BAB I MINTA PERTOLONGAN HANYA KEPADA
ALLAH 1
1. MENYERAH BERARTI KALAH Pelajaran yang sangat berharga bagi manusia yaitu dengan kehadiran
binatang yang
bernama cicak. Kehadirannya diharapkan bisa mengajarkan dan mengasah pikiran kita yang sudah tumpul, karena banyak sekali mengeluh dalam mengarungi hidup ini. Cicak telah mengajarkan kepada kita bagaimana berikhtiar dan bertawakkal di dalam mencari penghidupan. Ikhtiar dan tawakkal itu sangat penting, karena kedua hal tersebut bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh manusia. Jika ikhtiar saja sementara tawakkal diabaikan,maka yang terjadi adalah kesombongan. Sebaliknya jika hanya bertawakkal, namun mengesampingkan ikhtiar, tentunya yang terjadi adalah khayalan atau angan-angan. Semenjak zaman Nabi Adam as sampai Adam Jordan saat ini, tidak pernah kita mengetahui dan mendengar bahwa cicak
berunjuk rasa dan melakukan demontrasi besar-
besaran untuk menuntut jatah makanan supaya mudah didapat yang dipimpin oleh Serikat Pekerja Cicak- cicak Seluruh Dunia ( SPCSD ).
Makhluk yang bernama cicak ini, senantiasa
selalu qona’ah dalam menerima ketetapan yang diberikan Allah termasuk masalah makanan. Keseriusan dan kesungguhan dalam mencari makanan tetap dilakukan walaupun makanannya berupa makhluk yang bersayap. Itu semua dilakukan dengan senang hati dan penuh harap tanpa berkeluh kesah. Sejatinya, manusia harus berterima kasih
atas kelebihan yang
diberikan
Allah
dibandingkan makhluk lain. Segala potensi yang ada merupakan alat untuk menjalani dan menggapai kehidupan ini. Panca indera, akal dan pikiran merupakan fasilitas yang cukup sempurna. Selayaknya harus dimanfaatkan secara maksimal, bukan sebaliknya dikerdilkan atau dimumikan. Budaya keluh kesah dan menyerah sesungguhnya bagian dari ciri- ciri seorang pecundang. Seperti prosa yang pernah ditulis oleh Idrus, salah seorang sastrawan Angkatan 45 yaitu “Banyak jalan menuju Roma”. Sungguh jika dikaitkan dengan realita kehidupan saat ini, merupakan sindiran pedas jika kita mau mensikapi dengan positif. Artinya bahwa, tidak ada jalan buntu
dan kusut dalam menjalani hidup ini, yang ada sesungguhnya adalah usaha
maksimal dilalui dengan kesungguhan, optimis serta penuh harap. Jika kita berusaha Allah pasti kan memberikan jalan.
[ Artinya : Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.QS Ath-thalaaq (65):2-3 ] Hanya saja hasilnya sangat bergantung dari seberapa besar usaha yang telah kita lakukan demi mewujudkan cita- cita tadi. Sikap pasrah dan menyerah sesungguhnya bukanlah bagian dari ajaran islam. Karena nabi kita tidak pernah mengajarkan seperti itu. Baik di kitab suci maupun sabdanya tidak
2
terdapat satupun tentang dibolehkan dan dianjurkan untuk menyerah. Bahkan yang ada adalah sikap optimis untuk meraih apa yang ingin kita capai. Begitu banyak pelajaran berharga yang pernah diberikan oleh Rasulullah SAW di dalam memotivasi umatnya agar tidak pantang menyerah, seperti yang terjadi dalam perang Badar. Ketika itu umat muslim hanya berjumlah 300 orang, sementara di pihak musuh berjumlah 1000 orang. Bagaimana mungkin kemenangan akan diraih dengan jumlah yang sedikit, sementara pihak musuh tiga kali lipat jumlahnya. Secara logika bahwa umat muslim pada waktu itu tidak akan menang. Bahkan akan menurunkan nyali untuk berperang, sehingga berbalik ataupun menyerah . Namun apa yang terjadi, nabi kita ternyata memberikan semangat kepada para sahabatnya bahwa jumlah yang sedikit belum tentu kalah, sebaliknya bisa meraih kemenangan. Karena nabi tahu bahwa dibalik semua itu pasti Allah akan memberikan pertolongan. Betapa banyak kelompok yang sedikit dapat mengalahkan yang banyak, dengan catatan harus penuh keyakinan dan terorganisir dengan baik. Sehingga Allah wujudkan keinginan mereka dengan memberikan kemenangan kepada pasukan islam pada waktu itu. Pengalaman menarik juga pernah dialami oleh pasukan islam di dalam menaklukan Eropa yang dipimpin oleh Thariq Bin Ziyad. Pada waktu itu Thariq memimpin pasukan islam dengan menggunakan kapal. Namun alangkah terkejutnya mereka, ketika tiba di sebuah daerah ternyata pasukan musuh jauh lebih banyak melebihi apa yang dimiliki oleh pasukan islam. Dalam kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin akan menciutkan nyali umat muslim dan akhirnya pasukan akan mundur. Sehingga pada waktu itu Thariq harus memutar otak dengan membakar kapal mereka agar pasukannya tidak berpikir untuk melarikan diri dan kembali ke kapal. Akhirnya rencana tersebut berhasil, seluruh pasukan pada waktu itu turun ke daratan dan melakukan peperangan sehingga umat islam meraih kemenangan. Sejatinya jika kita terjatuh, hendaknya bangun. Jika kita mengalami sakit, haruslah berobat. Bukankah setiap bayi akhirnya bisa berjalan, dikarenakan buah dari kesungguhan yang tanpa menyerah dan berputus asa ?. Walaupun tentunya harus merasakan sakitnya jatuh berkali- kali. Implikasi jika... maka ..... ini mengajarkan kepada kita bagaimana harus bersikap optimis dan berusaha, bukan sebaliknya apatis dan lemah.
2. KESEDIHAN YANG TERUJI Hidup ini tidak pernah lepas dengan ujian dan cobaan, karena memang keduanya itu diberikan untuk menentukan kualitas keimanan seseorang. Siapapun orangnya, baik tua ataupun muda, baik pejabat ataupun rakyat semuanya pasti akan diuji dan dicoba. Semakin tinggi keimanan seseorang, maka akan semakin hebat pula ujian yang akan diberikan. Sebaliknya, semakin lemah iman seorang maka akan semakin rendah pula cobaan yang didapat. Itulah lika liku kehidupan.
3
[ Artinya : Dia lah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, QS Al-mulk(67) : 2 ] Sebagian orang bisa untuk tetap tegar bahkan semakin dekat kepada Allah ketika ujian dan cobaan datang menghampirinya. Hal ini mengapa bisa dilakukan?, jawabnya adalah karena memang mereka tahu bahwa semua itu adalah bagian dari menguji kualitas keimanan dan mendewasakan dirinya. Namun begitu, banyak juga orang yang semakin jauh dari NYA. Hal ini terjadi, karena mereka belum siap dalam menerima cobaan tersebut. Perasaannya tidak akan mau menerima dan pikirannya selalu diselimuti dengan kegelisahan dan buruk sangka, sehingga selalu berpikir bahwa musibah, ujian maupun cobaan hanya terjadi pada dirinya dan tidak dialami oleh orang lain. Apakah kesedihan dan tangisan yang dilakukan dapat menjadikan dan mengembalikan tubuh kita menjadi kuat dan kekar ?. Apakah dengan tangisan yang berkepanjangan akan membuat orang yang meninggal hidup lagi ?. Apakah kesedihan yang berlarut-larut atas kehilangan miliknya, menjadikan barang yang hilang akan kembali ?. Apakah kesedihan dan air mata yang membasahi pipi mampu menjadikan kekasih hati kembali bersama kita ?, atau apakah semua kesedihan yang kita munculkan mampu menjadi pengobat hati yang sedang luka ? . Jawabnya adalah tidak . Orang yang larut terus-menerus di dalam kedukaan atas cobaan yang dialami, tentunya merasakan ada sesuatu yang akan hadir di dalam kehidupannya. Disangkanya air di padang pasir, namun setelah didekati ternyata hanyalah sebuah fatamorgana. Disangkanya ia merupakan obat atas kedukaan yang dialami, penawar atas racun
yang ada, penghibur hati
yang sedang luka. Ternyata, ia merupakan penyakit yang akan membebani di dalam hati. Semakin lama ia bersemayam di dalam tubuh, maka semakin lama pula kedukaan itu hilang dari peraduan. Semua itu sebenarnya karena kebodohan saja, sehingga tanpa disadari akan menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan. Namun, yang harus disadari adalah :
“ Apakah
kesedihan yang dialami, baik berupa kematian, kehilangan harta, ditimpa penyakit bahkan lebih hebat dan dahsyat lagi dari itu hanya diberikan kepada dirinya sendiri?, tidak dengan yang lain?”. Apakah Allah hanya menimpakan ujian dan cobaan hanya kepada kita sendiri ?, kan tidak ?. Karena kita bukan hidup di ruang hampa, namun kita hadir di dalam sebuah komunitas yang saling berinteraksi satu dengan yang lain. Saling merasakan kesedihan ketika saudaranya ditimpa kesususahan, dan berbahagia ketika saudaranya juga merasakan kebahagiaan. Itulah sesungguhnya hakikat dari teman sejati. Jadi, pikiran seperti itu hanya menunjukkan sikap egois, tidak mau menerima realita yang ada dan tidak pasrah atas ketetapan yang telah Allah berikan. Jika demikian, sungguh merupakan prasangka yang harus dibuang jauh- jauh, bahkan tidak boleh ada lagi di dalam kehidupan kita. Sesungguhnya Allah Maha Kasih dan Sayang kepada setiap hamba, dan Allah Maha Tahu kepada siapa ujian itu diberikan. Kapan waktu yang tepat ujian dan cobaan itu diberikan ?
4
tentunya Allah yang tahu. Tidaklah ujian dan cobaan itu diberikan, kecuali karena sudah dalam design Sang Pencipta. Semua makhluk yang diuji, memiliki kadar dan bobot yang sama dengan kemampuannya. Dan ketika Allah memberikan ujian dan cobaan tersebut karena memang Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kita memang sanggup menerima dan memikulnya. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT :
[Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, QS AlBaqoroh(2) : 286] Hanya saja karena kita merasa tak sanggup menerima ujian tersebut, maka akhirnya kita tak sanggup memikulnya . Seperti seorang yang bertubuh besar ingin mengangkat sebuah beban yang ringan. Namun karena yang ada di dalam pikirannya bahwa ia tak sanggup untuk memikulnya, maka beban itupun tak berahsil untuk diangkat. Tepatlah apa yang dikatakan Allah dalam Hadits Qudsi bahwa : “Aku tergantung dari prasangka hamba KU “. Jadi, walaupun tubuh kita kekar dan kuat, baik seorang kiyai, ulama, ustadz ataupun pejabat dan hartawan. Namun siapapun orangnya, tetap saja mengalami dan merasakan kesedihan. Hanya saja kesedihan itu tidak boleh berlarut- larut sehingga melanggar aturan syariah. Oleh karena itu, semakin taqwa seseorang maka akan semakin tinggi pula ujian yang diberikan kepadanya. Ibarat peribahasa, semakin tinggi sebuah pohon maka akan semakin kuat pula angin yang berhembus. Hanya emosi dan kedangkalan dirinyalah yang mengatakan bahwa ujian itu seakan- akan terlalu berat untuk diterima. Coba kita bayangkan bahwa untuk mendapatkan pendidikan dan tingkatan yang lebih tinggi saja, seorang siswa/ mahasiswa harus melalui ujian dan seleksi yang sungguh ketat dan materinyapun sangat sepadan dengan tingkatannya, sehingga kemampuannya diakui oleh sekolah ataupun orang lain. Begitu juga dengan yang namanya keimanan, ternyata perlu diuji agar terlihat mana yang tinggi ataupun rendah. Bagi orang yang beriman, ujian dan cobaan merupakan langkah terbaik di dalam mendewasakan dirinya dan semua itu adalah sarana ataupun alat untuk menguji sampai sejauh mana kualitas keimanannya. Manusia tidak dibiarkan begitu saja untuk mengatakan bahwa ia beriman sebelum diuji oleh Allah.
[ Artinya : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi, QS Al- Angkabut (29) : 2 ] Orang mukmin sesungguhnya memiliki pikiran yang bersih bagaikan putihnya salju tanpa noda. Pikiran itu telah larut dan bercampur menjadi satu dengan kecintaan dan kerinduan bersama Allah. Mereka merasakan kebahagiaan dan kedamaian karena
mendapatkan
kesempatan diberikan ujian oleh Allah. Oleh karena itu, tidak sepatutnya bagi orang yang telah
5
ber’azam dengan bertuhankan Allah, bernabikan Muhammad SAW, dengan mempercayai takdir baik maupun buruk, merasa menyesal dan bersedih terus menerus ketika ujian melanda dirinya. Justru dengan mengambil hikmah serta mengembalikan semua urusan hanya kepada Allah, menunjukkan ketangguhan dan ketahanan terhadap ujian yang diberikan. Bukan sebaliknya sedih berkepanjangan, lari dari penderitaan, menyesali atas kejadian bahkan berburuk sangka yang terlalu berlebihan. Allah tidak akan membiarkan kita sedih berkepanjangan, bahkan do’a yang penuh kesungguhan akan melunakkan untuk diijabah oleh NYA. Semakin kita lari dari ujian dan cobaan yang diberikan, bukanlah solusi terbaik dalam mensikapinya. Sebaliknya akan menjadi penyakit yang tetap bertahan dan akan membinasakan diri sendiri. Bukankah Rasulullah SAW telah memberikan contoh teladan yang sangat banyak dan berharga kepada kita semua selaku umat muslim dalam menghadapi segala macam ujian dan cobaan ?. Jadi sehebat apapun ujian, cobaan maupun musibah yang datang dalam kehidupan kita haruslah disikapi dengan arif dan bijaksana. Penuh dengan kesabaran, karena dibalik kesabaran pasti ada kesuksesan. Bahkan seorang motivator pernah mengatakan bahwa begitu banyak ujian dan cobaan yang datang berturut-turut di dalam kehidupan kita, menunjukkan bahwa semakin dekatnya kesuksesan yang diinginkan. Jangan mencoba untuk hendaknya semakin dekat kepada NYA, ketika
lari dari Allah, namun
kita berlaku sabar dan pasrah, tentunya kita
akan mendapatkan sebuah kekuatan yang amat dahsyat bahwa Allah akan menolong . Kesedihan tidak hanya dialami oleh manusia, namun dirasakan oleh binatang. Seekor induk kucing juga mengalami kesedihan, ketika anaknya mati, begitu juga sebaliknya. Makhluk ini juga punya perasaan yang sama dengan manusia. Mengalami kedukaan dan kegembiraan. Namun sekali lagi, ternyata binatang pun mampu menahan kesedihannya dan selanjutnya tetap berjuang untuk bertahan hidup. Bukan hanya manusia biasa seperti kita, bahkan para nabipun
yang notabene
merupakan orang pilihan sering mengalami ujian dan cobaan. Seperti yang dialami oleh Nabi Ya’kub as yang merasa kehilangan anak kesayangannya yaitu Yusuf, dan setelah lama masa penantian itu, akhirnya buah hati tercintanya kembali juga dan menjadi salah seorang Rasul Allah. Begitu juga dengan
di kemudian hari ternyata
nabi kita Muhammad SAW pernah
mengalami kedukaan atas meninggalnya Ibrahim, anak laki- laki satu- satunya. Kepergian Khadijah sebagai istri tercinta dan pertama yang telah berjuang hidup bersama dalam suka dan duka, ditambah lagi dengan meninggalnya Abu Thalib, sang paman pembela perjuangannya. Itu semua bagian dari kedukaan yang berturut-turut dialami oleh nabi kita. Namun pada waktu itu, kesedihan tidak sampai berlarut- larut, seperti yang dialami oleh kita selaku manusia biasa. Tentunya
semua itu tidak dilakukan oleh Rasulullah SAW, karena memang beliau adalah
uswatun hasanah ( contoh teladan ) dalam segala hal kehidupan. Kesedihan juga terjadi ketika Nabi Muhammad SAW bersama sahabat tercintanya Abu Bakar Shiddiq, yang sekaligus mertuanya. Pada waktu itu mereka sedang berada di Gua Tsur, ketika itu akan berangkat hijrah ke Madinah. Tampak di raut wajah Abu Bakar yang sedang merasa khawatir, sedih dan takut jika persembunyian mereka diketahui. Pada
saat itulah
Rasulullah SAW menenagkan hatinya dengan mengatakan “ la tahzan innallaha ma’ana” =
6
Jangan bersedih , sesungguhnya Allah bersama kita. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman NYA :
[ Artinya : Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita, QS Taubah(9) : 40 ]
3. MENELUSURI LORONG WAKTU "Al-waqtu kash-shaif (Waktu itu bagaikan pedang)”. Begitulah pepatah arab yang sangat masyhur sering kita dengar. Pepatah ini mengandung pengertian, jika pedang dimanfaatkan dan digunakan oleh si empunya untuk kebaikan, maka ia akan mendatangkan manfaat yang banyak. Misalnya untuk membela dan mempertahankan agama dari tindak kezholiman musuh yang berusaha untuk membunuh. Sebaliknya, jika kita salah dalam menggunakannya, maka akan membunuh banyak orang dan bisa- bisa membunuh dirinya sendiri. Begitulah tamsilan pedang terhadap waktu dalam kehidupan manusia. Jika waktu dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya, maka dipastikan akan mendatangkan manfaat yang sangat banyak bagi si pemiliknya. Namun sebaliknya jika waktu terlewatkan dan terbuang dengan percuma, tentunya akan menyebabkan si pemiliknya mengalami kerugian, karena usianya berlalu dengan sia- sia. Begitu pentingnya waktu bagi kehidupan manusia, sampai- sampai Allah bersumpah dengan waktu. Kebiasaan membiarkan waktu pergi dengan sia-sia tentunya akan merugikan diri sendiri. Karena waktu yang telah hilang dan pergi tidak akan bisa kembali lagi. Kita hanya bisa masuk melalui lorong waktu untuk melihat dan mengevaluasi apakah yang telah dilakukan selama ini, apakah mengandung kebaikan atau keburukan, bermanfaat atau tidak ? . Tentu hanya kita yang mengetahuinya. Kita juga tidakkan bisa kembali ke masa lalu dan mengulang sejarah kedua kalinya, karena hidup ini memiliki masanya sendiri. Seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang ulama besar dengan mengatakan : “Ketahuilah bahwa setiap kita tersusun dan sangat bergantung dari waktu, maka ketika tiap detik, menit, jam, hari , minggu, bulan, bahkan tahun telah berlalu itu sama artinya diri dan jiwa kita telah berkurang sehingga usia kita pun pada hakikatnya berkurang. Untuk itu perlu kiranya mengisi waktu dengan berbagai macam kebaikan dan prestasi sehingga kita tidak akan menyesal. Budaya Fastabiqul-khairat juga hendaknya menjadi jargon di dalam mengisi waktu yang ada. Betapa ruginya kita, jika usia yang telah berlalu selama ini ternyata terbuang dengan percuma tanpa menorehkan kebaikan, sebaliknya setiap hari hanya disibukkan dengan mencari kelemahan orang lain atau membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Ibarat pepatah “ Semut di seberang lautan terlihat, namun gajah di pelupuk mata tiada terlihat”. Oleh karena itu Allah telah mengingatkan kita melalui firmanNya .
7
[ Artinya : demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran, QS Al-Ashri-(103) : 1-3 ] Tanpa disadari, bahwa waktu begitu cepat meninggalkan kita. Baru saja kita lahir ke dunia, namun tiba- tiba sudah balita, remaja, dewasa, orang tua, bahkan saat ini sudah manula. Baru saja kita bangun di pagi hari, namun sekarang sudah malam. Saat ini, usia semakin senja, rambut sudah beruban, gigi sudah
banyak yang copot bahkan matapun sudah tidak bisa
melihat dengan jelas. Itu semua pertanda bahwa berkurangnya kenikmatan yang diberikan Allah SWT. Seorang muslim yang baik, tentu akan berpikir dua kali dalam memanfaatkan waktu. Dirinya tidak rela waktu terbuang dengan percuma, apalagi yang mendatangkan kemurkaan Allah. Karena waktu yang hilang berpeluang untuk menjadi buah simalakama bagi si empunya. Ia akan menjadi bumerang penyesalan disaat orang lain mengalami kesuksesan. Mari kita coba untuk menghitung, seberapa banyak waktu yang terlewatkan dengan percuma di dalam hidup . Kita ketahui bahwa dalam 1 hari jatah waktu yang Allah berikan kepada setiap orang adalah 24 jam. Jika dikonversikan ke dalam satuan menit menjadi 1440 menit. Hasil ini didapat dari 24 x 60 menit = 1440 menit. Bagi seorang muslim, waktu yang ada itu tentunya digunakan dengan berbagai aktivitas seperti : Untuk Sholat
= 5 kali x 10 menit = 50 menit
Untuk Makan
= 3 kali x15 menit = 45 menit
Untuk tidur
= 7 jam = 7 x 60 menit = 420 menit
Untuk istirahat
= 2 jam = 2 x 60 menit = 120 menit
Untuk bekerja
= 8 jam = 8 x 60 menit = 480 menit
Total
= 1115 menit
Jika dikonversikan ke dalam jam adalah 1115 : 60 = kurang lebih 18 jam. Kita ketahui bahwa satu hari itu 24 jam. Sementara waktu yang terpakai adalah 18 jam sehingga terdapat selisih yaitu 6 jam. Itu artinya ada 1/4 atau 25 % setiap hari waktu yang terbuang dengan percuma. Ini masih satu hari, bagaimana jika ternyata kita sudah hidup di muka bumi ini selama 17 tahun, itu artinya ada sebanyak 17 tahun x 6 jam x 365 hari = 37.230 jam. Jika dikonversikan ke hari menjadi 37.230 : 24 jam = 1551 hari, dan jika dibagi dalam tahun = 1551 : 365 = 4 tahun lebih. Gambaran secara matematis ini menyadarkan kita bahwa selama 17 tahun hidup di dunia, ternyata 4 tahun waktu yang terbuang dengan percuma dan sia-sia. Apakah selama 4 tahun itu digunakan untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat atau tidak. Tentunya diri kita sendiri yang mengetahui. Oleh karena itu jadilah kita seperti jarum jam yang selalu berputar
8
melintasi waktu dan zaman dengan seksama tanpa henti dan tak kenal lelah. Ia akan berhenti ketika sistem yang terdapat pada jam tersebut rusak. Jarum jam akan mempergunakan waktunya untuk berputar seefektif mungkin dan tidak ada yang terbuang dengan percuma.
4. BERGURU KEPADA BURUNG Allah telah menciptakan seluruh alam ini sebagai fasilitas yang harus dimanfaatkan dan diolah untuk kebutuhan manusia. Namun begitu, manusia tidak boleh berlaku sewenangwenang dalam menggunakan alam ini, karena jika salah dalam mengolah dan menggunakannya akan menimbulkan kerusakan. Akibat kesalahan manusia dalam mengolah alam ini, tentu bukan tidak mungkin akan membinasakan makhluk lain. Salah satu di antara makhluk Allah itu adalah burung yang dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Setiap hari, dari pagi sampai pulang kembali di waktu senja, hanya untuk mencari makanan demi memenuhi kebutuhannya. Setiap Burung diberikan naluri untuk mencintai dan menyayangi anak- anaknya. Ketika sang induk memiliki anak, maka tak jarang anak- anak nya disuapi melalui paruhnya dari makanan yang didapat. Setiap hari dilakukan tanpa henti baik hujan turun, maupun panas terik, baik ada rintangan maupun tidak. Tentunya dilakukan dengan sikap optimis . Tidak ada kata terlambat, malas dan libur untuk mencari makanan. Hari- harinya disibukkan dengan percaya diri demi mengais rezeki. Tidak bisa dibayangkan bahwa berapa kilometer perjalanan seekor burung setiap hari mencari makan demi memenuhi hajatnya. Walaupun bukan makhluk seperti manusia, namun burung ternyata memiliki semangat yang membaja, harapannya bagaikan tonggak kayu yang kokoh di tengah lautan walaupun ombak dan badai datang menerjang. Tatkala sudah letih satu harian penuh dalam mencari makanan, barulah istirahat dan bermimpi untuk hari esok. Kita tahu binatang ini diciptakan hanya untuk mencari makan dan minum, namun di dalam darahnya mengalir semangat untuk berusaha tanpa harus menunggu binatang lain yang memberi. Setiap burung juga diciptakan Allah untuk berkembang biak, yang dalam prosesnya harus bertelur. Ketika telur sudah menetas dan berubah wujud menjadi seekor anak burung, tak berapa lama setelah itu anaknyapun tumbuh menjadi makhluk baru yang memiliki bulu yang indah, paruh yang kuat dan kokoh, kaki yang kuat, sayap yang indah dan suara yang begitu merdu. Di saat itu, sang induk memberi petuah dan berpesan dengan penuh perhatian dan kasih sayang kepada anakmya : Anakku, sebentar lagi kau akan tumbuh menjadi dewasa. Bulu- bulumu begitu indah, gunakanlah untuk menarik hati lawan jenismu Paruhmu telah kuat dan kokoh, gunakan untuk mencari makanan Kakimu begitu kuat, maka gunakan untuk mencengkram dan mengkais makanan Sayapmu yang indah, gunakan dengan sebaik- baiknya untuk terbang dalam menghadapi tantangan.
9
Di luar sana angin begitu kuat berhembus, hujan begitu deras. Semua itu adalah tantangan dan harus dilalui dengan sebaik- baiknya tanpa harus menyerah dan berkeluh kesah. Suara indah yang kau miliki pergunakan untuk mencari simpati bukan untuk berkelahi. Allah telah memberikan kepada manusia segala macam potensi baik berupa akal maupun pikiran. Semua itu seharusnya digunakan dengan sebaik- baiknya. Jangan ada kata menyerah dalam mengarungi hidup ini. Jangan menjadi pecundang, jadilah sebagai pemenang. Ingatlah bahwa : “Pemenang tak pernah menyerah, sebaliknya penyerah tak pernah menang”. Jika kita baru sedikit saja mendapatkan tantangan sudah menyerah, maka tentunya kita tidak lebih hebat dari seekor burung bahkan bisa jadi lebih rendah darinya. Sejatinya, manusia harus mampu berinovasi, berkarya tanpa kenal lelah dalam membuat peradaban. Semenjak zaman Siti Hawa sampai zaman saat ini Siti Nur Khalizah, sarang burung tetap sama tanpa ada usaha untuk melakukan inovasi, tetapi makhluk tersebut telah berbuat untuk peradabannya. Manusia tidak boleh menyerah dalam mengarungi hidup ini. Jika gagal dalam berusaha, maka harus bangkit dari keterpurukan. Bangkit dari keterpurukan akan menjadikan kita kuat, walaupun tubuh dan jiwa dalam keadaan lemah. Seharusnya orang yang jatuh harus belajar bagaimana batu bisa bertahan dengan keteguhan, bagaimana padi bisa rendah hati dari terpaan pujian , begitu juga air bisa menembus batu besar yang menghalangi. Begitulah yang terjadi pada semua makhluk Allah, bahwa untuk mendapatkan sesuatu haruslah berusaha. Tidak mungkin emas jatuh dari langit. Benarlah kata hikmah yang sering kita dengar bahwa siapa yang menanam, maka ia akan memetik hasil. Budaya menunggu bola, tidak ada dalam ajaran islam, sebaliknya budaya mengejar bola merupakan prinsip islam yang harus diaplikasikan.
[ Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, QS Ar-ra’du(13) : 11 ]
5. TERDAKWA OLEH PRASANGKA Salah satu hikmah dari berpikir jernih yaitu terhindar dari sifat buruk sangka. Karena buruk sangka akan mengajak kepada sikap pesimis dalam memandang hidup. Tidak ada gairah didalam menatap masa depan. Dia akan menunggu sesuatu bagaikan emas yang jatuh dari langit. Dia juga akan kalah sebelum bertanding. Bahkan tidak jarang hidupnya selalu diliputi dengan mencari kelemahan orang lain. Buruk sangka sesungguhnya akan membuat teman yang banyak menjadi sedikit, akan selalu mencurigai orang lain, walaupun yang dilakukan oleh orang lain itu baik dan benar. Orang yang selalu buruk sangka akan memandang kebenaran menjadi kesalahan
dan kejelekan,
sebaliknya kejelekan akan terlihat di matanya bagaikan kebaikan. Kebiasaan buruk sangak tentu
10
akan memisahkan persaudaraan dan menanamkan kebencian. Begitu juga bahwa buruk sangka akan terbiasa memandang rendah orang lain dan merasa penuh dengan kecurigaan sehingga kedua mata, telinga dan panca indera disiapkan untuk selalu menjadi alat pengintai tak ubahnya reserse. Sebaliknya, baik sangka akan membawa kedamaian dalam diri dan ketenangan dalam hidup. Orang yang selalu berprasangka baik kepada orang lain, tentu hidupnya penuh dengan optimis. Walaupun sudah jatuh, ia akan cepat untuk bangkit dan tidak mau larut dalam kehancuran. Dia akan introspeksi bahwa semua kejadian ada hikmahnya. Supaya hidup penuh dengan damai, dan bijak dalam mensikapi hidup, hendaknya memperbanyak evaluasi diri agar tidak tersesat terlalu jauh. Justru dengan menyelami diri sendiri dan menghisab kekurangan yang ada, maka akan tahu dimana letak titik kelemahan sehingga akan mudah menemukan obat penyembuh demi menghadapi hari esok yang lebih cerah. Jika ini dilakukan dengan kesadaran sendiri, tentu kita tidak memiliki waktu lagi untuk mengukur kekurangan orang lain, apalagi memandang rendah. Ibarat sebuah peribahasa : “ semut di tepi lautan nampak, tetapi gajah di pelupuk mata tidak nampak. Sebuah kisah menarik yang patut diambil dalam mensikapi orang-orang yang larut dalam buruk sangka. Suatu hari ada seorang pemuda yang sedang istirahat di bawah sebuah pohon beringin. Tiba tiba ia teringat akan pohon semangka. Bahkan pikirannya mengatakan : “ alangkah tidak adilnya Allah. Mengapa pohon beringin yang begitu besar dan tinggi, namun buahnya kecil- kecil. Sebaliknya pohon semangka dijadikan oleh Allah memiliki buah yang besar, walaupun pohonnya lemah dan berada di bawah” . Dalam lamunan dan pikirannya itu, tiba- tiba sebuah biji beringin jatuh mengenai batang hidungnya, Ketika itu ia pun merasa terkejut sambil bersyukur dengan mengatakan : “ untung saja buah beringin itu kecil, bagaimana jadinya jika buah beringin itu sebesar semangka, tentunya akan terasa sakit dan menimbulkan luka”. Demikianlah, terkadang manusia salah di dalam memahami tanda- tanda kekuasaan Allah. Pikiran manusia sangat terbatas, sementara Ilmu Allah Maha Luas, menguasai pikiran manusia. Manusia hanya mampu memahami sebatas kemampuan yang dimiliki. Ia tidak bisa menjangkau sampai batas yang paling jauh. Seolah- olah Allah tidak berkuasa atas keinginan manusia. Bisa jadi menurut manusia bahwa perbuatan itu baik dan mengandung berbagai macam hikmah kehidupan, namun yang terjadi sebaliknya yaitu ia merupakan kejelekan jika dijalani. Sebaliknya bisa jadi manusia kurang menyukai terhadap sesuatu, padahal Allah maha mengetahui bahwa itu tentunya adalah pilihan Allah SWT. Manusia hanya mengetahui sebatas yang ia ketahui. Ia tidak bisa menembus batas ke dimensi lain. Sebaliknya Allah Maha Mengetahui bahkan Dia mampu menembus ruang dimensi, dimana manusia berada di dalamnya.
6. KEJERNIHAN DALAM BERPIKIR 11
Setiap manusia tentunya tidak lepas dari yang namanya masalah. Jika tidak mau mengalaminya atau lari dari masalah, maka lebih baik mati atau memilih sebagai pengecut ataupun pecundang. Semakin kita lari dan menjauh, bukan berarti masalah akan selesai dan hilang bahkan semakin menghantui pikiran dan pada akhirnya Semenjak bangun tidur sampai
akan terus bertambah.
tidur kembali keesokan hari, selalu saja ada permasalahan.
Bahkan kita sering mengkotak- kotakkan permasalahan itu menjadi masalah yang ringan, sedang ataupun berat. Sejatinya, permasalahan yang dialami haruslah disikapi dengan arif dan bijaksana dengan mengambil hikmah terhadap masalah yang dihadapi. Cobalah untuk berpikir secara jernih terhadap masalah yang dihadapi, karena dengan demikian kita akan diberikan banyak solusi serta sikap husnu zhon (baik sangka) kepada manusia maupun kepada Allah SWT. Tidak ada permasalahan yang rumit dan sukar untuk dipecahkan dan diselesaikan. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Bukankah setiap burung yang pergi meninggalkan sarangnya, ketika pulang selalu membawa makanan untuk anaknya ?. Bukankah setiap bayi yang lahir pada akhirnya akan mampu untuk berjalan?, Bukankah...bukankah... bukankah.... . Bukanlah tempatnya disini memajangkan peribahasa “bagaikan menegakkan benang basah” selalu saja tak memiliki solusi. Namun peribahasa yang sesuai adalah “ Pikir itu pelita hati “ artinya orang yang berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak sesungguhnya merupakan bagian dari kecerdasan hati . Berpikir jernih sejatinya harus dibiasakan, agar terhindar dari segala kotoran hati yang menyebabkan sulitnya menemukan penyelesaian. Suatu keniscayaan, bahwa dengan memelihara sifat ini akan membuat kita memiliki sikap optimis di dalam menatap masa depan. Kita akan semakin memiliki kekayaan hati yang berimplikasi kepada ketenangan jiwa. Orang yang jernih hatinya akan terbiasa pula untuk berpikir dua kali sebelum bertindak. Karena memang jika salah dalam bersikap akan menyesal kemudian. Mereka akan sangat hati- hati dalam mengeluarkan setiap kata. Karena kalimat yang keluar dari mulut tidak akan mungkin dapat ditarik kembali. Bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya, tidak akan dapat kembali lagi. Orang yang selalu berpikir jernih, hatinya akan tajam setajam mata pisau. Pikirannya akan cendrung memilih kepada jalan kebaikan dan kebenaran, sebaliknya orang yang berpikir kotor maka akan menjauh dari kebenaran dan mendekati jalan kebatilan. Jika seorang mukmin telah memiliki hati dan pikiran yang jernih, maka ia tidak akan mudah menyalahkan orang lain, bahkan jiwanya selalu bersih dengan menerima perbedaan yang ada. Bagaikan hasil dari penjumlahan matematika bahwa tidak selamnya 6 itu hasil dari 2 + 4, namun ia juga didapat dari 1 + 5 , 3 + 3 ataupun 8 – 2 . Bukankah ide- ide itu bisa muncul dan menjadi sebuah gagasan yang brilyan tatkala keluar dari pikiran yang jernih ?. Bukankah ide seorang Salman al- Farisi agar umat islam menggali parit dalam peristiwa khandaq terjadi begitu saja ?. Tentunya semua ini dikarenakan pikiran yang jernih. Mungkinkah seorang Newton yang melihat keberadaan huah apel jatuh dari atas pohon tepat di depannya menjadi sebuah ide untuk membuat Hukum Newton ?. Apakah
12
semua ini hanya biasa saja ?, atau tidak ada hikmah kehidupan di dalamnya ?. Bukankah ini yang dinamakan hasil dari pemikiran yang jernih ? . Ternyata pikiran jernih akan menghasilkan beribu bahkan berjuta kali kebaikan jika manusia mau dan berusaha untuk mengaplikasikan, dan salah satu
hasil dari kejernihan
berpikir itu adalah peradaban. Yaitu peradaban yang sekarang kita berada di dalamnya. 7. PERMOHONAN YANG ABSOLUT Dalam menjalani hidup ini, manusia telah dibekali oleh Allah dengan ilmu, akal dan pikiran. Dengan potensi yang diberikan, harapannya manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hal ini sangat penting, sebab ketika manusia salah dalam memilih dan menentukan norma- norma kebenaran di atas, akibatnya adalah kerugian yang amat besar. Begitu banyak fasilitas yang diberikan Allah, ternyata masih banyak manusia yang masih sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Apalagi jika tidak diberikan, tentunya akan lebih parah lagi. Ternyata memang Allah Maha Tahu, semua fasilitas itu saja belum cukup untuk membuat manusia mengerti akan beribadah kepada Allah. Untuk itu dibutuhkan buku petunjuk, agar manusia tidak tersesat, yaitu dengan menurunkan kitab suci. Kehadiran kitab suci ternyata belum bisa membimbing manusia agar bisa beribadah dengan baik. Sehingga dibutuhkan seorang manusia istimewa yang akan membimbing manusia ke jalan yang benar, yang sering dikatakan sebagai nabi, yang akan membimbing manusia untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dengan benar. Ibarat seorang yang baru pertama sekali
belajar mengendarai sepeda motor, tentunya
tidak serta merta langsung bisa mengendarai dengan baik. Tentunya sangat diperlukan yang namanya buku panduan agar sedikit banyaknya mengetahui apa dan bagaimana komponen yang terdapat pada sepeda motor, sehingga merasa tidak asing nantinya. Setelah mengetahui komponen yang ada tentunya perlu belajar kepada orang lain bagaimana cara menekan rem, mengatur gas, bahkan sampai mematikan mesin sepeda motor tersebut. Jika semua prosedur sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah langsung mempraktekkan. Hal ini sangat penting , karena apalah artinya teori, jika tidak dipraktekkan. Sama seperti seorang yang ingin belajar berenang, tentunya setelah mengetahui teori, harus lah dipraktekkan. Semua fasilitas telah diberikan Allah, harapannya manusia tidak tersesat, dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk menjadi kufur dan menolak kebenaran yang datang dari Allah. Dengan seperangkat alat tadi diharapkan bahwa manusia bisa mengenal Allah dan beribadah hanya kepadaNYA.
[ Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku, QS Adzdzariyat(51) : 56].
13
Namun begitu, walaupun segala potensi telah sempurna diberikan kepada manusia, tetap saja manusia melanggar aturan yang ditetapkan oleh Allah. Walaupun dalam hal ini ada manusia yang sadar langsung bertobat setelah melakukan kesalahan, ada juga manusia yang terlena atas dosa- dosa yang dilakukan. Untuk menghapus segala dosa atas pelanggaran yang telah dilakukan, manusia diajarkan untuk meminta. Karena memang yang namanya manusia tidak lepas dari kesalahan. Permintaan terbaik seorang hamba kepada penciptanya adalah dengan terlebih dahulu melaksanakan kewajiban barulah meminta hak. Sedangkan meminta itu haruslah ditujukan hanya kepada Allah dan tidak boleh kepada yang lain apa lagi sampai menduakan. Allah Maha Kaya dan mengabulkan setiap hamba yang meminta. Dia memiliki dan menguasai seluruh kerajaan langit dan bumi. Sementara itu, jika kita meminta kepada makhluknya maka sudah tentu tidaklah terpenuhi segala permohonan kita. Karena rezeki yang kita miliki hanyalah pemberian dari Allah SWT. 8. KEKUATAN TIDAK TERLIHAT Suatu hari Newton, seorang ilmuan fisika terkemuka di dunia sedang duduk di depan rumahnya. Lantas ia melihat buah apel yang jatuh dari atas pohon. Seketika itu timbul rasa ingin tahunya. Mengapa buah apel tersebut jatuh ke bawah?, Apakah gerangan yang menyebabkan jatuh ? Apa yang menyebabkan setiap benda jatuh ke bumi, mengapa tidak ke atas ataupun melayang, dan siapa pula yang menariknya sehingga ia jatuh ? . Pertanyaan ini telah mengganggu pikirannya, sehingga ia terus melakukan pengamatan hingga akhirnya berkesimpulan :
“ Setiap benda yang jatuh akan ke bumi karena adanya gaya gravitasi bumi
yang menarik setiap benda “. Para ilmuan meyakini adanya gaya gravitasi. Bahkan bukan hanya itu, mereka juga percaya adanya gaya kohesi dan adhesi, arus listrik dan yang lainnya. Artinya bahwa sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada, namun bisa jadi belum ditemukan alat untuk melihatnya atau menerima begitu saja dengan penuh keyakinan karena ada tanda- tanda yang menunjukkan keberadaannya. Namun alangkah sedihnya ketika mereka
ditanya tentang
keberadaan dan keyakinan kepada Allah, malaikat, jin ataupun syaithan yang notabene jelas tidak terlihat. Ternyata logika mereka tidak selinier seperti apa yang pernah disimpulkan. Di satu sisi mereka percaya dengan keberadaan benda- benda walaupun tidak terlihat oleh mata kepala sendiri, dengan alasan tanda – tanda yang menunjukkan kepada kebenaran. Namun, di sisi lain ternyata sikap netralitas dan objektif tidak berlaku untuk keyakinan terhadap agama. Mereka mengakui bahwa ilmu yang telah dipelajari harus menggiring kepada objektivitas dan bukan subjektivitas, namun seiring dengan itu ternyata sikap mereka ambivalen dan sangat kontradiksi.
Sehingga
agama. Karena
mereka belum bisa menerima jika ketiadaan itu berlaku juga untuk
dalam keyakinan mereka selalu memisahkan antara urusan dunia dengan
agama. Inilah kesalahan fatal yang telah mereka lakukan.
14
Padahal jika mau jujur dan berpikir secara rasional tentunya mereka akan mengakui bahwa adanya kotoran unta di padang pasir jelas menunjukkan bahwa pernah ada unta yang melintas. Begitu juga adanya jejak kaki seseorang, menunjukkan bahwa dulunya ada penghuni daerah tersebut. Sehingga jika diambil sebuah konklusi yaitu adanya alam ini, baik gunung, lautan, hewan, tumbuh- tumbuhan dan manusia, jelas menunjukkan adanya Pencipta Yang Maha Kuasa dan Bijaksana yaitu Allah SWT. 9. BAGAIKAN AIR YANG MENGALIR Jalani saja apa yang telah diberikan Allah kepada kita tanpa harus merasa bahwa itu adalah sebagai beban. Semakin enjoy menikmati hidup ini, maka akan semakin bermakna kehidupan yang kita lalui. Ibarat suatu pendakian yang penuh dengan tangga maka jalani saja tangga- tangga tersebut jika kita ingin sampai ke tujuan. Namun bukan berarti kita hanya berpangku tangan, menunggu emas turun dari langit. Bukankah udara yang dihirup setiap hari kita dapatkan secara gratis ? Sementara itu banyak saudara kita yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit dan sangat butuh dengan yang namanya oksigen walaupun harus membayar jutaan. Tidakkah kita harus bersyukur dengan semua ini ? Nikmat mana lagi yang kita dustakan ?. Oleh karena itu, jika beban yang berat saja kita harus memikulnya dengan senang hati, maka apatah lagi beban tersebut ringan sehingga kita dapat menerimanya dengan senang hati. Jadi jalani saja beban yang diterima ini, bagaikan air yang mengalir dan tidak harus dibendung sehingga akan berakibat menjadi penyakit yang membahayakan. 10. TIDAK ADA YANG BERAT Dalam ilmu fisika, diketahui bahwa tekanan itu merupakan perbandingan antara gaya yang diberikan terhadap luas penampang. Jika gaya dilambangkan dengan F dan luas penampang dengan A maka tekanan P = F/A. Dari rumus di atas dapatlah disimpulkan bahwa : a. Semakin besar gaya yang diberikan dengan penampang yang sama maka akan menghasilkan tekanan yang semakin besar. b. Semakin besar penampang yang diberikan dengan gaya yang sama maka akan menghasilkan tekanan yang kecil. Jika dihubungkan dengan kehidupan kita sehari- hari, dapatlah diketahui bahwa semakin luas pengalaman pribadinya dalam menghadapi masalah dan semakin dewasa di dalam menindaklanjuti permasalahan yang ada, maka tekanan tersebut akan semakin kecil yang artinya bahwa terasa permasalahan tersebut tidaklah ada artinya. Sesungguhnya jika kita merasa beban yang diberikan itu terlalu berat, maka tentunya beban itu akan menjadi berat, karena keyakinan kita terhadap benda tersebut. Namun sebaliknya, jika kita merasa bahwa beban tersebut tidak berat, berarti tekanan yang kita dapat
15
pun akan kecil. Besar kecilnya beban tersebut sesungguhnya sangat tergantung dari seberapa besar keyakinan kita untuk bisa mengangkatnya. Allah sesungguhnya tergantung dari prasangka makhluknya. Jika manusia berprasangka baik, maka Allah akan membalas dengan kebaikan. Namun jika manusia berprasangka buruk maka Allah akan membalas dengan keburukan. Bimbo dalam salah satu rilis lagunya sempat mengatakan : “Aku jauh, Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat “.
11. CINTA SEJATI Ketika dua orang anak manusia saling jatuh cinta, dunia ini terasa milik berdua. Satu jam saja tidak berjumpa, dunia ini bagaikan kehilangan segalanya. Ketika mau makan teringat pasangan, bahkan sampai mau tidurpun harus melihat hpnya dan selalu memandangi fotonya. Ini adalah sebuah fenomena orang yang sedang jatuh cinta. Yaitu orang yang merasa bahwa hanya mereka berdua saja yang tinggal di muka bumi ini. Komitmen untuk berumah tanggapun sudah dibangun walau kenyataanya harus makan sepiring berdua, rumah beratapkan daun kelapa, bahkan tidurpun beralaskan tikar, yang penting bisa hidup bersama. Apapun akan dikorbankan demi mendapatkan si jantung hati. Walau badai menghantam, bahkan sampai mendaki gunung yang tinggi tentu akan ditempuh untuk mendapatkannya. Begitulah keadaan ketika kedua anak Adam sudah dimabuk cinta. Walaupun cinta itu buta namun tetap berupaya untuk dapat dilihat dan dirasa. Cinta dengan sesama sangat berbeda dengan cinta kepada Allah. Namun keduanya memiliki kemiripan, walau hanya sebuah analogi. Seharusnya cinta kita dengan Sang Pencipta begitu juga, bahkan sangat besar cintanya. Cinta antara anak manusia belumlah seberapa, namun ketika cinta kita sudah terbina kepada Sang Pemberi Cinta maka kita akan merasakan dahsyatnya keinginan kita untuk bisa bersama denganNYA. Semestinya, orang yang sudah hanyut cintanya kepada Allah, apa pun akan dikorbankan demi mendapatkan keridhoaan NYA. Karena dia tahu bahwa cinta kepada Allah adalah di atas segala- galanya. Cinta kita yang mendalam kepada Allah akan dibalas dengan kasih sayang NYA, karena sesungguhnya semakin besar cinta kita kepada Allah berarti semakin besar pula pengorbanan yang harus diberikan dan pengorbanan itu haruslah ikhlas diberikan demi mendapatkan keridhaan NYA. Konsekwensi dari semua itu maka Allah akan semakin cinta dan sayang kepada hambanya. Oleh karena itu , cinta bisa tumbuh kapan dan dimana saja melintasi dimensi kehidupan ruang dan waktu, dan Allah hanya memberi balasan yang terbaik bagi cinta yang diberikan hanya kepada Allah SWT. Jika manusia cinta kepada manusia lain, maka sesungguhnya ia cinta karena Allah. Seharusnya pilihlah cinta yang benar- benar diajarkan dalam agama. Kita harus memilih dan membuang jauh- jauh mana cinta yang harus disemai, disiram bahkan ditambah pupuk sebanyak- banyaknya agar ia akan semakin abadi. Dan abaikan, serta jauhi cinta yang membuat kita semakin jauh dari Allah SWT.
16
BAB II MEMILIH HIDUP YANG
TERBAIK
17
1. PILIH KUANTITAS ATAU KUALITAS Kegunaan garam di dalam kehidupan kita biasanya sebagai bahan penyedap rasa. Jika suatu makanan tanpa garam, ibarat hidup tak bermakna, bagaikan pohon tak berbuah. Sesungguhnya, jika garam sudah dilarutkan ke dalam air maka tidak akan terlihat, namun memiliki rasa dan memberikan pengaruh yang sangat luar biasa. Jika makanan kekurangan garam, maka akan terasa tawar dan hambar. Sebaliknya jika makanan kelebihan garam tentunya akan memiliki rasa yang lain lagi. Begitulah sejatinya seorang muslim. Kehidupannya bagaikan garam, walaupun tidak terlihat namun pengaruhnya sangat besar dan menentukan. Walaupun umat muslim di suatu daerah hanya minoritas, namun harapannya mampu memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan di tengah masyarakat. Menjadi contoh teladan sehingga kehadirannya ditunggu dan dirindukan, bukan sebaliknya dicaci maki. Seorang muslim juga kehadirannya di tengah masyarakat hendaknya mampu membawa misi rahmatan lil’alamin. Sebaliknya seorang muslim jangan seperti gincu, walaupun dia ada dan berwarna, namun ia tidak memiliki rasa. Ia tidak mampu dan bisa merubah keadaan. Ia hanya warna- warni dalam kehidupan. Anehnya, umat muslim di Indenesia bisa digambarkan seperti gincu, secara kuantitas tidak diragukan, namun sangat disayangkan ternyata keadaan yang mayoritas ternyata belum mampu memberikan perubahan yang signifikan. Umat islam belum bisa menjadi contoh bagi lingkungannya. Anehnya umat islam hanya menjadi tamu di negerinya sendiri. Jangankan untuk mewarnai, bahkan yang terjadi adalah kita diwarnai. Boro- boro ingin menebarkan islam rahmatan lil’alamin, bahkan yang terjadi umat islam masih menjadi pengikut dan pengekor. Seharusnya hidup ini diisi dengan kebaikan, dan menebarkan salam. Berusaha untuk mempengaruhi dan mewarnai orang lain, tentunya pengaruh tersebut demi mewujudkan kebaikan. Kita harus bisa memberikan dan menebarkan begitu banyak benih- benih kebaikan. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW : [“Khairunnas anfa’uhum linnas = sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain “. [ Sabda Nabi ].
2. PILIH ISI ATAU PENAMPILAN Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat lezat rasanya. Walau kulitnya tajam dan keras namun isinya mulus dan nikmat, sehingga membuat orang tidak berani mencium kulitnya. Kebanyakan orang memfavoritkan buah durian karena memiliki rasa yang luar biasa. Jika diadakan survey, maka durian sungguh menjadi pilihan pertama di antara buah yang paling disukai oleh siapapun. Walaupun ada sebagian orang pernah mengalami keracunan ketika memakan durian, namun tidak sampai membuat kapok untuk mencicipi daging buah yang sungguh nikmat. Sebaliknya, kita tahu buah kedondong memiliki kulit yang mulus, mengkilat
18
dan berwarna hijau, namun bagian dalamnya penuh dengan serabut. Sehingga yang dimakan hanya daging yang berada di luar serabut. Jika melihat kulitnya yang hijau, tentunya gigi kita merasa merinding karena memprediksi bahwa rasanya akan kecut, bukan manis. Begitulah dalam kehidupan ini. Terkadang kita sering menjumpai dan berhadapan dengan orang – orang yang memiliki watak dan sifat seperti durian. Karakternya keras dan kasar, sehingga kita cepat-cepat berkesimpulan bahwa orang tersebut kejam dan sadis, namun jangan ditanya isi hatinya, ternyata kita bisa salah dalam penafsiran. Ternyata hatinya sangat bertolak belakang dengan kepribadian luarnya. Andaikan orang baru mengenalnya maka akan salah dalam menduga. Sebaliknya , banyak juga orang yang memiliki sifat dan watak seperti buah kedondong. Dari luar terlihat bahwa kepribadiannya begitu lembut dan mempesona, seakanakan kita selalu mengatakan dan memujinya secara berlebihan, namun apa yang terjadi ternyata kepribadiannya sungguh di luar dugaan. Hatinya lebih busuk dari bangkai. Kita ternyata tidak bisa menilai seorang itu dari luarnya saja. Namun hendaklah bergaul dengannya dalam waktu yang lama, sehingga akan dapat mengenalnya lebih jauh. Pesan dari Rosulullah SAW yang sangat menarik untuk dicermati yaitu : jika kamu ingin mengenal dan mengetahui kepribadian seseorang maka kenalilah dengan siapa ia berteman, dan bagaimana kondisi rumah tangganya. Begitulah yang dilakukan oleh para ulama dahulu ketika ingin mengetahui kepribadian seorang, sejatinya harus dikenal dan diketahui dari dekat, walaupun harus menginap di rumah nya. Pernah suatu hari seorang ibu sedang mengendong anak yang masih balita. Ketika itu sedang melintas seorang pemuda yang tampan dan gagah, lantas si ibu mengatakan : ya Allah... Jadikanlah anakku seperti pemuda yang lewat tadi. Lantas tiba- tiba si anak yang berada dalam gendongan si ibu mengatakan, Ya Allah ..... jangan jadikan aku seperti pemuda tadi. Tak berapa lama, ada seorang pemuda yang keadaannya biasa saja melintas di depan si ibu tadi, kemudian si ibu mengatakan ya Allah... jangan jadikan anak ku seperti pemuda ini. Kemudian si anak bayi tadi mengatakan ... ya Allah .... jadikan aku seperti pemuda tadi. Sesungguhnya pemuda kedua yang dikatakan oleh si bayi tadi adalah pemuda yang memiliki kepribadian dan keimanan yang baik, sebaliknya pemuda yang pertama hanyalah seorang yang memiliki kepribadian yang jelek.
3. SILAU DENGAN YANG BARU Sudah menjadi tabiat bagi manusia untuk mencari, mencoba dan menggunakan yang baru, karena yang baru biasanya identik dengan kesan tertentu. Misalkan di sebuah kota ada seorang penjual “ makanan X “ yang selama ini belum pernah ada di kota tersebut. Biasanya masyarakat sering mencoba bagaimana rasa makanan tersebut. Mungkin rasanya lain dari yang lain atau sama saja tanpa mencari tahu apa bahan yang menjadi komposisi penyusunnya, sehat atau tidak, bahkan halal atau tidak. Jika rasanya special, maka banyak orang yang akan datang untuk membeli, memesan, bahkan menikmati kelezatannya, walupun harus antrian menunggu dalam waktu yang lama.
19
Andaikan setelah dimakan ternyata rasanya sama saja atau tidak enak sama sekali, atau hanya nama makanannya yang diganti dan dibuat lebih keren berarti bisa saja itu sebagai suatu cara untuk menarik pelanggan ataupun mengadung unsur penipuan. Masih banyak lagi contoh kasus yang sering ditemui di tengah masyarakat. seperti makanan, pakaian, sampai kepada budaya barat yang kebablasan. Kondisi yang dihadapi saat ini, bagaikan orang yang memilih makanan untuk dibeli. Begitu banyak cara orang untuk menawarkan sesuatu ke tengah masyarakat, sehingga tanpa disadari akan membuat rasa ingin tahu yang lebih besar, akhirnya ingin meniru dan mencobanya. Jika yang baru itu mengandung kebaikan dan tidak berbahaya, tentu hal tersebut tidak ada masalah. Namun andaikan yang baru itu ternyata suatu ajaran yang menyimpang seperti aliran sesat, orang yang mengaku nabi, makanan haram, budaya barat yang kebablasan bahkan sampai ke pemikiran, sungguh ini merupakan sesuatu yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi oleh umat islam. Betapa banyak saat ini aliran dan paham sesat yang sangat menggiurkan untuk diikuti. Andaikan tidak hati- hati, tentu kita akan tertarik dan masuk menjadi pengikutnya, misalnya suatu aliran yang menjarkan bahwa untuk mengingat Allah tidak mesti dengan sholat , cukup dengan eling saja. Ada juga paham lain yang mengajarkan untuk menunaikan ibadah haji, tidak mesti pergi ke baitullah, namun boleh saja dilaksanakan di tempat lain yang dianggap suci bagi ajarannya. Begitu juga seperti nikah beda agama yang dipromosikan oleh islam liberal, bagi mereka perbuatan tersebut tidak ada masalah. Ada lagi ajaran yang mengatakan semua agama sama karena sama- sama mengajarkan dan menuju kepada satu tuhan dan masih banyak lagi contoh paham dan pemikiran tidak sehat yang bertebaran dan bergentayangan di tengah masyarakat. Saat ini, ajaran dan paham seperti di atas sungguh menjamur bagaikan kacang goreng yang laris terjual dan anehnya banyak dikonsumsi oleh umat islam tanpa terkecuali orang terdidik sampai akademisi. Sungguh aneh, sepertinya sikap kritis dan ilmiyah hanya dituntut ketika berada di kampus, namun ketika berhubungan dengan keyakinan, sepertinya kita sangat lemah untuk memfilternya. Ibarat suatu produk, walaupun barang yang dijual berkualitas rendah namun jika dibungkus dengan cover (sampul) yang menarik dan bagus tentu cepat laku dan banyak pembelinya. Jika ajaran, paham dan pemikiran yang menyimpang di tengah masyarakat dilakukan dengan cara yang licik dan taqiyyah( pembohongan ) tentu masyarakat akan mudah tertipu. Manusia biasa tertarik dengan yang baru padahal yang baru itu belum tentuk memiliki kualitas yang baik. Tidak selamanya yang baru itu bagus, namun berapa banyak juga yang baru itu ternyata hanya palsu dan menipu penuh dengan fatamorgana. Cat Stevens, seorang musisi Inggris yang telah berganti nama menjadi Yusuf Islami pernah mengatakan : “ Budaya dan nilai hidup Barat seperti kapal yang akan tenggelam dan anehnya, umat islam berebut membeli tiket untuk menaikinya“. Pernyataan Stevens ini sangat menarik untuk dicermati, bahwa saat ini negara Barat beserta antek- anteknya berusaha untuk menjauhkan umat islam khususnya pemuda- pemudi dari agama, sehingga keyakinan yang selama ini dipegang menjadi lemah, dan luntur akibatnya tidak percaya lagi dengan agama yang
20
dianut. Parahnya lagi jika sampai melakukan konsfirasi untuk membuat stigma jelek terhadap islam. Berbagai macam cara dilakukan agar umat islam tidak lagi mencintai agamanya, dengan harapan cara berpikirnya sudah berputar sejauh 360 derajat menjadi memusuhi islam. Usaha ini mereka lakukan terus melalui ghozwul fikri( perang pemikiran ), dekadensi moral, maupun mengekspor budaya- budaya jelek dan tak layak jual seperti mode pakaian, rambut, gaya hidup yang hedonisme, bahkan sampai pemikiran yang Sepilis(sekuler, pluralis, dan liberalis ). Jika diibaratkan, maka umat islam saat ini bagaikan semut yang sedang memperebutkan gula yang jatuh di lantai. Walaupun semut itu menikmati bagaimana manisnya gula, namun ia tidak tahu bahwa semua itu adalah perangkap yang akan mempercepat kematiannya. Masih lumayan jika semut tadi langsung mati, namun yang terjadi sebaliknya
bahwa semut- semut itu hanya
pingsan bahkan tak berdaya untuk keluar dari jeratan tersebut. Jadi, umat islam jangan sekali-kali mencoba atau mendekati wilayah sebuah maknet aliran atau paham yang sesat lagi mnyesatkan, karena maknet tersebut akan menarik benda yang berada di sekitar medan maknet. Begitu juga dengan kita, jangan sekali- kali mencoba, mengikuti budaya barat yang kebablasan, karena bukan tidak mungkin akan menarik kita untuk terus terperangkap dalam jebakan, sehingga menjadi korban tipu daya mereka. Hal ini seperti yang diingatkan nabi Muhammad SAW dalam sabdanya : “ Kamu akan mengikuti kebiasaan orang – orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga apabila mereka masuk ke dalam lubang biawak maka kamu akan memasukinya “, Al-Hadits . Bahkan Beliau juga telah memberikan penekanan dalam sabdanya yang lain : man tasyabbaha biqoumin fahua minhum = barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia akan sama dengan kaum tersebut “, Al-Hadits . Tidak ada yang bisa kita ambil dari Barat, kecuali hanya kemajuan peradaban saat ini di bidang sains. Tentunya harus diketahui, bahwa kemajuan dan keberhasilan mereka hari ini sesungguhnya bukanlah mengalir begitu saja. Namun sangat dipengaruhi oleh cara berpikir ilmuan muslim yang ada di Spanyol dahulu. Kehebatan umat islam di masa itu sangat diakui oleh tokoh barat seperti Robert Briffault dalam bukunya The making of humanity memuji umat ini dengan mengatakan : “ Renaissance atau era kebangkitan sebenarnya sudah terjadi di tangan orang-orang Arab dan islam Spanyol, bukannya di tangan orang-orang Eropa. Spanyollah sebagai pencetus kebangkitan di eropa., bukannya Itali.”. Pandangan ini disetujui oleh Philip K. Hitti dalam the history of the arabs beliau mengatakan bahwa :“Orang islam Spanyol berhasil mengukir sejarah intelektualitas yang besar pada zaman pertengahan dahulu. Mereka sebenarnya pembawa obor budaya dan peradaban bagi seluruh dunia, terutama abad ke delapan dan tiga belas masehi”. Bahkan Marmaduke Pictall dalam Islamic cultur mengatakan : “ Ketika orang islam pergi mencari ilmu dengan menyebut nama Tuhan, golongan Kristiani malah menghancurkan khazanah ilmu yang telah dihasilkan oleh golongan terdahulu atas nama Nabi isa.” Ketika umat islam sampai di Eropa, ternyata mereka baru mengenal yang namanya mandi. Ini menunjukkan bahwa betapa terbelakangnya peradaban barat pada waktu itu. Maka seharusnya mereka berterima
21
kasih dengan islam bukan kita yang malah berterima kasih apalagi membanggakan secara berlebihan. Aliran sesat dan paham menyimpang yang ada saat ini sesungguhnya didukung dan dibaking oleh kekuatan asing. Walaupun di zaman nabi Muhammad SAW sudah ada yang namanya nabi palsu, seperti Musailamah Al- Khadzdzab. Namun seiring berkembangnya zaman, peradaban manusia yang semakin canggih maka aliran, paham dan pemikiran tadi menjelma seperti makhluk baru yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga tanpa disadari akan menjadikan kita sebagai mangsa. Sejatinya, semenjak era Nabi Adam as bahkan sampai saat ini, iblis dan anak cucunya terus membisikkan kepada kita tentang pemikiran. Di sisi lain, beberapa akademisi muslim yang sempat mengenyam pendidikan di Barat telah berhasil dicekoki otaknya dengan paham dan pemikiran
(ghozwul
fikri)
yang
mendangkalkan,
mengacaukan
bahkan
menghancurkan
kemurnian ajaran islam dengan pemikiran sesatnya. Mereka begitu senang anadaikan al- qur’an bisa dikritisi menggunakan metode seperti yang dilakukan terhadap kitab suci yang lain. Pandangan dan pemikiran yang berkembang dan beredar seperti saat ini sungguh sangat merugikan eksistensi dakwah islam jika tidak cepat dibendung dan dibentengi. 4. BERHARAP 1000 TAHUN LAGI Setiap manusia memiliki keterbatasan baik usia, kemampuan bahkan dalam segala hal . Keterbatasan yang sangat jelas bagi manusia adalah usia yang sering disebut dengan ajal. Tidak ada satu manusiapun yang dapat bertahan hidup di muka bumi, karena memang ajalnya sudah ditentukan oleh Allah SWT.
