2. Terapi Anti Sikotik.pptx

  • Uploaded by: metha
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2. Terapi Anti Sikotik.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,034
  • Pages: 25
TERAPI ANTI PSIKOTIK Oleh: Dr.H. Ahmadi NH., SpKJ.

PSIKOFARMAKO TERAPI GANGGUAN JIWA Oleh: Dr. H. Ahmadi NH., SpKJ Bag Psikiatri FK Unissula Semarang

Prinsip Umum Psikofarmakoterapi • Terapi organik/somatik/biologik: suatu usaha utk memodifikasi atau mengkoreksi perilaku, pikiran atau perasaan/emosi yang patologis dg zat kimia, obat atau cara fisik lainnya. • Terapi organik bersifat empiris, mrpk terapi terpilih utk psikopatologi ggn jiwa.

PSIKOTROPIKA •Adalah: obat yg bekerja scr selektif pd SSP dan mempunyai efek utama pd aktivitas mental (pikir, perasaan, dan perilaku, dll.) •Penggolongan psikotropika menganut: kesamaan efek, susunan kimiawi dan mekanisme kerja. •berdasar efek klinis, psikotropika dibagi: antipsikosis, antimania, antidepresan dan hipnotik sedatif.

• Efek klinis: efek primer, efek lain/ skunder. Keduanya dpt bermanfaat utk terapi • Sesuai efek klinisnya obat tsb dapat masuk dlm golongan yang lain • Efek idiosinkrasi tjd krn hipersensitivitas, sedangkan efek toksik krn overdosis/intoksikasi • Respon terapi bersifat individual, perlu prinsip titrasi dosis, pengaturan dosis sbb.: - Dosis awal (dosis anjuran) - Dosis efektif (dosis mulai berefek) - Dosis optimal (mampu mengendalikan gejala) - Dosis maintenen (dosis pemeliharaan) - Tapering off

PSIKOTROPIKA • • • •

ANTI PSIKOSIS ANTI MANIA ANTI DEPRESAN HIPNOTIK SEDATIF

ANTIPSIKOSIS (Neuroleptik/Ataraktik/Ma.tranquilizers) • Untuk sindrom psikosis yaitu ggn jiwa berat yg ditandai oleh hendaya berat dlm nilai realita, fungsi mental dan kehidupan sehari-hari (psikosis akut, skizofrenia, ggn skizotipal, ggn waham, ggn skizoafektif, psikotik non organik lain dan Psikosis krn kondisi medis umum atau akibat zat) • Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin, alfa adrenergik dll.

Prinsip penggunaan Antipsikotik • Menentukan dan sesuaiakan dg gejala target • Gunakan yg telah berespon baik sebelumnya atau berdasarkan profil efek samping yg ada • Lama minum obat 4-6 minggu dosis adekuat, bila tdk efektif ganti dg kelas berbeda. Perhatikan pula respon buruk (sedasi kuat, distonia akaut) dan ketidak patuhan minum obat bisa diganti sblm 4 minggu.

•Hindari penggunaan lebih satu obat, kecuali resisten bisa dikombinasi misal dg karbamazepin (tegretol). Pertahankan dg dosis efektif serendah mungkin atau dg dosis rumatan.

Mekanisme kerja • Hipotesis sindrom psikosis: hiperaktivitas neurotransmitters dopamine sentral • Antipsikotik tipikal: memblokade dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine receptors antagonists). • Antipsikotik-atipikal: disamping blokade reseptors dopamine, juga blokade pada reseptor serotonin (serotonin-dopamine antagonists), sigma reseptor, reseptor lain.

Farmakokinetik • Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan dan sistem organ. • Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam. • Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po dan 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan berikatan dg protein plasma. • Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas neuroleptik bervariasi. • Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata.

Indikasi • • • • •

Ggn psikosis organik dan fungsional Ggn mood/afektif (fase mani, cemas) Ggn kepribadian Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik

Indikasi Terapetik • Psikosis idiopatik/Fungsional • Psokosis skunder/penyebab organik-zat. • Agitasi parah dan Perilaku kekerasan (bisa juga obat: Benzodiazepin, Barbiturat) • Gangguan pergerakan (penyakit Huntington, Tik, Tourette, dll) • Indikasi lain: nyeri krinis, mual, emesis, cegukan, pruritus.

Kontra indikasi • • • • • • • •

Penderita hipersensitif Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium Sindroma neuroleptik malignan Ggn berat faal hati,ginjal Depresi sumsung tulang, ggn darah Kehamilan dll.

