BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan desain lantai ? 2. Apa yang dimaksud dengan music ? 3. Apa yang dimaksud dengan dinamika ? 4. Apa yang dimaksud dengan komposisi ? 1.3 Tujuan Tujuan dari penuliasan makalah ini adalah, sebagai berikut: 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Desain Lantai Pada beberapa tarian, terutama tari kelompok, para penari membentuk posisi tertentu dalam tarian. Ada sebuah tari yang jika diamati, posisi penari membuat bentuk atau formasi tertentu. Bentuk atau formasi tertentu yang dibuat penari dalam sebuah tari dinamakan desain lantai. Desain lantai atau floor design ialah garis-garis di lantai yang dibentuk oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang terbentuk oleh formasi penari kelompok, secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal.
Ada beberapa macam desain lantai pada tarian, antara lain :
1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. 2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
2
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. 4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran. Desain lantai dibuat untuk memperindah pertunjukan karya tari. Oleh karena itu dalam pembuatan pola lantai harus memperhatikan beberapa hal, antara lain bentuk desain lantai, maksud atau makna pola lantai, jumlah penari, ruangan atau tempat pertunjukan, dan gerak tari. Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai. Ada dua jenis desain garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pada desain garis lurus memberikan kesan lembut tetapi juga lemah. Garis-garis mendatar memberikan kesan istirahat, sedangkan garis-garis yang tegak lurus memberi kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat. Desain-desain garis tersebut di atas, tidak hanya dapat dibuat dengan garisgaris tubuh dan tanganserta kaki penari , tetapi dapat juga dibentuk dari jejak atau garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis di lantai yang ditinggalkan oleh penari. Desain lantai juga dapat menggunakan properti yang digunakan oleh penari baik jenis penyajian tari tunggal, berpasangan maupun kelompok. Beberapa contoh Desain lantai : 1. Pola lantai yang dipergunakan dalam tari Piring adalah garis lengkung dan membentuk lingkaran. 2. Tari Saman dengan menggunakan pola lantai garis lurus. 3. Pada tari Pendet menggunakan pola lantai garis lengkung. 4. Tari Kecak dengan pola lantai garis lengkung dan membentuk lingkaran. 2.2 Music Musik merupakan denyut nadi dalam sebuah tarian. Musik dan tari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dengan adanya musik dapat mengatur tempo dalam satu gerakan, memberikan suasana dalam tarian baik suasana sedih, gembira, tegang ataupun marah. Musik sebagai pengiring tari membantu menghidupkan tari dalam hal irama, tema, dan penjiwaannya. Musik
3
untuk iringan tari dapat dikreasikan dalam berbagai jenis musik yang disesuaikan dengan bentuk, gerak, dan tema tari. Iringan musik tari dapat pula menggunakan alat non musik seperti benda apapun yang menhasilkan suara yang berfungsi untuk mengiringi gerakan tari. Walaupun musik berfungsi hanya sebagai pengiring atau membantu mengekspresikan (penjiwaan) tari, tidak berarti keberadaannya tidak penting, karena dalam praktik persembahannya perpaduan antara musik dan tari itu sangat erat. Oha Graha mengungkapkan beberapa fungsi musik dalam tari diantaranya adalah ( 1997 : 44 ) 1. Memberi irama (membantu mengatur waktu) Kita kenal bahwa tari itu terdiri dari gerak-gerak yang berirama, mengatur atau menentukan irama, sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama dalam tari yaitu pengatur waktu (tempo) cepat dan lambatnya dari suatu rangkaian gerak, dan perlu saling mengisi dan saling mengiringi. 2. Memberi ilustrasi atau gambaran suasana Dalam tari, suasana atau ilustrasi sangat erat hubungannya dengan watak penari, terutama pada tari tradisional yang sangat memerlukan berbagai suasana. Adapun watak dalam suasana tari antara lain watak luguh/ halus, watak lenyap/ ganjen, dan gagah. 3. Membantu mempertegas ekspresi gerak Dalam tarian sudah tentu mempunyai tekanan-tekanan gerak yang diatur oleh tenaga. Mempertegas ekspresi gerak akan lebih sempurana di iringi atau di pertegas oleh hentakan instrumen musik sebagai pengiring tari. 4. Rangsangan bagi penari Sudarsono mengatakan elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, Maka elemen dasar dari musik adalah nada Ritme dan Melodi. Sejak zaman prasejarah sampai sekarang dapat dikatakan dimana ada tari disitu pasti ada musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring, tetapi musik adalah patner tari yang tidak boleh ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang selaras sehingga dapat membantu mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan gambaran dalam ekspresi
4
suatu gerak (1997 : 46). Music mampu memberi semangat kepada penari bila musiknya sesuai dengan tariannya. Music juga dapat membantu mengingatkan penari ketika penari lupa dengan gerakannya, dengan musik penari dapat melahirkan gerakan improvisasi. Music sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yakni music internal dan music eksternal : a. Music Internal Music internal adalah music yang yang dibangun atau dihasilkan dari diri penari itu sendiri. Misalnya tepukan tangan, teriakan, hentakan kaki, atau dengan vocal (acaapella). Karakteristik iringan jenis ini memang unikdan memiliki daya tarik khusus. Daya tarik itu pada pola dinamika yang dapat dibangun berdasarkan kehendak si penari tanpa harus menunggu ritme yang baku. Peralihan musik iringan secara internal ini pun sangat fleksibel diterapkan untuk mengiringi tari dari berbagai jenis. Keleluasaan
penggunaan
muusic
internal
ini
dapat
pula
untuk
menumbuhkan kreativitas ungkapan gerak yang disesuaikan dengan sumber bunyi dari anggota tubuuh manusia. Tepukan tangan dengan satu ketukan, dua, tiga, atau secara selang-seling adalah salah satubentuk iringan internal yang dapat untuk mengiringi tarian. Penggunaan music internal dapat kita jumpai pada tari Saman Aceh dan tari Kecak Bali. b. Music Eksternal Iringan tari secara eksternal memang diciptakan khusus dengan alat tertentu (instrumen). Music iringan eksternal dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu music eksternal yang melodis dan non melodis. Musik eksternal yang melodis pada umumnya menggunakan instrumen-instrumen melodis. Contohnya Calung (Banyumas) dan Talempong (Padang). Sedangkan musik eksternal non melodis biasanya menggunakan instrumeninstrumen non melodisseperti kendang dan kecek. Munculnya music secara eksernal non melodis ini dapat pula dijadikan inpsirasi menciptakan gerak baru dalam tari. Berdasarkan jenis instrumennya, music eksternal dapat dikategorikan menjadi instrumen gesek, instrumen petik, instrumen tiup dan instrumen
5
perkusi. Dari berbagai jenis instrumen music, masing-masingmemiliki karakteristik yang berbeda yang secara umum perbedaan karakteristik tersebut berfungsi untuk : 1) Memberi suasana adegan tari 2) Memberi tekanan pada gerak tari 3) Menentukan ritme atau dinamika dalam ungkapan gerak
6
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
8