[ Artinya : tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, QS Al- Imran(3) : 185 ]. Manusia hanya bisa berharap untuk dapat menjalani dan menikmati usia tersebut dengan kebaikan, dipanjangkan umur sehingga bisa melaksanakan aktifitas hidup dengan menebarkan kebaikan, bukan sebaliknya membuang waktu dengan percuma sehingga umur berlalu begitu saja. Jika ajal sudah datang, barulah manusia menyesal. Ketika itu waktu sangat bermanfaat walau hanya satu hari, jam, menit bahkan detik. Waktu satu detik pun sungguh berharga untuk bertaubat dengan melakukan perbuatan baik. Oleh karena itu, jangan berharap untuk minta hidup lebih panjang. Jika dengan panjang umur ternyata memiliki amal yang jelek, sebaliknya pendekpun usia seseorang, namun jika dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya maka akan bernilai manfaat yang tinggi. Seorang
Chairil Anwar pernah mengatakan “ Aku ingin hidup seribu tahun lagi”.
Walaupun keinginan itu beliau sampaikan hanya untuk memotivasi, membangkitkan spiritual
22
dan menyusun kekuatan agar bisa memberikan manfaat buat agama, bangsa dan negara. Keinginan untuk bisa diberikan umur sampai 1000 tahun lagi sesungguhnya amat beralasan, agar bisa mengusir para penjahat, penjajah bangsa dan pengkhianat dari negeri yang tercinta ini. Hal ini sangat berbeda dengan keinginan kita untuk bisa hidup lebih lama agar bisa menikmati hari- hari dengan penuh pelampiasan keinginan hawa nafsu. Konsekwensi dari usia yang panjang tentu memiliki banyak kekurangan, baik berupa pendengaran, penglihatan maupun tingkah laku serta sifat kekanak-kanakan akan kembali lagi. Justru usia yang ada ini, hendaklah dijalani dengan sebaik- baiknya . Gunakan untuk kebaikan walaupun hidup sesaat. Sementara banyak orang berkhayal untuk minta umur panjang, namun setelah terkabul ternyata tidak ada kebaikan yang diukir selama hidup di dunia. Bukankah usia yang ada ini akan ditanya oleh Allah ? Kemana sajakah usia yang dijalani ?. Apakah untuk kebaikan atau kejelekan?. Ternyata usia yang panjang tidak menjamin seseorang untuk mengukir prestasi kebaikan sebanyak- banyaknya ketika di dunia. Bukankah usia umat nabi Nuh sampai 950 tahun ?. Ternyata yang ingkar masih tetap ingkar juga. Sebaliknya yang patuh hanya segelintir orang. Jadi bersyukurlah dengan usia yang ada ini dan jalani dengan kebaikan yang banyak. 5. SEMUTPUN BEKERJA SAMA Banyak pelajaran yang sangat berharga bisa diambil dari kehidupan semut. Di antaranya bahwa semut selalu bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, semut juga hidup dalam koloni, dan sangat menarik lagi bahwa ternyata semut mampu mengangkat beban puluhan kali lebih berat dari tubuhnya. Hal ini terlihat jelas pada saat kita melihat beberapa ekor semut yang sedang mengangkat sepotong roti yang besar dengan cara bersama- sama. Setiap orang muslim sejatinya haruslah hidup dengan bekerja sama, karena dengan bekerja sama akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar dan kuat, dan dengan bekerja sama pula pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Ibarat satu batang lidi hanya bisa untuk membersihkan sedikit kotoran, namun jika batang lidi dikumpulkan sebanyak mungkin maka semakin banyak sampah yang dapat dibersihkan.
[ Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, QS Al- Maidah(5) : 2] Seluruh kemenangan yang dahulu pernah ditorehkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, tentu dilakukan dengan secara bersama- sama. Karena dengan kebersamaan
musuh akan
musnah bahkan lari lintang- pukang. Dengan kebersamaan juga semua tugas berat akan dapat terlaksana dengan baik. Sholat berjama’ah juga cerminan dari kebersamaan. Karena biasanya jika sholat dilakukan sendiri di sampaing pahalanya sedikit, juga akan terasa malas untuk dilaksanakan.
23
Sebaliknya sholat secara berjama’ah menunjukkan rasa kebersamaan dan menghilangkan sifat kemalasan. Itulah mengapa, dengan berjamaah semua dapat dilakukan. 6. TIDAK ADA JALAN BUNTU Idrus adalah salah seorang pengarang prosa angkatan 45 pernah menulis “ banyak jalan menuju Roma “. Artinya jika dianalogikan
prosa tersebut dengan situasi saat ini, mungkin
banyak interpretasi terhadap makna yang terkandung di dalamnya. Misalkan saja bahwa di mana ada kemauan pasti di situ ada jalan, atau segala permasalahan hidup pasti ada solusinya. Begitulah sejatinya didalam hidup ini. Jika mengalami kesulitan dalam mencari nafkah, atau jika mengalami kebuntuan terhadap masalah yang dialami, bukan berarti Allah tidak sayang, dan bukan juga karena pintu rezeki telah tertutup. Mungkin bisa jadi ada faktor lain penyebab kesempitan yang dialami di dalam hidup. Hal ini bisa saja disebabkan kurangnya ibadah, pelit dalam bersedekah ataupun tidak bertaubat. Sesungguhnya pintu
rahmat Allah
sungguh luas. Asal mau berusaha, pasti ada jalan. Tidak ada dalam kamus istilah bagi seorang muslim “ jangankan yang halal, yang harampun sulit untuk didapat “. Sesungguhnya permasalahan yang dihadapi, jangan dianggap seperti benang kusut yang terlalu sulit untuk terurai kembali. Namun jadikanlah ia seperti sarang ikan belut yang memiliki banyak pintu. Jika buntu yang satu, dia akan keluar melalui pintu yang lain. Hidup ini haruslah memiliki inovasi agar bisa bertahan hidup dan mampu menembus pintu- pintu kebaikan yang telah buntu. Tidak ada kata menyerah dan putus asa dalam kamus kesuksesan. Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kita bebas untuk berkarya. Bukankah cicak, seekor binatang melata tak memiliki sayap mampu bertahan hidup padahal mangsanya binatang bersayap?. Kita juga tidak pernah mendengar keluhan dan tangisan penyesalan dari seekor cicak tentang statusnya. Sejatinya, kita harus belajar dari kehidupan burung yang tetap
mendapat makanan
walaupun ia harus terbang ke sana ke mari untuk mencari sesuap makanan buat anaknya. Ternyata cicak, burung dan makhluk Alllah yang lain tidak hanya binatang yang di sekitar kita. Namun makhluk itu juga telah memberikan ibroh bagi kehidupan manusia tentang arti kesungguhan dan keseriusan dalam menjalani hidup ini. Binatang itu adalah media yang begitu banyak menjadi motivator dalam membentuk kepribadian manusia. Hanya makhluk Allah yang malas untuk berusaha hidupnya selalu mengeluh dan menyalahi keadaan : “mengapa begini, mengapa begitu “. Mereka menganggap jalan yang ada telah buntu sehingga tidak ada jalan lain yang harus ditempuh. 7. SIMBIOSIS KEHIDUPAN Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena memang setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Justru kelemahan dan kelebihan yang ada dapat dikolaborasikan (dipadukan) dengan yang lain sehingga saling menutupi. Itulah kehidupan yang penuh dengan interaksi. Interaksi itu akan berjalan dengan baik jika sama- sama saling pengertian. Inilah yang dinamakan
dengan
kerja
sama.
Harapannya,
kerja
sama
yang
dijalin
adalah
saling
24
menguntungkan, dan bukan sebaliknya saling merugikan. Ketergantungan ini dalam bahasa biologi disebut dengan simbiosis mutualisma. Sementara itu ada juga kerja sama yang satu untung, sedangkan yang lain tidak dirugikan. Ketergantungan ini disebut dengan simbiosis komensalisme. Namun janganlah seperti simbiosis parasitisme yang saling bekerja sama namun yang satu untung sementara yang lain mengalami kerugian. Orang muslim tentunya akan memilih yang pertama, yaitu kedua belah pihak saling menguntungkan. Karena memang Allah sangat menganjurkan untuk saling bekerja sama dan tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa. Bukan sebaliknya dalam hal dosa dan permusuhan.
[ Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, QS Al- Maidah(5) : 2 ] Sebaliknya simbiosis parasitisme hanyalah dimiliki oleh orang- orang yang berhati busuk. Orang seperti ini orientasi hidupnya hanyalah pragmatisme yaitu berorientasi dengan uang ataupun keuntungan. Jika virus ini menyebar di tubuh seorang politikus, maka virus ini tentunya
akan mengganggu pemikiran si empunya untuk menghalalkan segala cara. Demi
keuntungan sesaat, seorang politikus berani menjadi pelacur politik. Pada akhirnya mereka akan terbiasa mendukung segala regulasi dan peraturan yang jalas- jelas merugikan rakyat hanya demi uang, jabatan dan kedudukan semuanya bisa tergadaikan. Sikap oportunis ini tentunya akan merugikan kebenaran. bahkan yang parahnya sudah tidak bisa lagi mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Jika virus ini sudah masuk ke dalam diri seorang pejabat, maka ia tidak akan pernah peduli terhadap rakyat, bahkan demi kekuasaan ia berani menggadaikan negara demi kepentingan individu atau golongan. Namun, ketika seorang politikus, pejabat bahkan siapa saja jika di dalam dirinya terpatri semangat simbiosis mutualisme ataupun komensalisme maka tentunya mereka akan mampu memberikan yang terbaik untuk rakyatnya, bangsa dan agama. 8. TAK MUNGKIN SUASA SAMA DENGAN EMAS Bagai bumi dan bulan terasa sangat jauh, begitu juga dengan orang mukmin dengan munafiq atau pun kafir. Ini memberikan gambaran yang sangat jauh sekali dan sangat bertolak belakang. Ibarat pepatah jauh panggang dari api, atau seperti bagai pungguk merindukan bulan. Tentunya peribahasa ini menegaskan kepada kita bahwa sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Karena memang bumi jelas sangat berbeda dengan bulan, begitu juga suasa dan emas. Sesungguhnya orang beriman sangat jauh berbeda dengan orang kafir. Karena orang beriman itu terpancar dari wajahnya cahaya ketaqwaan kepada Rabbi, sebaliknya orang kafir sangat takutnya kepada Rabbi, karena dosa yang telah dilakukan. Bagaimana mungkin kebaikan sama dengan keburukan, karena memang kebaikan adalah milik orang yang berhati mulia,
25
manusia yang membawa misi perdamaian di muka bumi dan menebarkan rahmat ke pada umat manusia, sementara itu kejelekan dan keburukan hanya milik orang yang berhati busuk, yang selalu berada di jalan kesesatan dan kemunafikan sehingga hatinya cenderung untuk memilih jalan yang penuh lumpur dan noda.
[ Artinya : tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung, QS Al Hasyir ( 59) : 20 ]. Jika kebaikan itu sama dengan kejelekan, tentu orang tidak harus bersusah payah melakukan kebaikan. Jika yang halal sama dengan yang haram, maka orang akan memakan sembarangan. 9. KELEDAI PUN TAK MAU Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan ataupun kekhilafan. Karena memang perbuatan tersebut merupakan tabi’at manusia. Itulah mengapa kita dikatakan dengan manusia, karena di dalam bahasa arab bahwa kata tersebut berasal dari dua kata yaitu man artinya siapa dan nasiya yang berarti lupa. Jadi manusia itu adalah makhluk yang sering lupa. Ada kesalahan yang memang di sengaja namun ada juga yang tidak di sengaja. Sesungguhnya orang yang beriman tidak mau mengulangi kesalahan yang sama, karena hal tersebut menunjukkan kebodohan dan kecerobohan . Jika berbuat salah, langsung bersegera untuk mengingat Allah dan memohon ampun kepadanya.
[ Artinya : dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui, QS Al- Imran(3) : 135]. Ibarat keledai, tidakkan mau masuk ke dalam lubang yang sama kedua kali. Nah... binatang saja bisa mengambil pelajaran, mengapa kita tidak bisa ?. Bukankah Allah telah menjadikan manusia lebih sempurna dari hewan?, Bukankah manusia telah diberikan potensi jauh lebih sempurna untuk mengatasi hal yang tidak baik dibandingkan dengan hewan?.
[Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya,QS At-tiin(95):4]
10. HARAPAN YANG TAK KUAT
26
Sesungguhnya segala aktivitas hidup ini hendaklah kita tujukan hanya kepada Allah SWT. Hal ini ditegaskan Allah dalam al-qur’an :
[ Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, QS Al- An’am(6) : 162 ]. Jangan ada kepentingan pribadi apalagi maksud tertentu sehingga dapat mengkaburkan niat baik. Jika perbuatan yang kita lakukan ternyata berbuah kebaikan ataupun kejelekan maka itu hal biasa, karena memang selalu saja ada bias yang terjadi karena syethan selalu tidak ingin melihat manusia berada di jalan kebaikan. Namun jika kejelekan yang kita tanam maka bagaimana mungkin akan muncul kebaikan . Ibarat menanam padi , yang muncul bukan hanya padi, namun juga rumput. Akan tetapi jika yang kita tanam rumput , bagaimana mungkin akan muncul padi ?. Inilah logika berpikir sehat, yang selalu mengarahkan kita untuk selalu berbuat baik.
[ Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya, dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula, QS Al- Zalzalah(99) : 7-8]. Sesungguhnya Allah tidak melihat apa dan bagaimana yang telah kita korbankan. Harapannya bahwa sesuatu yang kita berikan merupakan persembahan terbaik yang diberikan kepada Sang Pencipta. Pernah suatu hari Umar bin Khattab
memberikan separuh dari harta
yang dimilikinya dengan maksud untuk berlomba dengan Abu Bakar. Ternyata alangkah terkejutnya ia setelah melihat bahwa sahabat tercintanya itu
memberikan seluruh hartanya
untuk jalan islam.
[ Artinya : Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik, QS Al- Haj(22) : 37]. 11. JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN ORANG Dalam hidup ini tentu kita pernah mendapatkan pertolongan dari orang lain, baik berupa do’a maupun sesuatu yang sangat berharga. Tentu semua itu bukanlah terjadi begitu saja, melainkan karena mereka begitu perhatian dengan kita. Bantuan apapun sejatinya haruslah diingat, dihargai dan jangan sampai kita menganggap sebelah mata, karena bisa jadi itulah pemberian terbaik dari saudara kita. Bisa jadi apa yang telah diberikan kepada kita, adalah sesuatu yang sangat berarti bagi dirinya dan sangat dibutuhkan pada waktu itu. Namun dia begitu sayang, cinta dan perhatiannya, sehingga kita adalah orang pertama yang ditolongnya.
27
Sekecil apapun pemberian orang lain haruslah dihargai, dan jangan sekali- kali meremehkan pemberian atau pertolongan dari orang lain. Tidak ada pemberian terbaik dari orang lain kepada kita kecuali mereka tidak ingin melihat kita sedih , susah apalagi menderita. Orang di sekitar kita berharap banyak bahwa kita bisa untuk berterima kasih. Sangat menarik ungkapan yang sangat masyhur yaitu : “ jangan lupakan kebaikan orang lain kepadamu, dan jangan kau lupakan juga dosamu kepada orang lain, namun hendaknya lupakanlah apa yang telah kau berikan kepada orang lain, dan kesalahan orang lain kepadamu”. Jika ini selalu dan senantiasa kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari maka hati ini akan selalu hidup dengan kedamaian dan penuh dengan kesyukuran. Begitu juga seharusnya hubungan kita dengan Allah. Allah begitu banyak memberikan rizki kepada seluruh manusia tanpa pandang bulu, apakah dia muslim maupun kafir,
tiada lain agar kita bisa menjadi
makhluk yang bersyukur, dengan terus menjadi hamba yang selalu mengabdi kepada Allah,
[ Artinya : dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih", QS Ibrahim(14) : 7 ]
12. ANAKMU BUKANLAH MILIKMU Mereka adalah putra putri sang hidup Yang rindu akan dirinya sendiri Mereka lahir lewat engkau Tetapi bukan dari engkau Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu Berikanlah mereka kasih sayangmu Namun jangan sodorkan pikiranmu Sebab pada mereka ada alam pikirannya sendiri Patut kau berikan rumah bagi raganya Namun tidak bagi jiwanya Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan Yang tiada dapat kau kunjungi Sekalipun dalam mimpimu Engkau boleh berusaha menyerupai mereka Namun jangan membuat mereka menyerupaimu Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur Ataupun tenggelam ke masa lampau
28
Engkaulah busur asal anakmu Anak panah hidup, melesat pergi Sang Pemanah membidik sasaran keabadian Dia merentangkanmu dengan kuasa Nya Hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah Sebab Dia mengasihi anak- anak panah yang melesat laksana kilat Sebagaimana dikasihi Nya pula busur yang mantap Sebuah puisi karangan Khalil Gibran di atas, tentunya sangat menarik untuk diresapi, karena memang isinya telah menyindir di dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya anak adalah bagian dari aset orang tua yang akan menjadi penerus demi kelangsungan kehidupan manusia. Orang tua selalu berharap bahwa anaknya kelak akan menjadi orang yang sukses seperti mereka. Namun Sang Khalil mengingatkan kita bahwa dunia anak tentunya sangat berbeda, jiwa merekapun jelas berbeda dengan kedua orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua tidak dibenarkan untuk memaksakan kehendak kepada anak- anaknya. Karena
hidup dan
pikiran mereka jelas berbeda dengan kita. Apalagi zaman mereka sangat berbeda denganb zaman kita. Oleh sebab itu, perlu bagi orang tua mencari cara yang sangat jitu dan ampuh agar anak bisa cepat dewasa dalam berpikir dan berbuat. 13. SELIMUT DI MALAM HARI Sesungguhnya Allah telah menciptakan alam ini penuh dengan keseimbangan. Di samping menciptakan siang, ternyata Allah juga menciptakan malam. Dan kedua waktu tersebut selalu dipergilirkan. Semua itu merupakan tanda- tanda kebesaran Allah bagi yang mau berpikir. Waktu malam sesungguhnya adalah saat istimewa diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Setelah satu harian penuh disibukkan dengan bekerja untuk mencari kehidupan. Tiba saatnya waktu malam digunakan untuk istirahat demi mengendurkan, dan merileks kembali tubuh yang telah penat seharian bekerja. Itulah mengapa Allah mengatakan malam hari hanya digunakan untuk selimut (istirahat). Namun, tidak semua orang telah memanfaatkan malam dengan sebaik- baiknya. Bahkan banyak waktu terbuang dengan percuma, misalnya dengan bergadang sehingga seluruh putaran waktu yang 24 jam lamanya hanya digunakan untuk bersenang- senang.
Bagaimana Islam
mensikapinya ?. Islam memandang bahwa waktu itu laksana pedang, yang bersisi dua. Jika digunkan untuk kebaikan maka ia akan bermanfaat bagi si pemiliknya, namun jika pedang disalahgunakan atau tidak digunakan sebagaimana mestinya, tentu ia akan bisa menghunus si empunya. Begitu juga dengan waktu malam. Semestinya digunakan dengan sebaik- baiknya agar waktu yang berlalu itu memberikan nilai manfaat yang besar, misalnya untuk tidur, belajar ataupun sholat malam.
29
Imam Syafi’i, membagi malamnya dengan tiga bagian waktu, yaitu 1/3 untuk tidur, 1/3 untuk sholat malam dan 1/3 lagi digunakan untuk belajar. Sehingga wajar jika ia menjadi salah seorang ulama yang banyak diidolakan oleh umat islam khususnya yang bermadzhab Syafi’i. Sejalan dengan itu Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Rasulullah yang dijuluki Singa padang pasir, pernah memberikan statemen bahwa “ Jika saya tidur di malam hari, maka saya takut kehilangan diriku, namun jika saya tidur di siang hari takut kalau
menyengsarakan
umatku”. Demikianlah pesan yang sangat padat, sarat dengan pemanfaatan malam yaitu beliau takut jika tidur di tengah malam sehingga tidak bangun untuk sholat malam dan tidak bisa berkomunikasi dengan Allah. Namun ketika siang hari digunakan untuk tidur, maka kekhawatiran itu bertambah karena ia seorang pemimpin, berarti akan menyengsarakan rakyatnya. Makanya bagi seorang muslim, malam merupakan saat yang paling tepat untuk mengadu kepada Allah, untuk berdo’a dan bermohon agar Allah meng-ijabah do’a kita dan memberikan kedudukan yang terpuji seperti janji NYA diberikan Maqomam Mahmuda. Bukan sebaliknya, sebagian manusia menggunakan waktu malam hanya untuk bergadang, berbincang dengan sesama teman dengan membuang waktu dengan percuma, atau digunkan untuk bermain internet atau hp yang tidak ada nilai ibadah. Tentunya semua ini merupakan perbuatan yang sangat sia- sia. Rasulullah SAW dalam memanfaatkan malam sangat selektif. Setelah sholat isya digunakan untuk tidur, lalu ketika bangun tengah malam hanya digunakan untuk beribadadah dengan sholat tahajjud/ qiyamul lail. Bagi seorang yang sering begadang , berarti ia akan tidur lama sehingga bangunnya akan lama juga dan menyebabkan sholat subuh akan tertinggal . Parahnya sholat subuh sampai terlewatkan, bahkan tidak sampai melaksanakan sholat subuh. Jadi .. kalau begini , dimana letak kebaikannya. 14. MULUT DAN KEMALUAN Sesungguhnya “mulut dan kemaluan” adalah dua hal yang sangat berharga di dalam hidup manusia. Oleh karena itu haruslah digunakan demi kebaikan yang dianjurkan sesuai dengan
syari’ah.
Jika
salah
dalam
menggunakan
dan
menempatkan,
tentunya
akan
menimbulkan hal yang sangat membahayakan tidak hanya bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dari mulut tentunya orang akan bisa berbuat ghibah, bahkan sampai memfitnah. Demikian pula dari kemaluan akan terjadilah perzinahan, dan akibatnya akan menimbulkan penyakit kelamin lainnya. 15. MUSIBAH YANG MENIMPAMU Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak selamanya berjalan dengan mulus. Terkadang lebih banyak permasalahan yang dihadapi. Ada suka bahkan ada pula duka yang menerpa. Ibarat pepatah “ Tak selamanya langit itu biru cerah, suatu saat akan kelabu. Tentunya permasalahan itu harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Permasalahan yang
30
dihadapi setiap manusia sesungguhnya sangat bergantung apa dan di mana posisi seorang itu berada, dan cara mensikapinyapun dengan berbagai macam cara. Sesungguhnya musibah yang menimpa kita ada beberapa macam, tergantung pada posisi mana kita berada. Jika suatu tempat terjadi musibah dengan meletusnya gunung berapi, terjadinya bencana banjir, tsunami bahkan sampai merebaknya berbagai macam penyakit, maka sesungguhnya peristiwa tersebut merupakan laknat dari Allah bagi orang yang berbuat dosa, karena sebelum terjadinya peristiwa itu ternyata kemaksiyatan merajalela, tidak ada yang ingin untuk mencegahnya bahkan turut serta pula dengan kemaksiyatan yang ada. Namun musibah itu bisa juga merupakan teguran dan peringatan bagi orang yang lupa kepada Allah. Selama ini mereka melaksanakan ibadah, namun mereka juga lupa bahwa kemaksiyatan telah ada di sekelilingnya. Sebaliknya, musibah itu bisa juga dianggap sebagai cobaan yaitu cobaan bagi orang yang beriman, apakah dengan peristiwa tersebut ia akan tetap kokoh dan konsisten di dalam menghambakan diri kepada Allah. 16. TIGA HAL YANG TAK PERNAH KEMBALI Di dalam hidup ini ada tiga hal yang tidak pernah kembali. Jika ketiganya pergi, tentunya tidak akan bisa ditarik kembali. Ketiga hal itu adalah a. Anak panah yang telah melesat Anak panah dan busur adalah 2 hal yang harus ada bagi seorang pemanah. Jika tidak ada salah satunya, maka tidak mungkin memanah. Agar sasaran mengena dengan tepat, tentu si pemanah haruslah berlatih dengan baik dan memiliki jam terbang yang tinggi. Untuk itu dibutuhkan latihan- latihan yang banyak . Semakin kuat dan ketat tarikan yang dilakukan, maka akan semakin cepat pula anak panah melesat. Namun, ketika anak panah lepas dari busur, tidak mungkin bisa ditarik kembali. Beruntung jika si anak panah mengenai sasaran. Namun, ketika busur telah lepas dan keluar dari target sasaran tentunya yang terjadi adalah penyesalan. b. Ucapan Yang Telah Terucap Ahli bijak pernah mengatakan bahwa “Tanda orang yang cerdas sangat ditentukan dari bicaranya, sebaliknya tanda orang bijaksana sangat ditentukan dari tindakannya”. Orang yang cerdas tidak mau untuk mengucapkan kata- kata yang tidak bermanfaat, apalagi sampai salah ucap sehingga menyakiti hati orang lain. Karena setiap kata yang keluar tidak mungkin dapat diralat atau ditarik kembali. Beruntung jika setiap kata yang keluar mengandung kebaikan. Bagaimana jadinya jika yang keluar sebaliknya yaitu penuh dengan fitnahan, dan membuat sakit hati orang lain tentunya akan membuat kita menjadi orang yang rugi. Ibarat peribahasa “ luka karena pedang masih bisa diobati, namun jika luka karena kata bagaimana mungkin untuk terobati, kecuali pemberian maaf dari yang disakiti. Oleh karena itu, sebelum bicara hendaknya haruslah dipikirkan dahulu agar tidak menyesal kemudian.
Ucapan kita sesungguhnya
menunjukkan kualitas diri kita. Jika bicara yang kita keluarkan ternyata lebih banyak senda gurau ataupun menyakitkan orang, tentu orang lain akan menilai bahwa kita tidak memiliki apaapa. Seperti pepatah “ Tong kosong nyaring bunyinya .
31
c. Sahabat yang telah pergi meninggalkan Sahabat adalah teman yang setia baik suka maupun duka. Sahabat sejati akan selalu berada di samping kita, baik dibutuhkan atau tidak. Ketika kita dalam kedukaan ia akan berupaya untuk menemani, menghibur bahkan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Teman sejati itu bisa jadi istri atau suami, bisa teman bermain , atau yang lainnya. Begitu pentingnya persahabatan, hendaknya jangan sampai ada yang tersakiti agar persahabatan itu tetap langgeng. Ketika ada yang disakiti ataupun dikhianatai maka yang terjadi adalah dia akan meninggalkan kita untuk selamanya. Tentunya ia tak akan kembali lagi walau kita berusaha untuk memintanya. Begitulah persahabatan itu, ia ada karena kita yang menginginkannya. 17. RELAKAN KEPERGIANNYA Sesungguhnya semua yang diberikan Allah kepada kita adalah titipan yang suatu saat akan diambil kembali. Anak yang sehat, cantik dan ganteng, harta yang banyak dan berlimpah, kendaraan yang menyenangkan, perhiasan yang dimiliki semua itu adalah titipan Allah. Jadi, manusia tidak boleh terlalu cinta dan sayang secara berlebihan terhadap titipan tadi. Karena semua itu bukan milik kita. Sekali lagi hanyalah sebagai amanah yang sifatnya sementara, bukan selamanya. Semenjak lahir hingga meninggalkan dunia yang fana ini ternyata kita tidak memiliki apaapa dan tidak akan membawa apa- apa. Nama yang kita miliki adalah pemberian dari ibu bapak. Pakaian dan makanan yang dipakaikan ke kita adalah hasil dari keringat kedua orang tua. Pendidikan dan gelar yang kita raih juga hasil dari penghargaan yang diberikan kepada kita. Bahkan ketika kita meninggal semuanya tidak ada artinya karena harta yang dimiliki tidak kita bawa karena akan diberikan kepada ahli warisnya. Sejatinya, kita harus menggunakan titipan yang diberikan itu demi kebaikan dan disalurkan sesuai jalan yang disyariahkan. Kecintaan yang berlebihan kepada pasangan, dan anak- anak tentunya akan membuat kita menderita. Begitu juga dengan harta, kendaraan serta perhiasan semua itu adalah semu dan yang akan bermanfaat adalah apa yang telah kita berikan di jalan yang benar.
32
BAB III MENATAP MASA
DEPAN
33
1. GENERASI TERBAIK POHON PISANG Keberadaan pohon pisang di dalam kehidupan manusia sesungguhnya telah memberikan begitu banyak inspirasi. Seharusnya manusia bisa menjadikannya sebagai ibroh dan motivasi di dalam menjalani kehidupan. Sebelum mengalami yang namanya kematian, sang induk pisang telah mempersiapkan generasi baru yang berupa tunas- tunas . Pohon pisang juga begitu banyak memberikan manfaat kepada manusia demi memenuhi hajat hidup manusia. Dari daun hingga batang semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manuisa. Begitulah juga hendaknya dengan manusia. Keberadaan kita di muka bumi ini sangat pantas untuk dipertanyakan. Apakah kita telah mempersiapkan generasi
yang bakal
menggantikan ketika sudah tiada ?. Apakah kita telah memberikan begitu banyak manfaat baik kepada keluarga, saudara, teman maupun lingkungan sekitar, atau jangan- jangan ingin memberikan dan memecahkan permasalahan ( problem solver ) namun yang terjadi sebaliknya yaitu menjadi problem maker ( pembuat masalah ). Jika semua itu belum kita lakukan, maka perlu untuk introspeksi dan bercermin sejenak kepada firman Allah :
[ Artinya : dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar, QS Annisa(4):9] Sejatinya, manusia harus mempersiapkan generasi yang akan melanjutkan perjuangan, serta menjadikan mereka generasi yang kuat dan tangguh, kelak jika telah tiada mereka akan sanggup menerima kenyataan ini. Mereka akan meneruskan nilai- nila perjuangan bahkan bersedia dengan ikhlas untuk membawa misi- misi islam rahmatan lil’alamin, bahkan mereka memiliki keyakinan dan militansi yang kuat dan kokoh sehingga sikapnya tidak terombang ambing diterpa zaman. Mereka adalah generasi emas. Generasi yang diharapkan untuk bisa tampil kelak membawa kebaikan dan meneruskan perjuangan. Namun generasi emas
ini
bukanlah anak- anak yang bermental tempe, yang lemah di telan zaman, namun mereka anakanak yang bermental baja, makhluk suci yang berhati mulia karena mentalnya sudah ditempa oleh orang tua yang berhati malaikat. Sehingga orang tua sudah tidak merasa khawatir lagi jika suatu saat dipanggil oleh Allah. Ketika mereka ditanya “ Ma ta’buduna mim ba’di = apa yang kamu sembah setelah aku mati “. Tentunya dengan tegas mereka akan mengatakan “ kami akan menyembah Allah, Tuhan Yang Satu, seperti yang dikisahkan Allah dalam al- qur’an.
[ Artinya : Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya", QS Al- baqoroh(2) : 133 ].
34
Ketegasan anak- anak soleh bukan hanya ketika ditanya seperti di atas, namun juga disaat mereka ditanya: “ ma takkuluna mim ba’di = apa yang kau makan setelah aku mati”. Maka dengan serentak dan tegas bahwa mereka akan mengatakan bahwa hidup kami bukan untuk makan,
namun
sebaliknya
dengan
makan
maka
kami
akan
berusaha
untuk
bisa
mempertahankan hidup ini. Tentu untuk mendapatkan anak- anak seperti di atas tidaklah mudah, apalagi hanya sekedar kata- kata, namun lebih dari itu dibutuhkan ketegasan dan contoh teladan dari orang tua. Untuk itu orang tua tidak hanya sekedar menjadi teman dalam bermain, bukan hanya menjadi penghibur dalam suka dan duka, namun lebih dari itu bahwa mereka diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi anak- anak di dalam menjalankan kehidupannya. Jika orang tua telah mempersiapkan jauh hari dengan pendidikan dan akhlak yang terbaik, maka akan tumbuh anak- anak yang kuat baik pikiran, agama, keimanan, kesehatan dan sebagainya ( Hadits Nabi : orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari pada yang lemah) .Kesalahan orang tua dalam menanamkan aqidah kepada anak, akan berimplikasi kepada lemahnya mereka dalam memegang prinsip dan bukan tidak mungkin akan salah memiliki orientasi hidup sehingga mereka akan memandang live to eat, but not eat to live ( hidup untuk makan dan bukan makan untuk hidup ) . Sejatinya pilihan kedua yang menjadi idola dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu dibutuhkan semangat dalam menanamkan pesan moral kepada anak- anak, agar mereka lebih mencintai Allah SWT dan menghindarkan diri dari mempersekutukan Allah. Sejatinya ketika orang tua sudah menanamkan aqidah dengan kuat, maka mereka akan selalu hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya serta mengajak kepada kebaikan, sebagaimana dulu juga pernah ditanamkan oleh seorang manusia yang
bernama
Lukmanul Hakim, Seperti digambarkan Allah dalam QS Luqman(31) : 12 - 17
Artinya : dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
35
kembalimu. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus, lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
2. BERMIMPILAH UNTUK HARI ESOK Masa lalu adalah masa dimana kita telah melakukan dan menggoreskan tinta kebaikan ataupun kejelekan. Masa lalu juga hanya bisa diingat dalam kenangan, namun tidak bisa untuk ditarik kembali dan diminta untuk mengulanginya. Sebaliknya, saat ini adalah saat dimana kita berada di dunia dan berlomba di dalam menanam amal. Oleh karena itu, hari ini adalah milik kita dan jangan sampai lepas dari genggaman. Jangan sia- siakan kesempatan emas yang ada di tangan. Pegang dengan erat, bahkan diikat dengan kuat. Saat ini juga, sebaiknya waktu untuk menyemai bibit, agar hasil panen dapat dipetik dengan melimpah di masa yang akan datang. Jika berharap panen terbaik, maka tanamlah bibit yang terbaik lagi unggul. Sebaliknya jika menginginkan hasil panen sedikit, maka lakukan menanam benih dengan cara biasa saja . Sebagai ilustrasi, Seorang petani saja jika ingin mendapatkan hasil panen terbaik, maka harus menggunakan jenis padi yang berkualitas, dikerjakan dengan giat dan sungguh- sungguh. Begitulah jika kita ingin memetik hasil, tanamlah bibit yang terbaik. Ketahuilah, jika kita menanam padi maka yang tumbuh bukan hanya padi namun juga rumput. Sebaliknya jika yang kita tanam rumput maka tidak akan mungkin tumbuh padi. Inilah hukum timbal balik dalam kehidupan. Perbuatan baik yang kita lakukan tentunya tidak hanya berbuah dan dibalas dengan kebaikan pula, tetap tetap ada menghasilkan kejelekan. Sebaliknya tidak kan mungkin berharap kebaikan jika yang ditanam adalah kejelekan. Sementara itu, hari yang akan datang belum tentu jantrungnya. Belum bisa untuk dijangkau dan diprediksi. Orang beriman sangat dianjurkan untuk memperhatikan dan mempersiapkan hari esok, karena memang hari esok merupakan bagian dari masa depan. Salah satu tanda dari orang yang cerdas yaitu jika masa depan sudah dipersiapkan sejak dini dengan persiapan yang cukup matang. Orang yang tidak bermimpi untuk hari esoknya, maka ia akan galau di dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Namun demikian, bukan berarti kita hanya bermimpi dengan khayalan yang panjang tanpa usaha, bagaikan ular buta yang menunggu nasib dikasihani seekor burung yang datang untuk menyuapi makanan kepadanya. Akan tetapi mimpi itu adalah cita- cita dan harapan yang akan diwujudkan dalam bentuk usaha dan kerja keras.
36
Sejatinya, masa akan datang menjadi impian kita. Bermimpilah untuk hari esok, karena semua itu akan kita dapatkan jika diniatkan dan digapai dengan sungguh- sungguh. Walaupun masa akan datang tak tahu arahnya maka haruslah dipersiapkan dengan sebaik mungkin.
[ Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, QS Al- Hasyir (19) : 18 ] Sebuah kisah menarik berupa dialog antara Nabi Sulaiman as dengan seekor semut : ” Hai semut, bagaimana kamu mempersiapkan makan untuk hari esok” ?. Dengan percaya diri, kemudian sang semut mengatakan “ Jika saya memiliki makanan, maka sebagian akan saya makan dan sebagian lagi akan saya tinggalkan. Mengapa demikian ? tanya Sang Nabi. Itu semua sebagai persediaan untuk hari esok !. Kisah di atas sangat menarik bagi kita untuk dihayati. Sesungguhnya dialog di atas telah memberikan spirit kepada kita, ternyata seekor semut telah memberikan
pelajaran
yang
terbaik
kepada
manusia
agar
tetap
memperhatikan
dan
mempersiapkan hari esok walaupun belum pasti. 3. MATAHARI KEHIDUPAN Matahari adalah sumber kehidupan bagi semua makhluk, khususnya yang ada di muka bumi. Bayangkan, bagaimana jadinya jika Allah tidak menciptakan matahari dan tidak mau memperlihatkan wajahnya ketika siang hari, tentunya seluruh alam ini akan menjadi gelap. Sehingga tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan dan melakukan aktifitas. Berarti matahari telah memberikan banyak manfaat di muka bumi ini. Matahari juga telah menerangi alam ini tanpa pernah keluh kesah dan tak pernah keluar dari peredaran. Di samping menerangi seluruh alam, matahari juga tetap menerangi dirinya sendiri. Sebagai makhluk, tentunya memiliki rasa ketundukan kepada Sang Pencipta, karena Dia lah yang telah menggerakkan dan mengatur itu semua. Begitulah hendaknya dengan manusia, bahwa keberadaan kita diharapkan sebagai penyuluh(obor) dari kegelapan, memberikan manfaat kepada orang lain tanpa kenal lelah. Orang yang beriman meyakini bahwa tamsilan seperti ini akan memberikan spirit untuk melakukan yang terbaik buat orang lain. Setiap hari, hidupnya diarahkan dengan mengajak orang dan meninggalkan segala yang dilarang. Inilah yang dikatakan Rasul dalam sabdanya : “ Khairunnas an-fa’uhum linnas ( sebaik- baik manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya ). Sesungguhnya mengajak orang untuk mencegah kemungkaran lebih sulit dibandingkan dengan mengajak untuk melakukan kebaikan. Oleh karena itu, perlu bersegera melakukan kebaikan, karena ladang kebaikan itu terhampar luas, seluas langit dan bumi. Sebaliknya melakukan kejelekan butuh energi dan pikiran yang menyimpang dari jalan kebenaran.
37
4. BERIKAN GIZI TERBAIK Sesungguhnya setiap jiwa memiliki hak. Begitu juga dengan seluruh anggota tubuh. Mulai dari tangan, kaki, hidung dan panca indera yang lain masing- masing memiliki hak. Untuk itu hendaklah ditunaikan, karena jika tidak dipenuhi berarti telah melakukan kezholiman dan dalam hal ini zholim terhadap diri sendiri. Jika hak tadi tidak ditunaikan maka akan timbul yang namanya kemudharatan. Sebaliknya ketika hak tadi telah terpenuhi tentu akan terjadi keseimbangan. Hak terhadap tubuh kita terbagi dua yaitu hak jasmani dan hak rohani. Hak secara jasmani artinya tubuh kita juga butuh diberikan makanan yang bergizi agar tetap sehat dan kebal terhadap setiap penyakit yang masuk. Jika tubuh sehat, akan memberikan semangat di dalam bekerja dan beribadah. Sebaliknya jika tubuh sakit, maka bukan tidak mungkin ibadah juga akan terganggu. Rasulullah sangat mencintai umatnya yang kuat, seperti yang ditegaskan dalam sabdanya [Artinya orang mukmin yang kuat tentunya lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah]. Bagaimana jadinya, jika umat muslim memiliki tubuh yang lemah, dan penyakitan? . Alih- alih ingin membantu, tidak menjadi beban bagi orang lain saja sudah syukur. Begitu pentingnya tubuh yang kuat, sampai- sampai Indonesia menggunakan
jargon / motto
dalam dunia olah raga “ Men sana in corpore sano = di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Disamping perlunya kesehatan jasmani, ternyata kesehatan penting. Kesehatan rohani sangat dibutuhkan karena ternyata
rohani juga tidak kalah tubuh juga membutuhkan
makanan spritual. Berapa banyak orang memiliki tubuh yang kekar, kuat dan sehat, ternyata malas dan tidak mau menyempatkan waktu untuk beribadah. Orang yang rohaninya sakit, memandang ibadah adalah pemborosan dan membuang waktu dengan percuma. Mindsetnya telah terbalik sehingga semua harus diukur dengan materi. Apa yang salah dengan orang tadi ? . Ternyata rohaninya tidak diberikan makanan spiritual, imannya tidak dipupuk, akhlaknya tidak dihiasi dengan budi pekerti yang baik. Sampai cara berpikirpun menjadi pragmatis Jika untuk dunia dan materi ia pertaruhkan dari pagi hingga petang, namun untuk urusan akhirat ia tak mau tahu, padahal tidak tahu kapan ajal menjeput . 5. LEBAH SANG PELOPOR Lebah adalah salah satu binatang yang telah membantu penyerbukan bagi tumbuhtumbuhan. Lebah juga hewan yang memiliki pembagian sistem kerja yang profesional. Makhluk ini juga bekerja berdasarkan komando sang ratu, dan yang tak kalah penting, kehadirannya di alam ini telah begitu banyak memberi manfaat yang tidak hanya dirasakan buat manusia namun juga kepada alam.
Makanya wajar jika Allah
telah mengabadikan nama lebah ( An – Nahl )
bagian dari salah satu nama surat dari surat al- qur’an. Ketika mencari sari bunga, tubuhnya masuk ke dalam kelopak bunga dan menyentuh benang sari sehingga melekat di kepala putik dan akhirnya terjadilah pembuahan. Tentu begitu besar jasanya dalam membantu penyerbukan. Setiap mengambil sari bunga, lebah juga tidak
38
pernah melukai bahkan mematahkan tangkai tumbuhan tersebut.
Ia hanya mengambil sari
bunga, tidak lebih dari itu. Binatang ini tidak pernah mengganggu, namun dia akan membalas jika diganggu. Ia akan mengejar ke mana para pengganggu lari dan bersembunyi. Bahkan kecepatan terbangnya jauh melebihi makhluk yang lain. Oleh karena itu, lebah selalu membuat rumah yang tinggi- tinggi baik di atas pohon, gunung, maupun yang di tempati manusia.
[ Artinya : dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiaptiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan, QS An- Nahl(16) : 68-69 ]. Sejatinya, lebah dapat kita jadikan pelajaran, yaitu pelajaran yang sangat berharga buat menuntun manusia akan pentingnya keta’atan, kepatuhan dan kerjasama. Sejatinya manusia yang cerdas akan dapat menangkap segala rahasia yang telah ditunjuki Allah SWT kepada kita. Orang yang beriman seharusnya mencari makanan yang halal, karena makanan halal mengandung kebaikan yang banyak bagi manusia. Setiap makanan yang dikonsumsi akan berimplikasi kepada pikiran dan hati, baik diri sendiri maupun anggota keluarga. Makanan yang thoyyib lagi halal merupakan primadona bagi orang beriman, karena memang makanan ini mengandung nutrisi ketaqwaan jika dikonsumsi terus menerus. Sebaliknya jika makanan yang diberikan untuk keluarga ternyata mengandung syubhat apalagi yang haram, maka dapat dipastikan bahwa akan mempengaruhi terhadap cara berpikir dan beribadah. Ia dapat merubah mindset dalam memandang kehidupan ini. Bahkan hati kita akan cendrung kepada kejelekan dibandingkan kebaikan. Sesungguhnya makanan yang halal telah jelas dan yang harampun jelas, hanya saja kitalah yang menjadikan makanan itu menjadi samarsamar. Ungkapan “ Jangankan yang halal, yang harampun susah “ bukanlah sebuah kebenaran, namun ia adalah sebuah pembenaran. Artinya kebiasaan yang salah dibenarkan sehingga seolah- olah menjadi benar, padahal ia merupakan sesuatu yang salah kaprah. Dari makanan yang terbaik, tentunya terdapat implikasi yang positif yaitu menghasilkan pikiran yang brilyan, bahkan menjadi orang yang seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW = khairun nas anfa’uhum linnas . Rasulullah sangat berhati- hati dengan makanan. Bahkan beliau
telah mengingatkan
kepada umatnya di banyak tempat dari sabdanya akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang halal. Bahkan pernah suatu hari beliau mengatakan kepada sahabatnya : “ .Jika anakku Fatimah mengambil walau sebutir kurma, maka akan kupotong juga tangannya “ .
39
6. PANGGILAN YANG MENGHEBOHKAN Setiap hari kita sering mendengar bagaimana suara ayam berkokok, dan biasanaya suara itu terdengar ketika akan masuk subuh. Walaupun kita tidak tahu apa maksud dari kokokan ayam tersebut. Mungkin saja ingin mengajak lawan jenisnya untuk bangun, atau ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang sudah bangun di awal. Anehnya kokokan ayam yang satu diikuti dengan ayam lainnya sebagai tanda menyambut panggilan pagi. Namun bagi kita tidak perlu mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut. Karena memang yang namanya ayam adalah seekor binatang dan berbeda dengan dunia kita, kecuali jika hidup di zaman Nabi Sulaiman as. Sesungguhnya ayam memiliki caranya sendiri di dalam membangunkan temantemannya, termasuk manusia. Setiap pagi si ayam selalu berkokok untuk membangunkan seluruh makhluk sekitarnya. Walaupun ada yang merasa terganggu, namun banyak juga yang merasa senang. Kokokan suaranya di pagi hari yang masih gelap gulita , tentunya mengingatkan kita tentang merdunya suara emas dari panggilan adzan Abdullah bin Ummi Maktum dan Bilal bin Rabbah yang menggema 14 abad yang silam di sekeliling kota Mekkah dan Madinah untuk mengajak umat islam datang ke mesjid menunaikan ibadah sholat secara berjama’ah. . Panggilan adzan bukanlah panggilan biasa, namun ia merupakan panggilan dari Sang Ilahi agar bersegera datang memenuhi. Supaya manusia membagi waktunya untuk Allah, walaupun kita tahu hanya sebagian kecil saja dari waktu yang diberikan Allah di dalam setiap hari. Bagi orang yang memiliki hati yang lembut, maka ia akan terbangun dari tidur yang panjang untuk memenuhi panggilan Ilahi Rabbi. Hatinya akan berdebar sambil berkata : ya Allah , aku memenuhi panggilan Mu, jadikanlah hatiku selalu terpaut untuk datang dan mencintai rumahMu. Tentunya tidak semua umat muslim yang tergerak hatinya untuk bersegera menunaikan kewajiban melaksanakan ibadah sholat. Ada yang tidak hadir dikarenakan masih tertidur, ada pula yang tidak jama’ah karena masih terlambat bangun, bahkan ada yang tidak bisa mendatangi mesjid dikarenakan sudah letih sehingga mengutamakan istirahat dari sholat. Jawaban seperti ini tentunya sah- sah saja untuk dijadikan dalih. Namun bagi seorang mukmin tidak akan menyalahkan keadaan, namun lebih banyak introsfeksi dan evaluasi diri sehingga berusaha dengan sungguh – sungguh untuk mendatangi panggilan adzan. Tentunya tidak semua umat islam yang terbuka hatinya untuk menjeput panggilan Ilahi. Hanya orang- orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, mendirikan sholat dan membayar zakatlah
yang senantiasa berusaha untuk memakmurkan mesjid Allah, karena hati mereka
telah terpaut kepada NYA.
[ Artinya : hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk, QS Taubah(9) : 18] Terkait dengan ini, Buya Hamka pernah mengatakan, “ bahwa untuk mengetahui seorang muslim maka lihatlah ketika di dua hari raya. Namun jika ingin melihat seorang beriman maka
40
lihatlah kehadirannya di sholat subuh”. Artinya bahwa di dua hari raya itu sesungguhnya berkumpullah orang yang mengaku islam untuk bergembira mendatangi kedua sholat tersebut. Jangan ditanya ketika sholat subuh, ternyata pada saat itu baru terlihat dengan jelas mana seorang mukmin sejati atau yang palsu. Karena memang sholat subuh tepat waktu hanya bisa dilakukan jika seorang muslim memiliki komitmen yang baik untuk bersegera datang menghadiri sholat secara berjama’ah. 7. PERTOLONGAN MEMBAWA SENGSARA Suatu hari, seorang bapak merasa iba melihat seekor kepompong yang ingin merubah diri menjadi kupu- kupu. Pada saat itu ia segera mengambil gunting, selanjutnya menggunting kepompong tadi yang merupakan cikal bakal seekor kupu- kupu. Tentu maksud sang bapak baik, yaitu untuk menolongnya agar cepat berubah menjadi seekor kupu- kupu, namun apa yang terjadi ternyata makhluk tersebut menjadi cacat dan akhirnya tidak bisa terbang. Sungguh malang
sekali nasib kupu- kupu itu. Maksud hati ingin menolongnya namun yang terjadi
sebaliknya adalah menyengsarakannya. Begitulah yang terjadi di dalam hidup ini bahwa orang tua terkadang lupa dengan apa yang telah dilakukan selama ini. Di satu sisi orang tua menginginkan anak- anaknya sukses, namun di sisi lain anak tidak mau untuk diatur segala keinginannya. Mereka ingin kebebasan dalam segala hal termasuk dalam menentukan masa depan. Keinginan untuk menjadikan anak yang mandiri dan tidak lemah adalah harapan terbesar bagi setiap orang tua. Semua orang tua tentu menghendaki anaknya sukses dan sesuai dengan keinginannya, namun apa yang dilakukan ternyata bukan solusi dan cara untuk menjadikan anak seorang yang super, sebaliknya yang terjadi adalah pemaksaan kehendak, bahkan dalam bahasa yang keren dikatakan dengan malapraktek. Sebagian orang tua menganggap bahwa cara yang dilakukan sudah tepat yaitu dengan memanjakan si anak dengan menolong tugas dan beban yang diberikan kepada mereka tentu akan dapat menjadikan mereka anak yang cerdas, dewasa, dan mandiri. Ternyata cara dan strategi yang dilakukan selama ini ternyata salah sehingga membuat si anak seperti terkungkung dalam sebuah terali besi yang tidak bisa bebas menentukan masa depannya sendiri. Mereka (anak- anak) menagnggap bahwa
kemerdekaan dirinya telah dirampas oleh orang sekitarnya.
Bahkan secara tidak langsung orang tua telah menjadikan mereka bagaikan robot yang digerakkan sesuai otak si pembuat. Akibatnya si anak sangat bergantung kepada orang tuanya. Kalau sudah begini tentu kehidupan sang anak bagaikan burung yang berada di dalam sangkar. Ia tidak bebas untuk terbang walaupun sesungguhnya ia binatang yang memiliki sayap. Memang susah mendidik anak di akhir zaman karena setiap zaman tentu si anak memiliki gaya yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan keseriusan dan kesabaran agar mereka tidak terpengaruh dan tertindas oleh zaman. Hal ini beranjak dari ketakutan sebagian orang tua terhadap pergaulan sang anak yang semakin heboh dan menggila. Di sana sini terdapat begitu banyak peristiwa yang mencoreng kehidupan dunia anak, seperti tawuran, kenakalan siswa,
41
pergaulan bebas, narkoba, pornografi dan porno aksi, bahkan sampai LGBT( lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender ). 8. DARI SANALAH ASALMU Keberadaan manusia di muka bumi tentu bukan terjadi begitu saja tanpa ada yang menciptakan. Namun keberadaan manusia pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Untuk itu
manusia harus sadar akan eksistensi dirinya yaitu lemah dan tak berdaya. Siapapun
orangnya bisa seperti saat ini karena semua itu buah dari kasih sayang orang tua dan rahmat dari Allah SWT. Kita sesungguhnya berasal dari air terpancar yang berasal dari lubang yang menjijikkan. Seperti Firman Allah :
[ Artinya : Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, QS Ath- Thariq(86) : 6 ] Oleh karena itu, tidak ada yang harus disombongkan terhadap diri yang hina ini. Sehebathebatnya manusia, suatu saat akan terbujur kaku di pembaringan menuju rumah peristirahatan yang terakhir yaitu pusara. Jangan sampai terlintas kesombongan di dalam hati sehingga menyebabkan Allah murka terhadap apa yang dirahasiakan dan dilakukan. Betapa dahulu kesombongan pernah ditujukkan oleh seorang raja yang amat diktator yaitu Fir’aun yang akhirnya sampai mengaku dirinya tuhan. atau seperti seorang Qorun yang amat kaya di masanya sehingga tidak mau lagi untuk bersedekah dan berbagi dengan sesama. Semua yang dimiliki baik itu jabatan, harta, bahkan keluarga tentu tidak ada nilainya di mata Allah jika tidak digunakan untuk kebaikan baik untuk dirinya sendir ataupun orang lain. Kita semua berasal dari air dan ternyata air itu merupakan sumber kehidupan. Sejatinya manusia haruslah menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan.
[ Artinya : dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah ( hubungan kekeluargaan ) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. QS Al- Furqon(25) :54]
Oleh karena itu, manusia tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya kita dahulu berasal dari air yaitu air sperma yang memancar begitu cepat dan kuat dengan 15 – 20 jutaan sperma yang terpancar harus bersaing untuk mendapatkan sel telur. Kegesitan dan kepiawaian sang sperma ternyata mampu mengungguli sperma yang lain. Di antara sperma yang ada, ternyata kita adalah sperma yang paling cepat dan berhasil menembus sel telur sehingga mampu untuk membuahi menjadi seorang anak seperti saat ini. Namun, apakah kecepatan sperma yang kita miliki dahulu sama dengan cepatnya kita memenuhi panggilan Allah?. Samakah cepatnya kita untuk tunduk
42
dan patuh atas perintah Allah ?. Tentu ini menjadi sebuah PR besar agar kita bisa untuk introsfeksi sehingga menjadi makhluk yang mulia. Selain dari air, manusia juga berasal dari tanah. Itu sebabnya di dalam tubuh kita mengandung zat- zat yang persis sama seperti yang terdapat di dalam tanah. Oleh karena itu, manusia tidak boleh angkuh dan sombong sehingga harus menganggap orang lain lebih hina dari kita. Bahkan yang parahnya menganggap orang lain lebih rendah sementara kita adalah makhluk yang mulia. Jika ini yang terjadi tentu merupakan kesalahan fatal sehingga harus segera bertaubat kepada Allah SWT. Itulah dahulu yang pernah dilakukan oleh iblis, sehingga dilaknat oleh Allah SWT. Hal ini ditegaskan Allah dalam QS Al-A’rof ayat 12
[ Artinya : Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik dari pada nya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah". Tanpa disadari, terkadang hati kita sering berubah dan itu adalah hal yang wajar karena memang Allah yang telah membolak balikkan hati kita. Itulah sebabnya mengapa kita disuruh oleh nabi Muhammad SAW dengan selalu membaca do’a : Ya Muqollibal qulub ( wahai yang membolakbalikkan hati manusia ). Baru saja mendapatkan kekayaan yang melebihi dari orang lain, kita sudah merasa seakan-akan
semua itu adalah hasil jerih payah sendiri tanpa
keikutsertaan Allah SWT. Begitu juga ketika diberikan kecerdasan yang luar biasa, dan rezeki yang lapang, lantas begitu mudahnya kita berpaling dengan melupakan bahwa sesungguhnya semua itu titipan dan kita semua adalah milik Allah SWT. Seharusnya manusia harus bersyukur karena
kita sering diingatkan oleh Rasulullah
SAW melalui sabdanya seperti sebuah do’a ketika bangun dari tidur, segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan setelah mematikan dan kepadaNYA kami kembali. Begitu juga kehadiran kita mengiringi jenazah sampai ke perkuburan, menjenguk orang sakit, dan menggunakan pakaian ihram adalah bagian dari cara untuk mengingat akan kematian. Yaitu kematian yang akan mengembalikan kita untuk kembali ke tempat asal yaitu tanah. 9. MENJEPUT KEBAIKAN Tidak ada kebahagiaan yang dilakukan selain segera dalam berbuat baik, karena memang kebaikan itu harus dijeput bukan ditunggu. Rasulullah pernah mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus segera untuk dilakukan, di antaranya adalah penyelenggaraan jenazah, melaksanakan sholat apabila telah tiba waktunya, dan menikahkan seorang janda. Namun secara umum bahwa apapun kebaikan seharusnya dilakukan dengan segera.
43
[ Artinya : dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, QS AlImran(3) : 133] Jika kebaikan tidak dilakukan dengan segera maka dikhawatirkan niatnya akan berubah dari keinginan untuk melakukan kebaikan menjadi berbuat kejelekan, apalagi manusia tidak tahu kapan akan meninggal dunia. Banyak kejadian dan kisah yang menjadi peajaran bagi kita akibat
menunda waktu
dalam hal kebaikan sehingga ajal datang menjeput. Orang beriman, tentunya akan berlombalomba dalam menyegerakan kebaikan, walaupun hanya dengan niat sudah diberikan
satu
pahala, apalagi jika dibuktikan tentunya mendapatkan pahala 10 kali lipat. 10. NIKMAT YANG TERLUPAKAN Keserasian dan keindahan yang terdapat di alam ini adalah bagian dari keMahaKuasaan Allah. Tidak ada satu makhluk-pun yang mampu menandingi penciptaan dalam hal apa saja, kecuali Allah SWT. Karena memang semua yang ada baik di langit ataupun di bumi adalah ciptaanNYA. Seandainya ada yang mencoba mengaku sebagai Tuhan maka bisa dipastikan bahwa ia sebagai orang yang kurang waras, ataupun orang yang bodoh . Keberadaan kita di muka bumi ini sesungguhnya atas izin Allah, bukan terjadi begitu saja. Oleh karena itu
kita dikatakan makhluk yang lemah dan tak berdaya. Jika Allah
berkehendak semuanya pasti terjadi, termasuk kehadiran manusia di muka bumi.
Lantas,
mengapa manusia menjadi kufur dengan semua ini?. Padahal setiap hari Allah telah memberikan kepada kita udara yang segar. Padahal setiap saat nikmat Allah masih diterima. Bagaimana mungkin kita menjadi makhluk yang kufur ?.
[Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, QS ArRahman(55):13
11. SALING SAYANG MENYAYANGI Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk saling sayang menyayangi, bukan hanya kepada manusia, namun juga kepada hewan dan tumbuh- tumbuhan. Islam satu- satunya agama yang sangat konsen dengan konsep kasih sayang karena hal ini memang sangat sesuai dengan fitrah manusia. Baik seorang muslim ataupun non muslim, semuanya patut dan layak untuk disayangi, karena memang tidak ada perbedaan terhadap keduanya. Begitu juga si kaya atau si miskin, anak- anak atau orang tua, cantik atau tidak, semuanya diperlakukan yang sama saling sayang menyayangi. Sikap saling sayang menyayangi sesungguhnya merupakan perintah agama. Apa jadinya jika kasih sayang tidak terdapat di dalam ajaran agama sehingga yang terjadi agama tidak akan
44
laku di mata manusia, bahkan semakin ditinggalkan manusia. Jika nilai kasih sayang sudah hilang dari dada manusia, maka yang terjadi penzholiman dari yang kuat terhadap yang lemah, penindasan bahkan kerusakan di muka bumi. Bukan tidak mungkin orang yang kaya akan menindas yang miskin, yang kuat akan menggilas yang lemah bahkan yang berkuasa akan menzholimi rakyat jelata. Semua agama tentu menganjurkan umatnya untuk menebarkan kasih sayang. Hanya saja kasih sayang di dalam agama islam menuntut umatnya untuk berbuat secara ikhlas tanpa adanya tendensius ataupun kepentingan lain, dan semata- mata hanya untuk kemanusiaan. Misalnya saja ketika di antara saudara kita sedang ditimpa musibah maka siapapun orangnya, apapun agamanya harus dibantu, karena pada saat itu mereka memang butuh bantuan. Mereka lagi berduka sehingga dibutuhkan motivasi dan semangat agar bisa bangkit dari ujian yang menimpa. Jadi kasih sayang dan perhatian seperti itulah yang sangat dibutuhkan. Dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW mengharuskan setiap muslim dalam membantu siapa saja tetap mengedepankan kasih sayang. Karena memang kasih sayang itu kunci untuk diterimanya suatu dakwah. Tanpa kasih sayang, dakwah akan terasa gersang sehingga membuat orang akan lari meninggalkan. Apa jadinya jika kasih sayang tidak menjadi prioritas dalam suatu agama khususnya islam tentu orang akan berbondong-bondong meninggalkan agama. Seandainya kasih sayang tidak ada di dalam jiwa Sholahudin Al-Ayyubi maka semua tawanan pada waktu itu pasti dibunuh ataupun dipaksa untuk masuk islam. Namun ternyata semua itu tidak lakukan bahkan lebih banyak yang dimaafkan, walaupun di perang sebelumnya umat islam banyak yang dibantai habis-habisan. Kasih sayang yang diajarkan oleh islam tentu tujuannya adalah agar kita semua saling mencintai karena Allah. Mereka semua adalah saudara kita, tanpa membeda-bedakan agama, suku maupun jenis kelamin. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW bahwa suatu hari ada seorang yahudi
selalu meludahinya ketika melintas di suatu tempat. Perbuatan tersebut
ternyata tidak dibalas, karena nabi kita tahu bahwa seorang yahudi itu belum mengetahui dakwah nabi bahkan yang terjadi sebaliknya yaitu nabi Muhammad SAW datang menjenguknya ketika beliau dalam kondisi sakit. Tentu yang dilakukan oleh nabi kita tiada lain adalah contoh kasih sayang seorang hamba kepada hamba lainnya yang didasari atas cinta karen Allah. 12. ORANG TUAKU SURGAKU Bagi umat muslim hari yang fitri sesungguhnya memiliki rasa kegembiraan tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa bagi orang yang berpuasa ada 2 kegembiraan yaitu gembira ketika berbuka dan yang kedua adalah gembira ketika bertemu dengan Allah Azza wa Jalla. Kegembiraan itu terlihat dari raut wajah serta dari apa yang dilakukan pada saat itu. Ada yang berkunjung ke rumah sanak keluarga maupun handai tolan, bahkan tak jarang kita lebih memilih untuk bersilaturahim dan bersalaman dengan saudara. Pokoknya suasana pada saat itu sungguh membahagiakan dan menyenangkan. Namun terkadang kita lupa bahwa dibalik kesuksesan, di belakang kemewahan rumah dan kendaraan bagus yang kita miliki ternyata ada orang yang sangat patut diperhatikan,
45
bahkan menjadi prioritas untuk dahulukan yaitu kedua orang tua. Berkat jasa mereka kita bisa berdiri seperti saat ini, bahkan menjadi seorang yang sukses. Bersyukur jika kedua orang tua masih hidup dan berada bersama dengan kita, sehingga pada saat itu waktu yang tepat untuk bisa memperhatikan, melayani, mengasihi dan memohon maaf kepada mereka. Jika kedua orang tua telah tiada, tentu masih ada amal jariyah yang bisa diberikan kepada mereka yaitu menjadi anak yang sholoh. Hubungan itu tidak akan putus selagi anak- anaknya terus mendo’akan untuk kebaikan kedua orang tuanya di alam barzakh. Kebaikan itu juga dapat dilakukan sang anak dengan cara menyambung tali silaturahim terhadap saudara orang tua di hari yang suci, disamping terus mendo’akan untuk mereka, Alkisah di negeri Cina dahulu memiliki kebiasaan bahwa setiap orang yang sudah uzur dan lanjut usia diletakkan dan dibuang oleh anaknya di tengah hutan karena dianggap akan menjadi beban bagi anak- anaknya. Suatu hari, di suatu keluarga terdapatlah seorang pemuda yang sedang membawa ibunya ke tengah hutan dengan tujuan untuk membuang ibunya yang sudah tua renta. Tanpa disadari oleh sang anak, ternyata tangan si ibu sempat mengambil ranting kayu sambil menggoreskannya ke tanah. Akhirnya timbul rasa penasaran bagi sang anak sambil bertanya, “Apa yang sedang ibu lakukan dan apa maksudnya“, lalu sang ibu mengatakan: “Nak... walaupun ibu tahu bahwa kamu akan membuang ke tengah hutan, namun ibu sangat khawatir jika kamu nanti akan tersesat ketika pulang “.Mendengar jawaban tersebut, lalu dipeluknya si ibu dan dibawanya kembali ibunya untuk pulang dan dirawatnya hingga meninggal dunia. Begitulah cinta dan kasih sayang orang tua bahkan jasa- jasanya tak terbalas oleh kita . Lantas timbul pertanyaan. Apakah hari ini, kita masih sanggup untuk menyakiti dan mengabaikan perintah orang tua?. Apakah kita juga lebih cepat melaksanakan perintah orang lain dari pada perintah orang tua kita sendiri. Padahal Rosulullah SAW telah bersabda bahwa “ Ridhollahi fi ridhol walidaini, sukhtullahi fi sukhtil walidaini ( ridho Allah tergantung dari ridho orang tua, dan murka Allah juga tergantung dari murka orang tua”). Sesungguhnya si bapak telah bekerja dari pagi hingga petang dengan keringat yang bercucuran, tentunya semua itu dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan kita.
Tiada
keluar ucapan dari seorang bapak, kecuali hanya doa untuk keberhasilan dan kesuksesan anakanaknya. Begitu juga dengan sang ibu, dia telah berkorban untuk kita. Sejak melahirkan, saat itu dia telah berjuang agar kita bisa menjadi anak yang sukses dan hidup. Beliau juga rela tidak makan, bahkan keduanya kurang tidur hanya karena menjaga dan melayani kita ketika menangis atau di saat lain.. Sayangilah orang tua kita dan mohon maaf untuk mereka. 13. BANGKIT DARI KESALAHAN Di dunia ini, tak ada manusia yang tak pernah berbuat salah, karena memang kesalahan itu adalah ciri dan sifat dari manusia. Hanya saja sebaik- baik manusia adalah orang yang insaf dan sadar atas kesalahan yang telah dilakukan lalu berusaha untuk memperbaiki diri.
46
[ Artinya : dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui, QS Al- Imran(3) : 135 ] Kesalahan yang pernah dilakukan hendaknya menjadi cemeti agar tidak melangkah ke arah yang sama kedua kalinya. Menurut kisahnya, Thomas Alfa Edison telah melakukan 9999 kali kegagalam dalam melakukan percobaan, namun ketika percobaan ke 10.000 ternyata ia berhasil membuat dunia tersenyum dan merasakan begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh dunia. agar lebih objektif tentu kita tidak hanya melihat keberhasilannya saja, namun juga melihat sisi lain bagaimana perjuangan beliau yang berangkat dari kesalahan sehingga tercipta bola lampu yang selama ini kita gunakan. Benar kata orang bijak, “ Orang yang tak pernah berbuat kesalahan, maka ia tak akan pernah mendapat penemuan/ pembelajaran”, [ Samuel Smiles ]. Bukan berarti harus berhenti dalam kesalahan yang dilakukan namun harus memperbaiki. Jika berhenti yang menjadi pilihan tentu kita telah melakukan pekerjaan yang tolol dan ceroboh akhirnya akan menjadi pecundang. Jika kita tidak bisa belajar dari kesalahan yang dilakukan itu sama artinya bahwa kita telah berbuat kesalahan yang fatal selama hidup di dunia. Terkait dengan ini, Rosulullah SAW dahulu telah mengajarkan kepada kita bahwa setelah kekalahan pada perang Uhud, tentu umat islam harus bangkit dari kesalahan akibat ketidakdisiplinan dalam berebut harta rampasan perang. Rosulullah juga mengajarkan kepada para sahabat bahwa umat islam harus belajar atas kekalahan dalam perang tersebut. Semua nasihat dan arahan nabi diikuti dengan baik hingga akhirnya umat islam mengalami kemenangan di perang-perang selanjutnya. Itulah sesungguhnya hakikat dari kesalahan, yaitu memperbaiki diri menuju kepada kebaikan dan kesuksesan. Sebab kesalahan tidak bisa terelakkan. Hanya saja manusia berusaha untuk meminimalisir atas kesalahan yang bakal dan sudah terjadi. 14. SESUNGGUHNYA KITA BESAR Kita sering merasa minder ketika melihat orang hebat menunjukkan kemampuan dan kebolehannya dihadapan kita. Seakan- akan kita tidak ada artinya. Kita bagaikan katak yang berada di bawah tempurung, seperti tidak ada nyali ketika keluar dari tempurung. Padahal ilmu yang dimiliki orang tersebut, tidak sehebat dengan apa yang kita miliki. Oleh karena itu kita tidak boleh memandang diri sendiri kecil. Sesungguhnya kita besar dan memiliki potensi yang luar biasa. Jika semua potensi yang dimiliki didayagunakan dengan sebaik- baiknya, maka kita akan menjadi makhluk yang besar dan hebat. Sejatinya kita adalah makhluk yang besar dengan segala potensi yang diberikan Allah SWT. Hanya saja potensi yang dimiliki tidak terlihat seperti potensi orang lain. Kita bagaikan singa yang sedang tidur lelap, dan baru terbangun ketika sudah lapar. Anehnya kita terlalu lama
47
tidur dengan buaian mimpi- mimpi indah, bahkan terus terlena dengan ketidaktahuan bahwa sesungguhnya diri ini adalah besar. Sesungguhnya setiap kita harus memiliki semboyan “ semua orang memikirkan untuk bisa merubah dunia, namun jarang sekali orang berpikir untuk merubah dirinya sendiri’. Agar kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa diri ini sesungguhnya besar. Namun bukan sebaliknya potensi yang kita miliki seakan- akan menjadi kerdil bagaikan bunga yang telah dibonsai. 15. JANGAN REMEHKAN YANG KECIL Untuk bisa melangkah 100 meter tentu harus mulai dari yang 1 meter. Untuk memulai dan membuka usaha yang besar juga harus dimulai dari yang kecil. Dan untuk menjadi seorang penulis profesional yang hebat dan handal juga harus dimulai dari penulis yang junior. Untuk menjadi orang besar haruslah bermula dari orang kecil, dan begitulah hukum alam yang berlaku, dan seakan- akan kita tidak bisa keluar dari hukum tersebut. Begitulah dalam hidup ini bahwa tidak satupun peristiwa yang terjadi di alam ini kecuali bermula dari yang kecil. Tidak ada istilah instan karena memang instan itu terlahir dari sesuatu yang tidak alami. Instan terlahir secara tiba- tiba dan mendadak namun terkesan dipaksakan. Padahal setiap yang terjadi secara paksa sama artinya akan memberikan dampak buruk. Sebuah kata bijak pernah mengatakan, “ Jangan memaksakan diri menjadi seekor kucing, jika belum pernah menjadi seekor tikus” . Sejatinya, janganlah kita memaksakan diri untuk menjadi pemimpin, sementara
belum pernah menjadi seorang bawahan. Untuk menjadi
pemimpin yang handal, butuh sebuah proses alami yang membentuk dan menempa dirinya untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin itu bukan terlahir pada saat ini, namun ia telah lahir melalui bakat dan pengalaman yang terjadi melalui proses seleksi alam yang sangat ketat. Jika pemimpin itu naik dengan memaksakan diri akibatnya ia akan mendapatkan kegagalan yang berkepanjangan. Meremehkan yang kecil sama artinya menghilangkan peran orang lain. Bahkan terkadang kita jatuh akibat tersandung dari benda- benda yang kecil seperti batu kerikil, bukan yang besar. Karena benda yang besar menyebabkan kita begitu mudah untuk menghindar. Bukankah kita terlahir ke dunia bermula dari seorang bayi, balita, remaja, dewasa, bahkan sampai ke manula ?. Semua itu adalah proses yang dialami dari kecil sehingga menjadi besar. Bukankah dosa besar yang dilakukan bermula dari tumpukan dosa- dosa kecil yang terus menerus dilakukan akibat ketidaktahuan, kelalaian ataupun kekhilafan ?. 16. PEMIMPIN YANG SEJATI Menjadi seorang pemimpin adalah cita-cita yang sangat mulia. Mengapa tidak, karena ia akan memberikan rasa keadilan dan menegakkan kebenaran bagi orang yang dipimpinnya. Masyarakat akan merasakan manfaat dari kepemimpinannya, apalagi nilai- nilai islam mampu dibumikan di wilayah kekuasaannya. Sungguh menjadi pemimpin adalah idaman bagi setiap orang, walaupun untuk mendapatkannya dibutuhkan keberanian dan tanggung jawab yang
48
besar seperti apa yang pernah dicontohkan oleh Umar bin Khattab. Karena memang menjadi pemimpin itu merupakan semangat tersendiri, dan menggerakkannya pun harus dengan seniseni tertentu. Sehingga tidak semua orang bisa melakukan apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab menjadi pemimpin. Ketika kepemimpinan itu dijalankan dengan baik dan tanggung jawab, tentunya masyarakat akan merasa senang dan bahagia dengan keberadaanya, dan bukan tidak mungkin do’a pun akan mudah terijabah untuk nya. Namun, menjadi seorang pemimpin bukanlah jabatan selamanya, karena ia pasti berakhir. Kepemimpinan juga merupakan amanah, dan amanah tentunya harus
rela untuk
dilepas, jika suatu saat akan diambil.
[ Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, QS Ali Imran(3) : 26 ]. Dalam sebuah jabatan bergengsi seperti yang berlaku di negeri ini, biasanya masa jabatan paling lama hanya dua priode. Setelah yang satu turun, maka menyusul pemimpin yang baru,
yaitu pemimpin
yang
diperoleh
melalui
pertarungan
politik,
namun
jika masih
menginginkan duduk dua kali maka harus bersiap- siap untuk menunaikan segala amanah rakyat. Karena itu pemimpin adalah suatu amanah, maka haruslah dijalankann dengan sebaikbaiknya. Jangan memaksakan diri untuk tetap memegang jabatan apalagi di dalamnya sarat dengan iri dan dengki serta penuh dengan kepentingan. Tidak ada musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan sesaat. Seorang pemimpin yang memaksa diri untuk terus menjadi pemimpin, tentunya bukan seorang pemimpin yang baik. Seakan-akan ia tidak rela jika jabatan basah itu diberikan kepada orang lain karena mungkin di dalamnya terdapat begitu banyak uang yang bisa diambil. Lantas apa jadinya jika seorang pemipin bertahan untuk duduk di kursi yang empuk dan tidak mau untuk turun?. Jika ini yang terjadi tentu ini bukanlah dinamakan menjalankan amanah, namun mengkhianati amanah. Sehingga dirinya harus turun dengan kesadaran sendiri dan ini jauh lebih mulia dari pada diturunkan secara paksa dan tidak terhormat. Ibarat daun pisang dan daun kelapa. Pemimpin yang mau turun dengan suka rela serta memberikan kepemimpinan kepada yang lain yang akan meneruskan, tentu pemimpin seperti ini patut dianalogikan sebagai daun kelapa yang sudah tua. Ia akan jatuh sendiri sebelum ditarik atau diambil oleh si empunya. Sementara itu pemimpin yang diturunkan secara paksa maka ia bagaikan daun pisang. Ia tidak mau jatuh sendiri, walau sudah ditunggu, bahkan satu- satunya jalan yang bisa dilakukan adalah dengan cara memaksa walaupun tersa sulit. Sejatinya, pemimpin yang bertipe daun kelapa akan sadar sendiri atas kepemimpinannya. Ia tidak akan memaksakan kehendaknya untuk duduk dengan cara ilegal. Dia menyadari bahwa
49
di belakangnya masih banyak orang yang antri untuk menjadi pemimpin. Jika ini yang terjadi, hidupnya pun jauh lebih dihormati oleh rakyatnya. Semoga Allah memberikan cara terbaik bagi kita untuk dapat memilih pemimpin yang terbaik. 17. MEMILIH SEKOLAH TERBAIK Orang tua seharusnya bijak dalam mencari lembaga pendidikan untuk anak- anaknya. Mengapa demikian?, karena jika salah dalam memilih maka bukannya manfaat yang didapat, sebaliknya menjadikan anak semakin jauh dari agama. Sekolah yang terbaik itu, bukan hanya untuk mengembangkan minat dan bakat saja, akan tetapi yang lebih penting dari itu sebagai tempat menempa karakter dan akhlak si anak. Seiring dengan semakin maraknya kejahatan, apakah itu pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, narkoba, kekerasan dan masih banyak lagi kenakalan remaja yang terjadi, maka orang tua berkewajiban untuk mencari tempat yang terbaik untuk membiasakan nilai- nilai islam bagi dirinya. Tentunya sekolah terbaik bukan hanya diukur dari besarnya biaya, namun yang lebih penting adalah nyaman bagi perkembangan anak, dan diharapkan sebagai tempat untuk membiasakan diri dan berinteraksi terhadap nilai- nilai islam. Memang tak selamanya sekolah yang mahal itu bagus, namun yang bagus itu sudah tentu berbiaya mahal. Untuk mendapatkan sekolah yang baik dan bagus tentu butuh guru yang berkualitas dan profesional, selain itu butuh juga sarana yang baik dan lengkap. Itulah mengapa sebagian orang tua sangat selektif dalam mencari sekolah bagi anaknya. Semua itu dilakukan demi mendapatkan anak yang sholeh dan cerdas, apapun akan dipertaruhkan bagi orang tua. 18. TUMBUHKAN SIKAP PEMENANG Sesungguhnya setiap kita memiliki bibit seorang pemenang karena memang memiliki potensi tentang itu. Ibarat singa, sesungguhnya kita seperti singa yang sedang tidur. Anehnya, kita sering marah ketika dibangunkan, padahal demi kebaikan kita.
Kita juga lebih banyak
terlelap
khayalan
dalam
tidur
yang
panjang,
dan
menghayal
dengan
yang
indah
tentang masa depan. Sehingga merasa segala impian sudah berada di depan mata, namun semua itu hanyalah mimpi kosong di siang bolong. Andaikan tahu bahwa ternyata kita adalah pemenang, tentu kita harus berusaha untuk menggapainya. Namun sampai saat ini ternyata kita belum bisa berpikir dan bersikap seperti seorang pemenang, bahkan yang terjadi sebaliknya gaya dan cara yang ditampilkan bagaikan seorang pecundang yang hanya membuang waktu tak berguna. Bahkan kita sering berbicara ngalor ngidul tanpa ada manfaatnya. Sementara itu, orang lain sudah sampai ke bulan, karena telah menjeput diri untuk menjadi pemenang. Menjadi pemenang bukanlah menjadi seorang pecundang, karena yang namanya pecundang
tidak sama dengan pemenang. Antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat
jauh bagaikan langit dan bumi. Seorang pemenang akan menatap masa depan dengan hidup yang optimis. Ia akan mengejar bola bukan sebaliknya menunggu bola. Ia juga akan melangkah
50
10 langkah di saat orang lain baru mulai untuk melangkah. Di raut wajahnya tersimpan semangat yang tinggi demi menggapai ridho Ilahi. Sementara itu, seorang pecundang adalah orang yang hidupnya selalu pesimis bahkan selalu prustasi di dalam menatap masa depan. Ia lebih suka menunggu bola dari pada harus bersusah payah mengejar bola,
dan ia masih
bermimpi indah dari tidurnya sementara orang lain telah lebih dahulu melangkah dengan langkah yang pasti. 19. ANAK FOTOCOPY ORANG TUANYA Seorang pakar pendidikan pernah mengatakan bahwa anak itu sangat tergantung dari orang tuanya. Hal ini sesuai dengan teori Tabularasa, dimana anak itu seperti kertas putih. Tinggal orang tuanyalah yang akan mencoretnya dengan pulpen yang warna merah, hitam, ataupun biru. Terkait dengan hal ini, Rasulullah SAW 14 Abad yang silam telah memberikan testimoni bahwa seperti dalam sabdanya yaitu : [“ setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, maka tinggal orang tua nyalah apakah mau dijadikan yahudi, atau nasrani atau pula majusi, al- hadits ] Oleh karena itu, setiap anak akan melihat dan belajar dari orang tuanya. Anak akan menjadi seorang pemarah, karena mereka pernah melihat orang tuanya marah. Anak juga akan rajin membantu sesama, karena memang orang tuanya telah mencontohkan bagaimana untuk berbagi dengan sesama. Mereka juga akan belajar tersenyum dari orang tuanya. Mereka juga belajar untuk bersabar, bagaimana sabarnya kedua orang tua. Sebaliknya mereka juga akan membuang sampah semabarangan karena memang mereka melihat orang tuanya melakukan itu. Semakin banyak kebaikan yang dicontohkan, maka akan semakin banyak pula rekaman kebaikan yang selalu mereka ingat dalam memori otaknya. Sebaliknya semakin banyak kejelekan yang ditiru dari orang tuanya maka akan semakin buruk pula tingkah mereka. Benarlah dikatakan bahwa anak itu sebagai fotocopy orang tuanya. Bersyukurlah jika kedua orang tua memberikan contoh terbaik kepada anaknya seperti tekun beribadah, berbakti kepada orang tua dan selalu membaca al-qur’an, sehingga pada saat itu sempat dicontohkan oleh anak- anak. Sebaliknya, amat menyedihkan jika yang ditiru oleh anak- anak adalah segala tingkah laku yang tak sempat untuk diperbaiki seperti tidak sholat berjama’ah, selalu melihat hiburan yang mengumbar nafsu dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan peribahasa “ buah tak jauh jatuh dari pohonnya”.Artinya semua tingkah laku sang anak tidak jauh dari tingkah laku orang tuanya, karena mereka merupakan bayangan dari orang tuanya. 20. BELAJAR DARI KESALAHAN Setiap pekerjaan yang
dilakukan tentu akan memberikan
konsekwensi.
Apakah
mendapatkan pujian ataupun hinaan, menjadi motivasi untuk maju atau tidak. Pokoknya pekerjaan yang kita lakukan itu harapannya dapat memberikan dampak baik maupun buruk dalam kehidupan. Bersyukurlah jika yang pernah dilakukan adalah pekerjaan yang benar dan tentunya memberikan
pengaruh luar biasa dalam hidup ini. Namun apa jadinya jika yang
51
dilakukan itu berupa kesalahan. Apakah kita akan merasa menjadi orang yang terhina atau merasakan itu sebagai sebuah kegagalan ?. tentu tidak . Ketika kesalahan akibat dari sesuatu yang dikerjakan, tentu merupakan konsekwensi dari apa yang dilakukan. Tidak perlu untuk menyesali, namun hendaknya menjadi pelajaran di dalam melangkah selanjutnya. Setiap keledai tentu tidak akan mau masuk ke dalam lubang yang sama kedua kalinya. Karena ia tahu bahwa masuk ke dalam lubang berkali-kali adalah bagian dari ketololan, walaupun ia seekor binatang. Seorang murid ataupun mahasiswa yang cerdas, tentunya tidak akan mau mengulangi kesalahan ketika mendapatkan nilai yang sangat rendah. Tentu mereka akan berusaha untuk memperbaiki nilai dengan belajar lebih giat lagi agar menghasilkan nilai yang lebih baik. Bahkan seorang Nabi Adam as saja terus berdo’a atas kesalahan yang telah dilakukan setelah digoda oleh Iblis. Seperti yang diajarkan oleh Rosulullah SAW pada ayat berikut :
[ Artinya : keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi, QS Al- A’rof(7) : 23 ] Tidak hanya Nabi Adam as, Nabi Yunus juga mengajarkan do’a atas kesalahan yang pernah dilakukan, ketika berada di perut ikan,
[ Artinya : dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah Termasuk orang-orang yang zalim." Setiap kesalahan dan kegagalan yang dilakukan di dalam hidup ini tentu merupakan buah dari perbuatan yang pernah kita lakukan. Tentu hasil tersebut akan membuat kita merasa tidak nyaman. Dan bisa jadi akan menjadi minder dan malas untuk memperbaikinya karena merasa kecewa. Saat kita melakukan kesalahan ada tiga yang harus dilakukan yaitu mengakui, belajar darinya dan jangan mengulangi lagi. Jika sikap ini telah tertanam tentunya akan menjadikan kita dewasa di dalam mensikapi setiap kesalahan. Mengakui kesalahan itu adalah sikap yang gentelmen dan membuat kita semakin dewasa dalam berbuat, bukan sebaliknya lari dari permasalahan atau menyalahkan orang lain. Kita juga bisa belajar dari kegagalan dan kesalahan yang pernah dilakukan, karena dibalik kegagalan itu terpampang hikmah yang amat besar dan kesuksesan iyu sendiri 21. MEMILIH JALAN KEBAIKAN Setiap orang akan merasa bahagia jika dapat menjaga dirinya untuk tetap berada di jalan kebaikan, karena hal itu bukanlah pekerjaan mudah. Untuk itu dibutuhkan kesungguhan dan
52
sikap istiqomah agar bisa tetap berada di jalan tersebut. Kenyataannya tidak semua orang bisa bertahan dengan keinginan tadi. Ada yang tetap bertahan hingga ajal menjeput, namun ada juga yang gagal di tengah jalan, dan yang parahnya adalah terus menerus berada di dalam perbuatan jelek akibat tergoda dengan indahnya kenikmatan dunia, sehingga tidak punya keinginan untuk melempangkan arah yang dituju. Pada dasarnya Allah memberikan kepada kita dua jalan, yaitu jalan kebaikan dan keburukan. Manusia tinggal memilih jalan mana yang akan ditempuh. Jika pilihan kita cendrung kepada kebaikan, maka biasanya seluruh aktifitas hidup akan diarahkan kepada kebaikan pula. Sebaliknya jika yang dipilih adalah jalan kejelekan, tentunya seluruh perbuatan akan cendrung diarahkan kepada perbuatan tersebut juga. Karena memang kedua perbuatan tersebut adalah pilihan, dan manusia bebas untuk memilih mana yang diinginkan. Jika memilih yang baik maka perbuatan tersebut tentu diridhoi Allah SWT dan akan mendapat kenikmatan surga. Sebaliknya jika yang dipilih adalah kejelekan, tentu Allah tidak akan meridhai dan akhirnya
akan
tercampak ke dalam neraka. Pada hari kiamat nanti manusia tidak akan dapat lari dari pertanggungjawaban dan tidak dapat pula melempar tanggung jawab kepada orang lain atas perbuatan yang pernah dilakukan ketika di dunia. Allah telah mempersiapkan saksi- saksi yang akan memberikan kesaksian atas perbuatan manusia. Itulah mengapa seluruh anggota tubuh kita akan menjadi saksi nantinya atas seluruh perbuatan manusia ketika di dunia.
Pada hari itu, mulut akan diam
seribu
bahasa. Ia tidak bisa berkata- kata untuk berkilah atas tuduhan yang ditujukan kepada kita. Oleh karena itu, apa yang diamanahi oleh Allah berupa panca indra jangan sampai disia- siakan. 22. TIMBULKAN SIKAP KRITIS Sikap kritis adalah suatu potensi yang seharusnya ada bagi setiap orang sebab jika sikap ini bersemayam pada diri seseorang tentu akan menguntungkan bagi si pemiliknya. Tidak mudah untuk menjadi seorang yang kritis dalam menilai kebenaran. Untuk itu perlu proses yang panjang
untuk
mendapatkannya.
Disamping
perlunya
sikap
terbuka
untuk
menerima
kebenaran, rasa ingin tahu yang sangat besar serta tidak percaya begitu saja atas apa yang diterimanya. Sikap kritis ini amat penting dipupuk demi kebaikan, karena hal itu sangat baik untuk kemajuan cara berpikir. Banyak masalah di dalam kehidupan yang perlu untuk dikritisi. Dari yang namanya masalah ekonomi, pendidikan, politik, sosial, budaya, bahkan sampai kepada agama. Namun apakah sikap kritis ini sudah ditularkan dalam mengamalkan ajaran agama ?. Jangan- jangan terhadap masalah duniawi kita terlalu ambisi untuk mengkritik, namun ketika berbicara tentang agama sepertinya sudah tak memiliki nyali untuk mengkritisi bahkan yang parahnya hanya mengikut saja dari orang yang dianggap paham tentang agama. Tentu hal ini bukan seperti yang diinginkan oleh agama, karena setiap kita harus belajar dan berpikir terhadap ajaran yang telah diamalkan. Banyak orang yang melihat apel jatuh, tapi hanya seorang Newton yang bertanya mengapa ? . Banyak orang yang melakukan suatu perbuatan, namun tidaklah sampai bertanya mengapa, apa sebab, dan bagaimana .
53
23. INILAH KARYAKU Setiap orang tentu memiliki potensi. Dengan potensi tadi harapannya bisa menjadi orang yang hebat, besar dan sukses, tentunya jika dikelola dengan baik. Sebaliknya jika potensi yang ada tidak didayagunakan dengan sebaik-baiknya, tentu akan tertinggal jauh dengan orang lain. Kenyataannya orang sudah sampai ke bulan, namun kita masih berkutat di kampung halaman bahkan yang parahnya masih tidur dengan mimpi-mimpi yang indah di siang bolong. Mungkin kita masih percaya dengan mitos sebagai bangsa terjajah yang sulit untuk bangkit menjadi bangsa pemenang, sehingga keyakinan itu mengalir terus ke dalam pikiran kita. Akibatnya tidak ingin untuk menjadi orang besar dan hebat dengan melahirkan banyak karya. Anehnya kita merasa nyaman dengan mempersilahkan orang lain untuk terus berkarya sementara kita hanya sebagai pengamat yang hanya menikmati dan mengkritisi hasil karya orang lain. Jika ini yang terjadi tentu kita bagai seekor singa yang sedang tidur. Padahal seekor singa adalah binatang yang besar, kuat bahkan suara aumnya saja sungguh menakutkan seluruh warga hutan. Namun karena ia sedang tidur, tentu tidak membuat binatang lain khawatir dengan keberadaannya. Jangan sampai potensi besar yang dimiliki tidak melahirkan banyak karya, apalagi sampai dikerdilkan. Tentu ini merupakan kesalahan terbesar dalam hidup manusia.
Jika ini
yang terjadi tentu selamanya akan memandang orang lain besar dan hebat, padahal sesungguhnya kita memiliki potensi untuk itu. Sebuah kisah fabel yang sangat menarik untuk dicermati sebagai pelajaran berharga bagi kita di dalam menggali segala potensi yang dimiliki. Alkisah seekor bebek sedang mengerami telur- telurnya. Tiba- tiba jatuh sebutir telur dari atas pohon dan tepat berdekatan dengan telur
yang sedang dierami. Tanpa ada kecurigaan
induk bebek terus mengerami semua telur yang ada, termasuk juga telur yang terjatuh. Hingga suatu hari, seluruh telur yang dierami menetas dan menjadi anak bebek dan elang. Namun induk bebek tidak ambil pusing dan menganggap semua adalah anak-anaknya. Hari pun berganti, anak bebek dan elang tumbuh semakin besar. Namun anehnya si anak elang merasa heran dengan paruh, sayap, bulu, dan semua bagian tubuh yang dimiliki sangat berbeda dengan saudaranya yaitu bangsa bebek. Hingga suatu hari, anak elang sedang asyik melihat sekelompok elang yang sedang terbang sehingga merasa yakin bahwa itu adalah saudaranya. Akhirnya anak elang tadi berusaha untuk terbang dengan sayap yang dimiliki. Namun keinginan itu pupus, tatkala semua saudaranya mentertawakan keinginannya untuk menjadi seekor elang. Sehingga ia pun mengurungkan niatnya untuk menjadi seekor elang. Padahal ia bangsa elang dan memiliki potensi untuk terbang seperti saudaranya . Kisah ini menjadi inspirasi dalam kehidupan, bahwa sesungguhnya kita memiliki potensi yang jauh lebih besar dari orang lain, namun dikarenakan ketidaktahuan sehingga potensi yang dimiliki tidak berarti di dalam hidup. Bisa jadi bahwa kita belum pe-de ( percaya diri ) untuk menjadi orang besar atau mungkin juga ingin selamanya menjadi orang kecil yang tidak bisa memberi dan berbuat untuk orang lain. Padahal setiap kita harus berkarya, dan karya terbaik itu adalah karya kita sendiri. Tidak ada gunanya mengagumi karya orang lain, sementara tidak bisa meniru untuk melakukan yang terbaik selama kita hidup di dunia.
54
BAB IV MENCARI HIDAYAH DI AKHIR
ZAMAN 55
1. ANAKMU TIDAK HIDUP DI ZAMANMU Anak adalah aset orang tua. Artinya, Jika orang tua dapat mendidik dengan baik, maka mereka akan menjadi generasi harapan yang berkualitas dan didambakan. Sebaliknya jika orang tua salah dalam mendidik, maka bukan tidak mungkin anak akan menjadi musuh bagi orang tua dan keluarga. Untuk itu dibutuhkan kehati- hatian di dalam mendidik anak, apalagi ketika berada di akhir zaman yang super canggih ini. Diperlukan pengetahuan yang luas bahkan orang tua perlu untuk memahami di lingkungan mana mereka berada dan saling berinteraksi. Pendidikan khususnya agama adalah sesuatu yang amat sangat dibutuhkan di dalam menghadapi zaman. Justru agamalah satu- satunya yang akan menjadi penangkal bagi mereka di dalam menghadapi lingkungan yang semakin mengglobal ini. Agama juga akan menjadi filter bagi mereka untuk memproteksi segala bentuk paham dan ajaran serta pergaulan yang menyimpang dari aturan agama. Salah dalam melangkah dan mengambil keputusan buat memilih pendidikan dan lingkungan mereka, sama artinya menanam saham untuk kegagalan mereka. Itu artinya orang tua harus siap mental untuk menerima kedurhakaan mereka. Saat ini, bisa saja orang tua sukses dalam kehidupan dunia. Dengan segala jerih payahnya memiliki harta yang berlimpah, kedudukan dan jabatan yang menjanjikan, serta mendapatkan lingkungan yang baik, bahkan orang tua dapat
melaksanakan ibadah dengan
khusyuknya. Namun apakah suatu saat nanti ketika sudah berusia lanjut atau mungkin sudah tiada, bisa menjamin bahwa anak- anak yang terlahir dari rahim merupakan anak yang sholeh, yaitu anak- anak yang mencintai kedua orang tuanya dengan penuh keikhlasan, serta memiliki militansi terhadap agama yang diyakini ?, tentu hanya Allah yang mengetahui. Kesuksesan mereka untuk menjadi anak yang sholeh dengan segudang prestasi dalam kehidupan dunia maupun akhirat tentunya sangat bergantung dari seberapa besar usaha orang tua dalam memberikan keteladanan dan motivasi. Sesungguhnya zaman sekarang sangat berbeda dengan zaman mereka. Setiap orang memiliki zamannya masing- masing. Orang tua hidup dengan peradabannya, namun anak- anak
juga hidup dengan peradabannya sendiri,
walaupun antara orang tua dan anak hidup bersama dalam rumah yang sama. Bisa saja orang tua sukses dan tangguh di dalam menghadapi kejamnya kehidupan di akhir zaman yang penuh dengan kompetisi. Tentu orang tua masih bisa bertahan dengan keadaan, masih bisa bersabar dengan krisis yang menerpa. Lantas, apakah ada jaminan bahwa anak yang dimiliki akan memiliki komitmen dan istiqomah seperti orang tuanya ?. Apakah gen/ bakat yang ada pada mereka akan sama dalam memiliki ketangguhan menghadapi situasi yang sama?, tentu tidak. Bisa saja orang tuanya
bertaqwa namun anaknya sungguh bertolak
belakang 360 derajat. atau sebaliknya karena memang ketaqwaan tidaklah terlahir kepada seotiap anak walaupun orang tua yang bertaqwa. Pepatah termashur pernah mengingatkan kepada kita bahwa : buah tak jauh jatuhnya dari pohon .
Pepatah ini menggambarkan
sifat orang tua yang dapat diturunkan kepada
anaknya, hanya saja hukum tersebut tidak berlaku secara mutlak. Karena dapat saja orang tuanya bertaqwa namun anaknya durhaka, misalnya anak seorang nabi Nuh. Namun ada juga anak yang bertaqwa terlahir dari orang tua yang bertaqwa misalnya nabi Ismail.
56
Tentunya, ketaqwaan orang tua tidak selalu berbanding lurus dengan ketaqwaan yang dimiliki oleh anak- anaknya. Karena memang keimanan itu harus dicari dan direbut, bukan menurun dari orang tua. Hal ini terbukti dari Azar, yang notabene bapak Nabi Ibrahim as adalah seorang pembuat dan penyembah berhala, namun anaknya pula yang telah menentang perbuatan kemusyrikan tersebut, yaitu Ibrahim. 2. PUSARAN KEBAHAGIAAN Setiap insan merindukan kebaikan, ketenangan hidup apalagi kebahagiaan. Bagaikan benih merindukan biji, begitu juga pohon merindukan buah. Tentunya kebahagiaan itu tidak datang begitu saja menjadi makhluk baru yang menggembirakan dan menyenangkan, namun ia harus dicari dengan usaha yang maksimal. Proses pencariannya bagaikan anak panah yang terlepas dari busur tentunya akan mencari sasaran yang akan dituju. Sesungguhnya kebahagiaan itu sangat relatif. Tergantung siapa yang melakoni dan bagaimana ia merasakannya. Kebahagiaan itu ibarat sorang kakek mengatakan kepada anak muda yang sedang galau mencari kebahagiaan lalu dikatakan kepadanya untuk pergi ke suatu taman lalu menangkap seekor kupu- kupu. Sekian lama dicari ternyata kupu-kupu itu sulit untuk di dapat walaupun sudah berkali- kali ditangkap. Begitulah dengan kebahagiaan, bahwa semakin dicari maka ia akan lari dan tentu akan menjadi penasaran. Sesungguhnya kebahagiaan itu ada di dalam hati yang paling dalam. Dia merupakan ketenangan, ketaqwaan yang selama ini melekat dan bersemayam di dalam dada. Kebahagiaan itu sudah lama menetap, hanya saja kita tidak mengetahuinya. Kebahagiaan dunia itu bagaikan jari telunjuk yang dicelupkan ke dalam air, dan air yang melekat di telunjuk itulah dinamakan kebahagiaan dunia sementara air yang tertinggal disebut dengan kebahagiaan akhirat. Sesungguhnya kebahagiaan sejati yang kita cari itulah kebahagiaan akhirat.
[ Artinya : dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka, QS Al-Baqoroh(2) : 201]
3. VIRUS TEKNOLOGI Saat ini teknologi semakin canggih dan maju dengan pesat. Penemuan- penemuan di segala bidang kehidupan manusia, seperti televisi, hand-phone, robot, bahkan sampai alat transfortasi yang ada juga telah membuat manusia dituntut untuk bergerak dengan cepat, bahkan sampai lupa segalanya. Sebagai contoh, informasi yang dulu hanya
didapat dengan
memakan waktu berbulan- bulan, namun saat ini kita dapat mengetahui dalam waktu sekejap mata. Jika dulu pada saat berada di negeri orang, ada rasa rindu untuk bertemu dengan kedua orang tua. Jalan satu- satunya adalah pulang ke kampung halaman walaupun jaraknya amat
57
jauh. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, tentu
begitu mudah untuk berkomunikasi
dengan siapa saja, termasuk kedua orang tua, keluarga, sanak saudara hingga handai tolan. Walaupun cara tersebut tidak menyalahi, namun seperti ada yang hilang dan kurang. Begitulah di antara kekurangan dari kemajuan teknologi. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa manfaat dari kemajuan ini amat banyak yang dapat kita rasakan. Kemajuan teknologi bisa membuat orang lupa segalanya. Tanpa disadari ternyata kehadiran handphone telah menjadi sesuatu yang amat berarti di dalam hidup manusia mengalahkan kehadiran al- qur’an, bahkan ketika pergi ke mesjidpun harus membawa hp. Padahal jika ditanya secara jujur, apa hubungannya antara hp dengan sholat. Bukankah di zaman Rasulullah SAW dahulu tidak ada hp?, Mengapa sekarang harus dibawa?. Apakah ketika sholat didirikan, setiap orang bisa untuk menerima panggilan hp dari orang lain?, bukankah ini namanya mendahulukan panggilan makhluk dari pada Sang Khalik?, dan yang parahnya lagi ketika sholat berlangsung, tanpa sengaja terdengar suara dering dengan ringtone lagu- lagu yang mengumbar nafsu. Memang aneh, hp bisa mengalahkan segalanya. Kita lebih suka membuka hp dahulu ketika
bangun
tidur
daripada
membaca
do’a
ataupun
bangkit
dengan
segera
untuk
melaksanakan sholat . Hp juga telah membuat kita lalai, bahkan telah menjadi berhala di abad modern ini. Ketika berjalan sambil memgang hp, makan sambil memegang hp, bahkan sebagian orang mengalami akibat dari memiliki dan menggunakan handphone yang disalahgunakan sehingga rumah tangga menjadi hancur berantakan. Manusia jadi malas untuk mendatangi pengajian, karena merasa bahwa di hp ada segalanya. Manusia juga tidak mau untuk bertanya lagi kepada ahli agama dalam hal agama dan ibadah karena merasa sudah cukup dengan jawaban yang didapat dari Mbah Google. Padahal yang namanya ahli hadits, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim dan imam yang lain dahulu harus mendatangi ke rumah guru hanya untuk mendapatkan satu hadits atau
ilmu
yang dirasa sangat bermanfaat. Begitu juga dengan kehadiran internet. Bayangkan ketika dikumandangkan adzan, banyak anak- anak, pemuda bahkan orang tua baik di rumah, di warnet ataupun tempat yang memberikan fasilitas internet masih asyik bermain internet. Sepertinya makhluk tersebut telah menjadi berhala juga di abad modern ini. Banyak kasus penculikan, perzinahan sampai ngegosip adalah santapan empuk yang setiap hari dikonsumsi oleh siapa saja termasuk umat islam. Ternyata internet telah menjadi virus yang siap untuk menyerang dan mengancam kehidupan umat manusia, khususnya umat muslim. Virus ini akan menyulap seorang malas beribadah, tidak selera makan, bahkan prestasi akan jauh untuk diraih. Belum lagi kehadiran televisi yang membuat anak selalu duduk terpaku untuk menyaksikan film anak- anak seperti Transformer, Tayo, Doraemon, Thinki Winky, Shiva, sampai Power Rangers. Kehadiran film anak- anak ini telah menjadikan anak sudah tidak bisa lagi bersegera datang ketika dipanggil oleh siapa saja termasuk orang tua, karena film tadi telah mampu membius dan menghipnotis anak - anak untuk serius menyaksikannya di depan tv. Padahal hasil dari sebuah penelitian di New York selama 17 tahun : “ Bahwa menonton TV lebih dari satu jam
perhatiannya
cenderung
menjadi
anak
yang
melakukan
kekerasanpada
usia
58
dewasanya.Lebih lanjut, penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan termasuk perkelahian dan perampokan bertambah jika anak tersebut menonton tv lebih dari 3 jam perharinya “ Setali tiga uang, ternyata robot juga bagian virus yang menghantui kehidupan manusia. Penemuan robot saat ini sudah semakin menggila. Bahkan suatu saat nanti bukan tidak mungkin bahwa robot mampu untuk mengambil alih peran manusia. Seperti robot yang disetting untuk melayani manusia, robot yang yang bisa digunakan di dunia perusahaan, bahkan sampai robot yang mirip dengan manusia. Manusia yang sudah mampu membuat robot, maka ia merasa sudah mampu membuat makhluk baru seperti ketika Allah menciptakan manusia. Mereka merasa sudah bisa menandingi Allah sehingga tidak perlu lagi untuk beribadah kepadanya. Ada sebuah anekdot yang sedang menyindir kehidupan manusia di abad modern ini, yaitu, “ dikarenakan penemuan manusia terhadap robot yang begitu canggih, maka nannti diperkirakan beberapa tahun ke depan bahwa yang akan datang untuk mendatangi sholat ke mesjid bukan manusia lagi, tapi robot “ . Teknologi ini ibarat pisau bermata dua. Jika dimanfaatkan demi kebaikan, maka ia akan bernilai ibadah. Sebaliknya jika salah didalam memanfaatkannya maka akan menimbulkan begitu banyak masalah, dan kemaksiayatan. Sejatinya melalui teknologi manusia dapat berselancar di dunia maya, dengan berda’wah, berbisnis, bahkan sampai bersilaturahim. Manusia mendapatkan banyak informasi dari mana saja yang diinginkan, bahkan hanya dalam hitungan detik. Sungguh ini adalah bagian dari sisi positif yang harus diakui. Namun jika tidak siap,tentunya teknologi ini akan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia, bahkan dipastikan semakin jauh dari Allah. Sekarang semuanya tergantung kepada manusia itu senidiri. Ingin pilih yang mana tergantung dan terserah kepada manusia . Jika sisi positif yang diambil, maka akan menjadikan ladang amal yang terbaik untuk berda’wah di dalamnya, meraup keuntungan dengan amar ma’ruf nahi munkar. Namun jika yang diambil sisi negatif, maka akan menjadikan manusia kalah dengan teknologi . Sejatinya, semakin canggih teknologi maka akan semakin takwa pula kepada Allah, karena memang kecanggihan itu identik dengan kecerdasan manusia dalam memandang kebenaran dari rahasia Allah yang telah terbuka di mata manusia.
[ Artinya : Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?, [ QS Al fushilat (41) : 53 ] Dampak negatif dari perkembangan teknologi
adalah virus- virus yang datang dan
menggerogoti keimanan. Sehingga dalam waktu yang lama, jika tidak diantisipasi akan menjadi berhala di abad modern dalam kehidupan manusia, khususnya rumah tangga umat muslim. Ia
59
akan menentukan jalan dan pandangan hidup manusia, sehingga ketergantungan manusia akan makhluk tadi semakin besar dan mengalahkan Allah sebagai Pencipta Makhluk.
[ Artinya : dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal), QS Albaqoroh(2) : 165 ].
4. SETETES AIR KEHIDUPAN Di tengah kemajuan teknologi yang super canggih saat ini, dan arus globalisasi informasi yang semakin cepat dan terus mendunia, kehidupan manusia juga seperti tak memiliki orientasi hidup, dan tidak memiliki pegangan yang kokoh bahkan mudah sekali rapuh. Seolah- olah hidup manusia sudah tak memiliki arti. Bagaikan orang yang tidur malam dengan mata terpejam, namun berjalan sendiri tak tentu arah sehingga akan menabrak apa saja yang ada. Ibarat kapal yang sedang berlayar di tengah samudra yang luas, namun tak tentu arah karena memang tidak memiliki dan menggunakan kompas. Pada masa ini manusia hidup, namun seperti tidak memiliki tujuan yang pasti. Tubuh jasmani terlihat kuat dan kekar, namun imannya kosong dan keropos. Matanya menatap masa depan nun jauh ke depan, namun langkahnya seolah- olah diam membisu dan tak bergerak. Saat ini kita hidup di dunia nyata, namun terlihat seperti di ruang hampa yang tak berpenghuni. Karena memang manusia sudah lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang merasa untuk hidup bersama. Hidup kita juga seakan terombang- ambing bagaikan nyiur yang melambai- lambai mengikuti angin yang menerpa. Kita hidup di bumi, namun bagaikan tak kuasa mencercahkan kaki , karena kita terlalu disibukkan dengan kehidupan dunia yang penuh dengan hiruk pikuk. Tanpa disadari bahwa kita sering meninggalkan kewajiban yang telah ditetapkan oleh agama. Manusia telah jauh dari agama, bahkan merasa lebih hebat dari Sang Pemberi Rezeki. Sehingga lupa untuk berterima kasih kepada-NYA. Kita lebih sering mendengarkan dan menyaksikan lagu yang melalaikan hidup, sehingga merasa ingin hidup lebih lama lagi dan akibatnya melupakan kematian, sebaliknya lagu- lagu yang dibalut ketaqwaan seolah- olah alregi untuk dengar. Kita lebih suka dan senang mendahului pagi hari dengan membaca koran dari pada harus membaca qur’an. Seolah – olah kedua benda tersebut sama saja. Padahal jika kita tahu bahwa satu hurup yang kita baca dari al- qur’an akan memberikan pahala. Bagaimana jika setiap saat kita membaca 100 huruf bahkan sampai 5000 huruf, tentunya ini akan menjadi investasi berharga bagi kita.
60
Kita masih lebih senang jika menghabiskan uang berangkat ke mall untuk membeli barang- barang yang mahal, namun sebaliknya kita hampir tidak pernah untuk menghabiskan uang dengan cara berinfaq, bersedekah, berzakat dan sebagainya. Kita juga lebih sering menghabiskan malam dengan bergadang bersama teman, sehingga tidak tidur bahkan sampai terlewatkan waktu subuh dari pada harus tidur cepat dan bangun di tengah malam untuk berkomunikasi kepada Allah dengan melaksanakan sholat tahajjud. Sesungguhnya kita telah membenarkan yang biasa, namun jarang sekali membiasakan yang benar. Kita bagaikan pohon duri yang berada di rerumputan, merasa senang dan bahagia ketika harus melihat saudaranya dalam kedukaan dan merasakan kesedihan ketika saudaranya mengalami keuntungan. Ternyata hukum telah berbalik, sehingga kita lebih senang mencari dan membicarakan kekurangan orang lain dari pada berbicara tentang kekurangan diri sendiri. Ibarat pepatah, “ semut di seberang lautan terlihat, namun gajah di pelupuk mata tidak tampak”.Kita lebih mudah tersinggung, akhirnya emosi meluap- luap, bagaikan terjemur di tanah yang gersang. Kita juga sudah tidak bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram, sehingga menghalalkan segala cara tanpa memandang dari mana harta itu didapat. Di mana – mana kemaksiyatan merajalela, seolah- lah telah terbiasa dan menjadi budaya di bangsa ini. Bahkan kemungkaran sudah terorganisir dengan baik oleh pihak tertentu seakanakan itu merupakan kebenaran. Padahal
semua itu adalah bagian dari cara kita untuk
mengundang kemurkaan Allah. Bukankah bencana, dan musibah silih berganti mendatangi negeri ini ? . apakah pertanda hati telah tertutup ?. Masihkah terngiang di dalam ingatan kita, hampir seluruh pulau yang kita miliki terkena dampak gempa bumi, banjir, gunung meletus, bahkan sampai tsunami ?. Tidakkah ini menjadi pelajaran berharga ? , atau perlukah membangunkan umat- umat terdahulu seperti kaum ‘ Aad dan Tsamud yang peradabannya sungguh canggih di zamannya untuk menanyakan akibat dari keangkuhan mereka ? . Wajar kalau krisis demi krisis yang datang melanda negeri ini, baik korupsi, narkoba, dan kenungkaran lainnya bahkan sampai seksualitas menjadi momok bagi anak negeri ini. Karena integritas bukan dianggap sebagai indikator kesuksesan seseorang. Wajar jika Allah menimpakan musibah demi musibah yang terjadi di tanah air dari meletusnya gunung berapi, banjir, kebakaran hutan, bahkan sampai tsunami. Semua itu bukan terjadi dengan sendirinya tanpa ada sebab akibat. Namun itu semua adalah akibat ulah manusia.
[ Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar), QS ar-ruum (30) : 41 ]. Sesungguhnya kita telah jauh dari agama, dan lupa untuk bersyukur kepada-NYA. Padahal taqwa itulah kunci segala- galanya. Jika semua penduduk negeri beriman dan bertaqwa tentu negeri ini akan aman damai baldatun thoyyibatun warabbun ghafur.
61
[ artinya : Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya, QS al- a’rof ( 7 ) : 96 ] Mensikapi keadaan yang serba sulit dan galau saat ini, maka perlu adanya setetes air kehidupan yaitu berupa siraman rohani, motivasi atau spirit tersendiri yang akan menyegarkan kembali pikiran yang sedang kosong.. Kita juga perlu kesungguhan untuk memperbaiki diri bahwa kita adalah makhluk yang mulia. Kita butuh setetes air kehidupan untuk mencairkan kebekuan hidup. Kita butuh setetes air kehidupan untuk menghilangkan dahaga panasnya emosi yang bergejolak. Kita juga butuh setetes air kehidupan agar menjadi penyejuk terhadap hati yang sudah mulai membeku Kita juga butuh walau setetes air kehidupan untuk mensucikan pikiran yang selalu buruk sangka kepada siapa saja Kita sangat butuh setetes air kehidupan agar pikiran kita cerdas di dalam memandang kekuasaan Allah. Karena memang setetes air kehidupan sangat dibutuhkan oleh siapa saja walaupun hanya setetes. Bukankah di saat orang sakit parah butuh oksigen, baginya harga oksigen sangat berarti, bahkan berapapun harta, dan tahta yang dimiliki tidak ada artinya di saat itu. Bukankah sangat berarti bagi kita di saat akan jatuh ke jurang lantas mencari benda apa saja agar bisa
berpegang walau hanya dengan setumpuk ilalang?, Bukankah ketika kita sedang
tenggelam, pada saat itu tentunya kita butuh apa saja yang akan bisa di tarik demi menyelamatkan diri?. Bukankah ketika kita di tengah lautan, tiba- tiba datang angin, hujan dan badai, pada saat itu kita selalu bermohon kepada- NYA dengan mengatakan Ya Allah ..... dan di saat itu tentunya diri kita sangat lemah sekali ............Oleh karena itu kita harus memilih perbuatan yang mulia. Perlu penyegaran kembali tubuh yang sudah lemah ini bagaikan siraman bunga yang ada di musim panas. Kita butuh suasana untuk mencairkan batu hati kita yang telah lama membeku. Kita perlu ulama yang teduh yang akan memberikan solusi terhadap umat, kita juga perlu da’i yang mengajak orang dengan penuh kedamaian, kita sangat perlu ahli agama yang akan memberikan nilai- nilai islam lebih kuat lagi. Kita butuh pegangan yang kokoh untuk menjaga aqidah generasi kita sehingga umat akan selamat. Kita juga butuh pemimpin yang mampu dengan tegas menegakkan keadilan, kebenaran dan mencegah kemungkaran, bukan sebaliknya pemimpin yang membiarkan orang yang salah bahkan memburu dan menangkap orang yang benar dengan tangan kekuasaanya. Begitu juga, kita sangat butuh rakyat yang selalu mendo’akan para pemimpinnya di dalam menjalankan pemerintahan, sehingga zaman yang pernah diraih oleh Umar Bin Abdul Aziz dahulu bisa kembali dirasakan. Kita juga butuh orang pintar yang memiliki integritas yang akan mampu membangun bangsa ini, sama seperti bangkitnya Kaisar Hirohito untuk mencari guru ketika dua
62
kota di Jepang yaitu Nagasaki dan Hirosima pernah di bom atom oleh sekutu untuk membenahi bangsa ini yang sudah porak poranda . Bangsa ini milik kita bersama. Tentunya bangsa ini sangat membutuhkan do’a – do’a orang yang suci dan ikhlas demi kebaikan bangsa. Agar bangsa ini bangkit kembali menjadi negeri yang mandiri, tidak terikat dan tergantung dengan bangsa lain, sehingga kesejahteraan akan dirasakan kepada seluruh penduduk negeri dari kota sampai desa. 5. ZAMANPUN AKAN BERGANTI Bagaikan kisah imperium Romawi yang dikalahkan oleh kekaisaran Persia, dan beberapa tahun kemudian pada akhirnya kemenangan itu berada di negara adidaya Romawi. Seperti yang dilukis Allah dalam QS Ar- Ruum ayat 1 – 3 [ Artinya : Alif laam Miim.
telah dikalahkan bangsa Rumawi di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang ] . Kemenangan akan berubah menjadi kekalahan, begitu juga sebaliknya. Kehidupan juga akan berbalik menjadi kematian. Bahkan kesuksesan akan berputar menjadi kebangkrutan. Begitulah seterusnya ............. bahwa zaman akan berputar seiring perputaran roda pedati. Terkadang di atas dan sesekali berada di bawah. Setiap manusia pasti berada pada suatu zaman dan pada akhirnya akan melintasi zaman tersebut, karena memang manusia berada pada dimensi waktu. Artinya kehidupan manusia sangat bergantung dengan waktu dan tak terlepas dengan waktu. Beruntunglah jika di zaman tersebut ia sukses mengarungi rimba petualangan. Tidak ada yang tetap dan abadi, yang ada adalah kebinasaan. Semua itu pasti berubah karena kita makhluk baharu yang terikat dengan dimensi waktu. Ibarat jam dinding, gerakan jarum pada jam tersebut menunjukkan bagaimana setiap gerakan jarum selalu menunjukkan perubahan. Sang jarum berganti dari angka 1 ke 2 dan seterusnya . Karena manusia berada pada dimensi waktu, maka terasa cepat sekali perjalanan hidup ini. Perasaan baru saja terlahir ke dunia dan baru menikmati udara segar, namun ternyata. saat ini sudah dewasa, kuat dan pada akhirnya akan menjadi tua dan masuk ke dalam tanah. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan cahaya matahari yang mampu menembus bumi. Bagaikan kuda liar yang lepas dari ikatan, begitu cepat berlari agar dapat terhindar dari kejaran. Waktu yang berlalu akan membentuk zaman dan zamanpun berganti sehingga ada manusia
yang terlupakan dan ada pula namanya yang terpatri dalam prasasti kebaikan.
Beruntunglah jika pada zaman itu manusia telah berbuat, dan mengukir prestasi kebaikan, sehingga namanya akan dikenang oleh anak dan cucu . Alangkah bahagianya, jika di zaman tersebut masih sempat menebarkan kebaikan, mendidik dan mengajarkan agama kepada keluarga, dan sungguh bahagia ternyata air mata yang mengalir deras membasahi pipi dan mata
63
pada waktu bersujud kepadaNYA di tengah malam yang gelap gulita telah terbalas dengan mata air kehidupan oleh anak cucu kita. Mereka selalu mendo’akan kita walaupun jasad telah terbujur kaku di liang lahad, mereka sebut nama kita di saat sudah tiada............ 6. KASIH SAYANG ALLAH Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan kekhilafan karena memang perbuatan tersebut tidak akan pernah hilang dari sifat manusia. Semenjak bangun dari tidur sampai tidur kembali, tentunya tidak terhitung lagi entah berapa kali telah dilakukan. Sehingga tanpa disadari perbuatan yang salah jika terus dilakukan berulang seakan- akan tidak terlihat lagi kesalahannya. Benarlah dikatakan bahwa suatu perbuatan yang salah jika terus dilakukan tentunya si pelaku sudah merasa seperti biasa, sehingga tanpa ada kekhawatiran lagi atas kesalahan yang telah dilakukan. Jika Allah menghendaki tentu mudah bagi-NYA untuk menimpakan bencana kepada manusia atas segala kesalahan dan dosa yang dilakukan. Karena Allah Maha Perkasa dan menguasai segala sesuatu. Namun begitu Allah tidak pernah dendam kepada makhluknya, walaupun manusia telah berusaha untuk membuat Allah cemburu, berusaha untuk menandingi NYA dengan meminta dan mencari kekuatan lain selain kepada Allah SWT. Bahkan Allah pasti mengampuni segala dosa yang telah dilakukan oleh setiap hamba selama ingin bertaubat. Mengingat masa lalu yang penuh dengan lumpur kemaksiyatan, seharusnya sudah saatnya untuk memperbaiki diri agar hidup tidak merugi. Selagi nafas masih ada, kesempatan masih diberikan dan usia masih bersama tentu saatnya yang tepat untuk menyadari semua itu. Kita harus berusaha menjauhi dosa tersebut dan berniat untuk tidak mengulanginya lagi karena memang dosa yang dilakukan memiliki daya magnet tersendiri untuk diteruskan. Hal ini karena penuh dengan tipu daya dan syahwat. Kita merasa perbuatan maksiyat yang dilakukan seperti sudah mendarah daging sehingga sulit untuk dilupakan dan sulit untuk berhenti. Sejatinya manusia harus menyadari, bahwa Allah begitu sayang kepada hamba-NYA, walaupun telah melanggar aturan-NYA, namun DIA tak pernah berhenti untuk memberikan rahmat dan kasih sayang-NYA. Diberikan kesehatan dengan harapan manusia bisa berubah, namun ternyata manusia masih melakukan kemaksiyatan. Begitu juga diberikannya udara kepada manusia dengan bebas dan gratis, sehingga dengannya manuisa bisa menghirup udara yang segar. Semua kenikmatan itu tidak pernah dicabut walaupun Allah tak meridhoi perbuatan manusia. Sejatinya manusia harus sadar atas kasih sayang yang telah diberikan kepada makhluknya.
7. SATUKAN HATI UNTUK ISLAM Rasulullah SAW pernah berpesan melalui sabdanya bahwa “ Umat islam nanti akan terpecah menjadi 72 atau 73 golongan “. Tentu pesan nabi tadi sangat menarik untuk dicermati dan dipikirkan, karena di dalamnya terdapat amanah yang harus dijaga. Tentunya amanah itu
64
hanya bisa dipahami bagi orang yang sangat peka dengan persatuan. Yaitu orang yang selalu menjaga dan menghindarkan diri dari perpecahan umat. Persatuan sesungguhnya sangat penting untuk dipertahankan. Karena dengan persatuan umat muslim akan memiliki kekuatan, yang tentunya ditakuti oleh orang kafir. Persatuan akan menjadikan seluruh elemen bersamasama membangun bangsa. Persatuan pula yang menjadikan bangsa ini untuk bersatu mewujudkan bangsa yang merdeka dari tangan penjajah. Sejatinya, umat islam harus menanggalkan bendera masing- masing demi mencapai tujuan yang besar. Umat ini tidak boleh terkotak- kotak jika ingin menjadi umat yang kuat karena musuh sangat menyukai suasana yang seperti itu. Bukan berarti memilih persatuan lantas mengabaikan keyakinan. Biarkan Ibadah dan khilafiah adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dalam hidupnya. Namun ketika berbicara tentang persatuan dan kesatuan semuanya harus bisa untuk bersatu. Tidak boleh adalagi warna warni yang menyebabkan terlalu mencolok. Perbedaan pendapat bukan menjadi alasan untuk tidak bersatu dan tidak perlu untuk dibesarbesarkan. Umat islam harus bersatu dalam mewujudkan bangsa yang kuat karena kuatnya suatu bangsa tidak ada hubungan dengan warna warni keyakinan, namun kekuatan itu sangat tergantung dari sajauh mana niat yang kuat untuk bersatu. 8. MENANTI KESABARAN Seorang muslim ketika mendapatkan kenikmatan maka ia akan bersyukur, namun jika diberikan cobaan maka ia akan bersabar. Itulah pondasi dasar yang harus dipegang oleh setiap orang muslim. Jika kedua sifat ini telah dimiliki maka dunia ini berada di dalam genggamannya. Dunia ini tidak berarti lagi bagi dirinya karena memang kesabaran itu kunci dalam melaksanakan apa saja. Bersabar itu kunci kesuksesan karena untuk mencapai sukses tentu harus dengan bersabar. Bersabar atas cobaan itu bagaikan
tetesan air hujan yang turun
membasahi dedaunan. Apa jadinya seorang pedagang yang tidak memiliki rasa sabar, sehingga yang ada dalam pikirannya ingin lekas pulang. Apa jadinya jika Rasulullah SAW dahulu tidak memiliki kesabaran atas cobaan demi cobaan yang menimpa, tentu orang- orang yang selalu menentangnya akan dido’akan untuk dibinasakan. Seorang muslim yang lemah akan terlihat dengan jelas jika dalam menghadapi ujian saja tidak berlaku sabar, seolah- olah cobaan itu hanya diberikan kepadanya. Bukankah kesabaran itu ½ dari keimanan?, bukankah orang yang bersabar itu terbentang dihadapannya surga? Ketika ujian dan cobaan datang menerpa dan menghampiri kehidupan umat muslim tentu Allah telah menawarkan solusi yaitu dengan sholat dan sabar karena keduanya itu adalah penawar di dalam kedukaan dan pendingin di dalam kedahagaan. Bagi orang yang sedang mengalami ujian, sesungguhnya
sholat
itu
merupakan
sarana
untuk
berkomunikasi
dan
melaporkan
permasalahan yang dihadapinya agar hidup tetap tenang, dan tidak lari dari-NYA. Begitu juga dengan sabar, ia merupakan usaha untuk menanti keputusan yang diberikan oleh Allah SWT. Kesabaran itu menunjukkan kesungguhan kita di dalam menantikan kasih sayang -NYA.