Kontra indikasi • Riwayat respon alergi serius • Telah menelan zat yg dpt berinterraksi dg antipsikotik dg menginduksi depresi ssp (spt: alkohol, opioid, opiat, barbiturat, benzodiazepin) atau delirium kolinergik (contoh: otropin, skopolamin, fensiklidin) • Ggn jantung, hepar berat. • Resiko tinggi kejang kausa organik atau idiopatik. • Glaukoma sudut sempit.

Potensi dan efektifitas • Bervariasi tergantung golongan, dosis dan respon individu. Tdk ada yang lebih unggul dari yg lain • Berdasar potensi/efektivitas ter dpt : 3 gol • Potensi/efektif kuat: dosis kecil, efek skunder: ekstrapiramidal/parkinsonism, cocok untk sindrom:apatis, autitik, hipoaktif • Potensi/efektif lemah: dosis besar, efek skunder: sedasi, hipotensi ortostatik, otonomik, cocok utk sind: hiper aktivitas motorik, gaduh gelisah, agresif, agitasi, destruktif dan sulit tidur • Potensi sedang

Efek samping • Sedasi dan inhibisi psikomotor • Ggn otonomik: hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-defekasi, tio meningkat – mata kabur, hidung tersumbat, ggn irama jantung • Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) • Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia, agranulositosis)

Klasifikasi Kelas antagonis resertor dopamin • Antipsikotik tipikal: - Phenothiazine - Dihidroindole - Thioxanthene - Butyrophenone - Dibenzoxazepine - Benzamide - Diphenylbutyylpiperidine • Antipsikotik atipikal: - Benzisoxazole - Dibenzodiazepine

Antipsikotik Konvensional/Tipikal 1.Gol phenothiazine:

a.rantai alifatik: Chlorpromazine ( 25, 100 mg), Levomepromazine (25 mg) b.rantai piperazine: Trifluperazine (1,5 mg), Perphenazine & Fluphenazine(2,5;5;25mg) c.rantai piperidine: Thioridazine (50, 100 mg)

2. Butyrophenone: Haloperidol 1,5; 2; 5 mg (Haldol, Serenace, dll), Droperidol, Spiroperidol. 3. Diphenyl-butyl-piperidine: Pimozide 2, 4 mg (orap) 4. Gol Benzamide: Sulpiride (200 mg, 50 mg) 5. Dihidroindole: Molindone

Golongan atipikal/generasi 2 • Gol Benzisoxazole: risperidone /Risperdal (1,2,3 mg) • Gol Dibenzodiazepine: - Clozapine: Clozaril (25,100) - Quetiapine: Seroquel (25,100,200 mg) - Olanzapine: Zyprexa (5,10 mg) • Benzamide: Sulpiride (Dogmatil), Raclopride, Remoxiprine

Potensi-efektivitas • Potensi kuat: dosis kecil => efek primer antipsikotik, efek sekunder yg sering: ggn ekstrapiramidal. • Potensi lemah, efek primer <=dosis besar, efek skunder yg sering: sedasi + ggn otonomik • Potensi sedang, diantara keduanya.

Skema efek samping Anti Psikotik ! Mg.Eq ! Poten ! Sedasi!Otnm!Eks.P -Chorpromazin 100 + +++ +++ ++ -Thioridazin 100 + +++ +++ + -Sulpiride 200 + + + + -Levomepromaz 25 ++ ++++ + + + -Clozapine 25 ++ ++++ + -Perphenazine 8 +++ + + +++ -Trifluoperazine 5 +++ + + +++ -Flupenazine 5 +++ ++ + +++ -Haloperidol 5 +++ + + ++++

Pengaturan dosis • Mempertimbangkan efek primer (efek klinis) 2-4 minggu, efek skunder (efek samping) 2-6 jam • Waktu paruh 12-24 jam , pemberian obat 1-2 x perhari. • Dosis pagi dan malam bisa beda, sesuai kebutuhan. • Mulai dg dosis awal/dosis anjuran 2-3 hr –> dosis efektif, evaluasi 2 miggu –> dosis optimal, pertahankan 8-12 minggu (stabilisasi) –> diturunkan setiap 2 minggu –> dosis maintenance –> pertahankan 6 bln - 2 thn (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu –> tapering off (dosis turunkan tiap 2-4 minggu) –> stop.

Related Documents

Terapi
June 2020 40
Terapi Perilaku 2.docx
June 2020 11
Anti
June 2020 23

More Documents from ""