SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University Manusia merupakan mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan mahkluk lainnya, yang telah diberi kelebihan akal, pikiran serta nafsu dalam penciptaannya. Untuk itu maka, manusia dituntut mampu melakukan usaha-usaha perubahan menuju ke arah yang lebih baik dalam perjalanan hidupnya. Tentu saja dengan menggunakan segala kelebihan-kelebihan yang dimilikinya tersebut. Sama-sama kita ketahui bahwa manusia menjalani hidup tidak hanya untuk hari ini, akan tetapi manusia juga harus memikirkan hari esok, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Begitulah realita manusia, karena manusia tidak mau menerima begitu saja realita yang dijalaninya, bagaimanapun bentuk realita itu. Jika realita itu baik seseorang akan berkeinginan untuk membuatnya lebih baik lagi, dan jika realita itu buruk maka manusia akan berusaha untuk merubahnya kearah yang lebih baik.1 Jadi pada intinya berfikir untuk melakukan perubahan merupakan suatu kepastian dalam hidup dan kehidupan, karena perubahan itu adalah gerak dan gerak itu adalah hidup. Sebaliknya, diam itu merupakan pertanda mati. Oleh karena itu setiap umat manusia dan individu haruslah memiliki pemikiran dan aktivitas untuk mengadakan perubahan. Jika tidak, maka akan membawa kepunahan umat dan keterpecahan individu. Sikap fatalisme (pasrah secara total) terhadap sebuah keadaan akan menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan akan mengakibatkan umat manusia terjerumus dalam musibah yang sangat mengerikan.2 Begitu juga dengan Indonesia, sebagai sebuah bangsa dan negara dituntut untuk tetap melakukan perubahan-perubahan dalam setiap saat perjalanan sejarahnya. Menurut Engels, “Negara…lebih sebagai satu produk masyarakat pada tingkat perkembangan tertentu; itu adalah pengakuan bahwa masyarakat tersebut telah terlibat dengan kontradiksi tak terpecahkan, bahwa mereka menggantungkan diri pada antagonisme-antagonisme yang tak dapat dipersatukan dan tak berdaya untuk mengenyahkannya”.3 Berdasarkan pendapat Engles tersebut sangat jelas kita lihat bahwa, negara memang harus dan tetap setiap saat melakukan perubahan dalam perjalanan 1 2 3
Mohammad Mushtofa Ramadlan, 2005, reformasi vs revolusi, Ciputat: Wadi Press, Hal VII. Ibid. [Engels (n.d): `140] dalam Ronald H. Chilcote, 2003, Teori Perbandingan Politik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hal. 258.
1
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University sejarahnya. Hal ini disebabkan karena realitas kehidupan masyarakat itu sendiri penuh konflikkonflik yang tidak akan pernah bisa dihilangkan, baik vertikal maupun horizontal. Begitu juga dengan pembanguan, pembangunan itu sendiri ditinjau dari berbagai segi kata, pembangunan secara sederhana sering diartikan sebagai proses perubahan ke arah keadaan yang lebih baik.4 Yang didasari pertimbangan nilai (value judgement). Atau orientasi nilai yang menguntungkan (favourable value orientation).5 Pembangunan sering dikaitkan dengan modernisasi dan industrialisasi, ketiga-tiganya menyangkut proses perubahan. Pembangunan adalah salah satu bentuk perubahan sosial, modernisasi adalah suatu bentuk khusus (special case) dari pembangunan, dan industrialisasi adalah salah satu segi (a single facet) dari pembangunan6. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa pembangunan lebih luas sifatnya daripada modernisasi, dan modernisasi lebih luas daripada industrialisasi. Jika dilihat dari sejarah perubahan dalam mengkonseptualisasikan pembangunan, terdapat berbagai variasi cara mendefinisikan pembangunan. Mula-mula pembangunan hanya diartikan dalam arti ekonomi, namun berkembang pemikiran, bahwa pembangunan tidak hanya diartikan dalam arti ekonomi, tetapi pembangunan dilihat sebagai suatu konsep yang dinamis dan bersifat multidimensional atau mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti; ekonomi, politik, sosial budaya, dan sebagainya. Selain itu istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengertian pembangunan itu sendiri sering berubah-ubah seperti; perubahan, pertumbuhan, kemajuan, dan modernisasi. Akan tetapi istilah-istilah tersebut tidak sama maknanya dari arti pembangunan, karena pembangunan merupakan rujukan semua yang baik, positif, dan menyenangkan. Sementara perubahan, pertumbuhan, kemajuan, maupun modernisasi dapat saja terjadi tanpa unsur pembangunan. Kemudian jika dilihat dari arti hakiki pembangunan, pada dasarnya menekankan pada aspek nilai-nilai kemanusiaan, seperti; menunjang kelangsungan hidup atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, harga diri atau adanya perasaan yang layak 4 5 6