65
9. HIDUP DENGAN DISIPLIN Disiplin sesungguhnya bagian dari ajaran islam karena orang yang disiplin, hidupnya akan teratur dan terarah. Dalam beraktifitas orang tersebut akan sangat berpegang kepada prinsip. Bahkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya banyak memenangkan peperangan salah satu alasannya karena karena selalu mengedepankan disiplin. Jadi disiplin itu merupakan kunci terpenting di dalam menjalankan kehidupan. Banyak orang sukses hari ini, karena mereka selalu berpegang teguh dengan disiplin. Seakan- akan disiplin itu menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Seorang bisnismen misalnya, ketika melakukan perjanjian untuk bertemu teman bisnisnya maka selalu berusaha tepat waktu, karena bagi mereka “ time is money = waktu itu adalah uang “. Sampai- sampai bagi mereka waktu itu sangat berharga, karena hilang 1 menit saja berarti akan rugi jutaan atau milyaran. Tidak hanya pebisnis, namun siapapun orangnya seharusnya sangat menyukai yang namanya disiplin walaupun terkadang sulit untuk diterapkan karena butuh yang namanya komitmen dan konsistem. Disiplin belum bisa menjadi budaya dalam kehidupan manusia sehingga dari anak- anak sampai orang tua, dari rakyat bahkan sampai pejabat semuanya sering mengabaikan disiplin, dan yang anehnya ketika melihat banyak orang yang membudayakan hidup dengan penuh disiplin, tentu banyak juga orang yang tidak menyukai. Budaya jam karet ketika rapat, budaya tidak tepat waktu ketika menanti acara sesungguhnya sudah merasuki ke dalam seluruh sisi kehidupan manusia. Seakan- akan budaya tersebut merupakan pembenaran. Padahal keadaan tersebut sangat tercela dari sisi agama karena telah menghilangkan kepercayaan orang lain. Benarlah sebuah jargon mengatakan “ Membenarkan yang biasa, dan belum membiasakan yang benar”. Padahal islam sangat menghargai yang namanya waktu, sampai-sampai Allah di banyak surat bersumpah atas nama waktu, misalnya wal-ashri ( demi masa ), wadh-dhuha ( demi waktu dhuha ), wal- laili( demi waktu malam ) dan masih banyak lagi penggunaan waktu yang Allah berikan kepada kita sebagai penekanan untuk diperhatikan. 10. KACA MATA KUDA Suatu hari, seorang anak sedang menaiki delman bersama kedua orang tuanya.
Pada
saat itu timbul rasa panasaran si anak sambil bertanya kepada sais, sang sopir delman yang sudah tua. Kek,” Kenapa kudanya dipakei kaca mata” ?. Emang kudanya biar keren, atau gaul ?. Akibat pertanyaan si anak akhirnya suasana di sado tersebut menjadi gaduh dan hidup. Akibatnya suasana pada waktu itu menjadi penuh dengan tawa gara- gara pertanyaan sang anak tadi. Akhirnya sang kakekpun menjawab sambil tertawa, “ Bahwa kuda itu dipake-i kaca mata bukan supaya keren, namun supaya jalannya tetap lurus dan matanya tidak melihat ke kanan ataupun kiri sehingga menyebabkan akan lama berjalan”. Demikian jawaban sang kakek kepada anak kecil tadi yang ingin tahunya sungguh besar. Dalam hidup ini sesungguhnya kita harus bergaya seperti kuda yang dipakaikan kaca mata agar jalan tetap lurusdan perjalanan selamat sampai tujuan. Tidak boleh melihat ke kanan
66
ataupun ke kiri, karena
semua itu bagian dari godaan dan tipuan.
Orang beriman
sesungguhnya akan memilih jalan yang lurus, yaitu jalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan sebaliknya lebih memilih jalan yang penuh dengan kemaksiyatan, yang tidak pernah diridhoi-NYA. Hanya saja jalan yang lurus itu tak selamanya mulus, namun lebih banyak diselimuti dengan duri, lubang serta tantangan dan rintangan. Hal itu karena memang untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi berupa surga tentunya tidak seperti membalikkan telapak tangan namun haruslah dicapai dengan kesungguhan ataupun mujahadah. Benarlah dikatakan, bahwa surga itu selalu dikelilingi oleh kesengsaraan serta penderitaan yang sangat melelahkan dan diperlukan kesabaran, kesungguhan untuk mencapainya. Sebaliknya neraka itu dihiasi dengan ilusi, godaan dan kenikmatan yang membuat manusia lupa segala- galanya. Tentu setiap kita akan selalu memilih jalan yang
mulus tanpa berlubang ketimbang jalan yang sangat rusak dan
membahayakan. Walaupun tak selamanya jalan mulus itu baik, sesekali bahkan sering kita melalui jalan yang rusak ataupun penuh lubang. Lantas, jika ada jalan yang sangat mulus dan dapat mempercepat sampai ketujuan, mengapa kita lebih memilih jalan yang rusak dan berlubang ?. Suatu hari Rasulullah SAW sedang bersama para sahabatnya sambil mengambil sebatang kayu lalu menggoreskan ke tanah dengan menggambar sebuah garis lurus dan garis lain yang ke kiri dan ke kanan. Lalu Beliau jelaskan kepada para sahabatnya, bahwa hendaknya kita memilih jalan yang lurus karena jalan tersebut penuh keselamatan dan hanya ditempuh oleh orangorang yang beriman. Sementara jalan yang lain penuh dengan kesesatan dan sangat dimurkai oleh Allah. Sejatinya, orang beriman akan memilih jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh dengan kenikmatan. Jalan yang dilalui oleh para Nabi dan Rasul. Jalan yang membawa kebahagiaan bagi setiap orang yang melaluinya. Walaupun sesungguhnya untuk menempuh jalan yang lurus itu tak semudah seperti yang dibayangkan. Jalan lurus tidak semulus buah apel, namun sesungguhnya jalan tersebut penuh dengan ujian dan cobaan yang sangat hebat, penuh dengan pendakian, bahkan sesekali terdapaat daerah yang terjal dan curam. sehingga jika tak siap dalam menghadapinya, maka akan terjerumus dan terjatuh ke dalamnya. 11. PUASA DAN KESEHATAN Salah satu hikmah dari ibadah shaum atau puasa yang diwajibkan Allah kepada kita adalah kesehatan bagi orang yang melaksanakan. Jika setiap orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW, maka akan menjadikan pelakunya tetap sehat, dan jauh dari berbagai penyakit. Mengapa demikian ?, karena setiap ajaran yang dibawa oleh nabi kita semuanya mengandung kebaikan dan keselamatan jika dikerjakan dengan benar. Jadi, jika dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan ajaran islam
itu
sendiri
tentu
ada
dua
kemungkinan
penyebabnya,
yaitu
pertama
karena
mengerjakannya tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, atau kemungkinan kedua adalah sakit yang dideritanya bukan disebabkan karena puasa, namun akibat penyakit yang terjadi sebelumnya.
67
Begitu pentingnya puasa, sampai- sampai semua makhluk yang ada di muka bumi ini baik sebelum kedatangan nabi Muhammad SAW bahkan sampai saat ini tidak lepas dengan yang namanya puasa. Seorang pasien yang akan dioperasi sangat dianjurkan oleh sang dokter untuk melakukan puasa, karena akan membantu kemudahan dalam proses operasi tersebut, dam ini dibenarkan dan dianjurkan secara medis. Begitu juga dengan penganut agama yang di luar Islam mereka juga menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan puasa. Walaupun puasa yang dilakukan oleh mereka sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh umat muslim. Begitu juga dengan yang namanya binatang, misalnya seekor ular ketika ingin berganti kulit maka akan berpuasa dalam waktu beberapa lama untuk tidak makan dan minum. Hal ini juga dialami oleh seekor ayam yang terus berpuasa ketika mengerami telur- telurnya. Jadi dengan puasa tubuh akan sehat. Hal ini ditegaskan dalam sabdanya : [ shumuu tasihuu = berpuasalah kamu semua, niscaya kamu akan sehat, al- hadits ]. Ibadah puasa yang dilakukan umat muslim bukan hanya menahan diri dari tidak makan dan minum, namun juga mengekang hawa nafsu agar tunduk dan patuh di dalam menjalani hidup ini. Di Indonesia ibadah puasa dilaksanakan lebih kurang 12 sampai 13 jam lamanya. Ini artinya selama itu pula sel- sel yang rusak akan tergantikan dengan yang baru, dan sampahsampah yang tidak baik akan diubah menjadi sebuah tenaga yang disebut dengan energi. Makanya selama 12 jam itu pula kita akan mampu untuk menjalankan ibadah puasa. Tentunya puasa yang dilakukan oleh umat islam bukan hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban, atau mendapatkan kesehatan, namun yang paling utama dari menjalankan ibadah sholat adalah agar si pelakunya mendapatkan prediket orang yang bertaqwa.
[ Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS Al- Baqoroh(2) : 183 ] 12. PUASA DAN PENGENDALIAN DIRI Sesungguhnya di dalam diri kita mengandung sifat- sifat kebinatangan, seperti
sifat
serakah ataupun menang sendiri seperti yang dimiliki oleh seekor monyet. Sementara itu ada juga manusia yang memiliki sifat ganas dan keras kepala seperti yang dicontohkan oleh binatang buas dalam hal ini harimau atau singa. Tentu dimiliki manusia.
masih banyak lagi sifat tercela lainnya yang
Semua sifat tersebut selalu melekat dalam diri sehingga jika tidak cepat
diantisipasi, maka setiap orang berpeluang untuk menjadi orang yang serakah, sombong, keras kepala, pemarah, dan lain- lain. Jika semua sifat di atas dibiarkan maka sudah pasti alam ini tidak akan seimbang dan akhirnya akan banyak ditemukan kerusakan di muka bumi. Semua sifat yang ada tentu harus dihilangkan dari dalam diri sendiri sehingga nantinya akan terhindar menjadi makhluk yang tercela dan memperturutkan hawa nafsunya. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh islam adalah ibadah puasa. Karena di dalam ibadah ini, akan
68
dituntun untuk mengikis habis semua sifat tercela. Melalui ibadah puasa pula, kita akan dibina mentalnya. Hikmah ibadah puasa juga menyebabkan seorang pemarah akan menjadi peramah, seorang serakah akan menjadi seorang yang suka sedekah, seorang yang sombong akan menjadi seorang tawadhuk dan penolong. Dan masih banyak lagi sifat yang baik nantinya di dapat dari ibadah shaum yang kita laksanakan. 13. PUASA MELATIH KESABARAN Salah satu dampak positif yang didapat dengan melaksanakan shaum adalah menjadikan si empunya memiliki sifat sabar karena di dalam ibadah tersebut syarat dengan kesabaran. Seperti seorang anak yang diajak berkelahi oleh teman- temannya, tentu ia dituntut untuk mampu bersikap sabar atas ajakan tersebut atau mengatakan kepada temannya “ sesungguhnya saat ini saya sedang puasa “. Benarlah apa yang disabdakan oleh nabi kita Muhammad SAW dahulu yaitu, [ “ apabila seseorang bangun pagi lalu ia melaksanakan puasa, maka janganlah ia mengucapkan perkataan yang kotor dan perbuatan bodoh, maka jika seorang menghinamu dan mengajakmu berkelahi maka katakanlah sesungguhnya aku sedang puasa, al- hadits ]. Selain itu, sifat sabar juga dituntut ketika menunggu waktu berbuka, melihat makanan yang siap dihidangkan. Sifat sabar juga patut untuk diamalkan oleh seorang penuntut ilmu baik sebagai pelajar ataupun mahasiswa. Namun tentunya sifat sabar yang dikehendaki disini adalah bahwa dengan ibadah puasa seorang muslim berusaha untuk melaksanakan perbuatan baik dengan penuh kesabaran, sebab jika tidak sabar maka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. 14. MENUNDUKKAN PANDANGAN Salah satu ajaran islam yang sangat penting untuk diamalkan adalah menundukkan pandangan. Jika pandangan tidak bisa dijaga, maka manusia akan berpeluang untuk terjerumus ke dalam lembah kebinasaan. Salah satu faktor terbesar penyebab terjadinya perzinahan adalah disebabkan oleh pandangan mata yang terlalu liar. Bagaikan kuda yang terlepas talinya dari ikatan, sehingga berusaha untuk lari meninggalkan ikatan sekencang- kencangnya. Itulah mengapa suatu hari Ali bin Abi Thalib diingatkan oleh Rasulullah SAW, “ Wahai Ali, janganlah kau ikuti pandangan yang satu dengan yang lain, sesungguhnya engkau hanya boleh memandang yang pertama dan tidak yang lain”, al- hadits. Begitu pentingnya menundukkan pandangan karena memang dampak yang terjadipun sungguh besar dan berbahaya. Ketika seorang laki- laki memandangi perempuan dengan pandangan yang tajam dan dibalas dengan tatapan mata lawan jenisnya dengan penuh nafsu maka ketika itu pula mereka telah terjebak dan masuk ke dalam perangkap syaithan. Akibatnya kedua insan yang tidak diikat dengan tali pernikahan akan mencoba untuk mendekati bahkan lambat laun sampai melakukan perzinahan, walaupun untuk tahap pertama mereka belum sampai melakukan. Namun seiring dengan perjalanan waktu syaithan juga tidak rela mereka melakukan perbuatan seperti itu saja. Akhirnya godaan demi godaan dan bisikan
69
palsupun terus dibisikkan dengan harapan akan mendapatkan kenikmatan sehingga merekapun melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama. Mereka telah berkubang di dalam kemaksiyatan. Makanya Allah mengingatkan untuk menjaga pandangan agar kita menjadi makhluk yang terpelihara dari kemaksiyatan.
[ Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung, QS An- nur(24) : 30-31 ]
70
BAB V KEMBALI KEPADA
ALLAH
71
1. BUNGAPUN BERGUGURAN Keberadaan alam ini sungguh indah karena dihiasi dengan tumbuh- tumbuhan, hewan dan segala jenis makhluk hidup lainnya, tak ketinggalan juga dengan bunga. Ia menjadi hiasan alam dan enak di pandang mata. Di sana pula burung, lebah dan kupu- kupu hinggap untuk menghisap madu dan tanpa sengaja telah membantu penyerbukan. Tidak ada satu makhlukpun yang memerintahkan untuk melakukan semua itu kecuali Allah SWT. Semua makhluk silih berganti, sang induk mati diganti pula dengan generasi baru yaitu anak. Bagi tumbuh- tumbuhan matinya pohon, gugurnya daun
semua itu adalah gambaran
tentang kepunahan makhluk. Kematian hewan juga merupakan pertanda ketidakberdayaan setiap makhluk untuk bertahan hidup. Begitu juga dengan manusia bahwa terbatasnya usia menunjukkan bahwa kita juga akan mengalami mati, Ibarat pepatah “patah tumbuh hilang berganti “ . Satu generasi akan punah dan digantikan dengan generasi lainnya. Tidak ada yang bisa dan bertahan untuk hidup selamanya karena memang yang namanya makhluk pasti akan mati. Untuk itu manusia harus menyadari bahwa hidup hanya sementara dan harapannya manusia harus menorehkan prestasi, dan sebaik-baik prestasi adalah amal yang akan membuktikan bahwa nanti di suatu hari kita akan mendapatkan kabar yang baik.
2. JANGAN PIKIRKAN MEREKA Angin berhembus sepoi-sepoi membuat daun nyiur melambaikan tangannya, sebagai pertanda persahabatan. Menari-nari kesana kemari bagaikan menyambut tamu agung yang akan datang. Begitulah kehidupan manusia ketika di dunia, terkadang ada saat suka, namun dibalik itu manusia juga akan mengalami yang namanya duka. Ketika duka datang menghampiri kehidupan, sebagian orang tak sanggup memikul beban yang berat, seolah- olah ia takkan sanggup untuk memikulnya, namun sebagian lain ada juga yang masih tetap tegar menerima cobaan bahkan tetap istiqomah berada di jalannya. Begitu juga ketika suka cita datang di dalam kehidupan, manusia merasakan bahagia dan meluapkan kegembiraan itu bahkan sampai melampaui batas. Seolah- olah hanya dirinya orang yang paling beruntung di muka bumi ini. Bahwasanya antara suka dan duka hanya memiliki perbedaan yang sangat tipis. Orang beriman mensikapinya dengan mengembalikan semua itu kepada Allah SWT, namun bagi orang yang lalai ia akan memandang sangat jauh. Ketika kenikmatan datang maka ia akan bahagia, namun ketika cobaan datang menerpa maka ia jatuh dan tak bisa bangkit lagi. Terkadang sebagian orang merasa senang melihat kita terjatuh sebagai pertanda bahwa kita tidak akan mampu untuk bangkit kembali. Namun sebaliknya, betapa banyak juga orang yang berduka di saat kita merasakan kebahagiaan. Jika sudah begini tentu berbuat saja sesuai dengan hati nurani tanpa harus memikirkan orang lain. Apalagi saat ini manusia sudah mengidap penyakit yaitu susah melihat orang lain bahagia, dan gembira ketika melihat saudaranya ditimpa kesusahan.
72
3. SETIAP KITA ADA MASANYA Tidak ada yang bisa bertahan di dalam hidup ini. Karena memang manusia diberikan keterbatasan baik usia maupun kemampuan. Jika ada seorang manusia yang dapat bertahan hidup sampai 150 tahun atau ada seorang yang mampu mengangkat beban berat yang jauh melebihi orang lain, seperti kisah Herkules maupun Samson misalnya. Tentunya kemampuan tersebut pasti tidak akan bisa bertahan lama. Ini menunjukkan bahwa setiap orang, siapapun dia pasti ada kelemahan dan kekurangan dan pasti akan mati juga. Begitulah dengan kehidupan manusia, selama apapun usia yang diberikan Allah pasti akan mati juga. Begitu juga sekuatkuatnya manusia tentunya ia akan berakhir. Maka dari itu semuanya milik Allah, dan manusia tidak berhak untuk sombong. Sesungguhnya kita semua akan kembali kepada Allah. Ibarat burung, sejauh- jauh burung terbang, pasti ia akan kembali juga. Begitulah sejatinya manusia pasti akan kembali kepada yang telah menciptakan manusia yaitu Allah SWT. Begitu pentingnya masa, haruslah dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW : Gunakan lima waktu sebelum datangnya yang lima waktu , yaitu : 1. Waktu muda sebelum datangnya masa tua 2. Waktu kaya sebelum datangnya miskin 3. Waktu lapang sebelum datangnya sempit 4. Waktu sehat sebelum datangnya sakit 5. Waktu hidup sebelum datnagnya kematian Sejatinya setiap makhluk ada masanya, yaitu masa di mana baru saja berduka, tak berapa lama kembali bersuka. Masa di mana manusia baru saja terlahir ke dunia, namun sudah berada kembali di alam penantian sambil menunggu yang namanya kematian. Bahkan ketika sang induk mengalami kematian, muncul generasi baru seperti yang di alami pohon pisang. Ibarat semboyan TNI “ Patah Tumbuh Hilang Berganti “. Padahal hidup manusia sangat terbatas, sehingga tidak bisa untuk santai tanpa harus ada yang dikerjakan. Jangan sampai usia yang diberikan hilang dengan percuma karena memang kehidupan di dunia ini selalu menggiurkan dan memperdayakan. 4. TIDAK ADA YANG SIA- SIA Semua yang diciptakan Allah sesungguhnya dalam rangka kemaslahatan hidup manusia, dan tentunya memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya. Tidak ada yang sia- sia, semuanya dapat dimanfaatkan dan digunakan.
[ Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka, QS Al- Imran(3) : 191]
73
Jika manusia belum mengetahui manfaat dari sebuah peristiwa, bukan berarti peristiwa tersebut sia- sia bahkan tidak memiliki hikmah. Namun yang pasti bahwa manusia belum mengetahui apa yang terdapat dibalik sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT. Tidak semua orang mampu menangkap bahasa dan rahasia dari Allah untuk mengetahui makna yang tersirat dalam setiap kejadian, karena memang manusia belum dan tidak mampu untuk memahami bahasa isyarat Allah. Hanya orang yang ulul albab-lah yang mampu menangkap segala hal tersembunyi yang telah diberikan Allah. Rasulullah SAW suatu hari baru saja menangis ketika beliau berada di dalam kamarnya. Hal ini terlihat dengan jelas oleh Bilal bin Rabbah pada waktu masuk untuk memanggil baginda menjadi imam dari salah satu sholat berjama’ah. Dari air mata yang membasahi pipi terlihat dengan jelas diraut wajahnya. Lantas Bilal bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Ya Rasulullah ! Tidak biasanya Engkau menangis ! Apa gerangan yang menyebabkan anda menangis ? apa yang terjadi ? Lantas Rasulullah SAW mengatakan bahwa saya menangis karena baru saja menerima ayat al- qur’an Surat Al- Imran ( 3 ) ayat 190 – 191 dari Malaikat Zibril .
[ Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. Manusia hanya bisa memahami bahasa alam dengan sangat terbatas, sehingga terkadang hanya bisa menduga- duga. Padahal apa yang diciptakan Allah jelas tidak ada yang sia- sia. Sebagai contoh, mungkin sebagian orang akan mengatakan, sebagaimana orang kafir quraisy dulu pernah mengatakan kepada baginda nabi Muhammad SAW tentang apa sih tujuan Allah menciptakan nyamuk ? Bukankah nyamuk itu membuat masalah dan mendatangkan banyak penyakit ? Pertanyaan ini sangat menarik, dan seakan- akan bahwa Allah salah dalam menciptakan makhluk yang bernama nyamuk. Begitu juga ketika dilihat sepintas, seekor nyamuk tidak ada gunanya. Namun berkat keberadaan nyamuk di muka bumi, maka manusia harus berpikir kreatif dengan memikirkan mengapa digigit, dan bagaimana cara mengobatinya. Sehingga ditemukanlah disiplin ilmu yang disebut dengan biologi ataupun serangga. kemudian setelah itu didirikan perguruan tinggi guna mempelajarai tentang nyamuk
selama 4 tahun dan setelah
tamat mendapat gelar dokter spesialisasi. Mungkin karena manusia masih memandang apa yang diciptakan itu secara zhohirnya saja, namun ketika manusia melihat dan mengalami secara langsung peristiwa tersebut akhirnya mengambil kesimpulan bahwa apa yang terlihat, terlintas dan terjadi semua itu sesungguhnya memiliki hikmah tersendiri dan tidak ada yang sia- sia.
74
5. JIKA LETIH, ISTIRAHATLAH Seringkali kita merasakan keletihan setelah melakukan aktifitas sehingga tubuh menjadi lesu dan lemah, ditambah lagi stamina tubuh yang terkadang menurun. Bagaikan daun yang jatuh berguguran dengan lembutnya di atas permukaan bumi, begitu juga dengan jiwa ini. Kita juga sering merasakan adanya kejenuhan setelah menjalankan begitu banyak kegiatan harian. Kondisi ini jika tidak diformat dengan baik maka akan menjadi seorang yang futur yaitu malas dan akhirnya meninggalkan aktifitas yang selama ini telah dilakukan. Untuk itu perlu istirahat sejenak agar tubuh yang lemah menjadi segar, agar tenggorokan yang kering menjadi basah kembali, agar jiwa yang lemah bangkit kembali. Istirahat haruslah secukupnya agar tidak menimbulkan kebosanan dan mengeraskan hati. Jika istirahat yang dilakukan berlebihan tentu dikhawatirkan akan melemahkan semangat untuk melakukan aktifitas yang lain. Umar bin Khattab suatu hari pernah mengatakan bahwa “ jika saya tidur di malam hari , maka saya khawatir kehilangan diri saya , dan jika tidur di siang hari takut menyengsarakan umat “ . Ungkapan Umar ini tentu memberikan makna yang mendalam, bahwa islam itu adalah tawasuth yaitu pertengahan dengan tidak kekurangan dan tidak pula berlebihan. Bagi para aktivis yang telah penat dan letih dalam menjalankan roda organisasi, para da’i yang telah capek dalam berda’wah, dan bagi guru yang telah bosan untuk mengajarkan ilmu kepada anak didik tentu sangat butuh yang namanya istirahat. Namun istirahat yang dimaksud adalah berhenti sejenak untuk rileks dan melemaskan otot-otot yang telah bekerja kemudian melanjutkan kembali. Islam mengajarkan bahwa setiap jiwa memiliki hak, dan hak badan yang lemah harus istirahat dan hak mata haruslah tidur. Memaksakan dan tidak memenuhi hak sama artinya melanggar ketentuan Allah dan Rasulnya. Begitulah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, hingga pernah suatu hari ketika ada 3 orang pemuda datang dan mencoba untuk mengungguli amalan Rasulullah SAW dengan mengatakan “ Saya akan berpuasa selamalamanya”, kata pemuda yang pertama. Sedangkan pemuda kedua mengatakan bahwa, “ saya akan hidup membujang selama- lamanya ( tidak nikah )”, dan pemuda ketiga mengatakan, “ saya akan sholat tahajud setiap malam “ . Lantas Rasulullah membantah pernyataan mereka dengan mengatakan bahwa, “ saya juga manusia biasa sama seperti kamu , namun saya juga butuh makan, minum, tidur dan menikah untuk mengembangkan keturunan”. Jadi apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW sesungguhnya ingin menegaskan bahwa islam sangat menjaga yang namanya hak setiap individu . 6. SABAR MENUJU KETAQWAAN Keinginan untuk menjadi seorang yang bertaqwa merupakan cita-cita bagi setiap orang yang beriman karena memang taqwa itu sangat mulia dan berada pada posisi yang paling tinggi dalam kedudukan sebagai seorang hamba Allah SWT.
75
[ Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal, QS Al- hujurat ( 49 ) : 13 ] Orang yang bertaqwa dengan rasa takut dan ta’at akan menjadikan kesabaran itu sebagai perisai demi menjaga dirinya dari perbuatan yang tidak dibenarakan dalam menjalani hidup. Untuk itu, menjadi orang yang bertaqwa tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun perlu yang namanya kesabaran karena memang tanpa kesabaran manusia akan mudah sekali tergoda sehingga sulit untuk mempertahankan keimanan yang dimiliki. Sabar maknanya berusaha dengan sungguh- sungguh dengan kontiniu untuk membiasakan diri menjaga keimanan yang dimiliki. Jika suatu saat hati ini menyimpang dari keta’atan kepada Allah maka harus ada usaha yang serius untuk memperbaiki niat tersebut sehingga akan lurus kembali. Kesabaran akan mengalahkan keinginan untuk putus asa. Ia bagaikan butiran salju yang terus mencair dalam waktu yang lama. Sabar juga bagaikan air hujan yang terus menerus membasahi batu sehingga lama kelamaan batu menjadi berlubang dan akhirnya lapuk dimakan usia. 7. BELAJAR SELAGI MUDA Bagi seorang muslim, belajar itu tidak mengenal usia. Siapa saja diwajibkan untuk menuntut ilmu. Baik anak- anak maupun orang tua, laki- laki atau perempuan, kaya ataupun miskin, semuanya dibebankan untuk terus belajar karena dengan belajar segala permasalahan di dalam hidup akan bisa diatasi. Hanya saja belajar di waktu muda akan mudah untuk diingat karena pada masa muda belum banyak yang dipikirkan dan memori otak masih connect dalam menerima ilmu pengetahuan. Sebaliknya belajar ketika usia senja, tentu sangat sulit untuk diterima karena memang di usia tersebut banyak sekali kelemahan, dan daya ingat setiap orang sudah menurun secara drastis. Oleh karena itu, sangat tepatlah apa yang dikatakan dalam pepatah “ belajar di waktu muda bagai mengukir di atas batu, belajar diwaktu tua bagai mengukir di atas air”. Sejatinya, usia muda adalah saat yang paling tepat untuk berlomba di dalam mengejar prestasi. Jangan sampai waktu dan usia yang dimiliki terlewatkan begitu saja. Apalagi setiap hari hanya dipenuhi dengan perbuatan yang sia- sia tidak tentu jantrungnya. Kita bisa belajar banyak dari para ulama dahulu dalam memanfaatkan masa muda. Seorang Imam Syafi’i mampu menghafal al-qur’an ketika usia masih anak- anak. Begitu juga dengan Abdullah bin Umar di usianya yang masih belia namun ia sudah mampu menjadi salah seorang periwayat hadits yang handal, dan masih banyak lagi golongan muda yang mendedikasikan diri untuk agama dan bangsanya. Pendeknya usia muda dan masa muda adalah masa manusia harus berbuat sebanyak- banyaknya, agar di usia tua manusia akan memetik hasilnya.
76
8. TEBARKAN PRESTASI KEBAIKAN Sesungguhnya Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Tentu salah satu tugas yang diemban sebagai khalifah adalah menjaga amanah. Dari jabatan, kekayaan, anak, bahkan sampai kepercayaan dikatakan dengan amanah. Amanah yang diberikan hendaknya dijalankan dengan sebaik- baiknya. Tidak ada yang membedakan antara manusia satu dengan yang lainnya, baik muslim maupun non muslim, kaya atau miskin, pria atau wanita. Semuanya memiliki peluang untuk menjadi hamba terbaik di muka bumi, yaitu menjaga dan menjalankan amanah. Sejatinya, di manapun berada, hendaklah mampu menjadi contoh teladan dan bermanfaat untuk makhluk lainnya, bukan hanya kepada manusia, akan tetapi kepada hewan dan tumbuh- tumbuhan juga. Jangan sampai tidak ada prasasti kebaikan yang ditorehkan selama hidup di dunia, jika demikian maka manusia akan menjadi makhluk yang merugi. Jika Nabi Muhammad SAW telah mampu menebarkan rahmat di muka bumi, para sahabat serta tabi’in dan tabi’ut tabi’in telah bersusah payah mendakwahkan agama ini sampai ke penjuru dunia, maupun ulama yang telah membawa pencerahan agar umat tidak tersesat maka pertanyaan besar bagi kita adalah: “Apa yang telah dan akan kita buat untuk agama ini”? Bukankah setiap kebaikan yang dilakukan akan menjadi ladang amal jariyah?. Bukankah setiap amal jariyah sebesar apapun akan diperhitungkan Allah ?. Tentunya ini menjadi tanda tanya besar bagi kita agar bersiap dan berlomba untuk mengukir prestasi selama hidup di dunia. 9. UJIAN DAN COBAAN Setiap manusia harus mengetahui apa tujuan diciptakan dan untuk apa diciptakan agar manusia bisa menjalankan misi hidupnya di dunia dengan sebaik-baiknya. Dengan mengetahui tujuan setidaknya hidup manusia akan terarah kepada tujuan tersebut. Hal ini sangat berbeda ketika manusia tidak mengetahuinya sehingga selama hidup di dunia tidak memiliki arti apaapa. Manusia seperti ini akan menjadi orang yang jasadnya hidup namun hatinya mati. Mereka tidak mengerti apa- apa tentang dunia karena yang dipahaminya bahwa dunia itu tempat bersenang- senang dan melampiaskan nafsu syahwat saja. Mereka hidup, namun orientasi hidupnya hanya hidup untuk makan, bukan sebaliknya makan untuk hidup. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia jelas memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk mengabdi kepadaNya.
[ Artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku, QS Adz-dzariyat(51) : 56] Tujuan tersebut haruslah diketahui oleh setiap manusia khususnya orang beriman agar di dalam menjalani kehidupan ini tidak memiliki orientasi hidup yang salah. Sebab jika way of life (pandangan hidup) ini salah maka kita akan menjalani hidup ini bagaikan orang buta yang
77
tidak tau dan mampu untuk berjalan sehingga akan menabrak apa saja yang ditemuinya . Tentu tidak semua manusia mampu untuk mengetahui, menyadari dan menafsirkan bahasa Allah tentang tujuan tersebut sehingga perlu kiranya mendapat bantuan melalui orang pilihan yaitu nabi ataupun kitab suci. Hanya orang beriman saja yang mampu menggunakan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk menangkap kesan dan pesan baik secara tersurat maupun tersirat yang diberikan Allah. Orang beriman tidak hanya mata, telinga dan hati yang ada di dada saja sebagai pembuka mata hati dalam menerima kebenaran, namun lebih dari itu adalah pendengaran , penglihatan, dan hati yang telah suci dan tunduk kepada Allah SWT pada dasarnya yang mampu menangkap kesan tersebut. Ketika manusia mampu menangkap tujuan dari penciptaan, tentu Allah telah mempersiapkan sebelumnya suatu instrumen atau bahan yang akan mengukur sampai sejauh mana kehebatan dan kedekatannya dalam memahami tujuan itu. Bahan yang diberikan itu bisa berupa ujian serta cobaan sehingga terlihat dengan jelas kualitas hidupnya. Allah tidak mengukur kualitas iman seorang itu berdasar dari pengakuan saja, karena acuan ini belum bisa menjadi indikator keimanan seseorang. Namun yang dibutuhkan adalah implementasi atau pelaksanaannya. Oleh sebab itu perlu dibuktikan juga dengan perbuatan, seperti definisi iman yaitu diucapakan dengan lisan, dikuatkan dengan hati dan dilaksanakan dengan perbuatan. Hal ini ditegaskan Allah melalui Firman-NYA,
[ Artinya : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?, QS Al- Angkabut(29) : 2] Ujian dan cobaan yang diberikan tentu bukan dilihat sebagai bencinya Allah kepada manusia, justru di sanalah letak keadilah Allah. DIA ingin melihat sampai sejauh mana kemampuan kita dalam menerima ujian tersebut. Kesiapan atau tidak, ikhlas menerima atau tidak , semua itu sangat bergantung dari keimanan seseorang. Mudah saja bagi Allah untuk memasukkan seluruh manusia ke surga ataupun neraka bahkan jika Allah berkehendak dijadikannya semua manusia beriman atau kafir. Tentu semua itu tidak sampai merugikan apalagi menurunkan derajat kekuasaanNYA sebagai Pencipta.
[ Artinya : dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?, QS Yunus(10) : 99]
78
10. BERMANFAAT BUAT SESAMA Sesungguhnya hidup manusia di dunia ini adalah masa menanam. Tentu akan memetik hasil ketika berada di alam barzakh ataupun di akhirat kelak. Oleh karena itu, kesuksesan di akhirat kelak sangat bergantung dari seberapa besar modal dan investasi yang telah ditanam. Semakin banyak dan berkualitas tentu akan semakin baik dan banyak pula hasil yang didapat. Sebaliknya jika tidak ada investasi kebaikan yang ditanam, tentu yang terjadi adalah penyesalan, kerugian, kesedihan atas penderitaan yang nantinya akan dialami. Untuk itu perlu bagi manusia untuk beramal shalih yang berkualitas artinya bukan hanya dilihat dari banyaknya perbuatan baik itu, namun juga harus benar dan penuh keikhlasan agar hasilnya pun tidaklah sia- sia. Beramal tentu tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, namun lebih dari itu adalah buat orang lain. Agar manusia lain juga akan merasakan manfaat dari yang telah dilakukan. Sebuah ungkapan bijak pernah mengatakan bahwa “ orang yang mulia itu bukan dihitung dan dilihat dari harta yang dimiliki, bukan pula dari wajah atau rupa yang mempesona, namun kemuliaan seorang itu sangat ditentukan dari seberapa besar amal yang dilakukan untuk orang lain”. Bukankah semua amal yang dilakukan itu akan diperhitungkan Allah ?. Tidak hanya yang besar, bahkan sebesar dzarah( biji atpm ) pun tidak luput dari pantauan-NYA.
[ Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula, QS Alzalzalah(99) : 7-8 ]. Berbahagialah bagi orang yang selalu beramal kebaikan,
memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada orang lain, serta mendapati anak sholeh yang selalu mendo’akan orang tuanya. Tentu semua ini merupakan investasi berharga yang nantinya
akan dibalas ketika
berada di yaumil akhir. 11. DUA HAL YANG DILUPAKAN Dalam hidup ini ada dua hal yang harus segera dilupakan karena jika diingat terus akan menjadikan sombong dan merasa lebih hebat dari yang lain. Sebaliknya ada pula dua hal yang harus selalu diingat agar manusia menjadi hamba yang pandai berterima kasih dan bersyukur, yaitu : Dua hal yang harus segera dilupakan adalah : 1. Kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain 2. Kesalahan orang yang pernah dilakukan kepada kita Dua hal yang harus segera diingat itu adalah : 1.
Kebaikan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita
2.
Kesalahan kita kepada orang lain.
79
1. Kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya setiap manusia pasti pernah melakukan kebaikan, kecuali orang yang meninggal ketika masih bayi. Kebaikan itu tentunya akan membuat kita merasa bahagia karena bisa menolong dan membantu sesama. Di samping itu, kebaikan yang dilakukan juga akan memberikan pengaruh kepada orang lain. Namun begitu, bukan berarti kebaikan yang pernah dilakukan minta untuk disebut- sebut dihadapan orang lain. Jika demikian, tentu akan menjadikan kita seorang yang tinggi hati dan sombong. Oleh karena itu, biarkanlah kebaikan itu mengalir bagaikan mengalirnya air dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Agar nantinya selamat dari sum’ah, ‘uzub, riya dan sombong hendaknya kebaikan yang telah dilakukan jangan diingat- ingat agar ia hilang begitu saja bagaikan hilangnya cahaya rembulan di tengah ke gelapan malam. Sebesar apapun kebaikan yang pernah dilakukan pasti akan diganti dan diberikan ganjaran oleh Allah yang tidak hanya diperoleh ketika di akhirat namun juga di dunia. 2. Kesalahan orang yang pernah dilakukan kepada kita Kesalahan tidak pernah lepas dari yang namanya manusia. Karena memang kesalahan sudah tabiat bagi manusia. Sesungguhnya manusia tidak akan bisa untuk menghindar apalagi melarikan diri dari kesalahan. Sebaik- baik manusia ketika melakukan kesalahan, seketika itu ia tersadar dan cepat- cepat beristighfar memohon ampun kepada Allah untuk bertaubat. Lantas, bagaimana cara mensikapi jika kesalahan itu dilakukan oleh orang lain kepada kita?. Apakah akan begitu mudah untuk mema’afkan atau sebaliknya dendam atas perlakuan yang telah dilakukan orang lain kepadanya?. Pertanyaan ini tentu kita sendiri yang tahu jawabannya. Mengakui kesalahan diri sendiri dan meminta maaf merupakan perbuatan mulia, namun memaafkan segala kesalahan yang pernah dilakukan orang
kepada kita tentu merupakan
perbuatan yang jauh lebih mulia yang tidak hanya di mata Allah, namun juga di mata manusia.. Oleh karena itu, memaafkan kesalahan orang lain sesungguhnya bagian dari pada strategi dakwah dan contoh keteladanan. Ketika memaafkan itu telah dilakukan, tentunya manusia tidak boleh mengingat, mengungkit, apalagi mentebut-nyebut
karena akan merusak semua amal
kebaikan yang pernah dilakukan. Mengingat kesalahan orang lain sama artinya dengan bagaikan mengangkat batang yang terendam. Seharusnya perbuatan tersebut segera dilupakan, namun diingat-ingat selalu sehingga bukan tidak mungkin akan menghilangkan segala amal yang telah kita lakukan. Adapun dua hal yang harus selalu diingat adalah : 1. Kebaikan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita Setiap kebaikan yang pernah diberikan kepada kita, seharusnya selalu diingat. Bisa saja mereka melakukan semua itu adalah demi cinta dan kasih sayangnya kepada kita. Sejatinya pertolongan yang telah diberikan akan mengingatkan kita menjadi orang yang berterimakasih dan pandai bersyukur. Namun yang terjadi sebaliknya kita mengingkari segala pemberian orang lain, apalagi jika pemberian itu berasal dari Allah SWT. Dengan mengingat kebaikan orang lain, tentu akan menjadikan kita orang yang pandai berterimakasih. Ini sama artinya bahwa kita harus membalas segala kebaikannya. Kita harus mendoakannya bahkan ketika mereka membutuhkan pertolongan, sejatinya kita harus
80
menolongnya pula, walaupun sesungguhnya membalas orang lain itu bukan karena mereka pernah melakukan kebaikan kepada kita. Namun dikarenakan kita memiliki kemampuan untuk itu dan dibalik harta yang dimiliki tentu terdapat sebagian dari harta orang lain 2. Kesalahan yang pernah kita lakukan kepada orang lain Kesalahan sesungguhnya akan menyisakan bekas tersendiri tidak hanya bagi diri sendiri juga bagi orang lain yang pernah kita berbuat salah kepadanya. Kesalahan tidak akan hilang begitu saja. Ia tidak seperti hilangnya debu yang berada di atas batu ketika ditimpa hujan, namun ia akan membekas dan sulit untuk dibersihkan. Ibarat kaca yang telah kotor dengan debu dan berubah menjadi karat, tentunya akan terasa sulit untuk membersihkannya. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk membersihkan setiap saat dan setiap waktu. Begitu juga dengan kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang lain, tentu tidaklah mudah untuk dilupakan. Jangan sekali- kali untuk dilupakan karena semua itu bagian dari masa lalu kita yang kelam. Oleh karena itu kita harus mengingatnya agar menjadi pelajaran berharga dan ibroh yang bernilai untuk menuju kemasa depan yang lebih baik. 12. TEMAN SUKA DAN DUKA Sebuah kata bijak pernah mengatakan : “ Seorang teman yang mendampingi kita pada saat kesulitan, lebih baik dari pada 1000 teman yang mendampingi kita di saat kebahagiaan” . Mencari teman sebenarnya tidak sulit, hanya saja butuh kesabaran karena teman itu tidak hanya sesaat namun juga untuk selamanya. Harapannya, kehadiran teman akan selalu hadir pada saat dibutuhkan. Walaupun
teman itu tak selamanya bersama kita namun
hendaknya ia hadir di saat kita mengalami suatu permasalahan. Hal ini sangat berbeda dengan istri atau suami yang dimiliki, tentu dia akan ada mendampingi kita selamanya, kecuali dipisahkan oleh yang namanya kematian. Namun, apakah semua teman akan mampu dan mau untuk merasakan kebahagiaan sekaligus kesulitan yang kita hadapi?. Apakah mereka mau untuk mendengarkan curhat yang kita lampiaskan kepadanya ? , atau apakah ia hanya mau dan hadir ketika kita berada dalam keadaan bahagia saja ?. Persahabatan yang sejati itu seperti tangan dengan mata. Jika tangan yang terluka maka mata yang menangis, namun ketika mata yang menangis tanganlah yang akan menghapus. Teman yang sejati itu tidak butuh balasan dari kita, namun ia akan selalu hadir disaat kita menderita sama ketika ia datang di saat kita bahagia. Teman yang sejati itu bukan seperti peri atau dewa, dia akan datang ketika kita minta. Namun teman sejati itu sesungguhnya yang akan menolong
tanpa diminta. Ia akan mendengarkan segala keluh kesah permasalahan yang di
hadapi, ia juga akan membantu mencari solusi terhadap masalah yang menimpa kita. Sebaliknya teman yang semu adalah teman yang datang ketika kita panggil bahkan yang lebih parah lagi dia hilang dari hadapan di saat kita membutuhkan. Teman yang semu akan menilai kita dengan uang dan harta. Ia akan datang menghampiri disaat kita memiliki harta dan akan pergi meninggalkan di saat kita tidak memiliki segalanya. Benarlah sebuah kata bijak “ Sebuah persahabatan tak dapat diperjual belikan, ia hanya bisa didapatkan dengan kesetiaan “
81
Teman yang semu ibarat “berkumpulnya semut- semut yang sedang menghampiri gula”. Binatang itu akan datang berbondong- bondong ketika adanya sinyal yang menandakan banyak gula atau sesuatu yang manis. Namun pada saat gula telah habis maka seketika kumpulan semutpun pergi meninggalkan. Prinsip yang digunakan semut adalah habis manis sepah pun dibuang. Sejatinya, suami ataupun istri kita adalah bagian dari teman yang sejati karena kehadirannya cukup lama di dalam mahligai rumah tangga. Ia telah lama berteman dan mengarungi samudra kehidupan bersama kita di saat suka maupun duka. Namun teman sejati juga bisa jadi segala amal ibadah yang telah
dilakukan dan apa yang telah diberikan ketika
masih hidup di dunia, dan ia akan menolong ketika kita butuh pertolongan Allah nantinya. Tentunya itu semua atas izin Allah SWT. 13. SEDIKIT BICARA, BANYAK BERBUAT Sesungguhnya harga diri seorang manusia sangat bergantung dari kerja nyata yang telah dilakukan. Ia tidak berangan- angan dalam berucap, namun lebih mementingkan kerja dari bicara. Lebih banyak praktek dari teori. Semakin banyak bekerja maka akan semakin banyak pula penghargaan yang diperoleh. Sebaliknya semakin sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan maka akan sedikit pula penghargaan orang lain kepada kita walaupun sesungguhnya manusia tidak butuh pengharagaan dari orang lain, kecuali dari Allah SWT.Dengan kata lain dibutuhkan banyak bekerja dari bicara. Seorang arif pernah mengatakan bahwa : “ Orang yang luar biasa itu karena lebih banyak bekerja dari bicara, sebaliknya orang biasa adalah banyak bicara namun sedikit bekerja”.
Ini sama maknanya denga “Orang yang luar biasa itu sederhana dalam
perkataan, tetapi hebat dalam tindakan dan perbuatan”. 14. SUPERMAN dan SUPER DEDE Mengagumi seorang yang diidolakan sangatlah baik. Apalagi tokoh yang dikagumi itu merupakan sosok pribadi yang sangat ta’at kepada Allah SWT. Kita akan termotivasi untuk menjadi orang baik dan sukses jika mau mencontoh perilaku dan mengikuti nasihatnya. Sebaliknya jika tokoh idola yang dicontoh itu ternyata orang yang tidak mencerminkan nilai- nilai islami tentu kita tidak akan mendapatkan apa- apa dari tokoh yang diidolakan melainkan kesesatan dan menjadikan diri ini semakin jauh dari Allah. Saat ini, dari anak- anak sampai orang tua, ternayata lebih mengenal yang namanya tokoh kartun dan para artis karena sering muncul di televisi, ataupun penampilannya yang sangat mengumbar nafsu dibanding dengan tokoh mulim seperti : Nabi Muhammad SAW. Hal ini sangat beralasan karena tokoh tokoh yang dikagumi terlihat sering muncul di televisi atau yang lainnya. Bahkan mereka lebih mengenal dan mengagumi
“ Superman dari pada Super dede “.
Apakah karena superman itu manusia yang super dan heroik sehingga gaungnya sampai membuat anak- anak terpesona dan terpedaya untuk terus melihat dan mengaguminya. Padahal jika disaksikan dengan seksama sesungguhnya super dede itu
tidak kalah hebatnya. Ia bisa
82
membuat pusing musuh hanya dengan berputar. Dan tidak harus terbang untuk menangkap lawannya. Memang ada beda antara superman dengan super dede. Superman jika sudah beraksi maka kainnya diikat menjadi sayap, sementara super dede ketika beraksi sarungnya sebagai penutup seluruh tubuhnya sebagai tanda rahasia supaya tidak ketahuan. Sesungguhnya yang sangat unik dan menarik dari seorang super dede adalah ketika bersapa dan selesai dari melaksanakan tugas ia selalu mengucapkan salam. Sungguh ini merupakan pembelajaran bagi anak agar cerdas di dalam mencari teladan. Terkadang kita lebih suka dengan yang berbau impor apalagi produk barat. Seolah- olah barat adalah segalanya. Selama ini Barat dikesankan lebih unggul dibandingkan dengan negara lain termasuk Indonesia. Padahal produk dalam negeri tidak kalah baik dan berkualitas dibanding dalam negeri. Begitu juga di dalam islam, bahwa seorang muslim hendaknya lebih mencintai dan mengidolakan tokoh – tokoh islam dari pada yang bukan seorang muslim karena mengidolakan seorang muslim apalagi Muhammad SAW sama artinya menambah keta’atan kepada Allah, sementara memuja dan menggandrungi tokoh yang yang tidak mencerminkan nilai agama , sama artinya menjauhkan diri kita dari keta’atan kepada Allah SWT. 15. REZEKI ITU DARI ALLAH Setiap makhluk hidup sudah ditentukan rezekinya oleh Allah SWT. Baik hewan, tumbuhtumbuhan apalagi manusia. Oleh karena itu rezeki haruslah dijeput, bukan ditunggu apalagi pasrah untuk mendapatkannya.
Ibarat peribahasa “ tidak mungkin emas turun dari langit “.
Artinya bahwa sesuatu itu haruslah diusahakan dan ia bukanlah datang dengan sendirinya. Di dalam bahasa keseharian bahwa rezeki itu bukan hanya materi, namun lebih luas dari itu ia merupakan sesuatu pemberian Allah kepada manusia. Misalnya saja diberikan anak- yang sholeh, diberikan keluarga yang sakinah, diberikan keluarga yang sehat dan cerdas, dibukakan kelapangan di dalam hidup untuk mendapatkan pekerjaan. Begitu juga dimudahkan dalam segala urusan, dan lain lagi. Sehingga makna rezeki yang selama ini dipahami masyarakat hanya sebatas harta saja tentu adalah salah kaprah dan semestinya harus diluruskan. Sikap pasrah di dalam menjeput yang namanya rezeki bukanlah termasuk dari ajaran islam sehingga harus mengharapkan segala-
galanya hanya dari Allah SWT. Padahal segala
fasilitas yang diberikan Allah kepada manusia, khususnya akal dan pikiran merupakan salah satu alat untuk menjeput rezeki.
Namun begitu sikap congok di dalam menjeput rezeki juga
tidak dibenarkan dalam islam apalagi sampai melanggar rambu- rambu agama. Karena memang Allah sangat menghendaki kesucian hati hambanya. Sehingga mendapatkan rezekipun haruslah dengan jalan yang diajarkan oleh agama bukan sebaliknya melanggar koridor agama itu sendiri. Timbul pertanyaan bagi kita?. Mengapa rezeki harus dijeput ?. Bukankah rezeki itu sudah ditentukan oleh Allah SWT semenjak ruh ditiupkan ke dalam jiwa manusia. Ketahuilah bahwa rezeki itu memang sudah ditetapkan, namun Allah tidak menginginkan bahwa manusia itu mendapatkan dengan percuma tanpa ada usaha. Mudah bagi Allah untuk memberikan rezeki kepada makhluknya dengan jalan tanpa usaha. Namun jika itu terjadi tentunya akan menyalahi
83
aturan Allah itu sendiri. Bukankah Allah telah mengatakan dalam Al- Qur’an Surat Ar- Ra’du ayat 11 bahwa “ sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mau merubahnya”. Tentunya disinilah letak keadilan Allah. Bahwa jika kita ingin makan, maka ambillah, jika ingin sukses berarti berusahalah. Kesuksesan terbesar yang akan didapat oleh seorang hamba sangat bergantung dari seberapa besar pengorbanan yang diberikan di dalam mendapatkan kesuksesan tersebut. Begitu juga surga dan neraka tentu merupakan hasil dari pengorbanan terbesar yang telah di sumbangkan di dalam hidup ini. Bukankah jalan untuk mendapatkan surga sangat rumit, dan penuh tantangan serta rintangann yang merupakan ujian dan cobaan?. Rumus implikasi ini merupakan sesuatu kemutlakan di dalam menjawab kesungguhan menjeput rezeki dari Allah SWT. Sementara itu sikap apatis dan pasrah di dalam menjeput rezeki bukan merupakan konsep islam . Seperti ungkapan bahwa “ rezeki kan sudah ditentukan, jadi tidak perlu untuk berusaha mendapatkan, nanti akan datang sendiri”. Ini adalah kesalahan fatal di dalam memahami rezeki. Bukankah siapa saja orangnya, baik itu muslim maupun non muslim tentu akan diberikan rezeki asalkan bersungguh – sungguh untuk mendapatkan. Faktanya di dalam kehidupan kita bahwa seseorang yang tidak ta’at saja pasti Allah berikan juga rezekinya karena mereka bersungguh- sungguh. Sementara itu si Budi yang notabene seorang muslim , tidak akan mendapatkan rezekinya karena memang rezeki itu harus dijeput, bukan ditunggu. Di sinilah letak keadilan Allah. Jadi wajar jika ada kafir yang tidak yakin akan kebenaran islam bahkan selalu memusuhi islam, namun tetap diberikan rezeki oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kesalahan terbesar di dalam hidup ini menganggap bahwa rezeki itu milik kita semua, tidak untuk orang lain. Anggapan seperti ini adalah sesuatu yang harus diluruskan. Bukankah kita meyakini bahwa semua rezeki ada pemiliknya dan ada pos- posnya. Tinggal kita sendiri, mau menjeputnya atau tidak. Di situlah letak keindahan agama islam. Allah ingin mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan ini harus berbagi, berbagi dengan sesama. Bukan sebaliknya dimonopoli oleh individu dan memperkaya diri sendiri. Sehingga korupsi, manipulasi yang terjadi di negeri ini tidak akan terjadi lagi jika kita menyadari hakekat rezeki itu sendiri.
84
BAB VI HARGA DIRIMU TERGANTUNG
KEPADAMU
85
1. MULUTMU HARIMAU-MU Setiap manusia memiliki mulut, dan biasanya panca indera ini digunakan untuk makan, minum, dan berbicara. Bukan hanya manusia, namun juga binatang. Jadi, mulut sesungguhnya memiliki fungsi yang sangat besar bagi setiap makhluk hidup. Begitu pentingnya mulut bagi manusia, haruslah dijaga dan berhati- hati di dalam berbicara, sehingga tidak mengakibatkan ada yang tersakiti. Lebih baik diam dari pada berbicara, apalagi jika sampai melukai hati orang lain. Tepatlah jika pepatah mengatakan “ diam itu emas “. Artinya pada suatu saat diam itu akan diperlukan ketika berbicara tidak bisa memberikan manfaat, sebaliknya dengan berbicara ternyata memberikan manfaat yang besar maka berbicara tersebut haruslah dilakukan. Nabi kita Muhammad SAW dahulu sangat berhati- hati dalam mengeluarkan kata- kata, karena Baginda tahu bahwa ketika salah dalam berbicara maka akan fatal akibatnya. Rasulullah SAW juga dahulu pernah mengatakan bahwa, “man kana yu’minu billahi wal yaumil akhiri fal yaqul khairon au liyasmuth, artinya barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata yang benar atau diam.” , Al-Hadits. Ketika mulut sudah mampu dijaga dengan baik maka akan memberikan manfaat yang tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga dirasakan oleh orang lain. Banyak orang yang selamat hanya gara- gara mulut. Sebaliknya banyak pula orang tidak selamat disebabkan mulut juga. Itulah mengapa suatu hari seorang budak pernah diminta oleh tuannya supaya membawakan daging yang paling enak,sehingga pada waktu itu dibawakan olehnya lidah. Di lain kesempatan si majikan tadi juga memintakan kepada budaknya untuk dibawakan daging yang paling tidak enak, namun si budak tadi tetap membawakan lidah. Lantas timbul penasaran si majikan, akhirnya ditanya alasan mengapa harus membawa benda yang sama dengan masalah yang berbeda. Mengapa kamu tetap membawa lidah ketika saya minta daging yang enak maupun yang tidak enak.? “. Kemudian si budak tadi mengatakan bahwa daging yang paling enak itu adalah lidah, karena lembut. Sebaliknya daging yang paling tidak enak yaitu lidah juga, karena salah lidah mengucap maka akan fatal akibatnya. Jika perkataan menyakitkan sudah keluar dari mulut, tentunya akan sulit dan susah untuk ditarik kembali, sama susahnya dengan anak panah yang lepas dari busurnya.
Itulah
mengapa muncul peribahasa yang mengatakan bahwa : “ mulutmu adalah harimau-mu “. Ungkapan ini mengandung pengertian bahwa ketika mulut tidak digunakan untuk kebaikan, maka yang terjadi adalah kebinasaan, sama seperti harimau yang siap menerkam mangsanya. Tanpa disadari, terkadang kita begitu mudah untuk mengucapkan kata- kata walaupun tidak tahu akibatnya. Jika seorang salah di dalam berucap tentu akan memberikan dampak yang sangat besar, bahkan betapa banyak terjadinya kasus pembunuhan akibat ujaran yang tanpa batas. Sebagai ilustrasi : Andaikan setiap jam saja kita mengeluarkan 200 kata, maka berarti ada 200 x 24 jam artinya ada 4800 kata setiap hari keluar dari mulut yang mungil tak bertulang ini. Bayangkan, jika setiap kata ternyata mengandung kebaikan maka itu artinya akan menjadi investasi kebaikan bagi si-empunya. Sebaliknya jika setiap kata yang keluar semuanya mengandung kejelekan tentunya merupakan kerugian yang amat besar. Oleh karena itu, salah satu hikmah
86
mengapa Allah menciptakan kita dengan 1 buah mulut dan dua telinga atau mata. Tentunya ini bukan hanya terjadi begitu saja, akan tetapi memberikan nilai pelajaran bagi manusia bahwa mulut akan mampu untuk berbicara dua kali bahkan lebih dari itu dibanding dengan telinga , mata maupun panca indra yang lain. 2. HIDUP INI PANGGUNG SANDIWARA Sutradara adalah orang yang sangat menentukan dalam dunia perfileman. Keberhasilan cerita dari awal sampai ending sangat bergantung dari
sang sutradara.
Ada aktor yang
diberikan peran antagonis, namun ada juga peran yang sinergis dengan sifatnya. Semua itu dijalani dengan senang hati dan penuh tanggung jawab. Keberadaan sutradara akan menjadi penentu dan pengatur jalannya sandiwara. Sutradaralah yang akan mengatur jalannya cerita dalam sebuah perfileman. Apakah ingin membuat film yang penuh dengan pertikaian, kedamaian ataupun keheningan. Ia akan mampu membuat film apa saja tergantung dari keinginannya. Sementara para pelakon yaitu sang aktor hanya memainkan peran yang telah ditentukan dan menjadi skenario sang sutradara. Jika yang didapat peran antagonis, maka artinya ia akan berperan yang sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya ataupun seperti orang yang melawan kudratnya yaitu kebaikan. Sebaliknya jika yang didapat adalah peran sinergis, maka ia akan berperan sebagai orang yang baik ataupun seperti yang diharapkan di dalam hidupnya. Biasanya sebagian orang akan senang dengan peran yang sinergis penuh dengan kebaikan, sebaliknya ada juga orang yang menyukai akting sebagai orang yang antagonis. Begitu juga dengan penonton, maka akan selalu senang dengan aktor yang mendapat peran penuh menjalankan nilai- nilai kebaikan, sebaliknya akan membenci orang bahkan perbuatan yang dilakonkan. Peran yang dimainkan dalam layar emas tak ubahnya seperti kehidupan manusia, dimana sang sutradara yaitu Allah SWT.
Dalam hal ini sang sutradara hanya memberikan
arahan yang harus dilakukan jika ingin menjadi aktor yang baik dan mengikuti prosedur yang ada. Bisa saja manusia pura- pura berlaku baik, sehingga orang lain mengatakan bahwa kita adalah orang yang baik. Namun sesungguhnya Allah dan malaikatlah yang mengetahui apakah benar bahwa kita orang yang baik. Mungkin bibir, raut wajah dan sikap masih bisa ditipu, namun tentunya hati kita tidak akan bisa ditipu. Karena yang mengetahui bahwa kita baik atau buruk adalah diri kita sendiri. Untuk itu diperlukan yang namanya integritas ( kejujuran ) . Untuk itu, hidup manusia harus mengikuti koridor dari Allah SWT, namun tidak ada paksaan untuk melakukan atau membangkang, hanya saja orang yang patuh akan mendapatkan surga, sebaliknya yang ingkar ditempatkan di neraka. Intinya, manusia diberikan kebebasan oleh Allah apakah mau memilih jalan kebaikan atau kejahatan. Jika ingin bahagia , tentunya Allah telah memberikan reward yaitu berupa pahala dan di akhirat penuh dengan kehidupan yang penuh
dengan
kenikmatan
dan
kekal.
Sebaliknya
jika
manusia
memilih
kejahatan
,
konsekwensinya akan merasakan kejamnya dosa dan api neraka. Sebagai analogi, jika ada sebuah segi empat ABCD , dimana A adalah Allah sebagai pencipta. B adalah birth yaitu kelahiran, sedangkan D adalah Death yaitu kematian, maka yang tersisa yaitu C adalah Choise yang bermakna pilihan. Ilustrasi di atas memberikan pemahaman
87
bahwa semenjak lahir hingga kematian, tentunya Allah memberikan pilihan kepada kita, yaitu ingin pilih yang baik atau yang jelek. Dan Allah tidak mengikat manusia untuk memilih salah satunya, karena dengan demikian dikatakan sebagai pemaksaan. Padahal Allah adalah Maha Adil. Jika
seluruh
umat
manusia
patuh
dan
taat
kepada
Allah,
maka
tidak
akan
menguntungkan sedikitpun bagi NYA. Sebaliknya, jika seluruh umat manusia tidak mau untuk mengikuti aturan Allah maka tidak ada sedikitpun merugikan Allah.
