Sgd 1 Modul Jiwa (perilaku Aneh) Fixx.docx

  • Uploaded by: metha
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sgd 1 Modul Jiwa (perilaku Aneh) Fixx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,648
  • Pages: 15
STEP 1 -

-

-

-

Waham paranoid : keyakinan penderita akan suatu kelompok yang mau merugikan atau mencederai dirinya, sering diucapkan berulang2 : “mereka akan menghancurkan saya karena iri kepada saya” Gerakan stereotipik : gerkan berulang dan ritual postur tubuh atau ucapan yang diucapkan oleh pasien seperti: melambaikan tangan, menyilangkan kaki dll Halusinasi akustik phonema : persepsi panca indra terutama indra pendengaran tanpa adanya rangsangan reseptornya, seolah2 mendengar sesuatu ttp orang lain tida dpt mndengar, ada 2 : phonema : terdengar sperti kalimat, akuosma : terdenngar kacau Fungsi okupasi : pelayanan kesehatan yang melayani gangguann fisik dan mental dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan selanjutnya, mencakup motori kasar dan halus dan kognitif Zat psikoaktif : suatu bahan yang bekerja secara selektif pada otak yang menyebabkan perubahan mental, perilaku, emosi, persepsi dan kesadaran sistem saraf otak Fungsi psikososial : cara berperilaku terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk berbicara. Obat antipsikotik atipikal : obat generasi baru yang digunakan untuk gangguan psikotik, untuk penderita skizofrenia, Stresor psikososial : kondisi psikis dan lingkungan sosial yang memicu terjadinya stres

STEP 2 1. Apa yang dimaksut dengan gangguan jiwa? 2. Apa saja macam2 gangguan jiwa 3. Apa pengertian dari stresor dan apa saja bentuk stresor yang dpt mempengaruhi kasus penderita (kualitas dan berapa banyak paparannya)?

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Apakah itu fungsi global dan apa saja fungsi global? Mengapa pasien mengalami penurunan fungsi okupasi dan psikososial? Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau kurang lebih 10 hari? Mengapa pada pemeriksaan status mental didpatkan waham paranoid, gerakan strereotipik, halusinasi akustik phonema? Adakah ada kaitan pasien yang ditinggal menikah caln suami dengan kondisi pasien saat ini? Sebut dan jelaskan macam-macam waham! Apa diagnosis dan DD dr skenario? Apa saja yang dinilai dr px status mental dan interpretasinya? Apa saja etiologi dan faktor resiko pada skenario? apa saja tatalaksananya dan edukasi keluarga terhadap pasien?

STEP 3 1. Apa yang dimaksut dengan gangguan jiwa? Suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg secara klinis bermakna, disertai adanya penderitaan (gejala yg menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dg peningkatan resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting, apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi perilaku, psikologis atau biologis pd individu (DSM-IV). 2. Apa saja macam2 gangguan jiwa

a. Gangguan jiwa ringan (Neurotik) Neurotik ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis dimana tidak ada rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut. Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak sesuai dengan harapan. Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia. b. Gangguan jiwa berat (Psikotik) Psikosik merupakan gangguan penilaian yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis tersebut. Psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut.  

Organik Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi Fungsional Tidak ada gangguan di otak, penyebabnya idiopatik

   Ggn. Mental Organik

   

Delerium Dementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organic Sindroma waham organic Sindroma afektif organic Sindroma Kepribadian organik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat

Gangguan Psikotik

Ggn. Psikotik Fungsional

   

Skizofrenia Gangguan afektif berat Gangguan Paranoid Psikosis Non Organik lainnya

(Psychiatry and medicine, Universitas Brawijaya) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-kharisatun-5764-2-babii.pdf 3. Apa pengertian dari stresor dan apa saja bentuk stresor yang dpt mempengaruhi kasus penderita (kualitas dan berapa banyak paparannya)?

Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa Ed. 2

4. Apa itu fungsi global dan apa saja fungsi global?

Disebut juga global functional assesment utk melihat fungsi psikologis,kerja dan sosial.digunakan oleh dokter jiwa, Bisa digunakan utk menentukan pengobatan dan kontradiksi pengobatan.

5. Mengapa pasien mengalami penurunan fungsi okupasi dan psikososial? 6. Mengapa pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau kurang lebih 10 hari?

Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-muslikha-5364-2-babiikk.pdf 7. Mengapa pada pemeriksaan status mental didpatkan waham paranoid, gerakan strereotipik, halusinasi akustik phonema? 8. Adakah ada kaitan pasien yang ditinggal menikah calon suami dengan kondisi pasien saat ini? 9. Sebut dan jelaskan macam-macam waham! Jenis – jenis waham :  Waham dikejar

: penderita merasa dikejar2 olah orang lain

 Waham curiga

: penderita merasa selalu di sindir oleh orang lain.

 Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau disiksa oleh orang lain  Waham curiga

: pasien merasa selalu disindir oleh orang lain (curiga

terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi diartikan spt menyindir dirinya)  Waham cemburu

: pasien merasa sll cemburu pd orang lain, cth : penderita sll

cemburu dg pasangannya (berlebihan)  Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan pasien yg didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.  Waham somatic

: keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasian, cth :

keyakianan bahwa otak penderita mencair, jantung bocor²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

10. Apa diagnosis dan DD dr skenario?

11. Apa saja yang dinilai dr px status mental dan interpretasinya? 12. Apa saja etiologi dan faktor resiko pada skenario?  Etiologi

Secara umum belum jelas penyebab pastinya, tetapi beberapa teori telah dikeluarkan untuk menjelaskan etiologi. a. Benhard rudyanto sinaga, FKUI 1. Model diathesis stress 

Terjadi intregasi dari faktor biologis, psikososial dan lingkungan



Faktor biologis : terkait kromosom 1, 3,5,11 dan kromosom X

2. Model neurobiologist Bergantung pada perkembangan saraf masa kehamilan. Pada pasien ditemukan beberapa penurunan fungsi otak sehingga muncul beberapa gejala, seperti i.

Gejala negative

: akibat penurunan fungsi lobus frontal

ii.

Gejala positif : peningkatan aliran darah di temporo medial

iii.

Penurunan atensi

: hipoaktivitas di korteks singulat anterior

iv.

Retardasi motorik

: hipoaktivitas ganglia basalis

v.

Gg. Bicara

vi.

Disorganisasi : peningkatan aliran darah di singulat dan striatum

vii.

Halusinasi

: rendahnya metabolisme glukosa di area broca

: perubahan aliran darah di hipokampus, parahipokampus, dan

amigdala. viii.

Waham

: peningkatan aliran darah di temporo medial kiri

b. Kaplan i.

Genetic

ii.

Biokimia

iii.

Psikososial

iv.

Teori infeksius

 Faktor resiko a. Usia dan jenis kelamin Skizofrenia prevalensinya sama antara laki-laki dengan wanita, tetapi ada perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki memiliki onset skizofrenia lebih awal dibandingkan dengan wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15-25 tahun; untuk wanita usia puncak adalah 25-35 tahun. Pada umumnya hasil akhir untuk pasien skizofrenik wanita adalh lebih baik dibandingkan dengan hasil akhir pasien skizofrenik laki-laki. b. Musim kelahiran

Bahwa orang yang kemudian menderita skizofrenia lebih mungkin dilahirkan di musim dingin dan awal musim semi dan lebih jarang dilahirkan di akhir musim semi dan musim panas. c. Distribusi geografis Secara historis, prevalensi skizofrenia di timur laut dan barat amerika serikat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. d. Angka reproduksi Adanya pernikahan antara dua orang yang menderita skizofrenia menjadikan peningkatan dua kali lipat resiko jumlah anak yang dilahirkan menderita skizofrenia. e. Penyakit medis 80% dari semua pasien skizofrenik mempunyai penyakit medis bermakna yang terjadi bersama-sama dan sampai 50% keadaan tsb mungkin tidak terdiagnosis. f.

Kepadatan populasi

g. Hubungan dengan penggunaan dan penyalahgunaan zat h. pertimbangan cultural dan sosioekonomi (Sinopsis Psikiatri, Kaplan dan Saddock) 13. apa saja tatalaksananya dan edukasi keluarga terhadap pasien? a. Farmakoterapi Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998) antara lain : 1) Anti Psikotik Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain : a) Chlorpromazine Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral. b) Trifluoperazine

Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis awal : 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari. c) Haloperidol Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis awal : 3×0,5 mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat antipsikotik secara intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan obat pada dosis yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain harus diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15 mg/hari Difehidamin Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari 3) Anti Depresan Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatik. Dosis : 75300 mg/hari. Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik. Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform, kelainan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-gejala insomnia dan ansietas. Obatobat yang termasuk anti ansietas antara lain: Fenobarbital

: 16-320 mg/hari

Meprobamat

: 200-2400 mg/hari

Klordiazepoksida : 15-100 mg/hari

b. Psikoterapi Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang berlebihan dapat meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena disadari bahwa tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai raguragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas. Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan berkata : “Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui setiap mis persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu klien memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.

Psikiatri, David A. Tomb Psikiatri, I. M. Ingram fkep.unand.ac.id/images/ASKEP_Klien_Waham.ppt

STEP 4

Related Documents


More Documents from "Yustisya Ineke Febyan"