Seers (1969) dalam Tri Widodo W. Utomo, 1998, Administrasi pembangunan, Lembaga Administrasi Negara, Perwakilan Jawa Barat. Ibid. Riggs (1966) Ibid. Goulet (1977)
2
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University menghormati diri sendiri dan tidak menjadi alat orang lain, kebebasan atau kemerdekaan dari penjajahan dan perbudakan. Selain itu, arti pembangunan yang paling dalam adalah kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depannya, yang mencakup; kapasitas, keadilan, penumbuhan kuasa dan wewenang, dan saling ketergantungan. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses, kegiatan yang berlangsung sacara berkelanjutan, bertahap, independent dan tanpa henti. 1. Cara untuk pentahapan berdasarkan waktu, biaya, dan hasil yang diharapkan. 2. Upaya yang harus dilaksanakan secara sadar dan terencana, jangka pendek, menengah dan panjang. 3. Kalau ada kegiatan yang dilakukan insidentil dan sporadis, bahkan
tidak
termasuk pembangunan 4. Pembangunan mengandung makna perubahan dan pertumbuhan, makna kesiapan sesuatu menghadapi semua tantangan kehidupan, tidak hanya mampu menghadapi status quo yang ada, sementara pertumbuhan bermakna: peningkatan kemampuan sesuatu negara bangsa untuk berkembang, tidak hanya mampu mempertahankan kemerdekaan. 5. Pembangunan mengarah pada modernitas: cara hidup yang baru cara berpikir yang rasional dan sistem budaya yang kuat dan fleksibel, dengan tetap mempertahankan jati diri negara bangsa sendiri. 6. Pembangunan yang akan dilakukan adalah bersifat multidimensional. Bidang politik, ekonomi, sosial, budaya 7. Tujuan: memperkokoh pondasi negara bangsa agar sejajar dengan negara-negara maju di dunia Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan dalam semua segi kehidupan dan penghidupan bangsa menuntut komitmen seluruh komponen masyarakat. Idealnya, berdasarkan strategi dan rencana pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah, semua warga masyarakat turut menjadi “pemain”dan tidak ada yang sekedar menjadi “penonton”. Memang benar bahwa jenis, intesintas, dan eksentitas keterlibatan berbagai pihak berbedabeda karena pengetahuan, keterampilan, pemikiran intelektual, waktu, tenaga, dan kesempatan yang dimiliki juga beraneka ragam. Meskipun penyelenggaraan kegiatan 3
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University pembangunan tidak menggunakan pendekatan “ëlitist”, kelompok elite dalam masyarakat harus memberikan kontribusi yang lebih substansial dibandingkan dengan para warga masyarakat yang lain. Berbagai kelompok elite itulah yangdibahas berikut ini Berbagai Kelompok Elite yang Berperan Elite Politik dan Perannya Elit-elit politik secara normatif merupakan oarang-orang yang berbicara atas nama rakyat, karena mereka mewakili konstituen-konstituen tertentu, dan salah satu fungsi mereka ialah menentukan bidang-bidang pembangunan apa yang akan dan harus dilaksanakan oleh pemerintah termasuk skala prioritasnya, yang didasari pada aspirasiaspirasi dari konstituen tersebut. Jadi berdasarkan hipotesa tersebut maka jelas bahwa pembangunan itu sangat ditentukan oleh elit-elit politik. Elite Administratif dan Peranan a. Birokrasi pemerintahan harus menjadi instrumen yang andal, tangguh, dan profesional. Ciri-ciri tersebut berlaku bagi mereka yang tergolong sebagai elite birokrasi atau elite administratif. Artinya, mereka mendapat kepercayaan menduduki jabatan manejerial publik tingkat tinggi dan mengemban misi pengabdian kepada kepentingan negara dan bangsa. b. Kelompok elite administratif harus mampu berperan selaku “administrative policy makers” dan sebagai pelaksana keputusan politik telah dirumuskan dan ditentukan oleh elite politik. Agar mampu menampilkan kerja yang memuaskan, elite administratif harus memelihara hubungan kerja yang bersifat kooperatif dengan elite pollitik. c. Hubungan kerja yang serasi dan kerjasama yang harmonis dikatakan mutlak karena seperti diketahui, ada ungkapan yang mengatakan apabila proses politik berakhir, proses administrasi mulai (“when politics end, administration begins”). Elite Cendekiawan (Academic Elite) dan Peranannya 4