[Artinya : dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya, QS Yunus (10) : 99 ]. 3. KUGAPAI MALAM YANG INDAH Allah telah menjadikan malam bagi manusia untuk istirahat setelah satu harian penuh letih dan lelah melaksanakan aktifitas hidup. Dengan istirahat di waktu malam, diharapkan tubuh segar kembali di pagi hari,sehingga bisa melaksanakan aktifitas kembali dalam keadaan segar dan fit. Malam bagaikan selimut karena disanalah waktu yang paling nikmat untuk memulihkan kembali tubuh supaya segar. Namun, diwaktu malam juga banyak terjadi kejahatan karena pada waktu itu manusia sedang nyenyak tidur. Bagi orang yang beriman, sesungguhnya malam memiliki keistimewaan tersendiri. Sampai- sampai Allah bersumpah demi waktu malam ( wal-laili ). Karena di saat itulah waktu yang terbaik untuk bermunajat kepada Sang Khalik. Sepertiga malam waktu yang paling berkesan bagi seorang mukmin untuk berkomunikasi kepada Allah SWT setelah sibuk dengan hiruk pikuk pekerjaan yang mungkin telah melalaikan . Di saat manusia sedang lelap dari tidur maka Allah bangunkan hambanya yang menginginkan open house (bermunajat) kepada Allah SWT. Hal ini telah dilakukan dan dibuktikan oleh nabi dan salafus sholih dahulu. Begitu nikmat dan ledzatnya bisa berdialog dengan Sang Khalik, hingga tidak terasa
menetes air mata
mengenang kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Begitulah sejatinya apa yang harus dilakukan oleh setiap orang beriman ketika berada di tengah malam. Berbeda dengan kita, Rasulullah menjadikan malamnya untuk istirahat sejenak, agar menguatkan tubuhnya kembali dari tugas keseharian sebagai seorang nabi begitu juga seorang pemimpin rakyat. Namun begitu, beliau tidak melupakan waktu malamnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, karena memang Rasulullah mengetahui bagaimana dahsyatnya waktu malam jika digunakan sebaik- baiknya untuk mengadu dan meminta segala hal yang diinginkan. Pantaslah jika Imam Syafi’i membagi malamnya dengan 3 waktu. Sepertiga malam untuk tidur, sepertiga malam lagi untuk beribadah dan sisanya digunakan untuk menulis dan memperdalam ilmu yang dimilikinya. Terkait dengan ini Umar bin Khattab, khalifah kedua pengganti Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa, “ jika saya tidur di waktu siang maka
88
takut akan menyengsarakan rakyat, sebaliknya jika saya tidur di waktu malam, maka saya takut akan kehilangan untuk melaksanakan sholat tahajud”. Rasulullah seorang nabi. beliau pasti diampuni dosa- dosanya oleh Allah SWT, namun beliau masih tetap beribadah dengan tekun. Sementara kita yang bukan seorang nabi, bukan pula memiliki darah biru keturunan nabi, tapi anehnya belum bisa untuk bangun di tengah malam. Kita masih menyibukkan diri dengan menutup selimut malam agar bisa khusyu’ menikmati tidur yang penuh dengan mimpi- mimpi indahnya. Anehnya kita baru terbangun ketika mendengar suara deringan handphone yang menandakan panggilan dari orang lain, atau ketika terdesak untuk buang air kecil. Syukur jika yang pertama sekali ketika bangun membaca do’a. Namun bukan tidak mungkin ketika bangun yang pertama sekali dilakukan adalah mengangkat hp. Dan yang amat parah waktu malam yang penuh hikmah kehidupan itu, hanya dihabiskan untuk bergadang dengan bermain musik atau berjudi yang tidak mendatangkan manfaat bahkan sebaliknya dosa. 4. JANGAN DITAMBAH DOSAMU Dosa adalah sesuatu yang paling tidak disukai dan berharap tidak boleh diketahui oleh orang lain. Namun jika dibiarkan, apalagi
ditambah terus akan semakin menumpuk dan
bertambah banyak sehingga bukan tidak mungkin dosa kecil akan berubah menjadi besar, bahkan dosa besar yang terus ditambah akan menjadi sebuah gunung es . Ibarat sebuah cermin yang ditutupi oleh debu, jika dibiarkan terus dan tidak dibersihkan maka lambat laun akan menutupi seluruh bagiannya. Sehingga cermin yang tadinya bersih dan memantulkan cahaya bukan tidak mungkin akan
semakin kabur dan akhirnya tidak terlihat lagi. Sebaliknya, jika
debu yang melekat pada cermin tersebut, setiap saat dibersihkan maka benda tersebut akan semakin bersih bahkan menjadi mengkilat seperti semula. Debu tadi ibarat dosa, dosa yang membuat si pelakunya semakin takut dan gelisah akan bencana yang diterima dan karena khawatir diketahui oleh orang lain, sehingga si pelaku berusaha untuk menutupinya agar tidak diketahui oleh siapapun, walaupun ia tahu bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Setiap orang tentunya pernah mengalami dan
melakukan kekhilafan ataupun kesalahan, walaupun kita mengetahui bahwa kesalahan itu akan berimplikasi kepada dosa. Bukanlah dikatakan manusia kalau tidak mengalami khilaf dan salah, kecuali para Nabi dan Rasul. Bagi orang yang beriman, ketika terlanjur melakukan kesalahan ataupun suatu perbuatan maksiyat maka agama telah mengajarkan kepada umatnya untuk segera beristighfar dan memohon ampun kepada Allah.
[ Artinya : dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui, QS Al- Imran(3) : 135 ].
89
Oleh karena itu, wajar jika dikatakan bahwa dosa itu dibalut dengan kenikmatan dan syahwat, sebaliknya pahala itu dibalut dengan kesengsaraan dan kesusahan. Artinya bahwa si pelaku kemaksiyatan memandang bahwa dunia ini penuh dengan kenikmatan. Menurut penganut paham ini, teorinya adalah selagi masih ada waktu gunakan hidup ini dengan hura- hura, bergembira bahkan sampai mengumbar nafsu sahwat.
Walapun mereka telah mengetahui
bahwa semua itu adalah melawan arus syariat dan merupakan jebakan di dalam hidup. Sebaliknya kebaikan itu identik dengan kesengsaraan. Ia butuh pengorbanan dan perjuangan. Dalam pandangan penganut paham ini sesungguhnya : Surga itu haruslah digapai dengan kerja keras bukan sebaliknya dengan santai dan berpangku tangan. Itulah mengapa orang yang beriman itu akan memilih perbuatan yang mengandung kesengsaraan, namun akhir dari semua itu adalah kenikmatan yang abadi di hari akhir. 5. BIARLAH APA ADANYA Keberadaan kita hari ini bisa berdiri dengan kokoh, mandiri dan sukses tentunya bukanlah semata- mata akibat usaha sendiri, namun bisa jadi merupakan hasil dari pertolongan dan do’a dari orang lain, dan tak kalah pentingnya adalah pengorbanan terbesar dari kedua orang tua. Orang yang sholeh selalu mendo’akan untuk keberhasilan kita, namun orang yang hasad dan dengki hanya bisa mencaci, menghina dan mencerca, bahkan mereka berusaha untuk menghilangkan nikmat yang telah didapat. Terrhadap orang yang angkuh dan sombong, biarkanlah mereka berbuat begitu, bukankah kesuksesan kita seperti ini tanpa bantuan mereka ?. Jadi jika mereka mentertawakan atas kebangkrutan dan keterpurukan yang dialami maka itu adalah wajar, karena memang “mereka tidak senang melihat kita sukses dan mereka akan gembira jika melihat kita terjatuh dan terpuruk”. Untuk itu janganlah kita merasa menyesal dengan keadaan ini. Bangun dan bangkitlah dari kejatuhan itu. Sesungguhnya kita memiliki kemampuan yang hebat dan dahsyat andaikan mengetahui.
[ Artinya : dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya, QS AlHaj(22) : 78] Oleh karena itu terimalah apa ada nya. Jangan sekali- kali menyesal dengan keadaan itu, dan jangan buruk sangaka dengan Allah. Ketahuilah bahwa Allah tidak tega melihat hambanya yang jatuh bangun sementara orang hasad dan dengki selalu mentertawainya. Tegakkanlah sholat, mintalah hanya kepada NYA. Semakin menyesali keadaan, maka akan semakin membuat kita lemah.Ibarat
benang
kusut
yang
sulit
untuk
dikembalikan
seperti
keadaan
semula.
Sesungguhnya orang lain tidak ada kekuatan bagi mereka untuk menjadikan kita jatuh bahkan tak berdaya apalagi jika berpegang dan memohon kepada Allah SWT. DIA yang akan menolong kita, oleh karena itu bangkitlah dan bersegeralah untuk memperbaiki diri. Karena sesungguhnya
90
kita memiliki potensi yang tak dimiliki oleh mereka. Kita jauh lebih hebat, karena memang kita memiliki kelebihan dibanding dengan mereka. Tidak kah kita tahu itu?. Hanya saja kita selama ini bagaikan Singa yang sedang tidur lelap sehingga terlalu sulit untuk dibangunkan. Mari kita bangkit ....... karena di dada kita mengalir darah kesuksesan , di otak kita terdapat milyaran ide- ide cemerlang, dan dihati kita begitu banyak tersimpan kebaikan sehingga potensi itu kita miliki. 6. BERPIKIR SEBELUM BERBUAT Pepatah pernah mengatakan : “ Pikir itu pelita hati “ . Pepatah ini mengandung pesan kepada kita bahwa sebelum berbuat hendaknya harus dipikirkan terdahulu, jangan sampai menyesal kemudian. Hal ini sangat sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh
Rene
Descartes seorang pakar matematika : “Saya berpikir maka saya ada “. Berpikir itu merupakan makanan otak dan akan menjadi terbiasa untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya jika otak sering diasah maka dalam waktu yang lama akan semakin tajam, bagaikan tajamnya pisau yang sering di asah. Seorang yang memiliki pikiran tajam, ia akan mampu menangkap segala rahasia yang tersembunyi. Ia akan mudah untuk berempati dengan keadaan. Begitu juga dengan orang yang rajin berpikir maka akan hati- hati di dalam berbuat. Itulah mengapa kita sangat berhati- hati di dalam melangkah karena memang dibalik perbuatan yang dilakukan jelas mengandung akibat yang harus dipertanggung jawabkan. Kebanyakan permasalahan yang dilakukan, kejahatan yang timbul dan permusuhan yang terjadi karena memang mendahulukan berbuat dahulu baru berpikir. 7. KEHILANGAN RASA MALU Salah satu tanda orang yang beriman adalah masih memiliki budaya malu, karena memang malu itu akan membuat pelakunya menjaga dan berhati- hati untuk melakukan kemaksiyatan. Rasulullah pernah bersabda bahwa, “al hayaau minal iman = malu itu sebagian dari iman “. Sehingga perlu bagi setiap orang untuk menjaga dan mengamalkan budaya malu. Malulah yang membedakan manusia dengan binatang. Jika kita sering memperhatikan bahwa tidak ada binatang di muka bumi ini yang sopan jika dilihat dalam kaca mata manusia. Seluruh binatang tidak ada yang menutup aurat, bahkan kawin dengan sebebas- bebasnya, namun jika dilihat dalam perspektif binatang, sudah pasti binatang tersebut adalah makhluk yang pemalu. Jadi suatu perbuatan itu sesungguhnya ada norma yang berlaku. Bagi sebagian masyarakat Barat memandang seorang wanita yang berjemur di tepi pantai di bawah terik matahari dengan pakaian seperti telanjang tanpa menutup aurat adalah suatu hal yang masih wajar dan tidaklah harus malu, karena memang begitulah budaya yang ada di negara mereka. Begitu juga dengan sebagian suku di Indonesia, seperti suku Dani ataupun Asmat yang ada di Papua , tentunya bagi mereka dengan memakai pakaian budaya selama ini dianggap masih dalam batas kewajaran karena memang masyarakatnya masih memandang bahwa perbuatan
91
tersebut tidaklah menyalahi batas borma yang berlaku. Akan tetapi bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lain. Bangsa kita mayoritas penduduknya beragama islam tentu norma yang berlaku sangat bernuansa islami sehingga segala hal yang tidak sesuai dengan syariat tentunya dikatakan salah walaupun agama islam sangat menekankan arti tentang toleransi. Dalam Islam indikator malu itu sudah ada dan amat jelas, yaitu ketika seorang muslim melanggar batas- batas norma agama maka seketika
itu ia tersadar dan akhirnya tidak jadi
melakukan. Ada sebuah kisah menarik yang diceritakan dalam sejarah yaitu 3 orang pemuda yang tersesat di tengah hutan, lalu masuk ke dalam gua dan akhirnya tidak bisa keluar. Mereka sudah coba untuk melakukan segala cara, namun usahanya tidak membuahkan hasil. Akhirnya salah seorang di antara ketiga orang itu mengusulkan untuk bertawassul dengan segala amal kebaikan yang pernah dilakukan agar Allah mengabulkan permohonannya yaitu keluar dari gua tersebut. Pemuda pertama berdo’a dengan mengatakan : “ Ya Allah sesungguhnya saya dulu seorang pemuda yang tertarik dengan saudara saya. Saya ingin menggaulinya, sementara itu ia juga bersedia melakukan perbuatan tersebut. Namun ketika akan melakukan perbuatan maksiyat tersebut, lantas wanita tadi mengatakan kepada saya , “ takutlah kamu kepada Allah “ . Mendengar ucapan tersebut akhirnya saya mengurungkan niat dan tidak jadi untuk melakukannya. Ya Allah jika saya lakukan itu dikarenakan
takutnya saya kepada-Mu, maka
ampunilah saya, bukalah pintu gua itu ,,,,,,,,,,,lalu pintu gua pun terbuka sedikit. Lalu pemuda kedua duduk dan berdo’a dengan mengatakan : “ Ya Allah, dulu saya memiliki kedua orang tua yang sudah lanjut. Seperti biasanya setiap hari selalu saya berikan susu kepada mereka sebelum saya berikan kepada anak- anak saya setelah selesai dari memeras susu. Suatu hari seperti biasa ketika saya selesai memeras susu yang akan saya berikan kepada kedua orang tua, namun mereka ternyata sudah tidur. Akhirnya pemberian itu saya tunda sampai mereka bangun, walau anak saya menangis dikarenakan minta susu. Ya Allah ....... Jika ini saya lakukan karena tanda bakti dan sayangnya saya kepada mereka maka bukalah pintu gua itu. Akhirnya terbukalah setengah pintu tersebut. Pemuda ketiga mengatakan : “ Ya Allah dulu saya seorang juragan kambing. Suatu hari ada pegawai saya yang tidak sempat mengambil upahnya, sedangkan ia sudah pulang kampung. Pada waktu itu uangnya saya belikan kambing dan akhirnya beranak pinak sehingga bertambah banyak. Suatu hari orang tadi datang menjumpai saya dan meminta upahnya yang telah lalu. Lantas saya berikan kepadanya seluruh kambing yang telah saya belikan dan pelihara kepadanya. Ya Allah ... jika yang telah saya lakukan dikarenakan keikhlasan maka bukakanlah pintu gua itu. Akhirnya pintu gua terbuka dengan lebar dan mereka pun bisa keluar dengan selamat. Tentu kisah di atas memberikan penegasan tentang malu yaitu tidak jadi untuk melakukan kemaksiyatan dikarenakan rasa malu yang dimilikinya. Jika budaya malu sudah tertanam di dalam diri, maka kemaksiyatan tidak akan singgah dan bersemayam di dalam diri orang tersebut. Sebaliknya kemaksiyatan akan mudah untuk dilakukan jika rasa malu sudang hilang. Namun malu itu juga jangan disalahartikan, seperti ungkapan yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari- hari misalnya : “saya malu untuk maju ke depan menjawab soal, atau dia anak pemalu yang bicara-pun tidak mau “ . Tentunya malu
92
seperti ini bukanlah yang dimaksud dalam hadits tadi. Karena malu seperti itu dikatakan malumaluin. Jika budaya malu telah tertanam dalam kepribadian manusia maka hidup ini penuh dengan ketenangan, ketentraman dan kedamaian. Tidak akan ada tindakan kejahatan karena si pelaku akan merasa malu jika tertangkap, atau diketahui oleh orang lain. Begitu juga ketika seorang pezina tentunya ia akan merasa malu untuk melakukan perbuatan asusila karena ia akan tahu implikasi dari perbuatan yang akan dilakukan yaitu diketahui oleh anak dan istri, teman dan handai tolan, dan yang sering dilupakan bahwa sesungguhnya malaikat dan Allah senantiasa selalu mengawasi nya. Jika budaya malu telah merambah sampai ke pejabat negara, maka kehidupan masyarakata akan sejahtera karena hak rakyat disalurkan dan ditunaikan dengan baik tanpa harus dikorupsi atau disalahgunakan. Budaya malu dulu telah dicontohkan oleh seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz ketika suatu hari
anaknya datang ke kantornya.
Lantas dia tanya , “ anak ku, apakah kedatangan mu ini dalam rangka urusan keluarga atau umat ? “,. Tentunya jika urusan keluarga maka lampunya akan saya matikan, namun jika berhubungan dengan urusan umat maka lampu akan saya biarkan hidup” . ...... Demikianlah dialog antara sang ayah terhadap anaknya, demi menjaga budaya malu. Mungkin bagi sebagian orang akan menganggap perbutan yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz hanya biasa saja karena lampu hanyalah benda biasa yang tidak memiliki arti apalagi terhadap kerugian negara. Namun bagi seorang yang memiliki budaya malu maka ia tidak akan menggunakan peralatan milik pemerintah demi membicarakan masalah pribadi. Beliau juga tidak mengambil kesempatan untuk memperkaya diri sendiri walau ia hanya seorang khalifah di masanya. Perbuatan tersebut mungkin dipandang enteng oleh sebagian orang, tapi yang pasti di mata Allah memiliki nilai yang besar sehingga namanya tetap harum tertulis di dalam tinta sejarah dan menjadi motivasi bagi siapa saja yang ingin menggali spirit kebaikan yang pernah dilakukannya. 8. HARTA YANG BERMANFAAT Salah satu pesan Rasulullah empat belas abad yang silam yaitu “ khairun nas anfauhum linnas = sebaik- baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain “ .
Pesan ini sangat relevan
dengan kondisi saat ini bahkan sampai akhir zaman karena memang pesan ini memberikan motivasi kepada siapa saja untuk selalu melakukan kebaikan kepada diri sendiri maupun orang lainyang sehingga akan mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa bagi si pelaku.
Di
samping pertolongan yang diberikan akan dibalas oleh si penerima, namun yang lebih besar dari itu bahwa segala amal kebaikan yang dilakukan tidaklah disia- siakan oleh Allah. Ilmu yang bermanfaat, harta yang diberikan bahkan pemikiran yang didayagunakan merupakan bagian dari pemberian yang terbaik. Hanya saja apa yang telah diberikan haruslah bermanfaat dan harus ikhlas sebab tanpa keikhlasan akan menyebabkan tidak bermanfaatnya pemberian tadi. Makanya Rasulullah SAW juga pernah mengingatkan kepada kita : “ Apabila meninggal anak adam, maka putuslah segala amalannya, kecuali tiga, yaitu 1. Sedekah jariyah, 2. Ilmu yang bermanfa’at 3. Anak yang sholeh yang selalu mendo’akan orang tuanya”.
93
Sebaliknya, betapa banyak harta yang dimiliki, jabatan dan kedudukan yang dipegang, ilmu yang diajarkan, jika semua itu tidak bermanfaat dan tidak bisa diambil manfaatnya oleh orang lain tentunya akan menjadi sia- sia. Bahkan bukan tidak mungkin akan menjadi bencana di dalam kehidupan. Padahal nanti dihari akhirat orang yang memiliki harta akan ditanya, dari mana hartamu didapat dan kemana harta itu disalurkan ?. Oleh karena itu perlulah untuk mentadabburi bahwa harta yang dimiliki sesungguhnya akan berpisah dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Satu bagian terbuang menjadi sampah dan kotoran b. Satu bagian akan menjadi amal karena di manfaatkan untuk kebaikan c. Satu bagian akan diperebutkan untuk dibagi sebagai harta warisan 9. SETIAP KITA PUNYA TANGGUNG JAWAB Rasulullah pernah bersabda : “ setiap kamu adalah pemimpin dan kamu semua akan ditanya dan dimintai pertanggung jawaban”. Hadits di atas memberikan penegasan kepada kita bahwa setiap
orang adalah pemimpin. Seorang suami akan menjadi pemimpin bagi anggota
keluarganya. Suami tidak hanya menjadi pemimpin bagi istri, namun juga kepada anakanaknya.
Seorang istri juga akan menjadi pemimpin bagi dirinya dan anak- anaknya. Begitu
juga dengan seorang presiden tentu menjadi pemimpin bagi rakyatnya. Jadi sesungguhnya setiap individu siapapun dan di manapun tanpa terkecuali adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri. Untuk itu, perlu berhati- hati di dalam menjalankan amanah kepemimpinan
karena
semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Semua yang ada dalam kepemimpinannya berada di bawah tanggungannya. Jangan menjadi orang yang semena- mena ketika menjadi seorang pemimpin dan jangan mentang- mentang pemimpin lalu menzholimi bawahan. Sebagai i’tibar bagi kita, bahwa kita bisa belajar dari kisah pembesar negri Mesir yang bernama Fir’ aun. Beliau jelas- jelas
telah menggunakan kekuasaannya memaksa rakyatnya untuk mengakui dirinya
sebagai Tuhan, membunuh anak laki- laki, dan menyiksa orang bani israil. Akibatnya ia ditenggelamkan Allah di Laut Merah. 10. JADILAH DIRIMU SENDIRI Seorang filosop Yunani kunoyang bernama Socrates pernah mengatakan bahwa “kenalilah dirimu maka kau akan mengenal Sang Pencipta” . Pesan ini sangat penuh makna, dan mengajak kepada kita untuk menyelami diri sendiri dengan cara introsfeksi ataupun muhasabah sehingga diharapkan menjadi orang yang selalu memperbaiki diri sendiri tanpa lebih banyak mengoreksi orang lain. Ibarat pepatah : “ Semut di seberang lautan nampak, namun gajah dipelupuk mata tidak nampak.”. Peribahasa ini memberikan penegasan bahwa kita sering lupa dengan diri sendiri, karena telah terbiasa mencari kelemahan dan kesalahan orang lain sehingga tanpa disadari telah begitu banyak kelemahan yang terdapat pada diri sendiri. Seakan- akan diri telah sempurna tanpa cacat, akan tetapi lemah dan keropos.
94
Tanpa disadari bahwa kita begitu mudah untuk mengenal diri orang lain, seakan- akan kita menjadi orang yang serba tahu. Kita begitu mudah mengetahui dan mencari kelemahan orang lain, namun terlalu sulit untuk menilai secara jujur tentang diri sendiri. Jangan- jangan orang lain lebih mulia dari diri sendiri. Orang lain lebih bersih jiwanya dari diri kita yang hina dina ini. Hal ini mengapa bisa terjadi ? jawabnya karena kita belum bisa untuk berlaku jujur dengan diri sendiri. Jangan sampai kita menjadi seperti seorang dokter yang selalu mengobati orang lain, namun ketika dirinya sakit ternyata berobat dengan orang lain. Sesungguhnya setiap diri terdiri dari jasad dan ruh.
Kita ada dan disebut dengan
manusia karena keduanya masih menyatu, namun ketika salah satu di antara keduanya telah berpisah dan pergi selamanya, maka sudah pasti kita bukanlah dikatakan sebagai manusia lagi, akan tetapi disebut sebagai bangkai. Seonggok tubuh yang sebelumnya dikenal sebagai makhluk yang kaya, kuat, bahkan dikagumi oleh manusia. Namun saat ini jasad tersebut sudah tidak bernilai lagi karena sudah berada di dalam pusara. Sudah terbujur kaku di rumah peristirahatan terakhir yang berukuran 1 x 2 meter. Begitu pentingnya mengenal diri sendiri, sampai- sampai bermunculan ilmu baru yang sering
dipelajari, seperti ilmu jiwa, ilmu fsikologi, ilmu pendidikan, dan ilmu yang lain. Oleh
karena itu, siapapun orangnya selayaknya harus mengenal terlebih dahulu diri sendiri yang unik ini. Jangan sampai kita lebih menyelami diri orang lain sementara diri sendiri tidak terurus. Jadilah diri sendiri, karena kita akan tahu dimana kelemahan diri ini, dan jangan sekali- kali menjadi diri orang lain. 11. MEMANGNYA KAMU SIAPA ? Kata- kata di atas sering terdengar melalui telinga kita, bahkan sesekali pernah juga terlontar oleh mulut. Apakah itu dikarenakan kesadaran sendiri atau dalam keadaan emosi. Biasanya ucapan itu keluar disebabkan oleh rasa kecewa atas keangkuhan orang lain kepada diri kita. Namun bisa juga dikarenakan sering merasa lebih hebat dari orang lain. Kemungkinan itu ada di dalam diri kita. Tentunya jika kita tidak bisa mengendalikan diri, maka suatu saat ia akan keluar juga, bagaikan peluru yang lepas dari sarangnya. Hal ini bisa saja terjadi pada siapa saja. Mungkin dikarenakan pada saat itu bahwa kita sangat dekat dengan pejabat sehingga kesana- sini bersama pejabat dan bergaya seperti seorang pejabat. Atau mungkin karena dekat dengan seorang preman lantas kita berlaku kasar kepada siapa saja, sehingga sampai muncul perkataan “ memangnya lu siapa ? “. Sesungguhnya kita adalah manusia biasa yang memiliki kelemahan dan keterbatasan, yang tidak punya apa- apa dan siapa- siapa. Hal ini terbukti dari sejak lahir kita tidak memiliki apa- apa, kecuali disediakan oleh orang tua, bahkan ketika meninggal dunia tidak membawa apa- apa. Oleh karena itu, mengapa harus bangga dengan kekayaan yang ada, dan berlagak sombong dihadapan manusia. Bukankah setiap manusia tidak ada yang hidup selamanya? , sehingga harus mempersiapkan segala bekal yang ada. Jika Allah berkehendak maka semua kekayaan yang kita miliki akan hilang, bagaikan terbenamnya harta si Qorun. Pada hakikatnya semua harta yang dimiliki adalah milik Allah, sehingga manusia harus menjaga amanah
95
tersebut. Jika kita mau untuk berkaca, tentunya akan terlihat betapa kecilnya keberadaan manusia di jagad raya ini. Manusia bagaikan debu yang bertebaran di muka bumi. Beterbangan dan berhamburan yang tiada arti. 12. BERTAWAKKALLAH KEPADA ALLAH Ketika niat dan keinginan sudah kuat untuk melaksanakan sesuatu, maka kita diperintahkan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Karena DIA-lah yang memutuskan semua perkara yang dilakukan oleh manusia. Jika hasilnya baik ataupun buruk tentu harus diterima dengan lapang dada. Manusia hanya bisa mengambil segala hikmah yang terdapat di dalamnya. Bagi seorang muslim, tawakkal itu sangat dianjurkan karena ia akan memberikan ketenangan kepada diri yang sedang galau, bahkan ia akan membawa jiwa selalu dekat kepada Allah SWT. Bukan tawakkal namanya jika belum berbuat untuk melaksanakan apa yang kita mau. Tentunya kita tidak bisa berharap bahwa emas akan jatuh dari langit. Bukan pula tawakkal namanya jika berusaha keras namun segala keputusan tidak diserahkan kepada Yang Kuasa. Jadi tawakkal itu adalah ketika seorang penunggang kuda menambatkan tali kudanya dengan cara mengikat di sebuah tiang, sehingga setelah itu dia pasrahkan segala urusan hanya kepada Allah. Tawakkal juga dilakukan orang dengan mengunci kendaraannya sebelum parkir untuk meninggalkan kendaraannya, sehingga setelah itu semuanya diserahkan hanya kepada Allah SWT. 13. BICARA ITU SEKEDARNYA Empat belas abad yang silam Rasulullah Muhammad SAW telah berpesan kepada para sahabatnya, dan juga kita selaku umat akhir zaman, bahwa : “ Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata dengan benar atau diam “. Pesan ini sesungguhnya sangat penting untuk diamalkan karena memang begitu banyak manusia yang tenggelam di dalam dosa hanya karena panca indera yang namanya mulut. Itulah mengapa
Allah telah
memberikan kepada manusia dua telinga dan satu mulut. Tiada lain dikarenakan kemampuan manusia untuk berkata dua kali lebih hebat dari mendengar. Karena perkataan itu begitu mudah, namun jika salah berucap akan berakibat fatal. Jika salah dalam berbuat maka masih bisa ditarik dan diperbaiki, namun jika salah dalam berucap maka tidak akan tertarik lagi. Ia ibarat busur yang melepaskan anak panah, tentu panah yang telah lepas tidak akan dapat ditarik kembali.”. Orang yang cerdas, tentunya sangat menjaga mulutnya dari berkata- kata yang tidak perlu, baik itu mengupat, mencaci, menghina, menghibah dan masih banyak lagi perbuatan jelek dari hasil kerja yang namanya mulut ini. Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluanlah yang banyak menyebabkan manusia dimasukkan ke dalam neraka. Bicara sekedarnya hanya dimungkinkan jika dengan itu mengandung kemaslahatan. Namun bukan berarti tidak dibenarkan untuk berbicara banyak, jika dengan berbicara tersebut
96
membawa kemaslahatan umat. Jadi, diam itu adalah emas, hanya bisa digunakan ketika dengan bicara akan membawa mudharat yang banyak, sehingga harus diam.
14. TINGGALKAN MASA LALUMU Setiap kita memiliki masa lalu, dan masa lalu itu tentunya ada yang suram, gelap bahkan sangat terang- benderang. Biarkanlah masa lalu itu pergi dengan sendirinya. Biarkan ia menjadi kenangan terjelek ataupun terindah yang pernah dilakukan di dalam hidup. Apalagi jika masa lalu yang dilalui berisi rekam jejak yang sangat jelek. Jika masa lalu itu dipikirkan terus, maka lama kelamaan akan membuat jatuh sakit. Bukan tidak mungkin akan melemahkan semangat di dalam menatap masa depan. Untuk mensiasati masa lalu yang jelek adalah dengan cara menyesali perbuatan yang pernah dilakukan dan berusaha untuk meninggalkan perbuatan yang sama. Sebaliknya masa lalu yang penuh dengan kebaikan adalah menjadi semangat untuk terus melestarikan perbuatan tersebut demi menatap masa depan yang cerah. Tak selamanya orang yang masa lalunya jelek, lantas saat ini akan berperilaku jelek juga. Seburuk apa pun masa lalu yang telah dilalui, bukan berarti sama dengan hari ini. Bisa jadi di masa yang akan datang menjadi orang hebat dan sukses akibat keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, tidak boleh memandang sebelah mata terhadap masa lalu yang telah dilewati, dan jangan sekali- kali menilai orang hanya dari masa lalunya. Bukankah setiap orang memiliki sifat baharu dan setiap yang baharu pasti akan berubah. Kita memang tidak bisa mengubah masa lalu, namun sejatinya kita bisa mengubah masa depan dengan cara belajar dari masa lalu. 15. BIARKAN ORANG LAIN MENILAI DIRIMU Kita sering merasa bangga dengan apa yang dimiliki saat ini. Kekayaan, keluarga bahkan sampai usaha yang maju pesat. Semuanya adalah bagian dari kerja keras yang dilakukan. Bahkan tidak jarang kita sering menceritakan kehebatan dan ketangguhan diri sendiri dalam menjalaninya. Bahkan kita sering cerita melebihi dari apa yang dialami dan pada akhirnya bahwa ingin orang lain mengakui dan memuji . Sesungguhnya semua itu adalah bagian dari cara kita untuk mempromosikan diri kepada alam sekitar. Bahkan bila penting semut yang berada di dalam lubangpun sampai mendengar, seekor gajah yang berada di hutan juga turut mendengarkan kehebatan kita. Namun tentu ada yang salah dari cara mempromokan tentang keberadaan kita. Sepertinya kita terlalu menggebu- gebu dan terlalu meninggikan diri sendiri seolah- olah kesuksesan itu hanya didapat oleh diri sendiri tanpa pengaruh orang lain. Seakanakan orang lain tidak ada yang sukses. Padahal bisa jadi orang lain lebih suksses dari kita. Seharusnya biarkan saja orang lain yang menilai tentang diri kita. Biarkan saja alam yang menjadi saksi atas keberhasilan kita, dan tak perlu mendapatkan pengakuan dari orang lain. Jika kesuksesan yang diraih itu didapat dengan cara yang halal dan disalurkan kepada orang yang berhak menerimanya
tentu ini lebih baik dari pada hanya memuji diri sendiri.
97
Bukankah semua itu akan menimbulkan sikap sum’ah, ‘ujub, riya serta takabbur?. Apa yang dilakukan semua ini tentunya pemberian dari Allah atas usaha dan kerja kerasnya. Oleh karena itu “Jangan terlalu banyak bicara tentang diri sendiri, karena semuanya akan hilang tertiup angin begitu kita pergi”. Jangan biarkan diri kita terlena dengan pembicaraan orang lain karena apa yang disampaikan orang lain kepada kita bisa jadi hanya sekedar pujian, namun bisa juga sebagai masukan. Tentunya hanya kita sendir yang mengetahui tentang diri kita, bukan orang lain.
98
BAB VII JANGAN TERLALU
MEMBENCI
99
1. LAGU TERINDAH SEPANJANG MASA Tidak ada suara yang paling indah dan merdu di muka bumi ini kecuali lantunan ayat Alqur’an. Sesungguhnya kitab ini memiliki nilai spirit yang maha tinggi sehingga orang yang berwatak keras bisa berubah menjadi lembut, orang yang maksiyat bisa bertaubat, orang yang malas menjadi rajin. Pokoknya, pengaruh al-qur’an dalam kehidupan ini mampu merubah hidup seseorang 360 derajat. Mengapa bisa terjadi demikian ? Tiada lain karena al-qur’an merupakan wahyu ilahi, diciptakan oleh Sang Maha Pencipta Seni. Keotentikannya terjaga sepanjang masa.
[ Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benarbenar memeliharanya, QS Al- Hijr(9) : 15 ]. Bukan pula seperti yang dituduhkan orang selama ini. Andaikan ada manusia yang mencoba untuk mengubah dengan menambah atau mengurangi isi dari Al- qur’an, maka tidak akan sanggup
untuk
melakukan,
walau
dengan
bertolong-
tolongan.
Gaya
bahasanya
jelas
mengalahkan syair pada masa itu. Dibandingkan dengan buku dan kitab terbaik sepanjang sejarah tak akan mampu untuk menandinginya. Hari ini, betapa banyak manusia dengan angkuhnya berusaha menghina al- qur’an, kitab suci umat muslim. Dengan bermacam cara, baik disengaja ataupun tidak. Ada yang mengatakan bahwa al-qur’an merupakan ayat- ayat syaithan seperti yang ditulis oleh Salman Rusydi, ada juga yang mengatakan bahwa kitab ini karangan Muhammad SAW dan di dalamnya terdapat begitu banyak pertentangan. Namun ada juga yang berusaha untuk melakukan dekonstruksi seperti yang dilakukan oleh
para orientalis maupun Jaringan Islam Liberal ( JIL ) untuk
mengkoreksi firman Allah yang selama ini telah dianggap mapan dan suci. Sebagai seorang muslim, selayaknya kita memiliki ghirah dan semangat yang tinggi dalam memperjuangkan agama islam di muka bumi ini. Kita harus membela kitab suci ini dengan kemampuan yang dimiliki seperti melakukan protes sebagai tanda penolakan terhadap propaganda yang dilakukan. Alangkah sedihnya jika kitab suci ini diinjak- injak apalagi dihina. Tentunya umat islam tidak akan tinggal diam, apalagi sampai turut bagian dalam penghinaan tersebut. Umat islam harus menunjukkan
bahwa islam agama yang damai, agama yang
mengajarkan umatnya untuk menghormati umat lain. Namun jika ada yang berusaha untuk menghina termasuk kitab suci, maka umat islam tidak akan tinggal diam karena agama apapun jika agamanya dihina dan dihujat maka pemeluknya tidak akan terima. 2. ISLAM TANPA KEKERASAN Jika bicara tentang kekerasan tentunya selalu saja semua mata memandang kepada wajah umat islam. Seolah- olah biang dari semua ini adalah umat islam. Sepertinya umat islam itu digambarkan dengan makhluk yang menyeramkan, kasar, bahkan sampai haus akan darah. Tentunya semua ini adalah stigma jelek yang dilontarkan kepada umat islam. Saat ini, umat
100
islam bagaikan makan buah si malakama. Melawan salah, tak melawanpun juga salah. Umat islam bagaikan santapan empuk yang siap disantap oleh orang- orang yang yang haus darah Namun ketika umat islam bangkit untuk membela dan mempertahankan diri, maka dikatakan umat islam terlalu keras dan yang anehnya dikatakan bahwa umat islam tidak toleran dengan mengatakan telah melanggar Hak Asasi Manusia. Di utusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir bukan hanya untuk meneruskan dan menggenapkan ajaran yang telah dibawa para nabi sebelumnya, namun yang lebih besar dari itu adalah untuk membawa misi rahmatan lil ‘alamin ( rahmat bagi sekalian alam ),
[ Artinya : dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, QS Al- Anbiyai(21) : 107]. Islam yang rahmatan lil ‘alamin itu tentunya bukanlah sekedar konsep, gagasan ataupun anganangan tanpa kenyataan. Namun ia adalah pembuktian atas keteladanan yang telah dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW . Ajarannya mampu menembus belahan dunia timur dan barat. Tidak akan lekang terhadap waktu, bahkan ia selalu hadir dan meluruskan kesalahan di setiap perubahan zaman. Bahkan kehadirannya menjadi idola di tengah globalisasi, sehingga setiap tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit bahkan detik , tentunya orang terus berbondongbondong masuk ke dalam agama islam Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW bukanlah islam yang keras, radikal, dan tidak toleran dengan perbedaan yang ada. Namun, islam yang hadir dengan membawa misi perdamaian, persaudaraan, dan penuh dengan kehangatan. Karena tidak ada satu ayat pun baik di dalam al- qur’an maupun
sunnahnya yang memerintahkan untuk
memusuhi apalagi membunuh umat lain, kecuali jika dizholimi maka umat islam berhak untuk memaafkan, atau mempertahankan diri dengan cara membalas. Dakwah Rasulullah SAW pada waktu itu adalah dakwah untuk mengajak orang non muslim ( orang yang belum beriman) ke jalan yang benar serta mengembalikan orang yang sesat kepada jalan yang lurus dengan cara bijaksana tanpa melalui paksaan sehingga masuknya seorang ke dalam islam karena kesadaran dan bukan paksaan.
[ Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, QS An- Nahl(16) : 125 ] Oleh karena itu, tidak ada satu dalih pun di dalam ajaran islam yang membenarkan umat islam untuk mengajak orang masuk dan memeluk islam dengan cara kekerasan dan paksaan. Karena memang cara tersebut melanggar batas- batas hak asasi manusia yang ingin hidup secara bebas di dalam berkeyakinan.
101
[ Artinya : tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui, QS AlBaqoroh(2) : 256 ] Jadi , pesan dakwah yang disampaikan oleh umat islam sungguh sangat santun, percaya diri, bahkan mengedepankan kasih sayang yang tulus sebagai manusia. Justru menjadi salah alamat jika ada sebagian orang yang menuduh umat islam berdakwah dengan tipu daya, bahkan dengan mengatakan bahwa islamlah biang kerok segala peledakan bom yang terjadi sampai hari ini. Sesungguhnya bom bunuh diri, peledakan bangunan bahkan sampai pengrusakan rumah ibadah yang selama ini terjadi tidak bisa dibenarkan, dan sekali lagi bahwa itu hanya segelintir dari umat islam yang memiliki pemahaman dalam beragama yang menyimpang dan perbuatan tersebut bukanlah atas nama islam. Islam agama yang cinta damai, umat islam yang benar tidak kan pernah melakukan kerusakan di muka bumi apalagi sampai membunuh manusia lainnya walaupun tidak satu aqidah. Namun bukan berarti umat islam akan tinggal diam, pasrah serta bersabar ketika identitas keislamannya diinjak- injak bahkan dihina dihadapannya. yang terjadi, maka tentunya umat islam harus
Jika itu
bangkit untuk melakukan perlawanan atas
kezholiman yang terjadi. Perlawanan yang dilakukann oleh umat islam bukan berarti menunjukkan kekerasan islam, namun sebagai rasa tanggung jawab umat islam untuk membela agamanya dari sebagian orang yang tidak suka dengan islam karena setiap umat beragama pasti akan marah jika agamanya dihina dan dihujat. Rasulullah dan para sahabatnya dahulu dalam berda’wah menggunakan cara- cara yang simpati, penuh dengan contoh teladan. Hal ini bukan hanya diakui oleh umat islam sendiri, namun oleh musuh sekalipun. Betapa banyak orang yang telah menghujat, mencaci, bahkan sampai memukul Rasulullah SAW dalam menyampaikan da’wah, tetapi ketika itu hanya dibalas dengan senyuman dan kehangatan. Justru pada waktu itu sahabatnya yang menganjurkan untuk membalas namun beliau hanya mengatakan “ jangan, karena mereka tidak tahu “. ]Demikianlah contoh teladan yang beliau ajarkan kepada umat islam, tentu ditujukan kepada seluruh manusia. Semangat berda’wah yang terus menerus tanpa henti walaupun rintangan begitu banyak menerpa. Beliau telah mengajarkan “ Jadilah seperti pohon di pinggir jalan, walaupun dilempar orang, namun dibalas dengan buah ”. Hari ini. Kejadian demi kejadian silih berganti telah berlangsung di penjuru dunia. Gesekan telah terjadi dimana-mana, tentu bukan hanya dipahami sebagai riak- riak kecil yang tidak memiliki makna, namun semua itu adalah bagian dari simbol perlawanan umat islam yang telah dizholimi, dihina, diremehkan dan dilecehkan. Seharusnya dunia membuka mata ketika umat islam dizholimi, namun ketika melakukan perlawanan sudah dikatakan bahwa umat islam teroris, melakukan kekerasan dan sebagainya. Seharusnya dunia bisa melihat bahwa “ adanya aksi tentu akibat ada reaksi”. Perlawanan yang dilakukan oleh umat islam terhadap penindasan saudaranya di Palestina adalah bagian terpenting dari rasa solidaritas yang ada. Karena memang
102
kanjeng nabi kita telah berpesan “ la yu’minu ahadukum hatta yuhibba liakhihi ma yuhibbu linafsih” = tidak beriman seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri “ (Al- Hadits). Anehnya ketika umat islam dibantai di Khasmir, Myanmar, Bosnia dan di belahan bumi lainnya ternyata dunia diam saja dan tidak pernah mengatakan para pelaku pembunuhan adalah teroris. Demikian juga tekanan demi tekanan yang dihadapi oleh umat muslim di dunia, akibat embargo, penindasan dengan dalih HAM maupun teroris sehingga berakibat
kelaparan,
kemiskinan, bahkan sampai kematian. Tentunya ini tidak boleh dibiarkan begitu saja dan sebagai saudara sesama muslim harus bangkit untuk membantu dan memberikan pertolongan. Ibarat bola salju, yang suatu saat akan meluncur dengan kencang akibat tidak adanya kestabilan . 3. JANGAN MENJADI PENDENDAM Islam sangat menghargai dan memuliakan umatnya yang telah bersusah payah dalam menegakkan keadilan karena memang keadilan itu bagian dari ajaran islam. Jangan kebencianmu terhadap orang lain membuat kamu tidak dapat berlaku adil. Sesungguhnya kebencian itu akan mengobarkan bara api yang mulai padam. Kebencian itu juga akan menyulut kemarahan seseorang, sehingga tidak ada lagi artinya persahabatan sejati. Sejatinya orang yang membenci kita karena mereka tidak tahu, mereka selalu memandang diri kita rendah dan hina. Jadi tunjukkan kepada dunia bahwa kita ada dan pernah hadir pada masa dimana mereka membenci kita. Balaslah kebencian itu dengan kasih sayang.
[ Artinya : ...................boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui, QS Al- Baqoroh(2): 216]. Bukankah Rasulullah SAW pernah mengajarkan bagaimana beliau mensikapi seorang yang sangat benci kepada beliau yaitu dengan cara meludahi pipinya, namun Baginda hanya membalas dengan senyuman dan kesabaran. Pada suatu hari, para sahabat ingin membalas atas pembunuhan yang telah dilakukan oleh musuh Allah kepada para syuhada yang terbunuh
dengan cara yang sangat kejam dan
sadis sehingga pada waktu itu sahabat sempat marah. Akan tetapi mereka tidak membalas dengan balasan yang serupa karena pada waktu itu orang yang telah membunuh telah bersyahadat. Akhirnya kemarahan itu
reda seiring persyahadatan yang terjadi. Bagaikan api
yang disiram air sehingga menjadi padam. Begitulah seharusnya dengan kita selaku umat muslim yang hidup diakhir zaman bahwa kebencian itu sejatinya jangan dibalas dengan kebencian, karena akan berakibat fatal. Justru islam sangat menghargai permohonan maaf dari orang yang telah membenci dan melukai hatimu.
103
Sejatinya islam telah mengajarkan bahwa ketika seorang muslim membenci saudaranya hal itu bukan didasarkan atas kebencian terhadap pribadinya, namun kebencian itu didasarkan atas sikap dan tingkah lakunya. Jadi ketika seorang berbuat salah, maka sangat proporsional jika kita membenci sikap dan tingkah lakunya saja. Islam tidak membenarkan dan mengajarkan seorang muslim membenci pribadinya, karena bisa jadi suatu saat dirinya akan berubah 360 derajat untuk bertaubat dengan melakukan kebaikan yang tentunya lebih banyak dari apa yang kita lakukan. Jika kebencian dibalas dengan kebencian, tentunya islam tidak akan tersiar sampai ke Eropa. Islam tidak akan dirasakan oleh orang yang berharap hidayah dari Allah. Begitulah yang dahulu dilakukan oleh Shalahuddin Al- Ayyubi ketika lawannya yang notabene Seorang Jendral Richard sedang sakit, lantas ia tidak serta merta masuk ke kamp lawan dan langsung membunuhnya. Padahal di saat itu adalah waktu yang paling tepat untuk membalas dendam terhadap kekejaman yang pernah dilakukan oleh sang jnedral terhadap umat islam. Namun Shalahuddin tidak lakukan itu, karena ia ingin peprangan yang dilakukan bukan karena kebencian dan ketika lawan tak berkutik, namun dia berperang ketika dalam kondisi siap siaga. 4. KESEIMBANGAN DALAM HIDUP Ketika salah satu bagian tubuh mengalami sakit, biasanya segera untuk mengobati supaya cepat sembuh atau tidak menjalar ke bagian yang lain. Pokoknya dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan cara tradisional maupun kedokteran bahkan terkadang sampai mempertaruhkan aqidah demi kesembuhan karena memang sehat itu sangat perlu bagi setiap orang. Justru dengan sehat, manusia dapat melakukan aktifitas, beribadah bahkan sampai memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya, jika tubuh mengalami sakit maka tidak ada yang dapat dilakukan, bahkan bisnis jutaan sampai milyaran pun bisa gagal hanya gara- gara penyakit. Namun apakah kita sudah adil dalam memberlakukan penyakit yang di alami?. Apakah ketika rohani mengalami sakit, respon dan sikap akan sama seperti apa yang dilakukan dengan penyakit jasmani ?. Bukankah penyakit rohani tidak kalah pentingnya dengan penyakit jasmani ?. Bahkan kadangkala sungguh sangat berbahaya jika tidak sigap di dalam mengobatinya. Apakah
rasa malas yang menghalangi untuk bersegera memenuhi panggilan Allah seperti
melaksanakan sholat merupakan hal yang biasa?, atau apakah keinginan untuk terus melakukan kemaksiyatan juga dianggap hal yang biasa saja?. Tentu
banyak sekali penyakit
rohani tanpa disadari telah menahun dan menjadi bahaya laten sehingga suatu saat akan bangkit kembali. Seharusnya penyakit rohani yang dialami walaupun tidak terlihat, namun sangat berpengaruh ke dalam jiwa. Jika hal ini dibiarkan bukan tidak mungkin akan terjadi rasa malas dalam beribadah, bahkan yang lebih parahnya lagi sampai menghujat ajaran islam yang selama ini sudah mapan dipahami oleh umat islam. Jika selama ini kita begitu cepat dalam menangani yang namanya penyakit jasmani, seharusnya reaksi kita harus cepat juga mengatasi penyakit rohani. Bahkan pada saat tertentu cara pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit rohani haruslah lebih intens dari pada penanganan terhadap penyakit jasmani. Islam sangat menjaga yang namanya keseimbangan. Oleh karena itu semua anggota tubu yang kita miliki mempunyai
104
hak, dan tentunya setiap hak itu haruslah dipenuhi. Tidak boleh ada yang lebih diprioritaskan sementara yang lain diabaikan. Tentunya dengan keyakinan bahwa semua penyakit pasti ada obatnya, dan berobat yang ditempuh tentunya tidak melanggar dari aturan syariat islam. 5. UMAT ISLAM JADI TERSANGKA Berbagai macam peristiwa yang terjadi selama ini di negeri yang katanya “tanah surga”, dari yang namanya kekerasan, intoleransi terhadap agama lain, bahkan sampai peledakan bom, tentunya sangat mencoreng wajah islam itu sendiri. Padahal sesungguhnya mayoritas penduduk Indonesia adalah umat muslim. Bahkan pelaku- pelakunya dari yang ditembak mati bahkan sampai melarikan diri kebanyakan dari umat muslim. Lantas, apa yang salah dengan negeri ini ? Apakah umat islam telah jauh dari pengamalan ajaran agamanya ?. Apakah watak dan karakter umat islam yang sangat keras terhadap orang kafir sehingga tidak mampu untuk memahami yang namanya perbedaan ?, atau itu semua hanyalah ulah dari segelintir umat muslim yang salah dalam menafsirkan ajaran islam itu sendiri ?. Atau juga masalah keadilan yang selama ini tak pernah didapat oleh umat islam ?. Tentunya sangat banyak sekali alasan, bahkan sampai berpuluh- puluh alasan yang dapat dipaparkan. Sesungguhnya umat islam dimana pun berada sangat menjunjung tinggi dengan yang namanya perdamaian, persatuan, toleransi, sebaliknya sangat membenci yang namanya kekerasan, kezholiman, apalagi pengrusakan sampai pembunuhan. Karena memang tidak ada satupun nilai yang terkandung di dalam ajaran islam baik di hadits maupun al- qur’an untuk membenarkan umatnya berbuat kejelekan dan mencelakai orang lain yang berbeda agama dan keyakinan. Apalagi saudaranya yang muslim, namun yang ada sebaliknya umat islam diperintahkan untuk mengajak orang lain ke jalan yang benar dengan dakwah yang bijaksana, dan tidak harus melakukan paksaan jika ternyata orang lain belum atau tidak mau mengikuti dakwah yang disampaikan.Sebagai umat islam tentunya hal ini tidaklah sampai menjadi patah arang, dan menciutksn semangat untuk berdakwah karena tidak hanya saat ini saja, bahkan sejak dahulu ketika Rasulullah SAW ada ternyata umat islam mengalami hal yang serupa bahkan lebih hebat dan dahsyat tantangannya dari sekarang. Walaupun saat ini sepertinya umat islam bagaikan tersangka namun semangat untuk meninggikan islam dan mendakwahkan islam tidak boleh luntur . 6.
TSUNAMI MENERJANG INDONESIA
Pada tahun 2004, bangsa kita khususnya Aceh, telah mengalami dahsyatnya Tsunami. Puluhan ribu orang telah meninggal dunia. Bukan hanya orang tua, dewasa, remaja, bahkan anak- anakpun banyak yang menjadi korban. Hanya masjid saja yang masih bertahan diterjang badai tsunami, dan Allah pada waktu itu masih menunjukkan mukjizatNYA, sehingga banyak warga yang selamat karena berlindung di dalam dan atas masjid. Pada waktu itu suasana menjadi perhatian dunia karena memang Indonesia merupakan jumlah terbanyak korban akibat gelombang tsunami. Hanya dalam waktu kurang dari 1 jam, seluruh bangunan luluh lantah, mayat- mayat bergelimpangan, bahkan diperkirakan dalam beberapa hari pada waktu itu kota
105
Meulaboh dan beberapa daerah lainnya bagaikan kota mati yang tak berpenghuni. Suasana begitu mencekam, tidak ada transportasi lagi yang bisa dihandalkan. Bahkan sebagian penduduk yang selamat, kesulitan untuk mendapatkan makanan dan air bersih ditambah lagi dengan bau busuk dari bangkai manusia dan binatang mati yang bukan tidak mungkin akan menyebarkan banyaknya penyakit. Dari Pemerintah Indonesia, Sukarelawan, LSM, Ormas Islam, Lembaga Pendidikan, NGO bahkan sampai PBB, telah turun dan melihat langsung tidak hanya memberikan bantuan, motivasi, namun turut serta dalam program pemulihan psikis bagi anak- anak yang masih hidup disana. Mereka adalah anak yatim piatu yang ditinggal mati orang tuanya. Walaupun sesungguhnya bukan hanya Indonesia yang mengalami tsunami pada waktu itu, ternyata ada beberapa negara yang terkena imbas dari tsunami. Tsunami pada waktu itu, telah menjadi musibah nasional sehingga siapapun orangnya akan meneteskan air mata jika melihat, mengenang apalagi yang mengalami peristiwa secara langsung. Wajar saja jika saat ini, paska tsunami Aceh, setiap masyarakat yang berada di daerah tepi laut akan merasa trauma, was- was serta waspada ketika air laut naik dan pasang. Apalagi tentunya tanda- tanda yang terjadi menunjukkan seperti peristiwa yang terjadi di Aceh. Bukan tidak mungkin akan membuat masyarakat menjadi panik dan takut sehingga berusaha untuk mencari perlindungan.Tentunya bencana yang menimpa saudara kita di Aceh dan sekitarnya membuat harus tersentak untuk bangun dari tidur panjang yang sangat lelap. Bangsa Indonesia harus bisa belajar dari peristiwa tersebut dan berusaha untuk mengambil hikmahnya. Bukankah setiap peristiwa yang menimpa anak adam akan dapat menjadi ibroh bagi kita ?. Disanalah butuh yang namanya kesabaran, ketabahan, bahkan ketaqwaan sehingga musibah yang menimpa bukanlah merupakan laknat namun hanya cobaan dari Yang Maha Kuasa. Namun, pernahkah kita renungkan bahwa kemaren, saat ini, dan bukan tidak mungkin esok lusa bahwa ternyata kita juga telah mengalami yang namanya tsunami. Tsunami yang tidak kalah dari tsunami di Aceh. Hanya saja tsunami yang ini adalah lebih keras lagi dan dahsyat, yaitu tsunami pemikiran, dan pengaruhnya sudah sampai ke dalam kehidupan rumah tangga bahkan sampai ke pemikiran. Tanpa disadari bahwa sesungguhnya dari generasi muda bahkan sampai orang tua telah terkena imbas yang namanya virus ini. Hanya saja kita terlena bahkan tidak merasa, karena yang dihantamnya bukan rumah, keluarga, sarana dan prasarana, namun yang di hantamnya adalah pemikiran. sehingga walaupun jasad sehat, namun ternyata psikis menjadi lemah, sehingga rohani jadi kosong dan keropos. Jika virus pemikiran ini sudah masuk dan merasuki ke dalam sendi- sendi kehidupan maka bicaranya seperti orang ngelantur yang tak tentu arah. Pedoman hidupnya bukan lagi Al- qur’an, namun lebih banyak menonjolkan akal dan hasil karya orang- orang nyeleneh. Sehingga wajar jika mereka sudah berani melakukan dekonstruksi ( membongkar kembali sesuatu yang sudah dianggap mapan menurut para ulama salaf ). Dari gerakan kesetaraan gender, menganggap semua agama sama, sholat di imami oleh wanita, pembagian harta warisan yang tidak adil, pernikahan sejenis, nikah beda agama. Bahkan sampai menghujat Nabi Muhammad SAW, serta Al- qur’an yang dianggap bukan kitab suci . Paham ini tentunya mengalir bagaikan air di tengah kehidupan tanpa harus ada filter yang memproteksinya. Generasi kita sudah banyak yang menjadi korban, sehingga bukan tidak
106
mungkin cara berpikirpun sudah berbalik menyerang islam. Jika ketika tsunami di Aceh kita semua waspada menghadapinya bahkan jangan sampai terulang lagi, maka seharusnya ketika tsunami pemikiran ini jelas- jelas telah datang haruslah kita lebih ekstra waspada. Memang tidak ada korban yang berjatuhan, namun korban pemikiran, aqidah dan idiologi jauh lebih merugikan apabila tidak diantisipasi. Jika virus pemikiran ini tidak cepat diatasi maka generasi kita akan menjadi generasi yang bermental tempe, bukan tidak mungkin akan menganggap semua agam sama, dan pada akhirnya mereka tidak akan mencintai agamanya sendiri. Sungguh , jika ini benar- benar terjadi, maka sesungguhnya ini merupakan peristiwa terdahsyat sepanjang sejarah. 7. HARTA TAHTA WANITA ( TRIO TA ) Siapapun orangnya, tentu sangatlah menyukai yang namanya trio ta yaitu harta, wanita dan tahta karena memang ketiganya itu merupakan lambang kesuksesan dan kesempurnaan hidup di dunia. Tidak bisa dipungkiri, bahwa ketiga ta itu merupakan kebutuhan yang sangat diidamkan oleh setiap insan. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan keseluruhannya, karena memang perlu keseriusan dan kesungguhan, walaupun terkadang harus melanggar aturan agama. 1. Harta adalah sesuatu yang membuat kebanyakan orang mabuk kepayang. Sehingga terkadang orang harus bekerja dari pagi hingga malam untuk mendapatkannya. Orang yang memiliki harta tentunya dapat melakukan apa saja. Dari yang namanya kebaikan bahkan sampai kejahatan. Memang benar, bahwa islam tidak melarang umatnya untuk memiliki harta yang banyak. Nabi Muhammadpun tidak pernah melarang bahkan sangat mencintai sahabatnya yang kaya namun berhati mulia. Bukankah dengan kekayaan kita dapat berbuat dan membantu sesama. Dari 10 orang sahabat Rasulullah SAW yang dikhabarkan masuk surga tentunya ada beberapa orang yang merupakan saudagar kaya, bahkan hartanya habis untuk perjuangan islam. Namun, jika harta yang diperoleh itu ternyata berasal dari sesuatu yang tidak halal, misalnya korupsi tentu ini adalah musibah dan harus ditinggalkan. Itulah mengapa orang yang memiliki harta, nanti di yaumil akhir akan ditanya : “ dari mana harta yang kamu miliki, dan ke mana harta kamu gunakan”. Kita bisa belajar dari kisah Qorun, yang memiliki harta banyak, namun ia dapatkan dengan cara yang bathil serta tidak mau dan bakhil untuk berinfaq dan berbagi kepada orang lain. Orang beriman, akan menjadikan harta sebagai alat di dalam mendekatkan dirinya kepada Allah. Ketika hartanya habis tidak ada rasa penyesalan sedikitpun, karena ia tahu bahwa harta yang dikeluarkan itu bukan hilang, namun sebagai investasi yang akan menolongnya pada hari kiamat kelak. Sebaliknya, bagi orang yang bakhil akan selalu menangguhkan pemberiannya kepada orang
lain
yang
berhak,
bahkan
dengan
harta tadi
digunakan
hanya untuk
kemaksiyatan. Dengan harta orang bisa berbagi dengan sesama, namun dengan harta juga terkadang membuat anak khilaf mengambil dan membunuh orang tua hanya gara- gara harta warisan.
107
2. Wanita Wanita juga memiliki daya tarik tersendiri, sehingga membuat para lelaki tergila- gila dengannya. Karena memang wanita adalah pribadi yang unik, jiwanya sulit ditebak, dan seluruh bagian tubuhnya mampu mengundang nafsu. Banyak orang terjerumus ke dalam lembah kenistaan gara- gara yang namanya wanita. Bahkan Nabi Yusuf saja hampir tergelincir akibat godaan permaisuri kerajaan yaitu Zulaikha. Dari pejabat, politikus, pendidik, bahkan sampai rakyat biasa banyak yang tersandung kasus seksual hanya gara- gara wanita, karena memang terkadang perempuan sendiri yang mengundang kejahatan itu. Oleh karena itu, Islam sangat menghargai dengan yang namanya wanita. Kedudukannya yang sama dihadapan Allah SWT sejajar dengan laki- laki. Walaupun pada masa jahiliyah dahulu wanita tidak ada harganya, wanita tidak berhak untuk mendapatkan warisan bahkan mereka bebas dicampakkan begitu saja oleh kaum pria sehingga laki- laki bebas menikahi wanita berapapun, bahkan yang lebih parahnya seorang majikan bebas menggauli budak perempuannya walaupun budak tersebut sudah pernah menikah. Saat ini, wanita sangat dihargai, bahkan jauh melebihi dengan yang namanya emansipasi wanita. Dari yang namanya pemimpin perusahaan bahkan sampai presiden pun ada yang dijabat oleh wanita. Ini menunjukkan harkat dan martabat wanita sudah jauh lebih baik bahkan bisa jadi melebihi kaum pria. Namun apa yang terjadi, ketika kran kebebasan itu dibuka, ternyata wanita tidak bisa menjaga batas- batas yang diberikan sehingga banyak wanita yang berprofesi menjadi WTS, berpakaian yang serba minim dan seksi, membuka aurat di depan kaum adam, tentunya jika
semua ini tidak diubah maka sudah pasti akan mengumbar nafsu birahi para
lelaki. 3. Tahta juga merupakan sebuah impian bagi orang- orang yang sangat optimis didalam menjalani hidup. Tahta atau jabatan ini sesungguhnya ibarat pisau bermata dua. Jika jabatan yang digunakan dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, menegakkan kebenaran dan keadilan, serta meningkatkan marwah agama silam itu sendiri, maka tentunya ini adalah sangat baik dan perlu untuk dipertahankan. Karena untuk merubah sebuah sistem yang sudah rusak dan kusut ini tentunya perlu yang namanya jabatan, kekuasaan dan kedudukan. Namun jika kedudukan, dan
jabatan ini hanya digunakan untuk menzholimi orang yang lemah,
menyengsarakan rakyat yang miskin, bahkan sampai menghina islam itu sendiri , maka tentunya tidak perlu berebut untuk mendapat dan mencapai kekuasaan. Sebagai umat muslim tentunya bisa mengambil ibroh dari seorang penguasa yang bernama Fir’aun, ternyata jabatan yang dipegang tidak bisa digunakan untuk kebaikan, bahkan yang terjadi sebaliknya diselewengkan dengan membunuh orang yang tak berdosa serta mengakui dirinya sebagai Tuhan. Biasanya tidak semua orang bisa memiliki ketiga- tiganya. Terkadang ada orang yang memiliki harta yang banyak, namun ia tidak memiliki rumah tangga yang sukses atau tidak memiliki anak. Ada juga orang yang memiliki anak, namun hartanya tidak ada, ada juga orang yang memiliki kekuasaan yang baik namun anak- anaknya bejat semua. Berbahagialah ketika memiliki seluruhnya. Namun sangat merugi jika salah satupun tidak dapat dicapai oleh seorang muslim.
