah menyebutkan bahwa, “Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa

yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Lihat juga QS.28:83-84.) Manusia bertakwa Menjadi panutan di tengah kehidupan. Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa". (Lihat QS.7:128.) Manusia bertakwa memiliki ciri yang khas ; “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.(QS.Ali Imran : 103-105) Dalam perjalanan hidup orang bertakwa memilih yang terbaik. Senantiasa bertindak dengan perangai terpuji. Tidak pernah terhalang dirinya untuk berbuat kebaikan, karena keyakinan tauhid yang dianutnya. “ Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"(QS.Qashas : 74). Orang muttaqin menyambut amal baik dengan ikhlas dan tidak pernah menolak berjihad di jalan Allah, satu sikap paling menonjol dalam wahyu Allah SWT. “ Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (Lihat di dalam QS. 9 : 44.). Semoga Ramadhan kita dengan ibadah yang dilakukan secara ikhlas ini menjadikan kita lebih mudah mencapai derajat takwa. Amin. Wassalam < [email protected] >

Related Documents


More Documents from ""