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University a. Disiplin ilmu baru yang dikembangkan mempunyai nilai aplikatif tinggi dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi, termasuk permasalahan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan pembangunan. b. Para cerdik pandai tidak hanya harus menguasai teori ilmu yang bersifat universal, akan tetapi juga harus mampu menerapkannya sesuai dengan tuntutan politik dan sosial yang bersifat lokal dan khas. Implikasi kedua hal ialah bahwa para anggota elite akademis tidak hidup terisolasi dalam “menara gading”dan hanya mengembangkan disiplin ilmu tertentu semata-mata demi ilmu. Pandangan ini perlu ditekankan karena pengamatan menunjukkan bahwa tidak sedikit para ilmuan di negara-negara yang sedang berkembang dan membangun yang menempuh pendididkan tinggi di luar negeri, terutama Eropa dan Amerika Serikat. Keunggulan dalam penguasaan teori yang bersifat universal dan kemampuan analitik yang tinggi harus “diuji” dalam penerapannya yang bersifat adaptif. Elite Bisnis (Captains of Industries) dan Peranannya Faktor-faktor yang menyebabkan belum kuatnya sektor swasta di negara-negara Didunia Ketiga antara lain ialah: kewirausahaan (entrepreneurship) yang belum membudaya, lemahnya permodalan, belum dikuasainya teori manajemen mutakhir. a. Baik dalam arti manajemen umum, manajemen fungsional, fungsi-fungsi manajerial, dan teknik-teknik manajemen. b. Iklim usaha yang tidak selalu kondusif, keengganan, mengambil risiko, dan faktor-faktor ekonomi lainnya. c. Karena berbagai faktor itu, tidak jarang dilemparkan tuduhan kepada dunia usaha bahwa mereka dihinggapi oleh “mental catut”mengola usahanya dengan caracara yang manipulatif dan spekulatif. d. Para elite bisnis harus melihat dan memperlakukan berbagai faktor tersebut sebagai tantangan yang harus dihadapi dan diselasaikan. Jika tidak, alternatif yang akan timbul kepermukaan ialah etatisme dalam arti terlalu dominan peranan pemerintah. 5
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University Elite Militer (Military Elite) dan Perannya Suatu negara bangsa bertekad bulat untuk mempertahankan kemerdekaanya, menjamin integritas teritorialnya, menegakkan kedaulatannya, menjamin stabilitas dalam segala bidang dan penghidupan sosial budaya, oleh karena itu: a. Setiap negara memerlukan ketahanan nasional yang ampuh dan handal. b. Negara bangsa yang bersangkutan akan memerlukan angkatan bersenjata yang efektif dan modern untuk menangkal berbagai macam ancaman atau bahkan serangan yang mungkin datang dari luar dan untuk memadamkannya segala bentuk gangguan yang mungkin timbul di dalam negeri. c. Kemampuan demikian tetap diperlukan meskipun secara global kemungkinan timbul Perang Dunia Ketiga kelihatannya kecil, perang yag bersifat lokal, ketidakstabilan politik, gerakan separatisme, terorisme, kejahatan terorganisasi, dan berbagai bentuk gangguan keamanan lainnya tidak dapat dipandang remeh. d. Kegiatan pembangunan hanya kan berhasil apabila dalam suatu negara tidak terjadi gejolak, instabilitas, dan gangguan keamanan ketertiban umum. Para “Informed Observers” dan Peranannya a. Informed Observers adalah sekelompok tokoh masayarakat yang “panggilan hidupnya” adalah menjadi pengumpul, pengolah, dan penyalur informasi, serta pembentuk “pandapat umum” (public opinion). b. Kelempok ini ialah mereka yang menguasai dan mengolah media massa, baik dalam arti media elektronik visual dan audio seperti radio, televisi, maupun media cetak, seperti majalah,surat kabar, tabloid “newsletters”, dll. c. Sebagai pembentuk pendapat umum, para anggota elite informasi mempunyai saham yang tidak kalah pentingnya dengan kelompok tokoh lain yang disinggung dimuka. d. Keberhasilan kegiatan pembangunan akan lebih terjamin apabila seluruh warga masyarakat membuat komitmen untuk turut berperan sebagai pelaku pembangunan dengan para anggota elite masyarakat sebagai panutan, pengarah, pembimbing, dan motivator. 6
SUSTAINABLE DEVELOPMENT Oleh: Septria Yanto Publik Administration Of Andalas University
Gagasan pembangunan berkelanjutan merupakan rencana untuk mewujudkan dan mendorong antusiasme yang nyata untuk memotivasi pembangunan dalam perspektif jangka panjang mengenai dunia yang lebih baik. Serta harus dilengkapi dengan manfaat nyata dan nasihat yang dapat membantu orang meningkatkan kehidupan mereka. Sebagai contoh, di negara miskin saran dapat diberikan mengenai topik-topik mengenai pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan, mendirikan perusahaan kecil, gizi, dan kesehatan keluarga. Sedangkan di negara kaya maupun negara miskin, informasi juga dapat diberikan mengenai produk konsumen, layanan pemerintah, situasi politik, dan aktivitas budaya yang bertujuan untuk membentuk perubahan kearah yang lebih baik serta berkelanjutan.
7