108
8. PERHIASAN HIDUP
[ Artinya : “ dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)”, QS Al- Imran(3) : 14 ] Ayat di atas menegaskan kepada kita bahwa di dalam hidup ini manusia selalu diselimuti dengan yang namanya perhiasan dunia. Perhiasan ini sangat mempengaruhi akal dan pikiran sehingga berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Perhiasan ini sesungguhnya merupakan lambang kesuksesan dan kebanggaan bagi manusia. Ketergantungan manusia di dunia sangat ditentukan seperti ayat di atas . Dari yang namanya wanita, anak- anak, harta perhiasan yang banyak berupa emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang semua itu kesenangan hidup manusia di dunia. Jika manusia tidak dapat menempatkan dengan proporsional, tentunya semua itu akan melalaikan manusia. Ukuran kesuksesan manusia di muka bumi ini biasa ditandai dengan apa yang dinyatakan di dalam ayat di atas sehingga manusia berlomba- lomba untuk mendapatkan. Bukan tidak mungkin demi mendapatkan semua itu akhirnya melakukan segala cara dengan melanggar rambu- rambu yang telah ditetapkan oleh agama. Semua perhiasan itu tentu akan membutakan mata jika tidak disikapi dengan bijaksana sebab keseluruhan akan berpeluang untuk melalaikan manusia dari mengingat Allah. Rosulullah sendiri membolehkan umatnya untuk mencari harta sebanyak-banyaknya karena memang dengan harta yang banyak umat muslim bisa melakukan apa saja demi kebaikan. Justru salah besar jika umat islam bermalas- malasan dengan dalih rezeki sudah ada yang ngatur atau zuhud terhadap dunia. Sikap dan pandangan tersebut di satu sisi bisa diterapkan, namun di sisi lain adalah sesuatu yang harus ditinggalkan karena menimbulkan kemalasan untuk bisa berbuat lebih banyak. Akhirnya, jika pandangan seperti ini disalahartikan maka yang terjadi umat islam faqir( miskin) semua akibatnya akan menjadi umat yang memintaminta. Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah ? 9. LINGKUNGAN YANG TERBAIK Tempat yang sangat sesuai untuk berinteraksi setelah keluarga dan sekolah adalah lingkungan. Di sanalah seorang anak bisa beradaptasi dan menunjukkan eksistensi dihadapan teman- temannya. Di lingkungan pula seorang anak dapat beramal sholeh dengan mengamalkan segala teori yang didapat ketika di dalam keluarga maupun di sekolah. Seperti melakukan gotong royong bersama, sholat berjama’ah ataupun menjadi anggota remaja mesjid yang menjadi pondasi dasar di dalam menanamkan nilai- nilai ajaran islam. Namun, di lingkungan juga
109
mereka akan dapati bagaimana kerasnya pergaulan baik remaja maupun pemuda sehingga jika pondasi keimanannya tidak kuat maka akan terperosok ke dalam arus dekadensi moral. Sesungguhnya lingkungan yang baik merupakan tempat yang menjadi idaman seorang anak. Lingkungan juga sebagai tempat untuk menyemai kebaikan dari segala macam pesan yang diterima seorang anak ketika berada di sekolah ataupun di rumah. Di sanalah keinginan sang anak untuk membuktikan apakah kebiasaan baik yang diajarkan oleh orang tua dan guru bisa diaplikasikan atau tidak. 10. DAYA TARIK SEBUAH HANDPHONE Patut disyukuri bahwa kemajuan teknologi yang begitu pesat dapat membantu kita untuk melakukan berbagai aktivitas dengan sangat cepat, tanpa membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga tidak ada jarak antara hari ini dengan esok hari, antara satu negara dengan negara lain, karena perjalanan komunikasi itu tidak lagi melalui transfortasi kendaraan seperti mobil, pesawat, ataupun yang lainnya. Namun sudah dilakukan melalui udara yang tidak dibatasi oleh dimensi waktu, ruang dan tempat. Salah satu faktor mempercepat tersebut adalah alat komunikasi yaitu HP. Saat ini, HP telah menjadi sebuah makhluk baru yang memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik itu tidak hanya dirasakan oleh anak- anak saja, namun juga dirasakan oleh remaja, pemuda bahkan sampai orang tua. Ia mampu mengubah anak yang pendiam menjadi aktif dengan mengotak atik fasilitas game yang ada. Ia juga mampu mempercepat transaksi bisnis sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama. HP juga dapat menjadi fasilitas dalam melakukan dakwah, mengajak untuk berbuat baik dan menjauhi segala kemungkaran. Seorang suami dapat berkomunikasi dengan istrinya walaupun tidak saling bertemu. Dan masih banyak lagi peranan HP bagi manusia yang hidup diakhir zaman ini. Pokoknya begitu banyak dampak positif yang didapat dari alat komunikasi yang bernama HP. Namun, seiring dengan perkembangan alat komunikasi itu, ternyata HP telah banyak memakan korban. Gara- gara sms mesra seorang teman, keluarga menjadi berantakan. Seorang anak lebih patuh bermain dengan HP ketimbang harus menyahuti panggilan orang tua, minat belajar dan membaca buku sangat menurun, bahkan sampai panggilan adzan terabaikan dan anehnya anak lebih patuh dengan panggilan game. Jika tidak cepat di antisipasi, maka bukan tidak mungkin HP akan menjadi sebuah thoghut baru yang hidup di abad modern walaupun merupakan reinkarnasi dari thoghut di masa jahiliyah. Ia bisa berubah wujud menjadi makhluk baru yang akan menjadi maknet tersendiri bagi anak- anak. Perkembangan teknologi yang dialami saat ini, seharusnya mampu mendorong orang untuk semakin bertaqwa kepada NYA. Sejatinya, semakin maju teknologi dan peradaban manusia, maka akan semakin meningkat pula di dalam beriman dan bertaqwa kepada ALLAH SWT. Namun yang terjadi saat ini, ternyata kita harus berlomba untuk menjadikan HP sebagai ladang dakwah. Ibarat pisau bermata dua, tentunya HP dapat digunakan untuk kejahatan jika digunakan oleh orang yang tidak baik, namun juga HP bisa digunakan sebagai sarana di dalam beramar makruf nahi munkar jika dipegang oleh orang yang baik.
110
11. KESUCIAN BIJI KACANG Kacang merupakan sejenis tumbuhan yang sering di tanam baik di kebun ataupun di sawah. Kita sering memakan kacang tanah, baik dalam bentuk kacang asin ataupun kacang rebus. Biasanya biji kacang yang bagian dalam yang dimakan, sementara kulit luar ataupun bagian dalam yang sering dibuang, karena memang bagian tersebut tidak disukai setiap orang. Dari kacang bisa dibuat berbagai macam campuran untuk makanan namun dari kacang pula akan menyebabkan beberapa penyakit akan segera datang. Ternyata kacang bisa memberikan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan manusia karena pada tumbuhan tersebut memiliki petunjuk yang dapat memberikan kita inspirasi untuk mencari dan berbuat ke arah jalan kebenaran. Umat muslim diajarkan untuk berperilaku seperti memakan kacang. Dalam mencari dan memenuhi kebutuhan hidup haruslah senantiasa mencari dan mengutamakan yang baik, halalan dan thoyyibah. Ketika kita memakan kacang maka yang dimakan adalah bijinya yang sungguh nikmat dan lezat, sementara kulitnya dibuang. Begitulah hendaknya dengan manusia , sesuatu yang halal hendaknya menjadi sesuatu yang sangat dirindukan karena memang kehalalan itu membuat tubuh, serta pikiran akan semakin mantap di dalam beribadah. Sesungguhnya kemuliaan hidup manusia sangat bergantung dari apa yang dimakan. Jika makanan yang dikonsumsi baik dan halal maka hati, pikiran dan tubuh tentu akan menjadi baik. Bukan hanya itu, do’apun akan mudah untuk diijabah. Namun sebaliknya jika makanan yang dikonsumsi tidak baik, dan mengandung yang syubhat apalagi haram maka dapat dipastikan semua doa akan tertolak. 12. INGIN MENJADI SUKSES Kesuksesan sesungguhnya merupakan pertaruhan dari kesungguhan dengan kesabaran. Orang yang sukses di dalam hidup tentu adalah orang yang telah bersungguh- sungguh untuk mendapatkan apa yang diingini, ibarat kata pepatah arab “Man jadda wa jadda ( barang siapa bersungguh- sungguh maka ia akan mendapat apa yang disungguhkan )”. Sebaliknya kegagalan hanyalah sebuah kesuksesan yang tertunda bagi orang yang telah bersungguh- sungguh, dan kegagalan itu tentunya sebuah tangga untuk mencapai kesuksesan. Benarlah dalam kamus kesuksesan, bahwa semakin banyak kegagalan yang dialami, sesungguhnya di balik semua itu sudah terpampang dengan jelas gambaran kesusksesan yang bakal menanti. Sementara bagi orang yang tak pernah mencoba bukanlah dikatakan kegagalan namun hanyalah sebagai pecundang. Karena memang “ pecundang itu kalah sebelum bertanding, sementara pemenang itu adalah menang setelah bertanding”. Orang yang berhasil mencapai puncak kesuksesan, pasti mereka bukan orang yang malas dan tidak disiplin, karena memang itulah syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pemenang. Masalah kegagalan dalam berusaha itu wajar, jatuh bangun dalam mencapai sukses itu sungguh sebuah hal yang lumrah dan jangan sampai memjadi lari dari kenyataan. Justru dengan demikian bahwa diri kita menjadi tertempa dengan keadaan tersebut. Sebuah ungkapan
111
menaritk “ tidak ada pelaut ulung yang terlahir dari samudra yang tenang, tetapi ia lahir dari samudra yang penuh dengan gelombang ombak, badai bahkan tsunami sekalipun” . Mencoba untuk memulai merupakan sesuatu yang sangat baik dalam mencapai keinginan karena memang tidak ada teori yang jitu tanpa melakukan praktek. Seorang perenang bisa berenang, karena ia telah mempraktekkan apa yang diteorikan. Begitu juga orang yang sukses tentunya telah mempraktekkan dan menggunakan cara jitu di dalam melakukan dan mencoba untuk menjadi orang sukses. Pantas jika seorang Jawaharlal Nehru pernah mengatakan, “ Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekwensi “ . Sangat baik juga jika mau merenungi kata mutiara ini, “Jangan takut dan jijik untuk melihat ulat jika kita ingin melihat kupukupu”,
artinya
bahwa
untuk meraih
kesuksesan
tentunya haruslah ditempuh
dengan
kesungguhan. Jangan takut untuk berkorban dan mengalami kegagalan jika kita ingin menjadi orang yang sukses. Dalam hal mencapai kesuksesan, Tentunya islam memiliki konsep yang jelas tentang kesuksesan itu sendiri. Karena memang kesuksesan itu bukan berada di wilayah remangremang, namun ia berada pada wilayah yang sangat jelas dan terang, dia bukan berada di wilayah abu- abu, namun berada pada daerah yang putih.
[ Artinya : dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka",QS Al- baqoroh(2) : 201 Dalam ajaran islam, kesuksesan yang dicapai dan diraih dari usaha yang maksimal pasti akan diperhitungkan oleh Allah, apalagi jika dalam mencapainya dengan bermohon kepada Allah. Sebaliknya jika dalam berusaha ternyata mengalami yang namanya kegagalan, berarti ia telah mencoba dan ini tidaklah dianggap hina, namun Allah akan memberikan pahala atas perbuatan tersebut. Jika dengan kesuksesan yang diraih membuat dirinya semakin dekat kepada Allah dan tidak lupa memberikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan , tentunya ini adalah sesuatu yang sangat baik dan bernilai tidak hanya di mata Allah namun juga di mata manusia. Kesuksesan yang diharapkan bagi seorang muslim sesungguhnya adalah kesuksesan yang tidak semu, namun ia meliputi dunia dan akhirat. Apalah artinya hidup di dunia dengan harta yang berlimpah, namun gagal di akhirat kelak, dan apalagi jika gagal di keduanya. Namun sesungguhnya kesuksesan yang diharapkan dalam islam adalah ketika kita tidak hanya berhasil di dunia namun juga di akhirat.
112
BAB VIII MELANGKAH DENGAN
OPTIMIS
113
1. JANGAN KEMBALI KE MASA SILAM Masa lalu hanyalah tinggal kenangan. Kita hanya bisa mengingat kembali memorial yang pernah terjadi, mungkin juga menyesali terhadap perbuatan yang pernah dilakukan. Perbuatan jelek maupun yang tidak berguna selama ini hanya bisa disesali dan tentunya tidak bisa kembali untuk memperbaikinya. Kita hanya bisa mengevaluasi dan menjadikannya sebagai pelajaran untuk melangkah ke masa depan. Masa lalu ibarat lorong waktu. Kita hanya bisa masuk dan kembali ke masa lalu, namun tidak bisa memperbaiki keadaan. Seperti film “ Lorong waktu “ yang pernah diperankan oleh Dedi Mizwar . Sebaliknya, jika masa lalu itu penuh dengan kebaikan, dan prestasi maka ini patut di syukuri. [ Artinya : Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul), QS Al- Imran(3):137] Seharusnya masa lalu biarlah berlalu. Satu detik waktu berlalu tetap dikatakan masa lalu. Biarkan ia pergi dengan cepat, dan jangan dikejar karena akan menghabiskan energi dan mengeluarkan keringat. Jangan coba memanggil yang namanya masa lalu karena dia memang tak akan mau untuk datang kedua kalinya. Semakin sering untuk mememikirkan maka akan semakin galau dalam menjalaninya. Mengapa demikian ?, karena dengan menyesali masa lalu yang penuh kelam, sehingga apatis dan lupa menatap masa depan. Akhirnya menjadi manusia yang pesimis dan tak memiliki semangat untuk hidup karena terlalu memanjakan masa lalu. Sejatinya, biarkanlah ia tetap menjadi saksi bisu yang akan memberikan ibroh bagi kita di dalam melangkah selanjutnya. Kejadian di masa lalu semoga menjadi cemeti bagi kita untuk berhatihati dalam melangkah. Bukankah keledai saja tak akan mau masuk ke dalam lubang yang sama kedua kali ? . Bahkan keledaipun ingin keluar dari masa lalu demi menatap masa depan. Terkait dengan masa lalu, suatu hari ada seorang bapak yang sedang ditanya oleh temannya, “ berapa usia bapak sekarang” ?. Lantas sang bapak menjawab, “usia saya baru lima tahun “. Pertanyaan ini mungkin biasa saja, karena memang ingin memastikan usia sang bapak yang sebenarnya. Namun yang sungguh mengejutkan si penanya, seolah- olah dijawab dengan bercanda. Ternyata jawaban sang bapak tetap bersikukuh dilihat dari kerut wajah dan
hanya lima tahun. Padahal jika
aura tubuhnya terlihat dengan jelas sudah usia yang setengah
abad. Dari dialog ini ada sesuatu yang menarik bahwa ternyata sang bapak ingin menegaskan kepada si penanya bahwa usianya yang telah lalu hilang dengan percuma karena tidak digunakan dengan sebaik- baiknya. Sebaliknya sisa usia yang beberapa tahun itu adalah usia yang memang benar- benar telah digunakan untuk beramal ibadah melakukan kebaikan. Ia tidak ingin usia yang berlalu dikenang secara berlebihan apalagi penuh dengan kejahiliyahan, sebaliknya ia ingin menatap masa kini yang ada di dalam genggamannya bahkan masa depan yang berada dihadapannya.
114
2. HARI INI MILIK KITA Pepatah inggris pernah mengatakan “ what can you do today don’t waith tomorrow = apa yang dapat kau lakukan hari ini , jangan kau tunda esok hari “. Ungkapan ini jika dihayati dengan baik tentunya akan memberikan pesan yang mendalam di dalam hidup. Pesan yang penuh dengan semangat di dalam menatap masa depan dan mencoba untuk menggenggam masa kini. Tentunya ingin mengajak kepada kita untuk dapat memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya. Dari pesan ini juga akan memberikan motivasi untuk bisa meraih terhadap apa yang diinginkan karena tanpa berpikir untuk hari ini sama artinya melepas burung yang sudah berada di tangan. Setiap kita memiliki waktu yang sama diberikan oleh Allah yaitu 24 jam satu hari semalam. Setiap orang sama – sama menjalani dan merasakan bagaimana detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari bahkan tahun demi tahun dalam menjalani aktifitas hidup ini. Kita sering melihat ada sebagian orang yang telah sukses dalam memanfaatkan waktu yang ada. Mereka bisa berprestasi dan dapat memberikan manfaat kepada orang banyak, mereka bisa berkarya seperti karyanya penulis the best seller. Padahal kita tahu bahwa yang mereka makan adalah seperti yang kita makan, mereka juga butuh tidur, butuh istirahat, seperti yang kita lakukan. Namun sebaliknya ada juga orang yang tidak memiliki prestasi di dalam hidup, padahal diberikan Allah waktu yang sama. Jangankan untuk menolong orang lain, bahkan menolong dirinya sendiripun tidak bisa dilakukan. Mengapa ini bisa terjadi ?, tiada lain karena mereka memiliki harga diri, memiliki visi dan misi yang jauh ke depan. Mereka memiliki mata, namun matanya memandang jauh ke depan. Mereka memiliki telinga, kesuksesan.
namun
pendengarannya digunakan
untuk menjangkau suara
Mereka juga punya harapan untuk menjadi orang sukses yaitu salah satu di
antaranya memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik- baiknya tanpa harus menunda. Dan yang lebih penting dari itu, mereka tidak mau menunda untuk melakukan pekerjaan di hari esok, karena waktu itu bagi seorang muslim sangat berharga.
3. BERLARINYA SANG SEMUT Sikap optimis sesungguhnya merupakan bagian dari ajaran islam. Jika optimis telah merasuk dalam sendi- sendi kehidupan, maka orang yang malas akan menjadi rajin, orang yang lelap dalam tidur akan bangun dan bangkit dari tidur yang panjang. orang pemarah akan menjadi penyabar. Bahkan seorang yang pesimis dan apatis akan mengejar dengan berlari kencang. Begitulah , ternyata optimis akan membangkitkan gairah untuk bersiap- siap di dalam mengejar cita- cita dan harapan. Sesungguhnya harapan dan cita- cita itu tidak akan datang begitu saja, jangan berharap banyak bahwa emas akan jatuh dari langit, namun berharaplah untuk mendapatkannya. Jangankan manusia, bahkan binatangpun akan berupaya untuk mendapatkan makanan walaupun begitu banyak tantangan dan rintangan. Bukankah semut telah memberikan kepada kita pelajaran bahwa rezeki itu harus dicari dan digapai bukan dengan cara menunggu?.
115
Budaya menunggu bola tidak ada dalam kamus seorang muslim, namun mengejar bola merupakan hal yang harus ditempuh dan dicari. Karena dengan mengejar dan mencari rezeki akan tahu bahwa untuk mendapatkannya haruslah dengan usaha yang keras. Keberhasilan itu sangat tergantung dari seberapa besar waktu dan usaha yang dilakukan untuk menggapainya.
[Artinhya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, QS Ar- ra’du(13) : 11] 4. PERJALANAN MASIH JAUH. Ibarat seorang musafir yang sedang pergi ke suatu tempat tujuan tentunya harus membawa persiapan dan pembekalan, seperti ilmu, kesehatan, makanan, minuman bahkan sampai biaya hidup. Agar selama di perjalanan nanti tidak sampai tersesat ataupun kehabisan bekal. Ketika penat tiba, maka si musafir beristirahat sambil menyantap makanan atau membaringkan diri untuk mengembalikan dan memulihkan kesegaran tubuh agar dapat melanjutkan perjalanan selanjutnya. Oleh karena itu istirahat tidak perlu terlalu lama, apalagi sampai lupa akan melanjutkan perjalanan karena jika demikian
akan menjadi semakin lama
sampai ketujuan. Sejatinya, setiap kita adalah musafir. Musafir yang akan menempuh perjalan jauh. Bahwa hidup kita di dunia ini hanyalah sementara. Kita hanya singgah untuk beristirahat di terminal dunia. Untuk itu, manusia tidak boleh lama- lama apalagi bersantai- santai ketika di dunia karena tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu sehingga baru saja berada di pagi hari, namun tiba- tiba sudah di sore hari. Waktu begitu cepat berlalu, sementara belum mempersiapkan bekal menuju negeri tujuan. Usia kita terbatas, oleh karena itu haruslah digunakan dengan sebaikbaiknya. Kesuksesan di alam barzakh dan yaumil akhir sangat bergantung dengan seberapa besar bibit yang disemai ketika berada di dunia. Sesungguhnya perjalanan masih jauh, masih banyak proses yang harus dilewati. Saat ini kita sedang berada di alam dunia dan tentu akan melintasi alam barzakh maupun alam akhir. Namun begitu jangan berharap untuk bisa hidup
selama- lamanya di muka bumi. Manusia
memiliki masa yang sangat terbatas, yang dibatasi dengan ajal. Kita tidak tahu kapan dan dimana akan dipanggil oleh Allah. Semua itu hanya Allahlah yang mengetahuinya.
[ Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal, QS Luqman(31) : 34].
116
5. METAMORFOSIS KEHIDUPAN Sesungguhnya kehidupan ini selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terbaik dilakukan adalah dalam rangka menuju kesempurnaan. Karena memang manusia adalah makhluk yang sempurna dibanding dengan maskhluk hidup lainnya. Tidak ada satu pun makhluk hidup di muka bumi ini kecuali selalu berubah, dinamis, mengalami perubahan, bergerak dan terus bergerak. Seorang yang tidak bergerak berarti ia telah mati. Ia akan menjadi bangkai dan tak akan dikenang manusia. Ia akan menjadi cibiran manusia lainnya. Untuk itu, jadilah kita seperti jam dinding dengan jarumnya yang terus bergerak tanpa kenal lelah, walau harus berulang terus menerus. Jarum akan berhenti ketika batre jam sudah aus dan akhirnya mati. Manusia juga harus berubah bagaikan tembikar, yang terbuat dari tanah liat kering lalu dibentuk , dibakar, dicat dan akhirnya memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Begitulah sejatinya seorang muslim. Kemuliaan, keberkahan akan berpihak kepadanya di saat kita melakukan perubahan yang menuju kepada kebaikan. Sejatinya, umat islam jika ingin hebat ya harus berubah ,,,,,,,,, Merubah dari sifat malas menjadi rajin Merubah dari umat yang miskin menjadi umat yang produktif Merubah dari umat yang biasa menjadi istimewa Akhirnya ............................ Jadilah kita seperti seekor kupu- kupu yang berubah menuju kesempurnaan. Dari telur, ulat, kepompong dan akhirnya menjadi seekor kupu- kupu. Dari makhluk yang hina, berubah menjadi makhluk yang sangat menarik dan menjadikan alam ini indah akibat keberadaannya. 6. BUAH DARI KESUNGGUHAN Dalam hal apa saja, sesungguhnya keseriusan dan kesungguhan itu sangat diperlukan karena biasanya perbuatan tersebut akan menghasilkan buah yang terbaik dari apa yang telah diusahakan. Bersungguh- sungguh itu menunjukkan kerja yang maksimal dan membuktikan bahwa adanya keseriusan untuk melakukan. Bukan hanya manusia bahkan Allahpun akan menghargai apa yang telah dilakukan. Tentunya buah dari kesungguhan itu ada yang meleset namun ada juga yang mengena. Bagaikan lepasnya panah sang Robinhood yang membidik sasarannya. Kesungguhan itu menunjukkan adanya proses untuk melakukan sesuatu dan setiap proses tentunya ada kesalahan dan ada juga kebenaran, dan tentu Allah akan menilai sampai sejauh mana proses yang dilakukan. Dengan bersungguh- sungguh membuat kita memiliki harga diri yang tidak hanya di mata Allah namun juga di mata manusia. Buah dari kesungguhan juga menyebabkan burung selalu mendapatkan makanan setiap kali terbang dari sarangnya. Tidak hanya itu, kesungguhan juga membuat cicak selalu optimis dalam memandang hidupnya untuk menangkap mangsa walaupun binatang bersayap. Ternyata kesungguhan juga membuat Rasulullah dan para sahabatnya berhasil membuat parit ketika terjadinya perang Khandaq sehingga umat islam mengalami kemenangan. Buah dari
117
kesungguhan juga membuat pasukan islam mampu mengalahkan pasukan kafir quraisy dalam perang Badar, walau umat islam hanya 300 orang sementara pasukan musuh 1000 orang. Ternyata memang kesungguhan itulah yang menjadikan kita semua bisa mendapatkan apa yang telah diinginkan dan tentunya atas berkat idzin Allah SWT. Hal ini sesuai dengan pepatah arab yang termasyhur yaitu Man jadda wa jadda : barang siapa yang bersungguh sungguh maka ia akan mendapat kan hasil dari apa yang telah dikerjakan. 7. TEGUH DALAM BERSIKAP Ombak berkali- kali menerjang bahkan saling bersahutan menghantam pantai, akibatnya buih-buih berserakan tak tentu arah. Sebuah tonggak kayu yang terhunjam di tepi pantai juga tak luput dari hantaman ombak yang terus menerjang. Namun sang batang kayu tidak bergeming dari tempat duduknya, bahkan semakin kokoh. Ia tidak rapuh ditelan zaman dan tidak goyang ditelan arus. Itulah si tonggak kayu, yang masih berdiri dengan kokohnya. Mungkin kita hanya memandang sebatang tonggak kayu di tepi pantai adalah hal yang biasa. Namun, tahukah kita ?, bahwa ia telah memberikan inspirasi bagi orang- orang yang mau mengambil pelajaran darinya. Keberadaan tonggak kayu di pinggir, maupun tengah lautan sangat memberikan arti tersendiri bagi kehidupan manusia khusunya manusia tepi pantai yang disebut dengan nelayan. Sehebat apapun yang datang menghantam, maka ia akan tetap bertahan dan berdiri dengan kokohnya. Sejatinya, manusia harus seperti tonggak kayu yang memiliki sikap istiqomah di dalam mempertahankan prinsip hidup. Bahkan seorang muslim tidak pernah goyah walau di-imingi tawaran yang menggiurkan. Seorang muslim sejati, tentu tidak akan pernah berganti aqidah walau dengan intan berlian yang paling berharga karena baginya keimanan itu adalah pondasi dasar yang harus ada di dalam diri setiap muslim. Kita bisa belajar dari semangat membaja dan kekokohan iman dari seorang yang bernama Bilal bin Rabbah. Ia seorang budak, namun ketika ajakan untuk meninggalkan ajaran nabi Muhammad SAW yang ditawarkan kepadanya tidak membuatnya goyah sehingga dia tetap memilih untuk istiqomah
tetap berada di jalan islam, walau harus menerima konsekuensi
seberat apapun. Mengapa Bilal yang notabene seorang budak bisa memiliki keteguhan jiwa dan sikap istiqomah?, tentu jawabannya adalah karena beliau tahu bahwa islam agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk istiqomah dan kuat memegang prinsip. 8. JANGAN MERASA KECIL Allah telah memberikan kepada manusia potensi, dengannya manusia akan mampu mengolah dan memanfaatkan alam ini. Siapapun orangnya tentu dibekali oleh Allah potensi. Sehingga tidak heran ada orang yang bisa melejit prestasinya walaupun usianya masih seumur jagung. Ada juga orang cacat ternyata mampu melebihi kemampuan dari orang yang sehat. Semua itu karena mereka tahu bahwa di dalam dirinya terdapat potensi besar sehingga berupaya untuk mendayagunakan potensi tersebut dengan sebaik- baiknya.
118
Orang yang sukses hari ini, bukanlah berhasil begitu saja dan bukan pula terjadi secara instant, namun tentunya melalui proses yang panjang bahkan sampai mengalami jatuh bangun. Mereka telah mengetahui dan menyadari bahwa dirinya bukan kecil, namun sesungguhnya besar. Bahkan cita-citanya bagaikan langit yang menjulang tinggi, dalamnya bagaikan samudra yang paling dalam di alam ini. Cita- cita nya setinggi bintang di langit. Begitulah semangat bagi orang yang mengaku dirinya besar . Sesungguhnya, bukanlah kehebatan seorang itu ditentukan dari besar badannya, bukan pula dari orang tuanya, namun yang menetukan seorang itu besar atau kecil adalah karena mereka memiliki visi dan misi yang jauh ke depan. Mereka telah mampu menyelami kedahsyatan potensi yang ada di dalam dirinya. ( qs 41 : 53 )
[ Artinya : “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” QS Al-Fushilat(41) : 53 ]
9. JADILAH PEMENANG, BUKAN PECUNDANG Budaya hidup yang saling bersaing dalam hal ini kebaikan, tentunya sangat baik untuk diterapkan karena akan memberikan motivasi untuk lebih maju. Orang yang sudah terbiasa dengan keinginan untuk maju, tentu harus memanfaatkan segala yang ada menjadi peluang. Begitu juga untuk menjadi pemenang jelas membutuhkan semangat yang dalam dan pantang menyerah. Orang- orang yang mampu memanfaatkan situasi yang ada demi menciptakan kesuksesan sering dikatakan pemenang. Ibarat siput yang bersaing dengan seekor semut di dalam lomba lari 100 m. Tentu secara logika akan dimenangkan oleh sang semut. Namun alangkah terkejutnya, ternyata pemenangnya adalah sang siput. Ternyata sang siput telah menjadikan sifat lambatnya berubah untuk bersungguh-sungguh di dalam menatap masa depan. Sebaliknya sang semut hanya berhenti dan tidur dengan mimpi yang indah. Bagi orang yang tak mau menjadikan semua yang ada sebagai peluang , tentunya mereka akan menjadi pecundang. Seorang pecundang sungguh akan terlantar, dan tidak memiliki citacita dan harapan sehingga pandangannya sangat pendek dalam menatap alam yang amat luas ini. Pecundang akan lari sebelum bertanding, dia akan mudah untuk mengeluh dan berharap rezeki yang diterima oleh orang lain harus berpindah ke dirinya walaupun menghalalkan segala cara. Karena Pecundang memang tidak memiliki visi dan misi yang jelas sehingga ia terombang – ambing bagaikan buih di tengah lautan atau ibarat pucuk kelapa yang bergerak ke kanan dan kekiri mengikuti alunan goyangan angin yang menerpa.
119
10. MUDA BERKARYA Masa muda merupakan waktunya untuk berkarya dan berprestasi karena memang usia tersebut memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk bisa menerima dan mendapatkan segudang prestasi. Namun begitu prestasi tidak hanya dimonopoli oleh anak muda, yang sudah tua pun masih banyak yang berkarya. Bahkan mereka telah banyak merasakan bagaimana rasa asam garamnya dalam berkarya. Begitulah yang namanya prestasi. Ia harus dikejar dan diraih dengan sungguh- sungguh. Kesempatan itu hanya ada sekali sehingga masa muda adalah masa yang paling tepat untuk berkarya. Jangan sampai berleha-leha ataupun berpangku tangan, karena waktu begitu cepat melintas di dalam kehidupan ini. Banyak ulama dahulu yang telah menghasilkan karya monumental pada saat berusia muda, seperti Imam Syafii yang dalam usia 7 tahun sudah mampu menghafal 30 juz al- qur’an. Sementara generasi tua seperti Buya Hamka baru bisa menyelesaikan tafsir al- Azharnya sebanyak 30 juz ketika berada di usia tua. Itulah prestasi. Ia tidak akan pilih kasih. Ia akan mampu mencari siapa yang paling tepat untuk diberikan. Segudang prestasi
akan diberi, namun hanya menjadi miliki si pemenang,
bukan pecundang. Ia akan datang kepada yang muda, walaupun tak pernah lupa kepada yang tua. Dengan prestasi orang muda akan selalu hidup optimis bukan sebaliknya menjadi pesimis. Dengan prestasi pula, yang muda akan mampu mengejar segala prestasi, karena memang di usia mudalah segala kekuatan masih terpaku dan terhimpun menjadi satu. 11. DISANALAH KITA DILAHIRKAN Negeri kita sesungguhnya memiliki kekayaan yang begitu banyak dan sumber daya yang berlimpah. Seharusnya bangsa ini sudah maju dan menjadi negara yang diperhitungkan tidak hanya di kawasan regional namun juga manca negara. Untuk itu, setiap warga negaranya harus mencintai negerinya sendiri. Jangan sampai kekayaan yang dimiliki dibiarkan begitu saja diambil dan dibawa oleh negara asing sementara banyak rakyat Indonesia yang melarat. Bagaikan pepatah “tikus mati di lumbung padi “. Tentunya kita harus buktikan bahwa anak negeri juga punya potensi dan sumber daya manusia yang berkualitas dan mumpuni. Agar sumberdaya alam yang dimiliki dapat dikelola dengan sebaik- baiknya oleh anak bangsa. Sebagai warga negara yang baik tentu harus berbuat untuk bangsa. Jika dahulu, para pendiri bangsa telah berjuang dengan tetesan darah, dengan pengorbanan jiwa , harta dan keluarga maka selayaknya sebagai generasi penerus berusaha untuk mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan, karya nyata. Bukan sebaliknya menjadi beban negara, menghisap uang rakyat dan menzholimi orang miskin. Sumbangkan diri ini untuk negara, pasti para syuhada akan tersenyum di pusara. Oleh karena itu, pantas jika seorang Sukarno, mantan Presiden Indonesia yang pertama pernah mengatakan : “ Jangan tanya apa yang bisa negara berikan kepadamu, tapi tanyalah apa yang bisa kau berikan kepada negara “.
120
12. JANGAN REMEHKAN YANG KECIL Kita sering mengatakan bahwa sesuatu yang besar, sesungguhnya memiliki nilai yang lebih tinggi dan mahal, karena biasanya kata “ besar “ itu mudah sekali untuk terpantau. Besar itu biasanya menunjukkan hasil atau perbuatan yang mewah dan sering terlihat. Sehingga kita lebih memilih untuk melakukan perbuatan yang memiliki nilai besar sehingga mengabaikan dan menganggap rendah perbuatan yang kecil. Misalnya seorang yang beranggapan bahwa berinfaq itu haruslah dengan yang mahal ataupun yang bernilai. Bahkan yang kecil seakan diabaikan. Padahal sesungguhnya sekecil apapun perbuatan yang dilakukan tetap bernilai dimata Allah. Tidak ada yang sia- sia dilakukan karena memang Allah Maha Tahu, dan Maha melihat. Sesungguhnya tidak ada suatu yang besar tanpa didahului dari yang kecil. Bukankah 10 trilyun ada karena ada bilangan nol. Bukankah kita melangkah dari langkah yang kecil ? Bukankah kita bisa seperti ini karena dahulu pernah menjadi seorang anak yang kecil ? Lantas mengapa harus melupakan semua ?. Tidak kah ingat bahwa kita pernah jatuh dan tersandung hanya karena batu yang kecil ?, bukan yang besar. Ternyata orang yang sukses hari ini dalam menjalankan bisnis, mereka mulai dari yang kecil, sederhana bahkan akhirnya menjadi besar . Jadi, jangan sekali-kali melupakan yang kecil, karena dosa kecil jika dilakukan terus menerus lama kelamaan akan berubah menjadi besar. Oleh karena itu jangan sekali- kali melupakan yang kecil walaupun tidak berarti apa- apa, karena semua itu akan bernilai di mata Allah.
[ Artinya :Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. , dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula, QS Al- Zalzalah(99):7-8]. 13. GUGURNYA DAUN YANG BASAH Sebatang pohon biasanya memiliki daun yang hijau, lebat dan rindang sehingga menjadi pemandangan yang indah. Ditambah lagi dengan buah yang banyak, akar yang terhunjam dengan kuat ke perut bumi, batang yang kuat dan kokoh menjulang tinggi ke langit sehingga sulit untuk patah apalagi tumbang. Semua itu enak dipandang mata. Andai kita ingin menggoyang pohon tadi, tentu akan terasa sulit karena pohon sudah besar dan memiliki batang yang kokoh. Akibat goyangan tadi membuat daunnya akan berjatuhan. Jika kita mencoba untuk menggoyang dan menggugurkan dedaunan yang masih muda, sama artinya perbuatan yang siasia, dan perbuatan tersebut bukan tidak mungkin akan menjadi tidak bermanfaat. Daun itu ibarat perbuatan baik yang pernah dilakukan. Bahwa segala perbuatan baik akan menjadi sirna, pahala akan lenyap , amal jariyah yang telah ditorehkan akan menjadi seperti tiada artinya akibat menyebut- nyebut pemberian yang pernah diberikan dengan maksud riya .Hari demi hari kita telah mengukir prestasi kebaikan di dunia, namun
semua itu tidak
ternyata tidak memiliki nilai, bahkan hilang dengan percuma seperti bukan menjadi milik kita.
121
Semua itu karena kesalahan, dan kebodohan yang telah dilakukan. Ibarat seorang pedagang apes yang berjualan setiap hari namun tidak memiliki keuntungan, yang ada sebaliknya kerugian. Jadi amal ibadah yang telah disemai, jangan sampai hilang percuma begitu saja. Riya, hasad, iri, dengki, sum’ah semuanya merupakan penyebab yang akan menghapus amal ibadah . Ia bagaikan menanam pohon di atas batu yang suatu saat jika ditimpa hujan akan hilang seketika. 14. PROSES PERUBAHAN Setelah satu bulan lamanya umat islam menjalankan ibadah shaum ramadhan, yaitu dengan cara tidak makan dan minum serta menahan hawa nafsu.
Tiada lain adalah hanya
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT yaitu mendapatkan derajat taqwa. Taqwa tidak hanya didapat dari seorang kiyai, ustadz ataupun da’i saja, namun taqwa itu juga bisa didapat kepada siapa saja yang mau dan bersungguh-sungguh untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Yang membedakan seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah taqwa. Ibarat seorang anak yang tertegun dan penasaran melihat seorang penjual balon. Pada saat itu ia bertanya kepada si penjual, “ mengapa balon yang dibelinya tidak bisa terbang sementara balon yang dijual oleh penjual balon bisa terbang” ?. Lalu si penjual pun mengatakan bahwa bahan dan bentuk balon itu memang sama namun yang membedakan adalah diisi dengan gas helium . Kisah di atas menggambarkan kepada kita betapa ketaqwaan itu bukan menjadi milik semua orang, namun ia merupakan impian bagi siapa saja yang mau mengejar hidayah. Walaupun semua manusia memiliki kepala yang sama, namun yang sangat membedakan adalah ketaqwaan. Oleh karena itu, setelah keluar dari ramadhan hendaknya menjadi orang yang bertaqwa. Orang yang mampu berproses menjadi orang yang lebih baik.
[ Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal, QS Al- hujurat(49) : 13] Ramadhan telah datang di dalam kehidupan. Sebulan lamanya kita telah menjalankan ibadah puasa , tamu agung ramadhan telah meninggalkan kita, tentu begitu banyak pengalaman berharga yang telah didapatkan semenjak dari ibadah shaum, sholat qiyamul lail, tadarrus qur’an, i’tiqaf bahkan zakat, infaq dan shodaqoh. Semua itu adalah amalan unggulan penuh dengan keberkahan yang dapat mengangkat derajat bagi orang
beriman yang telah suskses
menjalankan ibadah selama bulan ramadhan. Jika di bulan ramadhan, kita rela tidak makan dan minum serta mengekang hawa nafsu, dengan menjauhkan maksiyat, hanya karena mengharapkan keridhoaan dan keampunan Allah SWT, maka setelah ramadhan hendaknya kita juga bisa meninggalkan perbuatan tersebut. Jika
122
kemarin masih bisa bangun di tengah malam untuk melaksanakan sholat qiyamul lail, dan sahur , walaupun terasa berat tubuh ini untuk melaksanakannya. Harapannya sebelas bulan ke depan kita juga bisa dan terbiasa untuk bertaqarrub dengan melaksanakan sholat tahajjud dan witir. Ketika ramadhan kita bisa dan memaksakan diri untuk membaca qur’an. Bahkan ada yang baru pandai belajar membaca walupun terasa payah lidah untuk membacanya. Hendaknya pasca ramadhan kita juga bisa melakukan
di rumah baik sendiri ataupun bersama dengan
keluarga . Di bulan ramadhan kita bisa berkumpul bersama sanak keluarga, hendaknya di luar ramadahn juga bisa bersama bersenda gurau , saling sayang antara sesama keluarga. Ini tidak lain adalah rahmat dari Allah SWT. Untuk itu hendaknya kita selalu berdo’a semoga ketika keluar
dari
ramadhan
ini
bisa
menjadi
seperti
seekor
kupu-
kupu yang
melakukan
metamporfosis dari makhluk yang sangat jijik dan kotor, yaitu telur, ulat, kepompong, dan pada akhirnya menjadi seekor kupu- kupu. 15. SEPERTI KASET KOSONG Benarlah apa yang disabdakan oleh nabi Muhammad SAW, “setiap anak yang baru lahir dalam keadaan suci, hanya orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi “, al-Hadits. Hal ini diperkuat lagi oleh seorang pakar pendidikan yang bernama John Lock dalam teori tabularasanya bahwa
seorang anak itu seperti kertas putih. Tinggal orang
tuanyalah yang mau menulisnya dengan tinta merah, biru atau yang lainnya . Seorang anak tentu belum terkontaminasi dengan dunia luar, belum tercemar dengan pengaruh yang negative ataupun positif. Oleh karena itu mudah bagi mereka untuk menerima segala rangsangan yang diberikan. Jika yang diberikan berupa kebaikan maka akan diterimanya, namun jika dibeikan kejelekan, maka akan diterima juga. Begitulah gambaran seorang anak bahwa mereka akan merekam apa saja yang dilihat, didengar dan dilakukan. Andai lingkungan sangat mendukung dengan kegiatan yang bersifat positif dan baik maka otak mereka akan merekamnya sehingga yang ada dalam pikirannya
adalah yang baik- baik.
Namun sebaliknya, jika yang mereka lihat, dengar dan rasakan dalam lingkungan itu adalah sesuatu yang tidak baik maka mereka juga akan menerimanya. Itulah mengapa seorang anak balita dia kan berbicara apa adanya. Namun ketika orang tua berusaha untuk membohongi tentu mereka akan menjadi seorang pembohong juga. Sebaliknya jika yang diterimanya adalah kedamaian, kehangatan bahkan kasih sayang orang tua kepada anaknya maka akan tumbuh menjadi generasi yang baik pula. Kebiasaan di dalam keluarga yang rajin membaca al-qur’an maka akan terekam dalam memori otak mereka dengan kuat sehingga berusaha untuk mengikutinya. Seorang bapak yang selalu bangun di tengah malam untuk melaksanakan sholat tahajud tentu si anak dapat mengambil pelajaran berharga dari sang bapak untuk diikuti.
Namun sungguh sangat
menyedihkan, andaikan lingkungan sang anak penuh dengan pertengkaran maka bukan tidak mungkin mereka pun akan meniru dan pada akhirnya suatu saat akan berbuat seperti apa yang telah dilihat sebelumnya.
123
16. KARYA MONUMENTAL Dalam sepanjang sejarah peradaban manusia selalu terdapat orang yang menorehkan karya besar yang membuat orang selalu mengenang dan menjadikan sebagai rujukan. Katakan saja Imam Syafi’i, Imam Al- Ghazali, Ibnu Sina, Hamka dan yang lainnya. Masih banyak lagi sederetan nama yang sangat fenomenal, namun tidak sampai dicantumkan satu persatu. Mereka telah dikenal pada masanya dan tentu karyanya di dunia ini telah melintasi zaman. Oleh karena itu wajar jika mereka telah melahirkan begitu banyak karya karena karya itu muncul dari pikiran dan pemikiran yang bersih. Indikator kesuksesan mereka terbukti dari jumlah pengikut, buah karya berupa buku yang menjadi rujukan bukan hanya masyarakat biasa, namun juga pelajar, mahasiswa, dan akademisi. Hasil karya mereka sungguh berisi pemikiran yang sangat brilyan karena lahir dari jiwa yang bersih dan wara’. Dari pemikiran mereka tertuang sebuah karya besar yang penuh dan syarat dengan makna kehidupan. Mereka telah berupaya menjadikan buku sebagai bagian interaksi di dalam menuangkan segala ide- ide cemerlang. Mereka lahir ke dunia sebagai manusia yang membawa pencerahan.
124
BAB IX KEMENANGAN SUDAH
DEKAT
125
1. BERANI UNTUK BERSYUKUR Keberadaan manusia di muka bumi ini tentu merupakan tanda kecintaan Allah kepada manusia. Semua fasilitas yang Allah berikan tiada lain sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-NYA. Untuk itu, agar bisa mendekatkan diri tentu harus mengikuti petunjuk yang diberikan yaitu berupa kitab suci maupun sabda nabi. Jika manusia keluar dari koridor yang ada, maksudnya tidak berpegang kepada keduanya
maka dipastikan akan menjadi makhluk
sesat. Setelah mengetahui dua perkara tersebut, tentu manusia dapat melakukan segala apa yang diperintahkan, dan menjauhi semua yang dilarangnya yang sering disebut dengan ibadah. Allah sangat menginginkan manusia beribadah atas kesadaran sendiri tanpa ada paksaan. Jika semua manusia tidak mau untuk beribadah kepada-NYA, tentu tidak merugikan singgasananya yaitu kerajaan langit dan bumi. Begitu juga seandainya seluruh manusia di muka bumi ini patuh dan ta’at dengan beribadah kepada-NYA, tentu akan tetap bahwa Allah penguasa langit dan bumi. Padahal mudah saja bagi Allah untuk menjadikan seluruh manusia beriman ataupun kafir. Semua fasilitas telah Allah berikan kepada manusia, baik akal dan pikiran, alam dengan segala isinya. Semua itu menunjukkan rasa kasih sayang Allah kepada manusia. Namun Allah tidak menghitung- hitung berapa besar rahmat yang telah diberikan.
Cukup orang yang
bersyukur saja yang mampu mengingat nikmat itu semua dengan tetap beribadah kepada Allah. 2. SEMUA MANUSIA SAMA Sesungguhnya semua manusia sama. Sama- sama makhluk Allah dan memiliki kedudukan yang sama untuk beribadah. Tidak ada yang merasa superior ataupun imperior. Oleh sebab itu salah besar jika terjadi di atas bumi ini adanya penindasan terhadap manusia, apalgi kaum yang lemah karena memang penindasan sendiri menunjukkan kesombongan seorang. Padahal Allah jelas- jelas mengatakan dalam firmanNya bahwa yang paling mulia di sisi Allah adalah hanya orang yang paling taqwa.
[ Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal, QS Al- Hujurat(49): 13] Setiap bangsa seharusnya memiliki kedudukan yang sama dengan yang lain, karena memang setiap warga negaranya memiliki kebebasan yang sama terhadap bangsa yang lain. Ibarat pepatah “ duduk sama rendah , berdiri sama tinggi “. Peribahasa ini menegaskan kepada kita bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama dengan yang lain. Begitu juga bahwa
126
setiap bangsa memiliki kedudukan yang sama dengan yang lain. Tidak ada bangsa yang hebat atau lemah, yang ada hanya perannya di tengah masyarakat yang besar atau kecil. 3. PAHLAWAN Pahlawan adalah orang yang paling berjasa karena keberaniannya di dalam membela kebenaran. Oleh karena itu, jasanya selalu dikenang oleh orang lain baik sebelum apalagi setelah meninggal dunia. Karena ia telah berbuat demi pengabdian kepada agama, bangsa dan negara. Di Indonesia ada berbagai macam gelar pahlawan, di antaranya adalah pahlawan kemerdekaan, yaitu mereka yang telah berjasa di dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara, menjaga dan membela tanah air dari penindasan, tekanan, dan kezholiman bangsa lain. Misalnya Pangeran Diponegoro, Patimura, dan Tuanku Imam Bonjol.
Ada juga pahlawan
Revolusi yaitu mereka yang telah berjasa di dalam menjaga bangsa dari pengaruh idiologi komunis, sehingga mereka rela mati demi bangsa dan negara tercinta ini. Misalnya MT haryono, dan Ahmad Yani . Ada juga Pahlawan Islam, yaitu mereka yang berjihad di dalam membela tidak hanya tanah air namun yang lebih hebat lagi membela agama dengan berjihad sehingga agama islam bisa tegak di seluruh alam khususnya di negara jamrud khatulistiwa ini, misalnya Tuanku Imam Bonjol, KH Ahmad Dahlan. Selain itu ada juga “pahlwan tanpa tanda jasa “ sebutan ini diberikan kepada guru yang telah mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa walaupun kesejahteraanya masih kurang diperhatikan. Ada juga pahlawan pembanguan yaitu mereka yang berperan di dalam memajukan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan melakukan inovasi baik pendidikan, lingkungan hidup, olah raga atau pun penemuan sehingga mengangkat harkat dan martabat bangsa. Misalnya pemain bulu tangkis Indonesia Rudi Hartono yang berlaga di ajang bergengsi tingkat dunia seperti All England, Thomas cup ataupun olimpiade. Di samping itu ada juga pahlawan devisa yaitu mereka yang telah berjuang di dalam mempertahankan dan memenuhi kebutuhan keluarga sehingga harus rela bekerja ke luar negeri sebagai TKW/ TKI, dan masih banyak lagi gelar pahlawan. Sesungguhnya, Pahlawan bukanlah gelar yang dapat dibeli, bukan pula diakui hanya oleh dirinya sendiri ataupun kelompoknya, namun sejatinya pahlawan itu adalah seorang yang telah berbuat untuk bangsa, negara dan agama karena mereka telah berbuat banyak tanpa pamrih,dengan proses dan waktu yang cukup lama dan bukan muncul secara tiba- tiba/ instant. Jika ini terjadi bukannya disebut sebagai “pahlawan bangsa “tetapi dikatakan “ pahlawan kesiangan “. Karena pahlawan bangsa itu hanya diakui oleh orang lain dan tidak ada yang komplain dan merasa dirugikan dengan gelar tersebut. Setidaknya ada empat kategori yang membedakan seorang pahlawan atau tidak ketika seorang masih hidup atau setelah meninggal yaitu : Pertama ; “ Orang yang hidup di dalam hidup “. Maknanya adalah seorang pahlawan itu namanya akan selalu dikenang dan diakui kehebatannya walaupun ia belum wafat . Contohnya Umar bin katab, sewaktu masih hidup, nama dan kepribadian beliau bukan hanya diakui oleh para sahabat namun juga oleh para musuhnya
127
Kedua : “Orang yang hidup di dalam mati “. Seorang pahlawan itu selalu dikenang orang lain walaupun ia telah wafat. Ibarat peribahasa “ gajah mati meninggalkan gading”, “ harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama “. Misalnya Buya hamka. Ketiga : “ Orang yang mati di dalam hidup “. Type orang seperti ini memiliki makna ketika ia hidup tidak sempat menorehkan karya dan mengukir prestasi untuk anak dan cucunya sehingga ketika masih hidup ia telah menuai badai penghinaan dari orang lain ataupun terpendam dalamdalam dari sanubari manusia. Keempat : “Orang yang mati di dalam mati “. Sungguh merugi jika mendapat type seperti ini karena bukan hanya ketika waktu hidupnya, dikala matipun ia tidak dikenang dan cepat dilupakan orang hal ini karena tidak pernah berbuat. Sejatinya pahlawan itu bisa muncul dari mana saja dan dari suku apa saja, tanpa mengenal batas ruang, waktu dan tempat dan bukan hanya dimonopoli kelompok tertentu saja. Untuk itu manusia perlu berlomba- lomba agar menjadi seorang pahlawan yang memiliki nama selalu dikenang/ hidup baik ketika masih hidup ataupun sudah wafat, minimal sebagai pahlawan untuk dirinya sendiri. 4. TIMBULKAN RASA SYUKUR Satu bulan lamanya kita telah berpuasa ada suka dan ada juga duka. Seakan- akan cuaca tidak bersahabat sehingga terasa sangat berat di dalam menjalankan. Sejak siang hari bahkan di malam hari tubuh kita gerah bahkan terkadang sampai mandi di siang hari. Namun begitulah sejatinya bulan ramadhan kalau tidak panas bukan ramadhan namanya karena di dalamnya terdapat pembakaran, yaitu pembakaran dari dosa atas perbuatan maksiyat yang telah dilakukan serta pembakaran jiwa yang malas sehingga bertambah semangat melaksanakan ibadah puasa. Kita masih bersyukur berada di negeri yang tercinta Indonesia ini. Kata orang tongkat kayu dan batu jika dicampakkan akan menjadi tanaman sehingga masih begitu mudah untuk mencari mata pencaharian dibandingkan dengan beberapa negara tetangga yang tanahnya kurang subur. Begitupun patut untuk disyukuri karena negara kita berada di posisi sub tropis sehingga waktu untuk menjalankan ibadah puasa hanya lebih kurang 13 jam. Artinya antara puasa
dan berbuka, antara siang dan malam hampir beramaan sehingga tidak begitu lama
dalam menjalankan ibadah puasa. Coba kita bayangkan bagaimana kondisi saudara kita yang berada di Islandia. Mereka menjalankan ibadah puasa lebih kurang 22 jam dan anehnya untuk berbuka dan menjalankan ibadah sholat, serta tarawih hanya ada waktu selama 2 jam. Namun ternyata mereka masih bisa melaksanakan dengan suka cita tanpa harus mengeluh. Mereka dapat lakukan itu karena yang menjawab bukan tepuk dada tanya selera, namun yang menjawab adalah tepuk dada tanya iman . Begitu juga dengan saudara kita yang melaksanakan ibadah puasa paling cepat di dunia seperti Chili dengan lama berpuasa lebih kurang 9 jam.
Melihat kesungguhan mereka tentu sangat
128
tidak pantas bagi kita untuk mengeluh dan berkeluh kesah di dalam menjalankan ibadah puasa apalagi sampai tidak berpuasa. Sungguh ini merupakan I’tibar dari Allah bagi orang beriman . 5. SEMANGAT IDUL FITRI Kesuksesan orang beriman di dalam mengarungi ibadah pada bulan ramadhan terlihat begitu gembiranya ketika memasuki bulan syawal yang diawali dengan hari ‘idul fitri. Kegembiraan itu terlihat dengan jelas ketika umat islam mengumandangkan kalimat takbir, tahlil, tasbih dan tahmid di malam harinya. Ruh ramadhan sebagai tamu agung yang datang di dalam kehidupan telah membentuk jiwa dan diri ini untuk selalu rindu dan cinta kepada Allah dan Rasulnya sehingga berlomba- lomba untuk melakukan terhadap apa yang diperintahkan. Sejatinya kemuliaan ‘idul fitri dilakukan dengan saling bermaaf –maafan dengan mengunjungi orang tua, sanak keluarga dan handai tolan, tentunya meningkatkan amal ibadah. Namun yang terjadi hari ini seolah- olah hari fitri ini telah tercemar dengan adanya kegiatan yang sangat berlebihan bahkan melampaui batas akibat telah mengikuti budaya hedonisme. Dari yang namanya pesta miras, bermain petasan, sampai bermain judi begitu banyak dilakukan di masyarakat. Padahal ketika ramadhan kita mampu untuk mengekang semua itu dengan harapan segala amal ibadah diterima Allah SWT.
6. BACK TO MASJID Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah melalui ibadah sholat. Karena melalui sholat akan terbuka simpul komunikasi antara hamba dengan Tuhannya. Sholat lah yang membedakan seorang muslim dengan yang kafir. Melalui sholat pula pikiran kita akan tenang di dalam menghadapi permasalahan hidup ini. Salah satu tempat ibadah umat muslim adalah masjid. Mesjid merupakan simbol rumah ibadah umat muslim yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan. Fenomena yang terjadi selama bulan Ramadhan mesjid begitu sesak dipenuhi oleh orang yang sholat dengan tujuan untuk syiar islam, namun anehnya ketika ramadhan sebagai tamu agung meninggalkan kita, selanjutnya masjid menjadi sepi kembali. Umat muslim khususnya laki- laki diperintahkan melaksanakan sholat wajib di mesjid karena ini merupakan sunnah nabi Muhammad SAW. Banyak ayat dan hadits yang memberikan penekanan maupun ganjaran terhadap orang yang melaksanakan sholat di mesjid, sehingga Rasulullah sangat marah jika suatu penduduk tidak mau menghidupkan mesjid dengan mengisinya. Pernah suatu hari Abdullah bin Ummi Maktum bertanya kepada Rasulullah, “ apakah boleh saya sholat di rumah karena dalam kondisi buta ?”, Lantas Rasulullah mengatakan,
apakah kamu mendengar panggilan adzan?, lalu di jawab ya. Maka pergilah ke
mesjid, kata Rasulullah SAW.
129
7. BERBUATLAH TENTU KAU AKAN TAHU Allah sangat menyukai hamba-NYA yang lebih banyak melakukan, mempraktekkan dan bekerja dari pada bicara apalagi jika hanya bicara tanpa dibuktikan. Hal yang seperti ini sangat dimurkai Allah SWT.
[ Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan, QS Ash-shaf(61) : 2-3 ]. Begitu juga yang terdapat di dalam firman Allah yang lain, yaitu :
[ Artinya : mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?, QS Al- Baqoroh(2) : 44] Apapun perintahnya, sejatinya harus dilakukan walaupun akhirnya akan mengalami kesalahan dan kegagalan. Sejatinya setiap perbuatan wajar jika mengalami kesalahan karena tidak pernah berjumpa dengan yang mempraktekkan, namun keadaan tersebut tidak boleh di pertahankan. Setidaknya ada komitmen hari demi hari terus untuk belajar kepada yang ahlinya. Sesungguhnya Islam sangat menganjurkan hambanya dengan lebih banyak berbuat ketimbang berkata- kata tanpa kenyataan, karena tidak mungkin tujuan akan tercapai tanpa harus dilkukan. Ibarat ingin mendaki maka haruslah dilalui dan dimulai. Terkait hal ini, pernah suatu hari Umar bin Khattab sempat menegur seorang pemuda yang berdo’a sangat lama setelah melaksanakan sholat sementara itu pemuda tadi kurang bersemangat di dalam memenuhi kebutuhan hidup. 8. MEMBUDAYAKAN FASTABIQUL KHAIRAT Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berlomba- lomba dalam kebaikan. Misalnya saja bersegera dalam beramal sholeh, berinfaq dan berzakat, bersegera dalam taubat, menolong orang, bersegera berangkat ke mesjid dan masih banyak lagi perbuatan terpuji yang termasuk dipercepat di dalam melakukannya.
Ada kebahagiaan tersendiri bagi siapa saja yang
mempercepat di dalam melakukan kebaikan. Di samping akan mendapatkan ketenangan jiwa juga mendapatkan kebahagiaan. Sebaliknya, bagi orang yang gemar melakukan maksiyat, hendaknya bersegera di dalam bertaubat. Jangan menunda – nunda karena manusia tidak tahu kapan maut akan tiba dan jika ajal sudah ditenggorokan tentu
taubat seorang hamba tidak
akan diterima. Penyesalan tidak akan menyelesaikan masalah karena peringatan dan i’tibar begitu banyak telah diberikan Allah kepada kita.
130
9.
BERAGAMA DENGAN LOGIKA
Allah telah memberikan banyak potensi kepada manusia. Di antaranya adalah akal dan penciptaan yang sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Dengan potensi tadi diharapkan memberikan kemudahan dalam memahami agama sehingga akan semakin percaya dan yakin di dalam penyembahan kepada Allah SWT. Semua potensi yang diberikan harapannya mampu didayagunakan dengan sebaik- baiknya agar memberikan manfaat yang banyak untuk kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sejatinya, di dalam beragama manusia tidak boleh semata-mata mengikut orang tua, lingkungan ataupun orang banyak karena perbuatan tersebut akan menghilangkan daya kritis di dalam beragama. Berbahagialah jika kedua orang tua memiliki keyakinan yang benar dan kuat sehingga anak akan mudah untuk mengikut apa yang dipahami dan diyakini oleh orang tuanya. Biasanya sifat anak tidak akan jauh dari orang tua. Ibarat pepatah “ Buah tak jauh jatuhnya dari pohon “. Walaupun tak selamanya ketaqwaan orang tua berbanding lurus dengan anak. Namun keteladanan orang tua akan menjadi faktor terbesar di dalam memberikan pemahaman agama yang baik. Hal ini sangat berbeda manakala agama si anak berbeda dengan orang tuanya sehingga dibutuhkan perjuangan untuk bisa mendapatkan hidayah dari islam . Untuk itu perlu adanya pengetahuan yang mendalam terhadap agama yang diyakininya. Perlu menggunakan logika
di
dalam
beragama,
Dengan
alat
tersebut
akan
memudahkan
manusia
untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin banyak menggunakan logika maka akan membantu di dalam memahami agama itu sendiri. Walaupun tak selamanya logika itu berperan sepenuhnya di dalam memahami agama Bukankah Abu Bakar Ash – shiddiq sahabat Rasulullah SAW , ketika mendapat kabar bahwa Nabi Muhammad baru saja melaksanakan isra’ mikraj, maka dengan spontan ia katakan bahwa “Saya percaya apa yang dialaminya”. Tanpa disadari sesungguhnya Abu Bakar telah menggunakan logika. Mengapa demikian ? karena untuk bisa mengatakan setuju atau pun tidak , bukanlah terjadi begitu saja , namun akibat adanya rekam jejak dari kepribadian Nabi Muhammad SAW yang selama ini bersahabat dan bergaul dengannya. Begitu juga di dalam memahami keberadaan dan kekuaasaan Allah SWT. Tentunya haruslah dengan alasan yang bisa diterima secara akal. 10. BIASAKAN UNTUK BERBAGI Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah, oleh karena itu perlu melakukan kerja sama sehingga satu sama lain saling mengisi untuk menutupi kekurangan. Tidak ada satu makhluk yang bisa hidup dimuka bumi ini kecuali saling mengisi dan saling memberi, yaitu memberi dari kelebihan dan menerima dari kekurangan. Sifat berbagi ini, tentunya sangat baik karena dengan demikian dia akan merasakan bahwa ia tidak akan hidup sendiri, dan ternyata di sekelilingnya ada orang lain. Orang dikatakan kaya karena memang ada orang miskin di sekitarnya, dan sebagian dari harta kita sesungguhnya ada harta orang lain karena kemiskinan itu bukanlah kesalahan yang mutlak, namun bisa jadi itu adalah bagian dari cara Allah untuk
131
menyadarkan si kaya bisa berbagi dengan sesama. Oleh karena itu, perlu menyelami sikap orang lain karena dengan demikian akan merasakan bahwa kita tidak hidup sendiri, kita hidup dengan orang lain yang saling mengisi. ] 11. BELAJAR MENJADI IMAM “Imam itu diangkat untuk diikuti, maka apabila dia bertakbir maka bertakbirlah, dan jika dia rukuk maka rukuklah”. Cuplikan hadits di atas sangat menarik untuk dicermati agar menjadi pelajaran tidak hanya bagi imam namun juga makmum. Sesungguhnya Rasul SAW telah mengajarkan kita untuk selalu mengikuti sang imam dalam sholat. Namun, bukan berarti imam yang salah harus diikuti, tentunya sang imam harus diingatkan agar tidak larut dalam kesalahan, dan itulah sebagian dari tugas makmum dalam sholat berjama’ah. Oleh karena itu, makmum hanya boleh mengikuti imam ketika sang imam benar dan mau mendengarkan peringatan atas kesalahan ketika
memimpin sholat. Makmum juga diperbolehkan untuk
berpisah dalam barisan jama’ah, jika didapati bahwa imam menyalahi atau terlalu lama bacaannya, sementara makmum sangat ingin cepat karena alasan yang bisa diterima dalam agama. Begitu juga dalam memilih imam, harus sangat selektif. Jika terdapat calon imam memiliki kemampuan yang sama maka pilihlah yang pertama bagus bacaannya, dan jika masih sama maka pilihlah yang pertama sekali masuk islam. Ini menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang imam bukanlah sembarangan, namun harus memenuhi standar yang dibutuhkan, karena imam itu dipilih untuk diikuti . Dalam konsep islam, imam itu bagaikan seorang pemimpin. Baik ia
presiden, pejabat
ataupun pimpinan yang lain. Untuk mejadi pemimpin itu tidak semudah memilih anak dalam satu rumah, jangan sampai seperti memilih kucing dalam karung yang tidak bisa mengetahui track recordnya, namun hendaknya memilih seperti memilih durian yang manis. Dicium satu persatu, walaupun resikonya tangan atau hidung yang sakit. Namun kita harus tahu dengan cara menyeleksi bahkan bila penting harus diuji terlebih dahulu. Seorang pemimpin tentunya bukanlah manuisa paripurna, namun ia memiliki kelemahan, dan kelemahan itu wajar sebagai seorang manusia. Hanya saja jangan sampai menghilangkan kepercayaan orang lain. Kesalahan dan kekhilafan bagi pemimpin itu sering terjadi, justru rakyat harus siap untuk mengingatkan, bahkan tidak bosan menasehati jika dalam perjalanan terbukti melanggar aturan negara. Jika setelah diperingati ternyata pemimpin tadi tidak mau berubah bahkan melakukan tindakan yang semena- mena dan merugikan orang banyak, maka rakyat bisa saja melepaskan dukungan bahkan sampai berubah haluan, seperti para politikus yang memainkan perannya di kancah politik. Saat ini, ingin menjadi seorang pemimpin
seharusnya bercermin dari ungkapan Abu
Baka Ash-shiddiq ketika pertama sekali dilantik sebagai khalifah pertama : Wahai sahabatku ! “Saya bukanlah seorang yang paling baik di antaramu, namun saya akan berbuat yang terbaik. Jika ternyata dalam perjalanan kepemimpinan, terbukti saya melakukan keta’atan maka hendaklah kalian semua patuh kepadaku. Namun jika saya melakukan kemungkaran kalian semua harus mengingatkan “ .
132
12. JANGAN MALU UNTUK BERTANYA Pada dasarnya, manusia memilki keterbatasan kemampuan dan keterbatasan itu biasa di atasi dengan bertanya. Dengan bertanya masalah yang dianggap rumit akan terpecahkan dan akan mendapatkan solusi dan jalan keluar. Namun, jika keinginan bertanya sudah hilang, akibatnya kita akan merasa lebih pintar dari orang lain. Tentunya ini akan mengalami kerugian dan sama artinya mempertahankan kebodohan diri sendiri. Islam sangat mengajurkan untuk bertanya jika tidak paham dan mengerti terhadap suatu masalah yang dihadapi. Banyak orang akhirnya menguasai bidang yang ditanya walaupun pada mulanya tidak paham karena memang sering bertanya dan melaksankaan apa yang dianjurkan. Kita perlu belajar dari seorang Imam Syafi’i
ketika masih muda bertanya kepada gurunya ,
“ wahai guruku, mengapa aku mengalami kesusahan di dalam menghafal ayat qur’an”. lalu sang guru mengatakan, “ tinggalkanlah maksiyat “ . Jawaban dan solusi ini lalu dipraktekkan oleh Imam Syafi’i sehingga beliau menjadi seorang ulama yang sangat terkenal dengan luas dan dalam pengetahuan agamanya. Hanya saja yang tidak dibolehkan, adalah banyak bertanya seperti umat Nabi Musa sehingga akan menyulitkan dirinya dan pada akhirnya tidak mampu untuk dilaksanakan. 13. PERSAHABATAN YANG PALING INDAH Sahabat merupakan orang yang paling kita senangi. Sejatinya dia akan selalu hadir pada saat suka dan duka. Dia akan menjadi teman beriring dalam suatu perjalanan. Dari dia pula kita mengenal balas budi, interaksi bahkan sampai menjadi orang yang peka terhadap orang lain. Namun, dari pengkhianatannya pula kita bisa menjadi orang yang sangat setia. Sahabat sejati adalah orang yang mampu memberikan masukan, motivasi dan jalan keluar sehingga kita menjadi orang besar. Pengorbanannya tidak terkira, dia akan melindungi sama seperti melindungi dirinya sendiri. Bahkan kita
sering tak sayang memberikan sesuatu yang paling
dicintai kepadanya karena ia adalah sahabat terbaik. Sahabat terbaik itu haruslah dibina agar Allah pun akan tetap selalu bersama. Sebaliknya, sahabat yang jelek ia akan membawa kita kepada kegelapan. Ia ada di sekitar kita pada saat suka. Namun ketika kita berada di dalam kedukaan dan sangat butuh pertolongan, maka ia telah pergi meninggalkan dan hilang dari kehidupan kita. Sahabat yang buruk bagaikan semut yang mendatangi gula. Semut akan berbondong- bondong datang menuju suatu yang manis karena memang terdapat gula di sana. Lantas apa yang terjadi ketika gula habis maka semutpun akan pergi tanpa kembali. Begitulah tamsilan bagi sahabat yang tidak baik. Sejatinya manusia akan mengambil ini sebagai pelajaran yang sangat berharga. Oleh karena itu, kita tidak boleh bersahabat hanya dengan orang kaya atau orang yang pintar saja, namun mencari teman yang baik dan sejati itu bagaikan dekat dengan penjual minyak wangi. Jika kita berteman dengan tukang minyak wangi maka akan kecipratan baunya, walaupun sebenarnya kita belum mandi. Namun janganlah berteman dengan tukang besi, karena jika kita yang sudah mandi duduk dan mendekat dengannya maka bukan tidak mungkin
akan
133
kecipratan dan akhirnya tubuh dan pakaian kita kotor.
Begitulah tamsilan bagi seorang
muslim. Berhati -hatilah dalam mencari teman karena salah dalam memilih maka akan menyesal kemudian. Betapa banyak orang menjadi jahat karena terpengaruh dengan teman yang jelek. Dia akan menjadikan kita tersesat seperti sesatnya domba di tengah hutan. 14. GURU TERBAIKKU Guru adalah orang yang paling berjasa membawa kita sehingga menjadi pintar. Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kita. Tidak ada pemberian terbaik ynag diberikan seorang guru kecuali ilmu yang bermanfaat. Pantas jika guru itu dihargai bukan hanya oleh anak didik namun juga oleh negara. Dari guru kita akan mendapatkan pengalaman berharga, pengalaman untuk menjadi seorang yang disiplin agar bisa mengaplikasikan ilmu di tengah masyarakat. Dari guru juga kita belajar apa artinya kesungguhan untuk mendapatkan pengetahuan. Keikhlasannya dalam mengajar dan mendidik, merupakan senjata ampuh yang sangat jitu didalam menjadikan kita mencontoh keteladanan-nya. Oleh karena itu hormatilah guru...... Tidak ada pemberian dan balasan terbaik yang kita berikan selain mendo’akannya agar ia selalu tetap memberikan pencerahan dan ilmunya bermanfaat demi kebaikan serta menjadi penghuni surga. 15. SEPERTI AIR YANG MENGALIR Hidup ini selalu berputar, bagaikan berputarnya jarum jam. Terkadang kita tak mampu untuk mengikutinya. Kita seperti ingin melangkah berlari dan berlari. Terkadang ketika galau sedang menerpa, membuat kita hilang keseimbangan, dan menjadi orang yang kehilangan arah. Orang beriman, selalu memaknai hidup ini dengan penuh kesabaran, dan percaya diri.
Aral
melintang dan rintangan biasa terjadi karena semua itu bunga- bunga kehidupan. Warna- warni di taman rumah tangga haruslah disiram dan dipupuk karena itu bagian dari pendewasaan dalam merajut keluarga sakinah mawaddah warahmah. Tak perlu harus stress melihat situasi saat ini, tak perlu resah dengan perkembangan zaman yang terjadi. Yang paling penting adalah berbuatlah semaksimal mungkin untuk hari ini. Biarkan saja hari- hari yang dilalui terlewatkan bagaikan air yang mengalir karena air yang mengalir tentunya akan mampu menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalani kehidupan Namun bukan berarti kita membiarkan waktu berlalu dengan percuma tanpa memiliki makna. 16. INILAH HARI TERBAIKKU Setiap orang pasti pernah melewati hari- hari yang indah. Hari dimana pernah merasakan kebahagiaan berkumpul bersama dengan keluarga. Bisa bercengkrama dan bersenda gurau. Bahkan bisa jadi ini adalah hari dimana kita telah melakukan kebaikan sehingga membuat kita bahagia. Orang – orang tersenyum menyambut kedatangan kita, bahkan binatangpun sangat
134
bergembira menyambut kedatangan kita. Saat itu sepertinya berlalu begitu cepat dan tentu tidak akan bisa untuk ditarik mundur ke belakang. Terkadang kita baru merasakan kebahagiaan menjalani hidup ini, walaupun usia sudah setengah abad. Kita seperti belum pernah merasakan ketenangan dan kedamaian apakah bersama keluarga, teman ataupun handai tolan. Suasana seperti itu sungguh sangat dicari. Namun apa daya, dia datang bukan selamanya , dia datang disaat kita telah mempersiapkan, Dia tidak akan datang dengan tiba- tiba, namun dengan undangan yang telah disiapkan. Pernah suatu hari seorang bapak ditanya, “sejak kapan bapak menjadi seorang muslim? “ lantas sang bapak mengatakan, “ Saya menjadi seporang muslim baru beberapa hari,walaupun kenyataanya bapak tadi telah muslim sejak kecil. Jika dilihat sepintas tentu jawaban sang bapak tadi tentu tidak masuk akal dan sulit untuk diterima aytaupun hanya bercanda, namun sebenarnya ia telah menceritakan yang sesungguhnya.
Si bapak ingin mengatakan bahwa
selama puluhan tahun usia yang dilaluinya, ternyata hanya baru 5 hari ia menjadi seorang muslim sejati. Baru beberapa hari itu pulalah ia melaksanakan ajaran islam dengan baik dan benar. Sementara hari- hari yang lain penuh dengan kemaksiyatan. Oleh karena itu, ketika kita lahir ke dunia dalam keadaan menangis, ternyata semua orang yang hadir tersenyum menyambut kehadiran kita, maka saat ini jadilah seorang yang ketika kita nantinya mati, semua orang menangis atas kepergian kita, namun kita tetap tersenyum bahagia karena mendapat berita surga menanti. 17. JANGAN PERNAH BERHENTI Jalan itu seperti telah buntu, tidak ada gang kecil yang bisa dilalui. Sepertinya tidak ada solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Setiap melangkah dan berpindah ke tempat yang lain sepertinya tak ada membuahkan hasil.
Namun, apa benar bahwa jalan itu telah
tertutup sehingga tidak bisa lagi mencari jalan lain ?. Apakah tidak ada lagi harapan untuk menemui hidayah atau sebaliknya apakah memang pendengaran, penglihatan dan hati telah terkunci ?. Begitulah pikiran yang lagi kusut, galau, dan kacau ketika ditimpa dengan suatu masalah. Ia bagaikan jalan buntu dan tak ada hidayah untuk menunjukkan ke jalan yang baik. Pada saat itu sesungguhnya Allah sedang menguji apakah kita siap dalam menerima ujian dan cobaan yang ada. Apakah kita masih tegar dan kuat dalam menerima semua itu ? . Hal ini sangat tergantung dengan kita . Sesungguhnya Allah sangat bergantung dari prasangka manusia. Jika kita berprasngka baik maka Allahpun akan berprasangka baik, sebaliknya jika kita berprasangka buruk, maka Allah akan membalas demikiam. Kedekatan Allah sangat bergantung dengan kedekatan kita. Semakin dekat dan bergantung denganNYA maka Allah pun akan sangat dekat dengan kita. Jika kita mencoba mendekati NYA dengan sehasta, maka Allah pun akan mendekat dengan kita sehasta juga, jika kita menjauh 100 m, maka Allah akan menjauh 100 meter juga. Tidak ada kata buntu bagi seorang muslim, tidak ada pruastasi dan putus asa dalam menjalani hidup. Jalan Allah masih banyak dan panjang. Jika kita mau membuka mata dan hati, sesungguhnya masih banyak jalan alternatif yang bisa dilalui. Bisa jadi pada saat itu kita tidak
135
diberikan jalan A, karena jalan tersebut sangat berbahaya dan mengandung mudharat hingga akhirnya diberikan jalan B. Semua itu sangat bergantung dari bagaimana usaha kita dalam menerima. Oleh karena itu, tidak ada tempat untuk mengadu, tiada suatu untuk ditanya selain Allah. Dialah yang harus menjadi tempat kita untuk meminta, bukan kepada dukun ataupun para normal. Semakin kita mencoba untuk mendekati tandingan Allah, maka kemurkaan Allah akan datang menemuinya, sebaliknya jika dalam kondisi yang galau tersebut kita mencoba untuk mendekat kepada Allah maka pasti Allah akan mmemberikan solusi terbaik.
[ Artinya : dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran, QS Albaqoroh(2) : 186 ]
18. JANGAN LARI DARI PERJUANGAN Hidup ini adalah perjuangan. Tanpa berjuang berarti mati, yaitu mati dengan penuh kehinaan, karena kita tak bernilai. Walaupun jasad masih bersatu dengan ruh, walaupun rupa penuh ketampanan, tubuh kekar dan kuat, semua itu tiada artinya jika tidak turut serta dalam medan perjuangan. Berjuang bukan berarti hanya memanggul senjata, menembakkan peluru ke tubuh musuh, bukan pula melemparkan bom ke sarang lawan, namun sejatinya berjuang itu adalah menginfaqkan diri untuk membela agama yang dicintai. Agama islam perlu dibela, karena tidak ada yang melindunginya dari tangan dan pikiran kotor musuh Allah, kecuali umat muslim itu sendiri. Dengan membela berarti kita telah turut serta dalam perjuangan. Walaupun tanpa dibela sebenarnya Allah pasti menolong agama islam. Hanya saja banyak cara yang dapat dilakukan dalam memperjuangkan agama tercinta ini, seperti menjadi contoh terbaik di lingkungannnya,
istiqomah menjadi seorang muslim,
melaksanakan ajaran islam dengan sebaik- baiknya, mendalami islam terus menerus, melakukan perlawanan ketika islam disepelekan ataupun dihina. Bahkan sampai menghidupi anak istri dengan keringat sendiri tanpa harus meminta ke sana ke mari. Tentunya semua ini adalah bagian dari perjuangan yang harus dipertaruhkan. Jangan menjadikan agama ini seperti daun pisang, ketika hujan kita gunakan untuk berteduh, namun ketika hujan telah reda kita campakkan. Islam tidak butuh orang seperti itu, islam butuh pejuang sejati yang selalu meninggikan izzah Allah di muka bumi ini. Islam butuh orang- orang yang berjuang di jalan allah dengan bershaf- shaf, rapi berbentuk barisan yang kokoh. Umat Islam sejatinya bagaikan pasukan lebah yang siap menyerang ketika musuh datang menyerang, sebaliknya bukan hanya diam bahkan ikut menyerang ketika islam dihina dan nabinya dilecehkan.
136
19. MENSIASATI MARAH Marah sesungguhnya bagian dari godaan syaithan. Itulah mengapa orang yang sedang marah selalu tak bisa mengendalikan emosinya. Rosulullah menyuruh kita agar menghindarkan diri dari marah “ jangan marah dan bagimu surga “,Al-hadits . Itulah mengapa ketika marah, kita disuruh berwudhuk karena marah itu dari syethan sedangkan syaithan berasal dari api. Oleh karena itu cara yang paling tepat untuk menundukkan api adalah dengan air wudhuk . Jika kita sedang marah dalam keadaan berdiri maka diperintahkan untuk duduk dan ketika duduk disuruh untuk berbaring. Anjuran nabi yang tertera di hadits di atas sesungguhnya menegaskan kepada kita bahwa untuk meredam yang namanya marah dibutuhkan sebuah proses. Orang yang tidak bisa mengendalikan marah biasanya akan meluap-luap amarahnya, dan wajahnya kelihatan merah dan akhirnya tidak bisa lagi menerima kebenaran. Tentu marah yang seperti ini tidaklah dibenarkan.
Namun begitu, bukan berarti marah
tidak dibolehkan
selamanya. Marah dibolehkan pada saat dibutuhkan, seperti agamanya dihujat, hak- hak nya tidak ditunaikan atau mengambil paksa harta yang dimiliki. Terkait dengan hal di atas, ada sebuah kisah menarik tentang marah yaitu ketika seorang bapak mendapati anaknya suka marah. Sebenarnya si anak tidak ingin marah dengan meredam amarah tadi. Suatu hari sang bapak mengatakan kepada anaknya, coba ketika kamu marah, pukullah sebuah paku di dinding kamarmu sampai memenuhi seluruhnya. Begitulah yang kamu lakukan setiap kamu marah. Namun setiap kamu sudah tidak marah lagi maka cabutlah satu persatu paku tersebut, dan begitulah seterusnya hingga habis. Nah apa yang terjadi setelah paku dicabut ? . Tentu yang tinggal hanyalah bekas. Marah yang kita lakukan sesungguhnya telah membekas di hati orang yang dimarahi dan sulit untuk dihilangkan . Oleh karena itu urungkanlah niatmu ketika akan marah dan pikirkan masak – masak sebelum timbul penyesalan. Secara kedokteran tentunya untuk menjadi seorang pemarah atau cemberut maka dibutuhkan 30- an otot yang harus difungsikan, sebaliknya untuk menjadi orang yang mudah tersenyum dibutuhkan 17 otot pipi. Sehingga lebih baiik banyak tersenyum dari pada marah. 20. SALAHKAN DIRI SENDIRI Dalam melakukan sebuah pekerjaan tentunya ada yang bagus dan ada pula yang tidak. Hal ini sangat bergantung dari kesungguhan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Konsekuensi dari semua itu adalah cercaan, hinaan bahkan ketidakpercayaan atas pekerjaan yang diberikan kepada.
Oleh sebab itu tidak perlu menyesal secara berlebihan terhadap apa yang telah
dilakukan. Jadikan semua ini sebagai motivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Tidak perlu untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat. Bukankah
hasil yang
didapat akibat dari ketidakseriusan, dan kecerobohan kita. Lebih bagus salahkan diri sendiri agar bisa bangkit untuk maju dan sukses. Ibarat sebuah ungkapan “ Orang bodoh akan menyalahkan orang lain, sebaliknya “ orang mulia akan menyalahkan diri sendiri”.
137
138
BAB X INDAHNYA KEBERSAMAAN DI DALAM
HIDUP
139
1. MENTAL BANGSA TERJAJAH Menurut sejarahnya, penjajah dahulu tak berhasil bertahan lama di bumi nusantara, sehingga
berbagai
macam
cara
dilakukan
agar
negeri
kita
tetap
terjajah.
Walaupun
kenyataannya bangsa Indonesia sudah merdeka. Penjajahan secara fisik selama 350 tahun telah selesai dengan ditandai hasil bumi dan kekayaan bangsa habis terkuras dibawa ke negeri penjajah. Ditambah lagi dengan penderitaan yang dialami bangsa sehingga tanpa terasa tetap memiliki suasana sebagai bangsa terjajah, yaitu rasa minder dari kemajuan dan mudah sekali untuk berpecah belah. Sampai saat ini bangsa yang pernah menjajah tidak pernah tinggal diam. Mereka memang keluar meninggalkan tanah air Indonesia, akan tetapi mereka tidak rela melepas begitu saja negeri yang katanya sebagai jamrud khatulistiwa. Masih banyak cara untuk menjajah bangsa ini khususnya umat islam. Karena mereka tahu bahwa satu- satunya penghalang atas kemenangan mereka adalah umat islam. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat dilakukan dengan penjajahan secara psikis ( mental ). Agar nantinya mental anak bangsa tetap menjadi lemah, moral semakin rusak bahkan harapannya umat muslim sudah tidak cinta lagi dengan agamanya. Kita sama tahu, pengiriman mahasiswa dan pelajar dengan dalih menuntut ilmu ke negeri barat adalah bagian dari skenario global untuk menjadikan anak negeri ini begitu bangga dengan barat dan pada akhirnya kebanggan yang berlebihan dengan bangsa lain sehingga tidak cinta dengan tanah airnya sendiri. Begitu juga budaya barat masih melekat di dalam kepribadian kita sehingga mengakibatkan terlalu tasyabbuh( mengikut ) budaya mereka secara berlebihan dan pada akhirnya akan melunturkan nilai nasionalis dan rasa kebangsaan terhadap agama dan bangsa ini. Usaha mereka saat ini dianggap berhasil karena secara tidak langsung cara berpikir pemuda negeri ini telah dicekoki dan dikuasai sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi yang namanya penjajahan secara mental. Benarlah apa yang dikatakan oleh Cat Steven ( Yusuf Islami ) yang pernah mengatakan bahwa: “ saat ini budaya barat tak ubahnya seperti sebuah kapal yang akan tenggelam, dan anehnya umat islam berbondong- bonding untuk menaikinya “. Begitu banyak budaya barat yang telah kita ambil dan digandrungi oleh anak-anak, pemuda bahkan sampai orang tua mulai dari kebebasan hidup, cara berpikir, beragama, berpakaian, sampai bergaul. Walaupun ada segi positif yang bisa ditiru oleh bangsa ini yaitu cara berpikir ilmiyah di dalam mencari ilmu pengetahuan demi kemajuan bangsa. Namun selain itu tentunya memiliki mudharat yang lebih besar dari maslahatnya. 2. MERAIH KEMULIAAN ALLAH Allah sangat menyukai hambaNYA yang rajin beribadah apalagi melaksanakan ibadah tambahan, seperti melaksanakan sholat tahajud di malam hari.
140
[ Artinya : dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji, QS Al- Isra’(17) : 78 ] Jika sholat tahajud dilaksanakan secara rutin maka akan dirasakan begitu banyak manfaat bagi seorang muslim. Secara medis, si pelaku akan merasakan daya tahan tubuh yang kuat, dari sudut kejiwaan si pelaku juga akan mengalami jiwa yang tenang dan stabil, dan janji Allah tidak akan disia-siakan Allah kepada hambaNya yang selalu bermunajat di tengah malam yang sunyi dengan memberikan kedudukan yang terpuji. Orang beriman akan memenuhi panggilan yang telah Allah tawarkan untuk dilaksanakan walaupun kedudukannya hanyalah sunat mu’aqad ( sunat yang dikuatkan ), karena di dalamnya begitu banyak kebaikan yang di dapat bagi si pelaku. Kebiasaan bangun di tengah malam bagi seorang muslim merupakan tuntunan dan ajaran yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW empat belas abad yang silam dengan melaksanakan sholat tahajud, atau sering disebut juga dengan sholat qiyamul lail. Sehingga perbuatan tersebut harus dilestarikan dan sangat baik bagi siapa saja yang menginginkan hajat terbaik dalam hidupnya. Pernah suatu hari bahwa nabi Muhammad SAW melaksanakan sholat qiyamul lail bersama para sahabatnya selama tiga hari, namun ketika di hari ke-empat ternyata beliau tidak muncul setelah ditunggu oleh para sahabat sehingga menumbulkan tanda tanya dan penasaran. Keesokan
harinya
Muhammad
ditanyakan
masalah
tersebut
kepada
Rasulullah
SAW.
Lantas
nabi
mengatakan,“ saya takut akan memberatkan umatku dan khawatir umat muslim
akan menganggap bahwa sholat tersebut wajib hukumnya “. 3. BELAJAR UNTUK TERSENYUM Setiap hari kita sering dan selalu tersenyum, karena memang pekerjaan ini sangat mudah dan sederhana untuk dilakukan. Di samping merupakan anjuran nabi kita Muhammad SAW, “bahwa senyum kepada saudaramu merupakan sedekah”, namun di dalamnya juga terdapat sisi kesehatan bagi pelakunya. Dengan tersenyum akan merilekskan otot- otot pipi, sehingga akan menjadikan wajah semakin mempesona bagaikan sekuntum bunga yang sedang menyambut kedatangan si kumbang untuk menghisap madu. Itulah mengapa orang yang rajin tersenyum terkesan memiliki aura yang awet muda . Rasulullah SAW pernah beberapa kali diludahi pipinya oleh seorang yahudi, namun beliau tidak membalasnya bahkan dibalas hanya dengan senyuman. Keteladanan ini membuat sang yahudi tersebut akhirnya masuk ke dalam agama islam. Ini tiada lain adalah akhlak Beliau yang sungguh agung dan mulia. Tak selamanya air susu dibalas dengan air tuba, bahkan yang dilakukan oleh Beliau adalah “ air tuba dibalas dengan air susu” dan pada akhirnya “ sengsara membawa nikmat “. Senyuman dengan saudara sesama muslim merupakan pertanda hati yang damai, bersih dan suci sehingga tidak ada nada dendam di dalamnya. Sebaliknya sikap dan raut wajah yang
141
kusam sebagai pertanda kerasnya hati sehingga menjadikan orang lain akan berprasangka buruk kepada kita. Begitu kerasnya seseorang terhadap kita, namun ketika dibalas dengan senyuman tentu hatinya akan luluh bagaikan es batu yang mencair. Karena islam memang mengajarkan untuk selalu menunjukkan sikap yang ramah dan senyum. Bukankah seorang suami
akan senang dan bahagia ketika pulang ke rumah disambut dengan senyuman yang
manis oleh sang istri, walaupun mungkin istrinya tak secantik siti ‘aisyah dan tak sekaya siti khadijah?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang pasien akan mempercepat mengalami kesembuhan ketika dilayani oleh perawat yang ramah senyum dan sangat perhatian walaupun biayanya terkesan sangat mahal. Tentu ini bagian dari manajemen modern yang diterapkan oleh beberapa rumah sakit . Oleh karena itu tidak ada ruginya jika harus menggerakkan bibir 2 cm ke kiri dan ke kanan hanya untuk mengikuti sunnah nabi yaitu senyum. Sebuah penelitian di Inggris menunjukkan bahwa sekali senyuman bisa menimbulkan efek stimulasi di otak setara dengan efek yang didapatkan dari makan 2000 batang coklat. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang yang mudah tersenyum hanya menggunakan 17 otot di wajahnya dibanding dengan ketika marah yang bisa menggunakan 30 an otot wajah. 4. JANGAN MUDAH MENGELUH Jalani hidup ini apa adanya, seperti air yang mengalir karena untuk mencapai puncak kesuksesan biasanya penuh dengan tantangan dan rintangan. Dibalik kesuksesan terselip perjuangan dari sebuah kegagalan. Sebaliknya dibalik kegagalan, pasti ada kesuksesan. Itulah mengapa setiap pertandingan selalu ada saja yang kalah dan ada pula yang menang. Tidak ada situasi yang abadi selamanya kalah atau selamanya menang, karena semua itu adalah skenario Allah. Hanya saja manusia perlu serius untuk melakoninya. Tak selamanya setiap kepala putik yang dijatuhi serbuk sari akan terjadi pembuahan, pasti ada juga yang gagal. Ibarat peribahasa “ Jika semua putik menjadi bunga alamat dahan akan patah “ . Oleh karena itu gagal dan sukses, kalah dan menang itu adalah alami sehingga perlu kesabaran dan tidak seharusnya mengeluh. Sikap mengeluh bukan ciri orang yang sukses, sebaliknya menjadi trade mark seorang pecundang karena seorang pecundang hanya memiliki senjata yang bernama mengeluh, sebaliknya pemenang memiliki senjata kesungguhan dan optimis dalam memandang hidup. Pernah suatu hari Rasulullah bertanya kepada humairah yaitu gelar ‘aisyah istri tercintanya. Pertanyaanya tentang persediaan makanan untuk serapan pagi yang ternyata sudah habis, dan Beliau menanggapinya dengan tidak marah dan mengeluh, namun hanya mengatakan “kalau begitu saya akan puasa sunat “. Begitu mulianya sifat Beliau yang tidak mengeluh menghadapi keadaan seperti itu. Tidak ada solusi dan penyelesaian ketika mendapat suatu masalah jika dilakukan dengan mengeluh, justru yang terjadi sebaliknya yaitu kegagalan. Tidak ada dalam kamus kesuksesan bagi orang yang mengeluh. Sikap mengeluh ini, jika dimiliki oleh sang istri maka sebesar apapun nafkah yang diberikan suami maka ia tetap mengeluh. Sebaliknya, tidak pantas jika suami mengeluh masalah urusan keluarga lalu disampaikan
142
kepada orang lain karena perbuatan tersebut sama artinya membuka aib keluarga, kecuali kepada orang yang bisa memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Hadapi kenyataan ini dengan tulus ikhlas niscaya akan membuat kita tidak akan tertekan. 5. ANAK YANG DIDAMBAKAN Bersyukurlah jika kita dianugerahi anak sholeh oleh Allah karena keberadaan mereka bisa menjadi qurrota a’yun ( penyejuk hati ) atas kegelisahan rumah tangga. Menjadi embun penyejuk ketika kondisi rumah tangga yang semakin gersang. Terkadang perceraian rumah tangga nyaris terjadi hanya gara-gara penantian panjang si buah hati. Oleh karena itu, perlu kesabaran dalam mengharapkan kehadiran anak. Sama dengan kesabaran untuk sebuah penantian panjang Nabi Yahya ketika mengharapkan Maryam. Sama dahsyatnya dengan kesabaran do’a Nabi Ibrahim ketika memohon untuk diberikan anak yang penyantun yang bernama Ismail . Namun terkadang do’a yang kita panjatkan tak semulus dengan hasil yang diharapkan. Hal ini bisa saja terjadi karena tak sejalannya antara kata dan laku. Seringkali harapan tak sejalan dengan apa
yang didapat sehingga timbul rasa penasaran untuk mengetahui apa
penyebabnya. Maka tak heran jika timbul kekecewaan atas do’a yang dipanjatkan sehingga sebagian orang harus pasrah dengan kondisi tersebut. Namun ada juga yang tetap memohon kepada NYA karena untuk mendapatkan apa yang diinginkan tidak seperti membalikan telapak tangan yaitu dibutuhkan kesungguhan dan kesabaran. Mendidik anak hingga menjadi anak yang sholeh bukanlah pekerjaan yang gampang oleh karena itu perlu keseriusan, ilmu dan seni dalam mendidik. Mendidik anak butuh memohon pertolongan Allah agar istiqomah berada di jalan-NYA. Sikap istiqomah ini sangat perlu mengingat anak butuh ketegasan dari orang tua, begitu juga dengan kita perlu keseriusan untuk terus mendidik dan mendo’akannya agar menjadi anak yang sholeh. Mendidik anak menjadi orang baik bukan hanya sekedar teori ataupun tataran katakata, namun sangat dibutuhkan keteladanan dan do’a yang tulus dari orang tua. Seperti do’a yang dipanjatkan oleh nabi Ibrahim kepada Allah SWT.
[ Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh, QS Ash-shoffat(37) : 100 ]. 6. JANGAN TUNDA SAMPAI BESOK Untuk memulai kebaikan tentu sangat sulit karena selalu saja ada tantangan dan rintangan. Namun bukan berarti tidak berbuat dengan alasan takut salah, khawatir dikritik ataupun alasan tetek bengek lainnya. Oleh karena itu, tidak ada makhluk yang sempurna di muka bumi ini kecuali Rasulullah SAW sehingga mulailah melakukan perbuatan dengan memohon pertolongan dari-NYA dengan basmalah dan berserah diri kepada Allah karena jalan
143
panjang sangat penuh dengan onak dan duri. Supaya niat berbuah menjadi kenyataan maka segerakan untuk melakukannya karena kita tidak tahu apakah masih ada kesempatan untuk itu atau apakah Allah masih memberikan usia yangpanjang kepada kita. Seringkali kita menunda pekerjaan ataupun amal ibadah dengan alasan yang klise. Padahal ujung dari penundaan itu akhirnyua tidak jadi untuk dilakukan sehingga tersisa adalah penyesalan. Sungguh pekerjaan mengulur-ulur waktu merupakan kehinaan bagi manusia dalam hal kebaikan karena dengan mengulur waktu tentunya pekerjaan tidak akan terselesaikan pada waktunya. Sebaliknya islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar mengulur waktu jika berhubungan dengan keinginan untuk melakukan kejahatan dan maksiyat. Maka pantaslah apa yang dikatakan oleh pepatah inggris “ What can you do today don’t waith tomorrow = apa yang dapat kau lakukan hari ini jangan lah ditunggu sampai besok “. 7. JANGAN JADIKAN TANGAN DI BAWAH Islam sangat mengajurkan kepada umatnya untuk bekerja, berusaha dengan usahanya sendiri walaupun mendapatkan hasil yang kurang dari harapan karena Allah tidak melihat hasil dari apa yang dikerjakan,namun yang dilihat dalah proses dalam mengerjakan. Termasuk dalam hal ini adalah urusan ibadah. Yaitu amal ibadah yang dikerjakan oleh setiap orang demi mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Seekor semut bisa menjadi ibroh di dalam kehidupan manusia. Binatang ini bekerja demi mendapatkan makanan walaupun mereka melakukannya dengan berkelompok.
Semuanya
bekerja dan tidak ada satupun dari makhluk ini yang menganggur. Itu tiada lain dilakukan demi memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan bersama. Koloni semut juga tidak mengharapkan belas kasihan dari makhluk lain untuk bisa hidup. Bekerja sama sudah menjadi ciri dari yang namanya semut di dalam kehidupan. Begitulah hendaknya dengan manusia, semakin besar kerja yang dilakukan demi memenuhi kebutuhan anak istri tentu akan diganti keringatnya oleh Allah dengan pahala yang terbaik karena islam tidak mengajarkan budaya meminta- minta. Kebiasaan meminta- minta sungguh bukan merupakan ajaran islam karena menurut islam meminta- minta itu bagian dari menjatuhkan derajatnya di mata manusia apalagi di mata Alllah, kecuali orang yang meminta karena terpakasa untuk kemaslahatan umat dengan tidak melanggar rambu- rambu agama. Betapa banyak orang cacat, ternyata mereka mampu bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun orang lain memandang sebelah mata, sindiran dan cibiran, namun mereka memiliki mental baja yang membuatnya semakin naik daun menuju pintu kesuksesan. Sebaliknya berapa banyak orang yang Allah berikan kesempurnaan tubuh namun tidak menghasilkan prestasi, tidak bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya bahkan hidupnya sangat bertumpu dari orang lain . Hidupnya sangat bergantung dari orang lain. Sehingga benarlah apa yang dikatakan Rasulullah SAW “ al yadul ‘ulya, khirum min yadis sufla = tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah “.
144
8. RUMAHKU SURGAKU Rumah merupakan tempat untuk berkumpulnya anggota keluarga. Di dalamnya terdapat seorang suami, istri, dan anak- anak. Di samping sebagai tempat istirahat dan berkumpul, ternyata rumah juga memiliki peran strategis yaitu sebagai tempat berkomunikasi sesama anggota keluarga, bahkan yang paling penting adalah di dalam rumah juga tempat untuk membina karakter seluruh anggota keluarga. Itulah mengapa dikatakan bahwa di rumah pula pendidikan pertama berawal. Sejatinya, rumah adalah tempat yang paling nyaman dan damai untuk berkumpulnya anggota keluarga. Di dalamnya pula terdapat penanaman nilai- nila islam dari orang tua kepada anak- anaknya. Dengan keteladanan orang tua, diaharapkan terciptanya suasana yang saling menghargai dan saling tolong- menolong. Keteladanan ini perlu, sebab tanpanya anggota keluarga akan bubar, karena mesing- masing sudah tidak mau lagi untuk mengikuti aturan yang ditetapkan oleh keluarga. Suasana yang aman, penuh kasih sayang tentunya merupakan keadaan yang diidamkan oleh semua anggota keluarga. Keadaan tersebut tentu bisa tercipta jika masing-masing menyadari posisinya di tengah keluarga. Orang tua menjadi contoh teladan yang baik bagi anakanaknya. Anakpun selalu menghormati dan berbakti kepada orang tuanya. Di dalamnya tertanam nilai- nilai islam yang menjadi pondasi dasar si anak di dalam menghadapi kehidupan. Jika kondisi tersebut
dapat dilakukan maka yang terjadi adalah baiti jannati, yaitu
rumahku,surgaku. Pada masa Rasulullah, dakwah dilakukan dari rumah ke rumah yaitu di rumah Arqom bin Abil Arqom karena pada waktu itu memang ada kekhawatiran Rosulullah jika sampai diketahui oleh kafir quraisy. Kekhawatiran itu sangat beralasan, mengingat bahwa orang kafir quraisy sudah tidak segan-segan untuk membunuh para sahabat. 9. ANAKMU BUKAN ANAKMU Kehadiran anak di dalam sebuah keluarga merupakan kabar gembira bagi orang tua. Walaupun seringkali di banyak keluarga anak merupakan musuh bagi kedua orang tuanya. Jika anak yang dilahirkan, diberikan pendidikan yang baik berupa akhlak dan keteladanan tentunya mereka akan tumbuh menjadi anak yang sholeh dan enak di pandang mata. Kehadiran mereka akan menjadikan suasana rumah berubah. Walaupun rumahnya kecil, dan memiliki anggota keluarga yang banyak, namun yang paling penting dari semua itu adalah ketenangan. Namun perjalanan keluarga idaman tidaklah berjalan dengan mulus seperti yang diharapkan. Orang tua hanya bisa berharap bahwa ingin mendapatkan anak- anak yang sholeh. Namun tak disangka ternyata orang tua telah kehilangan keteladanan, akibat dari kurangnya perhatian kepada anak- anaknya sehingga mereka lebih kenal dan manja dengan orang lain dari orang tuanya sendiri. Mereka hadir di dalam sebuah keluarga, namun jiwanya tidak lagi di rumah, akan tetapi di luar, bioskop, bahkan sampai diskotik. Sejak kecil diberikan susu terbaik bahkan segala nutrisi, namun ketika dewasa yang mereka minum dan hisap adalah sabu- sabu dan yang sejenisnya. Karena bagi mereka rumah bukan lagi tempat yang indah untuk
145
bercengkrama namun bagaikan neraka. Hilanglah semua harapan karena segala keinginan tidak mungkin lagi bisa terwujud. Yang ada hanyalah penyesalan akibat kelalaian yang telah dilakukan. Ternyata anak kita tidak menjadi seperti harapan kita, namun ia telah menjadi seperti orang lain. Artinya bahwa jasadnya mirip dengankita, namun jiwanya telah keropos tanpa ada isinya. 10. BELAJAR DARI ORANG LAIN Manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia merupakan makhluk yang lemah. Oleh karena itu, butuh yang namanya interaksi dan kerja sama dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, saling ketergantungan itu sangat dibutuhkan karena bisa jadi kekurangan yang dimiliki tertutupi oleh orang lain, sebaliknya kelebihan yang dimiliki dapat menutup kekurangan orang lain. Salah satu pengaruh tersebut berupa motivasi untuk belajar dari orang lain. Orang lain tersebut bisa berupa keluarga, teman bahkan saudara. Sesungguhnya, orang lain bisa menjadi motivasi di dalam mempengaruhi jiwa kita yang sedang galau dan sakit. Memberi semangat ketika kita jatuh. Orang lain juga akan menjadi embun penyejuk ketika udara terasa panas. Teman yang baik akan memberikan semangat hidup kita kembali pulih. 11. BERILAH KEHANGATAN Suatu hari seorang ibu berjalan-jalan bersama dengan anaknya. Sedang asyik berbicara, tiba-tiba mata sang anak tertuju kepada seekor kura- kura,” Ibu , lihat di sana ada seekor kurakura”, kata sang anak. Kemudian sang anak melanjutkan pembicaraan dengan mengatakan mengapa kepalanya masuk ke dalam ya bu ?. Bagaimana kalau kita pukul atau lempar sehingga kepalanya akan keluar dan dia akan berjalan kembali. Lalu sang ibu mengatakan : “ Anakku, mungkin kura- kura itu malu. Namun jika ingin membangunkan bukan dengan memukul atau melempar, akan tetapi mengelusnya dengan penuh kehangatan “ jawab sang ibu. Seekor kura- kura telah memberikan spirit di dalam hidup kita. Ia bukan hanya seekor binatang, namun sekaligus memberikan ibroh dalam hidup ini. Kehadirannya sangat menarik untuk menjadi perhatian karena memang kura- kura adalah lambang kehangatan. Hari ini, sering kali kita merasakan suasana yang sangat gersang. Walau matahari tak sejengkal kepala, walau tsunami tak sampai ke dalam dada. Kekerasan biasanya selalu membawa kepada dendam sehingga
akhirnya
akan
menyebabkan
perkelahian,
pertikaian
bahkan
sampai
kepada
pembunuhan. Apa jadinya jika dakwah Rasulullah dahulu dilakukan dengan cara kekerasan, mungkin tidak ada manusia yang ingin masuk ke dalam agama islam. Keengganan itu sangat beralasan karena kekerasan sangat bertolak belakang dengan naluri manusia dan sangat tidak disukai oleh siapapun. Namun yang dilakukan sebaliknya adalah dakwah Rosulullah penuh kebijaksanaan dan kehangatan sehingga manusia berbondong- bondong masuk ke dalam agama islam.
146
[ Artinya : apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat, QS AnNashr : 1-3] 12. PERSENTASE SEDEKAH Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepada umatnya untuk rajin menunaikan sedekah, berinfaq, berzakat dan berwaqaf, karena akan memberikan begitu banyak manfaat seperti ketenangan jiwa, dan bertambahnya rizki dari Allah. Di samping itu hikmahnya juga sebagai pemerataan rizki bagi orang yang tidak mampu. Begitu pentingnya sehingga untuk bersedekah tidak harus menunggu sampai
menjadi orang kaya.
Besar kecilnya harta yang diberikan
bukanlah ukuran, kecuali zakat yang memang sudah diatur nisab dan waktunya. Selayaknya sedekah itu berdasarkan persentase, misalnya si kaya memiliki harta Rp 50 juta sementara orang yang kelas menengah memiliki harta Rp 5 juta dan orang biasa memilki harta Rp 500 ribu. Jika si kaya memberikan lima ratus ribu berarti dia memberikan sebesar 1 %, jika si kelas menengah memberikan lima ratus ribu berarti ia telah bersedekah sebesar 10 % , namun jika yang memiliki uang lima ratus ribu memberikan sedekah sebesar seratus ribu berarti ia telah bersedekah sebesar 20 % . dari persentase yang diberikan ternyata yang lebih baik adalah orang yang biasa, karena ia telah bersedekah dalam kondisi susah, dan sempit asalkan pemberian yang dilakukan secara ikhlas. Pernah suatu hari Umar bin Khattab ingin berlomba masalah infaq dengan Abu bakar Shiddiq . Pada waktu itu Umar menyumbang 50 % dari seluruh hartanya. Namun alangkah terkejutnya beliau, ternyata Abu Bakar Siddiq telah menyumbangkan seluruh harta yang ada padanya yang berarti 100 % . Begitulah kecintaan dan semangat berfastabiqul khairat para salafus shalih dahulu. Mereka berlomba- lomba untuk membesarkan dan meninggikan agama islam yang tercinta ini. 13. MULIAKAN HIDUP DENGAN BEKERJA Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berkarya karena dengan berkarya dirinya akan dihargai tidak hanya oleh Allah namun juga manusia. Sebaliknya Allah sangat membenci kepada orang yang menjadi beban masyarakat bahkan hidupnya sangat bergantung dari orang lain. Sikap dan sifat seperti ini sungguh sangat jauh dari nilai- nilai islam. Ibarat peribahasa : “ Tidak kan mungkin emas jatuh dari langit “ . ini memberikan motivasi kepada kita bahwa sesuatu itu memang harus diraih dan dicapai dengan berkarya dan terus berkarya. Bagi seorang muslim karya terbaik yang bisa diraih adalah dengan bekerja, dan belajar.
147
Kita tidak ingin memiliki jiwa dan hati yang pengecut, menyebabkan diri ini menjadi pecundang. Namun kita juga masih bisa berharap bahwa kesuksesan dan keberhasilan seorang di dalam hidup ini sangat bergantung dari sejauh mana telah mempersiapkan diri dengan berkarya. Kita juga tidak ingin seperti burung manyar yang membuat rumah dari zaman siti hawa sampai ke siti nurkhaliza saat ini sarangnya tetap sama dan tidak berubah- ubah.. Biasanya karya itu diraih pada waktu muda karena pada usia tersebut manusia memiliki jiwa yang mantap di dalam berkarya. Jika usia telah senja, mata sudah rabun, kaki sudah gemetar atau lumpuh, pendengaran sudah berkurang, maka sudah pasti tidak akan sanggup untuk meraih prestasi yang berilyan. 14. KEKUATAN DO’A Dikisahkan dalam hadits, bahwa suatu hari terdapat 3 orang pemuda yang berada di dalam gua, namun entah kenapa tiba- tiba pintu gua tertutup sehingga mereka tidak bisa keluar. Akhirnya satu persatu di antara mereka berdo’a dengan sungguh- sungguh, meminta agar pintu gua dibukakan. Pemuda 1 Ya Allah, sesungguhnya aku memiliki keluarga dan orang tua yang tinggal bersama denganku. Suatu hari seperti biasa aku sering memberikan susu kepada orang tuaku sebelum keluargaku, namun pada waktu itu mereka tertidur sehingga aku harus menunggu mereka bangun walaupun pada waktu itu anak- anakku menangis minta susu namun tidak kuberikan. Ya Allah, jika ini kulakukan karena sebagai pengabdianku kepada orang tuaku maka bukalah pintu gua itu ,......Lalu pintu gua itupun terbuka sedikit. Pemuda ke 2 Ya Allah sesungguhnya aku pernah mengajak seorang wanita untuk bersetubuh, namun pada saat akan mulai, dia mengingatkanku bahwasanya berbuat seperti itu tidak dibenarkan di dalam agama. Sehingga aku tidak jadi melakukan perbuatan tersebut. Ya Allah jika kulakukan itu karena kecintaanku dan ketakutanku kepadaMu maka bukakanlah pintu gua itu ....Lalu pintu gua itu pun terbuka. Pemuda 3 Ya Allah , sesungguhnya aku seorang pengusaha, mempekerjakan para karyawan. Suatu hari seorang karyawanku tidak mengambil gajinya. Akhirnya kugunakan uang tadi untuk bisnisku membeli dan membesarkan kambing. Akhirnya kambing tersebut beranak pinak, dan suatu hari karyawanku kembali untuk mengambil gajinya, lalu seluruh uang yang telah menjadi kambing kuserahkan kepadanya. Ya Allah jika ini kulakukan karena keikhlasanku kepada Mu maka bukakanlah pintu gua itu . Dan akhirnya pintu gua terbuka seluruhnya. Kisah di atas telah mengajarkan kepada kita bahwa ternyata do’a itu akan diijabah oleh Allah asalkan dilakukan penuh dengan kesungguhan dan keikhlasan. Saat ini kita berada di akhir zaman. Tentu kita tidak akan bisa berjumpa dengan mereka kembali, namun sesungguhnya semangat itu tetap ada bagi siapa saja yang ingin mengikutinya Zaman tidak akan kembali lagi dan tidak akan ditemukan.. Namun kita bisa menemukan dan
148
mendapati dalam episode yang lain, dalam dimensi dan ruang waktu yang berbeda. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk bisa mendapatkan kesempatan doa yang diijabah oleh Allah. Kisah di atas tidak hanya menjadi media pelajaran yang terbaik bagi kita namun juga menjadi i’tibar yang penuh dengan ibroh, Jika kita mau maka Allah pasti akan menjadikan orang orang seperti itu hadir walau zaman dan tempat yang berbeda. 15. AJARI AKU BERTOBAT Setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan kesalahan itu akan membawa konsekuensi dosa. Sebaik- baik orang yang bersalah tentunya harus segera untuk bertaubat. Sesungguhnya taubat itu akan membawa kepada ketenangan bagi pelakunya. Walaupun kita tidak tahu apakah Allah menerima taubat atau tidak, namun disana ternyata ada usaha bahwa kita telah bermohon agar Allah menerima taubat yang telah dilakukan. Karena kita tahu bahwa Allah sangat senang dan menyukai orang yang bertaubat .
[ Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri, QS Al-baqoroh(2) : 222 ] Sebesar apapun dosa yang telah dilakukan, Allah masih menerima kita. Ini menunjukkan rahmat dan kasih sayang-NYA. Dosa itu bagaikan debu yang bertebaran menutupi kaca. Jika debu dibiarkan maka kaca akan berkarat dan akhirnya tidak terlihat sebening seperti sediakala. Namun jika kaca itu di bersihkan setiap saat, maka ia akan bersih seperti sedia kala. Begitulah ibarat dosa, jika dibiarkan maka ia tidak akan hilang dan anehnya bisa jadi akan bertambah atas perbuatan jelek yang terus dilakukan. Namun jika kita telah mohon ampun dengan bertaubat sebenar- benarnya taubatan nasuha
[ Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya), QS At- tahrim( 66 ) : 8 ] Sejatinya setiap manusia pernah melakukan kesalahan, oleh karena itu diperlukan yang namanya bertaubat, sehingga dosa yang pernah ada tidak akan bertambah. Sebab sekecil apapun dosa , jika ditumpuk- tumpuk maka ia akan menjadi besar.
16. JANGAN TINGGALKAN AKU
149
Allah pasti menolong hamba-NYA yang berusaha menolong agama Islam.
[ Artinya : Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. QS Muhammad (47) : 7 ] Itulah janji Allah yang pasti adanya, sebab DIA tidak pernah berbohong dan menyalahi janji. Selagi terus melaksanakan segala perintahNYA, maka tidak ada rasa khawatir bahwa Allah akan meningggalkan kita. Begitu juga dengan kesendirian, karena sesungguhnya kesendirian itu tidak sampai menyebabkan kita harus takut. Jika perbuatan yang dilakukan itu benar, pasti Allah akan menolong. Kesendirian juga tidak harus menyebabkan kita lemah, karena Allah bersama kita. Bukankah kita bisa belajar dari kesendirian
bibit kacang yang ditutupi tanah di dalam
lubang yang gelap. Bibit kacang juga hanya bisa keluar melalui batangnya yang menjulur ke permukaan tanah setelah beberapa hari untuk mencari kehidupan dan sebagai pertanda bahwa kehidupan yang baru sudah akan dimulai. Jadi jangan takut sendiri karena bisa jadi sendiri itu sangat dibutuhkan untuk kontemplasi( muhasabah ) , introsfeksi diri, bahkan Rasullullah pun pernah hidup menyendiri ketika diawal- awalnya menerima wahyu dari Allah SWT. Tentun tidak semua kesendirian menyedihkan, oleh karena itu gunakan kesendirian itu untuk membuat karya besar dalam hidup ini. Bukankah Hamka mampu menulis tafsir Al- azhar ketika ia sendiri di dalam tahanan yang sangat kecil, dan ide- ide besar itu ia tuangkan menjadi karya monumental. Kesendirian itu juga akan kita hadapi ketika berada di dalam kubur, walaupun bagi orang yang beriman akan ditemani dengan yang namanya amal. 17. KELUARGA BENTENG PERTAHANAN Keluarga adalah bagian terkecil dari suatu masyarakat. Dari keluarga itu pula akan terbentuk suatu bangsa. Di dalam keluarga terdapat nilai- nilai yang harus dihormati dan dijaga agar bisa bertahan. Jika setiap keluarga memiliki ketangguhan maka dapat dipastikan akan memiliki negara yang tangguh pula. Sebaliknya jika pertahanan keluarga sangat lemah maka dapat dipastikan pula negara tersebut akan rapuh dan hancur. Sebuah
keluarga
tentunya
sangat
diperankan
oleh
tokoh-
tokoh
yang
sangat
berpengaruh. Misalnya seorang bapak, ibu dan anggota keluarga. Peranan bapak tidak diragukan lagi karena dialah yang mengajarkan apa artinya kehidupan.
Ia bentuk anak- anaknya agar
tegar dalam menghadapi dan menjalani hidup. Sebagai kepala keluarga, ia pergi pagi pulang petang adalah pekerjaaan rutin yang setiap hari digeluti demi memenuhi kebutuhan keluarga. Lain halnya dengan sang ibu, setiap hari selalu ada di rumah, dialah yang menemani si buah hati, yang membimbing mereka agar tetap di dalam aturan dan norma agama, keluarga dan masyarakat. Di dalam kasih sayangnyalah terbentuk anak- anak yang tumbuh dengan baik, memiliki ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Dididik anak- anaknya dengan penuh kelembutan bagaikan
150
lembutnya salju dan dia peluk anak- anaknya bagaikan sejuknya embun pagi, tentunya dengan tetap selalu mengajarkan agama kepada sang anak. Kondisi dan suasana seperti ini sangatlah dibutuhkan demi ketahanan dan keutuhan suatu keluarga. Sesungguhnya keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak- anak di dalam mengenyam pendidikan, akhlak dan moral. Maka pantas jika Allah ingatkan dalam al-qur’an bahwa hendaklah kita memelihara diri dan keluarga dari api neraka( QS 66 :6 )
[ Artinya :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan, QS At-tahrim(66) : 6 ] Tentunya keadaan seperti ini tidak semua ikut merasakan karena di luar sana masih banyak keluarga yang broken- home, antara istri dan suami sulit untuk bersatu, masing- masing memiliki cara hidupnya bahkan tidak jarang anak- anaknya yang menjadi sasaran kemarahan kedua orang tuanya. Akibatnya anak mencari perlindungan dan suasana yang lain dari rumahnya. Kondisi ini diperparah dengan tidak mau tahu dengan aturan agama, sehingga bukan tidak mungkin di dalam suatu keluarga memiliki keyakinan yang berbeda. Inilah fenomena yang ada sampai hari ini. Ternyata keluarga butuh kekutan dan pertahanan yang kokoh, antara suami dan istri perlu mengingat kembali mitsaqon gholizhon = perjanjian yang kuat utnuk mempertahankan keutuhannya. Seharusnya baiti jannati = rumahku syurgaku bagian terpenting yang harus dijaga. Undang- undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 pasal 1 mengatakan bahwa : perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhanan Yang Maha Esa. Benarlah apa yang dikatakan banyak orang bahwa sesungguhnya dari keluargalah pendidikan dan nilai- nilai moral itu berawal. Jika keluarga sudah kuat dan kokoh maka akan kokohlah pertahanan suatu masyarakat. Dan pada akhirnya akan kuatlah suatu negara. Sebaliknya jika suatu keluarga yang menjadi pondasi dasar tempat membina dan tempat pertumbuhan anak lemah maka bisa dipastikan negara pun akan turut mengalami kehancuran, baik dekadensi moral maupun kerusakan lainnya.Ibarat tonggak kayu yang terhunjam ke dasar lautan, walaupun derasnya ombak dan kuatnya badai namun tonggak tadi tetap kokoh, demikianlah hendaknya pertahanan keluarga kita.
18. FILOSOFIS MARAH
151
“La taghdhob walakal jannah = jangan marah dan bagimu surga”. Demikian sebaris pesan dari Rasulullah SAW 14 abad yang silam ketika ia memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada para sahabatnya. Statemen ini amat singkat, namun mengandung pesan moral yang amat sangat tinggi nilainya yaitu hendaklah menahan marah, tentu balasannya akan mendapatkan surga. Sepintas jika dimaknai secara tekstual hadits tersebut memiliki arti “ Jangan marah jika ingin mendapatkan syurga. Saat ini, marah seolah- olah sudah seperti membudaya dan menjadi pembenaran. Begitu banyak orang yang marah hanya karena masalah sepele. Seorang pimpinan karena gagal dalam memenangkan tender perusahaan terpaksa melampiaskan kekalahan dan kekesalannya dengan memarahi anak buahnya. Begitu juga seorang supir angkot yang harus marah kepada pedagang buah yang menutupi jalan sehingga menjadi macet, seorang harus marah karena sepatu barunya terinjak orang lain walaupun tanpa sengaja, dan semua bidang kehidupan tak lepas dari imbas kemarahan. Sepertinya tidak ada jalan damai atas kesalahan yang ada. Senyum lawan dari marah. Namun senyum sangat jauh berbeda dengan marah. Keduanya bagaikan langit dan bumi. Dengan senyum akan memecahkan masalah, sebaliknya marah akan mempertajam masalah. Sesungguhnya senyum bagian dari solusi yang ada dalam menghadapi krisis saat ini. sebaliknya marah akan begitu banyak mendatangkan berbagai macam penyakit dan berakibat fatal jika tidak dinetralisir . Namun sesungguhnya hadits tersebut memiliki makna yang tersirat jika dipahami secara kontekstual yaitu : a.
Secara filosofis, Marah itu sesungguhnya berasal dari syaithan, karena ketika marah
wajah dan tubuh jadi tegang dan merah bagaikan api yang membakar, sehingga untuk memadamkannya haruslah dengan air. Oleh karena itu wudhu’ adalah ajaran Rasulullah SAW yang perlu dilakukan ketika menghadapi marah. b.
Rasulullah SAW
berpesan kepada umatnya bahwa hendaklah mengubah posisi ketika
sedang marah, seperti berdiri menjadi duduk, dan berbaring. Karena dengan demikian akan mengurangi terjadinya bahaya yang lebih besar. Perubahan posisi itu memungkinkan untuk berubah dari marah menjadi tidak marah. 19. SEDIHNYA JADI PEPAYA Pepaya merupakan buah yang sering dijadikan untuk rujak ketika masih mengkal, cuci mulut ketika sudah tua bahkan untuk sayuran ketika masih muda. Pokoknya banyak sekali kegunaan pepaya dalam kehidupan kita. Buahnya berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi kuning ketika tua, menunjukkan sebuah proses pendewasaan. Namun yang lebih penting adalah pepaya memiliki filosopis yaitu : setiap orang yang ingin membelinya selalu didahului dengan memijit, bahkan mencium, dan kalau sudah yakin akan dibeli. Jika kulitnya masih keras atau buahnya terlalu lembek maka pembeli tidak akan tertarik untuk membelinya. Pembeli hanya mau membeli pepaya yang benar- benar masak. Kalau begitu, malang benar nasib si pepaya. Bagaikan peribahasa “ sudah jatuh tertimpa tangga pula”.
152
Jika kita sering mencermati, sesungguhnya tamsilan ini seperti
seorang wanita yang
sering dipegang oleh laki-laki, diraba- raba, dicium, dan siapa saja bebas untuk memeluknya, bahkan sampai menidurinya walaupun bukan muhrim dan terjalin dalam ikatan suami istri. Bahkan di kota- kota besar budaya seperti ini sudah seperti hal yang biasa dan bukan tabu lagi. Pantaslah hasil survey yang pernah dilakukan terhadap para pelajar di beberapa daerah tentang tingkat ketidakperawanan menunjukkan angka yang mencengangkan di atas 60 % . Hari ini, banyak orang tua yang lalai dalam mendidik anak- anaknya, khususnya wanita. Anak tidak diajarkan tentang apa artinya muhrim, manfaat hijab bahkan etika dalam agama. Orang tua hanya sibuk mencari uang untuk membesarkan sang anak, namun mereka lupa memberikan pendidikan terbaik untuk anak- anaknya. Mereka bangun rumah yang besar dan mewah, namun mereka lupa mencarikan rumah untuk menanamkan nilai- nilai aqidah yang baik. Mereka sekolahkan sibuah hati di sekolah yang bonafit dan favorit, namun mereka lupa mensekolahkan anaknya untuk mengkaji agama. Sesungguhnya orang tua mempunyai kewajiban untuk mencarikan lingkungan yang baik buat pertumbuhan mental si anak, orang tua juga harus mendidik dan membiasakan norma agama kepada anak gadisnya. Pendidikan aqidah, akhlak, dan keislaman sungguh merupakan sesuatu yang sangat urgen sebagai bekal mereka di dalam menjalani hidup ini agar nantinya tidak tersesat. 20. CINTA IBU SEPANJANG MASA Ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup ini. Semenjak berada di dalam kandungan bahkan sampai saat ini tentunya tak terbilang pengorbanan yang telah diberikan. Ia mencintai anaknya dengan sepenuh hati. Tidak pernah dendam apalagi sakit hati. Kasih sayangnya tiada duanya. Dibesarkan sehingga menjadi anak yang tumbuh sehat, kuat dan beradab. Ia juga merawat
dengan penuh kesabaran, bagaikan kesabaran rembulan yang
menyinari bumi di tengah malam yang gelap. Namun begitu, tidak boleh mensepelekan apa yang telah dilakukan oleh bapak. Dia juga telah berusaha dan bekerja keras di dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Terik panas dan hujan deras dilakoninya hidup ini demi menghidupi anak dan istri. Dia ikhlas dan rela mengganti keringat dengan uang hanya mengharapkan anaknya tumbuh menjadi dewasa, menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan mengabdi kepada Allah SWT. Walaupun setiap pekerjaan yang dilakukan nyawa taruhannya, namun tetap dilakukan hanya untuk si buah hati. Sungguh besar jasa dan pengorbanan mereka. Sungguh benar- benar anak durhaka, jika air susu dibalas dengan air tuba. Ibu adalah orang yang dilahirkan ke bumi untuk mengajarkan apa artinya hidup. Dia telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagaimana bisa tegar dalam menghadapi kesulitan. Jasa- jasanya tidak akan bisa terbalas, karena dilakukan tanpa pamrih, dan sangat perhatian. Jika sakit maka dialah yang sering menunggui dan turut serta merasakan kesedihan. Jika menangis, maka dialah yang pertama untuk memberikan ketenangan, jika si anak belum makan, maka dialah yang pertama tidak makan dan mensuapi makanannya hanya demi si buah hati tercinta. Lantas, apakah kita pernah
153
berpikir untuk melakukan yang sama di saat mereka sudah tua, sakit, menangis atau butuh perhatian ? Jawabannya tentunya ada pada masing- masing dari kita. Pantas jika Rasul pernah berpesan bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Oleh karena itu sejatinya manusia harus mengambil kesempatan untuk bisa berbakti kepadanya selagi masih ada waktu dan masih hidup. Menghargai orang tua khususnya ibu , bukan berarti dengan memberikan harta, ataupun pakaian, namun yang paling penting dari itu adalah perhatian yang mendalam dan sayangi mereka seperti mereka dahulu menyayangi karena ketika mereka sudah tua maka sifat dan bawaannya sungguh seperti ketika masih kecil. Itulah mengapa kita harus bersabar dan jangan melukai perasaanya sehingga ia akan sedih. 21. WASPADA DENGAN PAHAM BARU Saat ini banyak sekali paham dan pemikiran sesat yang menyimpang di tengah masyarakat baik dialami secara langsung maupun didapat melalui media cetak, media elektronik bahkan dunia maya sebagai media yang sangat massif di dalam menyampaikan segala informasi yang dicari termasuk juga paham sepilis . Paham ini banyak sekali digandrungi oleh anak- anak muda yang pernah belajar di negara barat seperti Amerika, Belanda, Kanada,
dan beberapa
negara lainnya. Dakwah mereka lebih banyak melalui tulisan dengan bahasa sok bergaya ilmiyah, objektif , independent dan bersembunyi dibalik kebebasan berekspresi. Mereka berupaya untuk menghujat, menggugat, dan mengkaburkan ajaran- ajaran islam yang telah bersemi di dalam dada umat muslim yang telah baku selama ini, seperti pembagian hak waris 2 : 1 untuk laki- laki dan perempuan tidak adil, perlu peninjauan kembali terhadap fatwa haramnya nikah beda agama , imam sholat yang hanya di monopoli oleh pihak laki- laki , kesetaraan gender yang kebablasan, nikah sesama jenis, dan masih banyak lagi isu aktual yang mereka lontarkan sebagai produk
lalu dibungkus dengan cover yang sangat bagus
sehingga
laku terjual laris seperti kacang goreng . Tanpa disadari, pemikiran mereka telah masuk ke dalam sendi kehidupan keluarga muslim. Berbekal tokoh - tokoh barat yang mereka jadikan panutan sebagai rujukan berpikirnya dan membuang serta menghujat nabi dan para sahabat, mereka berupaya menghancurkan keyakinan umat islam khusunya para pemuda melalui ghazwul fikri ( perang pemikiran ). 22. NILAI DARI SEBUAH KEJUJURAN Kejujuran sesungguhnya merupakan modal utama di dalam membangun kepercayaan kepada orang lain. Orang yang jujur tentunya akan memiliki jaringan yang luas karena dia telah berusaha untuk membentuk suatu network jangka panjang. Orang jujur itu bagaikan buah kurma, dimana kulit luar dan dalamnya berwarna sama. Jika dilihat dari luar maupun dalam akan terasa sama manisnya. Begitu juga dengan bangsa kita. Saat ini, telah mengalami yang namanya krisis integritas ( kejujuran ). Bantuan yang seharusnya disalurkan untuk rakyat, ternyata raib ditelan oleh segelintir wakil rakyat yang sangat rakus dan tamak. Pejabat negara
154
berlomba- lomba dengan harta kekayaan, tak penting baginya apakah didapat dari hasil korupsi atau bukan. Sumber daya alam kita melimpah ruah, ternyata hanya dikuasai oleh segelintir orang yang tidak memiliki kejujuran. Sungguh sedih hidup di negeri yang kata orang sebagai tanah surga, karena tongkat kayu dan batu jika dilempar saja akan hidup menjadi tanaman. Bagaikan sebuah pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Padahal dulu, Rasulullah SAW telah meyakinkan orang quraisy hanya dengan kejujuran ( al- amin). Dari sahabat sampai para musuh, dari anak- anak sampai orang tua, dari pejabat tinggi sampai rakyat jelata, semua mengakui akan kejujuran Nabi kita Muhammad SAW dari semenjak anak- anak sebelum diangkat menjadi rasul sampai ia wafat. Mereka tidak segan mengakui kejujuran yang terdapat pada diri Rasulullah SAW. Sampai- sampai ketika akan meletakkan batu hajar aswad pun para pembesar quraisy minta bantuan kepada Muhammad SAW. Suatu hari Umar bin Khattab ingin menguji seorang anak pengembala kambing tentang integritas dan loyalitas kepada majikannya. Umar mengatakan kepadanya agar menjual seekor kambing milik majikannya. Agar tidak diketahui oleh si pemilik, maka Umar mengatakan kepadanya bahwa kambingnya telah hilang dimakan serigala. Namun sang anak menjawab dengan polosnya, bahwa perbuatan tersebut walaupun tidak diketahui oleh siapa saja, namun Allah pasti melihatnya. Hari ini, terasa amat langka mencari anak seperti itu. Kalaupun ada tentu amat sulit mendapatkannya. Apalagi di zaman yang penuh dengan kebutuhan, penuh dengan krisis multidimensi. Namun bukan berarti tidak ada lagi yang jujur di negri jamrud khatulistiwa ini. Oleh karena itu perlulah kita meneladani kembali kejujuran yang pernah dicontohkan Rasulullah dan sahabat. 23. HAK DAN KEWAJIBAN Tanpa disadari, kita sering menuntut kepada orang lain, pemerintah atau pimpinan untuk memenuhi segala tuntutan walaupun terkadang tidak masuk akal. Jika gaji terlambat diberikan, tunjangan tidak jadi dicairkan, jalan yang rusak tidak segera dibetulkan dan masih banyak lagi permasalahan yang sering dialami dalam kehidupan ini. Mensikapi hal di atas tentunya orang sering melakukan dengan unjuk rasa, protes sebagai tanda bahwa mereka tidak suka diberlakukan seperti itu. Walaupun yang dilakukan itu sesungguhnya adalah bagian dari hak kita. Walaupun terkadang itu adalah atas kesalahan yang pernah dilakukan. Sesungguhnya, jika kewajiban itu telah ditunaikan, tugas sudah dikerjakan dengan baik, maka Rasulullah SAW pernah mengatakan dalam sabdanya :” bayarlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering”. Sejatinya ini adalah hak yang harus didapatkan. Dan tidak ada alasan bagi pimpinan untuk menahan ataupun menagguhkan, karena perbuatan tersebut bagian dari kezholiman. Namun, alangkah naifnya jika hanya menuntut banyak kepada atasan, bahkan sesuatu yang tidak masuk akal pun harus dituntut, sementara kerja belum dilakukan, bahkan tidak dilaksanakan. Sejatinya “ tunaikan dulu kewajiban, baru tuntut hak”. Jangan dibalik menuntut hak dulu baru kewajiban, jadinya salah kaprah.
155
Allah saja pernah berpesan supaya orang beriman memenuhi kewajiban dulu baru menuntut hak.
[ Artinya : dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran, QS Albaqoroh(2) : 186 ].
Jadi, sebaiknya seorang pemimpin itu harus menunaikan hak orang lain tanpa harus ditunda ataupun diabaikan, karena pekerja telah menunaikan haknya. Namun tidak ada alasan juga bagi pekerja ketika hak telah diterima ternyata kerja tidak dilaksanakan. 24. HARIMAU SIRKUS Harimau adalah binatang buas yang sangat menakutkan bukan hanya bagi penghuni hutan, tetapi juga manusia. Oleh karena itu, binatang ini disebut dengan “Si raja hutan”. Namun tanpa disadari, terkadang kebuasannya bisa hilang karena telah beradaptasi dengan alam sekitar, atau karena sudah lama hidup bersama dengan manusia. Bahkan anak- anak bisa bermain dengan hewan tadi, seperti harimau yang terdapat di kebun binatang. Berdasarkan adaptasinya, sesungguhnya harimau itu ada bermacam- macam : a. Harimau yang hidup di hutan Binatang ini sungguh sangat menakutkan, apalagi sampai mengeluarkan aumnya, wah bisa berlarian seluruh penghuni hutan rimba. Karena kehebatan dan kebuasannya sampaisampai binatang ini dijuluki “ Si Raja Hutan” . Binatang ini juga tidak takut kepada siapapun, jika sudah marah binatang lain jadi sasarannya, bahkan jika didekati maka ia akan menerkam. Ia ingin bebas hidup di tengah hutan, tanpa mengikuti aturan makhluk lain. Gambaran harimau ini seperti para ulama yang tajam lisannya, konsisten sikapnya, keras dalam menghadapi kemungkaran, sehingga membuat para musuh tak berkutik, tegas dalam bertindak, membuat pejabat yang nakal takut padanya, keras dalam berprinsip, membuat para pelaku tak berani untuk mendekati untuk menyogok. Ulama seperti ini sangat langka di negeri ini karena ia menjaga integritasnya. Dalam sejarah kita pernah mebaca bagaima kerasnya Umar bin Khattab terhadap lawan demi menjaga dan membela islam. Sampai- sampai syaithan takut jika harus berjalan berpapasan dengan khalifah kedua ini. Beliau adalah pemimpin yang selalu menegakkan keadilan, dan tak butuh kekayaan ataupun jabatan karena ia tahu bahwa itu semua adalah amanah. b. Harimau di kebun binatang
156
Binatang ini tak sebebas seperti yang dialami oleh harimau hutan rimba. Aumnya pun sudah sedikit berkurang, ia tak bisa bebas untuk mencari mangsa. Hewan ini terkadang begitu patuh dan ta’at kepada pawang/ penjaganya. Harimau jenis ini, gambaran bagi ulama yang hidupnya tak seperti ulama yang pertama. Ia masih bisa kompromi dengan orang lain, katakatanya tidak setajam lagi, namun bukan berarti ia tak bisa tegas. Para musuh pun terkadang tidak memiliki rasa takut dan gentar lagi terhadapnya. c. Harimau di arena sirkus Tipe harimau jenis ini sudah menjadi jinak, ia sudah bisa bermain dengan para pengunjung, sehingga pengunjung tidak takut lagi. Bahkan para pengunjungpun berani untuk foto bersama. Ulama seperti ini sudah tidak memiliki nyali lagi, ia bahkan tidak takut lagi dengan musuh. Ia sudah berani menerima pemberian dari orang lain walaupun tidak jelas, bahkan ia lebih banyak berteman dengan orang kafir sehingga tidak ada rasa cemburunya lagi ketika agamanya diejek, dihina oleh musuhnya. Karena ia telah hidup lama dan bersama dengan mereka, bahkan kemungkaran yang jelas- jelas berada di depannya tak mampu di singkirkan. Ulama tipe ini sangat takut dengan kematian dan sangat cintanya dengan dunia. 25. BERBUAT BARU BERKATA Sesungguhnya berbuat itu lebih berkesan dari berkata, karena memang dengan berbuat akan merasakan dampaknya secara langsung. Ditambah lagi, dengan mepraktekkan secara langsung akan mendapatkan pengalaman baru, pengalaman yang belum pernah didapatkan melalui berbicara. Sejatinya, antara perkatan dengan perbuatan haruslah beriringan, karena memang kedua-duanya merupakan cara yang paling strategis untuk mengajak orang kepada jalan kebaikan. Banyak orang sukses memadukan antara keduanya sehingga hasil dari dakwah akan terasa lebih besar. Namun, untuk mensinergikan keduanya bukanlah pekerjaan mudah, karena memang perlu kesungguhan dan niat yang kuat. Selama ini kita masih menyukai banyak bicara dari pada berbuat. Padahal Allah telah mengecam itu melalui firman NYA .
[ Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan, QS As-shaf(61) : 2-3 ]
[ Artinya : mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?, QS Al- baqoroh(2) : 44 ]
157
Peringatan dan ancaman Allah sungguh keras terhadap orang yang lebih banyak bicara dari berbuat. Ibarat pepatah “ tong kosong nyaring bunyinya” ataupun “ air beriak tanda tak dalam” . begitulah pemisalan yang dibuat untuk menggambarkan keadaan dan sikap yang paling tidak disukai Allah. Inilah yang pernah diungkapkan oleh Buya Syafi’i Ma’arif : “Tak selaras antara kata dan laku “. Oleh karena itu banyaklah berbuat terhadap apa yang kita ketahui, karena memang islam butuh yang namanya kerja, berjuang dan aamal sholeh dalam hidup bukan sebaliknya hanya bicara. 26. BUAH DARI KEBERANIAN “Sifat pemberani”, sesungguhnya merupakan bagian dari ajaran islam. Tentunya berani yang dimaksud adalah dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Karena jika sikap tersebut telah hilang dari hati umat islam, kemungkaran akan merajalela, kebathilan akan menjadi alat penguasa untuk berbuat angkara murka. Akibatnya kebenaran akan sirna bahkan kebathilan yang akan berkuasa sehingga musuh akan mudah menzholimi dan menganiaya umat islam. Jika sifat ini dimiliki oleh seorang penakut maka ia akan menjadi pemberani. Jika keberanian itu dimiliki oleh seorang ulama, ustadz maupun mubaligh, maka dia akan mempengaruhi para pejabat melalui dakwahnya. Ia tidak pernah takut untuk menyampaikan kebenaran walaupun dihadapan penguasa.
Begitu juga jika keberanian itu dimiliki seorang
pemimpin maka ia akan berani menegakkan keadilan, bahkan
mampu menjadi contoh bagi
rakyatnya terhadap perubahan yang dilakukan. Keberanian juga yang menghantarkan Bilal bin Rabbah untuk menjumpai Rasulullah SAW sehingga masuk ke dalam agama islam. Keberanian pula yang membuat Nabi Ibrahim as mengajak ayahnya dan Raja Abrahah yang zholim untuk menentang dan meninggalkan penyembahan kepada berhala serta meletakkan kapak di atas kepala patung berhala. Keberanian pulalah yang membawa pemuda Ashabul Kahfi meninggalkan kampung halamannya demi mencari kebenaran yang hakiki dan mempertahankan aqidah mereka.
158
BAB XI INDAHNYA HIDUP DENGAN
BERTAQWA
159
1. SETIAP KITA HARUS BERDAKWAH Secara sederhana dakwah adalah mengajak orang lain untuk kembali kepada jalan kebenaran. Orang yang mengajak kepada kebenaran disebut dengan da’i., dan yang diajak disebut dengan mad’u.
Begitu pentingnya dakwah maka setiap orang dituntut untuk bisa
berdakwah. Jika dakwah sudah terhenti maka akan terhenti pulalah ajaran islam, sehingga islam tidak akan berkembang. Padahal ajaran islam itu selalu dinamis dan menyebar kepada seluruh manusia. Berdakwah bukan hanya monopoli para kiyai, ustadz atau muballigh saja, namun setiap orang muslim dituntut untuk memiliki peran dalam rangka meneruskan misi Rasul SAW untuk menebarkan rahmat di muka bumi. Jika dakwah dipahami dalam arti yang sempit yaitu berbicara dan tampil di depan podium seperti melakukan khutbah ataupun ceramah maka wajar jika sebagian besar
muslim tak akan ambil bagian terhadap dakwah ini. Namun sekali lagi
bahwa dakwah yang dimaksud adalah bagaimana setiap diri kita mencerminkan dan membumikan nilai- nilai islam sehingga akan menjadi panutan bagi orang lain. Justru dakwah seperti ini sangat menyentuh hati para mad’unya dan jauh lebih berhasil. Apa lagi di saat krisis multi dimensi saat ini, seperti krisis akhlak, krisis integritas dan masih banyak lagi yang menimpa bangsa ini. Begitu juga tindakan kekerasan seperti yang dilakukan segelintir orang yang mengatasnamakan islam dengan cara melakukan pengeboman, sehingga perlu bagi kita untuk memilih dakwah yang strategis dalam memulihkan penyakit yang menyerang bangsa ini. Dakwah yang dimaksud adalah dakwah dalam bentuk perbuatan dengan menjadi contoh teladan, seperti yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz di saat menjabat. Pada suatu hari ketika Sang Khalifah lagi duduk di ruang kerjanya, pada saat itu anaknya datang. Spontan Umar bertanya kepada anaknya: Kedatanganmu dalam urusan pribadi atau negara ? . Jika urusan pribadi maka lampu akan saya matikan, karena menggunakan uang rakyat. Namun jika urusan negara, maka lampu akan saya biarkan hidup. Begitu juga yang dilakukan dengan Umar bin Khattab, pernah suatu hari ia telah membuat garis lurus pada pesan tulang untuk disampaikan kepada gubernurnya yang dianggap telah melakukan ketidakadilan walau hanya kepada seorang kafir dzimmi. Selain dakwah keteladanan, dakwah bilmal juga merupakan dakwah yang strategi dalam islam. Hal ini telah dicontohkan oleh seorang Abu Bakar Siddiq yang menyerahkan infaq seluruh harta yang dimilikinya, sementara Umar bin Khattab hanya menyerahkan separuh dari harta kekayaannya. Begitu juga dengan dakwah bil-fikri juga telah dilakukan oleh Salman al Farisi , ketika terjadinya perang khandaq ia telah mengusulkan kepada Rasulullah SAW untuk membuat parit. Jadi, jika dakwah yang dilakukan dimaknai dalam arti luas tentunya akan memperluas lahan dakwah umat islam demi mengajak orang kepada jalan kebenaran. 2. SELIMUT MALAM Sebagian orang memandang bahwa malam merupakan waktu yang diberikan Allah untuk istirahat, sehingga haruslah dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Walaupun terkadang waktu
160
sholat subuh bisa saja tertinggal, akibat rasa kantuk yang berlebihan. Pandangan seperti ini ada benarnya juga, apalagi jika malam telah terlalu capek satu harian penuh dengan bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga dan ini merupakan bagian dari pesan agama. Sebagian yang lain memandang bahwa malam jangan terlalu banyak tidur sehingga akan hilanglah kesempatan untuk bergadang. Manfaatkan saja waktu malam untuk hura- hura dengan ngobrol kesana kemari bahkan sampai ngalor ngidul. Mereka memandang bahwa hidup ini harus dinikmati termasuk waktu malam, sehingga seluruh waktunya yang 24 jam diberikan Allah SWT habis hanya untuk bercengkrama dengan sesama teman. Sementara yang lain memandang bahwa tubuh kita memiliki hak, termasuk tidur. Sehingga waktu malam haruslah digunakan sebagai selimut, yaitu tidur. Seperti 3 orang pemuda yang melapor kepada Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa saya ingin mengimbangi amalan Rasul dengan cara sholat sepanjang malam dan tidak tidur. Pemuda yang kedua mengatakan bahwa saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka, begitu juga dengan pemuda ketiga bahwa ia ingin hidup membujang tanpa melakukan perkawinan. Ketiga pemuda tersebut lalu ditegaskan oleh Rasulullah SAW, bahwa saya seorang rasul, namun saya manusia juga , dan tubuh saya memiliki hak sehingga butuh makan, minum , juga saya butuh tidur dan juga butuh nikah. Seorang muslim memiliki perberbedaan dalam memaknai malam. Di saat malam itulah seharusnya untuk bermunajad dan berkomuniklasi dengan Allah. Di saat itu pulalah kita bangun untuk melaksanakan sholat dan berdo’a untuk diijabah. Karena memang Allah telah menegaskan itu
[ Artinya : dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji, QS al- isra’( 17) : 79 ] Pada saat malam itulah kekhusyukan akan mudah didapat karena tidak ada suara kebisingan seperti di siang hari. Di saat manusia sedang lelap tidur, maka kita bermunajat kepada ALLAH . Dan banyak peristiwa kejahatan misalnya pencurian, dan pembunuhan pada waktu malam karena takut diketahui orang lain.
Banyak orang berprestasi, sukses dalam hidupnya karena
mereka selalu bangun di tengah malam tidak hanya melaksanakan sholat qiyamul lail, namun juga memperdalam ilmu dengan belajar. Seperti yang dilakukan oleh Imam Syafii bahwa beliau membagi tiga bagian waktu di tengah malam, yaitu : 1/3 malam untuk sholat. 1/3 malam untuk belajar dan 1/3 malam untuk tidur. 3. PUASA DAN KERJA KERAS Sesungguhnya salah satu hikmah dari ibadah shiyam (puasa) yang kita lakukan adalah untuk menumbuhkan semangat beribadah dan bekerja. Jika ibadah ini dijalankan dengan serius
161
dan benar, maka akan berdampak kepada sikap optimis di dalam menghadapi dan menjalani hidup ini. Salah satu sikap itu adalah semangat untuk bekerja keras. Tidak ada seorangpun dari sahabat Rosulullah SAW semakin menurun semangatnya dalam memenuhi kebutuhan hidup ketika sedang melaksanakan ibadah puasa, bahkan yang terjadi sebaliknya adalah memiliki semangat yang menggebu-gebu dalam memperjuangkan dan meninggikan izzah islam di muka bumi. Hal ini terbukti dari kebanyakan peperangan yang pada zaman Rasulullah SAW terjadi pada bulan Ramadhan, dan peperangan yang dilakukan tentu membutuhkan spirit dan energi yang cukup besar. Semangat untuk mengamalkan ajaran islam di dalam bulan Ramadhan, jangan sampai melemahkan semangat untuk bekerja. Dengan alasan sekolah tidak meliburkan aktivitas belajar pada bulan tersebut sehingga siswa dan guru harus belajar di sekolah tentu membutuhkan energi yang banyak. Begitu juga yang dialami oleh karyawan dan para pekerja serabutan sehingga tidak berpuasa dengan dalih badan akan merasa lemas sehingga produktivitas pekerjaan akan menurun. Tentu ini adalah alasan yang beredar selama ini di tengah masyarakat. Seakan- akan kehadiran puasa menjadi momok dan tentunya akan melemahkan semangat dan energi jika tetap dilaksanakan. Sehingga dengan dalih pembenaran ibadah puasa menjadi kambing hitam untuk tidak berpuasa. Justru di bulan inilah segala amal akan dilipat gandakan melebihi dari hari biasa, diamnya seorang muslim akan menjadi tasbih, bicara kita menjadi panutan, apalagi kerja tentunya akan menjadi karya yang terbaik. 4. ALLAH MASIH BERSAMAMU Teman adalah orang yang selama ini duduk bersama bercengkrama dalam suka dan duka. Mereka juga akan selalu berada di sekitar kita. Begitu juga dengan pasangan, mereka adalah orang yang selama ini hidup bersama demi membina dan mempertahankan rumah tangga. Sejatinya juga rumah tangga itu haruslah dipertahankan agar tetap langgeng. Namun, suatu saat jika pondasi rumah tangganya lemah, maka bukan tidak mungkin pasangan akan meninggalkan kita. Oleh karena itu, hendaknya berhati- hati dalam memilih teman yaitu orang yang bisa memberikan masukan demi kebaikan, bukan teman yang hanya selalu memuji. Kata bijak pernah mengatakan : satu orang teman yang mengkritikmu demi kemajuan mu, lebih baik dari pada 1000 teman yang memuji kehebatanmu. Namun, teman yang materialitis akan pergi dengan cepat dengan meninggalkan kita dan tidak akan kembali lagi. Tentunya teman seperti ini adalah orang yang pragmatis dengan mengeruk keuntungan. Begitu juga dengan pasangan kita , bukan tidak mungkin akan meninggalkan kita. Suatu saat nanti orang yang berada di sekeliling kita dan yang paling disayangi bukan tidak mungkin akan pergi meninggalkan kita. Tentu tidak ada lagi yang akan menjadi penghibur di saat hati sedang berduka. Namun , tentunya kita tidak sendiri karena masih ada yang terus memperhatikan dan menyayagi kita yaitu cinta sejati. Ia adalah Allah SWT. Sebesar apapun dosa yang telah dilakukan, sebanyak apapun nikmat yang telah kita dustakan, tentu Allah masih tetap bersama kita, jika kita mau untuk mendekatinya. Bermohon ampun atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Jika teman bisa mengkhianati dan pasangan bisa meninggalkan,
162
namun sesungguhnya Allah tidak akan pernah meninggalkan , selagi kita berupaya untuk menggapainya dan mencintai NYA. 5. KEPUTUSAN DI TANGAN ALLAH Setiap manusia hanya bisa berencana, tentu keputusan ada di tangan Allah SWT. Karena memang, kita hanya bisa merencanakan apa yang akan dilaksanakan dan melaksanakan apa yang telah direncanakan. Terkait dengan hasil tentunya diserahkan kepada Allah. Hanya saja jika
yang
direncanakan
itu
dilakukan
dengan
persiapan
yang
matang
tentu
dalam
pelaksanaannya akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Sebaliknya persiapan yang tak siap dilakukan kebanyakan akan menghasilkan hasil yang tidak pernah memuaskan. Karena setiap keputusan itu ada di tangan Allah maka manusia hanya bisa berupaya secara maksimal. Bagaimana cara menghadapinya berarti berada di wilayah usaha manusia, namun ketika berharap keputusan yang terbaik tentunya adalah hak prerogatif Allah.
[ Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, QS ar-ra’du(13) : 11 ]
6. SEMUA PEMBERIAN ALLAH Di manapun kita berada, baik suka maupun duka haruslah kembali kepada Allah SWT. Hal ini patut disadari bahwa sesungguhnya DIA yang telah memberikan keadaan tersebut ,walau hal itu sangat bergantung dari apa yang telah dilakukan. Begitu juga dengan apa yang dimiliki selama ini baik keluarga, kekayaan, kendaraan serta jabatan yang disandang semua itu adalah pemberian dan karunia yang diberikan kepada kita. Semua itu patut untuk disyukuri, bukan sebaliknya diingkari. Tentunya dengan harta yang berlimpah, keluarga yang bahagia serta kendaraan yang bagus bukan berarti menjadi ukuran sayangnya Allah kepada kita. Sebaliknya, orang yang keluarganya berantakan, kehilangan kendaraan, bahkan mendapat musibah yang amat berat menunjukkan bencinya Allah kepada kita. Tentu jawabnya “bukan”. Sesungguhnya apa yang diberikan dan yang dimiliki, bahkan sampai cobaan silih berganti dialami, semua itu adalah cobaan. Allah ingin melihat apakah dengan itu kita sanggup menerima nya .
[ Artinya : yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, QS al- Mulk : 2 ] Sebuah kata bijak pernah mengatakan bahwa : “Kekayaan bukanlah suatu dosa dan
163
Jadi dalam melihat keadaan ini, tentu harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Bukan sebaliknya berburuk sangka terhadap apa yang terjadi. Jika saat ini kita diberikan kelebihan dibandingkan dengan yang lain, hendaknya harus disyukuri, dengan cara memberikan sebagian yang dimiliki kepada orang yang berhak menerimanya. Demikian juga, jika saat ini belum mendapatkan apa yang diinginkan, hendaklah bersabar. Apalagi jika cobaan demi cobaan menghampiri kehidupan kita, tentu haruslah diambil hikmahnya. Bahkan dalam kamus kesuksesan dikatakan bahwa dibalik cobaan yang menimpa tentu terdapat kesusksesan yang semakin dekat. Karena “ bisa jadi apa yang kita anggap baik, namun ternyata buruk di mata Allah. Sebaliknya bisa jadi buruk dipandang manusia, padahal sangat baik di mata Allah. 7. TERSENYUM DAN MENANGIS Pernahkah kita mencoba untuk merenung sejenak. Bahwa sesungguhnya ketika
baru
saja lahir ke dunia ini, ternyata kita dalam keadaan menangis. Walapun ada sebagian bayi yang tidak menangis, karena meninggal atau kelainan. Pada saat itu, sang ibu tersenyum sebagai tanda bahagia melihat si buah hati bisa menangis. Tak terasa sudah beban berat yang dibawanya setiap hari, lelah, letih bahkan bercampur dengan perasaan bahagia hilang begitu saja karena kelahiran anaknya. Begitu juga dengan si bapak, tentu menjadi bertambah semangat di dalam bekerja. Tak dipikirkan baginya hujan ataupun panas, yang penting adalah mendapatkan sesuap nasi untuk si buah hati dan keluarganya dari hasil perkawinan mereka. Saudara bahkan sampai tetangga juga turut tersenyum atas kehadiran kita. Dan tak pernah kita lihat dan dengar sebuah keluarga yang merasa bersedih dan menangis ketika anaknya lahir kecuali bayi yang lahir dalam keadaan meninggal ataupun cacat. Mereka sangat sedih atas kepergian dan kehilangan kita. Padahal sesungguhnya kita tersenyum menyambut panggilan Sang Khalik. Hidup ini silih berganti, terkadang suka namun terkadang bisa saja menjadi duka. Sementara itu sebagian orang menangis, namun sebagian yang lain bisa tersenyum. Begitulah yang terjadi di dalam hidup ini. Karena Allah mempergilirkan keadaan tersebut sehingga terlihat ada warna- warni kehidupan ini. Bayangkan jika semua manusia dari sejak lahir sampai meninggal dunia tertawa terus, tentunya alam ini penuh dengan suara tertawa walaupun dalam keadaan duka. Begitu juga jika semua manusia menangis terus, tentunya tak tahan bumi menahan air mata yang menjadi bebannya . Namun yang terjadi adalah setiap orang terkadang mengalami suka dan terkadang juga mengalami duka. Oleh karena itu jalani lah hidup ini bagaikan air yang mengalir agar kita dapat merasakan dan memaknai hidup ini dengan sebaik- baiknya. 8. TIDAK ADA YANG TAK MUNGKIN Kita sering menemukan seseorang
memiliki semangat yang tinggi demi mengejar cita-
cita walaupun berasal dari keluarga yang kurang mampu. Semangat baja yang dimilikinya bagaikan keinginan untuk menjalajahi angkasa raya yang tinggi, atau mengarungi samudra yang luas hingga menembus ke dalaman bumi. Walaupun nyawa taruhannya, semua itu dihadapi
164
dengan percaya diri. Semua itu tidak membuat dirinya surut melangkah. Walaupun orangnya kecil, namun sesungguhnya ia memiliki pikiran dan cita- cita yang sangat besar. Ia ingin menjadi orang sukses tidak hanya di dunia namun di akhirat. Sebaliknya, kita sering menemukan orang besar, namun tidak mampu bermimpi dan bercita- cita menjadi orang besar. Tidak ada kerja yang dihasilkan, karena hanya terpaku dengan kekayaan orang tuanya. Baginya usia yang dimiliki saat ini hanya untuk dinikmati bukan untuk bekerja keras. Sayang, ternyata ia dilahirkan hanya untuk menjadi manusia kerdil dan tak pernah berusaha dengan tangannya sendiri. Prinsip hidupnya adalah, lebih baik meminta dari pada bekerja. Dari kedua perbandingan di atas, semestinya seorang muslim lebih memilih : “ Jadilah orang kecil yang berpikiran besar, namun jangan jadi orang besar yang berpikiran kecil”. 9. JANGAN LARI DARI KENYATAAN Perjalanan hidup manusia tentu tidaklah serumit seperti yang dibayangkan. Walaupun banyak tantangan yang menghadang, namun hendaknya dihadapi semuanya dengan tenang dan sabar. Bagaikan air yang mengalir, maka biarkan saja ia lepas dan mengalir walaupun sampai ke samudra yang luas. Manusia tak boleh galau dalam menjalani hidup, walaupun krisis demi krisis terjadi dihadapan. Sejatinya manusia tidak bisa lari dari kenyataan , bahkan tidak boleh lari. Seharusnya
mencari solusi terbaik agar
semua permasalahan bisa terselesaikan, syukur-
syukur bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Kenyataannya memang tak selamanya langit itu berwarna biru cerah, sesekali juga akan berwarna kelabu. Manusia akan berhadapan dengan zaman yang berada di depan. Tergantung bagaimana untuk mensikapinya. Semakin lari dan galau, tentu akan tertindas dengan zaman, sebaliknya jika dihadapi semua itu dengan penuh keyakinan dan persiapan yang matang maka sesungguhnya zaman itu akan menjadi milik kita. Sesungguhnya, hidup ini bukan menunggu badai akan berlalu , namun hidup ini harus bermain di kala hujan. Kita harus berupaya menjalani dengan sebaik- baiknya dan kita akan menikmatinya. 10. RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU Terkadang kita salah dalam memandang. Disangka air, namun ternyata hanya ilusi. Melihat rel kereta api, seakan- akan semakin merapat bahkan bertemu di suatu titik. Pada hal semua itu hanya fatamorgana. Itu hanya sudut pandang kita saja. Namun bisa jadi karena kita terlalu mengagumi apa yang ada. Kenyataan ini sering kita rasakan. Jika melihat orang lain bisa sukses, anak- anaknya cerdas dan taat, keluarganya bahagia, kendaraannya bagus bahkan bisnisnya lancar. Seolah – olah bisa membuat kita merasa iri dan galau. Bahkan kita merasa tidak yakin terhadap apa yang terjadi. Bukan tidak mungkin akan timubul rasa ‘ susah melihat orang senang dan senag meliohat orang senang “. Namun, seharusnya kita introsfeksi. Tetangga kita, saudara kita bahkan orang lain pun bisa seperti itu. Semua itu bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Namun mengalami proses yang amat panjang dan dibutuhkan kesabaran. Karena mereka telah lebih dulu jatuh berkali- kali
165
sehingga bagaimana mungkin untuk menjadi pemenang. Bisa jadi apa yang dimiliki oleh orang lain itu karena mereka telah menjaga jauh hari. Kita tidak boleh memandang secara parsial, hendaknya timbulkan positif thinking dalam diri bahwa “ketika melihat rumput tetangga lebih hijau, mungkin mereka merawat lebih baik lagi “ . 11. MERUBAH KEBIASAAN JELEK Sebuah kata bijak patut diresapi “ janganlah membenarkan yang biasa, namun hendaknya membiasakan yang benar “. Tanpa disadari, sesungguhnya kita sering mengalami dan membiasakan perbutan jelek seolah – olah yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar. Misalnya saja, ketika pergi dalam suatu perjalanan, sering kali tidak memakai helm walaupun tidak ditegur oleh polisi. Begitu juga kita sering melanggar rambu lalu lintas walaupun yang dilakukan tak terlihat oleh polisi. Semua ini terjadi begitu saja dan berlalu bagaikan air yang mengalir, seolah- olah bukan kebiasaan yang buruk. Namun pernahkan kita membayangkan jika semua orang pengendara kendaraan berpikiran seperti itu, tentu akan terjadi kemacetan lalu lintas, dan bukan tidak mungkin banyak terjadi kecelakaan. Inilah kebiasaan jelak yang selalu kita biasakan seolah- olah telah menyatu dalam hidup. Walaupun memakai helm merupakan masalah dunia, namun seorang muslim wajib mematuhinya. Karena mengadung kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia. Sebuah bollpoin yang memiliki bagian kepala dan ekor jika dibalik dari atas ke bawah dengan pelan tentu tidak akan jadi masalah. Namun apa jadinya jika semakin sering kita memutar dari atas kebawah atau dari bawah ke atas sesering mungkin maka kita akan sulit membedakan mana yang di atas dan mana yang di bawah. Seharusnya kita membiasakan yang benar agar orientasi hidup baik dan benar, bukan sebaliknya membenarkan yang biasa. 12. MENCARI KEBAHAGIAAN Kebahagiaan itu sesungguhnya relatif. Sebahagian orang memandang bahwasanya bahagia itu jika memiliki kendaraan yang bagus. Sementara yang lain mengatakan bahwa kebahagiaan itu jika memiliki keluarga yang harmonis dan memiliki anak- anak yang soleh. Ada juga yang memandang bahagia itu, jika memiliki harta yang banyak sebab bisa membeli dan memiliki apa saja. Sesungguhnya
kebahagiaan itu tergantung dari sudut mana kita
memandangnya. Sering sekali kita melihat, si A mengganggap si B bahagia, namun si B menganggap bahwa si A lebih bahagia. Jadi bahagia itu tergantung dari sejauh mana kita mensikapi dan menjalani hidup ini. Orang bodoh akan mencari kebahagiaan dengan berkelana ke negeri yang jauh walau harus membutuhkan dana yang besar, sementara orang bijaksana menumbuhkan kebahagiaan dibawah kakinya. Pernah suatu hari seorang arif didatangi oleh seseorang yang mohon solusi agar rumahnya lapang dan tidak sumpek. Lalu orang arif tadi menyarankan agar ia membeli kambing dan memasukkan ke dalam kamarnya. Setelah beberapa hari, ternyata bukan solusi yang didapat malah sebaliknya semakin sesak rumahnya, sehingga ia harus mendatanginya lagi.
166
Kemudian orang arif tadi mengatakan supaya mengeluarkan kambing tadi dari rumahnya. Lalu ia pun melakukan dan akhirnya ia merasa lapang dan tidak sumpek lagi. Begitulah hidup ini... Kebahagiaan itu bukan diukur dari harta yang dimiliki, keluarga yang cerdas dan pintar, bukan pula jabatan yang dimiliki, namun kebahagiaan itu terletak dari hati kita. Apakah siap dalam menerima kenyataan ini. Rasulullah suatu hari pernah memberikan pelajaran kepada para sahabatnya dengan cara mencelupkan jari telunjuknya ke dalam air lalu diangkatnya. Kemudian Beliau mengatakan bahwa kehidupan dan kebahagiaan dunia ini bagaikan air yang masih melekat di jari, sementara kebahagiaan akhirat itu adalah air yang masih tinggal. Tentu kebahagiaan akhirat lebih dahsyat dan sangat luas dibandingkan dengan dunia. Oleh karena itu kebahagiaan dunia yang fana ini, digunakan dengan sebaik- baiknya dalam kerangka pengabdian kepada Allah SWT. 13. MULAILAH SAAT INI Hari ini saat yang tepat untuk berinvestasi, agar mendapatkan hasil panen di masa depan. Semakin banyak bibit yang ditanam, maka semakin banyak pula hasil panen yang akan dipetik. Siapapun orangnya akan tersenyum bahagia karena menikmati hasil panen di masa akan datang. Sebesar apapun investasi itu, tentu akan bermanfaat buat masa depan. Hari ini mungkin orang boleh tertawa terhadap apa yang kita lakukan. Ejekan dan olok- olokan seolaholah sebagai tanda kemustahilan terhadap apa yang kita lakukan. Namun ketika semuanya menjadi kenyataan, barulah dunia akan mengakui akan kebenaran yang dilakukan. Begitulah yang dialami oleh Arwright bersaudara. Pada saat itu berbagai macam cemoohan dilontarkan kepadanya sambil mengatakan bahwa “ mana mungkin ada benda bisa terbang ? “. Namun ketika keberhasilan itu berpihak kepadanya, barulah dunia mengakuinya. Jadi, berbuatlah saat ini dan jangan hiraukan orang lain. Karena memang keberhasilan itu tidak ada sedikitpun hasil dari cemoohan mereka. Karena jika tidak dimulai dari sekarang tentunya kapan lagi. Untuk melintasi hari esok yang penuh lika liku tentunya bermula dari hari ini. Hari inilah saatnya harus berbuat dan hari ini pula kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita pernah hadir dan pernah ada pada suatu peradaban dengan memberikan yang terbaik kepada dunia. Apapun yang akan terjadi, jangan sampai menunda kebaikan yang akan dilakukan sampai hari esok karena kebiasaan menunda sama artinya mempersiapkan kegagalan. Sama juga artinya menunda kesuksesan. Benarlah pepatah inggris mengatakan bahwa : “dont wait tomorrow, what can you do today “ = jangan menunda sampai besok, apa yang dapat kau lakukan hari ini. Namun jika ternyata kita belum bisa menikmati hasil dari apa yang telah ditanam, tentu akan menjadi amal jariyah bagi siapapun yang akan menikmatinya. Tentu anak cucu akan mengatakan di zamannya bahwa kita dulu pernah berbuat. 14. TERUSLAH MENCOBA Tidak ada satupun ilmuawan di dunia ini yang melakukan penelitian ataupun uji coba yang langsung berhasil. Tentunya butuh proses untuk mencapai kepada kesuksesan dan
167
dilakukan dengan cara berulang- ulang dalam kurun waktu yang cukup lama. Pekerjaan itu bagi mereka cukup mengasyikkan sehingga dibutuhkan kesabaran dan kesungguhan untuk berhasil. Begitu juga dengan yang dialami oelh Thomas Alfa Edison yang telah menemukan bola lampu listrik. Percobaan itu telah berhasil dan memberikan banyak manfaat kepada dunia.
Setelah
melakukan 9999 kali percobaan, baru yang ke 10.000 nya berhasil. Begitulah hendaknya manusia di dalam beragama. Keyakinan itu semakin hari semakin mantap disebabkan keinginan untuk mendapatkan hidayah Allah. Betapa banyak seorang berpindah agama menjadi muallaf, dikarenakan belum adanya keyakinan yang mantap untuk itu. Baru setelah mengenal islam lebih dekat, dirinya tertarik untuk mempelajari, dan masuk ke dalam agama islam. Sejatinya Allah tidak melihat kita di dalam beragama menjadi seorang muslim saja. Namun yang dilihatnya adalah melalui sebuah proses,yaitu proses untuk mendapatkan hasil secara maksimal. 15. SUKSES DAN GAGAL SILIH BERGANTI Kesuksesan itu sebuah tangga yang terakhir dalam sebuah kesungguhan. Banyak orang sukses karena ia telah melewati tangga- tangga itu yang penuh dengan rintangan, bahkan yang sangat membahayakan hidup. Sementara itu konsekwensi dari kesuksesan adalah kegagalan. Oleh karena itu jika ingin sukses, maka bersiaplah untuk gagal. Seorang pecundang, ia akan menyerah sebelum bertanding bahkan ia akan lari dari medan perjuangan. Bagaikan larinya Abdullah bin Ubay ketika diajak Rasul untuk pergi berperang. Padahal jika kita tahu, sesungguhnya kesuksesan itu tidak monoton dan linier, akan tetapi ia akan fluktuasi( naik turun ). Terkadang sukses dan gagal sangat tipis perbedaannya sehingga sulit untuk membedakan karena semua itu terjadi silih berganti. Begitulah yang dialami Rasul dahulu, peperangan demi peperangan terjadi perputaran, silih berganti terkadang mendapat kemenangan dan lain waktu mengalami kegagalan. Hal ini agar manusia tidak merasa angkuh dan sombong atas pertolongan Allah.
[ artinya : Alif laam Miim, telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. dalam beberapa tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. 16. SEKECIL APAPUN AKAN BERNILAI Tidak ada yang paling berkesan di dalam hidup ini kecuali harus memprtaktekkan apa yang diketahui. Tak perduli apakah yang dilakukan itu besar atau kecil . Di mata manusia, yang penting bahwa kita telah melakukan, dan yang menakjubkan bahwa sekecil apapun yang kita
168
lakukan ternyata tidak luput dari pantauan Allah. Ilmu-NYA meliputi langit dan bumi. Penglihatan-NYA meliputi dari yang sangat kecil sampai yang sangat besar sekali. Oleh karena itu, sebesar apapun yang kita berikan kepada orang lain tentunya akan dibalas oleh Allah. Tentu yang diberikan sebaiknya adalah yang paling baik dan terbaik. 17. BERLARI 10 LANGKAH Seorang yang bijak, tentu tidak ingin terlena dalam menjalani hidup ini. Artinya selalu penuh dengan perhitungan agar tidak menjadi penyesalan. Sebaliknya orang bodoh hanya menghabisi waktu hari ini dan menanti heri esok. Perbedaan waktu antara orang bijak dengan yang bukan, hanya terletak dari waktu yang bisa dimanfaatkan. Mereka sama- sama diberi Allah 24 jam sehari semalam. Namun orang bijak akan mempergunakan hari ini, untuk mengerjakan apa yang orang lain akan mengerjakan 3 hari yang akan datang.
169
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB 1
MINTA PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH ........................................... 1 1. Menyerah Berarti Kalah .............................................................................. 2 2. Kesedihan yang Teruji ................................................................................
3
3. Menelusuri Lorong Waktu ........................................................................... 7 4. Berguru Kepada Burung ............................................................................. 9 5. Terdakwa Oleh Prasangka ........................................................................... 10 6. Kejernihan dalam Berpikir .........................................................................
12
7. Permohonan yang Absolut .......................................................................... 13 8. Kekuatan Tidak Terlihat ............................................................................. 14 9. Bagaikan Air yang Mengalir ....................................................................... 15 10. Tidak Ada yang Berat .................................................................................
15
11. Cinta Sejati ................................................................................................. 16 BAB II
MEMILIH HIDUP YANG TERBAIK .................................................................. 17 1. Pilih Kuantitas atau Kualitas ...................................................................... 18 2. Pilih Isi atau Penampilan ............................................................................ 18 3. Silau Dengan yang Baru ............................................................................. 19 4. Berharap 1000 Tahun Lagi .......................................................................... 22 5. Semutpun Bekerja Sama ............................................................................ 23 6. Tidak Ada Jalan Buntu ............................................................................... 24 7. Simbiosis Kehidupan .................................................................................... 24 8. Tak Mungkin Suasa Sama dengan Emas....................................................... 25 9. Keledai pun Tak Mau .................................................................................... 26 10. Harapan yang Tak Kuat ............................................................................... 27 11. Jangan Lupakan Kebaikan Orang ............................................................... 27 12. Anakmu Bukanlah Milikmu .......................................................................... 28 13. Selimut di Malam Hari ................................................................................ 29 14. Mulut dan Kemaluan ................................................................................... 30 15. Musibah yang Menimpamu .......................................................................... 30 16. Tiga Hal yang Tak Pernah Kembali ............................................................... 31 17. Relakan Kepergiannya .................................................................................. 32
BAB III
MENATAP MASA DEPAN................................................................................... 33 1. Generasi Terbaik Pohon Pisang .................................................................... 34 2. Bermimpilah Untuk Hari Esok....................................................................... 36 3. Matahari Kehidupan ..................................................................................... 37 4. Berilah Gizi Terbaik ...................................................................................... 38 5. Lebah sang Pelopor ...................................................................................... 38 6. Panggilan yang Menghebohkan..................................................................... 40 7. Pertolongan Membawa Sengsara .................................................................. 41
170
8. Dari Sanalah Asalmu ................................................................................... 42 9. Menjeput Kebaikan ..................................................................................... 43 10. Nikmat yang Terlupakan .............................................................................. 44 11. Saling Sayang Menyayangi ........................................................................... 44 12. Orang Tuaku Surgaku .................................................................................. 45 13. Bangkit dari Kesalahan ............................................................................... 46 14. Sesungguhnya Kita Besar ............................................................................ 47 15. Jangan Remehkan yang Kecil ...................................................................... 48 16. Pemimpin yang Sejati .................................................................................. 48 17. Memilih Sekolah Terbaik .............................................................................. 50 18. Tumbuhkan Sikap Pemenang ....................................................................... 50 19. Anak Fotocopy Orang Tuanya ...................................................................... 51 20. Belajar dari Kesalahan ................................................................................ 51 21. Memilih Jalan Kebaikan ............................................................................... 52 22. Timbulkan Sikap Kritis ................................................................................. 53 23. Inilah Karyaku ............................................................................................. 54 BAB IV
MENCARI HIDAYAH DI AKHIR ZAMAN ............................................................ 55 1. Anakmu Tidak Hidup di Zamanmu ............................................................... 56 2. Pusaran Kebahagiaan ................................................................................... 57 3. Virus Teknologi ............................................................................................. 57 4. Setetes Air Kehidupan .................................................................................. 60 5. Zamanpun Akan Berganti ........................................................................... 63 6. Kasih Sayang Allah ...................................................................................... 64 7. Satukan Hati Untuk Islam ............................................................................ 64 8. Menanti Kesabaran ...................................................................................... 65 9. Hidup Dengan Disiplin ................................................................................ 66 10. Kaca Mata Kuda ........................................................................................... 66 11. Puasa dan Kesehatan .................................................................................. 67 12. Puasa dan Pengendalian Diri ........................................................................ 68 13. Puasa dan Melatih Kesabaran ...................................................................... 69 14. Menundukkan Pandangan ............................................................................ 69
BAB V
KEMBALI KEPADA ALLAH ................................................................................ 71 1. Bunga pun Berguguran ............................................................................... 72 2. Jangan Pikirkan Mereka ............................................................................... 72 3. Setiap Kita Ada Masanya ............................................................................. 73 4. Tidak Ada yang Sia- Sia .............................................................................. 73 5. Jika Letih Istirahat lah ................................................................................. 75 6. Sabar Menuju Ketaqwaan ............................................................................. 75 7. Belajar Selagi Muda ..................................................................................... 76 8. Tebarkan Prestasi Kebaikan .......................................................................... 77 9. Ujian dan Cobaan ....................................................................................... 77
171
10. Bermanfaat Buat Sesama ............................................................................ 79 11. Dua Hal yang Dilupakan ............................................................................. 79 12. Teman Suka dan Duka .............................................................................. 81 13. Sedikit Bicara Banyak Bekerja ..................................................................... 82 14. Supermen dan Super Dede ......................................................................... 82 15. Rezeki Itu Dari Allah .................................................................................... 83 BAB VI
HARGA DIRIMU TERGANTUNG KEPADAMU .................................................. 85 1. Mulutmu Harimau mu ...............................................................................
86
2. Hidup Ini Panggung Sandiwara ................................................................... 87 3. Kugapai Malam yang Indah ........................................................................
88
4. Jangan Ditambah Dosamu ........................................................................
89
5. Biarlah Apa Adanya .................................................................................... 90 6. Berpikir Sebelum Berbuat ........................................................................... 91 7. Kehilangan Rasa Malu ................................................................................. 91 8. Harta yang Bermanfaat ............................................................................... 93 9. Setiap Kita Punya Tanggung Jawab ............................................................ 94 10. Jadilah Dirimu Sendiri ............................................................................... 94 11. Memangnya Kamu Siapa ? ............................................................................ 95 12. Bertawakkallah Kepada Allah ....................................................................... 96 13. Bicara Itu Sekedarnya .................................................................................. 96 14. Tinggalkan Masa Lalumu ............................................................................. 97 15. Biarkan Orang Lain Menilai Dirimu ............................................................. 97 BAB VII
JANGAN TERLALU MEMBENCI ....................................................................... 99 1. Lagu Terindah Sepanjang Masa ...................................................................100 2. Islam Tanpa Kekerasan ...............................................................................100 3. Jangan Menjadi Pendendam.........................................................................103 4. Keseimbangan dalam Hidup .......................................................................104 5. Umat Islam Jadi Tersangka .........................................................................105 6. Tsunami Menerjang Indonesia .....................................................................105 7. Harta Tahta Wanita ( Trio Ta ) .................................................................... 107 8. Persiapan Hidup .........................................................................................109 9. Lingkungan yang Terbaik .......................................................................... 109 10. Daya Tari Sebuah Handphone ................................................................... 110 11. Kesucian Biji Kacang ................................................................................ 111 12. Ingin Menjadi Sukses ................................................................................. 111
BAB VIII
MELANGKAH DENGAN OPTIMIS ................................................................... 113 1.Jangan Kembali ke Masa Silam ................................................................... 114 2. Hari ini Milik Kita ....................................................................................... 115 3. Berlarinya Sang Semut ............................................................................... 115 4. Perjalanan Masih Jauh ............................................................................... 116 5. Metamorfosis Kehidupan ............................................................................ 117
172
6. Buah dari Kesungguhan .............................................................................. 117 7. Teguh dalam Bersikap ................................................................................ 118 8. Jangan Merasa Kecil ................................................................................... 118 9. Jadilah Pemenang, Bukan Pecundang ......................................................... 119 10. Muda Berkarya.......................................................................................... 120 11. Di sanalah Kita Dilahirkan......................................................................... 120 12. Jangan Remehkan yang Kecil ................................................................. 121 13. Gugurnya Daun yang Basah .................................................................... 121 14. Proses Perubahan ..................................................................................... 122 15. Seperti Kaset Kosong ................................................................................ 123 16. Karya Monumental ................................................................................... 124 BAB
IX
KEMENANGAN SUDAH DEKAT ..................................................................... 125 1. Berani untuk Bersyukur ........................................................................... 126 2. Semua Manusia Sama ..............................................................................
126
3. Pahlawan ................................................................................................. 127 4. Timbulkan Rasa Syukur ...........................................................................
128
5. Semangat Idul Fitri ................................................................................... 129 6. Back To Masjid ..................................................................................... .... 129 7. Berbuatlah Tentu Kau Akan Tahu ............................................................. 130 8. Membudayakan Fastabiqul Khairat ........................................................... 130 9. Beragama dengan Logika .......................................................................... 131 10. Biasakan untuk Berbagi ..........................................................................
131
11. Belajar Menjadi Imam ..............................................................................
132
12. Jangan Malu untuk Bertanya ................................................................... 133 13. Persahabatan yang Paling Indah .............................................................. 133 14. Guru Terbaik ........................................................................................... 134 15. Seperti Air yang Mengalir ........................................................................... 134 16. Inilah Hari Terbaik ................................................................................... 134 17. Jangan Pernah Berhenti ........................................................................... 135 18. Jangan Lari dari Perjuangan.....................................................................
136
19. Mensiasati Marah ..................................................................................... 137 20. Salahkan Diri Sendiri ................................................................................ 137 BAB X
INDAHNYA KEBERSAMAAN DI DALAM HIDUP ............................................. 139 1. Mental Bangsa Terjajah ............................................................................. 140 2. Meraih Kemuliaan Allah ............................................................................. 140 3. Belajar untuk Tersenyum .......................................................................... 141 4. Jangan Mudah Mengeluh .......................................................................... 142 5. Anak yang Didambakan ............................................................................ 143 6. Jangan Tunda Sampai Besok .................................................................... 143 7. Jangan Jadikan Tangan Di Bawah ............................................................ 144 8. Rumahku Surgaku ................................................................................... 145
173
9. Anakmu Bukan Anakmu .......................................................................... 145 10. Belajar Dari Orang Lain ............................................................................
146
11. Berilah Kehangatan .................................................................................. 146 12. Persentase Sedekah ................................................................................... 147 13. Muliakan Hidup dengan Bekerja ............................................................... 147 14. Kekuatan Do’a ........................................................................................... 148 15. Ajari Aku Bertobat .................................................................................... 149 16. Jangan Tinggalkan Aku ............................................................................ 150 17. Keluarga Benteng Pertahanan ................................................................... 150 18. Filosofis Marah .......................................................................................... 152 19. Sedihnya Jadi Pepaya ................................................................................ 152 20. Cinta Ibu Sepanjang Masa ......................................................................... 153 21. Waspada Dengan Paham Baru .................................................................. 154 22. Nilai dari Sebuah Kejujuran ...................................................................... 154 23. Hak dan Kewajiban ................................................................................... 155 24. Harimau Sirkus...................................................................................... .... 156 25. Berbuat Baru Berkata ............................................................................... 157 26. Buah dari Keberanian ............................................................................... 158 BAB XI
INDAHNYA HIDUP DENGAN BERTAQWA ..................................................... 159 1. Setiap Kita Harus Berda’wah ..................................................................... 160 2. Selimut Malam .......................................................................................... 160 3. Puasa dan Kerja Keras .............................................................................. 161 4. Allah Masih Bersamamu ............................................................................ 162 5. Keputusan di Tangan Allah ....................................................................... 163 6. Semua Pemberian Allah ............................................................................. 163 7. Tersenyum dan Menangis ......................................................................... 164 8. Tidak Ada yang Tak Mungkin ..................................................................... 164 9. Jangan Lari dari Kenyataan....................................................................... 165 10. Rumput Tetangga Lebih Hijau .................................................................... 165 11. Merubah Kebiasaan Jelek ......................................................................... 166 12. Mencari Kebahagiaan ................................................................................ 166 13. Mulailah Saat Ini ....................................................................................... 167 14. Teruslah Mencoba ...................................................................................... 167 15. Sukses dan Gagal Silih Berganti ................................................................ 168 16. Sekecil Apapun Akan Bernilai .................................................................... 168 17. Berlari 10 Langkah .................................................................................... 169
174
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah , Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Rosulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik atas berkat rahmat dan karunia dari Allah SWT. Buku ini ditulis untuk dapat meringankan permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kajian memberikan sedikit gambaran tentang permasalahan yang umum ditemukan
dalam
kehidupan
dan
mengajak
pembaca
untuk
mengembalikan
semua
permasalahan hanya kepada Allah SWT. Permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan begitu komplek, sehingga dibutuhkan keseriusan untuk mensikapinya. Pada saat ini musibah yang melanda negeri ini datang silih berganti. Beberapa daerah mengalami banjir bandang, tanah lonsor, gunung meletus, bahkan sampai tsunami. Musibah tersebut terjadi atas kehendak Allah SWT dan kita tidak bisa menyalahkan siapa yang bertanggungjawab atas semua permasalahan ini. Namun di sis lain, umat muslim juga banyak menghadapi kerasnya hantaman dari tsunami pemikiran yang tentu harus disikapi dengan sangat hati- hati. Hantaman ini lebih berbahaya dari pada bencana alam. Hal ini merupakan virus yang terus menggerogoti cara berpikir umat muslim sehingga tanpa disadari pertahanan keyakinan umat ini akan semakin melemah dan akhirnya menjadi rapuh. Adapun dampak yang dialami oleh umat muslim itu sendiri dapat terlihat dari cara berpakaian, mengkonsumsi makanan, bahkan sampai perang pemikiran. Jika virus ini tidak segera diobati tentu
akibatnya
cara berpikir umat muslim menunjukkan bukan sebagai seorang muslim sejati. Yaitu dirinya memang sebagai seorang muslim, namun hati dan jiwanya tidak
cinta lagi kepada agama
bahkan sampai menghujat agamanya sendiri. Sebagian umat muslim tidak menyadari atas permasalahan yang sedang dihadapi, bahkan tidak tahu apa yang akan dan harus dikerjakan. Sehingga cara yang paling sederhana adalah lari dari kenyataan dan mencari siapa yang bersalah. Namun sebagian lain yakin bahwa dirinya memiliki potensi yang besar untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, karena memang Allah pasti akan memberikan solusi yang terbaik. Mereka juga tahu bahwa sesungguhnya Allah sedang menguji sampai sejauh mana keimanan yang dimiliki. Buku ini ditulis dalam sebelas bab yang isinya menceritakan tentang solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh umat islam, sehingga menjadi setetes air kehidupan. Buku ini dituangkan ke dalam beberapa bab agar pembaca lebih mudah memahaminya, antara lain : Bab I. Minta Pertolongan Hanya Kepada Allah, Bab. II Memilih Hidup yang Terbaik, Bab III. Menatap Masa Depan, Bab IV. Mencari Hidayah di Akhir Zaman, Bab V.
Kembali Kepada Allah, Bab VI
.Harga Dirimu Tergantung Kepadamu, Bab VII. Jangan Terlalu Membenci, Bab VIII. Melangkah dengan Optimis, Bab IX. Kemenangan Sudah Dekat, Bab X. Indahnya Kebersamaan di Dalam Hidup, Bab XI. Indahnya Hidup Dengan Bertaqwa. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan buku ini, terutama kepada istri tercinta dan pihak penerbit yang telah bersedia menerbitkan buku ini. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam buku ini dan kritik
175
serta saran yang membangun sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki buku ini dimasa yang akan datang. Harapannya semoga buku ini dapat bermanfaat bagi sesama dan menjadi amal jariyah bagi penulis.
Medan, 03 Rajab 1440 H Penulis
Abdi Sukamto
176
SINOPSIS Buku yang hadir di tangan pembaca ini berisi tentang kumpulan gambaran kehidupan manusia, khususnya umat muslim di dalam menjalani kehidupan. Tulisan mencakup permasalahan dan solusi tentang kegalauan hidup, kegersangan spiritual, motivasi, dan kerinduan kepada Sang Pencipta. Permasalahan tersebut umum dialami dan tidak bisa terelakkan, karena manusia hidup dalam kebersamaan dan saling berinteraksi. Oleh sebab itu manusia tidak bisa lari dari segala macam cobaan. Dalam mensikapi kondisi tersebut, setiap manusia memiliki konsep yang berbeda. Ada yang lari dari permasalahan, dan ada juga mencari obat agar mendapatkan kesembuhan atau solusi. Ada juga yang putus asa dan menyalahkan keadaan. Buku ini bukanlah solusi atas permasalahan tersebut, namun setidaknya dapat memberikan inspirasi untuk bisa berbuat yang lebih baik. Harapannya, buku ini bagaikan setetes air kehidupan yang siap membasahi tumbuhan yang sudah layu, juga bagaikan air hujan yang turun ketika tanah mengalami kekeringan. Tentang Penulis: Abdi Sukamto dilahirkan di Pangkalan Berandan pada tanggal 23 Maret 1969. Penulis lulus dari SD Negeri
di
Pangkalan
Berandan,
Pangkalan
Berandan,
SMA
Pangkalan
Berandan,
S1
SMP
Negeri
Muhammadiyah UIN
Sumatera
–
2 4
Utara
Jurusan Matematika, dan S2 IPB Bogor Jurusan Matematika. Penulis saat ini adalah seorang tenaga pendidik di MAN 3 Langkat, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sumatera Utara Tahun 1993
–
1995,
Wakil
Ketua
Pimpinan
Daerah
Muhammadiyah Kabupaten Langkat Tahun 2015 – Sekarang, Sekretaris Bidang Pendidikan DP MUI Kabupaten
Langkat
208
–
Sekarang,
Kabid
Organisasi ICMI 2011 – 2016 Kab. Langkat, dan Anggota FKUB Kab. Langkat 2018 – Sekarang.
177